Anda di halaman 1dari 7

Agrotech Res J Vol. No. Hal.

ISSN:

KERAGAAN PADI M3 HASIL IRIADIASI SINAR GAMMA 0,2 KGY DAN 0,3 KGY BERAS MERAH CEMPO1)
Hannura Hosea1), Parjanto2), Sukaya2),
1)
Mahasiswa S1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
2)
Staf Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Kontak Penulis: hannurahosea777@gmail.com

ABSTRAK
Cempo red rice paddy is a varieties of origin Yogyakarta that has a delicious taste, soft, contains vitamins and
minerals higher than white rice and has the potential to be improved. The weakness of Cempo red rice paddy is
the potential yield is still lower than the white rice. This research purpose is to study the agronomic
permormance of M3 red rice paddy from gamma ray iradiation of 0.2 dan 0.3 kGy to obtain high yield M3
individuals. Research was conducted by planting 10 M3 strains (M2 yield) 0.2 kGy, 5 M3 strains of 0.3 kGy and
Cempo varieties as controls. Observed variables were plant height, fowering age, number of productive tillers,
panicle length, seeds per panicle, panicle glance ndex, weight of 100 seeds, and yield by plant. The result of the
observation was analyzed descriptively and using T test. The result showed that there were differences of
agronomic characteristic of M3 strains resulting from gamma ray irradiation of 0.2 and 0.3 kGy compared to
varieties of cempo (control) occurred on the characteristics (variable) plant height, number of productive tillers,
panicle length, index spatial of panicle, weight of 100 grain and yield. Based on the power properties of results
there are 14 selected M3 individuals that is M-C-02-10-55, M-C-02-146-1, M-C-02-146-58, M-C-02-146-63, M-
C-02-146-78, M-C-02-73-1, M-C-02-21-27, M-C-02-BA3-28, M-C-03-52-38, M-C-03-9-10, M-C-03-77-68, M-C-
03-1-37, M-C-03-1-15 dan M-C-03-1-19.
Keywords : Mutation, Plant Breeding, Productivity
AGROTECHNOLOGY RESEARCH JOURNAL
Hosea H, Parjanto, Sukaya. 2017. Perfomance of Cempo M3 red rice paddy result of 0,2 kGy dan 0,3 kGy
gamma ray irradiation
Hosea H, Parjanto, Sukaya. 2017. Keragaan padi M3 hasil iradiasi sinar gamma 0,2 kGy dan 0,3 kGy Beras
Merah Cempo

PENDAHULUAN untuk menghasilkan kultivar unggul adalah dengan


Padi beras merah merupakan salah satu jenis padi teknik mutasi induksi salah satunya yaitu dengan
yang potensial dikembangkan di Indonesia dengan iradiasi sinar gamma (Zanzibar dan Sudrajat 2015).
B/C ratio sebesar 2,23 (Makarim 2011). Anhar (2013) Iradiasi merupakan suatu proses ionik sebagai salah
menyatakan bahwa beras merah memiliki kandungan satu metode modifikasi fisik polisakarida alami
gizi yang lebih tinggi dibandingkan beras putih yang (Relleve et al. 2005). Penggunaan radiasi sinar
membuat harga beras merah bisa mencapai dua kali gamma memiliki beberapa keuntungan (IAEA 2009)
lipat beras putih. Beras merah mengandung yaitu penetrasi penyinaran ke dalam sel bersifat
antosianin yang berguna untuk memperkecil resiko homogen dan dosis yang digunakan lebih akurat.
stroke dan serangan jantung (Indrasari dan Adnaya Induksi mutasi menggunakan radiasi sinar gamma
2007). dapat menghasilkan mutan lebih banyak apabila
Plasma nutfah padi beras merah memiliki dibandingkan dengan menggunakan mutagen kimia
kedekatan dengan spesies padi liar. Karakter dari padi (Kovacs dan Keresztes 2002).
beras merah yaitu bersifat serak, daun dan biji Sawitri (2016) menyatakan bahwa hasil padi beras
terdapat bulu, tanaman tinggi, biji mudah rontok, merah varietas Cempo generasi M2 menghasilkan
batang kecil, dan mudah rebah. Karakter-karakter peningkatan keragaman hasil pada jumlah anakan,
tersebut yang menjadikan kendala dalam usaha berat 1000 butir gabah bernas serta jumlah gabah
budidaya padi beras merah (Utami et al. 2010). produktif per malai pada tanaman. Iradiasi sinar
Makarim (2011) menyatakan Padi beras merah gamma 0,2 kGy pada generasi M2 juga menimbulkan
memiliki rata-rata umur panen 109 hari dengan beberapa indikasi mutasi seperti munculnya tanaman
produktivitas sebesar 4-5 t/ha lebih rendah kerdil. Keragaan mutan (tanaman M3) yang
dibandingkan padi putih yang bisa mencapai 7-12 merupakan hasil seleksi dari tanaman M2 padi beras
t/ha. merah Cempo yang dilakukan dalam penelitian
Carsono (2008) menyatakan bahwa perbaikan (Sawitri 2016) belum dipelajari sehingga perlu
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui
genetik dan agronomik yaitu dengan pemuliaan keragaan hasil mutasi generasi ketiga.
tanaman. Pemuliaan tanaman yang dapat digunakan
1
Alamat penulis korespondensi :
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta
Telp. 0271663961, Faks : 0271637457
BAHAN DAN METODE mendukung diterimanya tanaman oleh padi (Dewi et
Penelitian ini dilaksanakan di lahan sawah Desa al. 2009).
Parangjoro, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo
Tabel 1. Tinggi tanaman padi beras merah hasil
pada bulan Januari sampai dengan Juli 2016. Bahan
iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy
yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih 15
galur padi beras merah varietas Cempo M3 Terpe Terpan
Rata-Rata
berpotensi hasil tinggi dan benih padi beras merah Galur M3 ndek jang Kisaran
(cm) (cm) (cm)
varietas Cempo (varietas asal) sebagai kontrol. Setiap
M-C-02-67 85 110 85-110 97,9 ± 8,01
galur ditanam 81 tanaman dalam 1 blok. Alat yang M-C-02-10 85 103 85-103 94,0 ± 5,14
digunakan adalah meteran, kantung kertas, M-C-02-30 81 94 81-94 87,4 ± 4,55*
timbangan analitik, alat tulis, dan kamera. M-C-02-146 86 99 86-99 89,9 ± 4,38
Penelitian percobaan untuk menguji galur-galur M3 M-C-02-73 72 90 72-90 80,6 ± 5,58*
unggul berpotensi hasil tinggi (hasil seleksi M2) dan M-C-02-56 70 90 70-90 81,6 ± 7,01*
melakukan seleksi untuk mendapatkan tanaman M3 M-C-02-21 70 93 70-93 84,6 ± 6,98*
unggul guna membentuk galur M4 unggul berpotensi M-C-02-25 75 92 75-92 84,2 ± 4,76*
hasil tinggi. Seleksi galur dilakukan dengan metode M-C-02-BA2 88 108 88-108 98,6 ± 6,50
M-C-02-BA3 74 92 74-92 82,2 ± 5,75*
pedigree. Seleksi pedigree dilaksanakan untuk
M-C-03-90 78 91 78-91 85,9 ± 3,98*
memilih galur yang memiliki sifat-sifat agronomi yang M-C-03-52 73 96 73-96 81,1 ± 6,42*
dikehendaki. M-C-03-9 79 93 79-93 84,5 ± 4,12*
Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, umur M-C-03-77 77 94 77-94 88,4 ± 4,48*
berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, M-C-03-1 90 111 90-111 102,6 ± 7,14*
jumlah biji per malai, indeks kelebatan malai, bobot Cempo(Kontrol) 88 98 88-98 93,2 ± 3,43
100 biji, dan hasil biji per rumpun. Data yang Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol
diperoleh akan dianalisis secara deskriptif dan berdasar hasil uji t α=0,05
menggunakan uji t. Analisis data untuk
membandingkan keragaan galur-galur M3 hasil Umur Berbunga
iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy dengan kontrol Umur berbunga adalah salah satu parameter yang
(varietas Cempo). digunakan untuk menghasilkan tanaman unggul.
Menurut Hatta (2011), umur berbunga akan
mempengaruhi umur panen, semakin cepat tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
berbunga maka kemungkinan besar tanaman dipanen
Tinggi Tanaman juga semakin cepat, sehingga umur berbunga dapat
Iradiasi sinar gamma pada tanaman padi memiliki digunakan sebagai penciri umur panen. Umur
tujuan untuk mendapatkan tanaman padi merah yang berbunga dan umur panen merupakan kriteria penting
tidak terlalu tinggi sehingga potensi terjadinya rebah untuk mendapatkan tanaman padi berumur genjah.
akan menurun dibandingkan dengan tanaman yang Umur berbunga dihitung saat 80% populasi tanaman
tinggi (Meliala et al. 2016). Tanaman yang tidak terlalu sudah berbunga (Arwin 2015).
tinggi akan mengurangi resiko gagal panen dan
Tabel 2. Umur berbunga padi beras merah hasil
meningkatkan produksi. Hasil uji t menunjukan 10
iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy
galur M3 memiliki tinggi tanaman yang lebih pendek
dibandingkan dengan kontrol (Tabel 1) yaitu M-C-02- 80 %
Terawal Terakhir
73, M-C-02-56, M-C-02-BA3, M-C-02-25, M-C-02-21, Galur M3 Kisaran Tanaman
(hari) (hari) Berbunga
M-C-02-30 M-C-03-52, M-C-03-9, M-C-03-90, dan M-
M-C-02-67 46 60 46-60 60
C-03-77. Berdasarkan hasil uji t iradiasi sinar gamma M-C-02-10 46 60 46-60 53
M3 0,2 dan 0,3 kGy berhasil membuat tinggi tanaman M-C-02-30 53 60 53-60 53
menjadi lebih rendah meskipun tinggi tanaman masih M-C-02-146 53 67 53-67 60
bersegregasi dan belum homogen yang dicirikan M-C-02-73 53 67 53-67 60
dengan tingginya standar deviasi, standar deviasi M-C-02-56 46 67 46-67 60
mencirikan keragaman pengukuran suatu data, M-C-02-21 46 67 46-67 60
dimana semakin mendekati nol nilai standar deviasi M-C-02-25 53 60 53-60 60
maka data semakin seragam. M-C-02-BA2 46 67 46-67 46
Warman et al. (2015) menyatakan bahwa iradiasi M-C-02-BA3 53 67 53-67 60
M-C-03-90 46 67 46-67 60
sinar gamma dapat menghasilkan 7 mutan yang stabil M-C-03-52 46 67 46-67 60
memiliki tinggi tanaman lebih pendek dari tanaman M-C-03-9 46 67 46-67 60
asalnya. Tanaman yang tidak terlalu tinggi akan M-C-03-77 53 67 53-67 60
mengurangi resiko gagal panen dan meningkatkan M-C-03-1 53 67 53-67 60
produktivitas tanaman padi. Tinggi tanaman yang Cempo
46 60 46-60 53
ideal merupakan salah satu karakter yang akan (Kontrol)
M-C-02-BA2 merupakan satu-satunya galur yang MNTK4-10 galur mutan dari Manawthuka memiliki
memiliki umur berbunga lebih cepat dibandingkan rata-rata jumlah anakan produktif sebesar 10,3 malai
dengan kontrol yaitu 46 HST (Tabel 2), adanya galur sedangkan tetuanya hanya memiliki rata-rata sebesar
yang memiliki umur berbunga lebih cepat 8,7 malai.
dibandingkan dengan kontrol menunjukan bahwa
Panjang Malai
iradiasi sinar gamma mempengaruhi umur berbunga
Malai adalah salah satu parameter seleksi untuk
tanaman. Haris et al. (2013) menyatakan bahwa
mendapatkan daya hasil yang tinggi. Hatta (2011)
iradiasi sinar gamma pada dosis 0,2 kGy dapat
menyatakan bahwa malai yang lebih panjang akan
menghasilkan galur berumur genjah. Umur panen
meningkatkan hasil biji per rumpun. Panjang malai
dihitung dari penanaman yang dilakukan pada tanggal
berkorelasi dengan hasil gabah per malai (Herawati et
2 Februari 2016 dan pemanenan pada tanggal 23
al. 2009) yang nantinya juga akan mempengaruhi
April 2016. Umur panen padi beras merah hasil
daya hasil tanaman. Malai yang panjang akan
iradiasi dan tanaman kontrol yaitu 81 HST.
memungkinkan lebih banyak biji yang terbentuk.
Jumlah Anakan Produktif Menurut IRRI (2002), panjang malai dihitung dalam
Tanaman padi memiliki potensi hasil genetik untuk satuan cm dari dasar malai sampai ujungnya.
memperoleh produktivitas tertinggi. Jumlah anakan
Tabel 4. Panjang malai tanaman terseleksi padi beras
produktif merupakan salah satu komponen hasil yang
merah hasil iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy
berpengaruh langsung dengan tingkat produktivitas
tanaman. Banyaknya jumlah anakan produktif akan Terpen Terpa
mempengaruhi juga jumlah produksi biji atau gabah Galur M3 dek njang Kisaran Rata-rata
(cm) (cm)
(Makarim dan Suhartatik 2009).
M-C-02-67 16,5 27,7 16.5-27.7 22,96 ± 2,31
Tabel 3. Jumlah anakan produktif tanaman terseleksi M-C-02-10 17 28 17-28 23,30 ± 2,35
padi beras merah hasil iradiasi sinar gamma 0,2 dan M-C-02-30 17 28 17-28 23,30 ± 2,35
0,3 kGy M-C-02-146 15 27 15-27 22,96 ± 2,36
M-C-02-73 19,5 27 19.5-27 23,16 ± 1,72
Teren Terting Kisar M-C-02-56 14,1 26 14.1-26 20,55 ± 2,59*
Galur M3 Rata-Rata
dah gi an M-C-02-21 15,5 27 15.5-27 20,79 ± 2,81
M-C-02-67 18 27 18-27 21,4 ± 2,50 M-C-02-25 19,3 25,8 19.3-25.8 22,79 ± 1,79
M-C-02-10 23 35 23-35 27,8 ± 3,88* M-C-02-BA2 16,2 26,1 16.2-26.1 22,02 ± 1,85
M-C-02-30 21 28 21-28 24,3 ± 2,31* M-C-02-BA3 18 27,5 18-27.5 22,35 ± 1,99
M-C-02-146 25 40 25-40 29,5 ± 4,47* M-C-03-90 17,5 27,6 17.5-27.6 22,29 ± 2,33
M-C-02-73 25 44 25-44 29,8 ± 6,44* M-C-03-52 15,3 25,3 15.3-25.3 21,48 ± 2,48*
M-C-02-56 21 34 21-34 24,3 ± 3,74* M-C-03-9 15,9 26,7 15.9-26.7 22,39 ± 2,42
M-C-02-21 23 35 23-35 27,0 ± 4,37* M-C-03-77 17,9 28 17.9-28 22,88 ± 2,63
M-C-02-25 24 34 24-34 27,0 ± 3,33* M-C-03-1 16,5 28,7 16.5-28.7 22,26 ± 2,80
M-C-02-BA2 21 32 21-32 25,5 ± 3,47* Cempo
M-C-02-BA3 28 52 28-52 39,3 ± 8,64* 21,4 23,7 21,4-23,7 22,37 ± 0,72
(Kontrol)
M-C-03-90 25 40 25-40 28,3 ± 4,59*
Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol
M-C-03-52 25 33 25-33 29,4 ± 2,67*
berdasar hasil uji t α=0,05
M-C-03-9 26 34 26-34 29,7 ± 2,94*
M-C-03-77 22 31 22-31 25,5 ± 2,65* Hasil uji t menunjukan galur-galur tidak berbeda
M-C-03-1 25 36 25-36 29,1 ± 3,14* lebih panjang dengan kontrol. Masing-masing hanya 1
Cempo
17 27 16-29 21,2 ± 3,55 galur dari M3 0,2 dan 0,3 kGy yang berbeda lebih
(Kontrol)
pendek (Tabel 4) dengan tanaman kontrol yaitu M-C-
Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol 02-56 dan M-C-03-52 masing-masing sebesar 20,55
berdasar hasil uji t α=0,05
dan 21,48 cm. Hasil uji t tidak menunjukan berbeda
Hasil uji t menunjukan pemberian iradiasi sinar lebih panjang dengan kontrol tetapi beberapa galur
gamma pada dosis 0,2 dan 0,3 kGy pada tanaman tetap menunjukan hasil yang lebih panjang
padi rata-rata memiliki jumlah anakan produktif yang dibandingkan dengan kontrol. Mohamad et al. (2006)
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (Tabel 3). M- menyatakan bahwa mutasi iradiasi sinar gamma pada
C-02-BA3 dan M-C-03-9 merupakan galur dari varietas Pongsu seribu 2 juga menyebabkan malai
perlakuan dosis iradiasi 0,2 dan 0,3 kGy yang menjadi pendek tetapi tetap memiliki produktivitas
memiliki jumlah anakan produktif tertinggi masing- lebih tinggi karena memiliki berat 1000 biji lebih tinggi
masing sebesar 39,3 dan 29,7 malai. M-C-02-67 dibandingkan tetuanya.
merupakan satu-satunya galur yang tidak berbeda Jumlah Biji per Malai
dengan kontrol. Jumlah biji per malai akan memberikan pengaruh
Iradiasi sinar gamma pada varietas Manawthuka di langsung (Bakhtiar et al. 2010) terhadap daya hasil
Myanmar (New 2006) menghasilkan jumlah anakan atau hasil biji per rumpun. Jumlah biji yang terbentuk
produktif yang lebih tinggi dibandingkan tetuanya.
dipengaruhi oleh panjang malai dan jumlah cabang lebih tinggi yaitu M-C-03-52, M-C-03-77, M-C-03-1.
per malai. Jumlah biji per malai yang tinggi akan Galur M3 0,3 kGy tidak ada yang berbeda lebih
membuat produktivitas menjadi tinggi. rendah dengan kontrol (Tabel 6). Hasil uji t
Hasil uji menunjukan beberapa galur M3 yang di menunjukan bahwa iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3
iradiasi dengan dosis 0,2 dan 0,3 kGy berbeda kGy M3 mampu menghasilkan tanaman yang memiliki
dengan kontrol. Galur M3 0,2 kGy yang berbeda lebih indeks kelebatan yang lebih tinggi dibandingkan
tinggi jumlah biji per malai dengan kontrol adalah M- dengan kontrol. Indeks kelebatan malai ditentukan
C-02-73 (Tabel 5), sedangkan yang lebih rendah oleh jumlah biji per malai dan panjang malai.
adalah M-C-02-BA3, M-C-02-BA2, dan M-C-02-56. Tingginya jumlah biji per malai akan membuat indeks
Galur M3 0,3 kGy yang berbeda lebih tinggi jumlah biji kelabatan malai tanaman semakin tinggi. Umumnya
per malai dengan kontrol hanya M-C-03-77 dan tidak petani lebih menyukai tanaman padi yang memiliki
memiliki galur yang berbeda lebih rendah. Iradiasi malai panjang dan lebat (Amri et al. 2016) karena
sinar gamma pada varietas lokal india Basmati-370 akan berpotensi untuk memiliki tingkat produktivitas
dan Pusa Basmati-1 menghasilkan galur yang yang tinggi.
memiliki jumlah biji per malai lebih tinggi dibandingkan
Tabel 6. Jumlah anakan produktif tanaman terseleksi
tetuanya. Galur CRM 2007-1 hasil mutasi Basmati-
370 memiliki jumlah biji per malai sebesar 116 malai padi beras merah hasil iradiasi sinar gamma 0,2 dan
lebih tinggi daripada tetuanya yaitu 91 malai, lebih 0,3 kGy
tinggi sekitar 26%. Galur-galur mutasi pada Pusa Rata-Rata Rata-Rata Indeks
Basmati-1 memiliki jumlah biji per malai lebih besar Galur M3
Jumlah Biji Panjang Kelebatan
60-90% daripada tetuanya (Patnaik et al. 2006). Malai
per Malai (biji) Malai
(cm)
Tabel 5. Jumlah biji per malai tanaman terseleksi padi M-C-02-67 106,53 22,96 4,64
beras merah hasil iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 M-C-02-10 112,07 23,30 4,81
kGy M-C-02-30 112,53 22,66 4,97*
Teren Terti M-C-02-146 112,17 22,96 4,89
Galur M3 Kisaran Rata-rata M-C-02-73 120,00 23,16 5,18*
dah nggi
M-C-02-67 80 142 80-142 106,53 ± 18,69 M-C-02-56 90,50 20,55 4,40
M-C-02-10 74 160 74-160 112,07 ± 25,77 M-C-02-21 100,53 20,79 4,83
M-C-02-30 69 149 69-149 112,53 ± 20,47 M-C-02-25 108,87 22,80 4,78*
M-C-02-146 64 170 64-170 112,17 ± 27,10 M-C-02-BA2 94,77 22,02 4,30*
M-C-02-73 90 172 90-172 120,00 ± 18,62* M-C-02-BA3 98,43 22,35 4,40
M-C-02-56 43 126 43-126 90,50 ± 20,90* M-C-03-90 103,67 22,29 4,65
M-C-02-21 63 137 63-137 100,53 ± 20,30 M-C-03-52 103,87 21,48 4,84*
M-C-02-25 76 139 76-139 108,87 ± 16,66 M-C-03-9 103,80 22,39 4,64
M-C-02-BA2 74 126 74-126 94,77 ± 14,99* M-C-03-77 119,70 22,88 5,23*
M-C-02-BA3 80 130 80-130 98,43 ± 12,63* M-C-03-1 112,17 22,26 5,04*
M-C-03-90 70 132 70-132 103,67 ± 18,85 Cempo (Kontrol) 101,28 22,37 4,53
M-C-03-52 67 143 67-143 103,87 ± 17,57 Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol
M-C-03-9 62 135 62-135 103,80 ± 16,44 berdasar hasil uji t α=0,05
M-C-03-77 82 149 82-149 119,70 ± 18,66* Bobot 100 Biji
M-C-03-1 69 168 69-168 112,17 ± 24,86 Menurut Dewi et al. (2009), bobot 100 biji
Cempo
(Kontrol)
86 122 86-189 101,28 ± 10,20 merupakan salah satu parameter hasil terpenting
Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol untuk menentukan daya hasil tanaman, semakin
berdasar hasil uji t α=0,05 tinggi bobot 100 biji maka hasil biji per rumpun juga
akan tinggi. Bobot 100 biji berkorelasi positif dengan
Indeks Kelebatan Malai ukuran gabah dan jumlah gabah isi (Liu et al. 2010).
Amri et al. (2016) menyatakan bahwa Indeks Jumlah gabah isi akan menentukan potensi hasil padi
kelebatan malai ditentukan oleh perbandingan jumlah sehingga semakin tinggi fertilitas malai yang
biji per malai dengan panjang malai. Semakin tinggi ditunjukan dengan jumlah gabah isi akan memberikan
jumlah biji per malai maka semakin tinggi pula indeks peluang hasil yang tinggi.
kelebatan malai. Tanaman padi yang ideal dan disukai
Hasil uji t (lampiran 2) menunjukan terdapat galur-
petani adalah yang mempunyai malai panjang dan
galur M3 0,2 dan 0,3 kGy berbeda rata-rata bobot 100
lebat.
biji dengan kontrol. Galur M3 0,2 kGy yang berbeda
Hasil uji t indeks kelebatan malai menunjukan
lebih tinggi rata-rata bobot 100 biji adalah M-C-02-
beberapa galur berbeda lebih tinggi dan lebih rendah
BA3, M-C-02-21, M-C-02-25, M-C-02-146 dan M-C-
dengan kontrol. Galur M3 0,2 kGy yang berbeda lebih
02-10. Galur M3 0,3 kGy yang berbeda lebih tinggi
tinggi dengan kontrol adalah M-C-02-30, M-C-02-73
rata-rata bobot 100 biji dengan kontrol adalah M-C-
dan M-C-02-25 sedangkan yang berbeda lebih rendah
03-77 dan M-C-03-1 (Tabel 7). Sesuai dengan
adalah M-C-02-BA2. Galur M3 0,3 kGy yang berbeda
pernyataan El-Degwy (2013) bahwa iradiasi sinar dengan tetuanya yang hanya 3,5 t/ha (Patnaik et al.
gamma menghasilkan tanaman mutan yang memiliki 2006). Iradiasi sinar gamma 0,2 kGy pada varietas
rata-rata bobot 100 biji signifikan lebih tinggi padi asal Pakistan Jajai-77 (Balooch et al. 2006) juga
dibandingkan dengan kontrol (tanaman asal). menyebabkan kenaikan potensi hasil padi dari 2,5
t/ha menjadi 5 t/ha.
Tabel 7. Bobot 100 biji tanaman terseleksi padi beras
merah hasil iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy Tabel 8. Hasil biji per rumpun tanaman terseleksi padi
beras merah hasil iradiasi sinar gamma 0,2 kGy dan
Teren Terting
Galur M3 dah gi Kisaran Rata-rata 0,3 kGy
(g) (g) Teren Terting
M-C-02-67 2,40 2,68 2,40-2,68 2,53 ± 0,089 Galur M3 dah gi Kisaran Rata-rata
M-C-02-10 2,39 2,61 2,39-2,61 2,51 ± 0,073* (g) (g)
M-C-02-30 1,64 2,64 1,64-2,64 2,45 ± 0,296 M-C-02-67 44,9 53,03 44,9-53,03 38,52 ± 7,21
M-C-02-146 2,47 2,61 2,47-2,61 2,53 ± 0,047* M-C-02-10 37,2 56,8 37,2-56,8 44,59 ± 5,19*
M-C-02-73 2,34 2,56 2,34-2,56 2,48 ± 0,076 31,06-
M-C-02-56 2,40 2,62 2,40-2,62 2,51 ± 0,073 M-C-02-30 31,06 56,96 42,98 ± 8,10
56,96
M-C-02-21 2,49 2,69 2,49-2,69 2,59 ± 0,069* 47,73-
M-C-02-25 2,41 2,63 2,41-2,63 2,53 ± 0,062* M-C-02-146 47,73 70,22 57,92 ± 7,62*
70,22
M-C-02-BA2 2,17 2,32 2,17-2,32 2,24 ± 0,041* 40,59-
M-C-02-BA3 2,48 2,70 2,48-2,70 2,60 ± 0,062* M-C-02-73 40,59 63,16 50,21 ± 6,77*
63,16
M-C-03-90 2,04 3,14 2,04-3,14 2,53 ± 0,295 25,69-
M-C-03-52 2,32 2,52 2,32-2,52 2,43 ± 0,064 M-C-02-56 25,69 61,89 43,51 ±10,13
61,89
M-C-03-9 2,28 2,53 2,28-2,53 2,43 ± 0,067 M-C-02-21 39,63 62,6 39,63-62,6 50,48 ± 6,52*
M-C-03-77 2,58 2,68 2,58-2,68 2,62 ± 0,035* 37,24-
M-C-02-25 37,24 59,25 46,83 ± 7,93
M-C-03-1 2,46 2,66 2,46-2,66 2,56 ± 0,065* 59,25
Cempo 21,36-
2,42 2,53 2,42-2,52 2,47 ± 0,037 M-C-02-BA2 21,36 40,96 29,43 ± 5,48*
(Kontrol) 40,96
Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol 40,82-
M-C-02-BA3 40,82 78,76 53,12 ±10,17*
berdasar hasil uji t α=0,05 78,76
19,78-
Hasil Biji per Rumpun M-C-03-90 19,78 68,39 45,81 ±12,17
68,39
Hasil uji t menunjukan bahwa terdapat galur-galur 42,51-
M3 0,2 dan 0,3 kGy yang hasil biji per rumpun yang M-C-03-52 42,51 64,24 49,93 ± 6,76*
64,24
berbeda dengan kontrol. Galur M3 0,2 kGy yang 39,06-
M-C-03-9 39,06 56,67 48,40 ± 6,46*
berbeda lebih tinggi dengan kontrol adalah M-C-02- 56,67
146, M-C-02-BA3, M-C-02-21, M-C-02-73, dan M-C- M-C-03-77 42,63 55,7 42,63-55,7 47,62 ± 4,15*
02-10, sedangkan yang berbeda lebih rendah hanya 26,84-
M-C-03-1 26,84 66,41 51,43 ±13,01*
M-C-02-BA2 (Tabel 8). Galur M2 0,3 kGy yang 66,41
Cempo
berbeda lebih tinggi dengan kontrol adalah M-C-03-1, (Kontrol)
26,6 48,2 26,6-48,2 40,40 ± 6,52
M-C-03-5, M-C-03-9, dan M-C-03-77. Galur M2 0,3 Angka yang diikuti tanda (*) berbeda dengan kontrol
kGy tidak ada yang berbeda lebih rendah dengan berdasar hasil uji t α=0,05
kontrol. Galur-galur yang berbeda lebih tinggi hasil biji
per rumpun dengan kontrol juga akan memiliki Hasil Seleksi Tanaman M3
produktivitas tinggi. Galur-galur yang berbeda lebih Hasil seleksi tanaman padi beras merah M3
tinggi dari kontrol rata-rata memiliki tingkat hasil biji iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy memperoleh 14
per rumpun sebesar 10-25% dari kontrol. Do (2006) individu tanaman yang memiliki hasil biji per rumpun
menyatakan bahwa hasil produksi mutasi iradiasi terbaik. Ciri-ciri dari galur-galur M3 tanaman padi
sinar gamma pada IR 64 di Vietnam mendapatkan yang menyerbuk sendiri adalah belum homozigot
galur yang memiliki hasil produksi lebih besar 15-20% seluruhnya. Cara untuk mendapatkan tanaman yang
dari tetuanya. memiliki kemungkinan homozigot seluruhnya adalah
dengan menanam kembali tanaman padi hingga
Iradiasi sinar gamma memberikan peningkatan
generasi ke 7 sehingga kemungkinan mendapatkan
produktivitas pada varietas padi asal India Basmati
individu yang heterozigot menjadi sangat kecil.
370 dan Pusa Basmati 1. Perlakuan iradiasi sinar
Individu M3 terbaik diperoleh dari 9 galur potensial
gamma pada Basmati 370 menghasilkan galur CRM
yang setelah diuji t berbeda lebih tinggi dari tanaman
2007-1 yang memiliki produktivitas sebesar 3,7 t per
kontrol. Hasil biji per rumpun yang tinggi akan
hektar lebih besar dibandingkan varietas Basmati 370
mempengaruhi daya hasil tanaman per hektar.
yang hanya memiliki produktivitas sebesar 2,8 t/ha.
Seleksi dilakukan dengan melihat hasil biji per
Iradiasi sinar gamma pada Pusa Basmati 1
rumpun yang terbaik. Terdapat 8 individu (lampiran 1)
mendapatkan galur CRM 2203-4 yang memiliki
yang terseleksi dari M3 0,2 kGy yaitu M-C-02-10-55
produktivitas 5 t/ha lebih besar apabila dibandingkan
sebesar 56,8 g, M-C-02-146-1 sebesar 67,57 g, M-C-
02-146-58 sebesar 70,22 g, M-C-02-146-63 sebesar umur genjah. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
67,13 g, M-C-02-146-78 sebesar 25,4 g, M-C-02-73-1 Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Jakarta, 2015
sebesar 63,16 g, M-C-02-21-27 sebesar 62,6 g, dan Bakhtiar, Purwoko B S, Trikoesoemaningtyas et al.
M-C-02-BA3-28 sebesar 78,76 g. Galur-galur M3 0,3 2010. Analisis korelasi dan koefisien lintas antar
kGy terdapat 6 individu terseleksi yaitu M-C-03-52-38 beberapa sifat padi gogo pada media tanah
sebesar 64,24 g, M-C-03-9-10 sebesar 56,67 g, M-C- masam. J Floratek 5:86-93.
03-77-68 sebesar 55,7 g, M-C-03-1-37 sebesar 63,92 Balooch A W, Soomro A M, Navqi M H et al. 2006.
g, M-C-03-1-15 sebesar 66,41 g dan M-C-03-1-19 Sustainable Enhancement of rice (Oryza sativa
sebesar 63,26 g. Individu M3 0,2 kGy yang memiliki L.). Plant Mutation Reports 1(1):40-42.
hasil biji per rumpun tertinggi adalah M-C-02-BA3-28, [BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Sukoharjo dalam
sedangkan pada M3 0,3 kGy adalah M-C-03-1-37. angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten
Individu hasil seleksi inilah yang nantinya akan Sukoharjo. Sukoharjo. ISSN:0215.6180
digunakan untuk ditanam pada generasi berikutnya. Carsono N. 2008. Peran pemuliaan tanaman dalam
meningkatkan produksi pertanian di indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN Seminar on Agricultural Sciences. Mencermati
Kesimpulan Perjalanan Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Kehutanan dalam kajian terbatas bidang Produksi
1. Terdapat perbedaan keragaan sifat-sifat agronomi Tanaman, Pangan, pada Januari di Tokyo.
galur M3 hasil iradiasi sinar gamma 0,2 dan 0,3 Dewi I S, Trilaksana Ari C, Koesoemaningtyas T et al.
kGy dibandingkan dengan varietas Cempo 2009. Karakterisasi galur haploid ganda hasil
(kontrol) yaitu sifat-sifat (variabel) tinggi tanaman, kultur antera padi. Buletin Plasma Nutfah 15(1):1-
umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang 12.
malai, indeks kelebatan malai, bobot 100 biji dan Do K T, Dao M S, Hung P Q et al. 2006. Rice mutation
hasil biji per rumpun. Improvement for short duration, high yield and
2. Hasil seleksi galur-galur M3 mendapatkan 14 tolerance to adverse conditions in Mekong Delta
individu M3 terseleksi berdasarkan sifat-sifat daya of Viet Nam. Plant Mutation Reports 1(1):49-53.
hasil terbaik, yaitu M-C-02-10-55, M-C-02-146-1, El-Degwy I S. 2013. Mutation induced genetic
M-C-02-146-58, M-C-02-146-63, M-C-02-146-78, variability in rice (Oryza sativa L.). International
M-C-02-73-1, M-C-02-21-27, M-C-02-BA3-28, M- Journal of Agriculture and Crop Sciences.
C-03-52-38, M-C-03-9-10, M-C-03-77-68, M-C-03- ISSN:2227-670X.
1-37, M-C-03-1-37 dan M-C-03-1-19. Haris A, Abdullah, Bakhtiar et al. 2013. Gamma ray
radiation mutant rice on local aged dwarf. J
Saran Scientific Research 15(8): 1160-1164.
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian DOI:10.5829/idosi.mejsr-.2013.15.8.11541.
keragaan padi beras merah Cempo M3 hasil iradiasi Hatta M. 2011. Pengaruh tipe jarak tanam terhadap
sinar gamma 0,2 dan 0,3 kGy adalah perlu dilakukan anakan, komponen hasil, dan hasil dua varietas
penelitian lanjutan untuk mengetahui keragaan pada padi pada metode sri. J Floratek 6:104-113
generasi keempat (M4) padi beras merah varietas Herawati R, Purwoko B S, Dewi I S. 2009. Keragaman
Cempo hasil iradiasi sinar gamma 0,2 kGy untuk genetik dan karakter agronomi galur haploid
mengetahui kestabilan dan keragaan sifat-sifat yang ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru hasil
diharapkan agar menghasilkan galur berdaya hasil kultur antera. J Agron. Indonesia 37(2):87-94.
tinggi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. [IAEA] International Atomic Energy Agency. 2009.
UCAPAN TERIMAKASIH Induced mutation in tropical fruit trees. IAEA in
Terimakasih kepada semua pihak yang teribat dari Austria. ISBN 978-92-0-102709-2.
universitas Sebeas Maret Surakarta Iglesias-andreu LG, Octavio-Aguilar P, dan Bello-Bello
J. 2012. Current importance and potential use of
DAFTAR PUSTAKA low doses of gamma radiation in forest species. in
Amri A, Sabaruddin, Rahmawati M. 2016. gamma radiation. Adrovic, F (Ed.), InTech. DOI:
Pertumbuhan dan produktivitas beberapa galur 10.5772/36950. URL:
tanaman padi (Oryza sativa L.) pada musim http://www.intechopen.com/books/gamma-
tanam gadu. J Ilmiah Mahasiswa Pertanian radiation/current-importance-and-potenti-al-use-of-
Unsyiah 1(1):124-137. low-doses-of-gamma-radiation-in-forest-species.
Anhar A. 2013. Explorasi dan mutu beras genotip padi Indrasari SD, Adnyana MO. 2007. Preferensi
merah di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera konsumen terhadap beras merah sebagai sumber
Barat. J Sainstek 5(1):1-5. ISSN : 2085-8019. pangan fungsional. J. Iptek Tanaman Pangan 2(2).
Arwin. 2015. Pengaruh radiasi sinar gamma terhaap [IRRI] International Rice Research Institute. 2002.
keragaman populasi M3 galur-galur mutan kedelai Standard evaluation system for rice (SES).
Kovacs, Keresztes. 2002. Effect of gamma and UV-
B/C radiation on plant cells. Micron 33:199-210.
DOI:10.10.16/S0968-4328(01)00012-9.
Liu T, Shao D, Kovi M R et al. 2009. Mapping and
validation of spikelets per panicle and 1000 grain
weight in rice (Oryza sativa L.). Theor Appl Genet.
DOI: 10.1007/s00122-00901222-z.
Makarim A K, Suhartatik E. 2009. Morfologi dan
fisiologi tanaman padi. URL:
www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2
009_itkp_11.pdf.
Mohamad O, Mohamad N, Alias I et al. 2006.
Development of improved rice varieties through
the use of induced mutation in Malaysia. Plant
Mutation Reports 1(1):27-34.
Makarim AK. 2011. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam perspektif dan
sumbangannya terhadap produksi dan ketahanan
pangan. Prossiding. KIPNAS X. Jakarta, 10
Nopember 2011.
New K T. 2006. Rice mutation breeding for varietal
imrovement in Myanmar. Plant Mutation Reports
1(1):34-36.
Patnaik D, Chaudhary D, Rao G J N. 2006. Genetic
Improvement of long grain aromatic rices through
mutation approach. Plant Mutation Reports
1(1):11-16.
Relleve L, Nagasawa N, Luan LQ et al. 2005.
Degradation of carrageenan by radiation. Polymer
Degradation and Stability 87:403-410.
DOI:10.1016/j.polymdegradstab-.2004.09.003
Sawitri, Andini Desi. 2016. Keragaan padi beras
merah Cempo generasi M2 hasil iradiasi sinar
gamma. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret. (Unpublished)
Utami DW, Aderahma I, Ida H. 2010. Sidik jari DNA
plasma nutfah padi local menggunakan marka
molekuler spesifik untuk sifat padi beras merah.
Berita Biologi 10(2):143-150.
Warman B, Suliansyah I, Swasti E et al. 2015.
Selection and semi-dwarf allele mutants
segregation pattern as the result of gamma ray
irradiation of west sumatera black rice.
International Journal on Advanced Science
Engineering Information Technology 5(5):362-365.
ISSN: 2088-5334.
Zanzibar M, Sudrajat DS. 2015. Prospek dan aplikasi
teknologi iradiasi sinar gamma untuk perbaikan
mutu benih dan bibit tanaman hutan. Prosiding
Seminar Teknologi Perbenihan, Silvikultur dan
Kelembagaan Dalam Peningkatan Produktivitas
Hutan dan Lahan. Bandar Lampung, 11 Agustus
2015.

Anda mungkin juga menyukai