Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KINERJA SISTEM ENERGI

GASIFIKASI

Nama Praktikan : Rizki Azka Fadhilah


NIM : 151734027
Kelompok :6
Nama Anggota Kelompok : Rifqi M. Romdon (151734025)
Rizki Azka Fadhilah (151734027)
Sentauri (151734030)

Dosen Pembimbing : Annisa Syafitri K, S.ST., M K

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prinsip kerja proses gasifikasi.

2. Mengidentifikasi parameter yang terlibat dalam proses gasifikasi.

3. Menentukan kinerja proses gasifikasi dengan equivalence ratio (ER)


tertentu:

• Temperatur maksimum yang dicapai


• Waktu untuk mencapai temperatur maksimum
• Kandungan syngas
• Intensitas energi dan/atau efisiensi termal.

II. DASAR TEORI

Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia
menjadi gas, di mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan
untuk proses pembakaran.
Secara umum, terdapat 3 (tiga) rute konversi termal biomassa yaitu melalui
pembakaran menggunakan udara berlebih, gasifikasi menggunakan udara parsial,
serta pirolisis dan hidrotermal.
Dari ketiga rute tersebut, rute yang dapat digunakan untuk menghasilkan gas
produser (syngas) dengan kandungan utama CO dan H2 adalah rute gasifikasi.
Kedua jenis bahan bakar tersebut kemudian dapat digunakan untuk dikonversi
menjadi bahan kimia lainnya. Proses konversi biomassa menjadi gas umpan dengan
kandungan utama gas H2 dan CO terjadi di dalam reaktor gasifikasi.
Karakteristik yang membedakan berbagai jenis biomassa dinyatakan dalam
bentuk analisis proksimat dan elemental. Selain analisis proksimat dan elemental,
kandungan energi dalam biomassa merupakan karakteristik yang penting dalam
penentuan umpan gasifikasi. Kandungan energi dapat dinyatakan sebagai Higher
Heating Values (HHV), mencakup panas kondensasi air yang terbentuk pada
pembakaran biomassa. Semakin tinggi nilai HHV, biomassa tersebut akan lebih
disukai sebagai umpan gasifikasi. Apabila tidak diperoleh informasi mengenai
kandungan energi biomassa, nilai HHV dapat dihitung menggunakan korelasi yang
diberikan oleh Channiwala dan Parikh (2001). Korelasi tersebut memberikan
hubungan antara HHV dengan komposisi atom-atom C, H, O, N, S, dan Ash yang
terdapat dalam hasil analisis ultimat biomassa. Korelasi tersebut dinyatakan dalam
Persamaan (1). Hasil perhitungan HHV memiliki satuan MJ/kg.

𝐻𝐻𝑉 = 0,3491𝐶 + 1,1783𝐻 + 0,1005𝑆 – 0,1034𝑂 – 0,0151𝑁 – 0,0211𝐴 . . . (1)

C : komposisi karbon (% berat)


H : komposisi hidrogen (% berat)
O : komposisi oksigen (% berat)
N : komposisi nitrogen (% berat)
A : komposisi abu (% berat)

Tabel Analisis proksimat dan elemental berbagai jenis biomassa


Parameter lain yang dapat digunakan sebagai perbandingan adalah kandungan
air dalam biomassa. Biomassa dengan kandungan air di bawah 15% lebih disukai
karena pengoperasian gasifier menjadi lebih ekonomis. Hamelinck dkk (2003)
menyatakan bahwa efisiensi gasifikasi berbanding terbalik dengan kandungan air
biomassa.
Kandungan energi ketiga jenis biomassa yang dihitung menggunakan data pada
Tabel dan persamaan (1) adalah sebagai berikut:
 Tandan kosong kelapa sawit = 17,75 MJ/kg;
 Janggel jagung = 16,97 MJ/kg;
 Sekam padi = 14,91 MJ/kg.
Menurut van der Drift A., Boerrigter H., Coda B., Cieplik M.K., dan Hemmes
K. (2004), gasifikasi biomassa dengan bantuan udara secara teoritis berjalan
melalui 3 tahapan sebagai berikut:

Hasil gas yang diperoleh dapat bervariasi bergantung pada equivalence ratio
(ER). ER diperoleh dari pembagian rasio molar Oksigen (atau udara) aktual
terhadap biomassa, dibandingkan dengan rasio molar Oksigen (atau udara)
stoikiometrik terhadap biomassa.
Gasifikasi terhadap biomassa akan dapat menghasilkan panas, dengan efisiensi
termal:
III. ALAT DAN BAHAN

1. Reaktor

2. Blower dengan speed


control

3. Anemo meter
4. Thermometer

5. Tongkol Jagung yang


telah dipotong kecil

6. Arang

7. Air
8. Spirtus

9. Stopwatch

10. Korek Api Kompor

11. Alat timbang digital


gantung

12. Plastik penampung


gas
IV. PROSEDUR KERJA

(Rangkaian Peralatan)

1) Buat rangkaian sistem gasifikasi dari komponen pendukungnya. Pastikan


katup masukan udara dan keluaran gas buang terbuka.
2) Timbanglah 1 kg bahan bakar biomassa, bisa berupa tongkol/janggel
jagung, serphan kayu, batok kelapa, dll
3) Masukkan bahan bakar biomassa ke dalam reaktor gasifikasi
4) Inisiasi pembakaran dengan menyalakan arang hingga menjadi bara
dengan bantuan awal methanol dan aliran udara pelan untuk pembakaran
awal.
5) Setelah bara terbentuk, tutuplah reaktor gasifikasi dengan rapat, dan mulai
atur laju alir udara yang dialirkan kompresor melalui pengaturan rpm,
sesuai dengan ER yang diinginkan.
6) Amati dan identifikasi kenaikan Temperatur dalam reaktor gasifikasi,
hingga temperatur maksimum. Posisi katup outlet gas buang pastikan
terbuka.
7) Catat waktu yang diperlukan untuk mencapai T maksimum gasifikasi.
8) Setelah T maksimum tercapai, segera tutup katup masukan udara dan
katup keluaran gas buang.
9) Tunggu beberapa saat hingga indikator menunjukkan gas terkumpul, yaitu
air di bagian bawah reaktor bergelegak (menandakan gas menekan air).
Lalu buka katup keluaran, hingga gas dialirkan ke container penampung
(ban bekas).
10) Setelah tekanan tidak dirasakan lagi, tutup kembali hingga terjadi hal di
no. 9 (bila masih terdapat potensi gas yang diproduksi). Lakukan hal yang
sama.
11) Lakukan hingga gas habis terbentuk. Pastikan tutup rapat container
pengumpul syngas.
12) Tunggu hingga dingin, dan timbang kembali sisa bahan bakar tersisa dan
abu yang terbentuk.
13) Lakukan pengukuran kandungan synthetic gas yang terkumpul.
14) Lakukan prosedur yang sama untuk variasi ER yang lain.
V. DATA PRAKTIKUM

Profile Visual Asap


T (°C)
Waktu Waktu Waktu
Flow Massa
Munculnya Munculnya
Udara Biomass
Asap Putih Keterangan Tar Pertama
(m/s) Menit Tdalam 1 Tdalam 2 Tluar (gram)
Jam Pertama (menit ke-)
ke- (menit ke-)
13:56 1 136.7 30 22.9
13:57 2 173.9 30 22.9
13:58 3 389 50 23.7
13:59 4 583.6 90 24.3
14:00 5 509.9 180 24.8 Abu muda
14:01 6 527.1 190 25.2 dan pekat
( karena
2 14:02 7 600.4 220 27.1 456 4 8
kondisi
14:03 8 647.8 260 26.9 sesudah
14:04 9 476.8 250 26.1 hujan)
14:05 10 392.8 210 25.7
14:06 11 359.9 180 25.5
14:07 12 320.6 160 25.3
14:08 13 283.6 140 25.1

Profile Visual Asap


T (°C)
Waktu Waktu Waktu
Flow Massa
Munculnya Munculnya
Udara Biomass
Asap Putih Keterangan Tar Pertama
(m/s) Menit Tdalam 1 Tdalam 2 Tluar (gram)
Jam Pertama (menit ke-)
ke- (menit ke-)
16:05 1 130.2 60 23
16:06 2 278.4 80 25.4
16:07 3 473.7 250 45
16:08 4 694.1 230 51.2
16:09 5 833.7 300 57.6
16:10 6 977.9 370 60.4
16:11 7 1013 470 61.9
16:12 8 649.7 400 53.4 Abu muda
3.5 245 1 3
16:13 9 544.1 350 49.3 dan pekat
16:14 10 455.5 310 45.2
16:15 11 425.6 290 43.7
16:16 12 393.7 270 41.7
16:17 13 364.2 260 39.4
16:18 14 229.1 230 36.9
16:19 15 324.3 230 35.4
16:20 16 309.3 220 34
Keterangan :
T dalam 1 : Temperature dalam cerobong
T dalam 2 : Temperature yang terlihat pada thermometer yang berada di luar
T luar : Temperature yang mengukur suhu cerobong asap keluaran
DAFTAR PUSTAKA

Astari, Gita. Pengaruh variasi temperatur gasifying Agent II Media Gasifikasi


Terhadap Warna dan Temperatur Api Pada Gasifikasi Reaktor Downdraft
Dengan Bahan Baku Tongkol Jagung. Skripsi 2009.

Gustiningtias, Zuraida Dwi. 2013. Rancang Bangun Alat Gasifikasi Biomassa


(Tempurung Kelapa) Sistem Updraft Single Gas Outlet (Tinjauan Kinerja
Venturi Scrubber). Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya

Kurniawan. 2012. Skripsi L Karakteristik Konvensioanl Updraft Gasifier Dengan


Menggunakan Bahan Bakar Kayu Karet Melalui Pengujian Variasi Flow Rate
Udara. Depok: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai