EKONOMIKA PEMBANGUNAN II
Disusun Oleh:
Indikator Pembangunan…………………………………………………………………… 2
Indikator Ekonomi………………………………………………………………………… 3
GNI perkapita………………………………………………………………...…… 3
Kesimpulan……………………………………………………………………………..… 10
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..… 10
1
1. Perlunya Indikator Pembangunan
Indikator merupakan suatu tolok ukur yang menjadi pacuan untuk mengetahui
perkembangan tentang “sesuatu” yang sedang diamati. Misalnya dalam perekonomian, sebuah
indikator diperlukan untuk memberikan sinyal ke mana ekonomi bergerak (Baumohl:xv-xix).
Indikator juga diperlukan sebagai tolak ukur seberapa jauh pembangunan telah mencapai hasil
yang diharapkan dan bagaimana dampaknya. (Kuncoro, 2015:2)
Indikator diperlukan oleh setiap orang yang akan mengukur maupun melihat suatu
perkembangan. Dalam pemerintahan, indikator diperlukan untuk menentukan arah kebijakan
dan menganalisis effeknya. Kedua, indikator diperlukan oleh civitas akademika seperti
mahasiswa S1, S2, dan S3 serta para dosen yang nantinya digunakan untuk menunjang hasil
riset dan penelitian, serta melengkapi tugas dengan menggunakan data. Indikator juga
diperlukan oleh masyarakat luas untuk menguji kebijakan dan realisasi yang dilakukan oleh
pemerintah agar terciptanya transpransi antara pemerintah dengan masyarakat.
2. Indikator pembangunan
Pembangunan merupakan suatu proses di mana pendapatan perkapita suatu negara
meningkat selama kurun waktu yang panjang, juga catatan bahwa jumlah penduduk yang hidup
dibawah “garis kemiskinan absolut” tidak meningkat dan distribusi pendapata tidak semakin
timpang (Meier, 1995:7). Pembangunan ekonomi haruslah meliputi proses yang diikuti dengan
pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan perubahan dalam struktur ekonomi serta perubahan
kelembagaan (Kuncoro, 2003:17)
Pembangunan Ekonomi mempunyai unsur-unsur pokok dan sifat sebagai berikut: (Arsyad,
2010:11-12)
2
ada di suatu negara.
3. Indikator Ekonomi
Indikator ekonomi dapat diperoleh dari GNP per kapita, GNP per kapita dengan Purchasing
Power Parity, dan laju pertumbuhan ekonomi.
GNI = GDP + (Pendapatan WNI di luar negeri – Pendapatan WNA di dalam negeri)
GNI per kapita yaitu GNI per jumlah popuasi penduduk yang dapat mengidentifikasi
pendapatan rata-rata penduduk suatu negara. GNI per kapita dapat digunakan untuk
mengklasifikan negara berdasarkan kelompok pendapatan, sehingga dapat mengkategorikan
negara tersebut merupakan negara maju atau negara berkembang.
Bank dunia per tanggal 1 Juli 2016 dengan menggunakan metode atlas
mengklasifikasikan negara berdasarkan GNI per kapitanya yaitu sebagai berikut:
3
Klasifikasi Negara
Singapura
Asia Timur dan
Pasifik
Afghanistan Bangladesh -
Pakistan
Armenia Spanyol
Swiss
Belgia
Eropa dan Asia
Tengah
Tabel 1
Sumber: World Bank List of Economies (July 2016)
Tabel diatas merupakan tabel persebaran negara-negara di dunia berdasarkan region dan
penghasilan. Menurut data terbaru dari Bank Dunia, Indonesia termasuk dalam negara
berpenghasilan menengah keatas (Lower-middle income) dengan nilai GNI per kapita US$
3.630 pada tahun 2014.
4
perbandingan GNP per kapita negara Indonesia dengan Malaysia dengan perhitungan metode
Atlas.
Grafik 1.
Pada grafik 1 dapat diketahui GNP per kapita Malaysia dan Indonesia bergerak dari
kiri bawah ke kanan atas yang menunjukan bahwa setiap tahunnya keduan negara tersebut
mengalami peningkatan pendapatan. Namun dapat dilihat bahwa Malaysia lebih unggul
dibanding dengan Indonesia pada tahun 2012 hingga 2015. Pada tahun 2015 Malaysia dapat
dikategorikan sebagai Upper Middle Income dengan pendapatan sebesar US$ 10577,
sedangkan Indonesia hanya menempati kelas Lower Middle Income dengan pendapatan
sebesar US$ 3711.
Purchasing Power Parity dapat dijelaskan dengan konsep hukum satu harga, komoditas
dan jasa yang sama di negara yang berbeda dapat dihitung dalam satu tolak ukur harga tertentu.
Berikut grafik GNP (GNI) Per kapita 3 negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura yang
5
dihitung dengan metode PPP pada tahun 2010 hingga 2015.
Grafik 2.
Dari grafik 2 dapat diketahui Singapura merupakan negara yang mempunyai GNP per
kapita yang paling tinggi dibandingkan Malaysia dan Indonesia. Singapura jauh memimpin di
posisi pertama dengan GNP per kapita sebesar US$ 81.360 pada tahun 2015. Sedangkan
Malaysia dan Indonesia menempati posisi ke 2 dan 3 dalam perbandingan ketiga negara tersebut
dengan GNP per kapita sebesar US$ 26.190 dan US$ 10.700 pada tahun 2015. Namun
peningkatan GNP ketiga negara itupun tidak terlalu signifikan.
Perbandingan GNP per kapita metode Atlas dengan metode Purchasing Power
Parity
6
Nomor Negara Metode Atlas (US$) Metode PPP (US$)
(Ranking) (Ranking)
Tabel 2.
Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan hasil dan ranking GNP per kapita suatu negara.
Misalnya Indonesia, pada perhitungan metode Atlas Indonesia menempati posisi 105 dengan
pendapatan sebesar US$ 3.440 sedangkan pada metode PPP Indonesia menempati posisi 125
dengan pendapatan sebesar US$ 10.680.
Contoh dari PPP absolut ini adalah perhitungan harga Big Mac pada perusahaan
waralaba Mc Donald untuk menghitung daya beli masyarakat dan dapat mengidentifikasi
apakah kurs negara tersebut berada pada posisi yang sesuai (overvalue/undervalue).
7
PPP Big Mac Index 2017
Switzerland 25.5
-23.1 Singapore
-54.0 Indonesia
-64.6 Malaysia
-71.1 Egypt
Grafik 3.
Grafik 3 adalah Big Mac Index yang disusun oleh The Economist pada 12 Januari 2017.
Berikut penghitungan Big Mac Index untuk 2 negara yaitu Indonesia (mengalami undervalue)
dan Swiss (mengalami overvalue). Kurs Spot adalah nilai tukar pada suatu tanggal tertentu,
dalam hal ini sesuai dengan penyusunan data yang dilakukan oleh The Economist. Sedangkan
PPP implisit didapat dari membagi harga Big Mac di Amerika dengan harga Big Mac di
Indonesia maupun Swiss.
Tabel 3.
Selain PPP absolut terdapat perhitungan PPP relatif yaitu presentase perubahan kurs
nominal akan sama dengan perbedaan inflasi diantara kedua negara. (Kuncoro, 1997:23).
8
Menurut teori ini harga suatu produk yang sama pada suatu negara akan berbeda karena
ketidaksempurnaan pasar yang disebabkan karna adanya faktor biaya transport, kuota dan tarif.
Grafik 4.
4.0000
3.0000
2.0000
1.0000
0.0000
-1.0000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Indonesia 6.2239 6.1698 6.0301 5.5573 5.0239 4.7939
United States 2.5319 1.6015 2.2240 1.6773 2.3705 2.5961
Malaysia 6.9810 5.2938 5.4744 4.6929 6.0122 4.9688
Japan 4.1923 -0.1155 1.4950 2.0005 0.3357 1.2194
Tahun
Grafik diatas menggambarkan laju pertumbuhan PDB empat negara, yaitu Indonesia,
Amerika Serikat, Malaysia, Jepang. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata laju pertumbuhan PDB
Indonesia adalah yang tertinggi diantara empat negara lainnya, yaitu senilai 5,631%. Tren laju
pertumbuhan Indonesia mengalami penurunan sedikit demi sedikit hingga menunjukkan angka
4,79%.
9
Ketiga, Amerika dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat adalah senilai
2,16%. Tren Pertumbuhan PDB AS cenderung fluktuatif dan setiap tahunnya tidak mengalami
penurunan maupun kenaikan yang berarti. Tren pertumbuhan sempat turun pada tahun 2013
senilai 1,673%, lalu meningkat kembali pada tahun 2014 senilai 2,37% dan 2,59% pada 2015.
Pada urutan terakhir, Jepang dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sebesar
1,521% . Laju pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami penurunan sangat drastis hingga -
0,115%. Walaupun begitu, laju pertumbuhan ekonomi dapat pulih dalam waktu 12 bulan,
hingga menyentuh angka 1,495% pada tahun 2012. Sata tahun kemudian, pada tahun 2013, laju
pertumbuhan ekonomi mencapai 2% lalu kembali melambat pada 2014 di angka 0,33% lalu
meningkat di tahun berikutnya sebesar 1,21%.
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan PDB negara berkembang lebih tinggi daripada
laju pertumbuhan PDB negara maju. Hal ini terjadi karena, jumlah produksi di negara yang
sedang berkembang sedang tinggi-tingginya dan tiap tahunnya mengalami peningkatan.
Berbeda dengan negara maju yang rata-rata hanya sedikit melakukan produksi dan cenderung
melakukan produksi di negara yang sedang berkembang.
KESIMPULAN
Indikator merupakan suatu tolok ukur yang menjadi pacuan untuk mengetahui sebuah
perkembangan “sesuatu” yang diamati. Indikator Pembangunan terdiri dari Indiktor Ekonomi
dan Indikator Sosial. Dalam hal ini Indikator Ekonomi digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan maupun perkembangan perekonomian sebuah negara. Untuk mengetahui
pertumbuhan tersebut, kita perlu mengukur tingkat GNP per-kapita, GNP per-kapita
berdasarkan perhitungan Purchasing Power Parity dan laju pertumbuhan ekonomi. Indonesia
mempunyai GNP per-kapita sebesar US$ 3.440 dan menempati posisi kelas low middle income.
Rata-rata laju pertumbuhan ekomomi Indonesia dari 2010 hingga 2015 sebesar 5,63%. Dari
hasil indikator tersebut kita dapat menentukan kebijakan ekonomi yang tepat sehingga bisa
membawa arah pembangunan suatu negara ke arah yang lebih baik.
Daftar Pustaka
10
Kuncoro, Mudrajad (2013), Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator Ekonomi,
Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.
Meier, Gerald M., (1987). Pioneers in Development, Oxford University Press, New
York.
Todaro, Michael P., (1994). Economic Development, Edisi ke-5, Longman, New York
and Essex, Bab 2
World Bank Data Team (2016), New Country Classification by Income Leveldiakses
pada 6 Februari 2017 http://blogs.worldbank.org/opendata/category/tags/news
The Economist (2017), The Bigmac Index diakses pada 5 Februari 2017
http://www.economist.com/content/big-mac-index
11