Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN KETEL UAP PIPA API UNTUK INDUSTRI

TEMPE KAPASITAS 200KG/JAM

Ramadhan Dato
Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
Imanillah01@gmail.com

Abstrak

Boiler pada industri tempe merupakan atal utama yang menjadi bagian terpenting dalam
proses pengolahan tempe. Namun kebanyakan industri tempe dimasyarakat umum masih
menggunakan sistem perebusan biasa (dengan air), yang mana hal ini dapat menyebabkan
banyaknya kandungan gizi kedelai yang hilang dan dibuang begitu saja bersamaan dengan air
rebusan. Tujuan perancangan ini adalah menghasilkan desain ketel uap dan material yang
tepat untuk kebutuhan industri tempe. Perancangan ini juga disesuaikan dengan pemilihan
bahan bakar yang mudah didapat dipasar yakni menggunakan bahan bakar LPG, yang
memiliki komposisi kandungan antara lain propane 60% dan botane 40%. Nilai low heat
value propane (LHV) sebesar 46350 kJ/kg, sehingga nilai kandungan propane pada LPG
adalah 60% x 46350 = 27810 kJ/kg. Nilai low heat value butane (LHV) sebesar 45750 kJ/kg,
sehingga nilai LHV LPG yaitu sebesar 46110 kJ/kg. Langkah-langkah perancangan ini terdiri
dari: menghitung energi dan daya panas, kapasitas uap, tekanan uap, debit uap, temperatur
uap, temperatur pipa api, tekanan dalam pipa api, serta menghitung dimensi ketel uap. Untuk
tipe ketel uap yang dirancang adalah ketel uap pipa api vertikal dengan spesifikasi diameter
tabung 1000 mm, tinggi 2500 mm, tebal tabung 2,334 mm, diameter pipa api 60 mm, panjang
pipa api 2500 mm, tebal 0,06 mm, dan tebal tubesheet 3,4455 mm dengan jarak lubang 133
mm, serta head dengan ketebalan 2,33 mm.
Pendahuluan
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi yang dibuat dari kacang kedelai yang
diinokulasi (pembiakan bakteri) dengan jamur Rhizopus oligosporus dalam fermentasi
padat (Kustyawati 2009, 64).
Pembuatan tempe yang ada dikalangan masyarakat saat ini masih menggunakan
metode perebusan kedelai dengan air. Hal ini menyebabkan kandungan yang ada didalam
kedelai banyak yang hilang. Oleh karenanya dibutuhkan inovasi baru untuk perebusan ini,
agar tidak mengurangi kandungan dalam kedelai. Tawaran inovasi yang dapat digunakan
yaitu merebus kedelai menggunakan uap panas bertekanan, dalam hal ini menggunakan
boiler sebagai alat produksi uap panas tersebut. Uap panas yang dihasilkan boiler
kemudian dialirkan melalui pipa kedalam panci perebus kedelai untuk proses perebusan.
Standart yang digunakan dalam proses perencanaan boiler/ketel uap ini adalah
ASME (American Society of Mechanical Engineering) dan disesuaikan dengan
kebutuhan yang dikehendaki.
Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan
untuk memproduksi steam/uap. Steam diperoleh dengan memanaskan air yang berada
didalam bejana dengan bahan bakar. Boiler mengubah energi-energi kimia menjadi
energi yang lain untuk menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk memindahkan kalor
dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar (Purba
2015, 2).
Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonfersi energi kimia
(potensial) dalam hal ini adalah bahan bakar menjadi energi panas. Boiler/ketel uap
terdiri dari 2 komponen utama, yaitu :
1. Dapur sebagai alat untuk mengubah energi kimia (bahan bakar) menjadi energi
panas.
2. Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas)
menjadi energi potensial uap (energi panas).

Boiler pada dasarnya terdiri dari tabung/bejana (drum) yang tertutup pada ujung
pangkalnya, dan dalam perkembangannya dilengkapi didalamnya pipa api maupun pipa
air. Banyak orang mengklasifikasikan ketel uap tergantung pada sudut pandang masing-
masing (Purba 2015, 2). Boiler memiliki beberapa klasifikasi menurut Malek,
diantaranya yaitu berdasarkan desain, material yang digunakan, kegunaannya, dan tipe
pipa (Malek 2004, ).

Bagian-Bagian Ketel Uap (Boiler)

Badan Boiler
Jenis boiler yang dipilih adalah boiler pipa api (fire tube). Boiler pipa api bekerja
dengan pipa-pipa api yang berada dalam silinder tabung. Pemanasan dihasilkan dari
pembakaran didalam ruang bakar dan menyalurkan panas melalui pipa api. Air yang
berada disekitar pipa api selanjutnya akan memanas dan menghasilkan uap air yang
disalurkan untuk memutar turbin. Badan boiler bekerja dengan tekanan dari dalam (part
under internal pressure), sehingga material yang digunakan dalam perencanaan ini
menyesuaikan kebutuhan perencanaan. Adapun perhitungan dengan rumus:
PR S = Maximum Allow = ksi = lb/in2
t = SE−0,6 P
E = joint coeficient
P = tekanan = bar = lb/in2
R = Radius dalam badan ketel = mm = in
D = diameter dalam badan ketel = mm = in

(ASME-Section IV)

Pipa Api (Fire Tube)


Pipa api merupakan alat penguapan (evaporator) yang mengubah energi pembakaran
(energi panas) menjadi energi potensial uap, yaitu panas dari api memanaskan air dan
menjadi uap air. Pipa api bekerja dengan mendaparkan gaya tekan dari luar (parts under
external pressure), sehingga rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai
berikut:
𝑃.𝑅 Data Material
t = 𝑆𝐸−0,6 𝑃 = ⋯ … 𝑚𝑚
S = tekanan kerja mak
E = Joint Coefi
(ASME-Section IV)
Tekanan perancangan

Tubesheet
Pipa api pada boiler yang digunakan, dipasang dengan pemasangan yang tetap.
Tubesheet adalah tempat untuk menopang pipa-pipa api pada boiler. Ketebalan yang
dibutuhkan, maksimal jarak antar pipa api, dan tekanan perancangan untuk tubesheet
dengan pipa api yyang digunakan dengan pemasangan tetap dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
P πD2 Dimana:
t = √[CS] [p2 − ]
4
t = tebal plat yang dibutuhkan
𝐶𝑆𝑡 2 πD2 p = maksimal jarak antar pipa api (inch)
p = √[ ] + [p2 − ]
P 4
C = 2,7 untuk pipa api ketebalan las kurang dari 11 mm
(7/16 inch).
𝐶𝑆𝑡 2
P= 𝜋𝐷2 2,8 untuk pipa api ketebalan las lebih dari 11 mm
𝑝−[ ]
4
(7/16 inch).
S = kekuatan tegangan maksimal material (maximum
allowable stress) (psi)
P = tekanan perancangan (design pressure) (psi)
D = diameter luas pipa (inch)

(ASME Sec IV 2013:28)


Ligament
Ligament adalah jarak lubang antar pipa pada tubesheet. Ligament menggunakan
pola jarak yang sama pada setiap baris. Effisiensi ligament ditentukan dengan
menggunakan persamaan :
𝑝−𝑑 p = jarak antar lubang = in (mm)
𝐸=
𝑝 d = diameter lubang pipa api = in (mm)
(ASME Sec IV 2013:28) E = efisiensi ligament

Metode Penelitian
Perencanaan ini dilakukan dengan tujuan menerapkan ilmu yang diperoleh selama
masa perkuliahan serta memenuhi bahan tugas akhir dan mampu memberikan
rekomendasi solusi dalam kehidupan perekonomian masyarakat didunia industri
pembuatan tempe.

Diagram Alir Perancangan

Mulai

 Identifikasi Masalah
 Tujuan Perancangan
Tahap 1
 Batasan Masalah

Study Literatur dan


Pengambilan Data
Tahap 2 
Analisa Data

Tahap 3 Konsep
 Termodinamika uap
 Membuat Desain Ketel Upa Pipa
Api
Buruk
Tahap 4
Evaluasi Desain

Bagus

Gambar Kerja

selesai
Hasil dan Pembahasan
Data-data perancangan:
Dalam perencanaan ketel uap untuk kebutuhan perebusan kedelai untuk pembuatan
tempe, diperlukan beberapa data diantaranya:
1. Jenis boiler adalah boiler pipa api (fire tube boiler)
2. Boiler digunakan untuk proses perebusan kedelai dengan kapasitas 200 kg
3. Temperatur yang dibutuhkan untuk memasak kedelai adalah 800C
4. Waktu yang dibutuhkan proses perebusan adalah 1 jam
5. Panas jenis (Cp) kedelai adalah 1008-1761 J/Kg0C
6. Temperatur normal/ruang 250C
7. Bahan bakar yang digunakan adalah LPG
8. Diameter boiler adalah 1 m
9. Tinggi keseluruhan boiler adalah 2,5 m
10. Diameter pipa steam adalah 3 cm
11. Panjang pipa api dalam boiler adalah 1 m
12. Diameter pipa api adalah 6 cm
Dari data-data diatas, maka dapat dihitung kebutuhan-kebutuhan dalam perencanaan
ini.
Menghitung energi yang terjadi
Qenergi = m x Cp x ∆T
Qenergi = 200 kg x 1384,5 J/kg x (80℃ − 25℃)
= 15.229.500 J
Dari Qenergi ini, maka diperoleh Qdaya sebesar:
Qenergi
Qdaya =
1 jam
15.229.500 J
=
3600 s
J
= 4230,416667 atau W
s
Menghitung kapasitas uap yang diperlukan untuk memasak 200 kg Kedelai
Qenergi = m x Cp x ∆T, dapat diturunkan menjadi persamaan berikut:
dm
Qdaya = xCp x dT
dt
Qdaya = ṁ x h
Qdaya
ṁ =
∆h
Dimana, ṁ adalah kapasitas uap (kg/jam) dan h adalah entalpi (J/kg). Dalam kasus ini
terdapat dua entalpi yaitu pada suhu 25 0C dan 80 0C
h25 = Cp x T h80 = hf x T
J J J J
= 1384,5 kg℃ x 250C = 34612,5 kg = 1384,5 kg℃ x 80 0C = 110760 kg

Sehingga kapasitas uap yang diperoleh sebesar:


J J
Qdaya 4230,416667 s 4230,416667 s
ṁ= = =
∆h h2 − h1 J J
110760 − 34612,5
kg kg
kg kg
ṁ = 0,055556 𝑥 3600 = 200,0016
s jam
Menghitung debit steam
kg
ṁ 200,0016 jam m3
q uap = = = 0,266669
ρ kg jam
750 3
𝑚
Menghitung tekanan steam
Tekanan steam boiler dapat dihitung dengan pendekekatan hukum poiseullie, sbb:
(πr 4 x(Puap − Patm ))
q uap =
(8 x μ x L)
P2 dalam kasus ini adalah tekanan atmosfer yaitu 1,013 bar (101300 Pa) dan viskositas
uap air (μ) adalah 0,013 x 103 Pa.s, serta diameter pipa uap 3 cm (data perancang) dan
panjang pipa steam 4 m.
Sehingga,
3 m3 m3
(8 x μ x L x quap ) 8 x (0,013 x 10 Pa. s)x 4 m x (0,266669 jam ∶ 3600 s )
Puap − Patm = =
(πr 4 ) 3,14 x (0,015 m)4

= 193851,2822 Pa = 193.851,2822 Pa + Patm = 193.851,2822 Pa + 101.300 Pa


= 295.151,2822 Pa
Puap = 2,951512822 = 3 bar
Menghitung volume air yang dibutuhkan ketel
Perhitungan ini menggunakan data debit uap, maka terlebih dahulu mengkonversi
m3 liter
ke .
jam jam
m3 m3 liter
q uap = 0,266669 = 0,266669 x1000 = 266,669
jam jam jam

liter
Sehingga V (volume uap) = q x t = 266,669 x 1 jam = 266,669 liter
jam

Karena tangki ketel berbentuk tabung, maka volumenya:


V = π x r 2 x h = 3,14 x (0,5 m)2 x 2,5 m = 1,9625 m3
Apabila tangki boiler diisi air, dibutuhkan 1,9625 m3 x 1000 liter = 1.962,5 liter.
Maka volume air yang digunakan adalah:
Vair (yang digunakan) = Vair − Vuap = 1.962,5 liter − 266,669 liter
= 1.695,831 liter
Menghitung temperatur steam boiler
Karena Puap , Patm , dan Toperasi telah diketahui, maka Tuap dapat dihitung dengan
menggunakan gabungan persamaan hukum Boyle, hukum charles dan hukum gay-lussac,
sebagai berikut:
Puap Patm Toperasi 80 ℃
=T Sehingga, Tuap = 𝑥Puap = 101.300 Pa 𝑥 295.151,2822 Pa
Tuap operasi Patm

= 233,090845℃
Mengitung temperatur pipa api boiler
Karena terjadi perpindahan panas secara konduksi dari pipa api didalam boiler ke air,
sehingga didapat persamaan:
2π x L x k x (Tpipa − Tuap )
Qdaya =
𝑟2
ln(𝑟1)
𝑟2
Qdaya x ln(𝑟1)
(Tpipa − Tuap ) =
2π x L x k
0,03 m
4.230,416667 W x ln(0,028m)
(Tpipa − Tuap ) = = 0,370326 ℃ + Tuap
2π x 2,5 m x 50,2 W/m℃
Tpipa = 0,370326 ℃ + 233,090845 ℃ = 233,461171 ℃
Menghitung tekanan dalam pipa api
nxRxT
Ppipa = V

(R = konstanta gas ideal 0,08205 L atm/mol0K = 8,314472 J/0K.mol)


J
0,5 mol x (8,314472 °K . mol) x (233,461171 ℃ + 273)°K
Ppipa = = 342.109,4847Pa
π x (0,028 m)2 x 2,5 m
Menghitung debit fluida dalam pipa api
πr 4 x(Ppipa − Patm )
q pipa =
8xμxL
dalam kasus ini μ merupakan fluida gas CO2 yang nilainya 0,02524627x105 Pa. s
πr4 xP 3,14 𝑥 (0,028 m)4 x 342.109,4847Pa m3
q pipa = 8 x μ x L = = 1,307676 x 10−5 𝑥 3600
8 x 0,02524627x105 Pa.s x 2,5 m 𝑠

m3
= 0,044708
jam
Menghitung kalor pada ketel uap
dm
Q= x Cp x dT
dt
kg kJ
Q = ṁ x h = 200,0016 x 561,5 = 112.300,8984 kJ
jam kg
Menghitung kapasitas bahan bakar

q fluida dalam pipa =
ρ
m3 kg kg
ṁ = q fluida dalam pipa x ρ = 0,044708 x 640 3 = 28,61312
jam m jam
Menghitung temperatur yang terjadi pada cerobong
Ppipa api x Vpipa api Patm x Vcerobong
=
Tpipa api Tcerobong
Untuk cerobong asap memiliki panjang 3 m dengan jari-jari 0,20 m (Data Perancang).
Patm x Vcerobong x Tpipa api
Tcerobong =
Ppipa api x Vpipa api
101300 Pa x (3,14 x 0,12 x 3 m)x 233,461171 ℃
= = 705,441723 ℃
342.109,4847Pa x (3,14 x (0,028 m)2 x 2,5 m)
Menghitung debit fluida (gas) dalam cerobong asap
Dengan menggunakan hukum poiseullie didapatkan:
πr 4 x(Ppipa api − Patm ) 3,14 x 0,14 x(342.109,4847 Pa − 101300 Pa)
qgas cerobong = =
8xμxL 8 x 0,02524627x105 Pa. s x 2 m
m3
q gas cerobong = 1,871915 x 10−3 𝑥 3600 = 6,738894
𝑠
Menghitung kapasitas fluida (gas) yang keluar pada cerobong asap

q=
ρ
m3 Kg kg
ṁgas cerobong = qgas cerobong x ρgas CO2 = 6,738894 x 1,98 3 = 13,343010
jam m jam
Menghitung Neraca Kalor Pada Ketel Uap
Setelah mengetahui parameter-parameter, langkah selanjutnya adalah menghitung neraca
kalor yang terjadi dimana Qin = Qout
Qin = Qbahan bakar, Qout = Qsteam + Qcerobong
Sehingga,
Qin = Qout
Qbahan bakar = Qsteam + Qcerobong
ṁ x Cp x T = (ṁ x Cp x T) + (ṁ x Cp x T)
kg kkal kg kkal
 (28,61312 x 3,047 x 323,570C) = ( 200,0016 x 0,4765 x
jam kg.℃ jam kg.℃
kg kkal
233,090845℃) + (13,343010 x 0,238 x 705,441723)
jam kg.℃
J J
 118031410,023 jam = 102315375,501jam

Dari Qin = Qout diatas diperoleh efisiensi boiler


Qout 102315375,501
ɳ= x100% = x100% = 0,87 x 100% = 87 %
Qin 118031410,023
Perhitungan dimensi ketel uap pipa api
Perhitungan Beban
Data-data pendukung yang didapat:
ρair (densitas) = 1000 kg/m3
rb (radius dalam ketel) = 0,5 m
rt (radius dalam pipa api) = 0,028 m
rd (radius dalam dapur) = 0,5 m
tta = tinggi air pengisian terhadap pipa api = 1,25 m
tba = tinggi air pengisian terhadap badan ketel = 1,25 m
tda = tinggi dapur = 0,1 m
Vbadan ketel = π x rb2 x tba = 3,14 x (0,5)2 x 1,25 m = 0,98125 m3
Vpipa api = π x rt2 x tta = 3,14 x (0,028)2 x 1,25 m = 0,0030772 m3
Vpipa api tot = Vpipa api x jumlah pipa = 0,0030772 m3 x 13 = 0,0400036 m3
Vdapur = π x rd2 x tda = 3,14 x (0,5)2 x 0,1 m = 0,0785 m3
Vair = Vbadan ketel – (Vpipa api tot + Vdapur)
= 0,98125 m3 - (0,0400036 m3 + 0,0785 m3) = 0,8627464 m3
mair = Vair x ρair = 0,8627464 m3 x 1000 kg/m3 = 862,7464 kg
Dengan hasil Vketel uap ≥ Vair, maka dimensi perencanaan dapat digunakan untuk
kebutuhan yang diingini.
Massa air (Newton) = mair x g = 862,7464 kg x 9,8 m/s2
= 8454,91472 kg.m/s2 atau N
Badan Ketel Carbon steel PR t = 0,002334 m = 2,334 mm
t= SE−0,6 P
SA-285 Grade C
Tubesheet Carbon steel P πD2 t = 3,4455 x10-3 = 0,0034455 m
t= √[CS ] [p2 − ]
4
SA-285 Grade C
Pipa api carbon steel SA- 𝑃.𝑅 t = 0,000127254 m
t = 𝑆𝐸−0,6 𝑃
53 Grade A
Ligament Efisiensi p−d E = 0,55 x 100 % = 55 %
E=
p

Ketebalan carbon steel SA- P.D t = 0,00232 m


t = 2.S.E−0,2.P
head 192

Simpulan
Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan matematis dan standart ASME
(American Society of Mechanical Engineering), desain ketel uap pipa api untuk
kebutuhan industri tempa berkapasitas 200 kg/jam, didapatkan spesifikasi body/badan
ketel dengan ukuran diameter dalam badan 1m, ketebalan 0,002334 m dan tinggi ketel
uap 2,5 m dengan menggunakan material carbon steel SA-285 grade C. Kapasitas uap
kg
yang dihasilkan sebesar 200,0016 jam, dengan tekanan kerja 3 bar dan konsumsi bahan
kg
bakar sebanyak 28,61312 menggunakan bahan bakar LPG.
jam

Adapun dimensi komponen-komponen ketel uap diperoleh pipa api dengan ukuran
masing-masing (panjang = 2,5 m, tebal = 0,002 m, dan diameter dalam 0,028 m) dengan
material seamless carbon steel SA-53 Grade A. Dikarenakan material pipa api yang
tersedia dipasaran tidak ada dengan ketebalan 0,000127254 m, maka ketebalan yang
digunakan adalah 0,002. Tubesheet yang menggunakan material SA-285 Grade C yang
merupakan material jenis karbon steel, dengan ketebalan 0,003391147 m. Pada Head
diperoleh ketebalan 0,00232 m, dengan material seamless carbon steel SA-192.
Saran
Perancangan ketel uap pipa api untuk industri tempe ini menghasilkan bentuk
atau dimensi ketel uap dengan efisiensi yang cukup baik dalam penerapan dilapangan
sesuai dengan acuan standart yang diakui yaitu ASME (American Society of Mechanical
Engineers). Namun perancangan yang ada ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya diperlukan pengembangan-pengembangan lanjutan lainnya untuk mencapai
hasil perancangan yang lebih baik dengan efisiensi yang lebih maksimal.
Rujukan
ASME. 2004. Boiler & Pressure Vessel Code an Internatioal Code. New York: The
American Society of Mechanical Engineers

Kustyawati, Maria Erna. Kajian Peran Yeast dalam Pembuatan Tempe, dalam Jurnal
Agritech No. 2, Vol. 29 Tahun 2009

Purba, Jhonas. Perancangan Boiler Pipa Api untuk Perebusan Bubuk Kedelai pada
Industri Tahu Kapasitas Uap Jenuh 160 Kg/Jam, dalam Jurnal Fakultas Teknik
Universitas Pasir Pengaraian Tahun 2015

Maleek, Mohammad A. (2004). Power Boiler Design Inspection and Repair. New York:
Mc Graw-Hill Professional

Anda mungkin juga menyukai