Nitritometri
Nitritometri
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP
NITRITOMETRI
OLEH :
KELOMPOK III
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin
metode nitritometri.
I..2.2.Tujuan Percobaan
titrasinya.
TINJAUAN PUSTAKA
gugusan amino aromatis dalam industri zat warna, dan dapat dipakai
aromatis yang diperoleh dari hasil hidrolisa dan reduksi, dasar dari
dari gugusan amino aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit,
dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit
pada suhu rendah lebih kecil dari 15℃ karena asam nitrit yang terbentuk
dari reaksi natrium nitrit dengan asam tidak stabil dan mudah terurai dan
garam diazonium yang terbentuk pada hasil titrasi juga tidak stabil.
Kecepatan reaksi, reaksi titrasi amino aromatis pada reaksi diazotasi
Sebab pada suhu yang lebih tinggi senyawa diazonium tidak stabil
dan akan terhidrolisa menghasilkan fenol dan gas nitrogen. Selain itu,
pada suhu kamar, asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga reaksinya
tidak stokiometrik. Akan tetapi, reaksi ini dapat berlangsung asalkan titrasi
1. Suhu
dari 15°C karena asam nitrit yang terbentuk dari reaksi natrium nitrit
dengan asam tidak stabil dan mudah terurai, dan garam diazonium yang
2. Kecepatan reaksi
dari salah satu zat, tetapi hanya pada potensial larutan selama titrasi.
dan titrat, dengan perkataan lain, potensial titik ekivalen titrasi tersebut.
Bila potensial peralihan indikator tergantung dari pH, maka juga harus
1. Kloramfenikol (4)
RM/BM : C11H12Cl2N2O5/323,12
Rumus struktur :
pahit.
2. Sulfadiazinum (4)
RM/BM : C10H10N4O5S/250,27
Rumus struktur :
aseton.
3. Tropeolin oo (5)
RM/BM : C10H14N3NaO2S/375,38
Rumus struktur :
RM/BM : C16H18ClN3S.2H2O/372,96
kloroform P
RM/BM : NaNO2/69,00
kekuningan rapuh
dalam etanol 95 % P
RM/BM : HCl/36,46
7. Sulfanilamid (4)
RM/BM : C6H8N2O2S
Rumus struktur :
Kegunaan : Sampel
Cahaya
dikeringkan.
8. Sulfaguanidin (4)
Rumus struktur :
menjadi gelap.
cahaya
Rumus struktur :
hidroksida.
cahaya
a. Sulfadiazin
NaNO3 0,1 N.
klorida pekat dan 75 ml air (jika perlu hangatkan samapi larut) lalu
baku natrium itrit 0,1N pada suhu tidak lebih dari 15 °C. Natrium
kertas kanji iodide. Titrasi dianggap selesai jika titik akhir dapat
b. Sulfanilamida
3. (FI IV : 1076 )
c. Kloramfenikol
kali, tiap kali dengan 5 ml air. Dinginkan hingga suhu 150, tambahkan
lebih kurang 300 g es. Titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,1
kertas kanji iodida P. Titrasi dianggap selesai jika titik akhir titrasi
Dinginkan dalam es, jaga suhu tetap 150. Titrasi dengan NaNO3
kanji iodida.
semula.
2. (FI IV : 344)
0,05% dan 3 tetes biru metilen 0,1 %. Titrasi dengan larutan baku
1 ml NaNO2~0,01652 Paracetamol
BAB III
METODE KERJA
III.1.1.Alat
piala, gelas ukur, pipet tetes, sendok tanduk, statif dan klem, termometer,
III.1.2.Bahan
A. Kloramfenikol
erlenmeyer.
ditambahkan lagi.
4. Kemudian didinginkan dalam es batu hingga suhu 15o C.
B. Sulfadiazin
erlenmeyer.
C. Sulfaguanidin
dalam erlenmeyer .
nitrit 0,149 N.
6. Amati perubahannya dan catat hasilnya.
D. Sulfamerazin
erlenmeyer
nitrit 0,149 N.
E. Sulfanilamid
dalam erlenmeyer.
nitrit 0,149 N.
75 mL .
ditambahkan.
HASIL PENGAMATAN
\IV.2 Perhitungan
A. Kloramfenikol
1. Kelompok 1
Cara I :
Vt×Nt×Bst 0,75×0,149×32,31
% kadar = × 100% = ×100% = 34,06 %
Bs×fk 106×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 0,75×0,149×323,1
% kadar = × 100% = × 100% = 34,06 %
Bs 106
Cara III :
2. Kelompok 2
Cara I :
Vt×Nt×Bst 1,3×0,149×32,31
% kadar = × 100% = × 100% = 56,89%
Bs×fk 110×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 1,3×0,149×323,1
% kadar = × 100% = × 100% = 56,89 %
Bs 110
Cara III :
B. Sulfaguanidin
1. Kelompok 3
Cara I :
Vt×Nt×Bst 10,1×0,149×21,424
% kadar = × 100% = × 100% = 322 %
Bs×fk 100×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 10,1×0,149×214,24
% kadar = × 100% = × 100% = 322 %
Bs 100
Cara III :
Cara I :
Vt×Nt×Bst 8,3×0,149×21,424
% kadar = × 100% = × 100% = 264 %
Bs×fk 100×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 8,3×0,149×214,24
% kadar = × 100% = × 100% = 264 %
Bs 100
Cara III :
C. Sulfadiazin
Kelompok 2
Cara I :
Vt×Nt×Bst 14,7×0,149×25,027
% kadar = × 100% = × 100% = 498 %
Bs×fk 110×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 14,7×0,149×250,27
% kadar = × 100% = × 100% = 498 %
Bs 110
Cara III :
D. Sulfamerazin
1. Kelompok 4
Cara I :
Vt×Nt×Bst 1,4×0,149×26,43
% kadar = × 100% = × 100% = 46,72 %
Bs×fk 118×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 1,4×0,149×264,3
% kadar = × 100% = × 100% = 46,72 %
Bs 118
Cara III :
2. Kelompok 6
Cara I :
Vt×Nt×Bst 7,1×0,149×26,43
% kadar = × 100% = × 100% = 279 %
Bs×fk 100×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 7,1×0,149×264,3
% kadar = × 100% = × 100% = 279 %
Bs 100
Cara III :
E. Paracetamol
1. Kelompok 1
Cara I :
Vt×Nt×Bst 1,1×0,149×15,116
% kadar = × 100% = × 100% = 22,72 %
Bs×fk 109×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 1,1×0,149×151,16
% kadar = × 100% = × 100% = 22,72 %
Bs 109
Cara III :
2. Kelompok 4
Cara I :
Vt×Nt×Bst 18,6×0,149×15,116
% kadar = × 100% = × 100% = 391 %
Bs×fk 107×0,1
Cara II :
Vt×Nt×BE 18,6×0,149×151,16
% kadar = × 100% = × 100% = 391 %
Bs 107
Cara III :
PEMBAHASAN
natrium nitrit.
gugusan amino aromatis dalam industri zat warna, dan dapat dipakai
aromatis yang diperoleh dari hasil hidrolisa dan reduksi, dasar dari
dari gugusan amino aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit,
dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit
antara natrium nitrit dengan suatu asam. Hal ini dilakukan karena asam
nitrit sangat tidak stabil. Asam nitrit sangat mudah teroksidasi menjadi
dilakukan karena asam nitrit yang dibentuk dari natrium nitrit dari suatu
asam klorida tidak stabil dan mudah terurai dalam suhu kamar. Selain itu,
garam diazonium yang terbentuk pada hasil reaksi juga tidak stabil.
kloramfenikol termasuk gugus nitro amin. Selain itu, pada percobaan ini
juga digunakan indikator luar yakni kertas kanji iodida. Titik akhir dengan
akhirnya kita harus menebak dimana tepat sampel harus bereaksi dengan
kembali pada kertas kanji iodida dan jika tepat maka pada goresan terlihat
perubahan warna yakni menjadi biru tua. Indikator luar ini sangat tidak
pustaka kadarnya yaitu tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0%.
sedangkan pada pustaka kadarnya yaitu tidak kurang dari 98,0% dan
ke dalam Erlenmeyer.
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
sedangkan pada pustaka kadarnya yaitu tidak kurang dari 97,0% dan
pustaka kadarnya yaitu tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0%.
sedangkan pada pustaka kadarnya yaitu tidak kurang dari 98,0% dan
Press
Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI
Intensciense publishing.
indonesia press.