Anda di halaman 1dari 6

Konsep Safety dan Manajemen Risiko dalam

Akreditasi PUSKESMAS dan FKTP (#5)

Manajemen Risiko

Salah satu upaya untuk menurunkan KTD adalah dengan menerapkan manajemen risiko. Risiko
adalah kerugian yang mungkin terjadi pada suatu waktu atau kegiatan. Manajemen risiko dapat
didefinisikan sebagai proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, meminimalkan risiko
dalam suatu organisasi secara menyeluruh.

Manajemen risiko efektif untuk mengidentifikasi pemicu-pemicu terjadinya KTD, dan apabila
manajemen dapat merespon/menindaklanjuti secara tepat waktu maka angka KTD akan dapat
diturunkan secara signifikan.

Kita sebelumnya harus membedakan dulu antara Risk dengan Hazard. Risiko adalah kejadian
yang tidak diharapkan yang mungkinterjadi pada suatu waktu atau suatu kegiatan. Sedangkan
hazard adalah Sesutu yang bisa menimbulkan kerugian atau korban. Sesuatu yang terpapar
hazard akan menimbulkan risiko.

Apabila kita merujuk pada multi causal theory dengan menggunakan Swiss Cheese diagram
(Reason, 1991) maka trigger atau pemicu terjadinya KTD adalah lack of procedures, punitive
policies, mixed message, production pressures, sporadic training, clumsy technology, zero fault
tolerance, attention distraction, deferred maintenance. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk
menangkal pemicu-pemicu tersebut adalah kebijakan dan prosedur, profesionalisme, team,
invididual, lingkungan dan equipment.

Secara umum risiko-risiko tersebut dapat digolongkan menurut proses sebagai berikut:

1. Risiko pada saat akses ke faskes (misalnya kegagalan melakukan akses, keterlambatan
akses, salah menuju/memilih tempat pelayanan)
2. Risiko pada saat pendaftaran (kekeliruan identitas rekam medis, rekam medis tidak
ditemukan, kartu identitas tertukar, rekam medis tertukar)
3. Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana asuhan (salah baca hasil
pemeriksaan penunjang, salah intepretasi hasil, salah menyusun rencana terapi)
4. Risiko pada pelaksanaan (tidak sesuai rencana, kesalahan tindakan, kesalahan diit,
kesalahan penulisan resep, kesalahan penyediaan obat, pelayanan tidak hygienis, tidak
melakukan monitoring)
5. Risiko pada saat evaluasi dan tindak lanjut
6. Risiko pada saat kembali ke rumah/masyarakat

Risiko juga bisa dibagi kedalam sumber-sumbernya :

1. Patient care related risks


2. Clinical staff related riks
3. Non clinical staff related risks
4. Facility related risks
5. Financial risks
6. Other risks

Langkah awal yang harus kita lakukan adalah risk analysis yaitu kegiatan menentukan estimasi
risiko secara kuantitatif dan kualitatif. Proses mengenali hazard yang mungkin terjadi dan
potensi kegawatan dari hazard tersebut. Lingkup dari analisis risiko

1. Apa yang bisa terjadi?


2. Kapan itu bisa terjadi
3. Faktor-faktor apa yang terkait dengan kejadian tersebut

Proses manajemen risiko ada beberapa langkah

1. Inisiasi – mementukan ruang lingkup manajemen risiko


2. Identifikasi risiko
1. Risk identification
Apa yang mungkin salah

1. Risk analysis

 Apa kemungkinan terjadi (likelihood/probability)


 Apa dampaknya (consequences/severity)
1. Risk evaluation

Berapa tingkat risiko apa ada faktor-faktor yang memitigasi?

3. Pengendalian risiko
1. Risk reduction
2. Risk acceptance
4. Output
5. Review
6. Risk Management Tools
7. Risk Documentation

Teknik untuk analisa risiko ada tiga yaitu:

1. Severity Assessment
2. RCA (root caused analysis)
3. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Severity Assessment

Severity assessment menentukan tingakt keparahan risiko, variable yang digunakan untuk
menilai keparahan adalah dampak risiko dan probabilitas.

Kemungkinan atau probabilitas dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu

1. Frequent (sangat sering terjadi, tiap minggu/bulan)


2. Probable (sering terjadi , beberapa kali/tahun)
3. Possible (mungkin terjadi, 1 sd 2 kali setahun
4. Unlikely (jarang terjadi , 2 sd 5 tahun sekali)
5. Rare (sangat jarang terjadi (> 5 tahun/kali)

Dampak dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu

1. Extreme
2. Major
3. Moderate
4. Minor
5. Minimal
Kedua hal tersbut kalau dikombinasikan akan menghasilkan tingkatan keparahan yang dibagi
menjadi 4 yaitu

1. Extreme risk
2. High risk
3. Moderate risk
4. Low risk

Berikut ini adalah table yang menggambarkan tingkat risiko dan contohnya

Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
1 Minimal Tidak ada cedera
Cedera Ringan misalnya luka lecet,
2 Minor
dapat diatasi dengan P3K
· Cedera sedang, missal: luka
robek

· Berkurangnya fungsi
motoric/sensorik/psikologis atau
3 Moderat
intelektual (reversible, tidak
berhubungan dengan penyakit

· Setiap kasus yang


memperpanjang perawatan
· Cedera luas/berat, missal: catat,
lumpuh

4 Mayor · Kehilangan fungsi /


sensorik/psikologi atau intelektual
(ireversibel), tidak berhubungan
dengan penyakit
Kematian yang tidak berhubungan
5 Extreme
dengan penyakit

Matrik risiko gabungan yaitu perkalian dampak dan probability akan terlihat seperti matriks
berikut ini:

Dampak Tak MINOR Moderat Mayor Katatrospik


Significant
Probabilitas 2 3 4 5
1
Sangat sering terjadi

(Tiap minggu/bulan) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

5
Sering terjadi

(bbrp kali/tahun) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

4
Mungkin terjadi

(1 – < 2 tahun/kali) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim

3
Jarang terjadi

(> 2 – < 5 th/kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim

2
Sangat jarang terjadi

( > 5 thn/Kali) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim

Berdasarkan tingkatan risiko tersebtu akan diambil tindak lanjut, seperti yang terlihat dibawah
ini:
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling
lama 45 hari, membutuhkan tindakan
(SANGAT TINGGI) segera, perhatian sampai ke Direktur RS
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling
HIGH
lama 45 hari, kaji dng detail & perlu
tindakan segera, serta membutuhkan
(TINGGI)
tindakan top manajemen
Risiko sedang dilakukan investigasi
MODERATE sederhana paling lama 2 minggu.
Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya
(SEDANG) menilai dampak terhadap bahaya &
kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi
sederhana paling lama 1 minggu
(RENDAH) diselesaikan dng prosedur rutin

Anda mungkin juga menyukai