Kelas : Produksi II A
Anggota :
Cepu
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt. , Tuhan Yang Maha
Esa , karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan
“Resume Termodinamika” dengan baik dan tepat waktu. Penulisan resume ini
bertujuan sebagai tugas terstruktur mata kuliah Termodinamika.
Akhir kata penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun karena penyusun menyadari bahwa resume ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari sistematika penulisan maupun tata bahasa. Semoga
resume ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penyusun sendiri.
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
I. TERMODINAMIKA PADA GAS .................................................................... 3
1.1 Usaha Luar ............................................................................................... 3
1.2 Energi Dalam ............................................................................................ 4
1.3 Proses-proses Termodinamika ................................................................. 5
A. Proses Isobarik ........................................................................................... 5
B. Proses Isotermis ......................................................................................... 5
C. Proses Isokhoris ......................................................................................... 6
D. Proses Adiabatis ......................................................................................... 6
E. Proses Lain dan Gabungan Proses ............................................................. 7
II. PROSES ADIABATIK .................................................................................... 8
2.1 Pengertian Proses Adiabatik ......................................................................... 8
2.2 Persamaan Adiabatik .................................................................................... 8
2.3 Usaha pada Proses Adiabatik ....................................................................... 9
2.4 Ekspansi Adiabatik Bebas dari Suatu Gas.................................................. 11
2.5 Penurunan Rumus Pemanasan dan Pendinginan Adiabatik ....................... 11
III. HUKUM I TERMODINAMIKA.................................................................. 16
IV. KAPASITAS KALOR GAS ......................................................................... 18
4.1 Pengertian Kapasitas Kalor Gas ................................................................. 18
4.2 Konsep Kapasitas Kalor Gas ...................................................................... 18
4.3 Kapasitas Kalor Gas pada Tekanan Tetap (Cp) ......................................... 19
4.4 Kapasitas Kalor Gas pada Volume Tetap (Cv) .......................................... 19
4.5 Kapasitas Kalor Molar (Cm) ...................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
2
I. TERMODINAMIKA PADA GAS
3
Gas dikatakan melakukan usaha apabila volume gas bertambah besar (atau
mengembang) dan V2 > V1. sebaliknya, gas dikatakan menerima usaha (atau usaha
dilakukan terhadap gas) apabila volume gas mengecil atau V2 < V1 dan usaha gas
bernilai negatif.
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi
dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada
dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik
rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan
suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan
energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di
dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas
dinyatakan sebagai
4
1.3 Proses-proses Termodinamika
Proses termodinamika adalah perubahan keadaan gas, yaitu tekanan,
volume dan suhunya. Perubahan ini diiringi dengan perubahan kalor, usaha dan
energi dalamnya. Proses-proses yang memiliki sifat-sifat khusus ada empat contoh
seperti berikut.
A. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan gas dengan tahanan tetap. Pada
garis P – V proses isobarik dapat digambarkan seperti pada gambar berikut.
Usaha proses isobarik dapat ditentukan dari luas kurva di bawah grafik P – V.
W = P (VB – VA)
Untuk proses isobarik usaha yang dilakukan gas adalah W = PΔV maka hukum
termodinamika pertama menjadi:
Q = ΔU + PΔV
B. Proses Isotermis
5
Pada proses isotermik usaha yang diakukan gas adalah
Karena suhu konstan maka energi dalam sistem juga konstan atau ΔU = 0. Hukum
termodinamika pertama menjadi :
C. Proses Isokhoris
Proses isokhoris adalah proses perubahan gas dengan volume tetap. Pada
grafik P.Vdapat digambarkan seperti pada gambar dibawah. Karena volumenya
tetap berarti usaha pada gas ini nol, W = 0.
Pada proses isokorik, usaha yang dilakukan gas adalah nol, maka Q =ΔU. Dengan
demikian semua kalor yang masuk digunakan untuk menaikkan tenaga dalam
sistem.
D. Proses Adiabatis
6
Pada proses isotermis sudah kita ketahui, U = 0 dan pada proses isokoris,
W = 0. Bagaimana jika terjadi proses termodinamika tetapi Q = 0. Proses yang
inilah yang dinamakan proses adiabatis.
Berdasarkan hukum I Termodinamika maka proses adiabatis memiliki
sifat dibawah.
Q=0
W = -ΔU
7
II. PROSES ADIABATIK
2.1 Pengertian
n Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses yang muncul tanpa perpindahan panas dan
massa antara sistem dan lingkungannya. Proses adiabatik berlangsung dalam
dinding yang diisolasi
solasi dari termal sepenuhnya dan tak dapat ditembus benda. Hal
ini dapat terjadi
rjadi karena sekat tersebut tidak menghantarkan kalor atau prosesnya
berlangsung secara cepat. Oleh karena proses adiabatik merupakan proses yang
tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari sistem (gas) ke lingkungan
lingkungan, maka
dapat ditulis ΔQ = 0 . Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan
perubahan energi dalamnya (W
( = ∆U).
8
Dengan γ merupakan perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap (Cp)
dan kalor jenis gas pada volume tetap (CV). Selanjutnya, perbandingan ini
dinamakan tetapan Laplace.
9
Pada energi dalam gas monoatomik
monoato diketahui bahwa , maka :
Oleh karena itu, usaha yang dilakukan oleh sistem pada proses adiabatik dapat
juga dituliskan :
Untuk substansi
ansi sederhana, pada proses adiabatik dimana volume
meningkat, energi dalam dari substansi harus berkurang. Persamaan matematika
untuk gas ideal yang mengalami proses adiabatik reversibel adalah :
(seperti nitrogen dan oksigen) .[3] Perhatikan bahwa rumus diatas hanya
berlaku untuk gas ideal
deal klasik dan bukanBose–Einstein
bukan atau gas Fermi
Fermi.
10
Untuk proses adiabatik reversibel, juga berlaku hubungan :
dengan dU adalah perubahan energi dalam sistem dan δW adalah kerja yang
dilakukan oleh sistem. Semua kerja (δW)
( ) yang dilakukan besarnya sala dengan
perubahan energi dalam U karena tidak ada panas δQ yang masuk dari
lingkungan. Kerja tekanan-volume
tekanan δW yang dilakukan oleh sistem didefinisikan
11
Meski begitu, P tidak konstan pada proses adiabatik tapi turut berubah
seiring dengan perubahan V.
Maka perlu diketahui berapa nilai dP dan dV berhubungan satu sama lain.
Untuk gas ideal, energi dalam atau sebuah gas ideal adalah sebagai berikut :
gabungkan : :
Setelah mengintegralkan sisi kiri dan kanan dari sampai V dan dari sampai
P maka menjadi,
12
Eksponenkan kedua sisi, kemudian substitusi dengan , rasio kapasitas
panas
Maka:
dan
Perubahan energi dalam sistem, diukur dari keadaan 1 ke keadaan 2, sama dengan
13
Susun ulang persamaan (4) menjadi
Substitusi ke (2)
Diintegralkan
Substitusi ,
Disusun ulang,
Menggunakan persamaan
persamaan gas ideal dan mengasumsikan kuantitas molar konstan,
Dengan rumus,
atau
14
Substitusi ke persamaan sebelumnya untuk ,
Sederhanakan,
Sederhanakan,
Sederhanakan,
15
III. HUKUM I TERMODINAMIKA
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan
bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya,
jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem
tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam
yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
16
“Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding
dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan
kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.”
Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan
kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh
Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut
'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan
lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
Q = ∆U+W
Dimana :
17
IV. KAPASITAS KALOR GAS
C = Q/ΔT atau Q = C x ΔT
keterangan:
C= Kapasitas Kalor
Q = Qalor
∆T = Kenaikan Suhu
Kapasitas gas kalor adalah kalor yang diberikan kepada gas untuk
menaikan suhunya dapat dilakukan pada tekanan tetap (proses isobarik) atau
volume tetap (proses isokhorik). Karena itu, ada dua jenis kapasitas gas kalor
yaitu:
Kapasitas kalor gas diperoleh dari fungsi empirik temperatur, dan biasanya
dalam bentuk yang sama. Kapasitas kalor gas sangat dipengaruhi oleh tekanan,
namun pengaruh tekanan pada sifat termodinamika tidak digunakan dalam.
Karena gas pada tekanan rendah biasanya mendekati ideal, kapasitas kalor gas
ideal bisa digunakan untuk hampir semua perhitungan gas real pada tekanan
atmosfer.
18
4.3 Kapasitas Kalor Gas pada Tekanan Tetap (Cp)
Kapasitas kalor gas adalah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu
suatu zat satu Kelvin pada tekanan tetap. Tekanan sistem dijaga selalu konstan.
Karena yang konstan adalah tekanan, maka perubahan energi dalam, kalor, dan
kerja pada proses ini tidak ada yang bernilai nol.
( ) ( )
Cp = = =
( ) ( )
Cp = nR
Q = Kalor
∆T = Kenaikan Suhu
P = Tekanan
∆P = Perubahan tekanan
R = Konstanta
n = jumlah mol gas
Kapasitas kalor pada volume tetap artinya kalor yang diperlukan untuk
menaikan suhu suatu zat satu Kelvin pada volume tetap. Artinya kalor yang
diberikan dijaga selalu konstan.
Karena volume sistem selalu konstan, maka sistem tidak bisa melakukan
kerja pada lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa
melakukan kerja pada sistem. Jadi kalor yang ditambahkan pada sistem digunakan
untuk menaikan energi dalam sistem.
19
Maka secara matematis :
Cv = Q/ΔT = (3/2nRΔT)/ΔT
Cv = 3/2nR
Cp – Cv = 5/2nR – 3/2nR
Cp – Cv = nR
Oleh karena itu, konstanta Laplace γ dapat dihitung secara teoretis sesuai
persamaan sebagai berikut:
(C p – Cv ) = p∆V
C p – Cv = p∆V / ∆T
20
Akhirnya didapatkan
dapatkan rumus lengkap usaha yang dilakukan oleh gas seperti
dibawah ini :
W = Qp - Qv = (Cp – Cv)∆T
21
DAFTAR PUSTAKA
Silbey, Robert J.; et al. (2004). Physical chemistry. Hoboken: Wiley. hlm. 55.
Thorngren, Dr. Jane R.. "Adiabatic Processes." Daphne – A Palomar College Web
Server. N.p., 21 July 1995. Web. 14 Apr. 2011.
22