Anda di halaman 1dari 3

1. Tinea pedis kalo digaruk tangan kan jadi kena, nah itu namanya apa ?

2. Mekanisme kerja emollient, humectant dan protein rejuvenator ?


Jawab :
Emolien :
Pelembab jenis emolien biasanya mengandung bahan-bahan yang mampu
mengisi celah antar sel. Pelembab jenis ini mengandung cetyl stearate dan
diacapryl maleate yang mampu untuk menghasilkan kulit. Mekanisme kerja dari
emolien ini adalah menyerap air dalam stratum korneum dengan membuat
lapisan yang tidak dapat ditembus oleh air dengan menggunakan bahan yang
berminyak yang tidak larut dalam air yang dilapiskan pada permukaan kulit.
Bahan berminyak ini memberikan efek yang sama dengan lapisan ganda lipid
alami dari kulit yang berfungsi untuk mencegah penguapan air dari permukaan
kulit. Bahan emolien ini juga membantu untuk memperbaiki fungsi barrier air
pada daerah kulit yang lipid alaminya hilang atau mengalami kerusakan.
Humektan :
Humektan adalah bahan yang mampu menyerap dan menangkap air dari udara.
Pelembab jenis ini mengandung propylene glycol, glycerin, hyaluronic acid atau
pantenol. Pelelmbab humektan tidak menyebabkan kulit berminyak dan lebih
larut dalam air. Mekanisme kerja dari humektan ini adalah meningkatkan
kapasitas penyimpanan air (water-holding capacity) stratum kornea dengan
pemakaian bahan yang dioleskan pada kulit menggunakan bahan yang bersfat
higroskopis (sesuatu yang mampu menarik air dari lingkungannya).
Protein rejuvenator :
Protein rejuvenator menyebabkan kulit menjadi lebih muda dengan mengisi
protein essensial dalam kulit.
Sumber : Freeberg. M. Irwin, Eisen. Z. Atrhur, Wolff. Klaus, dkk.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Volume II B. Sixth Edition.
Newyork; Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. 2003.
3. Terapi dapson itu antibiotic, nah kalo pada kulit dipake pada kasus apa
saja ?
Jawab : lepra dan dermatitis herpetiformis.
Sumber : Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS)
4. Terapi sulfapiridin kalo di interna dipake pada kasus apa saja ?
Jawab : Gangguan usus kronis
Sumber : Pusat Informasi Obat Nasional (PIONAS)
5. Apa yang dimaksud gluten ?
Jawab : Gluten adalah campuran senyawa kompleks dari ratusan protein
yang berbeda, dengan ciri tingginya kandungan alleic polymorphism, dengan
mengkode spesifik glutenin dan gliadin.
Sumber : Biesiekierski JR. Review Article: What is gluten?. Journal of
Gastroentelogy and Hepatology (JGH): 2107; 32(Suppl.1): 78-81.
6. Lesi herpes di hidung apa ? Kegawatdaruratannya apa ?
Jawab : Eritema Multiforme
Sumber : Freeberg. M. Irwin, Eisen. Z. Atrhur, Wolff. Klaus, dkk.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Volume II B. Sixth Edition.
Newyork; Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. 2003.
7. Salep yang digunakan seluruh tubuh salep apa ?
8. Bagaimana penggunaan peditox ?
9. Pemeriksaan lain selain KOH pada tinea ?
Jawab : Lampu wood
Sumber : Freeberg. M. Irwin, Eisen. Z. Atrhur, Wolff. Klaus, dkk.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Volume II B. Sixth Edition.
Newyork; Mc Graw-Hill Medical Publishing Division. 2003.
10. Vaselin yang belum dicampur namanya apa ?
Jawab : Hidrokortison
Sumber : Rowe R. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition.
Published by the Pharmaceutical Press and the American Pharmacists
Asociation.2009.
11. Apa yang menyebabkan pasien eritroderma meninggal ?

Jawab : Sepsis dimulai dengan tanda klinis respons inflamasi sistemik (yaitu
demam, takikardia, takipnea, leukositosis) dan berkembang menjadi hipotensi pada
kondisi vasodilatasi perifer (renjatan septik hiperdinamik atau “hangat”, dengan muka
kemerahan dan hangat yang menyeluruh serta peningkatan curah jantung) atau
vasokonstriksi perifer (renjatan septik hipodinamik atau “dingin” dengan anggota
gerak yang biru atau putih dingin).

Bakteri merupakan patogen yang sering dikaitkan dengan perkembangan sepsis.


Patofisiologi sepsis dapat dimulai oleh komponen membran luar organisme gram
negatif (misalnya, lipopolisakarida, lipid A, endotoksin) atau organisme gram positif
(misalnya, asam lipoteichoic, peptidoglikan), serta jamur, virus, dan komponen
parasit.

Umumnya, respons imun terhadap infeksi mengoptimalkan kemampuan sel-sel imun


(eutrophil, limfosit, dan makrofag) untuk meninggalkan sirkulasi dan memasuki
tempat infeksi. Signal oleh mediator ini terjadi melalui sebuah reseptor trans-
membran yang dikenal sebagai Toll-like receptors. Dalam monosit, nuclear factor-kB
(NF-kB) diaktifkan, yang mengarah pada produksi sitokin pro-inflamasi, tumor
necrosis factor α (TNF-α), dan interleukin 1 (IL-1). TNF-α dan IL-1 memacu
produksi toxic downstream mediators, termasuk prostaglandin, leukotrien, platelet-
activating factor, dan fosfolipase A2. Mediator ini merusak lapisan endotel, yang
menyebabkan peningkatan kebocoran kapiler. Selain itu, sitokin ini menyebabkan
produksi molekul adhesi pada sel endotel dan neutrofil. Interaksi endotel neutrofilik
menyebabkan cedera endotel lebih lanjut melalui pelepasan komponen neutrofil.
Akhirnya, neutrofil teraktivasi melepaskan oksida nitrat (NO), vasodilator kuat.
Dengan demikian memungkinkan neutrofil dan cairan mengalami ekstravasasi ke
dalam ruang ekstravaskular yang terinfeksi.yang mengarah ke syok septik.

Oksida nitrat dapat mengganggu adhesi leukosit, agregasi trombosit, dan


mikrotrombosis, serta permeabilitas mikrovaskular. Peningkatan NO tampaknya
memberikan manfaat dalam arti meningkatkan aliran di tingkat mikrosirkulasi,
meskipun tentu saja vasodilatasi di tingkat makrosirkulasi merupakan penyebab
hipotensi yang membahayakan dan refrakter yang dapat mengakibatkan gangguan
fungsi organ dan kematian.

Sumber :

Anda mungkin juga menyukai