Anda di halaman 1dari 7

Karakteristik Umum Pasien Dengan Ketidakseimbangan

Elektrolit Di Dalam IGD


Arif Kadri Balcı, Ozlem Koksal, Ataman Kose, Erol Armagan, Fatma Ozdemir, Taylan Inal, Nuran Oner

Falutas Kedokteran, Departmen Kedokteran Gawat Darurat, Universitas Uludag, Bursa, Turki

ABSTRAK

LATAR BELAKANG: Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah konsep kunci yang harus
dipahami untuk mempertahankan homeostasis dan untuk penyembuhan gangguan-gangguan
metabolisme. Ada beragam mekanisme untuk pengaturan keseimbangan elektrolit. Gangguan pada
mekanisme ini mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit yang mengancam jiwa. Dalam penelitian
ini kami mendefinisikan karakteristik ketidakseimbangan elektrolit pasien yang dirawat di IGD kami.

METODE: Penelitian ini dilakukan di IGD Fakultas Kedokteran Universitas Uludag,


didapatkan 996 pasien berusia di atas 18 tahun. Semua pasien mengalami ketidakseimbangan
elektrolit, dengan berbagai etiologi selain trauma. Parameter demografis dan klinis dikumpulkan
setelah mendapat persetujuan dari pasien. Komite etik dari universitas menyetujui penelitian ini.

HASIL: Usia rata-rata pasien adalah 59,28 ± 16,79, dan 55% dari total pasien adalah laki-
laki. Gejala umum pasien adalah dispnea (14,7%), demam (13,7%), dan kemunduran sistemik (11,9%);
tetapi ketidakseimbangan elektrolit yang paling sering terjadi adalah hiponatremia dan
hipermagnesemia. Temuan yang paling sering dalam pemeriksaan fisik adalah kebingungan (14%),
edema (10%) dan rales (9%); dan temuan patologis yang paling sering pada EKG adalah takikardia
24%, dan fibrilasi atrium pada 7% pasien. Komorbiditas yang paling sering adalah keganasan (39%).
Diagnosis yang paling sering pada pasien adalah sepsis (11%), pneumonia (9%), dan gagal ginjal akut
(7%).

KESIMPULAN: Ketidakseimbangan elektrolit sangat penting dalam pengobatan pasien IGD.


Oleh karena itu, dokter IGD harus mengetahui dinamika keseimbangan cairan elektrolitnya dan
karakteristik umum.

KATA KUNCI: IGD; Ketidakseimbangan elektrolit; Karakteristik pasien

PENGANTAR

Keseimbangan cairan dan elektrolit adalah salah satu kunci utama dalam
mempertahankan homeostasis dalam tubuh, dan juga berperan penting dalam melindungi
fungsi seluler, perfusi jaringan, dan keseimbangan asam-basa. Keseimbangan cairan dan
elektrolit juga harus dipertahankan untuk manajemen beberapa kondisi klinis.
Ketidakseimbangan elektrolit adalah hal yang sering ditemukan dalam banyak penyakit [1,2].
Ketidakseimbangan dalam setiap elektrolit harus dipertimbangkan secara keseluruhan dan
mode terkait, pemeriksaan harus bertujuan untuk memperjelas skenario klinis untuk

1
pengobatan yang efektif dan sukses. Ketidakseimbangan elektrolit yang paling penting adalah
kondisi hipo dan hiper dari natrium, kalium, kalsium, dan magnesium.

Ginjal adalah organ utama yang bertanggung jawab dalam retensi dan ekskresi cairan
dan elektrolit pada orang sehat [3]. Tapi, mekanisme lain seperti interaksi hormon antidiuretik,
aldosteron, dan hormon paratiroid, dan faktor-faktor lain seperti stres fisiologis juga
memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
organisme. Studi tentang prevalensi klinis ketidakseimbangan elektrolit melaporkan bahwa
gangguan ini sering terlihat pada lansia dan pasien sakit kritis, dan terjadi pada perkembangan
penyakit seperti diabetes melitus (DM), gagal ginjal akut maupun kronik, penyakit
kardiovaskular yang parah seperti infark miokard, dan lain-lain. Untuk meringkas, gangguan
dalam keseimbangan elektrolit adalah parameter biokimia yang dapat diukur secara matematis
pada aliran darah yang menentukan manifestasi klinis dari interaksi antara peristiwa metabolik
seperti sepsis[7], hormon-hormon[8], peristiwa vaskular[9], obat-obatan[10], defisiensi hidrasi[11],
dan fisiologi ginjal.

Dalam penelitian ini kami mengevaluasi karakteristik umum pasien yang dirawat di
IGD kami, dan didiagnosis memiliki ketidakseimbangan elektrolit. Data literatur umumnya
berfokus pada ketidakseimbangan elektrolit spesifik, dan sebagian besar penelitian merekrut
pasien dari penyakit tertentu atau kelompok risiko. Untuk pengetahuan kami, hanya tiga studi
yang berfokus pada ketidakseimbangan elektrolit pada pasien gawat darurat, dan dua dari
mereka dilakukan dengan pasien usia lanjut.[12-14] Menurut pencarian kami di database
PubMed, studi kami akan menjadi studi kedua yang menyelidiki gangguan elektrolit generik
dalam IGD, dan kami pikir itu akan jadi kontribusi pada literatur dengan memberikan informasi
yang berharga untuk dokter IGD.

METODE

Penelitian ini dilakukan di IGD Fakultas Kedokteran Universitas Uludag, dan


didapatkan 996 pasien dengan ketidakseimbangan elektrolit. Para pasien berusia di atas 18
tahun dan dirawat di IGD dengan keluhan selain traumatis.

Setelah masuk dan dilakukan pemeriksaan klinis, data dikumpulkan dari pasien dengan
ketidakseimbangan elektrolit setelah dilakukan informed consent tertulis. Parameter
demografis dan klinis pasien yaitu tanggal lahir, keluhan, tanda-tanda vital, temuan
electrocardiographic (EKG), temuan pemeriksaan fisik, tanda-tanda patologis, penyakit
keganasan dan keadaan metastasis jika ada, obat yang digunakan, diagnosis, kadar elektrolit
serum, dan informasi pembuangan dari IGD. Komite etik lokal Fakultas Kedokteran
Universitas Uludag menyetujui penelitian ini (17- Jan-2012; Persetujuan No: 2012-2 / 16).

Analisis statistik,

Perangkat lunak SPSS v16.0 digunakan untuk analisis statistik dalam penelitian ini.
Statistik deskriptif disajikan sebagai frekuensi dan persentase.

2
HASIL

Dari 996 pasien dengan ketidakseimbangan elektrolit, 55% (n=445) adalah laki-laki
Usia rata-rata pasien adalah 59,28 ± 16,79 tahun. Gejala paling umum pada pasien adalah
dispnea (14,7%, n = 146), demam (13,7%, n = 136), dan penurunan sistemik (11,9%, n = 118).
Ketidakseimbangan elektrolit yang paling sering terjadi adalah hiponatremia dan yang paling
jarang adalah hipermagnesemia. Distribusi ketidakseimbangan elektrolit dalam penelitian kami
populasi disajikan pada Tabel 1.

Kebingungan (14%), edema (10%) dan rales (9%) terjadi paling sering terlihat pada
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan EKG mengungkapkan irama sinus normal di 62% dari pasien,
dan temuan patologis yang paling sering adalah takikardia (24%) dan fibrilasi atrium (7%).
Beberapa pasien juga memiliki penyakit kronis, yang dirawat dengan obat-obatan.
Komorbiditas yang paling sering adalah keganasan, yang terlihat pada 39% (n = 367) pasien.
Diagonosis keganasan yang paling sering pada pasien ini adalah keganasan paru-paru dan
hematologis. Secara fisik, klinis dan pemeriksaan laboratorium, sepsis sering didiagnosis pada
11% pasien, pneumonia pada 9%, dan gagal ginjal akut 7%. Semua pasien memiliki setidaknya
satu komorbiditas penyakit. Frekuensi gejala lazim, temuan pemeriksaan fisik, pola EKG,
komorbiditas dan diagnosis dirangkum dalam Tabel 2.

3
Tabel 2. Symtoms, findings, ECG, comorbid, diagnosis.

Ketidakseimbangan elektrolit berdasarkan penyakit kronis dari pasien disajikan pada


Tabel 3. Menurut tabel ini semua elektrolit lebih rendah dari level normalnya di keadaan
penyakit kronis.

4
DISKUSI

Gradien elektrolit dikendalikan dengan tepat antara kompartemen intra dan


ekstraseluler untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal otot dan saraf. Organ utama yang
bertanggung jawab untuk peraturan ini adalah ginjal, tetapi mekanisme lain seperti aktivitas
hormonal hormon antidiuretik, aldosteron dan hormon paratiroid juga terlibat dalam proses ini.
Gangguan pada sistem ini dapat memperburuk keseimbangan elektrolit dan menghasilkan
keadaan darurat.

Ketidakseimbangan natrium sangat penting dalam pasien yang membutuhkan


penanganan intensif karena hipo dan hipernatermia berhubungan dengan pengingkatan angka
kematian pada pasien-pasien ini tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan diagonisis.
[15]
Pusat studi kami menyediakan layanan kesehatan tersier di wilayahnya sebagai
rumah sakit berbasis universitas, dan khususnya berurusan dengan penyakit dan komplikasi
pasien. Oleh karena itu, kami secara khusus menyelidiki ketidakseimbangan elektrolit pada
pasien kami dengan hati-hati, dengan kesadaran kepentingan klinis dari entitas ini. Kami
menemukan ketidakseimbangan natrium pada 65% dari pasien kami, dan 60% dari mereka
hiponatremia. Tingkat ketidakseimbangan natrium ini didefinisikan sesuai dengan data
literatur.

Elektrolit kedua yang paling sering tidak seimbang pada pasien kami adalah kalsium.
Kalsium memiliki banyak fungsi dalam jalur enzimatik intraseluler, dan juga berperan dalam
kerusakan sel dan kematian sel. [16] Kami menemukan hipo- dan hiperkalsemia masing-masing
pada 51% dan 4% pasien kami. Kebingungan adalah hasil pemeriksaan fisik yang paling sering
ditemukan, dan ini seharusnya merupakan hasil dari hipokalsemia pada pasien kami. Temuan
fisik lainnya yang sering ditemukan pada pemeriksaan pasien kami adalah tetanus dan
Chvostek-Trousseau Signs, yang mungkin berhubungan dengan gangguan keseimbangan
kalsium .Kami berpikir bahwa sebagian besar ketidakseimbangan kalsium berkaitan dengan
penyakit onkologis pada pasien kami. Tingkat keganasan adalah setinggi 39%, dan yang
diagnosis tersering adalah kanker paru-paru dan gastrointestinal sistem (masing-masing 23%).
Tingginya tingkat diagnosis onkologis mengakibatkan tingginya frekuensi gangguan
keseimbangan kalsium.

Salah satu efek utama tingginya kadar kalsium adalah dalam sistem kardiovaskular dan
jalur transmisi listrik jantung. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memperbaiki Interval
QT dan derajat pertama atrioventrikular blok dalam pemeriksaan EKG. Membandingkan
temuan EKG ini menurut tingkat kalsium yang lebih tinggi dan lebih rendah, kita menemukan
bahwa pasien hipokalsemik memiliki lebih banyak takikardia, bradicardia dan fibrilasi atrium,
dan hiperkalsemia pasien memiliki lebih banyak blok atrioventrikular, gelombang T tinggi dan
perubahan segmen ST. Tingkat perbedaan ini signifikan secara statistik.

Ketidakseimbangan ketiga yang paling sering adalah kadar potasium. Kami


menemukan kejadian hipo- dan hiperkalemia masing-masing adalah 15% dan 8% pasien.
Dengan memeriksa temuan pemeriksaan fisik, kami menemukan bahwa hipokalemia ditandai
oleh kebingungan, paresis, dan afasia. Meskipun tanda-tanda dan klinis gejala tidak dapat

5
dikaitkan dengan satu gangguan tunggal ketidakseimbangan elektrolit, itu sangat berarti untuk
menentukan aspek fisik perubahan hemodinamik kadar elektrolit dalam aliran darah.
Hiperkalemia adalah kondisi langka, tetapi kami menemukannya pada 8% pasien kami.
Williams et al [17] melaporkan bahwa sekresi kalium dari trombosit dan leukosit pada
trombositosis berat dan leukositosis mungkin terjadi menyebabkan pseudo-hiperkalemia. Kami
menentukan tiga diagnosis yang paling sering adalah sepsis, infeksi, dan gagal ginjal, dan
menyimpulkan bahwa kondisi klinis ini terutama gagal ginjal, mungkin menyebabkan
hiperkalemia pada pasien kami. Analisis statistik menunjukkan bahwa pasien dengan
hiperkalemia, memiliki gelombang T tinggi dalam pemeriksaan EKG. Diketahui bahwa
gelombang T tinggi ditentukan untuk hiperkalemia, tetapi tidak semua pasien kami dengan
hiperkalemia memiliki gelombang T tinggi. Kami menyimpulkan bahwa interaksi elektrolit
ganda memiliki efek pada temuan EKG pada pasien ini.

Ketidakseimbangan elektrolit yang paling jarang adalah hipo- dan hipermagnesemia,


yang ditentukan pada 5% dan 1% pasien kami. Hipomagnesemia diketahui memiliki tingkat
prevalensi tinggi, tetapi diagnosisnya mungkin tergantung oleh beberapa faktor. Pertama, ia
memiliki manifestasi yang tidak spesifik, dan sering diabaikan. Kedua, kadar magnesium tidak
diperiksa "secara rutin" dalam tes darah. [18] Ketiga, pasien mungkin hipomagnesemia, bahkan
dengan tingkat magnesium serum normal. Dan akhirnya, kekurangan magnesium umumnya
ditutupi oleh kekurangan elektrolit lainnya.

Kesimpulan yang didapat ialah, pasien kami didiagnosis berbagai macam penyakit
onkologis (40%). Keganasan ini mengekspos risiko besar untuk ketidakseimbangan elektrolit.
Karena itu, kami menyadari ketidakseimbangan elektrolit pada pasien dirawat di UGD,
terutama pada mereka yang mendasari penyakit onkologis. Maka frekuensi kami mungkin
tidak benar-benar mencerminkan prevalensi aktual ketidakseimbangan masing-masing
elektrolit dalam populasi umum.

Karena kita tidak dapat berasumsi bahwa pasien memiliki ketidakseimbangan elektrolit
tunggal, kami menyimpulkan bahwa gejala klinis dan temuan yang didapatkan adalah refleksi
dari berbagai interaksi elektrolit dan sistem pengaturan dalam organisme. Karena itu, dokter
IGD harus mengetahui dinamika keseimbangan cairan-elektrolit karena tingginya tingkat
kejadian entitas klinis.

REFERENSI

1 Lee CT, Guo HR, Chen JB. Hyponatremia in the emergency department. Am J Emerg Med
2000; 18: 264–268.

2 Shiber JR, Mattu A. Serum phosphate abnormalities in the emergency department. J Emerg
Med 2002; 23: 395–400.

3 Bockenkamp B, Vyas H. Understanding and managing acute fluid and electrolyte


disturbances. Current Paediatrics 2003; 13:

6
520–528.

4 Ito H, Fujimaki H, Inoue J, Shiraki M. Disorders of fluid and electrolyte metabolism in elderly
diabetics. Nihon Ronen Igakkai Zasshi 1989; 26: 233–239.

5 Goldberg A, Hammerman H, Petcherski S, Zdorovyak A, Yalonetsky S, Kapeliovich M, et


al. Prognostic importance of hyponatremia in acute ST-elevation myocardial infarction. Am J
Med 2004; 117: 242–248.

6 Goldberg A, Hammerman H, Petcherski S, Nassar M, Zdorovyak A, Yalonetsky S, et al.


Hyponatremia and long-term mortality in survivors of acute ST-elevation myocardial
infarction. Arch Intern Med 2006; 166: 781–786.

7 Mahowald JM, Himmelstein DU. Hypernatremia in the elderly: relation to infection and
mortality. J Am Geriatr Soc 1981; 29: 177–180.

8 Sonnenblick M, Algur N. Hypernatremia in the acutely ill elderly patients: role of impaired
arginine-vasopressin secretion. Miner Electrolyte Metab 1993; 19: 32–35.

9 Solini A, Zamboni P, Passaro A, Fellin R, Ferrannini E. Acute vascular events and


electrolytes variations in elderly patients. Horm Metab Res 2006; 38: 197–202.

10 Clark BA, Shannon RP, Rosa RM, Epstein FH. Increased susceptibility to thiazide-induced
hyponatremia in the elderly. J Am Soc Nephrol 1994; 5: 1106–1111.

11 Miller PD, Krebs RA, Neal BJ, McIntyre DO. Hypodipsia in geriatric patients. Am J Med
1982; 73: 354–356.

12 Singal BM, Hedges JR, Succop PA. Efficacy of the stat serum electrolyte panel in the
management of older emergency patients. Med Decis Making 1992; 12: 52–59.

13 Singal BM, Hedges JR, Succop PA. Prediction of electrolyte abnormalities in elderly
emergency patients. Ann Emerg Med 1991; 20: 964–968.

14 Wilson RF, Sibbald WJ. Fluid and electrolyte problems in the emergency department.
JACEP 1976; 5: 339–346.

15 Funk GC, Lindner G, Druml W, Metnitz B, Schwarz C, Bauer P, et al. Incidence and
prognosis of dysnatremias present on ICU admission. Intensive Care Med 2010; 36: 304–311.

16 Bilezikian JP. Etiologies and therapy of hypercalcemia. Endocrinol Metab Clin North Am
1989; 18: 389–414.

17 Williams ME, Rosa RM, Epstein FH. Hyperkalemia. Adv Intern Med 1986; 31: 265–291.

18 Whang R, Hampton EM, Whang DD. Magnesium homeostasis and cl inical disorders of
magnesium deficiency. Ann Pharmacother 1994; 28: 220–226.

Anda mungkin juga menyukai