Taqwa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat, dan
hidayah-Nya yang diberikan kepada kita sehinnga kita dapat merasakan semua hal
yang kita hadapi dalam hidup ini. Tidak lupa pula Shalawat dan salam semoga
tercurah limpahkan kepada junjungan kita manusia terbaik sepanjang zaman yakni
Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita
semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.
Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya menyampaikan sedikit ilmu
tentang taqwa. Barang kali ada yang mempertanyakan mengenai apa itu taqwa ?
Sederhanya taqwa adalah melaksanakan perintah Allah dan mencegah larangannya.
Pada praktiknya orang yang bertaqwa adalah mereka yang beriman kepada yang
gaib, mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki, iman kepada kitab-kitab suci,
dan meyakini kehidupan akhirat (QS. Al-Baqoroh: 3-4). Selain itu mereka yang
bertaqwa adalah mereka yang dermawan di kala lapang maupun sempit, mampu
menahan amarah, pemaaf, selalu ingat Allah, istighfar dan taubat dari
kesalahannya. (QS. Al-Imran: 134-135).
Taqwa merupakan bekal yang terbaik dimana dan kapanpun. Nabi
bersabda,’’ ittaqulloha haitsuma kunta, wa atbi’is sayyiata alhasanata tamhuha,
wakholiqinnasa bi khuluqin hasanin’’. (HR. At-Tirmidzi), yang artinya :
Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah perbuatan buruk
dengan kebaikan, niscaya menghapusnya. Dan bergaulah dengan manusia dengan
perangai yang baik’’. Kualitas taqwa menentukan ketinggian derajat kemuliaan di
sisi Allah, sebagaimana difirmankan,’’ Inna akromakum ‘indAllahi atqokum (QS.
Al-Hujurot: 13), yang artinya sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa’’.
Dari Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib diriwayatkan bahwa beliau
berkata: ‘ Sebaik-baik orang di dunia ini adalah orang yang dermawan, dan sebaik-
baik orang di akhirat nanti adalah orang yang bertaqwa’’. (Al-Qusyairi, 2002:
143).
Bagaimana si caranya beriman dan bertaqwa, ada 3 cara jika kita mau
beriman dan bertaqwa kepada Allah, yaitu :
a. Membenarkan dengan yakin akan ”ada-Nya Allah.
b. Membenarkan dengan yakin akan ke-”Esaan-Nya Allah”, baik dalam
perbuatan-Nya, menjadikan alam makhluk seluruhnya, maupun dalam
menerima ibadat (penyembahan) segenap makhluk (hamba).
c. Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat
kesempurnaan, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari
menerupai segala yang baru. (alam).
Betapa banyak nikmat Allah yang telah di tampakan di bumi ini yang hadir
bersama kita, tidak sedikit pun terpikir oleh kita betapa indahnya hidup bertaqwa
dan bershalawat kepada rasul-rasul-Nya untuk kehidupan di hari masyar nanti.
Dimana seluruh manusia baik yang masih hidup maupun yang ada dialam kubur
semua dibangkitkan untuk di kumpulkan di hari itu yang cuma satu hari tapi
lamanya bagaikan 50.000 tahun. Bayangkan kita hidup di dunia ini cuman kurang
lebih 60 – 70 tahun sebagaimana telah di riwayatkan oleh hadis.

Dan bagaimana telah di jelaskan dalam firman ALLAH SWT berikut :

Artinya : ”wahai segala mereka yang beriman, berimanlah kamu akan Allah SWT
dan akan rasul-Nya (Muhammad SAW) dan akan kitab yang diturunkan kepada
rasul-Nya dan akan kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Barang siapa kafir
(tidak beriman) akan Allah, akan malaikat-Nya, akan kitab-kitab-Nya, akan rasul-
Nya dan akan hari akhirat, maka sesungguhnya orang itu sesat, sejauh-jauh
kesesatan.” ( Q.A. 136. S. 4 : An Nisa’ ).
Selain firman Allah SWT di atas, terdapat pula hadits riwayat Tirmidzi berikut:

‫ي‬
َ ‫ض‬ ِ ‫الر ْح َم ِن ُم َعا ِذب ِْن َجبَ ٍل َر‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫ب ب ِْن ُجنَادَةَ َواَ ِب ْى‬ ِ ُ‫ع ْن اَ ِب ْى ذَ ٍ ٍّر ُج ْند‬َ
ِ َّ ‫ " اِت‬: ‫سلَّ َم قال‬
‫ق هللاَ َح ْيث ُ َما‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ ُ ‫ع ْن َر‬ َ ‫ع ْن ُه َما‬ َ ُ‫هللا‬
‫ (رواه‬. "‫س ٍن‬ َ ‫ق َح‬ ٍ ُ‫اس ِب ُخل‬
َ َّ‫ق الن‬ َ ‫س ْيئَةَ ْال َح‬
ِ ‫سنَةَ ت َ ْم ُح َها َوخَا ِل‬ َّ ‫ت َوات َّ ِبعِ ال‬َ ‫ُك ْن‬
) ‫الترمذي‬
Diriwayatkan Abi Dzar Jundub bin Junadah dan Abu AbdurrahmanMua’adz bin
Jabal ra. Dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah
dimana saja kamu berada, Dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik
pasti menghapusnya, dan bergaulah dengan sesama manusia dengan akhlak yang
baik.” (H.R. Tirmidzi).

Menjadi seorang muslim belum mendapat jaminan dari Allah, yang akan
Allah bela. Menjadi orang Islam semata-mata belum ada jaminan dari Allah akan
diampunkan dosanya. Menjadi orang Islam saja belum ada jaminan dari Allah
bahwa amal ibadahnya akan diterima. Menjadi orang Islam saja belum ada jaminan
bahwa Allah akan memberi bantuan dariNya. Karena menjadi seorang muslim atau
seorang Islam itu mudah. Apabila sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, maka
tidak boleh dianggap dia itu seorang kafir. Lebih-lebih lagi seseorang itu sudah
shalat, berpuasa, naik haji, kita tidak boleh menuduh orang itu kafir. Dia termasuk
dalam golongan Islam tetapi belum tentu ia seorang bertaqwa.
Setelah menjadi orang bertaqwa baru ada jaminan dan pembelaan dari Allah
di dunia dan di Akhirat. Bila jadi orang bertaqwa barulah dosa diampunkan, barulah
amal ibadah ini diterima, barulah mendapat pimpinan dari Allah. Secara langsung
Allah menjadi pemimpinnya. Bila menjadi orang bertaqwa pintu rezeki akan
terbuka, tidak tahu dari mana datang dan sumbernya. Bila menjadi orang yang
bertaqwa, Allah mudahkan kerja-kerjanya. Bila kerja sedikit, hasilnya banyak.
Kalau kerja banyak, lebih banyaklah yang akan diperoleh. Hal inilah yang
dijelaskan oleh Allah melalui firmanNya : “Barang siapa yang bertaqwa pada Allah,
Allah beri jalan keluar dari kesusahan dan akan beri rezeki dari arah yang tidak
terduga-duga” (QS At Talaq 2 – 3).

Ketaqwaan Dalam Islam artinya adalah dipelihara dan dilindungi oleh Allah.
Taqwa bukan berarti takut. Taqwa pada Tuhan bukan berarti takut pada Tuhan.
Takut kepada Tuhan hanyalah satu daripada sifat mahmudah (sifat baik) yang
terangkum dalam sifat taqwa tetapi takut bukanlah taqwa. Seorang mukmin dan
muslim dituntut untuk mampu mencapai derajat tertinggi menurut penilaian
Allah,yaitu Taqwa. Ketaqwaan merupakan paspor jaminan keselamatan untuk
mengarungi kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat kelak. Sehingga
diperintah dalam surat Ali ‘Imran [3]:102 dimana :

َ ْ ُ‫َيأَيُّ َهاالَّذِينَ َءا َمنُواْاتَّق‬


َ‫وللاْا َح َّق تُقَا ِت ِه َو َلت َ ُموت ُ َّن إِ َّل َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمون‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam” (Q.S. Ali ‘Imran [3]:102)

Tanda – Tanda Orang Bertakwa :


Beriman kepada ALLAH dan yang ghaib (QS. Al Baqarah [2]:2-3)
Sholat, zakat, puasa (QS. Al Baqarah [2] : 177 )
Infak disaat lapang dan sempit (QS. Ali ‘Imran [3] :133-134 )
Menahan amarah dan memaafkan orang lain (QS. Ali ‘Imran [3]: 134)
Takut pada ALLAH(QS. Al Maa-idah [5]:28)
Menepati janji (QS. At Taubah [9]:4)
Berlaku lurus pada musuh ketika mereka pun melakukan hal yang sama(QS. At-
Taubah [9]:7)
Bersabar dan menjadi pendukung kebenaran (QS. Ali ‘Imran [3]:146)
Tidak meminta ijin untuk tidak ikut berjihad (QS. At Taubah [9]:44)
Berdakwah agar terbebas dari dosa ahli maksiat (QS. Al An’am [6]:69)
Pentingnya Takwa Kepada Allah SWT dikarenakan :
1. Takwa adalah kunci keberuntungan di dunia dan akhirat
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah
supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imra [3]:130)
2. Takwa mengundang limpahan berkah dan rahmat Allah SWT
Allah SWT berfirman, “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf [7]:96)
Dia juga berfirman, “Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-
orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat Kami." (QS. Al-A’raf [7]:156)
3. Takwa adalah kunci mendapatkan ampunan dan kasih sayang Allah SWT
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan
menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-
dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Anfal
[8]:29). Dia juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman (kepada para
rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya,
niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan
menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan
dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Al-Hadid [57]:29). Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah [9]:4&9)
4. Takwa adalah solusi
Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari
arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS. Ath-
Thalaq [65]:2-3). Dia juga berfirman, “Dan barang siapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.” (QS. Ath-Thalaq [65]:4)
5. Orang paling mulia adalah orang bertakwa
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-
Hujurat [49]:13). Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan
kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
mulia?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang paling bertakwa.”
(Muttafaq ‘Alaihi). Demikian, semoga Allah SWT menjadikan kita semua
termasuk orang-orang yang bertakwa kepada-Nya, dengan gemar
melakukan kebaikan dan berbagi manfaat satu sama lain, serta terhindar dari
perkara-perkara yang dilarang. Amin, allahumma amin
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, R., 2016, Ceramah Bertemakan Taqwa, http://www.pidatu.com/2016-


/08/ceramah-bertemakan-taqwa.html, diakses tanggal 23 Mei 2017

Badruddin, 2009, Langkah – Langkah Untuk Menjadi Taqwa, https://ilmutauhid-


wordpress.com/2009/07/12/langkah-langkah-untuk-menjadi-taqwa, diakses
tanggal 23 Mei 2017

Gani, A., A., 2012, Kultum berjudul Takwa Adalah Bekal Terbaik Bagi
Seseorang Hamba, https://andiafifahgani.wordpress.com/2012/01/01/kul-
tum-berjudul-takwa-adalah-bekal-terbaik-bagi-seseorang-hamba, diakses
tanggal 23 Mei 2017

Hidayat, A., 2012, Hidup Berbekal Taqwa, https://matericeramahdankultum.blog-


spot.co.id/2012/05/hidup-berbekal-taqwa.html, diakses tanggal 23 Mei 2017

Prabowo, A., 2016, Cara Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah SWT,
http://nilaikeimanan.blogspot.co.id/2016/07/cara-beriman-dan-bertaqwa-
kepada-allah.html, diakses tanggal 23 Mei 2017

Ummar, H., 2014, AN NISA:136, http://sayahafiz.com/index/9/4/136/AN%20-


NISA.html, diakses tanggal 23 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai