MUH. JUSRANG
NIM. 1507045039
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Geology
Department, Geotechnical section PT. Kaltim Prima Coal Sangatta dengan tepat
waktu.
Praktek kerja lapangan ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus
dilaksanakan untuk menyelesaikan Program Studi S1 Fisika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman, Samarinda. Dengan
adanya PKL ini, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah
didapatkan pada saat perkulihan serta mendapatkan pengalaman dan pengetahuan
mengenai dunia kerja.
Dalam penulisan laporan ini penyusun menyampaikan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Dr. Eng. Idris Mandang, M.Si selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman
2. Bapak Suhadi Muliyono, M.Si selaku ketua Jurusan Fisika Universitas
Mulawarman
3. Bapak Dr. Mislan, M.Si selaku dosen pembimbing PKL Program Studi
Fisika, FMIPA Universitas Mulawarman
4. Bapak Dr. Djayus, MT selaku dosen penguji PKL program studi Fisika,
FMIPA Universitas Mulawarman
5. PT. Kaltim Prima Coal yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak Ivan Bahder, S.T selaku pembimbing Kerja Praktek di Geology
Department, Geotechnical section PT. Kaltim Prima Coal yang telah
membantu dalam hal menyelesaikan laporan kerja praktek serta memberi
masukan-masukan yang bermanfaat kepada penulis.
7. Pak Kadek, pak Dodo, pak Ozhi, pak Tiyo, pak Jarnawi, mba Febby yang
telah membantu membimbing saya dalam menunjang meteri KP.
iii
iv
Penulis
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kedua orang tuaku, adik – adikku dan keluargaku yang selalu disampingku,
mendukungku dan mendoakanku.
Dan
v
vi
DAFTAR ISI
vi
vii
vii
0
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui dan memahami proses kegiatan eksplorasi batubara yang
ada di PT. Kaltim Prima Coal Sangatta
2. Untuk mengetahui dan mempelajari mengenai alat monitoring kestabilan
dinding/tambang slope stability radar (SSR) di PT. Kaltim Prima Coal
Sangatta
2 Orientasi Lapangan
5 Penyusunan Laporan
BAB II
DESKRIPSI UMUM DAN TINJAUAN PUSTAKA
4
5
0 25 km
Keterangan:
0030’ LU 00 30’ LU
Qal Endapan Alluvial
:Sesar Naik
:Sinklin
117 15’ BT
0
1170 30’ BT
Gambar 2.1 Peta Geologi Lembar Sangatta, Kalimantan Timur Skala 1:250.000 (Sukardi et al., 1995)
6
7
Gambar 2.2 Skema Penambangan PT. KPC (Coal Technical Service PT. KPC)
(Sumber: PT. Kaltim Prima Coal)
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Gelombang
Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran. Gelombang akan
terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus. Gelombang
membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh sederhana
gelombang, apabila kita mengikatkan satu ujung tali ke tiang, dan satu ujung
talinya lagi digoyangkan, maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah di tali
yang digoyangkan tadi, inilah yang disebut gelombang.
Berdasarkan medium perantaranya gelombang dibagi menjadi dua:
a) Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
memerlukan medium (zat perantara). Artinya jika tidak ada medium, maka
8
gelombang tidak akan terjadi. Contohnya adalah Gelombang Bunyi yang zat
perantaranya udara, jadi jika tidak ada udara bunyi tidak akan terdengar.
b) Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang
ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium.
Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan
zat perantara.
2.2.2 Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa
medium untuk merambat dan membawa muatan energi listrik dan magnet
(elektromagnetik). Oleh karena tidak memerlukan media perambatan, gelombang
elektromagnetik sering pula disebut sebagai radiasi eletromagnetik (Agustini,
2018).
Secara sistematik telah disusun oleh Maxwell menjadi apa yang dikenal
sekarang ini sebagai persamaan Maxwell. Khusus pada ruang Hampa dan berlaku
juga pada medium udara, persamaan Maxwell dinyatakan sebagai berikut
dimana:
ε0 = permitivitas listrik ruang hampa atau udara ( 8,85 × 10-12 C2/Nm2 )
µo = permeabilitas magnet di ruang hampa atau udara (4π × 10−7T.m/A).
ρ = tahanan jenis ( Ωm )
B = medan magnet ( tesla )
E = Vektor medan listrik
(Supriyanto, 2007)
9
2.2.3 Monitoring
Monitoring merupakan alat untuk menilai kinerja desain tambang dan
potensi resiko longsor yang akan terjadi dan membantu meminimalisir resiko.
Adanya instrumentantasi ini selain identifikasi bahaya dan risiko, dan mengurangi
ketidaknyamanan pekerja pada tambang untuk memastikan kondisi tanah. Pada
sistem pemantauan yang dilakukan dengan benar dan direncanakan dengan baik,
itu bisa menghemat biaya mungkin secara tidak langsung. Selain itu adanya
instrument monitoring lereng mungkin memperlihatkan bahwa design tidak dapat
dibentuk dan hasilnya adalah design lereng harus dimodifikasi dan menimbulkan
peningkatan biaya tambang. Beberapa contoh alat monitoring pada tambang yaitu
Slope Stability Radar (SSR), Inclinometer, GMS, Extensometers, Termistor dan
Microseismic.
Tujuan dari program monitoring lereng adalah sebagai berikut:
1. Memelihara kondisi operasional yang aman untuk melindungi personil dan
peralatan
10
2.2.5 Interferometri
SSR menggunakan teknik yang disebut interferometri untuk mengukur
perubahan kecil pada fase pantulan sinyal radar untuk menentukan jarak dari
antena radar ke lereng. Dengan melakukan pengukuran ini berulang kali,
11
kisaran 110 m, dan radar merasakan bahwa ia telah bergerak + 5 mm. Pergerakan
terkoreksi untuk area (2) dihitung sebagai berikut:
Perubahan bias =-0.001 m / 100 m =-0.00001 = -10 ppm
Untuk area (2), sedikit lebih jauh dari SSR, koreksi yan diperlukan adalah -
10ppm x 110 m= -1.1 mm. Jadi, gerakan yang dikoreksi untuk area (2) adalah
5mm – 1.1mm = 3.9 mm. Koreksi ppm diterapkan secara individual ke semua
piksel di area pemindaian (Groundprobe, 20014).
Gambar 2.6 Referensi area stabil pada koreksi atmosfer (Groundprobe, 20014).
14
BAB III
PELAKSANAAN PKL DAN PEMBAHASAN
14
15
Gambar 3.1 Trend deformasi dan velocity lereng Pit Bendili pada real
deformation (Sumber: PT Kaltim Prima Coal)
Pada grafik dibawah ini menunjukkan pixel dan gambar dari hasil scan yang
dilakukan oleh SSR, dari pixel tersebut disajikan dengan beberapa warna yang
menunjukkan besar kecilnya deformasi setiap pixel, semakin berwarna merah dari
pixel menunjukkan semakin besar deformasinya sedangkan jika semakin
berwarna putih pixel tersebut menunjukkan semakin stabil. Untuk gambar dari
lereng yang berwarna hijau merupakan bagian yang diambil sebagai real
deformation (lihat gambar 3.2 dan gambar 3.3)
Gambar 3.3 lokasi dari real deformation (Sumber: PT Kaltim Prima Coal)
Pada grafik dibawah ini merupakan grafik real deformation menunjukkan
defomasi, koheren, amplitude dan range. Fungsi dari grafik koheren, amplitude
dan range yaitu untuk memverifikasi dari real deformation dan deformasi palsu.
Koheren menunjukkan perbandingan antara amplitude dan range yang maksimal
bernilai 1, pada grafik koheren dibawah mengalami kestabilan kecuali pada awal
grafik karena adanya ganguan dari atmosferik. Untuk grafik amplitude
menunjukkan simpangan terbesar dari gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan, pada grafik dibawah ini memiliki sekitar 49 sampai dengan 50
sedangkan grafik range menunjukkan jarak antara SSR dengan dinding/lereng
tambang, untuk jarak setiap pixel berbeda beda. pada grafik range dibawah ini
memiliki jarak sekitar 2435 m ( lihat gambar 3.4 sampai gambar 3.7)
dari nilai range yaitu sekitar 2230 m namun pada waktu tertentu memiliki nilai
2180 m hal ini karena gelombang elektromagnetik dipantulkan oleh alat yang
bekerja pada area tambang tersebut dan hal ini dibaca sebagai deformasi palsu
(lihat gambar 3.9 sampai gambar 3.12).
Gambar 3.19 Grafik enhanced scan event (Sumber: PT Kaltim Prima Coal
Evektivitas dari SSR ini pada pertambangan di KPC sangat evektif dengan adanya
alat ini beberapa kejadian lonsor dapat diketahui sebelum terjadi sehingga
memiliki waktu untuk evakuasi baik itu evakuasi pekerja maupun alat pada area
tambang tersebut.
Dalam monitoring dinding/lereng dinding tambang digunakan juga beberapa
alat selain dari slope stability radar (SSR) yaitu extensometer. Extensometer yaitu
alat untuk mengukur pergerakan kestabilan tanah berupa kenaikan dan penurunan
tanah. Alat ini akan memberikan peringatan kepada pekerja tambang jika ada
getaran atau pergeseran tanah Pada extensometer akan dipasang di area dinding
tambang berupa besi yang ditancapkan dengan seutas tali dengan adanya
pergerakan melebihi 10 cm maka sirine pada alat tersebut akan berbunyi yang
menandakan para pekerja tambang harus evakuasi.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Proses monitoring merupakan alat untuk menilai potensi resiko longsor yang
akan terjadi pada dinding/lereng tambang hal ini dapat membantu
mengurangi resiko bahaya bagi para pekerja, alat dan meminimalisir biaya
tambang, Pada Geology Department PT Kaltim Prima Coal menggunakan
beberapa alat untuk memonitoring pergeseran dinding tambang yaitu
diantaranya slope stability radar (SSR), Inclinometer, GMS, Extensometers,
dan Microseismic. SSR menggunakan teknik yang disebut interferometri
untuk mengukur perubahan kecil pada fase pantulan sinyal radar untuk
menentukan jarak dari antena radar ke lereng. Gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan oleh radar ke arah dinding/lereng tambang akan
dipantulkan kembali ke radar, perbedaan fase gelombang dari satu scan ke
scan berikutnya merupakan dasar yang digunakan menentukan suatu
pergeseran pada dinding tambang
2. Koreksi atmosfer menggunakan informasi tentang atmosfer yang
disimpulkan dari pengukuran area stabil yang diketahui untuk menangkal
efek atmosfer di sisa area pemindaian. Dengan menggunakan referensi area
stabil yang kemudian diterapkan ke semua pixel maka akan mengurangi
pengaruh atmosfer, pengaruh atmosfer terhadap penjalaran gelombang
elektromagnetik yaitu akan merefleksikan gelombang sehingga gelombang
akan semakin lama sampai ke radar sehingga radar akan membaca sebagai
deformasi.
4.2 Saran
1. Untuk dapat menjaga keberlangsungan alat slope stability radar (SSR)
tetap dapat berfungsi dengan baik maka setiap hari sebaiknya dilakukan cek
beberapa komponen berikut: solar RAPS (remote area power supply), Air
Radiator RAPS, Modem Nexis/Microtik (pastikan menyala), Battery level,
jarak aman terhadap blasting, Crack atau tanda/tanda ketidak stabilan
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran Dokumentasi
34
Lapiran 1
Dokumentasi kegiatan praktek kerja lapangan di PT Kaltim Prima Coal
Lampiran Administrasi