PENDAHULUAN
1
2
makanan yang teratur dan menghindari makan yang dapat mengiritasi lambung
(Syam, A.F, 2010).
Pada pasien penderita Gastritis kronik aktif, bakteri didapatkan pada 80%
kasus. Sedangkan pada penderita tukak lambung 70-80%. Bahkan pada tumor
lambung sekitar 60%. Pada tahun 1994, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
menyatakan bahwa infeksi H. Poylori lebih tinggi dengan penyakit kanker
lambung daripada yang tidak. Adanya bakteri ini ditandai dengan tingginya faktor
karsinogenik penyebab kanker. Sementara itu di Jepang, seperti dikutip majalah
Look Japan, setiap 4-5 orang di bawah usia 30-an sudah terinfeksi bakteri ini
walaupun tampak sehat. Orang yang terinfeksi di atas usia 50 tahun bahkan
sampai 50%. Namun, hasil penelitian di Jepang dan Australia menunjukkan,
infeksi pertama justru jarang pada usia dewasa. Jadi, bakteri itu mungkin sudah
mendekam di dalam tubuh selama puluhan tahun, sejak usaia anak-anak atau
remaja. Bukti ini terlihat dalam suatu penelitian di Hiroshima, Jepang terhadap
orang berusia 25-35 tahun (Misnadiarly, 2009).
Di Indonesia, prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian
serologis yang dilakukan secara cross sectional bertambahnya prevalensi penyakit
ini sesuai dengan bertambah usia.
Semua orang rentan menderita gastritis dengan bertambahnya usia dan juga
tingkat sosial ekonomi merupakan faktor terpenting untuk terkena penyakit
gastritis ini. Kebanyakan yang mendominasi untuk menderita gastritis pada orang
dewasa dibanding dengan anak-anak. Hal ini dikarenakan orang dewasa yang
berusia 15 tahun ke atas telah banyak mengkonsumsi berbagai jenis makanan
yang pedas, asam, asin ataupun manis dalam jumlah berlebihan sangat
berpengaruh terhadap kondisi lambung. Gastritis merupakan masalah besar di
Indonesia karena pada saat ini belum diketahui dengan jelas cara penularan dan
patofisiologisnya pada saluran pencernaan. Oleh karena itu, perlu dikaji seberapa
jauh hubungan antara infeksi H. Pyolori di Indonesia rendah (36-64%) dengan
5,3-15,4% di antaranya ditemukan pada usia di bawah 5 tahun, sedangkan terbaru
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Penyebab penyakit ini antara lain :
a. Gastritis kronis obat-obatan (aspirin) obat anti inflamasi non steroid
(AINS)
b. Alkohol
5
6
2.1.5 Pencegahan
Pencegahan utama dari gastritis adalah dengan menjaga keseimbangan
zat yang ada dalam lambung misalnya dengan mengatur pola makan yang
teratur dan tidak mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama,
alkohol atau zat kimia lain yang dapat merusak dinding lambung.
7
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena dari
pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi prilaku baru (berprilaku baru), di dalam diri seseorang tersebut
terjadi proses berurutan, yakni :
a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut, di sini
sikap subjek sudah mulai timbul.
8
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
PROPOSAL
ASRI
09.01.107 P