Anda di halaman 1dari 10

SIFAT ORANG-ORANG BERTAQWA

Allah swt berfirman dan Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 133 sd 135

Dan bergeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada


surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa. (ayat 133)
Yaitu orang-orang yang menafkakan hartanya, baik diwaktu
lapang maupun sempit , orang-orang yang menahan amarahnya
dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan . (134)
Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah , lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka.(135)

Pada ayat tadi diterangkan lima sifat orang-orang yang taqwa (Muttaqien).
Yaitu :

1. Menafkahkan harta benda (Infaq) .


2. Mengendalikan marah.
3. Bersikap pemaaf.
4 Berbuat kebajikan (Ihsan) .
5 Memohon ampunan Ilahi (Istighfar)

Mari kita lihat satu persatu mengenai ciri atau sifat yang dimiliki oleh
orang-orang yang bertaqwa sebagaimana yang diterangkan dalam ayat
dibacakan tadi :
MENAFKAHKAN HARTA BENDA (INFAQ) .
Dalam Al-Quran banyak sekali kita menemukan ayat-ayat Perintah Shalat
yang diragkaian dengan Perintah Zakat/Infaq “Alladzina yu’minuna bil
ghaibi wa yukimunasshalata wa mimmarazaqnahum yunfiqun” (Mereka
yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sembahyang, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.
(Al-Baqarah, ayat 3).
Hal ini menandahkan behawa ada keterkaitan yang erat antara kedua rukun
Islam ini yaitu Shalat dan Zakat.
Shalat mengharuskan orang harus bersih secara fisik dari hadas maupun
najis. Karena itu harus berwudhu sebelum shalat untuk membersihkan diri
dari hadas kecil. Idza qumtu ila shalati faghsilu wjuhakum wa aidiyakum
ilal marafigqi (QS.Al-Baqarah) orang yang habis buang air besar/kecil
atau keluar angin harus membersihkan diri dan atau berwudhu sebelum
menunaikan shalat, demkian orang haid atau habis melakhirkan (nifas)
tidak diwajibkan mengerjakan shalat sebelum bersih dari harus mandi
janabah namanya.
Bersih dari Najis, badan maupun pakaiana harus bersih dari najis kotoran
baik yang padat atau yang cair (kencing misalnya. Termasuk juga tuak
minuman yang haram dipandang najis (apalagi kalau diminum) Innamal
hamru walmaisir rijson dst.
Zakat berfungsi untuk mengsucikan harta “Hus min amwalihim
shadaqatan” QS.At-Taubah 103. Artinya : Ambillah zakat dari sebahagian
harta mereka guna membersihkan dan mensucikan mereka. Dan
mendo’alah untuk mereka. Manakala harta sudah cukup nisapnya tetati
tidak dikeluarkan zakannya berarti harta itu kotor, kalau dibelikan baju
atau sarung dipakai shalat tidak sah shalat. Apalali kalau diperolehnya
memang dengan cara-cara yang tidak halal. Uang hasil korupsi, uang yang
diperoleh dengan cara menipu dipalakai naik haji , jelas tidak diterima
oleh Allah swt hajnya.

MENGENDALIKAN MARAH
Dalam sebuah hadits diceritakan
“Ada seorang yang berkata kepada Rasulullah saw : Wahai Rasulullah,
perintahkanlah kepadaku suatu perbuatan (amal yang baik) tetapi jangan
banyak. Beliau menjawab, “LA TAGHDAB” janganlah kamu marah.
Kemudian orang itu mengulangi permintaannya, beliau berkata : Jangan
kamu marah.” (Akhlak Nabi Muhammad saw hal 257)

Akibat yang ditimbulkan marah:


a. Merusak hubungan hubungan silaturrahim dengan manusia, keluarga,
tetangga, maupun dengan manusia lainnya. Dijauhi orang, padahal
tidak ada seorangpun yang bisa hidup sendiri, sekaya dan sekuat
apapun dia, pasti butuh orang lain, mengurangi rezeki karena rezeki
datangnya dari orag lain. Rasulullah saw bersabda :

“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan luas


rezekinya maka hendaklah ia menguatkan hubungan keluarganya.”
(Akhlak Nabi Muhammad saw, hal 298)
Maksudnya orang pemarah itu dipersempit rezekinya karena dijauhi
orang. Tidak ada orang yang mau berteman dekat dengan orang
pemarah.
Demikian juga orang kikir, dijauhi orang.
Rasulullah saw bersabda :

“Orang Pemurah dekat kepada Allah, dekat pada manusia, dekat


pada surge. Orang yang Kikir (bakhil) jauh dari Allah, jauh dari
manusia, jauh dari surge, dekat pada neraka.” Akhlak Nabi
Muhammad saw hal,128
Karena jauh dari manusia, artinya dijauhi manusia, pada hal rezeki itu
dating dari interaksi antar sesama manusia, baik langsung atau tidak
langsung maka akan memutuskan jalur datangnya rezeki dan inlah
yang dimaksud Rasulullah saw rezekinya dipersempit Tuhan. Pada hal
setiap saat selesai shalat kita baca doa yang diajarkan oleh Rasulllah
saw mengenai rezeki :
- Pertama minta rezeki yang luas, halal dan baik. (Ya Allah Ina
nasaluka rizkan wasian wahalalan tayyibah)”.
- Kedua rezeki yang berkah (Wabarakatan fil ziski) artinya rezeki
yang diminta itu bermanfaat memberi kemaslahatan buat kita,
bukan rezeki yang mendatangkan mudarat, malapetaka.
Dia bekerja banting tulang tetapi apa yang diperolehnya itu
sepertinya hanya paspasan hidupnya, bahkan kurang berberkah
penghasilannya. Orang kikir itu biasanya diambil paksa hartanya
oleh Tuhan. Namanya saja KIKIR, artinya sifatnya = KIKIR,
bergesek dengan gergaji,
b. Pikiran jadi buntu, tidak bisa mengendalikan tingkah lakunya, karena
sudah dikendalikan oleh syethan sehingga rasa malu kadang sudah
hilang, sopang santun sudah tidak ada, mereka berbuat apa saja demi
kepusan hawa nafsu “Ammarah = Nafsu Binatang” semata. Hilang
harkat kemanusiaannya. Tidak bisa mendapatkan jalan yang terang
nasehat apapun tidak mampan. Itulah sebabnya, maka :
- Hakim dilarang memutuskan suatu perkara dalam keadaan
marah,
- Talak tidak dapat dijatuhkan dalam keadaan marah.
- Ali bin Abi Thalib membatalkan niatnya memenggal leher
musuhnya ketika Ali diludahi mukanya disaat Ali membanting
dan sudah menguasai musuhnya dengan pedang dilehernya.
c. Melemahkan fisik (raga). Marah menguras tenaga, karena energy
terlalu banyak terbuang sia-sia, tidak efektif. Karena itu orang marah
hanya omongannya yang besar, apalagi kalau ada orang melerainya
tambah jadi dia, tetapi tenaganya kurang.
Makanya Muhammad Ali ketika akan bertinju, terlebih dahulu dia
berusaha membikin marah lawannya.
Mengendalikan marah :
Rasulullah saw bersabda :

Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw, bersabda : “Orang yang


kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi orang kuat
ialah yang dapat menguasai dirinya diwaktu marah,” (HB.1715)

Cara mengendalikan marah :


Rasulullah saw bersabda (Akhlak Nabi Muhammad saw, hal 256
“Sesungguhnya marah itu adalah bara yang menyala di dalam hati.
Tidakkah kamu melihat kepada gembungnya urat leher orang yang
sedang marah dan kedua matanya menjadi merah? Maka bila salah
seorang diantara kamu mengalami yang demikian maka :
- Apabila dia sedang berdiri hendaklah dia duduk, dan
- Apabila dia sedang duduk hendaklah dia berbaring, dan
- Apabila dengan demikian marahnya tidak juga hilang maka
hendaklah dia berwudhu atau mandi, sesungguhnya yang bisa
memadamkan api hanyalah air.
Orang yang selalu marah Nampak diwajah “Tidak Simpatik”, Kaku,
meskipun dia ketawa tetapi seperti ketawanya dipaksa-paksakan.
Apalagi kalau orang yang memang sedang menderita Penyakit Darah
Tinggi = tunggu dia akan strok.

BERSIFAT PEMAAF.
Salah satu ciri orang bertaqwa ialah orang mempunyai sifat Pemaaf
kepada orang yang berbuat zalim kepadanya meskipun ia mampu
melakukan pembalasan.
Di dalam Al-Quran dan Hadis Rasulullah saw tidak ada anjuran apalagi
perntah untuk meminta maaf. Yang ada dan banyak ditemukan adalah
perintah memberi maaf . Karena itu tidak ada istilah “Tiada maaf”.
Memberi maaf adalah wajib sifatnya – mohon maaf juga ada dalam Al-
Quran, tetapi hanya kepada Allah SWT saja. “Istigghfar” namanya.
Dengan demikian mnta maaf kepada manusia sifatnya kultur dan mungkin
menunjukkan sifat ketawadhuan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran :ran Surah Asy-Syura’ ayat 40-43
Artinya : “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa,
maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (maksudnya berbuat baik
kepada orang yang berbuat jahat kepadanya) maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
zalim. Q.S.Asy-Syura’ ayat 40
Tetapi orang-orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
Q.S.Asy-Syura’ ayat 43

BERBUAT KEBAJIKAN (IHSAN)


Dalam beberapa hadis shahih yang diriwayatkan oleh Iman Bukhari dan
Muslim (HB.42 & HM.1-3) diceritakan suatu peristiwa yang terjadi pada
zaman Rasulullah saw.
Ketika itu Rasulullah saw berkumpul bersama para sahabat, sekonyong-
konyong muncul dihadapan kami (kata Umar bin Khattab) seorang laki-
laki berpakaian sangat putih bersih, berambut sangat hitam. Tidak terlihat
padanya bekas perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang
mengenalnya. Dia langsung duduk ke dekat nabi saw lalu disandarkannya
lututnya ke lutut nabi, dan diletakkannya kedua telapak tangannya ke
pahanya. Dia berujar “Ya Muhammad! Terangkanlah kepadaku tentang
Islam.”
Jawab Nabi saw, Islam ialah (1) Mengaku tidak ada Than selain Allah, dan
bahwa Muhammad Rasulullah, (2) Mendirikan Shalat, (3) Membayar
zakat, (4) Puasa Ramadhan, (5) Haji ke Baitullah jika engkau sanggup
melaksanakannya. Engkau benar, kata orang itu. Para sahabat heran, dia
yang bertanya, kok dia yang membenarkan.
Kemudian orang itu bertanya pula : “Terangkan kepadaku tentang
Iman !”
Jawab Nabi saw, Iman ialah : (1) Iman dengan Allah, (2) Iman dengan
malaikat-Nya, (3) Iman dengan kitab-kitab-Nya, (4) Iman dengan para
Rasul-Nya, (5) Iman pada hari berbangkit, (6) Iman kepada qadar baik &
qadar buruk.
Kemudian orang dia berkata pula : “Terangkan kepadaku tentang Ihsan !”
Jawab Nabi saw, Ihsan ialah : Menyembah (takut) kepada Allah seolah-
olah engkau melihat-Nya sekalipun engkau tidak melihat-Nya tetapi
sesungguhnya Dia melihatmu.
Kemudian ia bertanya lagi : “Bilakah terjadi hari qiamat?”
Jawab Nabi saw, Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari pada yang
menanya.
Jadi kalau Rasulullah saw saja tidak tahu kapan terjadinya Qiamat itu,
maka bagaimana mungkin ada orang yang katanya mengetahui hari
qiamat itu, sampai-sampai membuat edaran bahwa Hari Qiamat tanggal
09-09-2009, sekarang sudah berlalu, ada lagi menyebarkan katanya
qiamat pada tanggal 5 Mei 2011 dan sebelumnya sudah banyak cerita
yang begitu. Kata Quraish Shihab : “Saya melihat orang ini salah satu
dari dua, kalau bukan dia gila, dia berbohong”.

Bagaimana orang seperti ini dipercaya sedang Tuhan sendiri berfirman.

Innallaha indahu ilmus-sa’ah (Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya


sajalah pengetahuan tentang hari qiamat. QS.Luqman 34)
Tetapi akan kuterangkan kepadamu tanda-tandanya:
(1) Apabila hamba-sahaya telah melahirkan majikannya,
(2) Apabila orang bodoh yang miskin jadi raja di bumi ini,
(Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya)
(3) Apabila gembala ternak yang hina telah bermewah-mewah di gedung
nan indah,
(4) Apabila matahari telah terbit di Barat dan terbenam di Timur, artinya
peredaran planet dan bintang sudah keluar dari jalurnya, sudah kacau.
Kemudian orang itu berlalu. Maka bersabda Rasulullah saw “Panggil
orang itu kembali!” Para sahabat berusaha mencari orang itu untuk
memanggilnya kembali, tetapi mereka tidak melihatnya lagi. Maka
bersabda Rasulullah saw, “Itulah Jibril”. Dia datang mengajarkan agama
kepada orang banyak”
Jadi jika ada orang yang mengaku melihat malaikat, apalagi kalau
dikatakan dating membawakan uang kepadanya, jangan percaya!. Para
Sahabat saja termasuk Umar melihat Jibril (dalam bentuk manusia)
mereka tidak mengenalnya kalau itu malaikat jika tidak diberitahu oleh
Rasulullah saw.
Malaikat adalah makhluk ghaib tidak bisa dilihat sebagaimana halnya
dengan makhluk Jin tidak bisa dilihat, kecuali kalau dia menampakkan
dirinya dalam wujud suatu benda seperti.
Syetan jin menggoda manusia kadang-kadang menampakkan dirinya
sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu sehingga efektif godaannya
kepada manusia. Contoh sewaktu sidang orang-orang Quraish di Darul
Nadwah untuk mencari cara bagaimana menghentikan da’wah Nabi
Muhammad saw, muncullah Syetan Jin yang katanya dating dari Negeri
Nejd menjadi penasehat utama dalam rapat itu.
Sekarang saja kalau ada orang terlalu berhayal mendapat kekayaan yang
banyak tetapi tidak ada usaha, hanya berangan-angan disinilah shetan
sngat efektif menggoda, menampakkan diri uang setumpuk atau dalam
bentuk guci kuno yang mahal harganya, tetapi untuk mengambilnya harus
ini danitu berbagai persyaratan yang aneh-aneh. Apalagi kalu sudah
bekerjasama syetan jin dan syetan manusia melancarkan godaannya. Dan
orang yang tergda terbuai larut dalam cenkramannya yang menjauhkan
dari tuntunan Ilahi dan nalar yang sehat.
Ihsan atau berbuat baik tidak saja kepada Allah tetama juga kepada diri
sendiri dan kepada makhluk sekaliannya.

- Ihsan kepada Allah (Dialog Jibril dengan Rasulullah)


Yaitu menyembah Allah tidak mempersekutukannya dengan sesuatu
- Ihsan kepada sesama manusia (S.An Nisaa, 36)

Atinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutu-


kanNya dengan sesuatu, Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-
bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membanga-banggakan diri.”

Ihsan kepada sesama makhluk (Binatang dan Tumbuh-tumbuhan).


Semuanya itu diciptakan dan untuk diman faatkan untuk kemeslahatan
ummat manusia sebagai khalifah, Jadi jangan merusaknya secara
semena-mena. Binatang-binatang jangan diganggu kalau tudak
menggangu. Pohon tanaman jangan dibabat secara sembrono pada hal
tidak kepentingan untuk apa itu dilakukan. Perlu dijagi keseimbangan
eko sistem karena jika tidak bisa mendatangkan malapetaka bagi
kelanjutan hidup ummat manusia.

- Ihsan kepada diri sendiri.


Manusia terdiri dari Fisik dan Rohani, semuanya memerlukan makan.
Maka berikanlah sesuai kebutuhannya, jangan kikir terhadap diri
sendiri,

Rasulullah saw bersabda :


Artinya : Seorang hamba (manusia) berkata : Hartaku!, hartaku!
Padahal hartanya yang sesungguhnya hanya 3 macam yaitu :
- Apa yang dimakannya lalu habis,
- Apa yang dipakainya lalu lusuh/lapuk,
- Apa yang disedekahkannya lalu tersimpan untuk akhirat.
Selain dari tiga macam itu lenyap atau ditinggalkannya bagi orang lain.
(HB.1740)

ISTIGHFAR (MINTA MOHON AMPUN KEPADA TUHAN)

Salah satu sifat orang bertaqwah ialah apabila ia melakukan perbuatan


yang keji maka ia segera sadar akan kesalahannya lalu Istighfar =
memohon ampun kepada Allah swt
- Lidah menyebut-nyebut Astaghfirullah .
- Hati nurani menyesali diri atas dosa yang telah dilakukan, Bertekad
bulat tidak akan mengulangi dosa / kejahatan lain.
- Perbuatan mengiringinya dengan bakti dan amal kebajikan .
Disadari benar bahwa manusia punya banyak kelemahan sehingga tidak
luput dari melakkan kesalahan, maka sebaik baik manusia ialah apabila
khilaf lalu melakukan kesalah ia segerah minta maaf kepada Tuhan,
dengan sepenuh hati namanya Taubat atau mohon maghfirah-Nya
(ampunan-Nya). Bahkan setiap saat kita diajarkan untuk Istighfar kepada
Allah swt. Selesai shalat Fardu Rasulullah mengajarkan kita supaya
Istighfar minmal 3 kali, atas kehilafan yang dilakukan sebelum maupun
dalam shalatnya. Tuhan sesuai dengan namanya “Maha Penerima Taubat
(Huwattawwaburrahim) dan Maha Pengampun (Huwalghafururrahin)
sangat suka kepada hamba-hambanya yang apabila melakukan perbuatan
keji, dosa segerah sadar dan mohon ampin kepada-Nya karena memang
hanya kepadanya kita memohon ampun (maaf).
Kepada sesame manusia diperintahkan member maaf, bukan meminta
maaf,
Ketika Ralullah saw sakit, Beliau bertanya adakah diantara kalian yang
pernah kusakiti. Semua sahabat diam kecuali seorang berkata ya
Rasulullah, Rasulullah pernah memukul perutku. Jawab Rasulullah
balaslah sekarang kepadaku! Orang ini segera maju lalu katanya waktu
Rasulullah memukulku aku tidak mengenakan baju, maka Rasullah pun
membuka bajunya. Begitu Rasullah membuka bajunya, orang tadi
langsung membungkuk memeluk dan mencium perut Rasulullah saw. Kata
Rasulullah mengapa engkau tidak memukulku! Orang tadi menjawab Ya
Rasulullah saya hanya mau mencium perut yang mulia ini.
Rasulullah saw tidak berkata maafkan saya, tetapi minta supaya dibalas.
Hal inipun pernah diperlihatkan antara Abu Dzar dan Bilal.
Kalau ini dihayati betul, orang akan berpikir 1000 kali untuk berbuat
sewenang-wenang, menganiaya sesamanya manusia. Lalu dengan enaknya
minta maaf.

Anda mungkin juga menyukai