Laporan Kasus UGD Donny
Laporan Kasus UGD Donny
Disusun Oleh :
Donny Austine Wibisono 22010111200111
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
1
I. DATA PRIBADI
IDENTITAS
A.Identitas Penderita
Nama : Nn. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 41 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Suku/Warga Negara : Jawa/Indonesia
Alamat : Margosari RT 002/ RW 002 Gubug Grobogan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal Pemeriksaan : 11 Februari 2013
Tanggal Masuk RSJ : 11 Februari 2013
No. CM : 088277
Diperiksa oleh : Coass Donny Austine Wibisono
2
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis tanggal 11 Februari 2013 jam 09.00 dari :
Nama Ny. T
Pendidikan SMA
Umur 35 tahun
Agama Islam
Hubungan Adik
3
± 2 minggu SMRS pasien sering keluyuran, mengaku tidak betah dirumah dan ingin
segera memiliki pacar seperti kakak nya. Pasien sering bernyanyi dan menari sendiri. Pasien
jadi lebih banyak berbicara saat berkomunikasi, terlihat ceria, namun bila mengingat tidak
lulus SMP pasien sedih dan merasa bodoh, dan merasa tidak percaya diri. Pasien merasa
bersalah dan tidak berguna, dan menjadi kehilangan minat dan kegembiraan. Pasien sulit
tidur. Shalat sering ditinggalkan, makan mandi dan berganti pakaian dilakukan secara teratur
atas inisiatif sendiri. Hubungan dengan teman, keluarga dan tetangga menjadi renggang.
(GAF 50)
C. Riwayat Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatrik
Pasien pernah dirawat inap di RSJ Aminogondo Hutomo pada bulan Juli 2011 dengan
keluhan mengamuk. Pasien sering memukul orang desekitarnya, mudah tersinggung dan
menjadi pemarah. Pasien sering berdiam diri, dan menangis terutama bila teringat tidak lulus
SMP. Pasien sulit tidur, namun ADL masih bisa dikerjakan sendiri. Pasien pernah mencoba
bunuh diri pada bulan Juni 2011. Riwayat terapi Risperidone, tablet merah, tablet kuning,
kontrol rutin di RSUD Batang (1/2 – 1 bulan sekali)
2. Riwayat penyakit medis umum
Riwayat kejang demam (-),
Riwayat epilepsi (-),
Riwayat trauma kepala(-),
Riwayat hipertensi(-),
Riwayat diabetes mellitus(-),
Riwayat nyeri ulu hati / sakit maag (-),
Riwayat nyeri dada/sakit jantung(-),
Riwayat pingsan/kehilangan kesadaran (-)
3. Penggunaan Obat-obatan dan NAPZA
Pasien menyangkal pernah minum alkohol dan menggunakan NAPZA
4
SCORE GAF
D. Riwayat Pramorbid
1. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan dengan bantuan bidan di Puskesmas, 9 bulan, berat lahir 2900
gram, langsung menangis. Pasien tak memiliki masalah kelainan bawaan. Selama
hamil tidak ada riwayat sakit. Pasien merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pasien
merupakan anak yang diharapkan dan direncanakan. Sejak lahir pasien diberikan
ASI, namun dibarengi dengan makanan tambahan seperti pisang ulek sebelum usia
6 bulan. Setelah usia 6 bulan pasien mulai diberikan nasi tim, tahu, tempe, dan telur
rebus. Pasien tidak pernah terbentur di kepala semasa bayi. Pasien juga tak pernah
sakit demam tinggi atau demam berkepanjangan selama bayi.
5
3. Masa anak-anak pertengahan (3 – 7 Tahun)
Pasien mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti anak-anak seusianya,
pasien dapat bermain bersama dengan anak lainnya dan berbagi mainan dengan
teman sebayanya. Hubungan dengan orang tua dan kakak serta adik pasien baik.
Pasien tidak cemburu dengan adiknya. Pasien masuk SD umur 6 tahun. Pasien
memiliki teman laki-laki dan perempuan. Orang tua tidak mendidik dengan
kekerasan.
2. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak menempuh pendidikan TK. Pasien masuk SD usia 6 tahun.
Prestasi biasa-biasa saja, lulus dengan nilai rata-rata.
b. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam dan beribadah sholat 5 waktu. Pasien rajin mengaji.
c. Riwayat Perkawinan
Pasien belum pernah menikah. Riwayat pacaran sering patah hati. Pasien
menyukai lawan jenis sejak lulus SD.
d. Riwayat Kemiliteran :
Pasien belum pernah melihat atau terlibat dalam suatu peperangan maupun
mengikuti kegiatan militer.
e. Riwayat Pelanggaran Hukum
6
Pasien tidak pernah terlibat masalah pelanggaran hukum.
f. Riwayat Sosial
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga, teman-teman dan tetangga.
Namun, pasien tidak suka mengikuti kegiatan organisasi. Pasien tidak terlibat
dalam kegiatan di mesjid. Pasien lebih suka bepergian dengan teman –
temannya.
g. Riwayat Hidup Sekarang
Pasien tinggal di satu rumah bersama anggota keluarga yang lain yaitu orang
tuanya beserta seorang kakak perempuan serta adik laki-laki. Biaya hidup
pasien ditanggung oleh ayahnya. Ayah dan ibu bekerja sebagai petani. Kakak
perempuan pasien sudah bekerja sebagai buruh konveksi. Penghasilan total
keluarga tersebut per bulan 1.500.000,00, harus menanggung istri dan 3 orang
anaknya. Biaya pengobatan ditanggung Jamkesmas. Kesan : sosial ekonomi
kurang.
2. Riwayat Psikoseksual
- Pasien tidak ada riwayat penyimpangan atau penyiksaan atau pelecehan
seksual dari masa kanak-kanak sampai dewasa.
- Pasien berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.
2. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Tidak ada anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa.
7
Silsilah keluarga
Keterangan:
: perempuan : meniggal
: laki – laki : pasien dengan gangguan jiwa
8
Echolalia (-) Pyromania (-)
Echopraxia (-) Poriomania (-)
Sikap: kooperatif
Indifferent (-) Curiga (-)
Apatis (-) Berubah-ubah (-)
Kooperatif (+) Tegang (-)
Negativisme pasif (-) Pasif (-)
Dependent (-) Aktif (-)
Infantile (-) Katalepsi (-)
Rigid (-) Bermusuhan (-)
B. Pembicaraan
Kuantitas berlebihan, kualitas cukup, penderita menjawab semua pertanyaan
pemeriksa, intonasi cukup, volume suara jelas, artikulasi jelas.
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi visual (-)
Halusinasi taktil (-)
Halusinasi akustik (-)
Halusinasi haptik (-)
Halusinasi olfaktorik (-)
Halusinasi kinestetik (-)
9
Halusinasi gustatorik (-)
Halusinasi autoskopi (-)
2. Ilusi
Ilusi visual (-) Ilusi gustatorik (-)
Ilusi akustik (-) Ilusi taktil (-)
Ilusi olfaktorik (-)
B. Pikiran
1. Bentuk pikir : realistik
2. Arus pikir
Flight of ideas (+) Retardasi (-)
Asosiasi longgar (-) Asosiasi bunyi (-)
Inkoherensi (-) Asosiasi pengertian (-)
Tangensial (-) Blocking (-)
Sirkumstansiality (-) Preserverasi (-)
Neologisme (-) Verbigerasi (-)
Jawaban irrelevant (-) Lancar (-)
3. Isi pikiran:
10
Delusion of passivity (-)
Delusion of perception (-)
Over valued idea (-)
11
B. Pertimbangan : cukup
C. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya
Status neurologis :
GCS : E4M6V5
Nervus Cranialis I-XII : dalam batas normal
Motorik:
Ekstremitas Superior Inferior
Pergerakan + N / +N +N / +N
Kekuatan 5-5-5/5-5-5 5-5-5/5-5-5
Tonus Normotonus Normotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi
12
Lateralisasi -/- -/-
Refleks fisiologis + N / +N +N/+N
Refleks patologis -/- -/-
Sensibilitas taktil dalam batas normal
Sensibilitas nyeri dalam batas normal
Koordinasi, GAIT, dan keseimbangan
Cara berjalan : simetris
Test Romberg :-
Ataksia :-
Disdiadokokinesia :-
Rebound phenomenon :-
Dismetri :-
Gerakan – gerakan abnormal:
Tremor :-
Athetose :-
Miokloni :-
Chorea :-
Alat vegetatif
Miksi : dalam batas normal
Defekasi : dalam batas normal
Kesan : status neurologis dalam batas normal
13
C. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Rutin (2 Februari 2013)
Hemoglobin : 10,6 g/dL
Hematokrit : 32,6 %
Eritrosit : 3, 98 juta / mmk
Leukosit : 7,36 ribu / mmk
Trombosit : 288 ribu / mmk
MCV : 81,9 fl
MCH : 26,6 pg
MCHC : 32,5 g/dL
Kimia Klinik ( 2 Februari 2013)
Albumin : 3,96 g/dL
SGOT : 12,5 U/L
Kreatinin : 0,87 mg/dL
Urea : 15,5 mg/dL
Total Protein : 7,02 g/dL
Asam urat : 2,6 mg/dL
Kolesterol : 174 mg/dL
Trigliserida : 41 mg/dL
Glukosa sewaktu : 130,9 mg/dL
Globulin : 3,06 g/dL
14
E. Pemeriksaan Psikometri
PANSS (Positive and Negative Syndrome Scale)
Tanggal 08 Januari 2013
P1 Waham 1 2 3 4 5 6 7
P3 Perilaku halusinansi 1 2 3 4 5 6 7
P4 Gaduh gelisah 1 2 3 4 5 6 7
P5 Waham kebesaran 1 2 3 4 5 6 7
P6 Waham kejar 1 2 3 4 5 6 7
P7 Permusuhan 1 2 3 4 5 6 7
Simptom Negatif
N1 Afek tumpul 1 2 3 4 5 6 7
N2 Penarikan emosional 1 2 3 4 5 6 7
N3 Kemiskinan raport 1 2 3 4 5 6 7
N7 Pemikiran stereotipik 1 2 3 4 5 6 7
G1 Kekhawatiran somatic 1 2 3 4 5 6 7
G2 Anxietas 1 2 3 4 5 6 7
G3 Rasa bersalah 1 2 3 4 5 6 7
G4 Ketegangan 1 2 3 4 5 6 7
15
G5 Mannerisme & posturing 1 2 3 4 5 6 7
G6 Depresi 1 2 3 4 5 6 7
16
G7 Retradarsi motoric 1 2 3 4 5 6 7
G8 Ketidakkooperatifan 1 2 3 4 5 6 7
G10 Disorientasi 1 2 3 4 5 6 7
G15 Preokupasi 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah 33
17
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA (FORMULASI DIAGNOSTIK)
Berdasarkan riwayat penyakit pasien, ditemukan adanya pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala yang menimbulkan
suatu penderitaan (distress) maupun hendaya pada berbagai fungsi sosial, peran, penggunaan
waktu luang, dan perawatan diri sehingga dapat disimpulkan pasien ini menderita gangguan
jiwa.
Axis I :
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan didapatkan hasil:
a. Didapatkan kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan
dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental yang terjadi pada dua episode,
dengan adanya penyembuhan sempurna antar kedua episode. Pada pasien ini
ditemukan mood hipertimik dengan terjadi peningkatan jumlah kalimat yang
dikatakan pasien serta peningkatan frekuensi pasien dalam bernyanyi dan menari.
b. Episode berlangsung selama 1 bulan dan cukup berat hingga mengacaukan seluruh
pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan, di mana pada pasien ini
keinginannya untuk memiliki pasangan membuat pasien tidak betah dirumah.
Perubahan afek juga disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas
berlebihan, dalam hal bernyanyi dan menari, percepatan dan kebanyakan bicara,
kebutuhan tidur yang berkurang, di mana pada pasien ini seminggu mengalami sulit
tidur.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan pasien terdiagnosis sebagai Gangguan
afektif bipolar, Episode Kini Manik tanpa gejala psikotik.
Axis II :
Dari riwayat pramorbid diketahui pasien adalah seorang yang mudah bergaul mempunyai
banyak teman, hubungan keluarga dan tetangga baik. Pasien lulus SD prestasi di sekolah
biasa saja, pasien tidak pernah melanggar norma sosial. Hasil tersebut menunjukkan tidak
ada gangguan kepribadian dan retardasi mental. Sehingga tidak ada diagnosis pada axis II
Axis III :
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak didaptkan adanya kelainan sehingga tidak ada
diagnosis pada Axis III.
18
Axis IV :
Dari anamnesis tidak didapatkan masalah dengan keluarga. Kemungkinan pasien
mengalami masalah psikososial dan lingkungan lain yang terkait dengan percintaan.
Axis V :
GAF terbaik 1 tahun terakhir 80
GAF saat masuk RSJ 50
GAF saat diperiksa 60
V. PENATALAKSANAAN
A. Farmakoterapi :
• Rekomendasi terapi farmakologi untuk mania akut
o Lini 1 : Lithium, divalproax, olanzapine, risperidone,
quetiapine, quetiapine XR, aripiprazole, ziprasidone, lithium
atau divalproax + risperidone, lithium atau divalproax +
quetiapine, lithium atau divalproax + olanzapine, lithium atau
divalproax + aripiprazole.
o Lini 2 : carbamazepin, ECT, lithium + divalproax, asenapine,
lithium atau divalproax + asenapine, poliperidon monoterapi
o Lini 3 : haloperidone, chlorpromazine, lithium atau divalproax
+ haloperidol, lithium + carbamazepin, clozapine,
oxcarbazepine, tamoxifen
19
o Tidak direkomendasikan : gabapentin, topiramate, lamotigrine,
verapamil, tiagabine, risperidon + carbamazepin, olanzapine +
carbamazepin monoterapi
20
“dopamin receptor supersensitiviy” dengan meningkatkan ”colinergic-muscarinic activity”
dan menghambat ”cyclic AMP”
A. Psikoterapi
a. Terapi Kelompok :
Diadakan kegiatan dimana tiap 2 hari sekali setiap ± jam 10 pagi,
pasien diajak mengobrol atau berbincang-bincang dan permainan
kelompok, olahraga bersama dengan perawat atau dengan pasien lain
sehingga solusi-solusi cara menghilangkan keluhan, gejala atau penyakit
pasien dapat ditemukan.
b. Terapi Keluarga :
Seminggu sekali (biasanya tiap hari Sabtu), pasien dikumpulkan
bersama keluarganya, psikiater, psikolog, perawat sehingga bisa dilakukan
sharing tentang solusi dari penyakit, gejala atau keluhan pasien. Memberi
pengertian kepada keluarga tentang penyakit pasien yang memerlukan
dukungan dan pengawasan minum obat.
c. Terapi Supportif :
Yang diinginkan oleh pasien setelah keluar dari RSJ adalah menjadi
penyanyi terkenal sehingga dapat diinformasikan kepada keluarga agar
keluarga mendukung keinginan penyanyi.
d. Terapi Okupasional :
Apabila kondisi pasien sudah membaik, mulai direncanakan untuk dapat
mengikuti program rehabilitasi sesuai dengan kegemaran dan keahlian
pasien.
21
IV. PROGNOSIS
V.
Dubia ad bonam : karena faktor-faktor prognosis ke arah baik lebih banyak, yakni pada
pasien ini, ditemukan onset lambat, onset akut, riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan
pramorbid baik, gejala gangguan mood, sistem pendukung yang baik.
VIII. SARAN-SARAN
1. Keluarga Pasien:
• Mengedukasi keluarga agar menjenguk pasien selama dirawat.
• Memberi tahu keluarga agar tetap member dukunganterhadap pasien.
• Memberi tahu keluarga agar rajin membawa pasien untuk kontrol di poli jiwa.
• Memberi tahu keluarga tentang efek samping dari obat yang diberikan.
2. Pasien :
Mengedukasi pasien untuk rajin kontrol dan rutin minum obat.
3. Lingkungan sekitar :
22
• Mengedukasi masyarakat agar mendukung dan tidak mengucilkan pasien dan
keluarga.
• Mengedukasi masyarakat agar membantu memulangkan jika pasien kabur.
• Mengedukasi masyarakat agar turut menjaga keselamatan diri pasien.
23