Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi
sebuahsegitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut
nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM,Pythagoras. . Pythagoras mendapat kredit
karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian
matematis.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:

Jumlah luasbujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur sangkar
di hipotenus.

Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah sudut siku-siku; kaki-nya
adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang
berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga
siku-siku dan c adalah hipotenus:

Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai pernyataan tentang luas
bujur sangkar:

Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur sangkar ungu.

Unsur-Unsur/Bagian-Bagian Lingkaran

Ada beberapa bagian lingkaran yang termasuk dalam unsur-unsur sebuah lingkaran di
antaranya titik pusat, jari-jari, diameter, busur, tali busur, tembereng, juring, dan apotema. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan uraian berikut.

a. Titik Pusat

Titik pusat lingkaran adalah titik yang terletak di tengah-tengah lingkaran. Pada Gambar di atas , titik O
merupakan titik pusat lingkaran, dengan demikian, lingkaran tersebut dinamakan lingkaran O.
b. Jari-Jari (r)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jari-jari lingkaran adalah garis dari titik pusat lingkaran ke
lengkungan lingkaran. Pada Gambar di atas, jari-jari lingkaran ditunjukkan oleh garis OA, OB, OC, dan
OD.

c. Diameter (d)

Diameter adalah garis lurus yang menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran dan melalui titik
pusat. Garis AB dan CD pada lingkaran O merupakan diameter lingkaran tersebut. Perhatikan bahwa
AB = AO + OB. Dengan kata lain, nilai diameter merupakan dua kali nilai jari-jarinya, ditulis bahwa d =
2r.

d. Busur

Dalam lingkaran, busur lingkaran merupakan garis lengkung yang terletak pada lengkungan lingkaran
dan menghubungkan dua titik sebarang di lengkungan tersebut. Pada Gambar di atas, garis lengkung
AC, garis lengkung CB, dan garis lengkung BD merupakan busur lingkaran O.

e. Tali Busur

Tali busur lingkaran adalah garis lurus dalam lingkaran yang menghubungkan dua titik pada
lengkungan lingkaran. Berbeda dengan diameter, tali busur tidak melalui titik pusat lingkaran O. Tali
busur lingkaran tersebut ditunjukkan oleh garis lurus AD yang tidak melalui titik pusat pada Gambar di
atas.

f. Tembereng

Tembereng adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh busur dan tali busur. Pada Gambar
di atas, tembereng ditunjukkan oleh daerah yang diarsir dan dibatasi oleh busur AD dan tali busur AD.

g. Juring

Juring lingkaran adalah luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi oleh dua buah jari-jari lingkaran dan
sebuah busur yang diapit oleh kedua jari-jari lingkaran tersebut. Pada Gambar di atas, juring lingkaran
ditunjukkan oleh daerah yang diarsir yang dibatasi oleh jari-jari OC dan OB serta busur BC, dinamakan
juring BOC.

h. Apotema

Pada sebuah lingkaran, apotema merupakan garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran dengan
tali busur lingkaran tersebut. Garis yang dibentuk bersifat tegak lurus dengan tali busur. Coba
perhatikan Gambar di atas secara seksama. Garis OF merupakan garis apotema pada lingkaran O.
Agar kamu lebih memahami materi tentang pengertian dan unsur-unsur lingkaran, coba pelajari Contoh
Soal berikut ini.

Contoh Soal Tentang Unsur-Unsur Lingkaran

1). Perhatikan gambar lingkaran berikut.

Dari gambar tersebut, tentukan:

a. titik pusat,

b. jari-jari,

c. diameter,

d. busur,

e. tali busur,

f. tembereng,

g. juring,

h. apotema.

Jawab:

a. Titik pusat = titik O

b. Jari-jari = garis PU, PQ, dan PR

c. Diameter = garis RU

d. Busur = garis lengkung QR, RS, ST, TU, dan UQ

e. Tali busur = garis ST

f. Tembereng = daerah yang dibatasi oleh busur ST dan tali busur ST

g. Juring = QPU, QPR, dan RPU

h. Apotema = garis PV
PRISMA DAN LIMAS
A. Pengertian
1. Limas
Perhatikan bangun-bangun ruang di bawah ini!

(a) (b) (c)


Bangun-bangun ruang di atas memiliki satu bidang sebagai alas, sedangkan bidang-bidang
lainnya berbentuk segitiga yang bertemu pada satu titik puncak. Bangun ruang seperti inilah yang
dinamakan limas. Jadi limas adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi banyak (segi
n) dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak persekutuan di luar bidang segibanyak itu.
Jenis limas ada beberapa macam dan diberi nama sesuai dengan bentuk bidang alasnya. Misalnya,
gambar (a) dinamakan limas segiempat, gambar (b) disebut limas segilima, sedangkan gambar (c)
dinamakan limas segitiga.
2. Prisma
Perhatikan gambar bangun ruang berikut ini!

Bangun-bangun ruang di atas semuanya mempunyai dua bidang yang sejajar serta bidang-
bidang lainnya berpotongan menurut garis-garis yang sejajar. Bangun-bangun ruang seperti inilah yang
dinamakan prisma. Jadi prisma adalah bangun ruang yang memiliki sepasang bidang sejajar dan
kongruen yang merupakan alas dan tutup. Sedangkan bidang-bidang lainnya diperoleh dengan
menghubungkan titik-titik sudut dari dua bidang yang sejajar.
Jenis prisma ada beberapa macam yang diberi nama sesuai bentuk alas prisma. Contoh:
gambar (a) dinamakan prisma segitiga. Gambar (b) dinamakan prisma segiempat karena dua bidang
yang sejajar berupa segiempat, sedangkan gambar (c) dinamakan prisma segilima. Jika kita perhatikan
semua prisma (a), (b), dan (c) maka prisma-prisma tersebut mempunyai rusuk-rusuk yang tegak.
Prisma seperti ini dinamakan prisma tegak.
B. Bagian-Bagian Prisma dan Limas
Misal: membahas prisma segilima!
Gambar di atas adalah prisma segilima ABCDE.FGHIJ. Bidang pada
prisma tersebut adalah ABCDE (bidang alas) dan FGHIJ (bidang tutup) yang
berbentuk segilima. Sedangkan bidang-bidang tegaknya, yaitu ABGF, BCHG,
CDIH, DEJI, dan EAFJ yang berbentuk persegi panjang.
Jumlah rusuk pada prisma segilima ini adalah 15 buah, dengan rusuk
tegaknya adalah AF, BG, CH, DI, dan EJ. Sedangkan rusuk-rusuk lainnya
adalah AB, BC, CD, DE, EA, FG, GH, HI, JF, dan IJ.
Selanjutnya akan membahas contoh limas, missal limas segiempat.
Gambar di atas adalah limas segiempat T.ABCD. Bidang alas limas
tersebut, yaitu ABCD, berbentuk segiempat, serta bidang-bidang tegak
lainnya, yaitu TAB, TBC, TCD, dan TAD berbentuk segitiga.
Jumlah rusuk limas segiempat ini adalah 8 buah. Rusuk tegaknya adalah
TA, TB, TC, dan TD, sedangkan rusuk-rusuk lainnya adalah AB, BC, CD,
dan DA.

C. Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, Serta Bidang Diagonal Prisma Dan Limas
Gambar di bawah ini adalah prisma segilima ABCDE.FGHIJ. Bidang pada prisma tersebut adalah
ABCDE (bidang alas) dan FGHIJ (bidang tutup) yang berbentuk segilima. Sedangkan bidang-bidang
tegaknya, yaitu ABGF, BCHG, CDIH, DEJI, dan EAFJ yang berbentuk persegi panjang.

Jumlah rusuk pada prisma segilima ini adalah 15 buah, dengan rusuk tegaknya adalah AF, BG, CH, DI,
dan EJ. Sedangkan rusuk-rusuk lainnya adalah AB, BC, CD, DE, EA, FG, GH, HI, JF, dan IJ.
Unsur-unsur Limas
Selanjutnya, pelajarilah contoh limas berikut ini. Gambar di bawah ini adalah limas segiempat T.ABCD.
Bidang alas limas tersebut, yaitu ABCD, berbentuk segiempat, serta bidang-bidang tegak lainnya, yaitu
TAB, TBC, TCD, dan TAD berbentuk segitiga.

Jumlah rusuk limas segiempat ini adalah 8 buah. Rusuk tegaknya adalah TA, TB, TC, dan TD,
sedangkan rusuk-rusuk lainnya adalah AB, BC, CD, dan DA.
1. Bidang Diagonal Prisma
Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar di atas merupakan gambar prisma segilima beraturan ABCDE.FGHIJ. Bidang ACHF pada
gambar (a) merupa kan bidang diagonal prisma yang dibatasi oleh dua buah diagonal bidang, serta
dua buah rusuk tegak.
Bidang seperti ACHF inilah yang dinamakan dengan bidang diagonal prisma. Dapatkah kamu
menyebutkan bidang diagonal lainnya selain bidang ACHF pada prisma di atas? Coba kalian
tunjukkan! Berapa banyak bidang diagonal lainnya yang dapat kamu temukan?
Perhatikan kembali bidang diagonal ACHF pada gambar (a). Bidang ini dibatasi oleh diagonal bidang
AC dan FH yang saling sejajar dan sama panjang, serta dua rusuk tegak AF dan CH yang sejajar,
sama panjang, dan tegak lurus dengan bidang alas dan tutup, maka bentuk dari bidang diagonal ACHF
adalah persegi panjang. Selidikilah bentuk bidang diagonal yang lainnya!
2. Bidang Diagonal Limas
Perhatikan gambar di berikut!
Gambar di atas merupakan gambar limas segilima beraturan T.ABCDE. Bidang TAC pada gambar (a)
dan bidang TEC pada gambar (b) merupakan bidang diagonal limas T.ABCDE. Bidang diagonal limas
dibatasi oleh satu buah diagonal bidang dan dua buah rusuk limas

3. Diagonal Bidang Kubus


Nama lain dari diagonal bidang adalah diagonal sisi. Diagonal bidang suatu kubus adalah ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada setiap bidang atau sisi kubus. Sekarang
coba perhatikan bidang ABEF pada gambar kubus ABCD.EFGH di bawah ini.

Ruas garis yang menghubungkan titik sudut B dan E disebut diagonal bidang atau diagonal sisi kubus.
Setiap bidang atau sisi pada kubus mempunyai dua diagonal bidang. Karena kubus memiliki 6 bidang
sisi, maka kubus memiliki 12 diagonal bidang atau diagonal sisi. Bagaimana cara menghitung panjang
diagonal bidang atau diagonal sisi pada kubus?
Diagonal bidang atau sisi dapat ditentukan dengan menggunakan teorema phytagoras. Sekarang
perhatikan gambar kuubus di bawah ini.

Misalkan kubus ABCD.EFGH di atas memiliki rusuk s. Maka panjang BE dapat dihitung dengan
menggunakan teorema phytagoras, di mana segitiga ABE siku-siku di A. Sehingga:
BE = √(AB2 + AE2)
BE = √(s2 + s2)
BE = √2s2
BE = s√2

Misalkan diagonal bidang kubus adalah b maka secara umum diagonal bidang kubus dapat
dirumuskan:
b = s√2

4. Diagonal Ruang Kubus


Diagonal ruang pada kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan
dalam suatu ruang di dalam kubus. Sekarang coba perhatikan gambar berikut di bawah ini.

Garis BH disebut diagonal ruang. Selain garis BH, ada juga garis AG, garis DF, dan garis CE yang
merupakan diagonal ruang kubus. Diagonal-diagonal ruang tersebut akan berpotongan di satu titik.
Suatu kubus memiliki empat buah diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan pada satu titik.
Bagaimana menghitung panjang diagonal ruang balok?

Sama seperti mencari diagonal bidang, untuk mencari diagonal ruang juga menggunakan teorema
phyagoras. Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.

Misalkan kubus ABCD.EFGH di atas memiliki rusuk s. Maka panjang BH dapat dihitung dengan
menggunakan teorema phytagoras. Tetapi sebelum itu harus cari panjang BD, di mana BD merupakan
diagonal sisi. Sekarang perhatikan segitiga ABD siku-siku di A. Sehingga:
BD = s√2
Iklan
Sekarang cari panjang BH dengan teorema phytagoras juga. Sekarang perhatikan segitiga BDH siku-
siku di D. Sehingga:
BH = √(BD2 + DH2)
BH = √(s√2)2 + s2)
BH = √(2s2 + s2)
BH = √(3s2)
BH = s√3

Misalkan diagonal ruang kubus adalah d, maka secara umum diagonal ruang kubus dapat dirumuskan:
d = s√3

Bidang Diagonal Kubus


Bidang diagonal suatu kubus adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua diagonal bidang
suatu kubus. Perhatikan balok ABCD.EFGH pada gambar di bawah ini.

Bidang ABGH disebut bidang diagonal. Kubus memiliki enam bidang diagonal yang berbentuk persegi
panjang dan tiap pasangnya kongruen. Bagaimana menghitung luas bidang diagonal?

Untuk menghitung luas bidang diagonal dapat menggunakan rumus luas persegi panjang. Sekarang
coba perhatikan kembali gambar kubus ABCD.EFGH di atas, jika rusuknya s, maka luas bidang ABGH
yakni:
Luas ABGH = AB . BG
Luas ABGH = s . s√2
Luas ABGH = s2√2

Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang diagonal bidang, diagonal ruang dan bidang
diagonal ruang, silahkan perhatikan contoh soal berikut ini.

Anda mungkin juga menyukai