Anda di halaman 1dari 17

E S

Mata Kuliah

Damar Gita 1306454315


Fanyanur Indah Putri 1306381244
Safira Dhyanti 1306395256
Ivone Kusuma Wardani 1406555851
QBL 1

1.
Jelaskan peran penting moral (moral reasoning)
bagi pelaku ekonomi sebagai basis pembuatan
keputusan di pasar (market reasoning)!
Untuk menentukan jenis trasaksi yang
pantas dilakukan dipasar dan mencegah
kecenderungan praktik-praktik pasar untuk
merusak atau menyingkirkan nilai-nilai non
pasar yang patut dipedulikan.

Sandel, Michael J., “Market Reasoning as Moral Reasoning: Why


Economists Should Re-engage with Political Philosophy”, Journal of
Economic Perspectives, Vol. 27, No. 4, (Fall 2013), pp. 121-140.
Market reasoning mengendalikan moral
Reasoning. Maksudnya adalah sebelum
seseorang dapat memutuskan sebuah
keputusan dipasar, seseorang tersebut harus
mencari tahu nilai dan norma apa yang harus
mengatur praktik sosial pada keputusan yang
diambil.

Sandel, Michael J., “Market Reasoning as Moral Reasoning: Why


Economists Should Re-engage with Political Philosophy”, Journal of
Economic Perspectives, Vol. 27, No. 4, (Fall 2013), pp. 121-140.
Mengapa ekonomi gagal memberikan dasar yang meyakinkan untuk memutuskan
apa yang harus, dan apa yang tidak harus dijual?

Alasannya: terletak pada konsep


ekonomi sebagai value-neutral
science of human behavior and
social choice.
Bagian dari daya tarik
Masing-masing pihak dalam
market reasoning adalah
suatu kesepakatan memutuskan
menawarkan cara non
nilai apa yang harus ditempatkan
judgemental dalam
pada barang yang dipertukarkan.
mengalokasikan barang.

Jika seseorang bersedia membayar untuk Secara implisit, aktivitas


suatu barang, dan pihak lain yang setuju membeli dan menjual
bersedia untuk menjualnya, ekonom tidak tidak mengurangi nilai
menanyakan apakah para pihak telah barang-barang yang dibeli
menghargai barang dengan tepat. dan dijual.
QBL 1
2.
Jelaskan peran penting dari kekuatan ekonomi
sebagai salah satu pilar utama bagi kedaulatan
negara dari kasus pembentukan “Pasar Madinah”
oleh Nabi Muhammad SAW!
The Establishment
Market “Tax-free Market”
of the Market of
Regulations Principles
Medina

Enclosure-Free Peripheral
Al - Hisbah
Market Principles Arrangements

Religious and
Ethical Economic
Guidelines

Kallek, C. (1995). Socio-politico-economic sovereignty and the market of Medina.


Journal of Islamic Economics, 4(1), 1-14.
Konsep bahwa bekerja adalah Ibadah

Keadilan, kejujuran, kesetaraan, kehati-hatian,


kebersahajaan, infaq,dsb dapat termanifestasikan
The dalam kehidupan umat sehari-hari

Establishment Pengelolaan pasar oleh Yahudi digambarkan bahwa


of the Market mereka menganggap halal untuk mengambil
harta orang lain ini (QS 3:75)
of Medina
Pasar Madinah inilah yang kemudian menjadi urat
nadi perekonomian negara Islam yang pertama,
yang berpusat di Madinah.

Kallek, C. (1995). Socio-politico-economic sovereignty and the market of Medina.


Journal of Islamic Economics, 4(1), 1-14.
Market Regulations

Rasulullah mendirikan pasar dangan sabdanya


“Ini pasarmu, tidak boleh dipersempit
(dengan mendirikan bangunan dsb. di dalamnya)
dan tidak boleh ada pajak di dalamnya.”
(HR. Ibn Majah).

Kallek, C. (1995). Socio-politico-economic sovereignty and the market of Medina.


Journal of Islamic Economics, 4(1), 1-14.
“Tax-free Market”
Principles

Prinsip No tax
Keadilan
- Profit motive as primary
stimulus
- Reduces price = getting
Charitable
more customers
Endowment

Kallek, C. (1995). Socio-politico-economic sovereignty and the market of Medina.


Journal of Islamic Economics, 4(1), 1-14.
Enclosure-Free Market Principles

Aimed to promote Anti-enclosure rules to Aimed to promote


justice discourage monopolization justice

Separated by Ordained some standards of


First come - first get
departments behavior for buyers and sellers

Kallek, C. (1995). Socio-politico-economic sovereignty and the market of Medina.


Journal of Islamic Economics, 4(1), 1-14.
Peripheral Arrangements

1. The Prophet’ Time 2. The Calipf Umar’s Time on


City Planning
● memerintahkan agar membuat jalan ● Kota-kota baru mulai bermunculan
paling sedikit selebar 7 Dhira (3.5 (Basra, Kuafa, dan Fustat)
meter). ● Membuat:
● Agar Untanya bisa melewati satu ● Jalan utama : 40/60 meter
sama lain tanpa harus tersentuh. ● Avenue : 20/30 meter
● Melarang unta untuk duduk di jalan. ● Street :7 Dhira
● Tujuan : memfasilitasi gerakan
militer

3. The Henri Pirenne’s ● Menemukan kota dagang pada abad 10 (Portus,


Time Novus Burgus, dan Forisburgus)
● Proses perkembangan kota sama seperti islam
● Dirancang dan didirikan oleh pemerintah burjois itu
sendiri.
Peripheral Arrangements (2)

● Kesimpulan

pada masa Nabi Muhammad dan Umar, terdapat unsur religius dan
kontrol terhadap pasar (ketetapan ukuran dan hukuman pecut (whip)
ditangan bagi yang melanggar), sehingga hal tersebut merupakan bentuk
kontrol ekonomi dalam pasar madinah saat zaman Nabi Muhammad
SAW.
Al - Hisbah: Rancangan Institusi yang Menjalankan Sistem Ekonomi

“ Sebuah institusi sosioekonomi yang didirikan sebagai wadah untuk


Keadilan, kejujuran,
melakukan kesetaraan,
kebajikan kehati-hatian,
dan melarang kebersahajaan,
kejahatan.” infaq,dsb
(Cengiz Kallek; dapat
Ibn Tamiah)
termanifestasikan dalam kehidupan umat sehari-hari
● Berdasarkan aturan Syariah

1. 3 fungsi institusi Hisbah: Katagori A:


a. Yang berhubungan ● ketepatan
Katagori C:
dg kewajiban waktu Katagori B:
agama beribadah
Urusan mengenai
b. Yang berhubungan ● penyelenggara Mengenai sikap dan
adminstrasi
dg hubungan an shalat urusan yang ada di
perkotaan. Contoh:
manusia berjamaah masyarakat, contoh:
Menjaga agar
c. Yang berhubungan Jumat dan hari kejujuran dalam
jalanan tetap bersih.
dg keduanya raya berdagang.
● Merawat
masjid
Al - Hisbah: Rancangan Institusi yang Menjalankan Sistem Ekonomi (2)

● Contoh perilaku Nabi Muhammad SAW melakukan Hisbah dengan cara


melakukan inspeksi terhadap komunitas perdagangan:
○ Memerintahkan (barang) yang buruk, agar selalu di taruh diatas agar
pelanggan bisa melihatnya.
○ Memperingatkan khamar agar tidak dijual di pasar.
○ Memperingatkan transaksi yang merugikan, dan diperintahkan untuk
beramal untuk mensucikan diri dari transaksi tersebut.
● Dari contoh diatas, nabi Muhammad menjada transaksi berdagang
agar sesuai dengan syarat shariah
Religious and Ethical Economic Guidelines

Ekonomi islam menetapkan standar dan aturan yang mengatur perekonomian


suatu komunitas. Akan tetapi, terdapat transaksi yang dilarang (Riba, Gharar,
penipuan, pasar gelap, dll) tetap dilakukan oleh pengikut nabi sehingga
diperlukan muhtasib untuk memeriksanya .

Fungsi muhtasib menyiratkan bahwa ekonomi Islam secara aktif diawasi oleh
negara yang melibatkan tindakan kotektif untuk mendapatkan tingkat efisiensi
dan rasa keadilan dalam pasar.

Anda mungkin juga menyukai