Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 1 BLOK 3
TENTANG
ETIKA DAN HUKUM KEDOKTERAN

Tutor 4
Williem Harvey G1A110008
Hafizani Rahmah G1A110018
Yosie Yulanda Putra G1A110025
Erisya Dwi Puspa G1A110031

Intan Gebriela S G1A110034


Rukiah Mayestira G1A110045
Yuli Setyaningsih G1A110047
Rozadila Esriana G1A110049
Silviana Maya Sari G1A110053
Ayu Novita Sari G1A110066
Anggun Mardalitya G1A110069

Dosen Pemimbing :
dr. Benhard A P, M.Kes AIFO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
1
2010/2011
Skenario

Pada suatu kecelakaan kereta api, dua orang pasien, Tn. Manner berumur 55 tahun dan Nn.
Bonny 22 tahun, ditemukan dalam kondisi tertusuk logam besi yang sama sehingga tubuh
mereka saling merapat. Kedua pasien dibawa ke IGD RS dengan kondisi sadar. Hasil
pemeriksaan tim dokter, menemukan bahwa hanya akan ada 1 pasien yang dapat diselamatkan
sedang 1 orang lainnya harus dikorbankan. Tim dokter menghadapi dilema etika dan hukum
dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut. Untuk itu, tim dokter berdiskusi dengan
menggunakan ethical method of reasoning –yang terdisi dari tiga langkah, yaitu fact deliberation,
value deliberation, dan duty deliberation- dalam mengambil keputusan penatalaksanaan yang
tepat. Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip-prinsip bioetika (harm, health, benefit,
autonomy, vulnerability), tim dokter akhirnya ,memutuskan untuk menyelamatkan Tn. Manner
yang memiliki peluang terbesar untuk sembuh dibandingkan Nn, Bonny yang mengalami
kerusakan organ tubuh yang sangat luat. Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko
operasi, keduanya bersedia mnandatangani lembar informed consent. Pada akhirnya Tn. Manner
berhasil diselamatkan sedang Nn. Bonny meninggal dunia.

Klasifikasi istilah

1. Etika
Suatu bagian dari ilmu filsafat tentang baik atau buruknya perilaku serta menyangkut
dengan moralitas dan tingkah laku
2. Hukum
Peraturan tertulis yang dibuat untuk mengatur tingkah laku atau perilaku yang berada
dimasyarakat
3. Ethical method of reasoning
Langkah –langkah yang harus diikuti untuk menetukan keputusan yang paling tepat
dalam menghadapi konflik moral dalam suatu kasus
4. Fact deliberation
Pertimbangan terhadap fakta-fakta yang ada

5. Value deliberation
Pertimbangan terhadap nilai-nilai dalam mengindentifikasi konflik moral
6. Duty deliberation

2
Pertimbangan untuk menentukan perbuatan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah
7. Informed consent
Persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter terhadap suatu tindakan medik yang
akan diterimanya yang setelah diberi penjelasan dahulu
8. Harm
Kerugian atau bahaya yang akan muncul dari tindakan medis yang akan dilakukan
9. Autonomy
Hak pasien dalam menentukan nasib sendiri
10. Vulnerability
Kemungkinan harapan hidup untuk disembuhkan atau tidak disembuhkan
11. Healh beneficence
Suatu manfaat kesehatan yang diambil dari tindakan medik
12. Operasi
Tindakan bedah yang dilakukan tim medis pada pasien yang membutuhkan pertolongan
setelah menyetujui informed consent

Identifikasi masalah

1. Hasil pemeriksaan tim dokter, menentukan bahwa hanya ada 1 pasien yang hanya
diselamatkan sedangkan 1 orang lainnya dikorbankan sehingga tim dokter mengalami
dilema etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut.
2. Tim dokter berdiskusi dengan menggunakan ethical method of reasioning
3. Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip bioetika, tim kedokteran untuk
menyelamatkan Tn Menner yang memiliki peluan terbesar untuk sembuh dibanding Nn
Bonny yang mengalami kerusakan organ tubuh yang luas
4. Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko operasi keduanya bersedia
menandatangani informed consent.

Analisis masalah

1. Hasil pemeriksaan tim dokter, menentukan bahwa hanya ada 1 pasien yang hanya
diselamatkan sedangkan 1 orang lainnya dikorbankan sehingga tim dokter mengalami dilema
etika dan hukum dalam menyelesaikan kasus kedua pasien tersebut.

a. Definisi etik dan hukum?


Etik : akhlak, adat kebiasaan, watak perasaan, sikap baik, yang layak atau seperangkat
asas dan nilai yang berkaitan seperti asas kode etik

3
Hukum: peraturan perundang-undangan yang dibuat suatu kekuasaan dalam mengatur
pergaulan masyarakat

b. Apa persamaan dan perbedaan etik dan hukum?


Persamaan
 Alat pengatur tertibnya hidup bermasyarakat
 Ob jeknya tingkah laku manusia
 Mengandung hak dan kewajiban masyarakat agar tidak saling merugikan
 Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
 Sumber hasil pemikiran para pakar dan pengalaman

Perbedaan

Etik Hukum
Untuk lingkungan Untuk lingkungan umum
Kesepakatan anggota profesi Badan pemerintah
Tidak seluruhnya tertulis Seluruhnya tertulis
Sanksi tuntutan Sanksi tuntutan
Diselesaikan MKDKI Pengadilan
Tidak disertai bukti fiksi Perlu bukti fiksi

c. Apa saja dilema etik dan hukum. Apa contohnya?


1. Keputusan mahkamah agung amerika tentang hak konstitusional wanita untuk
melakukan aborsi
2. Bayi tabung
3. Transplantasi organ
4. Eutanasia
d. Apa saja landasan etika kedokteran?
1. Sumpah hipokrates (460-377 SM)
2. Deklarasi Geneva (1948)
3. International Code Of Medical Ethics (1949)
4. Lafal sumpah dokter indonesia (1960)
5. Kode etik kedokteran indonesia (1983)
6. Pernyataan-pernyataan ikatan dokter sedunia

2. Tim dokter berdiskusi dengan menggunakan ethical method of reasioning


a. Apa itu ethical method of reasioning?
 langkah-langkah yang dilakukan dokter untuk memutuskan dilema etik .
 cara berfikir untuk membuat keputusan yang benar.
b. Sebutkan langkah-langkah dalam ethical method of reasioning?
1. Fact deliberation

4
2. Value deliberation
3. Duty deliberation
4. Testing consistensy
5. Conclusion
3. Dengan memperhatikan aspek hukum dan prinsip bioetika, tim kedokteran untuk
menyelamatkan Tn Menner yang memiliki peluan terbesar untuk sembuh dibanding Nn
Bonny yang mengalami kerusakan organ tubuh yang luas
a. Apa definisi bioetik?
Bioetika: study interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan
dibidang biologi dan ilmu kedokteran baik micro maupun macro, masa kini dan datang
(Bertens 2001)
b. Sebutkan kaidah dasar bioetik?
1.Prinsip beneficence.
2.Prinsip non-malefience.
3.Prinsip autonomy.
4.Justice.
c. Sebutkan prinsip-prinsip bioetika?
1. Human dignity and human rights
2. Benefit and harm
3. Autonomy and individual responsibility
4. Consent
5. Persons without the capacity to consent
6. Respect for human vulnerability and personal integrity
7. Privacy and confidentiality
8. Equality, justice, and equity
9. Non-discrimination and non-stigmatization
10. Respect for cultural diversity and pluralism
11. Solidarity and cooperation
12. Social responsibility and health
13. Sharing of benefits
14. Protecting future generations
15. Protection of environment, the biosphere and biodiversity
d. Apa saja landasan yang mempengaruhi etika, bioetika dan hukum?
1. Sumpah hipokrates (460-377 SM)
2. Deklarasi Geneva (1948)
3. International Code Of Medical Ethics (1949)
4. Lafal sumpah dokter indonesia (1960)
5. Kode etik kedokteran indonesia (1983)
6. Pernyataan-pernyataan ikatan dokter sedunia

e. Bagaimana kaitan kasus dalam skenario di atas jika dipandang dari aspek
agama,hokum,dan hukum kesehatan ?

5
Agama: Dalam agama islam tidak dibolehkan karena dalam hidup beragama tidak
dibenarkan menghilangkan nyawa seseorang. Sesuai dengan Al-qur’an surat al-baqarah
ayat 178. Sedangkan dalam agama kristen maupun budha juga tidak diperbolehkan
karena bertentangan dengan ajaran agama mereka.
Hukum: dalam hukum menghilangkan nyawa seseorang tidak dibolehkan seperti dalam
Undang - Undang Hukum Pidana 344 KUHP
Isinya: barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu
sendiri yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh dihukum penjara
selama-lamanya 12 tahun
f. Apa saja hak dan kewajiban dokter?
Hak dokter
 memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai standar profesi dan opersional
 melakukan praktek sesuai dengan standar profesi dan operasional
 menerima imbalan jasa
 menerima informasi jujur dari pasien dan atau keluarga pasien
Kewajiban dokter
 memberi pelayanan medis
 merujuk pasien
 merhasiakan tentang pasien (privancy)
 melakukan pertolongan darurat
 menambah pengetahuan
 yang terkandung dalam sumpak dokter indonesia
g. Apa saja hak dan kewajiban pasien?
Hak pasien
 mendapat pelayanan kesehatan
 untuk hidup
 mendapat penjelasan diagnosis
 menolak prosedur diagnosis
 mendapat rujukan
 kerahasiaan
 penjelasan perincian biaya
Kewajiban pasien
 memberi informasi yang lengkap
 mematuhi nasehat dan ketentuanyang berlaku
 memberi jasa

4. Setelah diterangkan mengenai prosedur dan resiko operasi keduanya bersedia


menandatangani informed consent
a. Apa definisi informed consent?
Informed consent izin/pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas,
sadar, dan rasional, setelah ia mendapat inform yang dipahami dari dokter tentang
penyakitnya
6
b. Siapa saja yang berhak menandatangani informed consent?
 Pasien yang telah dewasa (>21)
 Keluarga/wali jika pasien belum cukup umur
 Pasien dalam keadaan sadar
c. Jenis-jenis dan bentuk informed consent?
 jenis informed consent
 informed consent
 proksi consent
 bentuk informed consent
 tersirat ( implied consent)
normal
darurat
 dinyatakan (ekpress consent)
tuhan
lisan
d. Apa saja syarat syahnya informed consent?
 Diberikan secara bebas
 Diberikan pada orang yang sanggup memberikan perjanjian
 Telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien
memahami tindakan itu perlu dilakukan
 Mengenai sesuatu yang khas
 Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama
e. Aspek hukum apa saja yang terdapat dalam informed consent?
Aspek hukum informed consent adalah :
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 85/Menkes/Per/1X/1998 tentang persetujuan
tindakan medik
 UU No 29 tahun 2004 pasal 45 dan 52
 IDI fatwa No 319- 1988
 Dari sudut hukum pidana informed consent harus dipengaruhi dengan adanya
pasal 351KUHP tentang penganiyaan
f. Apa saja tata cara dalam informed consent?
Permenkes RI NO 585/MenKesh/Per/IX/1989
 Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien
 Tidak ada unsur dipengaruhi/ mengarahkan pasien pada tindakan tertentu, semua
putusan diserahkan pasien dan dokter hanya menyarankan dan menjelaskannya
 Menyakan ulang kembali apakah sudah mengerti
 Lembar informed consent diisi oleh pasien/keluarga/ wali
g. Tindakan medis apa saja yang memerlukan informed consent?

> Tindakan-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan pembiusan,
baik untuk menegakkan diagnosis maupun tindakan yang bersifat terapeutik.

> Tindakan pengobatan khusus, misalnya radioterapi untuk kanker.


7
> Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran ataupun uji
klinik (berkaitan dengan bioetika)

h. Dalam kondisi apa sajakah yang tidak memerlukan informed consent?


Hal yang membatalkan informed consent
 Keadaan darurat medis
 Ancaman terhadap kesehatan masyarakat
 Pelepasan hak pemberian consen pada pasien
 Clinical privilage
 Pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent
i. Apa fungsi dan tujuan dari dilakukannya informed consent?
Tujuan informed consent:
Melingdungi pengguna jasa tindakan medik medis pasien secara hukum dari segala
tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya maupun tindakan laksana
jasa, tindakan medis yang berwenang, tindakan malpraktek yang bertentangan
dengan hak pasien dan standar profesi medis serta penyalahgunaan alat canggih yang
memerlukan biaya tinggi/ over utilitydation yang sebenarnya tidak perlu dan tidaki
ada alasan medisnya
Fungsi informed consent:
 penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia
 promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri
 untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien
 menghindari penipuan dan miss leading oleh dokter
 mendorong untukmengambil keputusan rasional
 mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan
j. Informasi apa sajakah yang tertuang dalam informed consent?
Informasi dalam informed consent:
 Garis besar, seluk beluk penyakit yang diderita prosedur perawatan/ pengobatan
yang akan diberikan atau diteruskan
 Resiko yang akan dihadapi, misalnya komplikasi yang diduga akan timbul
 Prospek atau prognosis keberhasilan ataupun kegagalan.
 Alternative metode perwatan atau pengobatan
 Hal-hal yang dapat terjadi bila pasien menolak untuk member ikan persetujuan
 Prosedur perawatan atau pengobatan yang akan dilakukana merupakan suatu
percobaan atau menyimpang dari kebiasaan, bila hal itu yang akan dilakukan.

Hipotesis

8
Dokter memutuskan menyelamatkan Tn. Manner karena memiliki peluang terbesar untuk
hidup setelah mempertimbangkan aspek hukum dan etika.

Kerangka konsep

Definisi

Tujuan dan Jenis dan


Fungsi Bentuk

Syarat sah Tata cara

Isi Doktrin
Informed Consent

Kewajiban Pasien dan Dokter Hak

Persamaan

Etika Hukum
Perbedaan

Bioetik Definisi
EMOR

Kaidah Prinsip
5 stage
dasar

Definisi

Sintesis

Etika dan hukum kedokteran


9
Etik akhlak, adat kebiasaan, watak perasaan, sikap baik, yang layak atau seperangkat
asas dan nilai yang berkaitan seperti asas kode etik

Etik : seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam kode etik.

Etika : ilmu pengetahuan tentang azas akhlak.


Menurut kamus bahasa Indonesia dari departemen pendidikan dan kebudayaan (1988),etika
adalah :
- Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan hak dan kewajiban moral.
- Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
- Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika kedokteran : pengetahuan tentang perilaku professional para dokter dan dokter gigi dalam
menjalankan pekerjaannya sebagaiman tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-
masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.

Landasan etik kedokteran :

- Sumpah hippokrates (460-377 SM)


- Deklarasi geneva (1948)
- International code of medical ethics (1949)
- Lafal sumpah dokter Indonesia (1960)
- Kode etik kedokteran Indonesia (1983)
- Pernyataan-pernyataan (deklarasi) ikatan dokter sedunia (world medical association,
WMA) yaitu antara lain :
- Deklarasi geneva (1948) tentang laval sumpah dokter
- Deklarasi Helsinki (1964) tentang riset klinik
- Deklarasi Sydney (1968) tentang saat kematian
- Deklarasi oslo (1970) tentang pengguguran kandungan atas indikasi medic
- Deklarasi Tokyo (1975) tentang penyiksaan

Hukum peraturan perundang-undangan yang dibuat suatu kekuasaan dalam mengatur


pergaulan masyarakat

Hukum : peraturan perundangan seperti yang terdapat dalam hokum pidana, perdata, tata Negara
dan hukum administrasi Negara.

Hukum kesehatan menurut anggaran dasar perhimpunan hokum kesehatan Indonesia


(PERHUKI) : semua ketentuan hokum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan
10
maupun segenap lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun
sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek, organisasi, sarana,
pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber
hukum-hukum lain.

Persamaan etik dan hukum

1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertipnya hidup bermasyarakat.


2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.

Perbedaan etiaka dan hukum

- Etika berlaku untuk lingkungan profesi, hokum berlaku untuk umum.


- Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hokum disusun oleh badan
pemerintah.
- Etik tidak seluruhnya tertulis, hokum tercantum secara terinci dalam kitab undang-
undang dan lembaran/berita.
- Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntutan, sanksi terhadap pelanggaran
hukum berupa tuntutan
- Pelanggaran etik diselesaikan oleh majelis kehormatan disiplin kedokteran Indonesia
(MKDKI) yang dibentuk oleh konsil kedokteran Indonesia dan atau oleh majelis
kehormatan etika kedokteran (MKEK), yang dibentuk oleh ikatan dokter Indonesia
(IDI), pelanggaran hokum diselesaikan oleh pengadilan.
- Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian
pelanggaran hokum memerlukan bukti fisik.

Dilema etik dan hukum

a. Keputusan Mahkamah Agung Amerika tentang hak konstitusional wanita untuk


melakukan aborsi
b. Bayi tabung
c. Transplantasi organ
d. Eutanasia

Ethical Methode Of Rasoning

11
Ethical Methode Of Rasoning langkah-langkah untuk memutuskan dilema etik denagn
menggunakan cara berfikir kritis untuk membuat keputusan yang benar dalam menentukan
tindakan kesehatan

Langkah-langkah Ethical Methode Of Resoning

a. Fact deliberation : pertimbangan terhadap fakta yang ada denagan cara


 Case
Menentukan kasus yang akan ditelaah terlebih dahulau sambil memikirkan fakta-
fakta yang ada
 Deliberation of fact
Pengungkapan fakta dari kasus yang diangkat untuk diselesaikan
b. Value deliberation : pertimbanagan terhadap nilai yang ada di masyarakat
 Identifikasi of problem
Menghubungkan masalah-masalah yang timbul dengan nilai-nilai yang di kandung
dalam kehidupan
 Choice of main problem
Memilih pokok permasalahan dan mengaitkannya dengan aspek nilai kehidupan

The values of stake


Menentukan nilai yang merupakan poin utama dalam masalah ynag timbul
c. Duty deliberation : pertimbanagan atas kemungkinan yang akan terjadi dan menentukan
pilihan yang terbaik
 Reflecting on the most challenging case
Pertimbangan terhadap kasus yang sedang dihadapi setelah di kaitkan dengan aspek
nilai yang ada
 Reflecting on other case
Mempertimbangkan dengan kasus yang pernah terjadi sebelumnya
d. Testing consistensy : pertimbangan dengan membandingkan berdasarkan hukum yang
berlaku dan kemampuan kerja
e. Conclusion/ Final decision : keputusan akhir dari masalah

Bioetika

Bioetika study interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan


dibidang biologi dan ilmu kedokteran baik micro maupun macro, masa kini dan datang
(Bertens 2001)

Kaidah dasar bioetika

a. Beneficence
12
Prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah menjadi atau dalam keadaan
yang umum
b. Non – maleficence
Prinsip prima-facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan)
gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam rangka penyelamatan
nyawanya
c. Autonomy
Prinsip prima facie disini muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok
pasien yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.

d. Justice
Prinsip prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam keadaan) konteks
membahas hak orang lain selain diri pasien itu sendiri

Prinsip-prinsip Bioetika :

1. Human dignity and human rights


2. Benefit and harm
3. Autonomy and individual responsibility
4. Consent
5. Persons without the capacity to consent
6. Respect for human vulnerability and personal integrity
7. Privacy and confidentiality
8. Equality, justice, and equity
9. Non-discrimination and non-stigmatization
10. Respect for cultural diversity and pluralism
11. Solidarity and cooperation
12. Social responsibility and health
13. Sharing of benefits
14. Protecting future generations
15. Protection of environment, the biosphere and biodiversity

Kaitan masalah dalam skenario dengan aspek agama dan hukum

Agama:
Dalam agama islam tidak dibolehkan karena dalam hidup beragama tidak dibenarkan
menghilangkan nyawa seseorang. Sesuai dengan al-qur’an surat al-baqarah ayat 178.
Sedangkan dalam agama kristen maupun budha juga tidak diperbolehkan karena
bertentangan dengan ajaran agama mereka.

13
178. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan
dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara
yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang
sangat pedih[111].

Hukum:
Dalam hukum menghilangkan nyawa seseorang tidak dibolehkan seperti dalam Undang -
Undang Hukum Pidana 344 KUHP
Isinya: barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas permintaan orang itu
sendiri yang disebutnya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh dihukum penjara
selama-lamanya 12 tahun

Hak dokter

 memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai standar profesi dan opersional


 melakukan praktek sesuai dengan standar profesi dan operasional
 menerima imbalan jasa
 menerima informasi jujur dari pasien dan atau keluarga pasien

Kewajiban dokter

 memberi pelayanan medis


 merujuk pasien
 merhasiakan tentang pasien (privancy)
 melakukan pertolongan darurat
14
 menambah pengetahuan
 yang terkandung dalam sumpak dokter indonesia

Hak pasien

 mendapat pelayanan kesehatan


 untuk hidup
 mendapat penjelasan diagnosis
 menolak prosedur diagnosis
 mendapat rujukan
 kerahasiaan
 penjelasan perincian biaya

Kewajiban pasien

 memberi informasi yang lengkap


 mematuhi nasehat dan ketentuanyang berlaku
 memberi jasa

Informed Consent

Informed consent izin/pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara bebas, sadar, dan
rasional, setelah ia mendapat inform yang dipahami dari dokter tentang penyakitnya

Tujuan informed consent

a. Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien) secara hukum dari segala tindakan
medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun tindakan pelaksana jasa tindakan
medis yang sewenang-wenang, tindakan malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi
pasien dan standar profesi medis, serta penyalahgunaan alat canggih yang memerlukan
biaya tinggi atau “over utilization” yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alasan
medisnya.

b. Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis dari tuntutan-


tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan medis yang tidak terduga
dan bersifat negatif. Selama hal itu terjadi dalam batas-batas tertentu, maka tidak dapat
dipersalahkan, kecuali jika melakukan kesalahan besar karena kelalaian atau
ketidaktahuan.

Fungsi informed consent


15
 penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia
 promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri
 untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien
 menghindari penipuan dan miss leading oleh dokter
 mendorong untukmengambil keputusan rasional
 mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan

Jenis informed consent

a. informed consent adalah Consent yang diberikan pada pasien yang ditandatangani
langsung oleh pasien yang berangkutan (tanpa keluarga/wali).
b. Proksi consent adalah Consent yang diberikan oleh orang yang bukan si pasien itu
sendiri dengan syarat bahwa pasien tidak mampu memberikan consent secara pribadi
(suami, istri, anak, ortu, saudara kandung, dll)

Bentuk informed consent

a. Tersirat ( Implied Consent) adalah persetujuan yang diberikan pasien secara terirat,
tanpa pernyataan tegas
Contoh : melakukan jahitan, penagmbilan darah untuk pemeriksaan laboratorium,
penyuntikan
Presumed consent adalah jika pasien dalam keadaan gawat darurat, dan dokter harus
lakukan tindakan segera sedangkan pasien dalam keadaan tidak bisa memberikan
persetujuan, dan keluargapun tidak ada di tempat, maka dokter segera melakukan
tindakan berdasarkan Permenkes 585 tahun 1989, pasal 11. Dengan arti bila pasien
dalam keadaan yang sadar akan menyetujui tindakan medik yang dilakukan
b. Dinyatakan (Ekpress Consent) adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau
tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang
biasa

Yang berhak menandatangani informed consent

pasal 8
 pasien dewasa 21 tahun atau sudah menikah dalam keadaan sehat
 keluarga pasien bila umur pasien 21, pasien dengan gangguan jiwa, tidak sadar, pingsan
pasal 9
 pasien < 21 tahun/ sudah menikah dibawah pengampuan dan gangguan mental,
persetujuan diberikan pada wali
pasal 10
16
 pasien < atau belum menikah dan tidak punya wali/ wali berhalangan, persetujuan
diberikan pada keluarga atau induk semang/ yang bertanggung jawab pada pasien
pasal 11
 dalam keadaan pasien tidak sadar dan tidak ada wali/ keluarga terdekat dan dalam
keadaan darurat yang perlu tindakan medik segera tidak dibutuhkan informed consent
dari siapapun

Syarat syah informed consent

 diberikan secara bebas


 diberikan pada orang yang sanggup memberikan perjanjian
 telah dijelaskannya bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien memahami
tindakan itu perlu dilakukan
 mengenai sesuatu yang khas
 tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

Tata cara informed consent

Permenkes RI NO 585/MenKesh/Per/IX/1989
1. Penjelasan langsung dari dokter yang melakukan tindakan medis dan dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh pasien
2. Tidak ada unsur dipengaruhi/ mengarahkan pasien pada tindakan tertentu, semua
putusan diserahkan pasien dan dokter hanya menyarankan dan menjelaskannya
3. Menyakan ulang kembali apakah sudah mengerti
4. Lembar informed consent diisi oleh pasien/keluarga/ wali

Jenis tindakan yang memerlukan Informed Consent

1. Tindakan-tindakan yang bersifat invasif dan operatif atau memerlukan pembiusan, baik
untuk menegakkan diagnosis maupun tindakan yang bersifat terapeutik.

2. Tindakan pengobatan khusus, misalnya radioterapi untuk kanker.

3. Tindakan khusus yang berkaitan dengan penelitian bidang kedokteran ataupun uji klinik
(berkaitan dengan bioetika)

Hal yang membatalkan informed consent

 keadaan darurat medis


17
 ancaman terhadap kesehatan masyarakat
 pelepasan hak pemberian consen pada pasien
 clinical privilage
 pasien tanpa pendamping yang tidak kompeten memberikan consent

Aspek hukum yang mendasari informed consent adalah :

 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 85/Menkes/Per/1X/1998 tentang persetujuan


tindakan medik. Pasal 1 (angka a) ialah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut.
 UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 45, persetujuan diberikan setelah diberikan penjelasan
kepada pasien.
 IDI fatwa No 319- 1988
 Dari sudut hukum pidana informed consent harus dipengaruhi dengan adanya pasal 351
KUHP tentang penganiyaan

Informasi dalam informed consent

a. Garis besar, seluk beluk penyakit yang diderita prosedur perawatan/ pengobatan yang
akan diberikan atau diteruskan
b. Resiko yang akan dihadapi, misalnya komplikasi yang diduga akan timbul
c. Prospek atau prognosis keberhasilan ataupun kegagalan.
d. Alternative metode perwatan atau pengobatan
e. Hal-hal yang dapat terjadi bila pasien menolak untuk member ikan persetujuan
f. Prosedur perawatan atau pengobatan yang akan dilakukana merupakan suatu
percobaan atau menyimpang dari kebiasaan, bila hal itu yang akan dilakukan.

18
Referensi

1. Achadiat CM.2007. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran Dalam Tantangan Zaman.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Guwandi J.2006. Dugaan Malpraktek Medik dan Draft RPP: “ Perjanjian Terapetik
antara Dokter dan Pasien”. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
3. Guwandi J. 2008, Informed Consent. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
4. Hanafiah MJ, Amir Amri. 2007. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
5. Guwandi J. 2004.Hukum Medik (medical Law). Jakarta: Balai Penerbit FKUI
6. Sampurna Budi,dkk. 2005. Bioetik dan Hukum Kedokteran. Jakarta: Pustaka Dwipar
7. Undang-Undang Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2006

19
20

Anda mungkin juga menyukai