Anda di halaman 1dari 5

Indonesia Raya Bronkiektasis (Ektasis = Melebar/Dilatasi)

A. Definisi
Suatu penyakit yg ditandai dg adanya dilatasi dan distorsi bronkus lokal yg
bersifat patologis dan berjalan kronik dan persisten (ireversibel).

-​IPD UI Jilid II Edisi VI


B. Epidemiologi
● Sering ditemukan di klinik
● Laki2 < Perempuan
● Sering ditemukan pada perempuan > 50 tahun dan tidak merokok
● Semua usia, bahkan kongenital
● Meningkat seiring bertambahnya usia
● 272 per 100000 orang dengan usia > 75 tahun

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI


-​Kapsel Kedokteran UI Jilid II Edisi IV
C. Etiopatogenesis
Terdapat 2 mekanisme dasar
➢ Kongenital
a. Masih dalam kandungan
b. Faktor genetik atau faktor pertumbuhan
c. Mengenai seluruh cabang bronkus di satu/kedua paru
d. Menyertai penyakit kongenital lain (mucoviscidosis, sindrom
Kartagener, PJB dkk)
➢ Didapat
a. Infeksi (pneumonia, TB, bronkitis), bisa ​primer/sekunder
b. Obstruksi bronkus (tekanan dari luar thdp bronkus)
NB
Lokasi :
▪ Lokal
▪ Difus
Bronkus :
▪ Ukuran sedang
▪ Bronkus besar jarang terkena
Perubahan Morfologi :
1. Dinding
2. Mukosa
3. Jar. Paru peribronkial
Hal tersebut dapat terjadi karena disebabkan o/ perubahan2 dalam dinding
bronkus berupa :
▪ destruksi elemen elastis
▪ destruksi otot polos bronkus
▪ destruksi tulang rawan
▪ destruksi mukosa + silia
▪ destruksi PD
Perubahan2 dalam dinding bronkus akan menimbulkan :
• Stasis sputum
• Gangguan ekspektorasi
• Gangguan refleks batuk
• Sesak napas

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI

D. Gejala Klinis
Keluhan yg timbul berhubungan erat dengan :
1. Luasnya
2. Banyaknya
3. Tingkatannya (menurut Brewis*)
4. Lokasinya
5. Komplikasinya
Ciri khas :
o Batuk kronik produktif (sputum)
o Hemoptisis
o Pneumonia berulang

Brewis :
Ringan
– Batuk
– Sputum warna hijau (infeksi sekunder)
– Produksi sputum dipengaruhi perubahan posisi
– Hemoptisis sangat ringan
– Uji faal paru normal
– Radiologis normal
– Pasien tampak sehat
Sedang
– Batuk produktif setiap saat
– Sputum (warna hijau, jarang mukoid)
– Bau mulut busuk
– Hemoptisis sering
– Uji faal paru normal
– Jarang jari tabuh
– Ronki basah kasar
– Radiologis masih normal
– Pasien masih tampak sehat
Berat
– Batuk produktif kotor + berbau
– Hemoptisis bersamaan pneumonia
– Nyeri pleura
– Jari tabuh sering ditemukan
– Sianosis
– Tanda gagal paru
– Infeksi pionegik kutan, mata dkk
– Ronki basah kasar
– Kelainan radiologis (p↗ ​broncovascular marking, honey comb
appearance​)
– KU pasien kurang baik

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI

E. DD
Bronkitis kronik
TB paru
Abses paru
Fistula bronkopleural dg empiema
Pny paru penyebab hemoptisis (karsinoma paru, adenoma paru, dkk)

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI

F. Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Pasien mengeluhkan GK (batuk, sputum tiga lapis
mukopurulen-kental-campuran, hemoptisis, sesak napas, demam berulang,
lemas, mialgia, BB turun, nyeri dada pleuritik)

PF
Takipneu
Sianosis
Jari tabuh
Ronki basah pada lobus bawah paru, ​wheezing
Retraksi dinding dada
Pergeseran mediastinum

Px. Penunjang
Uji Faal Paru menunjukan obstruksi
Polisitemia sekunder
Anemia Penyakit Kronik
Proteuniria
Kultur sputum
Foto Rontgen : kista2 kecil dg fluid level mirip gambaran sarang tawon
Bronkografi (GOLD Dx.)
CT Scan (GOLD Dx.) : brocnhial tapering turun, bronkus terlihat 1 cm di tepi
paru, ​signet-ring

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI

G. Tatalaksana
Tujuan :
1. Tatalaksana infeksi, terutama untuk serangan akut
2. Peningkatan klirens sekresi trakeobronkial
3. Penurunan inflamasi
4. Tatalaksana pada masalah lainnya yg teridentifikasi

Antibiotik (Talak UTAMA!!)


Bronkodilator
Mukolitik
Rehabilitasi Medik
Bedah

-​Kapsel Kedokteran UI Jilid II Edisi IV

H. Komplikasi
Bronkitis kronik
Pneumonia dengan atau tanpa atelectasis
Pleuritis
Efusi pleura
Abses metastasis di otak
Hemoptisis
Sinusitis
Kor pulmonal kronik
Gagal napas
Amyloidosis

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI

I. Prognosis
Tergantung pada berat dan ringannya serta luasnya penyakit waktu pasien
berobat pertama kali
Pemilihan pengobatan (konservatif atau pembedahan) yg tepat dapat
memperbaiki penyakit
Pada kasus yang berat dan tidak diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak
akan lebih dari 5 – 15 tahun
Kematian pasien tersebut biasanya karena pneumonia, empyema, HF,
hemoptysis, dkk.

-​ IPD UI Jilid II Edisi VI

Anda mungkin juga menyukai