Anda di halaman 1dari 13

PANEN DAN PASCA PANEN

MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Dasar Budidaya Tanaman

Kelompok 7 :

1. Ina Yunita 105040201111158

2. Sonia Tambunan 105040201111171

3. Dony Eko Prasetyawan 105040201111172

4. Rizki Eka Fitriani F. 105040201111173

5. Anggi Widowati 105040207111005

6. Firdausi Indah Lestari 105040213111057

7. Mauidzotussyarifah 105040213111059

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdullilah, dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami
panjatkan kepada kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
hidayahNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “ MAKALAH DASAR
BUDIDAYA TANAMAN PANEN DAN PASCA PANEN”

Shalawat serta salam kami tunjukan kapada Rasul kita Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama rahmatan lil „alamin agama islam.

Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari
semua pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat terselesai dengan baik.
Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua terlebih – lebih bagi
kelompok kami yang mengerjakan makalah ini.

Karena keterbatasankami, makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan
kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaanya. Akhirnya, cukup itu dari kami kurang
lebihnya kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Mei 2011

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Panen ................................................................................................................. 3
2.2 Pengertian Pasca Panen ....................................................................................................... 3
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 4
3.1 Hal Utama yang Perlu Diperhatikan pada Pemanenan ........................................................ 4
3.2 Penanganan Panen yang Baik.............................................................................................. 4
3.3 Penanganan Segera Setelah Panen ...................................................................................... 5
3.4 Penanganan Pasca Panen ..................................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................ 7
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari
lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam
dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Namun demikian, istilah ini memiliki
arti yang lebih luas, karena dapat dipakai pula dalam budidaya ikan atau berbagai
jenis objek usaha tani lainnya, seperti jamur, udang, atau alga/gulma laut.Secara
kultural, panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan
festival dan perayaan lain.

Panen pada masa kini dapat dilakukan dengan mesin pemanen seperti combine
harvester, tetapi dalam budidaya yang masih tradisional atau setengah trandisional
orang masih menggunakan sabit atau bahkan ani-ani. Alat pemanen lain yang tidak
dikenal di Indonesia adalah scythe dan reaper. Panen tanpa mesin merupakan salah
satu pekerjaan dalam budidaya yang paling memakan banyak tenaga kerja. Kegiatan
ini dapat langsung diikuti dengan proses pascapanen atau pengeringan terlebih
dahulu.

Kegiatan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan mutu produk segar


agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan losses atau kehilangan
karena penyusutan da kerusakan, memperpanjang daya simpan dan meningkatkan
nilai ekonomis hasil pertanian. Diperkirakan, kehilangan hasil buah/sayuran masih
relatif tinggi melebihi 20%.

Kegiatan penanganan pascapanen umumnya masih belum cukup baik


dilakukan oleh petani, packing house (rumah kemasan) ,aupum pedagang. Saat ini
kegiatan pascapanen ditingkat petani umumnya dilakukan secara tradisional, dengan
alat yang sederhana.

Oleh karena itu, pengelolaan tanaman secara terpadu disertai perkembangan


teknologi, pemanenan dan penanganan pascapanen merupakan salah satu unsur
yang diperlukan untuk mencapai mutu produk yang baik.
1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui dan memahami definisi Panen

 Untuk mengetahui dan memahami hal utama dalam pemanenan

 Untuk mengetahui dan memahami penanganan Panen yang baik

 Untuk mengetahui dan memahami penanganan segera setelah Panen

 Untuk mengetahui dan memahami definisi Pascapanen

 Untuk mengetahui dan memahami penanganan Pascapanen


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Panen


Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam),
tapi merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk
penyimpanan dan pemasaran. Komoditas yang di panen tersebut selanjutnya akan
melalui jalur-jalur tataniaga, sampai berada di tangan konsumen. Panjang pendeknya
jalur tataniaga tersebut menentukan tindakan panen dan pascapanen yang bagaimana
yang sebaliknya dilakukan. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah
mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat,
dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang
“rendah”.

2.2 Pengertian Pasca Panen


Definisi pascapanen menurut pasal 31 UU No.12/1992, adalah “suatu
kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan, pengemasan,
penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil budidaya pertanian”.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Hal Utama yang Perlu Diperhatikan pada Pemanenan


Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu
diperhatikan pada pemanenan, yaitu :

a. Menentukan waktu panen yang tepat, yaitu menentukan “kematangan” yang tepat
dan saat panen yang sesuai, dapat dilakuakan berbagai cara, yaitu :

 Cara visual/penampakan : misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah,


ukuran, perubahan bagian tanaman seprti daun mengering dll.

 Cara Fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah
dipetik, dll.

 Cara Komputasi : misal menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur
buah dari mulai bunga mekar.

 Cara Kimia : misal melakukan pengukuran/analisi kandungan zat atau


senyawa yang ada dalam komoditas, seperti : kadar gula, kadar tepung, kadar
asam, aroma, dll.

b. Melakukan penanganan panen yang baik, yaitu menekan kerusakan yang dapat
terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu
diperhitungkan, disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat
mungkin) dan dengan biaya yang rendah.

3.2 Penanganan Panen yang Baik


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan panen :

1. Lakukan persiapan panen dengaan baik. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan,


tempat penampungan hasil dan wadan-wadan panen, serta pemanen yang terampil
dan tidak ceroboh.

2. Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara


hati-hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat bantu
yang sesuai. Misal tomat dan cabai dipetik dengan tangan, baawang merah dicabut
dan pada kentang tanah disekitaar tanaman dibongkar dengan menggunakan
cangkul dan umbi dikeluarkan dari dalam tanah. Hindari kerusakan atau luka pada
umbi saat pembongkaran tanah.

3. Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen


Misal tomat dipanen tanpa tangkai untuk menghindari luka yang dapaat terjadi
karena tangkai buah yang mengering menusuk buah yang ada di atasnya. Cabai
dipetik dengan tangkainya, bawang merah dicabut dengan menyertakan daunya
yang mengering, kentang dipanen umbinya, dilepaskan dari tangkai yang masih
menempel, jagung sayur dipanen berikut kelobotnya.

4. Gunakan tempat atau wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil
panen diatas tanah atau dilantai dan usahankan tidak menumpuk hasil panen tidak
terlalu tinggi.

5. Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak
melakukan pemindahan wadah.

6. Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari buah
atau umbi yang luka, memar, atau yang kena penyakit atau hama, agar kerusakan
tersebut tidak menulari buah atau umbi yang sehat.

3.3 Penanganan Segera Setelah Panen


Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan
segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan menurunkan
kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan lama disimpan.
Perlakuan tersebut antara lain:

1. Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada biji
bijian. Pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama.
Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.
2. Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah.
Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena
sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan
mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama. Bila
fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur renda (sekitar
10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.
3. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe dan
kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai tanah
yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi dibersihkan, telah
itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan kering. Untuk kentang
segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran) ! Curing juga berperan
menutup luka yang terjadi pada saat panen.
4. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan pada
buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan untuk
memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.
5. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah
untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu
dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit yang
terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak
disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan
simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang
pencucian dapat menunda kematangan.
6. Pembersihan ( cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau bend
asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun, tangkai
atau akar yang tidak dikehendaki.
7. Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.

3.4 Penanganan Pasca Panen


1. Grading dan standarisasi

Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi dalam


kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan seterusnya.
Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan grading ini
adalah untuk memberikan nilai lebih ( harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang
lebih baik. Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria ) dari masing-masing
kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan
mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk
kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas persetujuan
antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu atau wilayah /
negara / daerah pemasaran tertentu.

2. Pengepakan/pengemasan/pembungkusan

Keuntungan dari pengemasan yang baik


a. Melindungi komoditas dari kerusakan :
Melindungi dari kerusakan mekanis (gesekan, tekanan, getaran
Melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin
Melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi
Melindungi dari kehilangan (pencurian) : memudahkan pengontrolan
b. Memudahkan penanganan :
Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan
Memberikan kesinambungan dalam penanganan
Mengacu pada standarisasi wadah / kontainer
c. Meningkatkan pelayanan dalam pemasaran :
Praktis untuk konsumen (pengemasan dalam skala kecil)
Lebih menarik
Dapat untuk menyampaikan informasi produk yang dikemas
Penggunaan label dapat menerangkan cara penggunaan dan cara melindungi
produk yang dikemas
d. Mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan:

a. Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka, terjatuh


atau kerusakan lain.
b. Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui sortasi)
c. Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi
d. Container atau wadah dan bahan pengemas lain, juga “pengisi” atau pelindung
harus bersih atau untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastic
transparan dan lain-lain, harus yang baru.
e. Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah precooling . Pengemasan
sebaiknya dilakukan pada tiap grad kualitas secara terpisah.
f. Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk yang dikemas
dan lama penyimpanan/pengangkutan.

3. Penyimpanan (Storage operation)

Tujuan / guna penyimpanan yaitu untuk memperpanjang kegunaan (dalam


beberapa kasus, meningkatkan kualitas), menampung produk yang melimpah,
menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun, membantu dalam pengaturan
pemasaran, meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen, mempertahankan
kualiatas dari komoditas yang disimpan.
Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang dengan cara
sebagai berikut :
1. Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen
2. Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage)
3. Perlakuan kimia (chemical treatment)
4. Perlakuan penyinaran (irradiation)
5. Penyimpanan dingin (refrigeration)

3. Pengangkutan

Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan. Semua


kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan. Faktor
pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
- Fasilitas angkutannya
- Jarak yang ditempuh atau lama perjalanan
- Kondisi jalan dan kondisi lingkungan selama pengangkutan
- Perlakuan “bongkar-muat” yang diterapkan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi
merupakan awal dari pekerjaan pascapanen, yaitu melakukaan persiapan untuk
penyimpanan dan pemasaran. Definisi pascapanen menurut pasal 31 UU No.12/1992,
adalah “suatu kegiatan yang meliputi pembersihan, pengupasan, sortasi, pengawetan,
pengemasan, penyimpanan, standarisasi mutu, dan transportasi hasil budidaya
pertanian”.

Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 2 hal utama yang perlu diperhatikan
pada pemanenan, yaitu : Menentukan waktu panen yang tepat dan melakukan
penanganan panen yang baik. Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan
yang harus dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera,
akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas tidak tahan
lama disimpan. Perlakuan tersebut yaitu Pengeringan (drying), Pendinginan pendahuluan
(precooling), Pemulihan (curing), Pengikatan (bunching), Pencucian (washing). Proses
penanganan pasca panen antara lain : Grading dan standarisasi,
Pengepakan/pengemasan/pembungkusan, Penyimpanan (Storage operation) dan
Pengangkutan
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa, 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Panen. Diakses 1 Mei 2011

Anonymousb, 2011. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-


content/uploads/2009/11/penanganan_pasca_panen_hasil_pertanian.pdf. Diakses 1 Mei 2011

Vademekum Hortikultura,1997, Direktorat Hortikultura, Ditjen Tanaman Pangan dan


Hortikultura.

Kajian Pengelolaan Pasca Panen Hasil Pertanian, 2001, Ditjen Bina Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian dan PT. Danaspoe & CO.

Standar Mutu dan Produk Hortikultura dan Buah-buahan Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI), 2003, Dit. Pengolahan Dan Pemasaran Hortikultura. Ditjen
Bina PPH Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai