ABSTRACT
Research area administratively located in Binuang district, Tapin Regencies, South Kalimantan Province.
Geographically located in coordinate 115° 3' 40,359" East Longitude until 115° 15' 49,871" East
Longitude and 3° 1' 7,068" South Latitude 3° 16' 10,038" South Latitude. Based on its physiography
aspect, the research area is part of Barito Basin. The object of these research area the geological
structures which is focused on the measurement of the fractures on rocks which represents each present
tectonic periods, which is used for determining force and the tectonic pattern in the research area. As
seen from the field data, it is known that the geological structures available in the research area are
anticline, sincline, fracture, sinistral wrench fault, and reverse fault. The tectonic evolution on the
research area begins during rifting which continues since Pra-tersier until Eosen with NE-SW direction,
resulting the reverse faults with the fault surface estimated to be NW-SE direction, during Pliosen period
reactivation of older faults happened on research area. The tectonic process changed into compression
with NW-SE direction.
Keywords: Barito basin, Reverse fault, Tectonic evolution, Rifting, Reactivation.
ABSTRAK
Daerah penelitian secara administratif terletak di Kabupaten Binuang, Tapin Kabupaten, Provinsi
Kalimantan Selatan. Secara geografis terletak di koordinat 115 ° 3 '40359 "Bujur Timur sampai 115 °
15' 49.871" Bujur Timur dan 3 ° 1 '7068 "Lintang Selatan 3 ° 16' 10.038" Lintang Selatan. Berdasarkan
aspek fisiografi nya, daerah penelitian merupakan bagian dari Barito Basin. Objek daerah penelitian ini
struktur geologi yang berfokus pada pengukuran rekahan pada batuan yang mewakili masing-masing
periode tektonik ini, yang digunakan untuk menentukan kekuatan dan pola tektonik di daerah penelitian.
Seperti yang terlihat dari data lapangan, diketahui bahwa struktur geologi yang tersedia di daerah
penelitian adalah antiklin, sinklin, fraktur, sesar sinistral, dan sesar naik. Evolusi Tektonik di daerah
penelitian dimulai pada fase rifting yang berlanjut sejak Pra-tersier sampai Eosen dengan arah NE-SW,
sehingga sesar terbalik dengan permukaan patahan diperkirakan arah NW-SE, selama Pliosen periode
reaktivasi sesar yang lebih tua terjadi pada daerah penelitian . Proses tektonik berubah menjadi
kompresi dengan arah NW-SE.
Kata kunci: cekungan Barito, reverse fault, evolusi tectonik, rifting, reactivasi
155
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 3, Desember 2014: 155-162
bangan dari keterbentukan dan ke- tiap batuan yang mewakili setiap pe-
nampakan bumi kita saat ini. Melihat riode tektonik dan ditunjang pula oleh
hal tersebut penelitian ini akan mem- beberapa data struktur lainnya seperti
bahas lebih lanjut mengenai evolusi arah perlapisan batuan, lipatan, dan
tektonik hasil analisis data kekar di sesar. Hasil analisis kekar pada prog-
daerah penelitian, dimana kekar itu ram Dips dikelompokan berdasarkan
sendiri memiliki beberapa pola yang arah tegasannya dan keberadaan
berbeda sesuai dengan karakteris- kekar tersebut pada batuan dengan
tiknya masing-masing. (Means & urutan stratigrafi tertentu. Untuk
William, 1976) mempermudah dalam mengetahui e-
Permasalahan yang akan dibahas volusi tektonik berdasarkan analisis
antara lain: 1) Jenis gaya apa saja data kekar ini maka proses re-
yang mengakibat-kan batuan di konstruksi data kekar dimulai dari da-
daerah penelitian ter-deformasi, dan ta kekar yang terdapat pada batuan
berarah bagaimana gaya tersebut yang paling muda.
dilihat dari beberapa data struktur
khususnya data kekar yang ada?; 2) Kekar Pada Batuan Tersier
Bagaimanakah evolusi tektonik yang
Pada Formasi Dahor hanya ditemui
terjadi di daerah pene-litian?
dua stasiun dengan keberadaan data
Tujuan dari penelitian ini antara
kekar, data tersebut diambil di bagian
lain: 1) Mengetahui arah dan jenis ga-
utara daerah penelitian. Pada kekar
ya yang mengakibatkan batuan di
stasiun Dahor 1 terdapat pengukuran
daerah penelitian terdeformasi berda-
kekar sebanyak 41 buah yang terda-
sarkan data struktur geologi yang ada
pat pada batulempung, sedangkan
khususnya data kekar; 2) Mengetahui
pada kekar stasiun Dahor 2 terdapat
evolusi tektonik yang terjadi di daerah
pengukuran kekar sebanyak 40 buah
penelitian.
yang terdapat pada batupasir. Dari
hasil interpretasi melalui program
METODE PENELITIAN
dips, didapat tiga dominasi arah ke-
Objek yang diteliti adalah unsur- kar, yaitu 90°-100°, 160°-180°, dan
unsur struktur geologi yang difokus- 120°-150° North to East dengan σ1
kan kepada pengukuran kekar pada berarah NW-SE.
batuan yang mewakili setiap periode Pada Formasi Warukin hanya dite-
tektonik yang ada, yang digunakan mui dua stasiun dengan keberadaan
untuk menentukan arah tegasan serta data kekar, data tersebut diambil di
pola tektonik yang berkembang di bagian Barat daerah penelitian. Pada
daerah penelitian. Tahap awal pene- kekar stasiun Warukin 1 terdapat
litian dimulai dengan tahap persiapan pengukuran kekar sebanyak 55 buah
yaitu studi literatur untuk mengetahui yang terdapat pada batupasir, se-
kondisi struktur geologi daerah pene- dangkan pada kekar stasiun Warukin
litian, kemudian dilanjutkan dengan 2 terdapat pengukuran kekar seba-
pengumpulan data lapangan berupa nyak 50 buah yang terdapat pada
pengukuran data kekar dan beberapa batulempung. Dari hasil interpretasi
data struktur penunjang lainya. Se- melalui program dips, didapat tiga
telah data lapangan dikumpulkan, dominasi arah kekar, yaitu 100°-
data ini kemudian dianalisis. 130°, 150°-160°, dan 20°-30° North
to East dengan σ1 berarah NW-SE.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Formasi Berai hanya ditemui
satu stasiun dengan keberadaan data
Analisis Data Kekar
kekar, data tersebut diambil di bagian
Dalam penelitian kali ini analisis Utara daerah penelitian. Pada kekar
proses dinamika lebih ditekankan ke-- stasiun Berai terdapat pengukuran
pada data kekar yang diukur dari se- kekar sebanyak 72 buah yang ter-
156
Evolusi tektonik berdasarkan analisis data kekar daerah Binuang dan sekitarnya,
Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
(Andi Supian Yusuf, Ismawan, dan Faisal Helmi)
157
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 3, Desember 2014: 155-162
ini diketahui dari hasil interpretasi tersebut (Rickard, 1972). Sesar Men-
peta pola jurus dan arah kemiringan datar Sinistral berkembang pada da-
lapisan batuan (dip) yang saling erah penelitian dengan arah relatif
berlawanan. Pada daerah barat anti- tenggara – baratlaut. Indikasi utama
klin, arah kemiringan batuan cende- keberadaan sesar ini adalah adanya
rung barat - barat laut, sedangkan kelurusan pada Peta DEM dibuktikan
pada daerah timur antiklin berarah dengan pengukuran data kekar.
timur – tenggara. Dan Sinklin Burakai
berada di Baratdaya daerah penelitian Evolusi Tektonik Daerah
dan membentang dengan arah relatif Penelitian
utara timur laut – selatan barat daya.
Kejadian tektonik yang berperan
Adanya struktur sinklin ini diketahui
dalam perkembangan daerah peneliti-
dari hasil interpretasi peta pola jurus
an dan cekungan Barito menurut para
dan arah kemiringan lapisan batuan
ahli seperti Satyana dan Silitonga
(dip) yang saling berlawanan. Pada
(1994), membagi kejadian tektonik
daerah barat sinklin, arah kemiringan
dalam 4 periode yaitu F1 (Pre-rift), F2
batuan cenderung timur – tenggara,
(Syn-rift), F3 (Post-rift), dan F4 (Syn-
sedangkan pada daerah timur sinklin
inversion). Berikut adalah urutan sis-
arah kemiringan batuan cenderung
tem struktur geologi daerah penelitian
barat - barat laut.
yang diambil dari Satyana dan
Silitonga (1994):
Struktur Geologi Pendukung:
F1 (Prerift): Pra-Tersier, pembentuk-
Sesar
an basement complex.
Dasar dari analisis penarikan sesar F2 (Synrift): Eosen Awal-Tengah,
pada daerah penelitian ditafsirkan dari rifting (back-arc extension) dan peng-
segala data sekunder serta primer endapan Formasi Tanjung bagian
yang terdapat pada daerah penelitian, bawah (Lower Tanjung).
baik dari data kelurusan pada DEM, F3 (Postrift): Eosen tengah-Miosen
kedudukan lapisan yang tidak normal, awal, (Eosen Tengah - Oligosen Awal)
cermin sesar, offset litologi, kekar, terbentuklah Cekungan Barito dan
ataupun petunjuk petunjuk lain. Indi- terendapkan sedimen penyusun For-
kasi-indikasi tersebut digunakan un- masi Tanjung bagian atas dan (Oligo-
tuk menentukan arah relatif, geometri sen Awal - Miosen Tengah) terjadi
serta pergerakan relatif dari sesar penggenangan laut dan terendapkan
yang terdapat di daerah penelitian. sedimen penyusun Formasi Berai.
Secara garis besar sesuai data ter- F4 (Syn-inversion): Pada Miosen
sebut, pola sesar pada daerah pene- Tengah: Pengangkatan tinggian Ku-
litian memiliki arah relatif baratlaut- ching akibat collision antara fragmen
tenggara serta timurlaut-baratdaya. benua ‘Laut Cina Selatan’ dengan Ka-
Sesar Naik Kumbung berkembang pa- limantan Utara. Pada saat yang sama
da bagian Barat daerah penelitian terjadi collision di bagian timur Sula-
dengan arah relatif utara timur laut – wesi yang menghentikan pemekaran
selatan barat daya. Indikasi utama Selat Makasar (Proto meratus uplift).
keberadaan sesar ini adalah adanya Pada Miosen akhir: Terjadi penurunan
cermin sesar pada stasiun cs1. Sesar pada Cekungan Barito dan terendap-
Naik Batangbanyu berkembang pada kan sedimen pembentuk Formasi
bagian Timur daerah penelitian Warukin. (Pliosen-Plistosen) Terjadi
dengan arah relatif utara timurlaut – re-activation pada Meratus yang
selatan baratdaya. Indikasi utama ke- menyebabkan terjadinya tumbukan
beradaan sesar ini adalah adanya dengan platform Barito sehingga
cermin sesar pada stasiun cs2. Kla- material yang tererosi akbat peristiwa
sifikasi sesar ini didapatkan berda- ini menjadi sedimen penyusun
sarkan data pitch dari bidang sesar Formasi Dahor.
158
Evolusi tektonik berdasarkan analisis data kekar daerah Binuang dan sekitarnya,
Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
(Andi Supian Yusuf, Ismawan, dan Faisal Helmi)
159
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 3, Desember 2014: 155-162
160
Evolusi tektonik berdasarkan analisis data kekar daerah Binuang dan sekitarnya,
Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan
(Andi Supian Yusuf, Ismawan, dan Faisal Helmi)
161
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 12, Nomor 3, Desember 2014: 155-162
162