Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahrika

NIM : 165030100111064

Kelas : F / Manajemen Keuangan Publik

Sumber-sumber Pendapatan APBN dan APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah kebijakan fiskal dalam konteks
pembangunan Indonesia. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada hakikatnya merupakan
rencana kerja pemerintah yang akan dilakukan dalam satu tahun yang dituangkan dalam angka-
angka rupiah. Secara singkat, APBN didefinisikan sebagai daftar sistematis yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun yang dinyatakan dalam rupiah.
Anggaran mengandung sisi penerimaan dan sisi pengeluaran dengan skala yang lebih besar dan
jenis kegiatan yang rumit.

Di Indonesia penerimaan negara, dapat dibedakan atas dua sumber, yaitu sebagai berikut.

1. Penerimaan dalam negeri. Penerimaan ini terdiri atas penerimaan minyak dan gas bumi
(migas) dan penerimaan di luar migas.
2. Penerimaan pembangunan. Penerimaan ini terdiri atas, bantuan program dan bantuan
proyek.

Penerimaan dalam negeri memegang peranan yang penting dalam membiayai kegiatan
pembangunan. Dengan meningkatkan kegiatan pembangunan tersebut, maka penerimaan dalam
negeri pun terus diusahakan agar meningkat. Dalam perkembangannya, ketergantungan
penerimaan dalam negeri pada sektor migas harus dikurangi. Dengan demikian, penerimaan
dalam negeri dari sektor di luar migas, dalam hal ini penerimaan pajak, dan bukan pajak, perlu
ditingkatkan. Dana luar negeri masih tetap dimanfaatkan terutama untuk melengkapi sumber
pembiayaan dalam negeri. Walaupun demi kian, jumlah serta persyaratannya (antara lain tidak
adanya ikatan politis) harus dipertimbangkan.

Berikut ini akan dijabarkan sumber-sumber pendapatan APBN ialah sebagai berikut:

1. Dari pajak:
 pajak pertambahan nilai (PPn)
 pajak penjualan atas barang-barang mewah (PPnBM)
 pajak bumi dan bangunan (PBB)
 pajak penghasilan (PPh)
 Bea materai
 Bea cukai
 Bea export dan import
 Bea perolehan atas tanah dan bangunan
2. Dari bukan pajak:
 SDA dan MIGAS
 Non migas (kehutanan, pertambangan umum, perikanan, dll)
 Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)

1
 Laba BUMN
3. Hibah

Seperti halnya kebijakan fiskal dalam APBN, keuangan daerah yang ditunjukkan dalam
APBD juga menggambarkan tentang perkembangan kondisi keuangan dari suatu pemerintahan
daerah. APBD adalah suatu gambaran tentang perencanaan keuangan daerah yang terdiri atas
proyeksi penerimaan dan pengeluaran suatu pemerintahan daerah dalam suatu periode tertentu.
Sebelum berlaku otonomi daerah, sumber keuangan daerah, baik provinsi, kabupaten maupun
kota, yaitu menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu
sebagai berikut.

1. Penerimaan Asli Daerah (PAD)


2. Bagi hasil pajak dan bukan pajak
3. Bantuan pusat (APBN) untuk daerah tingkat I dan II
4. Pinjaman daerah
5. Sisa lebih anggaran tahun lalu
6. Lain-lain penerimaan daerah yang sah

Sejalan dengan adanya pelimpahan sebagian wewenang pemerintahan dari pusat ke daerah
melalui Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang. No. 25 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, terjadi perubahan dalam sumber pendapatan
daerah, yakni dengan dimasukkannya komponen dana perimbangan dalam struktur APBD.

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan merupakan bentuk pelaksanaan
kebijakan desentralisasi fiskal pemerintah pusat di era otonomi daerah.

Secara garis besar, sumber pendapatan pemerintah daerah, yaitu sebagai berikut.

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Sumber Pendapatan Asli Daerah, yaitu:
 pajak daerah;
 retribusi daerah;
 bagian pemda dari hasil keuntungan perusahaan milik daerah (BUMD);
 hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
 sumbangan dari pihak ketiga yang diatur dalam Undang-Undang.

2. Dana Perimbangan
Sumber dana perimbangan, yaitu dana bagi hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK).
a. Dana bagi hasil, terdiri atas:
 bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

2
 bagian daerah dari penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB);
 bagian daerah dari penerimaan sumber daya alam.
b. Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu bantuan umum yang digunakan sesuai dengan
prioritas pembangunan daerah dalam batas-batas arahan pemerintah pusat yang
bertujuan mengurangi keti mpangan horizontal antardaerah. Contohnya, bantuan blok
yang penggunaan dananya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di daerah.

c. Dana Alokasi Khusus (DAK), yaitu bantuan khusus yang digunakan untuk kegiatan
pembangunan yang sasarannya telah ditetapkan oleh pemerintah pusat yang bertujuan
mengurangi ketimpangan vertikal antara pusat dan daerah. Contohnya, pembangunan di
daerah yang berbatasan dengan negara lain.

3. Sumber Lain Pendapatan Daerah yang Sah


Sumber lain pendapatan daerah yang sah, di antaranya dari:
 sisa lebih perhitungan anggaran daerah;
 penerimaan pinjaman daerah;
 dana cadangan daerah;
 hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Selain sumber-sumber pendapatan yang telah dijelaskan, ada beberapa hal yang perlu
pahami, yaitu berkaitan dengan perbedaan pendapatan daerah dengan pendapatan daerah yang
sudah otonomi. Daerah-daerah yang tidak diberikan otonomi khusus, selain mendapatkan sumber
pendapatan dari potensi sumber daya alam yang dimiliki, juga dana yang diberikan oleh
pemerintah pusat. Namun, untuk daerah yang diberi kewenangan melalui otonomi, daerah
memiliki kewenangan yang lebih besar dalam pembagian dana antara pusat dan daerah.

Peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih relatif kecil dalam struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Padahal, PAD adalah satu komponen pendapatan
daerah yang sangat diharapkan menjadi sumber utama keuangan daerah dalam pelaksanaan
otonomi. Dengan kata lain, peranan penerimaan yang berasal dari pemerintah pusat dalam
bentuk bagi hasil pajak dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan masih mendominasi struktur
APBD. Sumber-sumber penerimaan yang relatif besar pada umumnya dikelola oleh pemerintah
pusat, sedangkan sumber penerimaan yang relatif kecil dikelola oleh pemerintah daerah. Pajak
dan retribusi daerah adalah satu sumber penerimaan PAD yang terbesar. PAD sendiri adalah
komponen penting dalam APBD apalagi di era otonomi daerah, meskipun masih ada daerah yang
mengandalkan bantuan dari pusat.

Anda mungkin juga menyukai