Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP

KEPATUHAN MELAKSANAKAN ANTE NATAL


CARE (ANC) DI RSI PEKAJANGAN
HALAMAN JUDUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyeleseikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh :

ADDINA NOVIANA
J 500 140 104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP


KEPATUHAN MELAKSANAKAN ANTE NATAL
CARE (ANC) DI RSI PEKAJANGAN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

ADDINA NOVIANA
J500140104

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Supanji Raharja Sp.O.G (K)


NIK. 110.1642

i
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP
KEPATUHAN MELAKSANAKAN ANTE NATAL
CARE (ANC) DI RSI PEKAJANGAN
OLEH :
ADDINA NOVIANA
J500140104

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


dan Pembimbing Utama Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 16 Januari 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Dr. Anika Candrasari, M.Kes (.......................)


(Ketua Dewan Penguji)
2. Dr. Yusuf Alam Romadhon, M. Kes (.......................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Supanji Raharja, Sp.OG (K) (.......................)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

Prof.Dr.dr. EM Sutrisna, M.Kes


NIK. 919

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain kecuali dalam naskah ini disebutkan
dalam pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka
akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 12 Januari 2018


Penulis,

Addina Noviana
J500140104

iii
HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL TERHADAP
KEPATUHAN MELAKSANAKAN ANTE NATAL CARE (ANC) DI RSI
PEKAJANGAN

ABSTRAK

Salah satu cara untuk mengatasi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB) adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan atau ante natal care
(ANC). ANC adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum proses bersalin
berlangsung agar baik ibu bayinya selamat. Melalui ANC, kita bisa mendeteksi lebih
dini bila ada gangguan sehingga ibu dan bayi bisa dirawat sejak dini. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana hubungan usia dan tingkat
pendidikan terhadap kepatuhan melaksanakan ANC pada ibu hamil di RSI Pekajangan.
Penelitian ini menggunakan desain case-control. Sebanyak 100 data ibu hamil di RSI
Pekajangan diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil yang didapatkan dari 100
data yang ada, 81 ibu dengan usia 20-35 tahun, dan 38 ibu dengan pendidikan rendah.
Dari hasil chi square nilai p value untuk usia 0,130, dan untuk tingkat pendidikan
0,007. Sehingga kesimpulannya tidak terdapat hubungan usia ibu hamil terhadap
kepatuhan ANC di RSI Pekajangan, tetapi terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu
hamil terhadap kepatuhan ANC di RSI Pekajangan.
Kata Kunci: ANC, Usia, Tingkat Pendidikan

ABSTRACT

One of the strategies to overcome Maternal Mortality Rate and Neonatal


Mortality Rate is to carry out complete pregnancy check up examination or Ante Natal
Care (ANC). ANC is a caring which given to all pregnant woman before birth for
achieving best result for the mother and baby. With ANC, we could detect some
pregnancy anomalies and make the intervention will be given sooner. This research
purposed to analyze the association between age and educational degree towards
pregnant woman obedience in doing complete ANC at Pekajangan's Islamic Hospital.
An observational analytic design with utilization of case control as an approach was
conducted is this research. Sample used were 100 pregnant woman at Pekajangan's
Islamic Hospital with purposive sampling technique. From 100 individuals, the
majority of them are 20-35 age woman, and group of low educational degree. Chi
square results, the P value for age aspect is 0,130, and 0,007 for education aspect.
Therefore, the conclusion is no correlation between the age of pregnant woman wih
their obedience in doing complete ANC at Pekajangan's Islamic Hospital, nevertless
there was an association between educational degree of the pregnant woman with their
obedience in doing complete ANC.

1
Keywords: ANC, Age, Educational Degree

1. PENDAHULUAN
Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan kualitas pelayan obstreti dan
ginekologi, bisa dilihat dari penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan target dari kemenkes, untuk Millenium
Development Goals Indonesia, AKI 102 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup,
dan AKB 20 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Penyebab dari AKI dan AKB
sendiri bisa karena perdarahan, pre/eklamsia, partus lama, abortus, dan infeksi
(Kemenkes RI & WHO, 2013).
AKI dan AKB ini bisa diturunkan dengan program dari kementrian kesehatan
yang dikeluarkan pada tahun 2012, yaitu Expanding Maternal and Neonatal
Survival (EMAS). Salah satunya dengan cara melakukan ante natal care (ANC).
Penilaiannya sendiri dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan
K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama
kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit
empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah
sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun (Kemenskes
RI, 2016).
Cakupan K1 pada tahun 2015 di Indonesia sendiri sebesar 95,75%, dan untuk
cakupan K4 87,48%. Untuk keseluruhan wilayah yang ada di Indonesia bila dirata-
rata ternyata masih banyak ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya sesuai
standar yang diberikan Kemenkes. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan untuk melaksanakan ANC. Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2015, K1 di Kabupaten Pekalongan sebesar 95,47%, sedangkan untuk
K4 sebesar 95,11%.
Melihat cukup tingginya kunjungan K1 dan K4 di Kabupaten Pekalongan,
maka perlu dicari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi. Faktor yang akan

2
diteliti adalah usia dan tingkat pendidikan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara usia dan tingkat pendidikan terhadap
tingkat kepatuhan ANC di RSI Pekajangan.
2. METODE
Penelitian ini dengan menggunakan desain penelitian observasi analitik,
dengan pendekatan case control dengan melihat bagaimana faktor risiko
retrospective. Jumlah total sampel yang dibutuhkan ada 100 data ibu hamil, yang
diambil dengan teknik purposive sampling. Data didapatkan dari rekam medis ibu
hamil yang melakukan rawat jalan atau rawat inap di RSI Pekajangan pada bulan
September-November 2017.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil penelitian yang dilakukan pada November 2017 menunjukkan ,
tidak terdapat hubungan usia ibu hamil terhadap kepatuhan ANC di RSI
Pekajangan, tetapi terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu hamil terhadap
kepatuhan ANC di RSI Pekajangan. Berikut tabel hasil penelitian:
1) Kepatuhan ANC
Tabel 4.1 Distribusi Kepatuhan
Kepatuhan ANC Jumlah Persentase (%)
Patuh 50 50
Tidak Patuh 50 50
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan jumlah masing-masing kelompok
telah memenuhi syarat minimal besar sampel yakni 47 sampel untuk setiap
kelompok yang telah dihitung dengan menggunakan rumus. Sehingga
jumlah sampel tersebut dianggap sudah mewakili setiap populasi untuk
dilakukannya penelitian.

2) Usia

3
Tabel 4.2 Distribusi Usia
Usia Usia Jumlah Persentase (%)
Berisiko < 20 tahun 2 2
> 35 tahun 17 17
Tidak Berisiko 20-35 tahun 81 81
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan jumlah terbanyak adalah ibu-ibu
yang berusia 20-35 tahun sebesar 81 pasien, kemudian usia > 35 tahun
sebanyak 17 pasien, dan < 20 tahun sebanyak 2 pasien.
3) Tingkat pendidikan
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
Rendah 38 38
Sedang 25 25
Tinggi 37 37
Total 100 100
Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan jumlah terbanyak adalah ibu-ibu
yang berpendidikan dasar sebanyak 38 pasien, pendidikan menengah 25
pasien, dan pendidikan tinggai sebanyak 37 pasien.
4) Analisis Data Hubungan Usia dan Tingkat Pendidikan terhadap ANC
Tabel 4.4 Analisis Bivariat Usia
Kepatuhan ANC
Usia Tidak Total P OR
Patuh
Patuh
Berisiko Jumlah 13 6 19
(< 20 tahun, > % 26 12 19
35 tahun)
Tidak Jumlah 37 44 81
0,074 2,577
Berisiko (20- % 74 88 81
35 tahun)
Jumlah 50 50 100
Total
% 100 100 100

4
Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan jumlah terbanyak untuk ibu hamil
yang patuh ada pada kelompok usia tidak berisiko yaitu 44 sampel dan
jumlah yang tidak patuh juga ada pada kelompok usia tidak berisiko
sebanyak 37 sampel.
Tabel 4.5 Hasil Bivariat Pendidikan
Kepatuhan ANC
Pendidikan Tidak Total P OR
Patuh
Patuh
Rendah
Jumlah 38 25 63
(SD, SMP, SMA,
% 76 50 63
sederajat)
Tinggi
Jumlah 12 25 37 0,007 3,167
(perguruan
% 24 50 37
tinggi)
Jumlah 50 50 100
Total
% 100 100 100
Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan jumlah yang sama untuk ibu hamil
yang patuh melaksanakan ANC pada kelompok rendah dan tinggi, yaitu
sebanyak 25 sampel. Namun untuk ibu hamil yang tidak patuh terbanyak
pada kelompok ibu dengan pendidikan rendah yaitu 38 sampel.
3.2 Pembahasan
Dari hasil analisis, usia ibu hamil tidak memiliki makna statistik karena
p > 0,05 (p value 0,130), sehingga tidak terdapat hubungan antara usia ibu hamil
terhadap kepatuhan melaksanakan ANC di RSI Pekajangan. Dari odd ratio
yang didapatkan, ibu hamil dengan usia berisiko memiliki risiko 2,5 kali lebih
besar untuk tidak patuh dibandingkan dengan ibu hamil dengan usia tidak
berisiko. Untuk hasil analisis tingkat pendidikan ibu hamil memiliki makna
statistik karena p < 0,05 (p value 0,007), sehingga terdapat hubungan antara
tingkat pendidikan ibu hamil terhadap kepatuhan melaksanakan ANC di RSI
Pekajangan. Ibu hamil dengan pendidikan rendah, berdasarkan odd ratio yang
didapat, memiliki 3,6 kali berisiko untuk tidak patuh daripada ibu hamil dengan
pendidikan tinggi.

5
Untuk hasil penelitian variabel usia sejalan dengan yang dilakukan oleh
Wulandari (2014-2015), Deo (2015) dan Siregar (2013), tetapi tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Putri dkk (2015) dan Irianti (2017).
Selanjutnya untuk hasil penelitian variabel tingkat pendidikan ini sejalan
dengan Wulandari (2014), Irianti (2017), dan Sulistiyanti (2016), yang
mengatakan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu
dengan kepatuhan ANC.
Secara teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo pada Irianti (2017),
semakin bertambah usia ibu, semakin bertambah pula tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang dalam berpikir dan bekerja. Namun faktor usia bukanlah
faktor satu-satunya yang berhubungan dengan kepatuhan. Meskipun usia ibu
bertambah, namun apabila tidak diikuti dengan kenaikan tingkat pendidikan
hanya akan membuat ibu semakin kesulitan memperoleh informasi. Ibu yang
berpendidikan rendah akan bersikap lebih acuh dan tidak memahami
pentingnya memeriksakan kehamilannya.
Hasil penelitian Irianti (2014) dan Wulandari (2015), menyatakan
semakin tinggi pendidikan ibu, maka semakin mudah ibu mendapatkan
informasi. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung lebih
tertutup dan lebih sulit dalam hal pengambilan keputusan, akibatnya bila ada
informasi baru, proses penerimaannya lebih lambat (Albery & Munafo, 2011).
Orang dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan mudah menerima
suatu perubahan, dan lebih terbuka akan adanya informasi. Keterbukaan ini
akan membuat ibu lebih mudah mencari informasi melalui banyak media.
Dengan mendapatkan informasi yang lebih banyak, ibu akan bisa menilai
apakah persepsi yang dimiliki benar atau salah. Salah satu contoh persepsi ibu
yang sering terjadi yaitu datang periksa bila ada keluhan saja.
Terdapat faktor lain yang bisa mempengaruhi ibu dalam hal kepatuhan
melaksanakan ANC. Penelitian yang dilakukan Wulandari (2015), faktor lain
yang bisa mempengaruhi salah satunya sikap petugas kesehatan. Dikatakan
bahwa sikap yang ramah dan akrab akan membangun hubungan saling percaya

6
antara ibu dengan petugas sehingga pemeriksaan akan berjalan dengan lebih
baik. Petugas juga sebaiknya memberikan informasi mengenai pentingnya
pemeriksaan kehamilan yang akan membuat pengetahuan ibu meningkat.
Selain sikap petugas, faktor kepribadian ibu pun bisa diperhitungkan.
Kepribadian dibentuk karena adanya didikan sejak lahir. Kepribadian ini akan
mempengaruhi kedewasaan seseorang. Meskipun usianya < 20 tahun, bila
sudah memiliki rasa tanggung jawab yang lebih, maka ibu sendiri juga akan
lebih memelihara kesehatannya dengan salah satunya rajin memeriksakan
kehamilannya (Wulandari & Ariesta, 2014-2015; Siregar, 2013).
Selain faktor usia, tingkat pendidikan, sikap petugas, dan kepribadian,
masih ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi. Faktor pendidikan suami
contohnya, dimana memiliki p value 0,007 pada penelitian yang dilakukan oleh
Deo (2015). Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan suami berperan
penting, karena ketika suami memiliki pendidikan yang tinggi, informasi akan
lebih mudah didapat. Sehingga berdampak pada dukungan yang diberikan.
Ketika suami mengerti akan pentingnya pemeriksaan kesehatan, maka suami
akan mendukung istrinya untuk melakukan ANC rutin sesuai dengan anjuran
(Deo, et al., 2015).
Faktor lingkungan, sosial, gaya hidup dan ekonomi juga bisa menjadi
faktor yang mempengaruhi, karena bila hal tersebut semakin baik, maka akan
membantu ibu untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat. Faktor ekonomi
berperan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan, seperti
makanan sehat untuk ibu hamil, persiapan kelahiran, biaya pemeriksaan, sarana
transportasi menuju tempat pemeriksaan (Lumempouw, et al., 2016). Faktor
perilaku juga memberikan pengaruh terhadap kepatuhan. Perilaku yang terjadi
karena adanya pengetahuan akan lebih awet daripada perilaku yang terjadi
tanpa adanya pengetahuan (Candrasari, et al., 2017).
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tidak terdapat hubungan usia ibu
hamil terhadap kepatuhan ANC di RSI Pekajangan, tetapi terdapat hubungan tingkat

7
pendidikan ibu hamil terhadap kepatuhan ANC di RSI Pekajangan. Dengan usia
terbanyak pada kelompok 20-35 tahun, dan pendidikan pada kelompok ibu hamil
dengan pendidikan rendah. Saran dari peneliti, agar ada penelitian lanjutan, dimana
menggunakan data primer dan menambah variabel lain. Diharapkan adanya kerja
sama baik dari tenaga medis maupun keluarga ibu sehingga ibu-ibu hamil teratur
dalam melakukan kunjungan antenatal care (ANC) untuk memantau keadaan dan
perkembangan janin sehingga bisa menurunkan risiko bagi ibu dan bayi.
PERSANTUNAN
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada: Prof. Dr.
dr. EM Sutrisna, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta, segenap dosen dan staff Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta, segenap pihak yang terkait di tempat penelitian Rumah
Sakit Islam Pekajangan yang telah memberi izin dan membantu penulis dalam
menyeleseikan skripsi, seluruh keluarga penulis yang terus mendoakan serta teman-
teman mahasiswa progdi Pendidikan Dokter angkatan 2014 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta yang selalu memberikan dukungan.
DAFTAR PUSTAKA
Albery, I. P. & Munafo, M., 2011. Psikologi Kesehatan Panduan Lengkap dan
Komprehensif Bagi Studi Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Palmall.
Candrasari, A., Ichsan, B., Dasuki, M. S. & Romadhon, Y. A., 2017. Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Keluarga. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Deo, K. K. et al., 2015. Barriers to Utilization of Antenatal Care Services in Eastern
Nepal. Frontiers in Public Health, Volume 3, p. 197.
Dorland, 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
Dorland, W. A. N., 2014. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGC.
Irianti, S., 2017. Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli
Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Faletehan Health Journal,
Volume 4.
Kemenkes RI, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: KemenKes RI.

8
Kemenkes RI & WHO, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kemenskes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kemenkes RI.
Lumempouw, V. J., Kundre, R. M. & Bataha, Y., 2016. Hubungan Faktor Sosial
Ekonomi Ibu Hamil dengan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal Care di
Puskesmas Ranotana Weru Kecamatan Wane Kota Manado. E Journal Kep,
Volume 4.
Prawirohardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Putri, S. D. K., Christiani, N. & Nirmasari, C., 2015. Hubungan Usia Ibu Hamil dengan
Kepatuhan ANC di Puskesmas Suruh Kabupaten Semarang. Jurnal
Keperawatan Maternitas, Mei, Volume 3, pp. 33-41.
Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Jakarta: Sagung Seto.
Siregar, N., 2013. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan ANC di
Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012,
Tesis.
Sulistiyanti, A., 2016. Hubungan Usia dan Pendidikan Ibu Hamil Risiko Tinggi dengan
Kepatuhan Antenatal Care.
Surya, I. G. P., Karkata, M. K. & Suwardewa, T. G. A., 2015. Panduan Pelayanan Ante
Natal Terfokus. Denpasar: HKFM.
Tim Penyusun, 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Jakarta
Tombokan, S. G., Purwandari, A. & Tando, N. M., 2016. Asuhan Kebidanan
Komunitas. Bogor: In Media.
Wagiyo, N. & Putrono, 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intanatal, dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Wiknjosastro, G., Affandi, B. & Waspodo, D., 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

9
Wulandari, E. C. & Ariesta, R., 2014-2015. Hubungan Pendidikan dan Umur Ibu Hamil
Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan (K4). Jurnal Obstretika Scientia,
Volume 2.

10

Anda mungkin juga menyukai