Anda di halaman 1dari 9

NERS JURNAL KEPERAWATAN

Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI MENGGUNAKAN


METODE MENTORING TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG
KESEHATAN REPRODUKSI

Yanti Puspita Sari, Lora Desi Mulyanti, Tuti Oktriani


Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi
Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi
Telp/fax (0751) 779233. Email : rianti200707@gmail.com

ABSTRACT : Based on theresults ofa survey conductedbythe Ministryof Health, published in 2012 showedthat
theleveladolescent understandingofreproductive healthis stillverylow. The consequencesof thelack of
knowledgeofadolescentsto reproductive healthisvulnerableadolescentsexperiencingproblemsrelated tosexual and
reproductive health. This studyaimstolook atthe effect ofreproductivehealtheducationusingmentoringmethodfor
knowledge of adolescent about reproductive health. ResearchconductedinSMPN4Palembayang. This
quantitative research usingpreexperimentwithone group pretest-posttest design. The populationin this studyall
students of SMPN4Palembayanusingmultistage randomsampling technique. The numberof respondentswhouseda
sample of15people. This studyuses data analysis techniquesPaired TTest. The result ofthoroughstatistical testp
=0.000(p <0.05). Based on theresultsobtained bythe value ofp, we conclude there is asignificant relationship
betweenreproductivehealtheducationusingmentoringtoadolescent reproductive healthknowledge.
Furtherresearchis necessary to developaprototypemodelstofindanadolescentreproductivehealtheducationwith
abetterstructured.

Keywords: Reproductive Health, Adolescent, Mentoring Methods, Knowledge

ABSTRAK : Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang dimuat dalam SKDI
2012 menunjukkan bahwa tingkat pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah.
Konsekuensi dari rendahnya pengetahuan dan pemahaman remaja terhadap kesehatan reproduksi adalah
mudahnya remaja mengalami masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi dan seksual. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi dengan metode mentoring terhadap
pengetahuan kesehatan reproduksi pada remaja. Tempat penelitian dilakukan di SMP N 4 Palembayang. Jenis
penelitian kuantitatif dengan disain Pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-posttest. Populasi pada
penelitian ini seluruh siswa/siswi kelas VII dan VIII SMP N 4 Palembayan dengan menggunakan teknik
pengambilan sampel multistage random sampling. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 15 orang.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Paired T Test. Hasil uji statistik menyeluruh nilai p = 0,000
(p<0,05). Berdasakan hasil besarnya nilai p yang diperoleh maka disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan
antara pendidikan kesehatan reproduksi menggunakan mentoring terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi
pada remaja.Selanjutnya perlu dikembangkan suatu penelitian untuk menemukan suatu prototype model
pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang tersusun dengan lebih baik.

Kata Kunci: Kesehatan Reproduksi, Remaja, Metode Mentoring, Pengetahuan

Masa remaja diawali oleh masa Dengan adanya perubahan fisik dan
purbertas, yaitu masa terjadinya fungsi fisiologis pada remaja,
perubahan-perubahan fisik (meliputi menyebabkan daya tarik terhadap lawan
penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan jenis yang mengakibatkan timbulnya
proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis dorongan-dorongan seksual. Dengan
(kematangan organ-organ seksual dan adanya dorongan-dorongan seksual dan
produksi hormon-hormon seksual rasa ketertarikan terhadap lawan jenis,
meningkat). Perubahan ini disertai dengan perilaku remaja mulai diarahkan untuk
perkembangan bertahap dari karekteristik menarik perhatian lawan jenis (Kusmira.
seksual primer dan karekteristik seksual 2012:31).
sekunder (Kusmira. 2012:30).

43
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

Dalam rangka mencari pengetahuan KRR ini, sehingga pengetahuan remaja akan
mengenai seks, ada remaja yang kesehatan reproduksi masih rendah dan
melakukannya secara terbuka bahkan mulai angka seks bebas, HIV/AIDS/PMS, KTD dan
mencoba mengadakan eksperimen dalam aborsi makin meningkat dikalangan
kehidupan seksual. Misalnya dalam remaja(Nugrahaeni.2010:34).
berpacaran, mereka mengekspresikan
perasaannya dalam bentuk-bentuk perilaku Upaya pemerintah dalam mengatasi
yang menuntut keintiman secara fisik dengan masalah tersebut adalah melakukan upaya
pasangannya, seperti berciuman, bercumbu, preventif dengan cara penyuluhan kesehatan
dan lain-lain (Kusmira. 2012:31). dan pendidikan kesehatan yang melibatkan
semua tenaga kesehatan khususnya perawat.
Perilaku yang tidak sehat tersebut Perawat merupakan salah satu tenaga
menimbulkan masalah kesehatan reproduksi kesehatanyang bertugas untuk memberikan
seperti, kehamilan yang tidak diinginkan pendidikan kepada masyarakat khususnya
(KTD), aborsi, dan IMS. Hal ini dibuktikan remaja. peran ini dilakukan dengan
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh membantu klien dalam meningkatkan tingkat
Badan Pusat Statistik (BPS), Bappenas dan pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
UNFPA tahun 2010, sebagian dari 63 juta bahkan tindakan yang diberikan, sehingga
jiwa remaja di Indonesia rentan berperilaku terjadinya perubahan perilaku setelah
tidak sehat. Tingginya kehamilan tidak diberikan pendidikan kesehatan (Aulia,
diinginkan (KTD) erat kaitannya dengan 2014).
aborsi. Dari estimasi jumlah aborsi per tahun
di Indonesia bisa mencapai 2,4 juta, sekitar Perawat sebagai bagian integral dari
800.000 diantaranya terjadi di kalangan pelayanan kesehatan kepada publik termasuk
remaja. Berdasarkan data PKBI (2006), remaja, perlu melakukan perlu terlibat secara
didapatkan 2,5 juta perempuan pernah aktif dalam upaya menekan angka perilaku
melakukan aborsi per tahun, 27% dilakukan seks bebas atau perilaku beresiko remaja
oleh remaja, sebagian besar dilakukan sehingga masalah kesehatan reproduksi
dengan cara tidak aman, 30-35% aborsi ini remaja dapat terus ditekan. Salah satu metode
adalah penyumbang kematian setiap yang dapat digunakan adalah dengan metode
tahunnya (Nugrahaeni, 2010). mentoring. Dengan menggunakan metode
ini, remaja dikelompokkan berdasarkan jenis
Untuk mengatasi masalah kesehatan kelamin yang dibimbing oleh seorang
reproduksi pada remaja tersebut, maka mentor. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
pemerintah melakukan suatu upaya komunikasi tentang kesehatan reproduksi
peningkatan kesehatan reproduksi remaja yang dibicarakan pada saat pendidikan
dengan membentuk suatu wadah yang kesehatan lebih terbuka dan fokus, karena
disebut PIK-KRR (Pusat Informasi berkurangnya rasa malu jika di dengar oleh
Konseling-Kesehatan Reproduksi Remaja). lawan jenis. Mengingat bahwa apa yang
PIK-KRR ini merupakan tempat konseling dibahas dan dibicarakan dalam kesehatan
dan sumber informasi bagi remaja dengan reproduksi remaja masih bersifat sangat
asas oleh dan untuk remaja. Tujuan konseling sensitif.
KRR adalah untuk memberikan informasi
dan fakta kepada remaja agar mereka Penelitian terdahulu tentang
memiliki pengetahuan yang cukup untuk perbedaan metode ceramah dengan metode
mengambil suatu keputusan mengenai diskusi terhadap pengetahuan remaja tentang
tindakan yang akan diambil. Tapi saat ini kesehatan reproduksi pada siswa kelas VIII
PIK-KRR tidak optimal dilakukan oleh SMP Negeri 3 Pekalongan Lampung
sekolah-sekolah, bahkan ada beberapa Timur,yang dilakukan oleh Bambang (2012).
sekolah yang tidak melakukan program PIK- Didapatkan hasil penelitian rata-rata

44
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

pengetahuan siswa sesudah penyuluhan Sementara itu hasil dari survey awal yang
dengan ceramah adalah 7,4 (7,152 - 7,777), dilakukan di SMP N 4 Palembayan tanggal
pengetahuan siswa sesudah penyuluhan 29 April 2014, didapatkan data siswa/siswi
dengan diskusi adalah 8,64 (8,433 - 8,853). kelas VII dan VIII sebanyak 65 orang, yang
Dari hasil tersebut bahwah metode ceramah terdiri dari 26 pria dan 39 wanita, diketahui
dan diskusi ini efektif untuk meningkatkan bahwa masih kurangnya informasi yang
pengetahuan remaja tentang kesehatan didapatkan oleh siswa siswi tentang
reproduksi (Prianto,2014). kesehatan reproduksi remaja. Dan hasil
wawancara dengan 8 siswa dan siswi SMP
Selain menggunakan metode ceramah didapatkan hasil,6 orang tidak tahu apa itu
dan diskusi dalam melakukan pendidikan kesehatan reproduksi, dan masalah-masalah
kesehatan, juga bisa digunakan metode yang kesehatan reproduksi yang terjadi pada
lain seperti mentoring,role play, dan studi remaja dan 2 orang mengerti tentang
kasus. Semua metode ini bisa digunakan kesehatan reproduksi dan masalah-masalah
secara bersaman, tapi metode-metode ini kesehatan reproduksi pada remaja, hal ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode- menandakan bahwa pengetahuan mereka
metode ini jika digunakan dalam pendidikan tentang kesehatan reproduksi masih kurang
kesehatan bisa meningkatkan pengetahuan atau rendah, bahkan 5 dari 8 orang memiliki
dari anggota kelompok, khususnya metode perilaku pacaran yang tidak wajar lagi
mentoring. (pegangan tangan, berpelukan).

Metode mentoring merupakan sebuah SUBJEK DAN METODE PENELITIAN


proses interaksi antara seorang yang lebih tua
yang berperan sebagai mentor dengan orang Subjek dalam penelitian ini adalah
yang lebih muda yang berperan sebagai seluruh siswa/siswi SMP N 4 Palembayan
mentee yang tidak mepunyai hubungan darah kelas VII dan VIII yang berjumlah 65 orang
dimana didalamnya terdapat proses yang terdiri dari 39orang siswi dan 26 orang
pembinaan dan bimbingan yang dilandasi siswa.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
atas dasar kepercayaan, saling menghargai, Penelitian ini menggunakan metode Pra
dan mengasihi dan mentor memberikan eksperimen dengan rancangan one group
dukungan, dorongan, bimbingan dan pretest-posttest dimana pada penelitian ini
semangat yang bertujuan membentuk sampel diberikan pretest (pengamatan awal)
pertumbuhan, perkembangan, kompetensi terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi,
dan karakter mentee kearah yang setelah itu diberikan intervensi, kemudian
positif(Sulistiyowati, 2009). dilakukan posttest (pengamatan akhir)
(Hidayat, 2009). Dalam hal ini penulis
Penelitian yang dilakukan oleh Eko melihat pengaruh pendidikan kesehatan
Endah sulistiyowati (2009) tentang analisis reproduksi remaja dengan metode mentoring
pelaksanaan mentoring dalam pembentukan sebagai intervensi dan pengetahuan
konsep diri pelajar SMA pada lembaga ILNA kesehatan reproduksi sebagaivariabel
youth centre Bogor. Didapakan hasil dependennya. Penelitianini dilakukan di SMP
penelitian pelaksanaan mentoring dapat N 4 Palembayan dan waktu penelitian
meningkatkan pengetahuan, spiritual, dan dimulai dari bulan Maret-September 2014.
sosial serta psikologi para pelajar dalam
pengembangan konsep diri. Dengan
kesimpulan pelaksanaan mentoring sangat
efektif sebagai salah satu metode bimbingan
bagi remaja dalam pengembangan konsep
diri dalam meningkatkan pengetahuan,
spiritual, dan sosial serta psikologi.\

45
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Rata-rata Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sebelum
(Pretest) Diberi Intervensi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dengan
Metode Mentoring

Variabel Mean SD Min-Mak 95%CI


Pengetahuan sebelum (pretest) 61.020 9.8402 46.2 – 76.9 55.571 – 66.469
diberikan intervensi

Berdasarkan tabel 4.1 rata-rata pengetahuan reproduksi dengan metode mentoring di SMP
kesehatan reproduksi sebelum (Pretest) N 4 Palembayan adalah 61.020
diberi intervensi pendidikan kesehatan (pengetahuan cukup).

Tabel 4.2 Distribusi Rata-rata Pengetahuan Kesehatan ReproduksiSesudah


(Posttest) Diberi Intervensi PendidikanKesehatan Reproduksi
denganMetode Mentoring

Variabel Mean SD Min-Mak 95%CI


Pengetahuan sesudah (posttest) 77.427 7.8245 65.4-92.3 73.094-81.760
diberikan intervensi

Berdasarkan tabel 4.2rata-ratapengetahuan reproduksi dengan metode mentoring di SMP


kesehatan reproduksi sesudah (posttest) N 4 Palembayan adalah 77.427
diberi intervensi pendidikan kesehatan (pengetahuan baik).

Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untukmengetahui remaja SMP N 4 Palembayan. Adapun uji


pengaruh pendidikan kesehatan reproduksi yang digunakan adalah Paired sampel t-
dengan metode mentoring terhadap testsecara komputerisasi. Hasil uji statistik
pengetahuan kesehatan reproduksi pada bermakna jika nilai p ≤ 0,05 dan uji statistik
tidak bermakna jika nilai p > 0,05
(Notoadmodjo, 2010).

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakanuji Shapiro-Wilk

Pengetahuan Shapiro-Wilk Keterangan


Pengetahuan Pretest 0.434 Normal
Pengetahuan Posttest 0.722 Normal
Berdasarkan tabel 4.3dapat diketahui bahwa sesudah intervensi posttestyaitu 0.722.
telah diperoleh hasil uji Shapiro-Wilk Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
untukpengetahuan sebelum intervensi bahwa distribusi kedua kelompok data adalah
pretestyaitu 0.434, sedangkan pengetahuan normal.

46
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

Tabel 4.4 Perbedaan Rata-rata Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sebelum


(Pretest) dan Sesudah (Postest) DiberiIntervensi Pendidikan Kesehatan
Reproduksidengan Metode Mentoring pada Remaja

Variabel Mean SD SE t hitung t tabel P value N


Pengetahuan
Pretest-Posttest 16.4067 7.7562 2.0027 8.192 2.145 0.000 15

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat rata-rata kebebasan (df = db = dk) = n – 1= 15 – 1 =


(Mean) peningkatan pengetahuan 16.4067. 14. T tabel yang diperoleh adalah 2.145,
Hasil uji statistik menggunakan paired t-test sedangkan t hitung yg diperoleh adalah
diperoleh p value = 0.000 (α = 0,05), yang 8.192. Dari perbandingan tersebut yang
berarti p value lebih kecil dari α. Adapun artinya secara statistik adalah Ho ditolak atau
dengan perhitungan uji t, terdapat hasil Ha diterima dimanaada pengaruh pendidikan
bahwa t hitung adalah 8.192. Selanjutnya kesehatan reproduksi dengan metode
hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel, mentoring terhadap pengetahuan kesehatan
dimana tabel t tersebut menggunakan derajat reproduksi remaja SMP N 4 Palembayan.

Pengaruh pendidikan kesehatan


reproduksi dengan metode mentoring
terhadap pengetahuan kesehatan
reproduksi pada remaja.

Hasil penelitian di SMP N 4 Palembayan


diperoleh hasil bahwa pendidikan kesehatan mentoring. Skala nyeri sebelum (pretest)
repro-duksi dengan metode mentoring yang dilakukan pemberian pendidikan kesehatan
diberikan pada siswa/siswi berpengaruh reproduksi dengan metode mentoring
terhadap pengetahuan kese-hatan reproduksi. memiliki rata-rata 61.02 (pengetahuan
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis cukup), sedangkan pengetahuan kesehatan
bivariat, diketahui terdapat perbedaan yang reproduksi sesudah (posttest) dilakukan
bermakna antara rata-rata pengetahuan pemberian pendidikan kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah dengan metode mentoring memiliki rata-rata
diberikan intervensi. 77.43 (pengetahuan baik).

Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 Uji statistik dilakukan dengan menggunakan
menunjukkan rata- paired t-test didapatkan nilai P= 0.000, α =
rata(Mean)peningkatanpengetahuankesehata 0.05, yang artinya secara signifikan
n reproduksi sebesar 16.41 dan dapat menunjukan Ha diterima dan terdapat
disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata perubahan yang bermakna terhadap pening-
(Mean) pengetahuan sebelum dan sesudah katan pengetahuan kesehatan reproduksi
diberi pendidikan kesehatan reproduksi pada responden yang sudah diberikan
dengan metode intervensi pendidikan kesehatan reproduksi
dengan metode mentoring.

Pelaksanaan Mentoring ini menggunakan


beberapa metode diantaranya Accelerated
learningyang merupakan sitem pembelajaran
yang dipercepat, Quantum learning yang
merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan
47
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

seluruh proses belajar yang dapat masalahnya. Dari penelitian tersebut


mempertajam pemahanan dan daya ingat, diperoleh hasil bahwa konselingKRR
serta membuat proses belajar yang berpengaruh terhadap pengetahuan dengan
menyenangkan dan bermanfaat, Quantum skor 7 point lebih tinggi sedangkan sikap 5
teachini merupakan orkestrasi bermacam- point lebih tinggipada kelompok eksperimen
mcm interaksi yang ada didalam dan disekita daripada kelompok pembanding.Hal ini
situasi belajar, dan Konseling merupakan membuktikan bahwa konseling berpengaruh
proses pemberian bantuan yang dilakukan dalam peningkatan pengetahuan.
mentor terhadap menteenya, sehingga mentee
bisa menyelesaikan masalahnya. Adapun Menurut penelitian Sulistoyowati, E.E (2009)
metode penyampaian materi dalam mengenai analisis pelaksanaan mentoring
mentoring adalah metode ceramah dimana dalam pembentukan konsep diri pelajar SMA
mentor memberikan materi kepada mentor, pada lembaga ILNA youth Centre Bogor,
diskusi dimana mentee berperan aktif dalam hasil penelitian ini didapatkan bahwa
mengembukakan pendapat atau gagasan pelaksanaan mentoring menyentuh aspek
mereka, dan studi kasus dimana mentee psikologi, spiritual, edukasi dan sosial. Hal
diberikan kasus dan mentee diminta untuk ini dapat ditarik garis lurus bahwa
mengenalisis masalah tersebut. pelaksanaan mentoring sangat efektif sebagai
salah satumetode bimbingan bagi remaja
Penggunaan metode ceramah dan diskusi dalaam pengembangan konsep diri remaja.
dalam penyampaian materi mentoring
merupakan dua metode pembelajaran yang Penelitian yang lain yang hampir sama
mampu meningkatkan pengetahuan dengan penelitian yang dilakukan oleh
seseorang karena kedua metode ini memiliki Nurmalia, D, Handiyani, H & Pujasar, H
hubungan yang signifikan dan efektif (2012) tentang pengaruh program mentoring
terhadap peningkatan pengetahuan seseorang terhadap penerapan budaya keselamatan
(Prihatno, 2012). pasien. Didapatkan hasil penelitian bahwa
kelompok yang tidak mendapatkan program
Penelitian yang dilakukan oleh Prihatno mentoring akan beresiko mengalami
(2012) tentang perbedaan metode ceramah penurunan dalam penerapan budaya
dengan metode diskusi terhadap pengetahuan keselamatan pasien sebesar 2.5 kali lebih
remaja tentang kesehatan reproduksi pada besar dibandingkan kelompok yang menda-
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pekalongan patkan program mentoring keperawatan.
Lampung Timur menyebutkan bahwa
penggunaan metode ceramah dan diskusi Asumsi peneliti berdasarkan hasil penelitian,
lebih efektif jika dibandingkan dengan rata-rata pengetahuan sebelum diberikan
responden yang hanya mendapatkan intervensi adalah 61.02 (pengetahuan cukup),
informasi dengan ceramah atau diskusi saja. sedangkan rata-rata sesudah diberikan
intervensi adalah 77.43 (pengetahuan baik).
Banyak metode yang dapat digunakan untuk Artinya terdapat perbedaan rata-rata
meningkatkan pengetahuan seperti konseling, pengetahuan pada sebelum dan sesudah
studi kasus dan games. Pada penelitian diberikan intervensi yaitu sebesar 16.41.
Nugrahaeni, Dyan Kunthi & Fajari, Triane Adanya peningkatan pengetahuan responden
Indah tahun 2010 tentang pengaruh konseling yang diberi pendidikan kesehatan reproduksi
kesehatan reproduksi remaja dengan metode metoring karena dalam
terhadappengetahuan dan sikap seksual melakukan mentoring mengunakan metode
remaja di SMAN 1 Margahayu Bandung. ceramah, saat diberikan ceramah responden
Konseling adalah proses pemberian bantuan mendengarkan semua informasi atau materi
yang dilakukan mentor terhadap menteenya, yang diberikan lalu menyimpannya didalam
sehingga mentee bisa menye-lesaikan memorinya dan akan dikeluarkan saat

48
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

ditanya kembali. Metode diskusi pada terhadap pengetahuan keseha-tan


metode ini responden dapat menggali lebih reproduksi pada remaja SMP N 4
jauh tentang materi yang diberikan melalui Palembayan.
diskusi sesuai dengan hal-hal yang tidak
dimengerti oleh responden, metode diskusi SARAN
berfungsi untuk merangsang responden
berfikir atau mengeluarkan pendapatnya Untuk Siswa/Siswi Yang Diteliti
sendiri mengenai persoalan-persolan yang Diharapkan kepada siswa/siswi setelah
kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh penelitian ini agar lebih banyak lagi untuk
suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi membaca buku-buku tentang kesehatan
memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan reproduksi dan menambah wawasan tentang
yangmampu mencari jalan terbaik. Dan mentoring.
disaat konseling responden bisa
mengungkapkan masalah kesehatan Untuk Sekolah Menengah
reproduksi yang mereka alami. Oleh karena Diharapkan kepada pihak sekolah agar
itu, metode mentoring ini sangat efektif atau menggunakan metode mentoring ini sebagai
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap metode pembelajaran/bimbingan dengan
peningkatan pengetahuan karena didalam siswa/ siswi dan membuat jadwal khusus
pelaksanaan mentoring menggunakan untuk melakukan bimbingan atau mentoring.
kombinasi metode-metode pembela-jaran
seperti metode ceramah, diskusi, konseling Untuk Peneliti selanjutnya
dan metode lainnya sesuai dengan materi Diharapkan kepada peneliti yang akan datang
yang akan disampaikan oleh mentor, jika akan melanjutkan penelitian ini akan
kelompoknya yang lebih kecil dengan jenis lebih baik menggunakan rancangan dengan
kelamin yang sama. menggunakan kelompok kontrol sehingga
peningkatan pengetahuan dapat lebih terlihat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagi Keilmuan dan Profesi Keperawatan
KESIMPULAN Diharapkan kepada keilmuan dan profesi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan keperawatanagarhasil penelitian dapat
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : dijadikan sebagai pedoman bagi pendidikan
1. Rata-rata pengetahuan kesehatan keperawatan.
reproduksi sebelum diberi pendidikan
kesehatan reproduksi dengan metode DAFTAR PUSTAKA
mentoring adalah 61.02 (pengetahuan
cukup). 1. Aisyarah, N. (2009). Kesehatan
2. Rata-rata pengetahuan kesehatan reproduksi remaja. April 12, 2014.
reproduksi sesu-dah diberi pendidikan Diakses
kesehatan reproduksi dengan metode darihttp://635kespro_Remaja.pdf.
mentoring adalah 77.41 (pengetahuan 2. Ali,M & Asrori, M. (2005). Psikologi
baik).
remaja perkembangan peserta didik.
3. Terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan
keseha-tan reproduksi pada siswa/siswi Jakarta: Bumi Aksara.
SMP N 4 Palembayan antara sebelum dan 3. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian
sesudah diberikan pendidikan kesehatan suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
reproduksi dengan metode mentoring Cipta.
yaitu sebesar 16.41. Nilai p value yang 4. Aulia, E. (2014). Peran dan fungsi
didapatkan dari uji statistik adalah 0.000. perawat komunitas sebagai pendidik. Juni
Hal ini menjelaskan bahwa adanya bahwa
6, 2014. Diakses dari
adanya pengaruh pendidikan kesehatan
reproduksi dengan metode mentoring https://groups.google.com.
49
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

5. Dewi, R. N. V. R. (2010). Hubungan 16. Nugraha, B. D. (2010). Problema seks


penggunaan media masa dengan tingkat dan solusinya for teens. Jakarta: Bumi
pengetahuan kesehatan reproduksi pada Aksara.
remaja di sman 8 surakarta. April 12, 17. Nugrahaeni, D. K & Fajri, Triane I.
2014. Universitas sebelas maret diakses (2010). Pengaruh konseling kesehatan
darihttp://peprints.uns.ac.id. reproduksi remaja terhadap pengetahuan
6. Gruendemann, Barbara J. (2005). Buku dan sikap seksual remaja (studi di sman 1
ajar keperawatan perioperatif. Jakarta: margahayu bandung. Jurnal kesehatan
EGC. kartika. April 12, 2014. STIKES A. Yani
7. Hidayat, A A. (2009). Metode penelitian diakses dari http://stikesayani.ac.id.
keperawatan dan teknik analisis data. 18. Nursalam. (2011). Konsep dan
Jakarta: Salemba Medika. penerapan metodologi penelitian ilmu
8. Kemenkes RI. (2012). Profil keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
pengendalian penyakit dan penyehatan 19. Pinem, S. (2009). Kesehatan reproduksi
lingkungan tahun 2012. April 12, 2014. dan kontrasepsi. Jakarta:TIM.
Diakses dari 20. Prianto, B. D, dkk. (2014). Perbedaan
http://Profil_PPPL_2012.pdf. metode ceramah dengan metode diskusi
9. Komalasari, R. (2004). Buku ajar terhadap pengetahuan remaja tenrang
keperawatan maternitas bobak kesehatan reproduksi pada siswa kelas
lowdermilk jensen. Jakarta: EGC. VIII SMP N 3 Pekalongan Lampung
10. Kusmira, E. (2012). Kesehatan Timur. Jurnal Kesehatan Holistik.
reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: 21. Price, S. A. (2005). Patofisiologi konsep
EGC. klinis proses-proses penyakit. Jakarta:
11. Lubis, N L. (2013). Psikologi kespro EGC.
wanita & perkembangan reproduksinya 22. Romauli, S &Anna, V.V. (2011).
ditinjau dari aspek fisik dan psikologi. Kesehatan reproduksi buat mahasiswa
Jakarta: Kencana. kebidanan. Yogjakarta: Nuha Medika.
12. Marta, E. S. (2010). Hubungan tingkat 23. Ruswadi, M &Rama A. (2012).
pengetahuan remaja tentang penyakit Manajemen mentoring. Karawang: Ilham
menular seksual dengan perilaku seksual Publisihing.
remaja pada siswa sman payakumbuh. 24. Sarwono, S.W. (2008). Psikologi remaja.
Jurnal Kesehatan STIKes Prima Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Nusantara Bukittinggi, 10-17. 25. Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-dasar
13. Nasution. ( 2011). Chapter II_3. Mei 23, metodologi penelitian klinis. Jakarta:
2014. Universitas Sumatera Utara Sagung Seto.
Diakses dari http:.//repository.usu.ac.id. 26. Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang
14. Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta:
pendidikan kesehatan. Jakarta: Rineke Sagung Seto.
Cipta. 27. Sulistoyowati, E.E (2009). Analisis
15. Notoadmodjo,S. (2011). Kesehatan Pelaksanaan Mentoring Dalam
masyarakat ilmu & seni. Jakarta: Rineka Pembentukan Konsep Diri Pelajar SMA
Cipta. Pada Lembaga ILNA youth Centre
Bogor. April 12, 2014. Diaksespada
http://EkoEndahSulistiyowati.pdf.
50
NERS JURNAL KEPERAWATAN
Volume 11, No 1, Maret 2015 : 41-51 ISSN 1907-686X

28. Surbakti, EB. (2008). Kenakalan orang


tua penyebab kenakalan remaja. Jakarta:
PT Gramedia.
29. Suryabrata, S. (2010). Metodelogi
penelitian. Jakarta: Rajawali
Pers.Syaifudin. (2009). Anatomi tubuh
manusia untuk mahasiswa keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
30. Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta 1.
(2010). Kesehatan remaja problem dan
solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Verawaty, S.N dan Rahayu, L. (2011).
Merawat & menjaga kesehatan seksual
wanita. Bandung: Grafindo.

51

Anda mungkin juga menyukai