Anda di halaman 1dari 23

RESUME

TERMODINAMIKA PADA GAS

Program Studi : Teknik Produksi Minyak dan Gas

Kelas : Produksi II A

Kelompok : III (Tiga)

Anggota :

1. Muhammad Bobi Ermanda (161410050)


2. Surya Adjie Galuh Pangestu (161410066)
3. Yosep Wonley Willem Marcus (161410069)
4. Rahmi Wandi (161410056)
5. Muhammmad Qurais (161410053)
6. Rizaldi Ardiansya Saleh (161410059)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL “Akamigas”

Cepu
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. , Tuhan Yang Maha
Esa , karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan
“Resume Termodinamika” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan resume ini
bertujuan sebagai tugas terstruktur mata kuliah Termodinamika.

Oleh sebab itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :


1. Prof. RY Perry Burhan, M.Sc. selaku Rektor PEM Akamigas.
2. Ir. Bambang Yudho Suranta, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Produksi Minyak dan Gas.
3. Akhmad Sofyan, S.T, M.T selaku dosen mata kuliah Termodinamika.
4. Orang tua, saudara, dan keluarga yang telah mendukung dan memberikan doa
maupun semangat belajar untuk kami.
5. Serta rekan-rekan seperjuangan khususnya Teknik Produksi Minyak dan
Gas/Tingkat II, tahun ajaran 2017/2018.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun diharapkan dapat mengetahui,
memahami serta mampu mengaplikasikan disiplin ilmu termodinamika dalam
kehidupan sehari-hari dan dunia industri. Selain itu, penulis dapat menambah
pengetahuan tentang proses Adiabatik, Hukum Termodinamika I, dan Kapasitas
Kalor.

Akhir kata penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun karena penyusun menyadari bahwa resume ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari sistematika penulisan maupun tata bahasa. Semoga
resume ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun sendiri.

Cepu, Mei 2018

PENYUSUN

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
I. TERMODINAMIKA PADA GAS .................................................................... 3
1.1 Usaha Luar ............................................................................................... 3
1.2 Energi Dalam ............................................................................................ 4
1.3 Proses-proses Termodinamika ................................................................. 5
A. Proses Isobarik ........................................................................................... 5
B. Proses Isotermis ......................................................................................... 5
C. Proses Isokhoris ......................................................................................... 6
D. Proses Adiabatis ......................................................................................... 6
E. Proses Lain dan Gabungan Proses ............................................................. 7
II. PROSES ADIABATIK .................................................................................... 8
2.1 Pengertian Proses Adiabatik ......................................................................... 8
2.2 Persamaan Adiabatik .................................................................................... 8
2.3 Usaha pada Proses Adiabatik ....................................................................... 9
2.4 Ekspansi Adiabatik Bebas dari Suatu Gas.................................................. 11
2.5 Penurunan Rumus Pemanasan dan Pendinginan Adiabatik ....................... 11
III. HUKUM I TERMODINAMIKA.................................................................. 16
IV. KAPASITAS KALOR GAS ......................................................................... 18
4.1 Pengertian Kapasitas Kalor Gas ................................................................. 18
4.2 Konsep Kapasitas Kalor Gas ...................................................................... 18
4.3 Kapasitas Kalor Gas pada Tekanan Tetap (Cp) ......................................... 19
4.4 Kapasitas Kalor Gas pada Volume Tetap (Cv) .......................................... 19
4.5 Kapasitas Kalor Molar (Cm) ...................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

2
I. TERMODINAMIKA PADA GAS

1.1 Usaha Luar

Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan)


atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada
gas yang menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas
tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume
awal V1 menjadi volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil
kali tekanan dengan perubahan volumenya.

W = p∆V= p(V2 – V1)

Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap


perubahan volume yang ditulis sebagai

Tekanan dan volume dapat diplot dalam grafik p – V. jika perubahan


tekanan dan volume gas dinyatakan dalam bentuk grafik p – V, usaha yang
dilakukan gas merupakan luas daerah di bawah grafik p – V. hal ini sesuai dengan
operasi integral yang ekuivalen dengan luas daerah di bawah grafik.

Gambar 1.1 Grafik P-V

3
Gas dikatakan melakukan usaha apabila volume gas bertambah besar (atau
mengembang) dan V2 > V1. sebaliknya, gas dikatakan menerima usaha (atau usaha
dilakukan terhadap gas) apabila volume gas mengecil atau V2 < V1 dan usaha gas
bernilai negatif.

1.2 Energi Dalam

Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi
dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.

Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada
dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik
rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan
suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan
energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di
dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas
dinyatakan sebagai

untuk gas monoatomik: untuk gas diatomik:

Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol


gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah
perubahan suhu gas (dalam kelvin).

4
1.3 Proses-proses Termodinamika
Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan,
volume dan suhunya. Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan
energi dalamnya. Proses-proses yang memiliki sifat-sifat khusus ada empat contoh
seperti berikut.

A. Proses Isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada
garis P – V proses isobarik dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.

Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P – V.
W = P (VB – VA)
Untuk proses isobarik usaha yang dilakukan gas adalah W = PΔV maka hukum
termodinamika pertama menjadi:
Q = ΔU + PΔV

B. Proses Isotermis

Proses isotermis adalah proses perubahan gas dengan suhu tetap.


Perhatikan grafikk pada gambar dibawah. Pada proses ini berlaku hukum Boyle.

5
Pada proses isotermik usaha yang diakukan gas adalah

Karena suhu konstan maka energi dalam sistem juga konstan atau ΔU = 0. Hukum
termodinamika pertama menjadi :

C. Proses Isokhoris

Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada
grafik P.Vdapat digambarkan seperti pada gambar dibawah. Karena volumenya
tetap berarti usaha pada gas ini nol, W = 0.

Pada proses isokorik, usaha yang dilakukan gas adalah nol, maka Q =ΔU. Dengan
demikian semua kalor yang masuk digunakan untuk menaikkan tenaga dalam
sistem.

D. Proses Adiabatis

6
Pada proses isotermis sudah kita ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris,
W = 0. Bagaimana jika terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0. Proses yang
inilah yang dinamakan proses adiabatis.
Berdasarkan hukum I Termodinamika maka proses adiabatis memiliki
sifat dibawah.
Q=0
W = -ΔU

E. Proses lain dan gabungan proses

Proses-proses selain 4 proses ideal diatas dapat terjadi. Untuk


memudahkan penyelesaian dapat digambarkan grafik P – V prosesnya. Dari grafik
tersebut dapat ditentukan usaha proses sama dengan luas kurva dan perubahan
energi dalamnya . Sedangkan gabungan proses adalah gabungan dua proses
adiabatis yang berkelanjutan. Pada gabungan proses ini berlaku hukum pertama
termodinamika secara menyeluruh.

7
II. PROSES ADIABATIK

2.1 Pengertian
n Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah proses yang muncul tanpa perpindahan panas dan
massa antara sistem dan lingkungannya. Proses adiabatik berlangsung dalam
dinding yang diisolasi
solasi dari termal sepenuhnya dan tak dapat ditembus benda. Hal
ini dapat terjadi
rjadi karena sekat tersebut tidak menghantarkan kalor atau prosesnya
berlangsung secara cepat. Oleh karena proses adiabatik merupakan proses yang
tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (gas) ke lingkungan
lingkungan, maka
dapat ditulis ΔQ = 0 . Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan
perubahan energi dalamnya (W
( = ∆U).

Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk


kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan
kelengkungan yang lebih curam.

2.2 Persamaan Adiabatik


Persamaan matematika untuk gas ideal yang mengalami
mengalami proses adiabatik
adalah :

8
Dengan γ merupakan perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap (Cp)
dan kalor jenis gas pada volume tetap (CV). Selanjutnya, perbandingan ini
dinamakan tetapan Laplace.

Untuk gas ideal, , sehingga persamaan adiabatik di atas dapat ditulis


dalam bentuk :

2.3 Usaha pada Proses Adiabatik


Adapun usaha pada proses adiabatik dapat dicari dengan cara sebagai
berikut.

Karena p = CV-γ , maka

karena C = p1 V1γ = p2 V2γ , maka

9
Pada energi dalam gas monoatomik
monoato diketahui bahwa , maka :

Oleh karena itu, usaha yang dilakukan oleh sistem pada proses adiabatik dapat
juga dituliskan :

Gas Ideal (Proses Reversibel)

Untuk substansi
ansi sederhana, pada proses adiabatik dimana volume
meningkat, energi dalam dari substansi harus berkurang. Persamaan matematika
untuk gas ideal yang mengalami proses adiabatik reversibel adalah :

dengan P adalah tekanan, V adalah volume, dan

adalah panas spesifik pada tekanan konstan, adalah panas


spesifik pada volume konstan, adalah indeks adiabatik, dan adalah derajat
kebebasan (3 untuk gas monoatomik, 5 untuk gas diatomik dan senyawa
sederhana, seperti karbon dioksida).

Untuk gas ideal monoatomik, , dan untuk gas diatomik

(seperti nitrogen dan oksigen) .[3] Perhatikan bahwa rumus diatas hanya
berlaku untuk gas ideal
deal klasik dan bukanBose–Einstein
bukan atau gas Fermi
Fermi.

10
Untuk proses adiabatik reversibel, juga berlaku hubungan :

dengan T adalah temperatur absolut. Dapat juga dituliskan

2.4 Ekspansi Adiabatik


Adiabati Bebas dari Suatu Gas
Untuk ekspansi adiabatik bebas dari suatu gas ideal, gas diletakkan dalam
suatu kontainer terisolasi dan mengembang dalam vakum. Karena tidak ada
tekanan luar untuk gas, maka kerja yang dilakukan oleh atau ke sistem adalah nol.
Karenaa tidak ada perubahan panas atau kerja, maka menurut hukum pertama
termodinamika, perubahan energi dalam adalah nol. Untuk gas ideal, temperatur
tetap konstan karena energi dalam hanya bergantung pada temperatur untuk kasus
ini. Pada temperatur konstan, entropi
entropi berbanding lurus dengan volume, sehingga
entropi juga naik, maka proses ini tergolong ireversibel.

2.5 Penurunan Rumus Pemanasan dan Pendinginan Adiabatik

Definisi dari proses adiabatik adalah tidak ada perpindahan panas ke


dalam sistem, . Maka, menurut
enurut hukum pertama termodinamika,

dengan dU adalah perubahan energi dalam sistem dan δW adalah kerja yang
dilakukan oleh sistem. Semua kerja (δW)
( ) yang dilakukan besarnya sala dengan
perubahan energi dalam U karena tidak ada panas δQ yang masuk dari
lingkungan. Kerja tekanan-volume
tekanan δW yang dilakukan oleh sistem didefinisikan

11
Meski begitu, P tidak konstan pada proses adiabatik tapi turut berubah
seiring dengan perubahan V.

Maka perlu diketahui berapa nilai dP dan dV berhubungan satu sama lain.
Untuk gas ideal, energi dalam atau sebuah gas ideal adalah sebagai berikut :

dengan adalah angka


ang derajat kebebasan dibagi2, R adalah konstanta gas
universal, dan n adalah jumlah mol pada sistem.

Turunkan persamaan (3) dan menggunakan hukum gas


ideal, , menghasilkan

Persamaan (4) sering dituliskan sebagai karena .

Substitusi persamaan (2) dan (4) ke persamaan (1) sehingga

gabungkan : :

bagi kedua sisi dengan PV:

Setelah mengintegralkan sisi kiri dan kanan dari sampai V dan dari sampai
P maka menjadi,

12
Eksponenkan kedua sisi, kemudian substitusi dengan , rasio kapasitas
panas

Hilangkan tanda negatif dan didapatkan

Maka:

dan

Penurunan Rumus Diskrit

Perubahan energi dalam sistem, diukur dari keadaan 1 ke keadaan 2, sama dengan

Di waktu yang sama, kerja yang dilakukan oleh perubahan tekanan


tekanan-volume
sebagai hasil proses ini, sama dengan

Karena prosesnya adiabatik, maka persamaan hukum pertama termodinamika


menjadi

Dengan persamaan sebelumnya,

13
Susun ulang persamaan (4) menjadi

Substitusi ke (2)

Diintegralkan

Substitusi ,

Disusun ulang,

Menggunakan persamaan
persamaan gas ideal dan mengasumsikan kuantitas molar konstan,

Dengan rumus,

atau

14
Substitusi ke persamaan sebelumnya untuk ,

Substitusi persamaan ini dan (1) ke (3) menghasilkan

Sederhanakan,

Sederhanakan,

Sederhanakan,

15
III. HUKUM I TERMODINAMIKA

Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya,
jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem
tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam
yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.

Gambar 3.1 Hukum I Termodinamika

Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan


sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam.
Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan
usaha dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum
kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika.

Hukum I Termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum


universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas
sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum
pertama termodinamika ini berbunyi:

16
“Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan
kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.”

Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan
kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh
Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut
'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan
lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai


berikut:

Q = ∆U+W

Dimana :

 Usaha (W) bernilai positif (+) jika sistem melakukan usaha


 Usaha (W) bernilai negatif (-) jika sistem menerima usaha
 Q bernilai negatif jika sistem melepas kalor
 Q bernilai positif jika sistem menerima kalor
 ∆U bernilai positif (+) terjadi penambahan energi dalam
 ∆U bernilai negatif (-) terjadi penurunan energi dalam

17
IV. KAPASITAS KALOR GAS

4.1 Pengertian Kapasitas Kalor Gas


Kapasitas kalor C suatu zat menyatakan "banyaknya kalor Q yang
diperlukan untuk menaikkan suhu zat sebesar 1 kelvin". Pernyataan ini dapat
dituliskan secara matematis sebagai

C = Q/ΔT atau Q = C x ΔT

keterangan:

C= Kapasitas Kalor

Q = Qalor

∆T = Kenaikan Suhu

Kapasitas gas kalor adalah kalor yang diberikan kepada gas untuk
menaikan suhunya dapat dilakukan pada tekanan tetap (proses isobarik) atau
volume tetap (proses isokhorik). Karena itu, ada dua jenis kapasitas gas kalor
yaitu:

1. Kapasitas kalor gas pada tekanan tetap

2. Kapasitas kalor pada volume tetap.

4.2 Konsep Kapasitas Kalor Gas

Kapasitas kalor gas diperoleh dari fungsi empirik temperatur, dan biasanya
dalam bentuk yang sama. Kapasitas kalor gas sangat dipengaruhi oleh tekanan,
namun pengaruh tekanan pada sifat termodinamika tidak digunakan dalam.
Karena gas pada tekanan rendah biasanya mendekati ideal, kapasitas kalor gas
ideal bisa digunakan untuk hampir semua perhitungan gas real pada tekanan
atmosfer.

18
4.3 Kapasitas Kalor Gas pada Tekanan Tetap (Cp)
Kapasitas kalor gas adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu
suatu zat satu Kelvin pada tekanan tetap. Tekanan sistem dijaga selalu konstan.
Karena yang konstan adalah tekanan, maka perubahan energi dalam, kalor, dan
kerja pada proses ini tidak ada yang bernilai nol.

Maka secara matematis :

( ) ( )
Cp = = =
( ) ( )

Cp = nR

Keterangan: Cp = Kapasitas Kalor gas pada tekanan tetap

Q = Kalor

∆T = Kenaikan Suhu

P = Tekanan

∆P = Perubahan tekanan

R = Konstanta
n = jumlah mol gas

4.4 Kapasitas Kalor Gas pada Volume Tetap (Cv)

Kapasitas kalor pada volume tetap artinya kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu suatu zat satu Kelvin pada volume tetap. Artinya kalor yang
diberikan dijaga selalu konstan.

Karena volume sistem selalu konstan, maka sistem tidak bisa melakukan
kerja pada lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa
melakukan kerja pada sistem. Jadi kalor yang ditambahkan pada sistem digunakan
untuk menaikan energi dalam sistem.

19
Maka secara matematis :

Cv = Q/ΔT = (3/2nRΔT)/ΔT

Cv = 3/2nR

Berdasarkan persamaan di atas dapat diperoleh bahwa:

Cp – Cv = 5/2nR – 3/2nR

Cp – Cv = nR

Kapasitas yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah untuk gas


monoatomik. Sedangkan untuk gas diatomik dan poliatomik tergantung pada
derajat kebebasan gas. Dapat digunakan pembagian suhu sebagai berikut:

 Pada suhu rendah (± 250 K): Cv = 3/2nR dan Cp = 5/2nR

 Pada suhu sedang (± 500 K): Cv = 5/2nR dan Cp = 7/2nR

 Pada suhu tinggi (± 1000 K): Cv = 7/2nR dan Cp = 9/2nR

Oleh karena itu, konstanta Laplace γ dapat dihitung secara teoretis sesuai
persamaan sebagai berikut:

 Gas monoatomik: γ = Cp/Cv = ((5/2nR)/(3/2nR)) = 5/3 = 1,67

 Gas diatomik pada suhu kamar: γ = Cp/Cv = ((7/2nR)/(5/2nR)) = 7/5 = 1,4

Dengan memasukan nilai Qp danQc sertqa W diperoleh :

C p∆T – Cv∆T = p∆V

(C p – Cv ) = p∆V

C p – Cv = p∆V / ∆T

20
Akhirnya didapatkan
dapatkan rumus lengkap usaha yang dilakukan oleh gas seperti
dibawah ini :

W = p∆V = p (V2- V1)

W = nR∆V = nR(T2- T1)

W = Qp - Qv = (Cp – Cv)∆T

4.5 Kapasitas Kalorr Molar (Cm)

Kapasitas Kalor Molar ( Cm ) adalah kalor yang diperlukan untuk


menaikkan suhu satu mol zat dalam satu kelvin.

Secara matematis dirumuskan :

Kapasitas molar pada tekanan tetap ( Cp,m ) dirumuskan :

Kapasitas kalor molar pada volume tetap


te ( Cv,m ) dirumuskan :

21
DAFTAR PUSTAKA

Bailyn, M. (1994). A Survey of Thermodynamics, American Institute of Physics


Press, New York, p. 21.

Silbey, Robert J.; et al. (2004). Physical chemistry. Hoboken: Wiley. hlm. 55.

Thorngren, Dr. Jane R.. "Adiabatic Processes." Daphne – A Palomar College Web
Server. N.p., 21 July 1995. Web. 14 Apr. 2011.

22

Anda mungkin juga menyukai