DIABETES MELITUS
JOSUA MANALU
1820221193
OUTLINE
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Anatomi Pankreas
Vaskularisari
o a./v. pancreaticoduodenalis
superior
o a./v. pancreaticoduodenalis
inferior
o a./v. pancreatica magna
o a./v. pancretica caudalis dan
inferior
Inervasi
o Simpatis: n. ganglionseliaca
o Parasimpatis: n. vagus
TINJAUAN PUSTAKA
Histologi Pankreas
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Resiko DM
Riw. DMG
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Resiko DM
Inaktivitas Fisik
Modified
Hipertensi dan Dislipidemia
Keluhan Lain
Diagnosis DM
Prediabetes
Normal DM
GDPT TGT
Diagnosis DM
Bukan Belum
Normal DM
DM Pasti DM
Plasma
Vena
<100 100-199 ≥ 200
GDS
Darah
Kapiler
<90 90-199 ≥ 200
Plasma
Vena
<100 100-125 ≥ 126
GDP
Darah
Kapiler
<90 90-99 ≥ 100
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana DM
Tujuan
Jangka Pendek
hilangkan keluhan DM, perbaiki kualitas hidup,
dan kurangi risiko komplikasi akut
Jangka Panjang
cegah dan hambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
Akhir Pengelolaan
Turunnya morbiditas dan mortalitas DM
TINJAUAN PUSTAKA
4 Pilar Tatalaksana DM
Edukasi
Perjalanan penyakit, penyulit dan resiko, pengobatan,
pemantauan GD mandiri, gejala & penanganan hipoglikemia
Latihan Fisik
aktivitas fisik sehari-hari dan olahraga teratur 3-5x/minggu
selama 30-45 menit
Terapi Farmakologis
Obat oral dan suntikan
Obat Antihiperglikemia oral
Pemacu Sekresi Insulin (Insulin
Secretagogue)
1. Sulfonilurea
2. Glinid
Peningkat Sensitivitas terhadap Insulin
1. Metformin
2. Tiazolidindion (TZD)
Penghambat Absorpsi Glukosa di saluran pencernaan
1. Penghambat Alfa Glukosidase
Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl Peptidase-IV)
Penghambat SGLT-2
(Sodium Glucose Cotransporter-2)
Obat Antihiperglikemia Oral
Golongan Efek Samping Penurunan
Cara Kerja Utama
Obat Utama HbA1c
CARA PEMBERIAN
Sulfonilurea insulin
OBAT
Meningkatkan sekresi ANTIHIPERGLIKEMIA
BB naik
hipoglikemia
ORAL
1,0-2,0%
OHO
Glinid dimulai dengan dosis
Meningkatkan kecil dan ditingkatkan
sekresi BB naik secara bertahap
0,5-1,5%
insulin hipoglikemia
sesuai respons Menekan
kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis
produksi glukosa
optimal hati & menambah sensitifitas Dispepsia, diare,
Metformin terhadap asidosis laktat 1,0-2,0%
• Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan
insulin
• Sulfonilurea
– Hati-hati menggunakan sulfonilurea pada pasien d
engan risiko tinggi hipoglikemia (orang tua, ggn fa
al hati, dan ginjal).
• Glinid
– Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu R
epaglinid (derivat asam benzoat) dan Nateglinid
(derivat fenilalanin).
– Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post p
randial.
Peningkat Sensitivitas
terhadap Insulin
• Metformin
– Efek : mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis) mempe
rbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer.
– Tidak dapat diberi pada keadaan GFR<30 mL/menit/1,73 m2, gangguan h
ati berat, serta pasien yang cenderung hipoksemia
(mis CVD, sepsis, PPOK, gagal jantung.
• Tiazolidindion
– agonis Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma
(PPAR-gamma), reseptor inti pada sel otot, lemak, dan hati.
– Efek : menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein
pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di jaringan pe
rifer.
– Tiazolidindion meningkatkan retensi cairan tubuh sehingga dikontraindikasik
an pada pasien dengan gagal jantung (NYHA FC III-IV) karena dapat memperb
erat edema/retensi cairan.
Penghambat Absorbsi
Glukosa di GIT
Menghambat penyerapan
kembali glukosa di tubuli
distal ginjal dengan cara
menghambat kinerja
transporter glukosa SGLT-2.
Penghambat SGLT-2
(Sodium Glucose Cotransporter 2)
Menghambat penyerapan
kembali glukosa di tubuli
distal ginjal dengan cara
menghambat kinerja
transporter glukosa SGLT-2.
Obat Antihiperglikemia Suntik
Insulin
Agonis GLP-1/
Incretin
Mimetic
Insulin
Indikasi Pemberian
• HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis Hiperglikemia
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard
akut, stroke)
• Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang
tidak terkendali dengan perencanaan makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Kondisi preoperatif sesuai dengan indikasi
Insulin
• Klasifikasi Hipoglikemia:
• Hipoglikemia berat: membutuhkan bantuan orang lain untuk
pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lainnya.
• Hipoglikemia simtomatik : GDS < 70mg/dL + gejala hipoglikemia.
• Hipoglikemia asimtomatik : GDS <70mg/dL tanpa gejala
hipoglikemia.
• Hipoglikemia relatif apabila GDS > 70mg/dL dengan gejala
hipoglikemia.
• Probable hipoglikemia apabila gejala hipoglikemia tanpa
pemeriksaan GDS.
Pengobatan Hipoglikemia
Hipoglikemia Ringan:
• Konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat sederha
na)
• Glukosa 15–20 G (2-3 sendok makan) yang dilarutkan da
lam air pasien sadar
• Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer setelah
15 menit pemberian terapi. Jika setelah pengobatan hip
oglikemia masih tetap ada, pengobatan dapat diulang k
embali
Pengobatan Hipoglikemia
• Hipoglikemia Berat
• Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral diperluka
n berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc (bila terpa
ksa bisa diberikan dextore 40% sebanyak 25 cc), diikuti dengan
infus D5% atau D10%.
• Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v tersebut.
Bila kadar glukosa darah belum mencapai target, dapat diberik
an ulang pemberian dextrose 20%.
• Monitoring glukosa darah setiap 1-2 jam kalau masih terjadi hi
poglikemia berulang pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
• Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia
Komplikasi Kronik
• Mikroangiopati
• Retinopati diabetikum
• Nefropati diabetikum
• Neuropati diabetikum
• Makroangiopati
• Coronary heart disease,
• Cerebrovascular disease
• Peripheral vascular disease
Kriteria Pengendalian DM