Piutang Isi PDF
Piutang Isi PDF
Disusun Oleh :
1. Indri Bunga Pertiwi (09403241007)
2. Emi Novianasari (09403241017)
3. Riska Fadila (094032410
4. Pratomo Adi C. (094032410
Semoga bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah bapak dan teman-
teman beriakn kepada penulis, dicatat sebagai amal ibadah yang diridhoi Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan amkalah ini.
Semoga Allah SWT selalu membimbing setiap langkah dan aktivitas kita
dan semoga makalah ini membawa manfaat bagi semua pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, November 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Piutang merupakan salah satu informasi yang sangat penting bagi
perusahaan. Piutang diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, sehingga hal yang
kompleks ini seringkali menjadikan asumsi bahwa pencatatan untuk piutang
adalah rumit. Dianggap rumit karena begitu banyak metode yang dapat digunakan
untuk mencatat transaksi yang berhubungan dengan piutang tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengakuan dan penilaian terhadap piutang dilakukan?
2. Metode apa sajakah yang dapat digunakan untuk pencatatan piutang?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat menggambarkan secara rinci mengenai piutang
2. Memudahkan untuk memahami pencatatan dalam piutang
3. Memahami lebih mendalam mengenai piutang dan metode-metode
yang ada di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Piutang
Piutang (receivable) adalah tagihan kepada pihak lain (debitur) atau
pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang
dilakukan secara kredit atau memberikan pinjaman kepada karyawan, member
uang muka pada anak perusahaan, atau penjualan aktiva tetap. Atau secara
singkat, piutang merupakan tuntutan perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak
yang dituntut wajib memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang
telah disetujui bersama.
Piutang adalah salah satu informasi yang penting bagi perusahaan.
Perusahaan tertentu, misalnya perusahaan jasa biasa menyebut dengan pendapatan
yang masih harus diterima, lembaga pendidikan tinggi biasa menyebutnya
tunggakan uang kuliah, dll. Namun itu semua hanyalah penyesuaian nama sesuai
jenis usaha.
B. Klasifikasi Piutang
Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan menjadi
piutang lancar (jangka pendek) dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang
lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama
siklus operasi berjalan, tinggal mana yang lebih panjang. Semua piutang lain
diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (noncurrent receivable).
Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca, baik sebagai piutang
dagang atau piutang nondagang.
1. Piutang dagang (trade receivable)
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang
dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang
dagang biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan, bisa
disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih.
Piutang usaha (account receivable) adalah janji lisan dari pembeli untuk
membayar barang atau jasa yang dijual. Sedangkan wesel tagih (notes receivable)
adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu
di masa depan.
2. Piutang nondagang (nontrade receivable)
Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi, antara lain :
a. Uang muka kepada karyawan dan staf
b. Uang muka kepada anak perusahaan
c. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
d. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran
e. Piutang dividen dan bunga
f. Klaim terhadap :
f.1 Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan
f.2 Terdakwa dalam satu perkara hukum
f.3 Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak
f.4 Perusahaan pengangkut untuk barang yang rusak atau hilang
f.5 Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang
f.6 Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat,
container, dan sebagainya.
Dalam kasus ini, nilai sekarang wesel dan nilai nominalnya adalah
sama, yaitu $10.000, karena suku bunga efektif dan ditetapkan juga sama.
Penerimaan wesel dicatat oleh X corp. sebagai berikut :
Wesel tagih 10.000
Kas 10.000
X corp. juga akan mengakui bunga yang dihasilkan setiap tahun
sebagai berikut :
Kas 1.000
Pendapatan bunga 1.000
2. Wesel yang diterbitkan bukan pada nilai nominal
a. Wesel berbunga nol
Jika yang diterima adalah wesel berbunga nol, maka nilai
sekarangnya adalah kas yang dibayarkan kepada penerbit wesel. Karena
baik jumlah masa depan maupun nilai sekarang wesel telah diketahui,
maka suku bunga dapat dihitung. Suku bunga implisit adalah suku bunga
yang akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah piutang di
masa depan. Selisih antara jumlah masa depan (nilai nominal)dengan nilai
sekarang (kas yang dibayarkan) dicatat sebagai diskonto dan
diamortisasikan ke pendapatan bunga sepanjang umur wesel.
b. Wesel berbunga
Jika nilai sekarang melebihi nilai nominal, maka wesel tersebut
dipertukarkan pada premi. Premi atas wesel tagih dicatat sebagai debet dan
diamortisasikan menggunakan metode bunga efektif sepanjang umur wesel
sebagai pengurang tahunan dalam jumlah pendapatan bunga yang diakui.
c. Wesel yang diterima untuk properti, barang atau jasa
Jika wesel diterima sebagai pertukaran properti, barang atau jasa
dalam suatu transaksi yang wajar, yang suku bunga ditetapkan
diasumsikan cukup wajar kecuali :
i. Tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau
ii. Suku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal, atau
iii. Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga
jual tunai saat ini untuk pos-pos yang serupa atau dari nilai
pasar sekarang instrument utang.
Dalam situasi ini, nilai sekarang wesel diukur oleh nilai wajar
properti, barang, atau jasa atau oleh jumlah yang secara layak mendekati
nilai pasar wesel.
3. Pilihan suku bunga
Proses perkiraan suku bunga dinamakan dengan perhitungan suku bunga
yang layak (impultation), dan hasilnya dinamakan suku bunga terkait (imputed
interest rate).Pilihan suku bunga ini dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku
bagi penerbit instrumen serupa dengan peringkat kredit yang sama.
PELANGGAN PERUSAHAAN
(1) Menyampaikan pesanan
Pengecer Perusahaan manufaktur
Atau atau
(5) Mengirimkan barang distributor
grosir
Seperti disebutkan dalam cerita pembuka, salah satu fenomena baru dalam
penjualan (transfer) piutang adalah sekuritisasi. Sekuritisasi (securitization) dapat
berupa pool aktiva seperti piutang kartu kredit, piutang hipotik, atau piutang
pinjaman mobil dan menjual sebagian pembayaran bunga dan pokok dalam pool
tersebut. Sebenarnya, ini sama saja dengan menciptakan sekuritas yang didukung
oleh pool aktiva tersebut. Hampir setiap aktiva yang memiliki aliran pembayaran
dan sejarah pembayaran jangka panjang bisa merupakan calon sekuritisasi.
Perbedaan antara factoring dengan sekuritisasi adalah bahwa factoring
biasanya melibatkan penjualan kepada satu perusahaan saja, biayanya tinggi,
kualitas piutang rendah, dan penjual kemudian tidak perlu menagih piutang.
Dalam sekuritisasi, banyak investor terlibat, marjinnya sedikit, kualitas piutang
tinggi, dan penjual biasanya terus menagih piutang.
Baik dalam transaksi factoring maupun sekuritisasi, piutang dapat dijual
atas dasar tanpa tanggung renteng atau dengan tanggung renteng.
Tanggung Renteng
Tanggung renteng adalah hak penerima transfer piutang untuk menerima
pembayaran dari pelaku transfer:
(1) Jika debitor tidak mampu melunasi piutang pada saat jatuh tempo
(2) Untuk pengaruh sebelum pembayaran, atau
(3) Untuk penyesuaian yang muncul akibat turunnya nilai piutang yang
ditransfer.
Hasil bersih (net proceeds) adalah kas atau aktiva lainnya yang diterima
dalam penjualan dikurangi setiap kewajiban yang terjadi. Kerugiannya dihitung
sebagai berikut:
Perhitungan Kerugian atas Penjualan
Nilai buku (tercatat) $500.000
Hasil bersih 479.000
Kerugian atas penjualan piutang $21.000
Transfer Piutang
Colton Corporation
Neraca (Parsial)
Per 31 Desember 2007
Aktifa lancer $ 1.870.250
Kas dan ekuivalen kas
Piutang usaha (Catatan 2) $ 8.977.673
Dikurangi: Penyisihan untuk piutang tak tertagih 500.266
Analisis Piutang
Rasio Perputaran Piutang
Rasio keuangan sering kali digunakan untuk mengevaluasi likuiditas
piutang usaha perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas piutang
adalah rasio perputaran piutang (receivables turnover ratio). Rasio ini
mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu
periode. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan piutang rata-
rata (bersih) yang beredar selama tahun berjalan. Secara teoritis, penyebutnya
hanya memasukkan penjualan kredit bersih. Namun, informasi ini seringkali tidak
tersedia, dan jika jumlah relatif dari penjualan tunai dan penjualan kredit tetap
konstan secara wajar, maka kecerendungan yang ditunjukkan oleh rasio
perputaran piutang tetap absah. Kecuali kalau faktor-faktor musiman signifikan,
jumlah piutang rata-rata yeng beredar dapat dihitung dari saldo awal dan akhir
piutang dagang bersih.
Sebagai contoh, Circuit City melaporkan penjualan bersih tahun 2004
sebesar $9.745 juta. Saldo awal dan akhir piutang masing-masing adalah $380
juta dan $580 juta. Rasio perputaran piutang usaha dihitung seperti contoh
dibawah ini:
Penjualan bersih = Perputaran piutang usaha
Piutang usaha rata-rata (bersih)
$9.745 = 20,3 kali, atau setiap 18 hari
(365+20,3)
($580 + $380)/2
A. Kesimpulan
Piutang (receivable) adalah tagihan kepada pihak lain (debitur) atau
pelanggan sebagai akibat dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang
dilakukan secara kredit atau memberikan pinjaman kepada karyawan, member
uang muka pada anak perusahaan, atau penjualan aktiva tetap. Atau secara
singkat, piutang merupakan tuntutan perusahaan kepada pihak lain, dimana pihak
yang dituntut wajib memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat yang
telah disetujui bersama.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan menjadi
piutang lancar (jangka pendek) dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Piutang
lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama
siklus operasi berjalan, tinggal mana yang lebih panjang. Semua piutang lain
diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (noncurrent receivable). Piutang
selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca, baik sebagai piutang dagang atau
piutang nondagang.
B. Saran
Sebaiknya kita tidak menganggap bahwa pencatatan dalam akuntansi itu
rumit, tetapi pelajari dulu, maka semua akan terasa terbiasa.
DAFTAR PUSTAKA