Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN METODE

KESETIMBANGAN BATAS DAN METODE ELEMEN HINGGA DI


KECAMATAN WONOLELO SAWANGAN KAB. MAGELANG
JAWATENGAH
ReckyTobing*, Ervina Sari*, Aditya Wibawa*
*) Mahasiswa Teknik Pertambangan
Prodi Teknik Pertambangan FTM – UPN “Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta 55283, Tel. 0274-48984

ABSTRAK
Studi ini membahas tentang kestabilan lereng (permukaan tanah
yang membentuk sudut terhadap bidang horizontal) pada dinding jalan
di desa Plutungan Kecamatan Wonolelo Sawangan kabupaten Magelang.
Jalan yang menghubungkan Kabupaten Magelang-Boyolali ini selalu
dipadati oleh arus lalu lintas.
Analisis ini menggunakan Methode kesetimbangan batas dan
metode elemen hingga. Analisa untuk mengetahui kestabilan lereng ini
selanjutnya menggunakan suatu program geoteknik yaitu Slide Vesion.5
dan Phase2 Version 7 dari rocscience. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangna didapat geometri tinggi lereng 9,60m dan kemiringan 790.
Dari Analisis kestabilan lereng dengan menggunakan software
slide versi 5.0 dan dengan menggunakan software phase2 versi 7.0
menunjukan bahwa dalam keadaan jenuh total untuk lereng aktual nilai
faktor keamanan dibawah 1,3 dengan nilai FK 0,785 dan nilai SRF 0,81.
Tindakan stabilitas yang dapat diterapkan lereng penahan adalah
dengan mengubah geometri lereng atau melandaikan lereng dengan
kemiringan 550 sehinggga didapat nilai FK 1,302 dan SRF 1,324.
Kata kunci: (Kestabilan lereng, Kesetimbangan batas, metode elemen
hingga)

ABSTRACT
This study discusses the stability of slopes (groundsurface at an
angle to the horizontal plane) in the wall of street in the district Plutungan
Wonolelo Sawangan Magelang. The road connecting Magelang-Boyolali is
always packed with traffic.
This analisys uses methode limit equilibriun and finite element
methode. Slope stability analysis to determine further the use of a
geotechnical program slide version 5 and phase2 version 7 from
rocscience. Based on the observations obtained result of with hight
geometry 9,60m and slope angle 790.
Stability analysis using sofware slide version 5.0 and phase2
version 7.0 and showed that in a state of total saturated to the actual
slopes below1,3 with FK 0,785 and SRF 0,81.
Action that can be applied to slope stability is a barrier to
changing the geometry or sloping the slope with slope angle 550and value
FK 1,302 and SRF 1,324.
Keywords: (Slope stability, limit equilibrium methode, finite element
methode)

PENDAHULUAN
Pada permukaan tanah yang tidak horizontal, komponen gravitasi
cendrung mengerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi
sedemikian besar sehingga perlawanan terhadap geseran yang dapat
dikerahkan oleh tanah pada bidang longsornya terlampaui, maka akan
terjadi kelongsoran lereng. Analisis stabilitas pada permukaan tanah yang
miring ini, disebut analisis stabilitas lereng. Analisis ini sering digunakan
dalam perancangan dan perbaikan bangunan seperti: jalan raya, kereta api,
bandara, bendungan dan lain-lainnya. Pada umumnya analisis stabilitas
dilakukan untuk mengecek keamanan dari lereng alam, lereng galian, dan
lereng timbunan. Dalam analisis stabilitas lereng, bila geometri lereng dan
kondisi tanah sudah diketahui, maka analisis stabilitas lereng dapat
dilakukan dengan program komputer. Perlu adanya informasi tentang
kestabilan lereng untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa akibat tanah
longsor.
Dengan latar belakang hal tersebut diatas, maka penelitian tentang
kestabilan lereng menjadi sangat penting untuk memberikan informasi
mengenai daerah atau lokasi yang berpotensi terjadinya pergerakan tanah
dengan kenampakan alam yang ada sehingga kita bisa melakukan berbagai
macam pencegahan sebelum gerakan tanah menjadi bencana yang tidak
kita harapkan.
Daerah penelitian dilakukan pada dinding jalan di desa Plutungan,
Kecamatan Wonolelo Sawangan, Kabupaten Magelang Provinsi Jawa
Tengah KM29 Jalan Raya Boyolali-Mungkid dengan koordinat 7029’48” S
– 110022’49”E lihat Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Lokasi Kesampaian Daerah Penelitian

Gambar 2. Titik Pengambilan Sampel Material, arah kamera


menghadap timur laut.

TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk
1. Mengetahui sifat fisik maupun mekanik tanah pada daerah
penelitian
2. Mengetahui tingkat kestabilan lereng didaerah penelitian
3. Memberikan rancangan lereng yang aman.
4. Membandingkan hasil perhitungan nilai faktor keamanan dari dua
metode yang berbeda,.yaitu metode kesetimbangan batas dan
metode numerik

METODE DAN TINJAUAN PUSTAKA


Metode Penelitian
Adapun metode penelitian terbagi menjadi dua yaitu : cara penelitian
dan pengolahan data. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
studi literatur, penyelidikan lapangan, pengujian laboratorium, pengolahan
data dari lapangan dan laboratorium, serta analisis kemantapan lereng
dengan menggunakan metode kesetimbangan batas dan numerik.
Dalam melaksanakan penelitian ini data yang berhubungan dengan
analisa didapatkan dengan dua cara, yaitu melakukan studi literatur di
Instansi terkait dan penelitian langsung di lapangan. Berikut merupakan
data yang diperoleh selama melakukan penelitian :
a. Studi Literatur dan Pengumpulan Data Sekunder :
Dari hasil studi literatur dan pengumpulan data sekunder diperoleh
data sebagai berikut :
 Peta kesampaian daerah.
 Peta Geologi.
b. Penelitian di lapangan :
Penelitian di lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan data primer
yaitu geometri lereng, arah kemiringan lereng, struktur geologi (kekar dan
sesar) bila ada. Lokasi penelitian masih dapat dijangkau, sehingga
pengukuran geometri lereng dilakukan berdasarkan kondisi sebenarnya di
lapangan dengan cara mengukur panjang sisi miring pada lereng yang
dibuat dan mendeskripsikan material pada lapisan pembentuk lereng.
Peralatan yang digunakan adalah kompas geologi, meteran 5 m, tali
plastik, clipboard dan form diskripsi tanah. Kondisi material pada lokasi
penelitian berjenis material pasir dan tanah, sehingga sulit menentukan
struktur geologi di lokasi tersebut, sehingga tidak ada pengukuran struktur
geologi. Data yang diperoleh dari studi literatur dan penelitian di lapangan
selanjutnya diolah untuk dapat dipakai dalam melakukan analisa. Analisa
untuk mengetahui kestabilan lereng ini selanjutnya menggunakan suatu
program geoteknik yaitu Slide Vesion.5 dan Phase2 Version 7 dari
rocscience dengan parameter yang telah tersedia.

Tinjauan Pustaka
Analisis geologi teknik
Pengujian yang dilakukan di laboratorium bertujuan untuk
mendapatkan sifat fisik dan sifat mekanik tanah yang diperlukan dalam
penentuan daya dukung tanah dan kestabilan lereng. Pengujian ini
dilakukan pada laboratorium mekanika tanah yang meliputi :

a) Sifat Fisik Tanah


Secara umum tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu butiran
tanah yang merupakan bahan utama, air, dan udara. Udara dan air
berada pada ruangan antara butiran-butiran tanah tersebut, ruang antar
butiran tanah disebut dengan pori tanah.

 Berat Isi Tanah


Berat isi tanah/unit weight or density (γ) adalah perbandingan
antara berat tanah seluruhnya dengan isi tanah seluruhnya (Wesley)
1977. Berat isi tanah tergantung pada berat masing-masing butiran
tanah yang ada, jumlah total partikel yang ada dan jumlah air yang ada
di dalam rongga. Berat isi tanah bisa dicari dengan menggunakan rumus
berikut :
W
γ = .......................................................... (1)
V

dengan
γ = Berat isi tanah (gr/cm3)

W = Berat tanah basah (gr)


V = Volume wadah (cm3)
b) Sifat Mekanik Tanah

 Sudut geser dalam ()


Sudut geser dalam adalah sudut yang dibentuk dari hubungan tegangan
normal dengan tegangan geser dalam material tanah. Sudut geser dalam
juga merupakan sudut rekahan yang dibentuk jika suatu material
dikenakan tegangan yang melebihi tegangan gesernya. Untuk mengetahui
besar sudut geser dalam harus dilakukan uji geser langsung dan uji
triaksial.

 Kohesi (c)
Kohesi adalah kuat tarik menarik antara butiran tanah yang dinyatakan
dalam satuan berat persatuan luas. Bila kuat gesernya semakin besar, maka
semakin besar pula harga kohesi dari tanah tersebut. Ini berarti tanah
dengan kohesi yang besar dapat dibuat lereng dengan kemiringan yang
besar untuk nilai keamanan yang sama. Harga kohesi didapat dari analisis
laboratorium, yaitu dengan uji geser langsung dan uji triaksial.

c) Metode Analisis
Analisis stabilitas lereng yang digunakan pada daerah penelitian
menggunakan metode keseimbangan batas (The Limiting Equilibrium
Methods). Metode ini dapat dinyatakan dengan persamaan-persamaan
keseimbangan dari satu atau beberapa blok yang diasumsikan tidak
terderformasi, dan mengurangi gaya-gaya yang tidak diketahui (reaksi
dari bagian stabil massa batuan atau gaya antara blok), khususnya gaya
geser yang bekerja pada permukaan longsor yang dipilih sebelumnya.
Dalam metode ini, lereng dibagi dalam beberapa segmen dengan pusat
gaya di titik tertentu, kemudian menganalisis gaya yang berkerja pada
lereng, saat terjadi longsor dan setiap bagian pada kondisi keseimbangan
statis lihat gambar 3.
Sumber : Rock slope engineering : civil and mining / Duncan C. Wyllie, Christopher
W. Mah—4th ed. (2005)

Gambar 3. Perhitungan Nilai Faktor Keamanan Menggunakan Metode


Bishop

Lereng akan runtuh karena kuat geser material pada permukaan


bidang gelincir tidak cukup untuk menahan tegangan geser aktual. Faktor
Keamanan lereng tersebut adalah sebagai berikut :

FK  ………………………………………………...……...(2)
f

 merupakan kuat geser material yang dihitung berdasarkan kriteria


Mohr - Coulomb, yaitu :
  c   n tan  …...……………………………………….……(3)

Dan  f adalah tegangan geser pada bidang gelincir. Yang dapat

dihitung sebagai berikut :


 f  c f   n tan  f …………………………………………….(4)

Dimana parameter kuat geser c f dan  f adalah :


c
cf  ………………………………………..……….…...(5)
SRF
 tan  
 f  tan 1   ………………..……………….…………..(6)
 SRF 
Keterangan :
cf : kohesi pada saat failure

f : sudut geser dalam saat failure

SRF : Strength Reduction Faktor


SRF atau Strength Reduction Faktor, merupakan besaran di dalam
“shear strength reduction method”, dimana pada metode tersebut
dilakukan pengurangan terhadap parameter kuat geser batuan. Untuk
mendapatkan SRF yang tepat sangat perlu untuk melakukan iterasi sampai
lereng mengalami keruntuhan (iterasi menjadi non konvergen). Saat iterasi
lereng non konvergen terjadi, tidak ada distribusi tegangan yang dapat
dicapai untuk memenuhi kriteria Mohr – Coulomb dan kesetimbangan
batas. Iterasi non konvergen diikuti dengan naiknya perpindahan. Biasanya
nilai perpindahan mengalami lompatan yang besar pada saat lereng runtuh
dibandingkan pada saat lereng belum runtuh.
Aplikasi SRF pada kemantapan lereng akan menunjukkan Faktor
Keamanan lereng, seperti yang terlihat pada persamaan berikut :
c   n tan 
FK  ………………………...(7)
 c   1  tan   
    n tan tan   
 SRF    SRF  
c   n tan 
FK  ………………………..…..…………......(8)
 c   n tan  
 
 SRF 
c   n tan SRF
FK  x ………………………..….......(9)
1 c   n tan 
Sehingga,
FK = SRF
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Laboratorium
Berdasarkan data tanah yang didapat dari hasil pengujian di
laboratorium mekanika tanah – UPN “veteran” Yogyakarta di dapatkan
hasil pada tabel 1.
Tabel 1. Data hasil uji laboratorium
sudut
Bobot isi Kohesi Modulus
No. geser Poisson
Litologi (φ) (c) Young
Sampel dalam
KN/m3 KN/m2 (0) (kPa) ratio
sampel 1 Tanah 17,93 32,152 28,53 592,9 0,25

Berdasarkan pengukuran secara langsung di lapangan, maka


diperoleh geometri lereng (Gambar 4) adalah :
Jumlah Jenjang : 1 Jenjang
Tinggi Jenjang : 9,6 m
Sudut Kemiringan Lereng : 79°

Gambar 4. Sketsa sayatan lereng pada kondisi aktual di lapangan

Perhitungan Menggunakan Software


Pada tabel 2 akan disajikan mengenai hasil perhitungan nilai faktor
keamanan lereng aktual pada sayatan di daerah penelitian. Nilai FK
dihitung dengan menggunakan dua buah metode yang berbeda. Metode
yang pertama adalah metode kesetimbangan Batas Bishop dengan
menggunakan software slide versi 5.0 dari rocscience sedangkan metode
yang kedua adalah metode metode elemen hingga dengan pendekatan SRF
menggunakan software phase2 versi 7.0 dari rocscience. Contoh output
dari software slide v 5.0 dan software phase2 v 7.0 dapat dilihat pada
gambar 5 dan 6.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Faktor Keamanan Lereng Aktual

Faktor
Tinggi Keamanan
Slope Slide Phase2
LERENG Lereng Keterangan
Jenuh Jenuh
(m) (°) total total

Tanah 9,6 79 0,785 0,81 Tidak Stabil

Gambar 5. Output software slide versi 5.0

Gambar 6. Output software phase2 versi 7.0

Perbaikan geometri lereng pada sayatan dilakukan terhadap


material pada sayatan, diperoleh geometri lereng yang aman sesuai dengan
nilai faktor keamanan yang disyaratkan (FK>1,3). Perbaikan geometri
lereng pada lereng tunggal dengan mengurangi sudut kemiringan awal,
sehingga lebih landai dari pada semula (Lihat gambar 7)
 Sudut Awal

 Sudut Rekomendasi

 

Gambar 7. Perubahan sudut pada Geometri lereng


Hasil perhitungan faktor keamanan menggunakan metode
kesetimbangan batas dan metode elemen hingga dengan mengubah
geometri lereng sehingga lebih landai dari pada lereng aktual dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan Faktor Keamanan antara FK dan SRF
faktor keamanan kesalahan
Tinggi Sudut
Slide v. 5.0 Phase2 v. 7.0 relatif
(m) (0)
FK (jenuh) SRF (jenuh) (%)
79 0,785 0,81 3,18
75 0,88 0,923 4,89
70 0,991 1,04 4,94
9,6
65 1,114 1,15 3,23
60 1,204 1,243 3,24
55 1,302 1,324 1,69
Perbedaan antara faktor keamanan menggunakan software slide versi
5.0 dengan software phase2 versi 7.0 memiliki angka kesalahan relatif
antara 1,69% - 4,94%. Semakin kecil sudut lerangnya semakin besar nilai
faktor keamanannya lihat gambar 7.

Gambar 7. Grafik faktor keamanan lereng terhadap sudut kemiringan


KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan hasil analisis yang dilakukan pada dinding
jalan di desa Plutungan Kecamatan Wonolelo Sawangan kabupaten
Magelang. Maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Material yang ada di lokasi penelitian dapat termasuk dalam material


yang sangat lunak dengan bobot isi (φ) 17,93 KN/m3 ; kohesi (c)
32,152 KN/m2; sudut geser dalam (0) 28,530 ; Modulus Young (kPa)
592,9 kPa; poison ratio 0,25. Jenis longsoran yang berpotensi terjadi
di didaerah penelitian adalah longsoran busur.
2. Geometri lereng aktual didaerah penelitian jika dianalisis dengan
pendekatan kondisi air jenuh menunjukkan nilai FK dan SRF tidak
stabil. Geometri lereng aktual tinggi 9,60 m; sudut 790, nilai faktor
keamanan lebih rendah dari pada 1,3 dengan nilai FK=0,785 dan
SRF=0,81.
3. Perancangan ulang geometri lereng pada daerah penelitian dapat
meningkatkan nilai Faktor Keamanan. Goemetri lereng rekomendasi
FK>1,3 dengan mengubah lereng menjadi 550.
4. Analisis terhadap lereng dengan keadaan geometri yang komplek dan
keadaan material non homogen menggunakan metode metode elemen
hingga pendekatan SRF memberikan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan metode kesetimbangan batas yaitu sebesar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hardiyatmo, Hary C. 2006, Penanganan tanah longsor dan erosi, Gajah
Mada University Press, Yogyakarta.
2. Kliche, Charles. A. 1999, Rock Slope Stability, The Society for Mining,
Metallurgy, London, England
3. Lee W Abramson., Lee T. S., Sharma S., Boyce G. M. 1996, Slope
Stability and Stabilization Methods, John Willey and Sons, inc, New York.
4. Potts, David M. & Zdravkovit, Lidija 1999, Finite Element Analysis in
Geotechnical Engineering Theory, Thomas Telford Ltd, 1 Heron Quary,
London.
5. Wyllie, Ducan C. & Mah, Christopher W. 2004, Rock Slope Engineering
4th Ed. The Institution of Mining and Metallurgy London.

Anda mungkin juga menyukai