Arus Laut PDF
Arus Laut PDF
oleh :
(Adli Muhammad Adzan, Zahra Imma Ratu S., Sona Yudha Diliana)
Perikanan C
Arus laut merupakan pergerakan sebagian massa air dalam suatu lapisan perairan, dalam hal
ini adalah laut, baik secara horizontal maupun secara vertikal. namun pada umumnya, arus laut
yang dikaji adalah arus yang horizontal. Pergerakan massa air ini terjadi pada seluruh perairan laut
yang ada di seluruh dunia, yang membedakannya satu sama lain adalah faktor yang mempengaruhi
adanya arus tersebut. sebagai contoh adalah suhu, yang menyebabkan adanya arus panas dan arus
dingin. Arus panas adalah arus yang memiliki temperatur yang tinggi, jika dibandingkan dengan
massa air yang terkena arus tersebut, arus ini dihasilkan karena pergerakan massa air dari daerah
lintang tengah (equator) menuju ke lintang kecil (daerah kutub), begitupula sebaliknya pada arus
dingin dimana arusnya memiliki temperatur yang rendah dan bergerak dari lintang rendah ke
lintang tinggi. Temperatur dalam arus ini bernilai relatif, karena temperatur tinggi atau rendah di
suatu tempat dengan tempat lain adalah berbeda. Temperatur ini pula dipengaruhi kondisi cuaca di
suatu tempat akibat posisi matahari terhadap bumi. Cuaca yang terjadi adalah cuaca yang meliputi
daerah yang luas yang disebabkan adanya “Intertropical Convergent Zone” (ICZ) yang terkandung
akumulasi awan sehingga menyebabkan banyak turun hujan. ICZ ini sangat dipengaruhi oleh
perubahan tekanan udara di daerah antar benua, yang akan menyebabkan pergerakan angin yang
berubah-ubah sesuai kondisi tekanan yang ada. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya mekanisme
arus musim (monsoonal stream).
Gambar 1. Pola Arus Permukaan Global (sumber : The Open University, 1993)
Arus laut juga dapat didefinisikan sebagai gerakan massa air dari suatu tempat (posisi) ke
tempat yang lain. Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada dasarnya, energi yang menggerakkan
massa air laut tersebut berasal dari matahari yang menghasilkan panas. Adanya perbedaan
pemanasan matahari terhadap setiap bagian dilayah di permukaan bumi menimbulkan perbedaan
energi yang diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena alam yang disebut
dengan arus laut dan angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi yang menuju
ke permukaan bumi. Kedua fenomena alam ini juga saling berhubungan dan mempengaruhi satu
dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut
selain gaya yang timbul akibat dari tidak samanya pemanasan dan pendinginan air laut.
Sirkulasi dari arus laut terbagi atas dua kategori yaitu sirkulasi di permukaan laut (surface
circulation) dan sirkulasi di dalam laut (intermediate or deep circulation). Arus pada sirkulasi di
Gambar 2. Pola aliran arus laut : (a) Aliran Laminar (b) Aliran Turbulen
Seperti yang dijelaskan oleh Gross, arus dibedakan menjadi empat golongan:
1. Arus Ekman
Arus ini disebabkan karena gesekan angin dan bergerak secara spiral di laut dalam
2. Arus Pasang Surut
Arus disebabkan karena adanya gaya pembangkit pasang surut, seperti bulan. Arus dengan
kecepatan yang lemah, baik pada saat air sedang pasang atau surut, umumnya terukur pada
kawasan yang dekat dengan garis pantai. Hal ini berkaitan dengan adanya gesekan dengan dasar
perairan. Saat air pasang, arus membawa massa air dari ruang yang relative sempit, pergerakan
arus pasut membawa massa air yang besar. Ini disebabkan pergerakan arus pasut membawa
massa air dengan kolom di bawahnya. Berbeda dengan arus yang dipengaruhi angin yang
umunya hanya pada permukaan air saja. Massa air yang besar dibawa oleh arus pasut.
3. Arus Thermohaline
Arus di sebabkan karena kemiringan atau perbedaan densitas laut
Sedangkan menurut ahli yang lain, terdapat beberapa jenis arus, antara lain:
1. Arus Pasang Surut
Terjadi karena perubahan permukaan air laut akibat pasang surut. Pasang surut laut merupakan
fenomena naik turunnya muka laut secara periodic yang terjadi diseluruh belahan bumi akibat
adanya gaya pembangkit pasang surut yang utamanya berasal dari matahari dan bulan.
Kecepatan maksimum arus umumnya tercapai pada waktu menjelang pasang dan menjelang
surut. Arah pasang surut sangat di pengaruhi oleh kondisi lingkungan atau topografi setempat.
Pada daerah pantai arus pasang surut terbesar umunya sejajar dengan garis pantai.
2. Arus yang diakibatkan oleh angin
Merupakan arus dominan yang terjadi di lapisan permukaan perairan laut lepas. Tiupan angin
menyebabkan terjadinya pembalikan sirkulasi air laut mengikuti pola tiupan angin. Jenis arus
mempunyai arah dan kecepatan yang berbeda sesuai dengan pertambahan kedalaman air.
3. Arus yang dikarenakan perbedaan densitas
Arus yang terjadi karena adanya perbedaan ketinggian permukaan laut secara mendatar akibat
beda densitas air. Umumnya terjadi di daerah muara. Perairan yang didominasi oleh arus jenis ini
mempunyai sirkulasi dua arah dengan arah arus lapisan permukaan yang berdensitas lebih
rendah berlawanan dengan arus di lapisan dekat dasar perairan.
Fenomena Arlindo merupakan salah satu fenomena arus yang dipengaruhi oleh tekanan
udara dan angin. Arus lintas Indonesia atau biasa disebut Airlindo merupakan salah satu ciri khas
sistem arus di Indonesia. Arlindo merupakan sistem sirkulasi laut Indonesia dimana terjadi lintasan
arus yang membawa massa air dari Lautan Pasifik ke Lautan Hindia. Airlindo terutama terjadi
dikarenakan perbedaan tinggi mukan laut anatara Lautan Pasifik dan Hindia.
Airlindo membawa massa air dari Samudera Pasifik menuju Indonesia, melewati dua jalur yaitu
jalur timur dan barat. Massa air akan keluar menuju Samudera Hindia. Keberdaan Airlindo sangat
penting, karena ketiadaan Airlindo akan meningkatkan permukaan laut di Pasifik dan menurunkan
di Hindia sekita 2-8cm.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Massa air yang terdapat di perairan Indonesia oleh karakteristik air Pasifik dan angin munson.
Karakteristik massa air perairan Indonesia umumnya ditandai dengan salinitas yang lebih rendah.
Pada Musim Timur (Juni – Agustus) bertiup angin Muson tenggara di selatan ekuator dan timur laut
di utara ekuator, perairan Indonesia memiliki karakteristik dengan nilai salinitas yang lebih tinggi.
Pada saat volume massa air yang bergerak dari Samudera Pasifik ke Hindia menurun terjadi El
Nino. Menurunya massa air di perairan Indonesia mendorong munculnya upwelling dengan ciri
temperatur rendah, salinitas tinggi dan kaya akan nutrien, oleh karena itu jumlah klorofil di perairan
Indonesia meningkat dan meyebabkan kesuburan perairan.
Di Indonesia berdasarkan pemodelan arus laut pada tahun 2002 sampai 2009 diketahui arus yang
bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia dikarenakan oleh angin muson barat. Pola
pergerakan ini biasa terjadi pada bulan Desember-Februari. Kedua, arus yang bergerak dari Benua
Australia menuju Benua Asia dipengaruhi oleh angin muson timur, biasa terjadi pada bulan Juni-
Agustus.
Kecepatan laut di Indonesia berbeda-beda setiap daerah, kecepatan arus laut yang kuat terdapat di
daerah sekitar garis khatulistiwa. Sedangkan kecepatan arus laut yang lemah yaitu daerah yang jauh
dari garis khatulistiwa. Arus kuat pada garis khatilistiwa disebabkan oleh tekanan udara di perairan
tersebut lebih tinggi daripada daerah yang jauh pada garis khatulistiwa. Dari hasil pemodelan arus
laut yang kuat terdapat di Selat Karimata.Selanjtunya adalah validasi hasil dengan pemodelan arah
pergerakan angin ini yang bertujuan untuk mengetahui hasil pemodelan pergerakan arus laut
permukaan dari data olahan satelit Altimetri Jason-1 menggunakan MATLAB telah sesuai dengan
arah pergerakan angin atau tidak. Hasil pemodelan arah pergerakan angin dari data satelit Altimetri
Jason-1 adalah sebagai berikut :
Dari pola pengukuran arus tersebut dapat dianalisis beberapa hal antara lain :
Arus yang bergerak dari Benua Asia menuju ke Benua Australia, dikarenakan pengaruh angin
muson barat, rata-rata pola pergerakan arus ini terjadi pada kisaran bulan Desember-Februari.
Arus yang bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia, dikarenakan pengaruh angin
muson timur, rata-rata pola pergerakan arus ini terjadi pada kisaran bulan Juni-Agustus.Di
samping itu ada masa pancaroba yakni masa peralihan pergantian antara angin muson barat
menuju angin muson timur ataupun sebaliknya.
Lalu, material yang terangkut oleh arus susur pantai akan dibawa ke suatu lokasi dimana
pengaruh arus susur pantai akan berkurang dan akhirnya hilang. Sehingga sedimen yang terbawa
akan terendapkan dan akan mengalami sedimentasi. Pada gambar diatas, lingkaran merah
menunjukkan lokasi sedimentasi yang berada diantara dua daratan dan daerah pengendapan tersebut
dikenal dengan nama tombolo. Pembentukan tombolo ini merupakan sebuah reaksi dari pertemuan
dua arus susur pantai yang saling bertemu yang disebut dengan rip current. Pada gambar diatas,
lokasi rip current terjadi diantara dua daratan seperti ditunjukkan oleh lingkaran merah.
Dari materi yang telah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa arus laut merupakan
suatu fenomena perairan, dimana massa air yang ada di perairan bergerak dari suatu tempat ke
tempat lain sebagai akibat dari fenomena alam lainnya. Sebagai contoh pengaruh angin yang
menggerakan massa air yang ada di permukaan. Dikenal ada beberapa jenis arus, diantaranya arus
pasang surut, arus termohaline, arus geostrofik dan arus ekman. Beberapa faktor yang dapat
menimbulkan timbulnya arus antara lain, suhu dari pemanasan sinar matahari, tekanan udara dari
angin, dan fenomena upwelling akibat perbedaan densitas. Sedangkan kecepatan arusnya
dipengaruhi oleh Kecepatan angin, Tahanan dasar, Gaya coriolis dan Perbedaan densitas. Metode
yang digunakan untuk mengukur arus laut antara lain Metode Eularian dan Metode Langrangian.
Arus laut juga mempunyai pengaruh terhadap proses abrasi dan sedimentasi di pantai melalui
proses destruksional adalah proses yang cenderung merubah/ merusak bentuk lahan yang ada
sebelumnya, sedangkan proses konstruksional adalah proses yang menghasilkan bentuk lahan baru.
Selain itu juga arus laut memiliki potensi sebagai energi pembangkit tenaga listrik dengan
menentukan daerah yang memiliki arus yang memenuhi standar untuk dipasang turbin pembangkit
listrik.
Saran
Banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dari fenomena arus laut ini, salah satunya adalah
pembangkit listrik, arus ini adalah energi tak dapat habis, sehingga dapat digunakan dalam jangka
panjang, namun dengan tetap memperhatikan pengaruh yang ditimbulkan terhadap ekosistem
perairannya. Selain manfaat, ada pengaruh arus yang dapat merusak ekosistem, yaitu abrasi pantai,
oleh karena itu, upaya penanaman hutan mangrove, sangat penting juga dalam usaha meredam arus
laut yang dapat menimbulkan abrasi dan sedimentasi di daerah pantai.
Azis, M.Furqon (2006). Gerakan Air di Laut. Jurnal Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Tahun 2006
: 9 -21
Cahyani, Aisyah Tri. (2013). Pengaruh Arus Terhadap Perubahan Garis Pantai di Kabupaten
Karawang. Jatinangor; Tidak diterbitkan
DESDM. (2005). Diversifikasi Energi : “Energi Kelautan sebagai Alternatif Baru”. DESDM
disampaikan pada Seminar Pembangunan Ekonomi Kemaritiman 15 Maret Jakarta.
Duxbury, A; B. Alyn; C. Duxbury And K.A. SVERDRUP 2002. Fundamentals of
th
Oceanography-4 Ed, McGraw-Hill Publishing, New York.
Erwandi. 2006. Sumber Energi Arus : Alternatif Pengganti BBM, Ramah Lingkungan, dan
Terbarukan”. Laboratorium Hidrodinamika Indonesia, BPP Teknologi.
Hadi, Surya. 2011. Penempatan Tailing Dasar Laut: Teori dan Aplikasi. Nusa Tenggara Barat;
Mataram University Press.
Ismail, M Frurqon Azis dan Taofiqurohman, Ankiq. (2012). Simulasi Numeris Arus Pasang Surut \
di Perairan Cirebon. Jurnal Akuatika Vol. III No.1
Masduki A, Yuningsih A. (2011). Potensi Energi Arus Laut untuk Pembangkit Tenaga Listrik di
Kawasan Pesisir Flores Timur NTT. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
Volume 3. No.1 Halaman 13-25, Juni 2011.
Matthias, T. And J. S. Godfrey 1994. Regional Oceanography: an Introduction. Pergamon
Press, New York: 422 pp.
Nining, S. N. 2002. Oseanografi Fisis. Kumpulan Transparansi Kuliah Oseanografi Fisika,
Program Studi Oseanografi, ITB.
Nybakken, James W. 1982. Marine Biologi As Ecology Approach, Biologi Laut Suatu Pendekatan
Ekologis, (diterjemahkan oleh Eidman, Muhammad., et al). PT Gramedia
Pustaka;Jakarta
Oktavia, Resni; Pariwono, John Iskandar; Manurung Parluhutan. (2011). Variasi Muka Laut Dan
Arus Geostrofik Permukaan Perairan Selat Sunda Berdasarkan Data Pasut Dan
Angin Tahun 2008. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal.
127-152.
Rampengan, Royke M. (2009). Pengaruh Pasang Surut Pada Pergerakan Arus Permukaan di Teluk
Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol No 3
Safitri, M; Cahyarini, S.Y; Putri, M.R. (2012). Variasi Arus Arlindo Dan Parameter Oseanografi
Di Laut Timor Sebagai Indikasi Kejadian Enso. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan
Tropis, Vol. 4, No. 2.
Wibisino, M.S.2005. Pengantar Ilmu Kelautan.Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia 6 : 87-99
Widyastuti, Rahma; Handoko. Eko Yuli; Suntoyo. 2010. Pemodelan Pola Arus Laut Permukaan Di
Perairan Indonesia Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-1. Thesis. Fakultas
Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.