Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KASUS 6 TUTORIAL BLOK REPRODUCTIVE SYSTEM (RPS)

KELOMPOK TUTORIAL C2

Fikri Hanif 121 0211 204

Sandi Prawira Y 131 0211 174

Helena Galuh P 141 0211 012

Achmad Syauqie 141 0211 050

Erla Oktasilfia 141 0211 074

Maya Shafira R 141 0211 127

Ary Yanuar S 141 0211 141

Nadia Nanda S 141 0211 143

Lavenia Quinta S 141 0211 150

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

TAHUN AJARAN 2016/2017


Kasus 1 : Ny Vadis

Ny Vadis, 29 tahun, datang di klinik ginekologi saat ANda bekerja sebagai asisten. Dia mengeluhkan
semakin banyak cairan yang keluar dari vaginanya, gatal pada vulva 2 minggu belakangan. “Saya tidak
tahan untuk menggaruk”, katanya. Dia juga mengeluhkan sakit saat berhubungan intim. Dia bekerja dip
anti pijat dan mengakui kalau nakal

Hipotesa :

Pemeriksaan Fisik :

- Tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu tubuh dalam batas normal
- Jantung – Paru : dalam batas normal
- Abdomen : lunak, tidak nyeri

Pemeriksaan venerologi :

- Inguinal : tidak ada limfadenopati


- Regio pubis : tidak ada kelainan
- Vulva : asimetris, eritema ringan dan erosi
- Kelenjar Bartholin kiri : kemerahan dan membesar, nyeri tekan (+). Pembukaan kelenjar :
kemerahan, secret kekuningan
- Introitus vagina : sangat banyak secret vagina kekuningan
- Uretra : normal, hasil milking uretra tidak ada secret

Pemeriksaan speculum :

- Vagina : sangat banyak lender kekuningan, menutupi portio, eritema pada dinding vagina, secret
diusap menggunakan kain kassa
- Portio : eritema, ektopik, secret mukopurulent tampak pada orificium eksterna (secret
dikumpulkan sebagai sampel untuk pemeriksaan penunjang)
- Pap smear untuk apus vagina ditunda

Pemeriksaan vagina :

- Portio : kuat, tidak nyeri goyang serviks


- Uterus : tidak ada kelainan
- Tidak ada massa pada adneksa, dan tidak nyeri

Pemeriksaan laboratorium :
Hematologi :

- Leukosit : normal
- LED : normal

Pemeriksaan sampel vagina :

- Keasaman (pH) : normal


- Tes amin : negative
- Saline wet mount : terdapat sel polimorfonuklear (PMNs), Trichomonas mortil (+), tidak ada clue
cell
- Potassium hudroxide wet mount : ragi dan pseudohifa (+)
- Gram stain : > 30 PMNs/LPB
- Diplococci interseluler gram negative (+)
- VDRL dan serologi HIV : (-)

Sedikit secret diambil untuk sampel pemeriksaan kerentanan dan kultur Diplococci. Pasien disarankan
untuk melakukan pemeriksaan deteksi antigen Chlamydial, akan tetapi dia menolak karena masalah
financial.

Anda mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan dokter dan menyimpulkan diagnosisnya adalah Cervico-
vaginitis disebabkan infeksi multiple. Ny. Vadis bertanya mengenai terapi terbaik

DIa juga diberitahu untuk tidak berhubungan intim selama terapi. Suaminya juga mendapat terapi yang
sama walaupun menolak dilakukan pemeriksaan. Karena penasaran, pasien bertanya apakah
penyakitnya dapat mempengaruhi kesuburannya, dan bagaimana pencegahannya

Seminggu kemudia pasien datang kembali, dokter yang memeriksa tidak menemukan tanda-tanda
penyakit yang sama atau penyakit lain, dan semua hasil pemeriksaan fisik dan lab nya normal

SERVISITIS
Definisi :

Peradangan serviks uteri dari selaput lender dari kanalis servikalis. DItandai dengan adanya peradangan
berat mukosa dan submukosa serviks

Etiologi :

Patogen utama  Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae

Bakteri lain  Trichomonas vaginalis, Streptococcus, Enterococcus, Staphylococcus

Keadaan lain  Alergi, ex: cairan pembilas vagina

Gejala Klinis :

- Discharge vagina banyak, dan berwarna kelabu atau kuning pucat


- Perdarah vagina abnormal (saat senggama atau diantara haid)
- Nyeri saat senggama
- Gatal daerah vulva
- Demam

Diagnosis :

- Anamnesa : keluhan pasien, pekerjaan


- Pemeriksaan fisik : penampilan vulva, kelenjar bartholin, speculum (warna secret, jenis secret)
- Pemeriksaan penunjang : pap smear

VAGINITIS
Definisi :

Peradangan pada vagina yang dapat mengakibatkan gatal, yeri, dan keluarnya cairan pada vagina

Etiologi :

- Vagina secara normal terdapat M.O : Lactobacillus, Acidophillus, Difteroid, Candida, dan flora
yang lainnya
- Terjadi akibat pergeseran komposisi flora normal dan peningkatan bakteri
- Bakteri lain  Trichomonas, Candida

Gejala klinis :

- Pruritus
- Keputihan yang banyak
- Dispareunia (sakit saat atau setelah senggama)
- Disuria (nyeri saat berkemih)  bila sudah terdapat penyebaran ke uretra atau saluran urinaria
- Bau (sering)

Diagnosis :

- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang 
1. Identifikasi mikroskopik (ditemukan sel-sel clue pada usapan basah  clue cell : sel-sel
epitel vagina dengan kerumunan bakteri menempel pada membrane sel. Tampak juga
beberapa sel radang atau latobasili
2. pH >4,5
3. Uji whiff (+)  cairan vagina + KOH (potassium hidroksida) = keluar bau anyir atau amis
4. Eritema vagina jarang

PENATALAKSANAAN CERVICO-VAGINITIS
a. Farmakologi

1. Ciprofloxacin (bakterisid)
- Dosis : 500 mg, dosis tunggal
- Golongan fluorokuinolon generasi kedua
- Mekanisme : melakukan penghambatan terhadap dua jenis enzim topoisomerase: enzim DNA
gyrase dan enzim topoisomerase IV. Kedua enzim tersebut berperan dalam pembentukkan DNA
sel bakteri
- Antibiotik broad spectrum
- ESO : mual, muntah, pusing, gangguan hati
-
2. Doxycyclin (bakteriostatik)
- Dosis : 100 mg, 2 dd tab 1 (untuk 7 hari)
- Mekanisme : memperlambat pertumbuhan bakteri dengan mengganggu produksi protein yang
diperlukan bagi pertumbuhan bakteri, kemudia bakteri akan mati
- ESO : mual, muntah, dysphagia

3. Metronidazole (bakterisid, amebisid, trikomonisid)


- Dosis : 2 g dosis tunggal
- Mekanisme : Obat ini didalam sel M.O akan mengalami proses rekduksi menjadi produk polar.
Produk polar ini punya aktifitas antibakteri dengan cara kerja menghambat pembentukan asam
nukleat (DNA) bateri
- ESO : mual, muntah, pusing, kulit kemerahan

4. Flukonazole (anti fungi)


- Dosis : 150 mg, dosis tunggal
- Golongan : triazole
- Mekanisme : enzim cytochrome P450, sehingga merintangi sintesa ergosterol. Ergosterol
merupakan sterol utama yang terdapat di memberan sel jamur
- ESO : mual, nyeri perut, diare, kemerahan pada kulit

b. Non-Farmakologi
- Berhenti melakukan seks dengan yang bukan pasangan sah nya
- Membawa pasangan sah (suami) untuk dibawa ke dokter dan ditatalaksana juga agar terhindar
dari ping-pong phenomenone
- Jangan berhubungan intim terlebih dahulu selama masa pengobatan (untuk hindari risiko
penularan, dan menghindari sakit saat bersenggama)
- Menggunakan kondom atau alat pengaman seks lainnya bila akan berhubungan intim
-

Anda mungkin juga menyukai