Anda di halaman 1dari 18

Metodologi Penelitian : Kelompok 5

Ni Made Dwita Ratnaningsih (1681621010)


Ida Ayu Ivon Trisnayanti (1681621011)
Ni Wayan Noviana Safitri (1681621012)

I. Research In Business - Riset dalam Bisnis


Mengapa Belajar Riset Bisnis?
Riset bisnis adalah penyelidikan sistematis yang memberikan informasi untuk
menuntun keputusan manajemen. Pengertian secara spesifik Riset bisnis merupakan
proses perencanaan, pemerolehan, penganalisaan,dan penyebaran informasi, dan
wawasan data yang relevan kepada pengambilan keputusan dengan cara-cara
memobilisasi organisasi untuk mengambil tindakan tepat, untuk memaksimumkan
kinerja bisnis. Semakin berkembangnya teknologi meningkatkan kemampuan
pengukuran dan pelacakan, sehingga manjer menyadari mereka memerlukan
pemahaman yang lebih baik mengenai karyawan, pemegang saham, dan perilaku
pelanggan untuk mempengaruhi metric yang diinginkan. Kebutuhan manajer inilah
yang menjadikan riset bisnis penting dan mampu memberikan dan membantu
manajer dalam menentukan strategi yang lebih baik.
Adapun factor- faktor yang menjadi daya tarik untuk mempelajari metode
riset sebagai berikut :
1. Ledakan pertumbuhan dan pengaruh dari Internet. Ledakan pertumbuhan internet,
memberikan banyak informasi yang mampu diakses dalam jumlah yang sangat
besar, akan tetapi kualitas dan kredibilitas semakin mencurigakan.
2. Para pihak yang berkepentingan menuntut pengaruh yang lebih besar. Para
stakeholder dan shareholder memiliki kesadaran yang lebih tinggi dari
sebelumnya sehingga mereka menuntut untuk ikut serta dalam pengambilan
keputusan perusahaan, dilengkapi dengan informasi yang luas.
3. Persaingan yang lebih sengit. Persaingan global yang semakin besar dan luas,
menuntut perusahaan untuk lebih focus dan berusahaan meningkatkan oprasi
dengan mengurangi biaya dan mengubah pelanggan menjadi pendukung.
4. Lebih banyak campur tangan pemerintah. Pemerintah semakin agresif dalam
melindungi masyarakat dengan mengajukan pembatasan dalam pada pemakaian
alat riset manajemen dan bisnis.
5. Lebih banyak keputusan yang rumit. Manajer lebih banyak menghadapi variable
untuk mempertimbangkan keputusan, sehingga manajer membutuhkan informasi
yang lebih banyak dan lebih baik serta wawasan yang lebih besar
6. Kematangan manajemen sebagai kelompok disiplin. Kualitas teori dan model
untuk menjelaskan hasil yang taktis dan strategis dalam sumber daya manusia,
pemasaran, operasi, dan keuangan semakin membaik, memberikan manajer
pengetahuan yang lebih banyak.
7. Kemampuan dan kecepatan menghitung yang lebih besar
- Pengumpulan data berbiaya rendah
- Alat visualisasi yang lebih baik
- Penghitungan yang lebih kuat
- Lebih banyak integrase data
-Akses yang lebih besar dan cepat ke informasi
-Alat analisis lanjutan untuk wawasan yang meningkat
-Pelaporan sesuai pesanan
8. Perspektif baru mengenai metodologi riset yang sudah mapan.
Untuk menghasilkan pekerjaan dan mampu bertahan dalam situasi seperti ini,
maka seorang manajaer harus mampu mengidentifikasikan informasi yang
bermutu dan mengenali rise bisnis yang dapat diandalkan untuk dijadikan dasar
dalam mengambil keputusan.

Perencanaan Menggerakan Riset Bisnis


Manajer memiliki akses ke informasi lain selain yang dihasilkan riset bisnis.
Memahami hubungan antara riset bisnis dan sumber informasi, system pendukung
dan intelijen bisnis diperlukan untuk memahami bagaimana informasi mengerakan
keputusan yang berhubungan dengan misi, sasaran, strategi, dan taktik organisasi.
1. Sasaran
Setiap perusahaan dan jenis bisnis memiliki target yang berbeda, tetapi masing-
masing mempunyai sasaran yang berhubungan dengan penjualan (keanggotaan),
pangsa pasar,laba atas investasi, karyawan, akuisis pelanggan, keputusan
pelanggan, retensi pelanggan, produktivitas karyawan, efisiensi mesin,
maksimalisasi harga saham, dan lainnya. Riset bisnis yang dilakukan oleh intelejen
bisnislah yang digunakan oleh manajer untuk mengambil keputusan untuk strategi
dan taktik yang akan digunakan dengan mengumpulkan informasi-informasi yang
diambil dari system pendukung keputusan atas aktivitas pesaing dan lingkungan.
2. Pendukung Keputusan
Kemajuan teknologi memungkinkan adanya pembagian elemen data transaksi di
kalangan pengambilan keputusan suatu organisasi, baik melalui internet atau
ekstranet. Melalui internet dan ekstranet, para pihak dapat mengakses basis data
relasional milik perusahaan yang berisikan informasi yang terkait keputusan
manajerial.
3. Intelijen Bisnis
Sistem intelijen bisnis dirancang untuk melengkapi manajer dengan informasi
terus-menerus tentang kejadian dan kecenderungan dalam arena teknologi,
ekonomi, politik,hokum, demografi, budaya,social dan yang paling penting
persaingan informasi.
4. Strategi
Strategi didefinisikan sebagai pendekatan umum yang akan diikuti oleh suatu
organisasi untuk mencapai sasarannya. Suatu perusahaan biasanya melaksanakan
lebih dari satu strategi. Strategi juga mengambarkan bagaimana suatu organisasi
memilih positioning terbaik untuk barang dan jasanya, khususnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan pelanggan.
5. Taktik
Riset bisnis juga memberikan sumbangan yang berarti pada desain dan pemiliha
taktik. Riset bisnis sering digunakan untuk membantu seorang manajer
memutuskan taktik mana yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
menghasilkan kesuksesan strategi yang diinginkan.
Semua contoh di atas memperlihatkan tujuan dari riset bisnis :
- Untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan peluang dan masalah
- Untuk mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan strategi
- Untuk mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan taktik.
- Untuk meningkatkan pemahaman kita akan berbagai bidang manajemen.

Munculnya Hierarki Pengambilan Keputusan berbasis Informasi


 Setiap keputusan dituntutn oleh riset bisnis
Lapisan atas  Perusahaan mengembangkan metodologi sendiri
Dan inovatif dalam kombinasi metode mereka.
 Akses penuh atas data dan temuan riset
Lapisan  Beberapa keputusan didasarkan pada riset bisnis.
- tengah  Perusahaan menggunakan metodelogi yang sudah
teruji dan terbukti, mengesampingkan alternative
metode lainnya.
 Akses terbatas atas data dan temuan riset
 Kebanyakan keputusan didasarkan
pada pengalaman masa lalu atau
naluri.
 Keputusan didukung dengan
pencarian data sekunder

Pada lapisan atas, organisasi memandang riset sebagai langkah pertama yang
mendasar dalam setiap usaha baru. Mereka bertindak melampaui metodologi yang
sudah teruji dan terbukti dan memakai kombinasi kreatif dari teknik riset guna
mendapatkan wawasan mendalam untuk membantu dalam pengambilan keputusan
mereka yang canggih.
Pada lapisan kedua hirarki tersebut, terdapat pengambil keputusan yang secara
berkala mengendalikan informasi riset. Mereka biasanya berpaling pada riset bisnis
terutama ketika mereka melihat resiko dar strategi atau teknik tertentu besar untuk
dilanjutkan tanpa riset.
Lapis ketiga terdiri dari manajer yang mengutamakan menggunakan naluri dan
intuisi ketimbang riset bisnis formal untuk memfasilitasi keputusan mereka. Mereka
percaya mereka begitu dekat dengan pelanggan, karyawan, dan mitra distribusi,
sehingga mereka tidak memerlukan riset bisnis.
Bagaimana Industri Riset Bekerja
Pemasok Riset Internal
Perusahaan yang melakukan riset bisnis biasanya memiliki devisi riset internal
atau adanya individu yang mengkoordinasi inisiatif riset. Struktur dan cakupan
operasi ini sama bervariasinya dengan manajemen yang mereka teliti. Secara historis,
pada tahun 1960-an ketika riset memasuki era baru kuantifikasi dan mulai
mendapatkan pengakuan, jumlah perusahaan dengan departemen riset berkembang.
Pemasok Riset Eksternal
 Perusahaan Layanan Penuh :perusahaan layanan penuh sering terlibat dalam
perencanaan riset untuk klien mereka sejak ditemukannya dilemma
manajemen. Perusahaan seperti ini mempunyai keahlian dalam metodologi
kuantitatif maupun kualitatif, dan mereka sering menyediakan fasilitas
multisegi yang mampu melayani berbagai desain riset, termasuk kerja
lapangan dan operasi.
 Periset sesuai pesanan : merancang desain riset yang unik bagi dilemma
pengambilan keputusan bersangkutan. Pada dasarnya perusahaan tipe ini
memulai proyek dari titik nol, hal ini dikarenakan periset mengasumsikan
tidak semua metodologi tertentu cocok untuk setiap riset yang dilakukan.
 Periset Metodologi Pemilik : program atau teknik riset yang dimiliki oleh
suatu perusahaan.
 Perusahaan Riset Bidang Khusus : perusahaan ini mungkin memiliki
spesialisasi di satu atau beberapa arena yang berbeda.
 Penyedia Data Sindikasi : melacak perubahan satu atau lebih ukuran pada data
tersebut seiring dengan berjalannya waktu, biasanya dalam industry tertentu.
 Periset Omnibus : menangani studi riset, acap kali lewat survei atau berbagai
pertanyaan dari bebrapa pengambilan keputusan yang memerlukan informasi
dari populasi yang sama.
 Biro Komunikasi : sulit bagi biro iklan untuk merekomendasikan iklan di
media atau program tertentu tanpa memahami sepenuhnya demografi dan
gaya hidup audiens yang menonton acara tersebut. Ini menjelaskan bahwa
biro iklan, hubungan masyarakat, promosi penjualan, dan penjualan langsung
adalah pengguna terbesar data riset sindikasi, khususnya dari pemasok
industry media.
 Konsultan :Konsultan bisnis memberikan jajaran luas layanan pada tingkat
strategis dan taktis. Konsultan seperti ini merupakan pemberi pengaruh besar
dalam desain riset, baik riset pesanan maupun seleksi model pemilik.
 Asosiasi Pedagang : umumnya asosiasi perdagangan mempunyai tujuan
mempromosikan, mendidik, dan melobi untuk kepentingan anggota mereka.
Karakteristik Riset yang Baik
 Tujuan yang didefinisikan secara jelas, mampu digambarkan dengan terinci
dalam istilah yang sedapat mungkin tidak memiliki arti lain.
 Proses riset yang dirinci: Prosedur riset yang digunakan harus diuraikan dalam
rincian yang memadai agar memungkinkan periset lain mengulangi riset yang
bersangkutan.
 Desain riset direncanakan secara tuntas : desain harus didesain secara cermat
guna memberikan hasil yang seobjektif mungkin.
 Standar etika yang tinggi ditetapkan : etika dalam riset mencerminkan
keprihatian moral yang tinggi mengenai praktek perilaku yang bertanggung
jawab di dalam masyarakat.
 Keterbatasan riet diungkapkan secara terus-terang
 Analisis yang memadai untuk kebutuhan pengambilan keputusan
 Temuan disajikan tanpa ambigu
 Kesimpulan dibenarkan :kesimpulan harus dibatasi pada kesimpulan yang
memiliki dasar yang memadai.
 Pengalaman riset direfleksikan
Nilai dari sebuah riset yang baik adalah pada kemampuan ini untuk membantu
manajemen mengambil keputusan yang lebih baik demi membantu perusahaan
mencapai sasaran perusahaan.
II. Ethnic in Business Research – Etika dalam Penelitian Bisnis
Etika adalah norma atau standar prilaku yang menuntut piliham moral
mengenai perilku kita da hubungan kita dengan orang lain. Tujuan dari etika dalam
riset adalah memastikan bahwa tak seorang pun dibahayakan atau menderita akibat
aktivitas riset. Ketika riset didesain, beberapa pertimbangan etika harus
diperhitungkan :
 Melindungi hak peserta dan subjek
 Menjamin sponsor menerima riset yang dijalankan dan dilaporkan secara etis
 Mengikuti standar etika sewaktu medesain riset
 Melindungi keamanan periset dan tim
 Menjamin tim riset mengikuti desain.

Perilaku Etis atas Perserta


Peserta riset memiliki hak untuk dilindungi, pada umumnya riset yang didesain
agar peserta tidak menderita bahaya fisik. Adapun tiga hal yang dijadikan pedoman
adalah:
1. Menjelaskan manfaat studi
Sebelum melakukan riset dan pengumpulan data melalu wawanncara,
pewawancara harus menyebutkan tujuan dan manfaat atas riset yang
dilakukan. Hal ini akan membuat peserta lebih santai, dan memotivasi mereka
untuk meberikan jawaban yang tepat.
2. Menjelaskan hak dan perlindungan peserta (Tidak melakukan Tipuan)
Tipuan terjadi ketika peserta hanya diberitahu sebagin dari kebenaran atau
ketika kebenarannya dikompromikan sepenuhnya,
3. Persetujuan berdasarkan Informasi
Mendapatkan persetujuan berdasarkan informasi dari peserta adalah proses
pengungkapan sepnuhnya atas prosedur dari survei yang diusulkan atau
didesai riset lai sebelum meminta izin untuk melanjutkan studinya.
Penjelasan Kepada Peserta
Penjelasan melibatkan beberapa aktivitas sesudah pengumpulan
 Penjelasan tentang tipuan apapun yang dilakukan : periset memeberitahukan
kepada peserta setiap tipuan yang dilakukan dan alasan penggunaan tersebut
dalam konteks tujuan studi.
 Uraian tentang hipotesis, sasaran, atau tujuan studi : penjelasan ringkas
sesudahnya biasanya mencakup uraian mengenai hipotesis yang diuji dan
tujuan studi.
 Penyampaian hasil pascastudi
 Perhatian medis atau pisikologis lanjutan pascastudi.

Hak atas Privasi


Hak atas privasi berarti orang mempunyai hak untuk melak diwawancarai atau
menolak menjawb pertanyaan apa pun di dalam suatu wawancara. Mereka berhak
untuk terlibat dalam suatu wawancara. Mereka berhak untuk terlibat dalam perilaku
pribadi di tempat pribadi tanpa takut akan diamai. Untuk membahas hak-hak ini,
periset yang etis melakukan hal-hal berikut ini :
 Menginformasikan peserta tentang hak mereka untuk menolakmenjawab
pertanyaan apapun atau ikut serta dalam studi bersangkutan.
 Memperoleh izin untuk mewawancarai peserta.
 Menjadwalkan wawancara lapangan dan lewat telepon.
 Membatasi waktu yang diperlukan untuk partisipasi
 Membatasi obeservasi hanya untuk perilaku di tempat umum.

Pengumpulan Data di Cyberspace


Kemajuan teknologi dan kenyamanaan periet berkomunikasi lewat computer
sudah membawa periset ke cyberspace dalam mencari sumber data yang melimpah.
Masalah yang berhubunga dengan cyberspace terkait dengan penambahan data.
Masalah etis tidaknya penambahan data dalam cyberspace adalah privasi dan
persetujuan.
Etika dan Sponsor
Ada pula pertimbanagan etika yang harus diingat sewaktu berurusan dengan
klien atau sponsor riset. Sponsor berhat untuk meminta dan menerima kerahasiaan di
anatara mereka sendiri danperiset. Periset yang etis memperlengkapi sponsor dengan
desain riset yang diperlukan untuk mengatasi pertanyaan manajerial, serta
memperlihatkan data secara objektif meskipun sponsor lebih suka dengan hasil
tertentu.

Kerahasian
Beberapa sponsor ingin melakukan riset tanpa mengungkap jati diri merek.
Perusahaan memiliki hak untuk memisahkan diri dari peran sponsor suatu proyek
riset. Jenis kerahasian ini adalah kerahasian sponsor. Karena sifatnya yang sensitive
dari dilemma manajemen atau pertanyaan riset, sponsor mungkin mempekerjakan
perusahaan konsultasi atau riset luar untuk menyelesaikan proyek tersebut kerahasian
tujuan melibatkan perlindungan atas tujuan studi atau rinciannya. Sponsor riset
mungkin sedang menguji suatu ide baru yang belum dipatenkan dan mungkin tidak
mau pesaing mengetahui rencannya.

Hak atas Riset yang Bermutu


Pertimangan etika yang penting bagi periset dan sponsor adalah hak sponsor
atas riset yang bermutu atau hak riset atas kualitas. Hak ini mencakup :
 Memberikan desain riset yang tepay untuk pertanyaa riset
 Memaksimumkan nilai sponsor untuk sumberdaya yang dikeluarkan
 Menyediakan teknik penanganan data dan pelaporan yang sesuai untuk data
yang dikumpulkan.
Etika Sponsor
Kadang-kadang, spesialis riset diminta oleh sponsor untuk melakukan tindakan
yang tidak etis. Kepatuhan periset akan menjadi pelanggar etika. Beberapa contoh
yang harus dihindari adalah :
 Pelanggaran kerahasiaan peserta
 Perubahan data atau penciptaan data palsu untuk memenuhi tujuan yang
diinginkan.
 Perubahan data dari spesifikasi yang bias
 Penafsiran data dari perspektif yang bias
 Penghilangan bagian dari analisis data dan kesimpulan
 Pemberian rekomendasi di luar cakupan data yang dikumpulkan.
Hal-hal yang dapat dilakukan periset untuk menjada etika dalam melakukan
penelitian:
 Mendidik sponsor mengenai tujuan penelitian
 Menjelaskan peran periset dalam menemukan factor versus peran sponsor
dalam mengambil keputusan.
 Menjelaskan bagaimana penyimpangan kebenaran atau pelanggaran
kepercayaan peserta dapat menyebabkan masalah pada masa yang akan
dating
 Gagal dengan bujukan moral, batalkan kerja sama dengan sponsor tersebut

Periset dan Anggota Tim


Keamanan : periset bertanggung jawab untuk medesain proyek agar kamanan dari
semua pewawancara, penyurvei, pelaku eksperimen, atau pelaku observasi
dilindungi.
Perilaku Etis Asisten : periset harus mnuntut kepatuhan etis dari anggita tim sama
seperti sponsor mengharapkan perilaku etis dari periset. Perilaku asisten ada dibawah
pngawasan langsung periset atau pengawas lapangan yang bertanggung jawab.
Perlindungan Anonimitas : periset dan asisten melindungi kerahasiaan informasi
sponsor dan anonimitas peserta. Tiap periset yang menangani data harus diminta
menandatangi pernyataan kerahasian.

Standar Profesional
Ada berbagai standar etika untuk periset profesioanl. Kode etik yang efektif
bersifat (1) regulative, (2) melindungi kepentingan umum dan kepentingan profesi
yang dilayani oleh kode bersangkutan, (3) spesifik untuk perilaku tertentu, (4) dapat
dilaksanakan.

Sumber Daya untuk Kesadaran akan Etika


Terdapat optimism untuk meningkatkan kesadaran akan etika. Berdasarkan pusat
bisnis di Bentley college, lebih dari spsertiga perusahaan Fortue 500 mempunyao
petugas etika, dan 90 persen sekolah bisnis mempunyai program etika.

III. Thinking Like A Researcher – Berfikir seperti Peneliti


Riset dan Metode Ilmiah
Riset bisnis yan baik didasarkan pana penalaran yang logis. Periset yang cakap
dan manajer yang lihai sama-sama mempraktekan kebiasaan berpikir yang
mencerminkan penalaran yang logis, menemukan premis yang besar, menguji
hubungan antara fakta dan asumsi, membuat klaim berdasarkan bukti yang cukup.
Dalam proses penalaran, induksi dan deduksi, observasi dan pengujian hipotesis
dapat digabungkan dengan cara yang sistematik. Metode ilmiah sebagaimana
dipraktekan dalam riset bisnis, menuntut pendekatan kita terhadap pemecahan
masalah, Prinsip dasar dari metode ilmiah adalah
 Observasi langsung atas fenomena
 Variable, metode, dan prosedur yang didefinisikan dengan jelas
 Hipotesis yang dapat diuji secara empiris
 Kemampuan utnuk mengesampingkan hipotesis tandingan
 Pembenaran statistik ketimbang linguistic untuk kesimpulan
 Proses koreksi diri
Langkah-langkah ini khususnya tepat bagi periset bisnis yang pengambilan
kesimpulan dihasilkan dari data empiris, periset tersebut akan :
 Menemukan keingintahuan, keraguan, penghalang, kecurigaan, atau rintangan
 Berusaha untuk menyatakan masalahnya, mengajukan pertanyaan,
merenungkan pengetahuan yang sudah ada, mengumpulkan fakta dan
berpindah dari konfrontasi emosional ke konfrontasi intelektual tersebut
 Mengusulkan hipotesis, penjelasan yang masuk akal, untuk menjelaskan fakta
yang diyakini berhubungan secara logis dengan masalahnya.
 Menyimpulkan hasil atau konsekuensi dari hipotesis-upaya untuk menemukan
apa yang terjadi apabila hasilnya berlawanan arah dengan yang diramalkan
atau apabila hasilnya mendukung apa yang diharapkan.
 Merumuskan beberapa hipotesis tandingan
 Merancang dan menjalankan uji empiris yang penting dengan berbagai hasil
yang mungkin dimana masing-masing hasil tersebut secara selektif
mengesampingkan satu atau lebih hipotesis.
 Menarik kesimpulan (inferensi induktif) berdasarkan penerimaan atau
penolakan hipotesis.
 Mengumpamakan informasi kembali ke masalah orisinal dan
memodifikasinya menurut kekuatan dari bukti.

Penalaran Logis untuk Jawaban yang berguna


Argumen memungkinkan kita menjelaskan, menafsirkan, membela, menantang,
dan mengeksplorasi makna. Dua jenis argument yang sangat penting untuk riset
adalah deduksi dan induksi.

Deduksi
Deduksi adalah bentuk argument yang dimaksudkan untuk mendapatkan
kesimpulan-kesimpulannya harus sejalan dengan alasan yang diberikan. Alasan-
alasan tersebut menyiratkan adanya kesimpulan dan memwakili suatu bukti. Agar
tepat, suatu deduksi harus benar dan abash (1) premis atau alasan yang diberikan
untuk suatu kesimpulan harus sejalan dengan Dunia nyata, (2) kesimpulan harus
sejalan dengan premis. Deduksi dikatakan absah apabila tidak mungkin bagi
kesimpulan untuk salah apabila premisnya benar. Kesimpulan tidak dibenarkan seara
logis apabila suatu atau lebih premisnya tidak benar atau bentuk argumennya tidak
absah.
Induksi
Argumen induktif berbeda secara radikal. Tidak ada kekuatan hubungan seperti
itu antara alasan dan kesimpulan dalam induksi. Dalam induksi anda menari
kesimpulan dari satu atau lebih fakta atau potongan bukti tertentu. Kesimpulannya
menjelaskan fakta, dan faktanya mendukung kesimpulan. Kesimpulan induktif adalah
lompatan pengambilan kesimpulan di luar yang disajikan bukti-bukti

Mengabungkan Induksi dan Deduksi


Induksi dan deduksi digunakan bersama-sama dalam penalaran riset. Dewey
mengambarkan proses ini sebagai ‘pergerakan ganda dari pikiran refektif”. Induksi
terjadi apabila kita mengobservasi fakta. Dalam mengobservasi fakta kita
mengajukan penjelasam tentative (hipotesis). Hipotesis tersebut masuk akal apabila
menjelaskan kejadian atau kondisi (fakta) yang menjadi pangkal dilakukannya
observasi.

Bahasa Riset
Ketika kita melakukan riset, kita berusaha untuk mengetahui apa saja yang
diperlukan untuk mengerti, menjelaskan, dan meramalkan fenomena. Maka untuk
mencakup dan menjawab segala pertanyaan dan menyampikan hasil dari riset,
diperlukannya penggunaan konsep, konstruk dan definisi.

Konsep
Konsep adalah kumpulan makna atau karakteristik yang diterima secara umum
dan berhubungan dengan kejadian objek, kondisi, situasi dan perilaku tertentu.
Melakukan klasifikasi dan katagorisasi atas objek atau kejadia yang mempunyai
karakteristik yang sama diluar batasan suatu observasi manapun akan menciptakan
suatu konsep.
- Sumber Konsep
Konsep-konsep yang biasa digunakan merupakan bagian terbesar dalam
komunikasi bahka dalam riset, tetapi seringkali kita mengalami kesulitan saat
berurusan dengan konsep yang tidak lazi atau ide yang baru diajukan. Satu cara
untuk menangani masalah ini adalah dengan meminjam dari Bahasa lain atau
meminjam dari bidang lain. Terkadang kita perlu mengadopsi makna baru
untuk kata-kata atau mengembangkan label baru untuk konsep.
- Pentingnya Konsep bagi Riset
Dalam mendesain hipotesis kita menggunakan konsep, kita merancang konsep
pengukuran yang digunakan untuk menguji pernyataan hipotesis. Sukses riset
bergantung pada (1) seberapa jelas kita melakukan konseptualisasi, (2) seberapa
baik orang lain mengerti konsep yang kita gunakan.

Konstruk
Konstruk adalah gambaran atau ide abstrak yang diciptakan secara khusus
untuk suatu riset tertentu dana tau tujuan pengembangan teori. Kita membangun
konstruk dengan mengabungkan dan mengkomninasikan konsep-konsep yang lebih
sederhana dan lebih konkret, khususnya jika ide atau gambar yang kita ingin
sampaikan tidak dapat diobservasi langsung.

Definisi
Definisi adalah salah satu cara untuk mengurangi perbedaan makna bagi pihak-
pihak yang terlibat. Periset dihadapkan pada dua jenis definisi yaitu definisi kamus
dan definisi oprasional.
- Definisi Operasional : adalah definisi yang dinyatakan dalam istilah-istilah dengan
kriteria spesifik untuk pengujian atau pengukuran.istilah-istilah ini harus mengacu
pada standar empiris (yaitu kita harus mengukur, atau dengan salah satu cara
mengumpulkan informasi melalu indera ktita). Definisi oprasional mungkin
bervariasi bergantung pada tujuan dan cara memilih untuk mengukurnya.
- Variabel : digunakan sebagai padanan untuk konstruk atau sifat yang sedang
dipelajari. Dalam konteks ini variable adalah symbol dari suatu kejadian, tindakan,
karakteristik, sifat khusus, atau atribut yang dapat diukur dan dikatagorikan.
 Variabel Bebas dan Terikat
Variabel bebas adalah variable yang dimanipulasi oleh periset, dan manipulasi
tersebut menyebabkan efek pada variable terikat. Variabel terikat diukur,
diprediksi, atau dipantau dan diharapkan dipengaruhi oleh manipulasi variabel
bebas.
 Variabel Moderat
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang dimasukkan Karena diyakii
mempunyai kontribusi signifikan atau efek bersyarat pada hubungan awal
antara VB dan VT. Penentuan suatu variabel sebagai variabel bebas atau
variabel moderat bergantung pada hipotesisnya.
 Variabel Luar :jumlah hamper tak terbatas mungkin untuk mempengaruhi suatu
hubungan tertentu. Beberaa bisa diterima sebagai variabel bebas atau variabel
moderat, tetapi ada sebagian yang harus dikeluarkan dari setudi yang
bersangkutan.
 Variabel Intervensi : dapat didefinisikan sebagai “factor yang secara teoritis
mempengaruhi fenomena yang diamati, tetapi tidak dapat dilihat atau
dimanipulasi, efeknya harus disimpulkan dari efek variabel bebas dan
moderator pada fenomena yang diamati.

Proposisi dan Hipotesis


Proposisi merupakan sebagai sebuah pernyataan tentang fenomena (konsep)
yang dapat diamati dan dapat dinilai sebagai benar atau salah. Ketika suatu proposisi
dirumuskan untuk pengujian empiris, kita menyebutnya sebagai hipotesis. Hipotesis
juga bisa digambarkan sebagai pernyataan dimana kita menetapkan variabel pada
kasus. Kasus dalam pengertian ini didefinisikan sebagai entitas atau hal yag
dibicarakan oleh hipotesis.
Hipotesis Deskriptif : Hipotesis deskriptif adalah hipotesis yang menyatakan
keberadaan, ukuran, bentuk atau distribusi dari variabel. Periset sering menggunakan
pertanyaan riset ketimbang hipotesis deskriptif.
Hipotesis Relasional : Hipotesis jenis ini adalah penyataan yang mengambarkan
hubungan antara dua variabel sehubungan dengan suatu kasus.
Hipotesis Korelasi : Hipotesis ini menyatakan bawa beberapa variabel terjadi
bersamaan dalam pola tertentu tanya menyiratkan adanya hubungan sebab akibat di
antara mereka.

Peran Hipotesis
Dalam riset hipotesis memiliki beberapa fungsi penting sebagai berikut :
 Menuntun arah study
 Mengidentifikasi fakta yang relevan dan yang tidak
 Menyarankan bentuk desain riset mana yang mungkin paling cocok
 Memberika kerangka untuk menyusun kesimpulan yang dihasilkan.
Hipotesis yang kuat adalah hipotesis yang memnuhi tiga syarat, yaitu :
1. Memadai untuk mencapai tujan
2. Dapat diuji
3. Lebih baik daripada pesaing atau penelitian yang sebelumnya.

Teori
Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling terikat secara
sistematis yang diajukan untuk menjelaskan dan memprediki fenomena (fakta).
Dalam pengertiannya, kita memiliki banyak teori dan menggunakannya secara terus-
menerus untuk menjelaskan atau memprediksi apa yang terjadi disekitar kita, sejauh
teori yang kita gunakan tersebut logis dan cocok untuk situasinya, maka telah sukses
dalam penjelasan dan prediksi kita.

Model
Model didefinisikan sebagai representasi dari suatu system yang dibangun untuk
mempelajari suatu aspek dari system itu atau system secara keseluruhan. Model
memungkinkan periset dan manajer untuk meggolongkan kondisi masa sekarang atau
masa depan. Tujuan model adalah untuk meningkatkan pemahaman, prediksi, dan
pengendalian atas kompleksitas lingkungan.
Model deskriptif, prediktif, dan normative didapatkan di dalam riset bisnis. Model
deskriptif sering digunakan untuk system yang lebih kompleks. Model prediktif
meramalkan kejadian dimasa akan dating. Model normative digunakan terutama
untuk control, menginformasikan tentang tindakan yang harus kita ambil,
Model dikembangkan melalui penggunaan penalaran induktif dan deduktif. Penalaran
induktif memungkinkan pembuat model untuk menarik kesimpulan dari fakta atau
bukti dalam perencanaan dinamika model. Kemudian penalaran deduktif berfungsi
untuk menciptakan kesimpulan tertentu yang berasal dari premis umum.
Referensi :
Donald R.Cooper & Pamela S.Schindler, 2006, “Metode Riset Bisnis”, Volume 1.
McGraw-Hill International Edition.

Anda mungkin juga menyukai