Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK SEPEDA MOTOR

(Tugas Ini Untuk Memenuhi Mata Kuliah Teknik Sepeda Motor Dengan Dosen Pengampu Ir.
Husin Bugis)

Disusun oleh :
INTAN DIASTRI PUJANINGRUM
NIM. K2515041

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
DAFTAR ISI

1. LAPORAN KOMPONEN 2 TAK DAN 4 TAK


2. LAPORAN PENGAPIAN
3. LAPORAN PENYETELAN KARBURATOR
4. LAPORAN PENYETELAN KATUP
5. LAPORAN SISTEM PENGEREMAN
6. LAPORAN KELISTRIKAN
7. LAPORAN ECM
LAPORAN I
KOMPONEN 2 TAK DAN 4 TAK

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : Komponen 2 tak dan 4 tak
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. Tujuan praktik
Setelah melakukan praktikum diharapkan :
1. Mahasiswa mengetahui komponen dan cara kerja motor 2 tak
2. Mahasiswa mengerti komponen dan cara kerja motor 4 tak
III. Alat dan Bahan
1. Engine stand mesin 2 tak
2. Engine stand mesin 4 tak
3. Kunci ring dan pas
4. Obeng
5. Palu
IV. Keselamatan kerja
a. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan praktik
b. Menjaga keselamatan alat dan bahan serta lingkungan sekitar praktik
c. Mendengarkan instruksi dari instruktur mengenai kegiatan praktik
d. Membaca sop pengerjaan pada manual book
e. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai praktik.
V. Hasil Pengamatan saat Praktikum
A. MOTOR 4 TAK
Prinsip kerja motor 4 langkah yaitu: Untuk prinsip kerja motor 4 tak atau
4 langkah yaitu yang pertama adalah langkah isap,kompresi, usaha buang, akan
dijelaskan dibawah ini :
1 2 3 4

1. Langkah Hisap
Sewaktu piston bergerak dari TMA ke TMB, maka tekanan diruang
pembakaran menjadi hampa (vakum). Perbedaan tekanan udara luar yang tinggi
dengan tekanan hampa, mengakibatkan udara akan mengalir dan bercampur
dengan gas. Selanjutnya gas tersebut masuk melalui katup masuk yang terbuka
mengalir masuk dalam ruang cylinder. Prosesnya adalah
a. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah
(TMB).
b. Katup buang tertutup dan katup masuk terbuka, bahan bakar masuk ke
silinder
c. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke
silinder
2. Langkah Kompresi
Setelah melakukan pengisian, piston yang sudah mencapai TMB kembali lagi
bergerak menuju TMA, dimana katup masuk dan katup buang tertutup, ini
memperkecil ruangan diatas piston, sehingga campuran udara-bahan bakar
menjadi padat, tekanan dan suhunya naik. Tekanannya naik kira-kira tiga kali
lipat. Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMA terjadi letikan bunga api
listrik dari busi yang membakar campuran udara-bahan bakar. Prosesnya
sebagai berikut:
a. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
b. Katup masuk menutup, katp buang tetap tertutup,
c. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion
chamber) sehingga suhu dan tekanan akan naik
d. Sekitar +- 8 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan
memulai proses pembakaran
3. Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan
cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang
tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik
bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier
dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol. Enersi rotasi
diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya
menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston
melakukan siklus berikutnya. Prosesnya sebagai berikut :
a. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar, dan Piston terlempar dari
TMA menuju TMB
b. Katup masuk menutup penuh, katup buang menutup tetapi menjelang akhir
langkah usaha katup buang mulai sedikit terbuka.
c. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi
pada poros engkol
4. Langkah Buang (Exhaust stroke)
Pada langkah buang, piston bergerak dari TMB menuju TMA, katup masuk
tertutup dan katup buang terbuka, Langkah buang ini menjadi sangat penting
untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Prosesnya
adalah :
a. Counter balance weight pada poros engkol memberikan gaya untuk
menggerakkan piston dari TMB ke TMA
b. Katup buang terbuka Sempurna, katup masuk menutup penuh
c. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust
menuju knalpot

Over laping overlaping adalah sebuah kondisi dimana kedua katup


masuk dan katup buang berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah
buang hingga awal langkah hisap. Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam
mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan
inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka
klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk
mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas
sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat
overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini
ingin bekerja. Manfaat dari proses overlaping :

a. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran


b. Pendinginan suhu di ruang bakar
c. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
d. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar

B. MOTOR 2 TAK
Pada 2 tak ini untuk satu kali tenaga hanya memerlukan 2 langkah atau
gerakan piston, dimana pada setiap langkah terjadi beberapa proses, 2 langkah
tersebut yaitu
1. Langkah pertama
a. Dibawah piston Sewaktu piston bergerak keatas menuju TMA ruang engkol
akan membesar dan menjadikan ruang tersebut hampa (vakum). Lubang
pemasukan terbuka. Dengan perbedaan tekanan ini, maka udara luar dapat
mengalir dan bercampur dengan bahan bakar di karburator yang selanjutnya
masuk ke ruang engkol (disebut langkah isap atau pengisian ruang engkol)

b. Di atas piston Disisi lain lubang pemasukan dan lubang buang tertutup oleh
piston, sehingga terjadi proses langkah kompresi disini. Dengan gerakan
piston yang terus ke atas mendesak gas baru yang sudah masuk sebelumnya,
membuat suhu dan tekanan gas meningkat. Beberapa derajat sebelum piston
mencapai TMA busi akan melentikkan bunga api dan mulai membakar
campuran gas tadi (langkah ini disebut langkah compresi)
2. Langkah kedua
a. Di atas piston Ketika piston mencapai TMA campuran gas segar yang
dikompresikan dinyalakan oleh busi. Gas yang terbakar mengakibatkan
ledakan yang menghasilkan tenaga sehingga mendorong piston memutar
poros engkol melalui connecting rod sewaktu piston bergerak kebawah
menuju TMB (langkah usaha). Beberapa derajat setelah piston bergerak ke
TMB lubang buang terbuka oleh kepala piston, gas-gas bekas keluar
melalui saluran buang (langkah buang)

b. Di bawah piston Beberapa derajat selanjutnya setelah saluran buang dibuka,


maka saluran bilas (saluran transfer) mulai terbuka oleh tepi piston. Ketika
piston membuka lubang transfer segera langkah pembuangan telah dimulai. Gas
baru yang berada di bawah piston terdesak, campuran yang dikompresikan
tersebut mengalir melalui saluran bilas menuju puncak ruang bakar sambil
membantu mendorong gas bekas keluar (proses ini disebut pembilasan ).
LAPORAN II

SISTEM PENGAPIAN

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : Sistem Pengapian
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. Tujuan praktik
Setelah melakukan praktik mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui dan mempelajari mekanisme system pengapian pada sepeda motor.
III. Alat dan Bahan
1. Baterai
2. Kunci pas
3. Kunci ring
IV. Keselamatan kerja
a. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan praktik
b. Menjaga keselamatan alat dan bahan serta lingkungan sekitar praktik
c. Mendengarkan instruksi dari instruktur mengenai kegiatan praktik
d. Membaca sop pengerjaan pada manual book
e. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai praktik.
V. Dasar Teori
Mesin bensin bekerja dengan pembakaran bensin dan campuran udara yang
ditekan setelah langkah hisap serta terbakar oleh bunga api busi. Bunga api yang
menyebabkan letusan disebut "saat pengapian" (ignition time) dan diatur oleh
pembukaan platina dalam distributor.Waktu pengapian harus distel sedemikan rupa
sehingga tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat sebab akan menurunkan
efisiensi mesin.
VI. Hasil Pengamatan saat Praktikum
1. Penyetelan Pengapian
Setel putaran mesin pada kecepatan idle. Pada motor yang dilengkapi dengan
oktan slektor, posisi oktan selektor harus disetel pada posisi standar. Saat
pengapian adalah 8o sebelum TMA atau idling. Penyetelan saat pengapian
cocokkan tanda-tanda waktu dengan memutar body distributor .
LAPORAN III

PENYETELAN KARBURATOR

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : Penyetelan Karburator
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. Tujuan praktik
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui bagian-bagian karburator
2. Mengerti prinsip kerja dari karburator
III. Alat dan Bahan
1. Karburator
2. Obeng
3. Kunci ring
4. Kunci bintang
IV. Keselamatan kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan praktik
2. Menjaga keselamatan alat dan bahan serta lingkungan sekitar praktik
3. Mendengarkan instruksi dari instruktur mengenai kegiatan praktik
4. Membaca sop pengerjaan pada manual book
5. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai praktik.
V. Dasar Teori
A. Pengertian dan Fungsi Karburator
a. Pengertian Karburator
Karburator merupakan bagian yang penting pada sepeda motor. Hampir
semua sepeda motor menggunakan karburator karena umumnya sepeda
motor menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya. Karena itu
karburator yang baik harus mampu membuat gas yang sempurna dan
sesuai dengan kebutuhan mesin pada setiap tingkat penggunaan dan
kecepatan putaran mesin. Untuk mendapatkan pembakaran yang
sempurna dibutuhkan perbanbingan bensin dan udara dalam
percampuran gas, menurut teoritis adalah 1:15. Artinya 1 gram bensin
harus dicampur dengan 15 gram udara. Apabila perbandingan
campurannya lebih dari 1:15 maka biasanya dikatakan campuran miskin
contoh 1:18. Apabila perbandingan campuran kurang dari 1:15 maka
dikatakan campuran kaya contoh 1:12. Didalam praktek pada umumnya
digunakan campuran kaya, ini untuk mendapatkan daya mesin yang
lebih besar (boros mesin). Dan dengan sebaliknya apabila menghendaki
bahan bakar yang ekonomis maka bisa digunakan campuran miskin.
Untuk campuran miskin ini biasa digunakan pada mesin 4 tak karena
gerakan motor ini tak secepat kerja motor 2 tak.
b. Fungsi Karburator
Karburator berfungsi untuk mencampur bahan bakar dan udara dalam
perbandingan yang tertentu sehingga menjadi gas pembakar yang
dibutuhkan oleh mesin motor.
B. Komponen – Komponen Karburator dan Fungsinya
1. Mangkok karburator ( float chamber )
Berfungsi untuk menyimpan bensin pada waktu belum digunakan.
2. Klep / Jarum Pelampung
Berfungsi untuk mengatur masuknya bensin kedalam mangkok
karburator.
3. Pelampung ( float )
Berfungsi untuk mengatur agar tetapnya bahan bakar didalam mangkok
karburator.
4. Skep / Katup Gas
Berfungsi untuk mengatur banyaknya gas yang masuk kedalam silinder.
5. Pemancar Jarum ( main jet / needle jet )
Berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor di gas besarnya
diatur oleh terangkatnya jarum skep.
6. Jarum Skep / Jarum Gas ( jet needle )
Berfungsi untuk mengatur besarnya semprotan bensin dari main nozzle
pada waktu motor di gas.
7. Pemancar besar / induk ( main jet )
Berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor di gas full ( tinggi ).
8. Pemancar kecil / stasioner ( slow jet ).
Berfungsi untuk memancarkan bensin waktu langsam / stationer.
9. Sekrup Gas / Baut Gas ( throttle screw )
Berfungsi untuk setelan posisi skep sebelum di gas.
10. Skrup udara / baut udara ( air Screw )
Berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan
bahan bakar.
11. Katup Cuk ( choke valve )
Berfungsi untuk menutup udara luar yang masuk ke karburator sehingga
gas menjadi kaya digunakan pada waktu start.
C. Cara Kerja Karburator
Pada waktu mesin di hidupkan silinder mengadakan gerak isap maka isapan
tersebut mengisap udara luar masuk ke dalam motor melalui spoeyer/jet, maka
tekanan udara di permukaan jet rendah dan dari dalam spoeyer tadi
memancarkan bensin. Sedangkan pancaran tersebut berupa kabut
bensin/atomisasi yang disebabkan oleh adanya udara yang mengalir melalui
saluran udara ke masing-masing spoeyer. Baik itu merupakan slow jet atau main
jet. Sehingga dengan mudah bercampur udara menjadi gas yang diperlukan oleh
motor dan pencampuran ini disebut venture. Dan inilah cara kerja karburator
pada umumnya baik pada putaran mesin rendah maupun tinggi.
VI. Langkah Kerja
1. Melepas karburator
- Lepaskan leg shield tengah
- Lepaskan leg shield kiri kanan
- Lepaskan baut-baut saluran pemasukan (1)
- Cabut selang bensin (2) dan selang vakum (3)
- Lepaskan starter plunger dari rangka karburator (4- Lepaskan
sabuknya (5)
- Lepaskan kabel gas (6)
2. Pembongkaran Karburator
- Lepaskan saluran pemasukan dengan melepas baut-bautnya
- Lepaskan rumah pelampung (6) dengan melepas sekrup-sekrupnya
- Lepaskan O-Ring.Perhatikan ! Gantilah O-Ring dengan yang baru
- Lepaskan rangkaian pelampung (1) dan needle valve dengan melepas
pinnya (2) Perhatikan ! Jangan menggunakan kawat untuk
membersihkan saluran – saluran dan lubang – lubangnya.
- Lepaskan main jet (3) dan pilot jet (4)
- Lepaskan pilot air jet (5)
Catatan :
Sebelum melepas pilot air jet putarlah denganperlahan searah jarum jam
untuk melepaskan seting dan hitung jumlah putarannya agar dudukan
sekrup tidak cacat. Hal ini sangat penting untuk menset kembali saat
pemasangan pilot air jet pada posisi semula
3. Pemeriksaan Jet Karburator
Periksalah bagian di bawah ini apakah rusak atau tersumbat.
- Periksa pilot jet apakah masih baik atau sudah aus.
- Periksa pelampung apakah masih baik atau bocor.
- Periksa main jet kemungkinan aus atau cacat.
- Periksa jarum pelampung kemungkinan aus atau cacat.
- Periksa main air jet kemungkinan sudah aus atau cacat.
- Periksa starter jet apakah masih baik atau sudah rusak.
- Periksa gasket dan O-ring kemungkinan sudah rusak.
- Periksa pilot air screw kemungkinan cacat atau aus berlebihan.
- Periksa lubang by pass dan pilot outlet kemungkinan tersumbat/rusak.
- Periksa lubang udara pada needle jet kemungkinan aus atau tersumbat.
4. Pemeriksaan Jarum Pelampung
Bila diantara dudukan dan jarum pelampung terdapat benda asing, bensin
akan terus mengalir dan mengakibatkan banjir, bila dudukan dan jarum sudah
termakan, gantilah kedua-duanya. Sebaliknya jika jarum tidak mau bergerak.
Maka bensin tidak mau turun. Bersihkanlah ruang pelampungnya dengan
bensin bila jarum pelampung cacat seperti pada gambar, ganti dengan yang
baru. Bersihkan saluran-saluran bensin dan ruang pencampur dengan angina
kompresor.
5. Penyetelan Tinggi Pelampung
Untuk mengetahui tinggi pelampung buka dan balikkan karburator dengan
arm pelampung bebas. Ukrulah tinggi (A) dengan menggunakan vernier
caliper saat lidah pelampung menyentuh dengan ujung jarum (needle valve).
Bengkokkan lidah (1) untuk mendapatkan ketinggian (A) yang ditentukan.
Cara penyetelan pelampung adalah dengan cara membengkokkan lidah
pelampung (1) dengan obeng. Jika penyetelan lidah pelampung terlalu tinggi
maka jarum pelampung cepat menutup, bensin dalam ruang pelampung
menjadi kurang dan sebaliknya.
6. Penyetelan Jet Needle
- Lepas kabel gas
- Lepas pengunci jet needle dengan obeng
- Lepaskan jet needle
- Pindahkan posisi circlip ke atas, campuran berkurang
- Pindahkan posisi circlip ke bawah campuran bertambah kaya
7. Penyetelan sekrup udara
a. Putar sekrup udara searah jarum jam sampai duduk dengan ringan dan
kemudian kembalikan pada posisi sesuai dengan spesifikasi yang
diberikan.
b. Hangatkan mesin sampai suhu operasi.
c. Hidupkan mesin dan setel putaran stasioner mesin dengan sekrup
penahan skep.
d. Putar sekrup udara masuk atau keluar dengan perlahan sampai tercapai
putaran mesin tertinggi.
e. Setel kembali putaran mesin dengan memutar sekrup penahan skep.
LAPORAN IV

PENYETELAN KATUP

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : Penyetelan Katup
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. Tujuan praktik
Setelah melakukan praktik mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui cara penyetelan ceah katup
III. Alat dan Bahan
1. Feeler gauge
2. Kunci ring
3. Obeng
IV. Keselamatan kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan praktik
2. Menjaga keselamatan alat dan bahan serta lingkungan sekitar praktik
3. Mendengarkan instruksi dari instruktur mengenai kegiatan praktik
4. Membaca sop pengerjaan pada manual book
5. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai praktik.
V. Hasil Pengamatan saat Praktikum
Agar terdapat operasi mesin yang effisien apabila katup menutup, agar tertutup
rapat sekali dengan dudukannya. Untuk menjamin keadaan demikian, terdapat
celah yang disebut 'celah katup' (clearance) diantara katup katup dalam keadaan
tertutup dan tuas (roker). Dengan celah ini, katup akan kembali ke dudukannya
tanpa ganguan selama mesin bekerja walaupun terdapat pemuaian dari komponen
tertentu.
Cara menyetel celah katup yakni:
1. Mesin dipanasi dan kemudian dimatikan;
2. Tempatkan Silinder nomor 1 pada TMA atau titik mati atas atau kompresi
dengan jalan memutarporos engkol;
3. Kencangkan kembali baut-baut kepala dan baut-baut penguat roker. Momen
pengencangan menunjukkan1,8 –2,4 kgm;
4. Stel celah katup dengan jalan celah katup diukur diantara batang aktup dan
lengan loker.Yang disetel hanya katup yang ditunjuk oleh panah saja. Celah
katup menunjukkan Hisap 0,20 mm dan Buang 0,30 mm;
5. Putarkan poros engkol (crankshaft) 360o;
6. Setel katup-katup lain yang ditunjukkan oleh panah.
LAPORAN V

SISTEM PENGEREMAN

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : Pengereman
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. Tujuan praktik
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem rem sepeda motor.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem rem sepeda motor.
3. Mahasiswa dapat mengetahui rem tromol dan cakram.
4. Mahasiswa dapat mengetahui komponen rem tromol dan rem cakram.
5. Mahasiswa terampil dalam melakukan merakit rem troml dan cakram.
III. Alat dan Bahan
1. Alat :
• Toolbox
2. Bahan :
• Sepeda motor
IV. Keselamatan kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan praktik
2. Menjaga keselamatan alat dan bahan serta lingkungan sekitar praktik
3. Mendengarkan instruksi dari instruktur mengenai kegiatan praktik
4. Membaca sop pengerjaan pada manual book
5. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai praktik.
V. Dasar Teori
Rem merupakan komponen pada kendaraan yang berfungsi untuk menurunkan
laju kendaraan hingga berhenti. Prinsip dasar rem adalah merubah energi gerak menjadi
energi panas dengan cara gesekan. Terdapat beberapa macam tipe dari rem, berdasarkan
jenis penggeraknya ada tipe rem mekanik, tipe rem hidrolis, dan tipe rem pneumatik.
Pada kendaraan kecil seperti sepeda motor paling banyak menggunakan tipe rem
hidrolis dan mekanik karena lebih efisien dan efektif. Karena kedua tipe rem tersebut
lebih mudah dilakukan perawatan dan tidak memakan banyak ruang. Selain itu beban
pengereman di kendaraan kecil tidak terlalu besar sehingga kedua tipe rem tersebut
sangatlah cocok.
Untuk tipe rem hidrolis di sepeda motor dominan menggunakan tipe cakram baik
pada roda depan maupun roda belakang. Karena untuk tipe rem cakram memiliki daya
pengereman yang sangat baik dan lebih responsif. Komponen yang ada di rem hidrolis
antara lain, tuas rem, master silinder, reservoir tank, selang rem, kaliper, kampas rem,
cakram.

Tipe rem mekanik sepeda motor kebanyakan digunakan pada produk keluaran
tahun lama. Tipe rem ini menggunakan tipe tromol, baik di roda depan atau roda
belakang. Untuk mekanisme rem ini berbeda-beda, untuk roda depan menggunakan tali
rem yang dihubungkan ke tuas untuk menarik pengungkit rem. Sedangakan pada rem
belakang menggunakan batang penarik yang dihubungkan diantara pedal rem denga
tuas penarik rem. Namun saat ini ada juga yang menggunakan tali rem pada roda
belakang seperti pada sepeda motor matic. Komponen rem tromol antara lain, drum
brake, kampas rem, per pembalik, tuas rem/pedal, batang penarik/tali rem.

VI. Hasil Pengamatan saat Praktikum


A. LANGKAH KERJA
 Rem Cakram
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Lepaskan baut dudukan rem cakram.
3. Lepaskan baut pengunci brake pad atau kampas rem
4. Lepaskan penahan antar brake pad.
5. Lepaskan brake pad dari kaliper.
6. Identifikasi komponen dan cara kerja.
7. Rakit kembali sesuai urutan.

 Rem Tromol
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Lepaskan baut batang penahan housing kampas rem.
3. Lepaskan baut penyetel tuas rem.
4. Lepaskan as roda.
5. Lepaskan rantai.
6. Lepaskan roda dan buka housing rem tromol.
7. Identifikasi komponen dan cara kerja rem.
8. Rakit kembali sesuai urutan.
B. HASIL PRAKTIK
Dari hasil praktik sistem rem bahwa rem cakram dan rem tromol memiliki
perbedaan baik dari mekanisme kerja hingga komponennya. Dalam rem cakram
terdapat komponen antara lain, tuas rem, master silinder, reservoir tank, selang rem,
kaliper, piston rem, seal, brake pad. Untuk tuas rem adalah menekan master silinder
sehingga master silinder menciptakan tekenan hidrolis. Tekanan hidrolis ini akan
disalurkan melaui selang rem menuju kaliper rem. Di kaliper rem tekanan hidrolis
dari master silinder diteruskan untuk mendorong piston sehingga brake pad
menekan cakram. Seal berfungsi untuk mencegah fluida tidak bocor keluar
sekaligus menjadi penyetel otomatis dari piston. Sedangkan rem tromol masih
menggunakan prinsip mekanikal. Komponen yang ada di rem tromol antara lain,
pedal rem, batang penarik, tuas rem, batang penahan housing rem, adjusting nut,
locknut, tromol, kampas rem, pivot, cam. Cara kerjanya adalah saat pedal rem
diinjak maka secara mekanik akan menarik batang penarik hingga menarik tuas
rem. Tuas rem ini akan menggerakkan cam, sehingga kampas rem akan
mengembang dan bergesekan dengan tromol. Apabila pengereman sudah dilakukan
dan pedal dibebaskan, maka otomatis kampas rem kembali ke tempat semula karena
ada pegas pembalik yang dikaitkan di antara dua kampas rem.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktik sistem rem bahwasanya terdapat perbedaan antara
rem tromol dan rem cakram. Perbedaan ini bisa dilihat dari segi penggeraknya serta
komponennya. Dalam mekanismenya rem cakram lebih menggunakan rem hidrolis
sebagai media penggeraknya, sedangakn rem tromol menggunakan mekanikal
sebagai penggeraknya. Selain itu komponen dari kedua rem juga berebeda. Untuk
rem cakram memiliki komponen antara lain, tuas rem, master silinder, selang rem,
reservoir tank, kaliper, seal, piston, brake pad, dan cakram. Rem tromol memiliki
komponen antara lain pedal rem, batang penarik, tuas rem, batang penahan housing,
kampas rem, pivot, cam, dan brake drum.
LAPORAN VI

KELISTRIKAN

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : Kelistrikan
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. PENDAHULUAN
Kelistrikan dalam suatu kendaraan merupakan hal yang penting, karena
kelistrikan di kendaraan memiliki beberapa fungsi. Dalam kendaran terdapat kelistrikan
untuk pengapian, pengisian, serta bodi. Kelistrikan pengapian merupakan rangkaian
kelistrikan yang berfungsi untuk membangkitkan tegangan listrik proses pengapian di
mesin, sedangkan pengisian merupakan kelistrikan khusus untuk melakukan charging
terhadap sumber listrik dari kendaraan yaitu baterai. Kelistrikan bodi merupakan
kelistrikan yang berhubungan terhadap beban yang ada di kendaraan seperti lampu,
klakson dan asesoris lain. Kelistrikan bodi sangat penting, tanpanya lampu-lampu dan
asesoris kendaraan tidak akan berfungsi dengan benar. Maka daripada itu diperlukan
praktik untuk mempelajari rangkaian kelistrikan bodi.

III. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui kelistrikan bodi sepeda motor.
2. Mahasiswa dapat memahami kelistrikan bodi sepeda motor.
3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen kelistrikan bodi sepeda motor.
4. Mahasiswa terampil dalam merangkai kelistrikan bodi sepeda motor.

IV. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Gunakan wearpack dan safety shoes.
2. Hindari pakaian dari benda yang berputar.
3. Hindarkan bahan bakar jatuh ke lantai.
4. Bekerja sesuai SOP.
5. Mengacu pada manual book.
6. Berdoa sebelum dan sesudah praktik.

V. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
 Baterai
 Kabel
 Taspen
2. Bahan :
 Trainer Kelistrikan Bodi

VI. DASAR TEORI


Kelistrikan bodi merupakan suatu instalasi atau rangkaian dari berbagai beban
kendaraan terutama lampu dan asesoris pendukung. Beban yang biasa di rangkai adalah
lampu kota, lampu utama, lampu tanda belok, lampu rem, lampu indikator, klakson dan
asesoris lain. Lampu sangatlah penting bagi kendaraan karena lampu memiliki
beberapa fungsi, selain sebagai penerangan lampu juga sebagai tanda atau indikator.
Maka dari itu kelistrikan bodi harus betul-betul dirangkain dengan benar, apabila tidak
akan menyebabkan kerugian yaitu lampu yang tidak dapat menyala hingga konsleting
karena pertemuan dua kutub listrik tanpa beban. Lampu utama biasanya berisi dua
filamen, dimana salah satunya berfungsi untuk lampu jauh dan lampu dekat. Selain itu
terdapat beberapa komponen kelistrikan tambahan yang harus diperhatikan dalam
memasang arusnya seperti flasher dan relay. Flasher merupakan komponen kelistrikan
yang dapat membuat arus listrik menjadi putus nyambung dengan teratur dan biasanya
digunakan pada lampu tanda belok. Relay merupakan komponen tambahan yang
bekerja sebagai saklar otomatis sehingga beban mendapat arus yang cukup dan tidak
membuat beban redup. Komponen lain yang sangat penting adalah fuse atau sekring
yang berguna sebagai pengaman rangkaian apabila terjadi kelebihan arus listrik, fuse
akan langsung memutuskan arus listrik apabila terjadi kelebihan arus.
VII. LANGKAH KERJA
8. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
9. Pasangkan kabel positif dan negatif ke trainer.
10. Rangkai kelistrikan sesuai diagram wiring.
11. Sumber utama harus melewati kunci kontak terlebih dahulu.
12. Output dari kunci kontak melewati fuse.
13. Jika sudah selesai merangkai, coba hidupkan beban.

VIII. HASIL PRAKTIK


Dari hasil praktik maka terdapat beberapa komponen kelistrikan yang perlu
dirangkain antara lain, lampu kota, lampu utama, lampu rem, lampu tanda belok, dan
klakson. Untuk lampu utama dan klakson menggunakan relay. Berikut merupakan
skema rangkaian dari komponen tersebut:
Di atas merupakan rangkaian dari lampu kota (58), lampu utama (56a dan 56b)
dan lampu rem (54). Untuk rangkaian kelistrikan dari sepeda motor arus positif harus
lebih dahulu masuk ke kunci kontak sehingga komponen kelistrikan tidak akan hidup
apabila belum memutar kunci kontak ke kondis on. Sedangakn setiap arus yang
dipergunakan harus sudah melalui sekring sebagai pengaman rangkaian. Relay hanya
digunakan untuk lampu utam baik jauh dan dekat untuk menciptakan lampu yang
terang. Arus yang dari sakelar lampu akan mengendalikan relay. Lampu rem dan lampu
kota tidak memerlukan relay dan langsung mengambil arus dari baterai (30).
Selanjutnya ada rangkaian lampu tanda belok. Syarat pertama rangkaian adalah
sumber listrik harus melewati kunci kontak dan sekring. Selanjutnya arus akan masuk
ke dalam flasher. Flasher ini akan membuat aliran listrik menjadi berkedip sehingga
menciptakan nyala lampu berkedip. Output dari flasher akan masuk ke sakelar tanda
belok baik kiri dan kanan.

Dan yang terakhir adalah rangkaian dari klakson. Syarat dari kelistrikan sepeda
motor yaitu harus melewati kunci kontak dan sekring terlebih dahulu. Arus selanjutnya
adalah masuk ke sakelar klakson. Karena menggunakan relay, maka output dari sakelar
akan masuk ke 86 relay sebagai pengendali relay. Untuk output relay akan langsung
terhubung ke klakson.

IX. KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil praktik adalah setiap rangkaian memiliki jalurnya masing-
masing sehingga tidak bisa merangkai dengan bebas. Jika dilakukan tanpa dasar, hal ini
dapat merusak rangkaian bahkan terjadi konsleting pada rangkaian. Dalam melakukan
perangkaian kelistrikan harus benar-benar paham setiap komponen kelistrikan dan
paham akan kegunaannya.
LAPORAN VII

EFI

I. Pendahuluan praktik
a. Judul praktik : EFI
b. Mata kuliah : Praktik Teknik Sepeda Motor
c. Waktu pelaksanaan : 120 menit
d. Tanggal pelaksanaan :
e. Tempat pelaksanaan : Bengkel Otomotif, Kampus V UNS Pabelan
f. Dosen pembimbing : Ir. Husin Bugis
II. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem EFI sepeda motor.
2. Mahasiswa dapat memahami sistem EFI sepeda motor.
3. Mahasiswa dapat mengetahui komponen EFI sepeda motor.
III. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Gunakan wearpack dan safety shoes.
2. Hindari pakaian dari benda yang berputar.
3. Hindarkan bahan bakar jatuh ke lantai.
4. Bekerja sesuai SOP.
5. Mengacu pada manual book.
6. Berdoa sebelum dan sesudah praktik.
IV. ALAT DAN BAHAN

1. Alat : 2. Bahan :

 Toolbox  Sepeda motor EFI

V. DASAR TEORI

Sistem EFI (Electronic Fuel Injection) atau lebih dikenal dengan sistem injeksi
merupakan sistem bahan bakar yang menggunakan teknologi khususnya elektronik
untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke ruang bakar mesin dengan
secara tepat. EFI pada umumnya terapkan pada kendaraan mobil namun seiring
permintaan konsumen EFI digunakan pada sepeda motor. EFI diciptakan bertujuan
untuk memaksimalkan efisiensi dari mesin itu sendiri, karena pada sistem bahan bakar
konvensional penyaluran bahan bakar menggunakan komponen mekanik sehingga
pencampuran udara dengan bahan bakar kurang tepat dan efisien, berbeda dengan EFI
membuat campuran udara dan bahan bakar dibuat ideal dan berkaitan dengan kondisi
mesin. Dalam menciptakan campuran yang ideal, EFI menggunakan bantuan beberapa
komponen sensor untuk mengetahui kondisi lingkungan dan mesin secara real time.
Komponen dalam EFI diantaranya adalah:
 Fuel Suction Filter  Throttle Position Sensor
 Fuel Pump  Crankshaft Position Sensor
 Fuel Pressure Regulator  Camshaft Position Sensor
 Fuel Feed House  Engine Temperature Sensor
 Fuel Injector  Oxygen Sensor
 Throttle Body  Engine Control Unit
 Intake Air Temperature Sensor

VI. LANGKAH KERJA


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Lepaskan body kendaraan.
3. Hidupkan mesin kendaraan.
4. Lakukan identifikasi komponen dan cara kerja.
5. Bandingkan dengan sistem bahan bakar konvensional non-EFI
6. Jika sudah pasang kembali body kendaraan.
VII. HASIL PRAKTIK

Dari hasil praktik bahwa sistem EFI di sepeda motor tidak berbeda jauh seperti
pada mobil. Dalam EFI juga memiliki komponen dan sensor yang terdapat pada EFI di
mobil. Komponen yang ada sistem EFI sepeda motor antara lain:
 Fuel Suction Filter
 Fuel Pump
 Fuel Pressure Regulator
 Fuel Feed House
 Fuel Injector
 Throttle Body
 Intake Air Temperature Sensor
 Throttle Position Sensor
 Manifold Air Pressure
 Crankshaft Position Sensor
 Camshaft Position Sensor
 Engine Temperature Sensor
 Oxygen Sensor
 Engine Control Unit
Untuk cara kerja dari sistem EFI yaitu bahan bakar yang berada di tangki akan
dipompa oleh fuel pump yang sebelumnya bahan bakar di saring di fuel suction filter. Di
fuel pump bahan bakar di pompa hingga mendapat tekanan spesifikasi dan bertahan
sepanjang waktu dengan segala kondisi. Pemberian tekanan bahan bakar ini bertujuan agar
saat penyemprotan di injektor akan membuat bahan bakar berkabut. Untuk pengatur
tekanan bahan bakar dilakukan oleh fuel pressure regulator, apabila tekenan bahan bakar
berlebih maka akan dibocorkan dan bahan bakar dikembalikan ke tangki.

Selanjutnya bahan bakar yang bertekanan akan dialirkan melalui fuel feed hose
menuju injektor. Dimana bahan bakar ini sudah siap disemprotkan sewaktu-waktu oleh
injektor. Injektor merupakan komponen aktuator untuk menyemprotkan bahan bakar ke
intake manifold. Waktu penyemprotan dan lama penyemprotan injektor di atur oleh ECU
berdasarkan input data yang diberikan oleh sensor-sensor seperti IAT, MAP, TPS, CKP,
CMP, ECT, Oxygen Sensor. Semua data sensor akan diolah oleh ECU yang dimana hasil
outputnya adalah untuk menjalankan injektor.
Salah satu sensor yang sangat berpengaruh pada lamanya waktu penyemprotan
adalah TPS atau Throttle Position Sensor. TPS sendiri terletak di throttle body dan
berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pembukaan throttle.

VIII. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa sistem EFI merupakan sistem pengaturan bahan bakar
untuk menciptakan campuran bahan bakar dan udara yang ideal dan sesuai dengan kondisi
mesin. Terdapat berbagai macam komponen dan sensor yang terdapat di sistem EFI. Untuk
pengaturan jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor dilakukan oleh ECU
sebagai otak sistem EFI. ECU mengolah data dari input sensor-sensor yang ada untuk
mengetahui kondisi lingkungan dan kondisi mesin secara real time dan akurat. Hal-hal
itulah yang membuat mesin dengan sistem EFI lebih dikenal irit dan bertenaga.

Anda mungkin juga menyukai