Anda di halaman 1dari 6

Praktikum ke –1 M. K.

Hidrometeorologi
Nama : Sabilla Cahyaning Janna Asisten Praktikum
NRP : G24160015 1. Bayu Budi Hanggara (G24120053)
Tanggal : 27 September2018 2. Marliana Tri Widyastuti (G24140009)

PSIKROMETRI

PENDAHULUAN
Tinjauan Pustaka
Psikrometri dapat diartikan sebagai studi mengenai hubungan antara udara dengan
air yang terkandung didalamnya (Earle 1983). Pengamatan sifat psikrometri dilakukan
dengan menggunakan psikrometer, termocouple dan kurva psikrometri. Psikometer
merupakan suatu alat yang terdiri dari dua termometer bola kaca yang menempati air raksa
atau alkohol, satu bola kaca dibalut dengan kain basah sedangkan bola kaca yang satunya
lagi dibiarkan kering. Psikrometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
kelembaban relatif (RH). Termoucouple digunakan untuk mengetahui suhu udara basah
dan suhu udara kering. Grafik kelembaban sebagai fungsi dari suhu pada berbagai derajat
kejenuhan merupakan inti dari kurva psikrometri. Ketika termometer dibungkus dengan
kaos basah pada bagian ujungnya (bulb) dan ditempatkan pada aliran udara, penguapan air
dari kaos akan mendinginkan bulb sehingga suhu bulb menjadi lebih rendah dari bulb
kering. Perbedaan suhu ini dikenal sebagai wet bulb depression dan ini merupakan fungsi
dari kelembaban relatif dari udara. Udara yang lebih lembab akan menyebabkan penguapan
lebih rendah, ditunjukkan oleh wet bulb depression yang lebih rendah (Toledo1991).
Kelembaban Relatif/Relative Humidity (RH) adalah perbandingan (%) antara
tekanan uap parsial dengan tekanan uap air jenuh dalam udara tertentu pada tekanan dan
temperatur yang sama (Christianto 2008). Kelembaban Relatif berubah-ubah
menyesuaikan suhu.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengukur kelembaban ruangan dengan berbagai jenis
(bahan dan geometri) psikometer dan membahas nilai konstanta psikometri dalam
hubungannya dengan bahan, geomotri (ukuran dan bentuk) dan laju ventilasi.

METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah terowongan angin
(wind tunnel) dengan pengatur kecepatan ventilasi, termometer bola basah dan bola kering,
psikrometer assmansebagai rujukan, pencatat data dan output sensor, dan laptop dengan
Ms. Excel untuk mengolah data pengukuran suhu bola basah dan bola kering. Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis, 27 September 2018, Pukul 15.00 WIB sampai 18.00
WIB, dan bertempat di Lab Terpadu GFM.
Gambar 1 Diagram alir psikometri

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konstanta psikometri (γ) merupakan tetapan yang digunakan dalam pengukuran
tekanan uap jenuh. Konstanta psikometri dapat berbeda-beda bergantung dengan nilai rata-
rata suhu pada termometer bola basah dan bola kering, tekanan uap jenuh, dan kelembaban
relatif (Dai 2006). Nilai γ yang digunakan adalah 0,67 dan 0,79 mbar ᵒC berturut-turut
untuk psikrometri beraspirasi (laju ventilasi > 3,6 m s-1) dan psikrometri tak beraspirasi
atau psikrometri sangkar (laju ventilasi 1-1,5 m s-1). Psikometri dalam pengaplikasiannya
salah satunya dapat digunakan sebagai pengendalian kualitas udara pada suatu ruangan
(Fitria dan Laila 2008).

Tabel 1 Hasil pengukuran dan pengamatan


Alkohol Raksa Kecepatan
Voltase angin
es (T) es (Tw) e es (T) es (Tw) e (m/s)
39,28607 38,31056 37,96823 43,07769 37,79408 36,00341 50 0,4
39,59054 38,83318 38,60985 43,24235 37,79408 36,23074 75 3,63
39,59054 38,90835 38,70735 42,4245 37,64763 36,26296 100 5,43
39,74355 39,28607 39,15207 42,4245 37,50167 36,07234 125 6,37
40,0511 39,51423 39,3579 42,58698 37,79408 36,40941 150 6,9
39,82024 39,28607 39,12974 42,4245 37,79408 36,45408 175 7,4
39,43805 39,05906 38,94739 42,4245 36,70769 35,03269 200 7,73
Tekanan uap air dipengaruhi oleh tekanan uap jenuh pada suhu bola basah (es(Tw)),
suhu bola kering, dan suhu bola basah. Terlihat dari tabel 1 nilai tekanan uap air jenuh pada
suhu bola kering (es(T)) selalu lebih besar dari pada nilai tekanan uap air jenuh pada suhu
bola basah (es(Tw)), baik itu pada termometer alkohol maupun termometer raksa. Akan
tetapi nilai es(T) pada alkohol lebih kecil daripada nilai es(T) pada raksa, sedangkan nilai
es(Tw)-nya termometer alkohol lebih besar daripada nilai es(Tw) pada termometer raksa.
Apabila melihat nilai tekanan uap(e)-nya nilai e pada alkohol lebih besar daripada raksa.
Faktor yang menyebabkan perbedaan-perbadaan pada nilai tekanan uap jenuh adalah nilai
suhu bola basah dan bola keringnya.
100
95

RH hitung (%)
90
85
80
75
70
0.4 3.6 5.4 6.4 6.9 7.4 7.7
Kecepatan angin (m/s)

RH Alkohol RH Air raksa

Gambar 2 Hubungan RH hitung dengan Kecepatan Angin pada termometer raksa dan
alkohol
Gambar 2 menunjukkan bahwa RH alkohol lebih tinggi (sekitaran 96%-99%)
dibandingkan dengan RH air raksa (sekitaran 82%-86%). Kelembaban udara berbanding
terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya
semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi
(pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara
menurun (Lakitan 2002). Apabila dilihat dari karakteristiknya termometer raksa memiliki
nilai titik didih yang tinggi yaitu hingga 357ᵒC tetapi titik bekunya hanya -39ᵒC, sedangkan
termometer alkohol memiliki nilai titik beku yang sangat rendah yaitu mencapai -112ᵒC
tetapi titik didihnya hanya 78ᵒC (Rahma 2016). Schurer (1981) mengemukaakan bahwa
perubahan termometer raksa lebih teratur saat terjadi kenaikan suhu dibandingkan
termometer alkohol yang laju kenaikannya sensitif pada peningkatan suhu. Hal-hal
tersebutlah yang menyebabkan nilai RH yang didapat termometer alkohol lebih tinggi
dibandingkan termometer raksa.

KESIMPULAN
Psirkometer terdiri dari termometer bola basah dan bola kering, termometer bola
basah dibalut dengan kain basah sedangkan termomer bola kering dibiarkan kering. Kedua
termometer menghasilkan perbedaan nilai tekanan uap jenuh. Kelembaban Relatif (RH)
dan tekanan uap jenuh (e) dapat diukur dengan menggunakan termometer raksa dan
termometer alkohol. Hasil pengukuran menunjukkan RH dan e alkohol lebih besar dari
pada RH dan e raksa, dikarenakan termometer raksa lebih teratur saat terjadi kenaikan suhu
dibandingkan termometer alkohol yang laju kenaikannya sensitif pada peningkatan suhu.
Nilai γ yang digunakan dalam perhitungan e adalah 0,67 dan 0,79 mbarᵒC berturut-turut
untuk psikrometri beraspirasi (laju ventilasi > 3,6 ms-1) dan psikrometri tak beraspirasi atau
psikrometri sangkar (laju ventilasi 1-1,5 ms-1).

SARAN DAN KOMENTAR


Komentarnya nyari jurnal untuk laporannya susah banget, semoga lebih
dimudahkan. Saran lab terpadu semoga dikasih AC supaya lebih nyaman.

DAFTAR PUSTAKA
Cristianto B. 2008. Pengeringan pada produk (tapel) dengan microwave [Skripsi].
Jakarta(ID): Universitas Indonesia.
Dai A. 2006. Recent climatology, variability, and trends in global surface humidity.
Journal Of Climate. 19: 3589-3606.
Earle RL. 1983. Unit Operations In Food Processing. New Zealand(NZ): Pargamon Press.
Fitria, Laila. 2008. Kualitas udara dalam ruang perpustakaan universitas “x” ditinjau dari
kualitas biologi, fisik, dan kimiawi. Makara. 12(2) : 76-82.
Lakitan B. 1994. Dasar Klimatologi. Jakarta: Pt Ragagrafindo Persada.
Rahma R. 2016. Rancang bangun termometer suhu tubuh dengan tampilan digital dan
indikator getaran serta output suara [Skripsi]. Palembang(ID): Politeknik Negeri
Sriwijaya.
Schurer K. 1981. Confirmation of a lower psychometric constant. J Phys. 14(1)
Toledo RT. 1991. Fundamentals Of Food Process Engineering. New York(US): Chapman
And Hall.

LAMPIRAN
Tabel 2 Suhu Bola Kering (T.Alkohol)

Voltase Suhu Bola Kering (T.Alkohol) (°C)


(Watt) Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata- es (T)
rata
50 29 28,5 28,5 28,7 39,28607
75 29 28,7 28,7 28,8 39,59054
100 28,8 28,8 28,8 28,8 39,59054
125 28,9 28,8 28,9 28,9 39,74355
150 29 29 29 29,0 40,0511
175 29 28,8 28,9 28,9 39,82024
200 28,8 28,9 28,5 28,7 39,43805

Tabel 3 Suhu Bola Basah (T.Alkohol)

Voltase Suhu Bola Basah (T.Alkohol)(°C)


(Watt) Percobaan Percobaan Percobaan Rata- es(Tw)
1 2 3 rata
50 28 28,4 28,3 28,2 38,31056
75 28,4 28,5 28,5 28,5 38,83318
100 28,3 28,7 28,5 28,5 38,90835
125 28,5 28,7 28,8 28,7 39,28607
150 28,7 28,8 28,8 28,8 39,51423
175 28,4 28,8 28,8 28,7 39,28607
200 28,5 28,6 28,6 28,6 39,05906

e RH (e/es(T)) e dengan RH digital Gamma (γ)


37,96823 96,64552562 30,49908754 18,0264853
38,60985 97,52291058 30,6826721 24,45153806
38,70735 97,76917533 30,84103428 26,8910491
39,15207 98,51176646 31,06620765 41,09932376
39,3579 98,26920823 31,29326149 35,23274249
39,12974 98,26594432 31,07306395 35,19860765
38,94739 98,7558662 30,78797326 49,62650468

Tabel 4 Suhu Bola Kering (T.Air Raksa)

Voltase Suhu Bola Kering (T.Air Raksa)(°C)


(Watt) Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata- es(T)
rata
50 31 29,9 29,9 30,3 43,07769
75 31 30 30 30,3 43,24235
100 30 30 30 30,0 42,4245
125 30 30 30 30,0 42,4245
150 30 30,1 30,1 30,1 42,58698
175 30 30 30 30,0 42,4245
200 30 30 30 30,0 42,4245

Tabel 5 Suhu Bola Basah (T.Air Raksa)

Voltase Suhu Bola Basah (T.Air Raksa)(°C)


(Watt) Percobaan Percobaan Percobaan Rata- es(Tw)
1 2 3 rata
50 28 28 28 28,0 37,79408
75 28 28 28 28,0 37,79408
100 28 28 27,8 27,9 37,64763
125 28 27,8 27,8 27,9 37,50167
150 28 28 28 28,0 37,79408
175 28 28 28 28,0 37,79408
200 26,5 28 28 27,5 36,70769

e RH (e/es(T)) e dengan RH Gamma (γ)


digital
36,00341 83,5778524 33,4426486 1,919747783
36,23074 83,78532445 33,51282155 1,834823724
36,26296 85,4764598 33,04868513 2,225294428
36,07234 85,0271384 33,16181713 2,034306624
36,40941 85,49421907 33,27463094 2,186828695
36,45408 85,92694626 33,10525113 2,34441289
35,03269 82,57654893 33,11939263 1,435317992
Tabel 6 Laju Ventilasi

Voltase (Watt) Laju Ventilasi (m/s)


Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata- Gamma
rata (γ)
50 0 0,7 0,5 0,4 0,79
75 2,7 4 4,2 3,6 0,67
100 3,7 6 6,6 5,4 0,67
125 4,1 7,5 7,5 6,4 0,67
150 5 7,8 7,9 6,9 0,67
175 6,7 7,8 7,7 7,4 0,67
200 7,3 8 7,9 7,7 0,67

Tabel 7 Digital RH

Voltase Digital RH (%)


(Watt) Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Rata-rata
50 76 78,1 78,8 77,6
75 76,4 77,8 78,3 77,5
100 77,6 78 78,1 77,9
125 78,3 78,1 78,1 78,2
150 78,1 78,2 78,1 78,1
175 77,9 78,2 78 78,0
200 78,3 77,9 78 78,1

Anda mungkin juga menyukai