Anda di halaman 1dari 5

STAINLESS STEEL

FERRITIC STAINLESS STEEL

IVAN RAMADHAN ARIFIN


2115100152
Ferritic Stainless Steel

Stainless Steel adalah material yang sekarang banyak digunakan dalam perindustrian.
Mulai dari peralatan rumah, kendaraan, hingga alat berat banyak menggunakan material
dari stainless steel. Stainless steel dipilih karena memiliki banyak keunggulan
dibandingkan dengan material lainnya. Diantaranya memiliki ketahanan yang baik
terhadap karat, lebih kuat, tahan terhadap suhu ekstrem, mudah dibuat, dan lain-lain.

Salah satu contoh dari stainless steel yang dapat ditemukan adalah Ferritic Stainless
Steel. Namun ferritic stainless steel tidak begitu populer jika dibandingkan dengan
austenitic stainless steel, bahkan dibandingkan dengan duplex stainless steel masih
kalah populer. Beberapa alasan yang membuat hal tersebut adalah austenitic stainless
steel lebih tahan terhadap korosi, lebih mudah untuk difabrikasi, lebih mudah dilas,
lebih mudah diberi perlakuan panas, lebih mudah untuk permesinan, dan lain-lain.
Ferritic stainless steel juga mengalami keretakan setelah dipotong atau dipermesinan
hingga sampai setengah dari ketebalan material tersebut. Berbeda dengan austenitic
stainless steel yang bisa dipenetrasi lebih dalam sebelum mengalami keretakan.

Properti dari kedua austenitic dan ferritic stainless steel ini dapat dijadikan menjadi
satu. Keunikan dari kedua properti tersebut dimiliki oleh duplex stainless steel. Karena
duplex stainless steel merupakan kombinasi dari austenitic dan ferritic stainless steel.
Sehingga duplex stainless steel ini memiliki kekuatan yang lebih tanpa mengurangi
daya tahannya terhadap korosi. Duplex stainless steel banyak digunakan dalam industri
perairan seperti kapal, offshore, dan lingkungan lain yang membutuhkan kekuatan dan
ketahanan terhadap korosi.

Ferritic stainless steel memiliki harga yang lebih murah dibandingkan austenitic dan
duplex. Karena pada ferritic kandungan nickelnya sangat sedikit, bahkan ada yang tidak
mengandung nickel. Bahkan dengan tidak adanya nickel, membuat harga dari ferritic ini
jauh lebih stabil di pasaran, karena nickel merupakan alloying elements yang paling
mahal. Namun ferritic stainless steel juga lebih mudah dibersihkan karena memiliki
kandungan chromium yang tinggi. Penggunaan dari ferritic stainless steel biasanya
digunakan dalam industri otomotif, seperti pada sistem pembuangan. Tetapi ferritic
stainless steel tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas bahkan dapat terjadi
crack pada HAZ (Heat Affected Zone). Material ini juga biasa digunakan pada peralatan
dapur dan alat-alat perindustrian.

Jika dibandingkan dengan austenitic stainless steel, yang memiliki struktur butir face-
centered cubic (FCC), ferritic stainless steel memiliki struktur butir body-centered
cubic (BCC). Struktur butirnya terdiri dari alpha iron sehingga memberikan ferritic
stainless steel sifat kemagnetannya.

Terdapat dua tipe utama dari tingkat ferritic dalam profil struktural stainless steel. Yaitu
tipe 409 dan 410s. Kedua tipe dari ferritic tersebut dapat dilas laser.

Tipe 409 adalah ferritic stainless steel yang telah distabilkan. Maksudnya, titanium dan
chromium menstabilkannya, dengan kandungan chromium paling sedikit sebanyak
sebelas persen yang dibutuhkan untuk permukaan pasif sehingga memberikan stainless
steel kemampuan untuk tahan terhadap korosi. Aplikasi utama dari 409 stainless adalah
ketika perlindungan korosi dan oksidasi harus melebihi carbon steel. Tipe 409 memiliki
kekuatan cukup kuat, kemampuan untuk dibentuk dan kemampuan dilas yang baik,
tetapi tidak memiliki tampilan permukaan yang rata. Karena hal ini, banyak orang
menggunakan tipe 409 dalam aplikasi dimana permukaan tidak menjadi hal yang
keritis, seperti pada sistem pembuangan dalam otomotif. Dalam industri tipe 409 juga
biasa digunakan dalam pembangkit, heat exchanger, dan peralatan pertanian.

Tipe 410S adalah ferritic stainless steel yang merupakan variasi karbon rendah dari
ferritic tipe 410 stainless steel. Karena memiliki kadar karbon yang rendah dan
penambahan dari titanium dan/atau columbium, paduan ini meminimalisir terbentuknya
austeniten pada suhu yang lebih tinggi. Hal tersebut juga mencegah terjadinya keretakan
dan pengerasan pada saat proses pengelasan. Tipe 410S ini tidak bisa dikeraskan dengan
perlakuan panas tapi dapat dilas. Paduan ini juga memiliki ketahanan dari oksidasi yang
baik. Beberapa industri yang menggunakan tipe 410S ini seperti sistem pembuangan
pada otomotif, oil and gas, thermal processing, dan lain-lain.
Penggunaan stainless steel, baik itu ferritic, austenitic, duplex, ataupun yang lainnya,
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan cost yang dikeluarkan. Jika produk yang
dibuat tidak memerlukan kekuatan yang lebih ataupun ketahanan korosi yang lebih,
maka sebaiknya menggunakan ferritic stainless steel saja, karena harganya yang
cenderung lebih murah dibandingkan dengan yang lainnya karena kandungan nickelnya
yang sedikit, atau bahkan tidak ada. Tetapi apabila memerlukan produk yang lebih kuat
dan ketahanan terhadap korosi pula, dapat menggunakan duplex stainless steel. Karena
seperti yang diketahui, duplex stainless steel memiliki kekuatan yang lebih serta
ketahanan terhadap korosi yang baik karena campuran dari austenitic dan ferritic.
Sehingga duplex biasa digunakan dalam pembuatan kapal dan produk yang digunakan
offshore.

Pemilihan material tentunya memiliki banyak pertimbangan, yaitu harga, masa pakai,
kemampuan untuk dilas, kemampuan untuk dibentuk, dan lain-lain. Material yang
biasanya digunakan juga dapat didaur ulang agar limbah tidak begitu banyak, serta juga
mempertimbangkan masalah kesehatan dimana material tidak memakai zat karsiongen
dalam pembuatannya
DAFTAR PUSTAKA

Paul. 2015. Austenitic vs Ferritic Stainless Steel: Their Preferred Uses. (Online).
Tersedia: http://www.westernstainless.com.au/austenitic-vs-ferritic-stainless-steel-
preferred-uses/

Bell, Terence. 2017. Metal Alloy Profile: Ferritic Stainless Steel. (Online). Tersedia:
https://www.thebalance.com/metal-profile-ferritic-stainless-steel-2340133

Seitovirta, Mika. 2013. Handbook of Stainless Steel. Swedia: Avesta Research Centre

Anda mungkin juga menyukai