Anda di halaman 1dari 12

9 Urutan

Bacaan Dzikir
Setelah Shalat
Fardhu Sesuai
Sunnah Nabi
BY SUPRIADI · MARCH 7, 2017

Membaca dzikir setelah shalat


fardhu sangat dianjurkan oleh
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam
sekalipun anda sedang
terburu-buru setelah selesai
salam. Seseorang yang selalu
merutinkan bacaan dzikir
setelah shalat fardhu akan
menguatkan hati dalam
beribadah. Hati akan merasakan
ketenangan sebab anda sedang
dekat dengan Allah. Dzikir
setelah shalat fardhu adalah
salah satu diantara banyaknya
dzikir harian lainnya yang mesti
kita amalkan secara rutin.

Di Indonesia, berdizikir dan


berdo’a setelah shalat fardhu
sudah menjadi kebiasaan yang
sulit ditinggalkan. Meskipun
terkadang masih sering kita
jumpai sejumlah dzikir yang
masih perlu kita perbaiki tata
cara pembacaannya. Di sini saya
tidak menjelaskan apa dan
bagaimana dzikir-dzikir
tersebut, melainkan saya hanya
memberikan referensi beberapa
dzikir setelah shalat fardhu yang
memang diajarkan dan
dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam
kepada para shahabat
radiallahu’anhum. Sehingga
tidak ada alasan lagi bagi kita
untuk tidak mengamalkannya.

Dalil perintah
berdzikir setelah
shalat fardhu
Allah Ta’ala memerintahkan kita
senantiasa untuk berdzikir
(bukan berdo’a, pen) setelah
selesai menunaikan shalat. Hal
ini berdasarkan firman Allah
Ta’ala;

‫ﺻ َﻼﺓ َ ﻓَﺎ ْﺫ ُﻛ ُﺭﻭﺍ‬ َ َ‫ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗ‬


‫ﺿ ْﻳﺗ ُ ُﻡ ﺍﻟ ﱠ‬
َ‫ﺍﻟﻠﱠﻪ‬
“Maka apabila kamu telah
menyelesaikan shalat(mu),
berdzikirlah pada Allah.” (QS.
An Nisa’ [4] : 103).

Dapat pula diperhatikan dalam


surat Al Jumu’ah;

‫ﺻ َﻼﺓ ُ ﻓَﺎ ْﻧﺗ َ ِﺷ ُﺭﻭﺍ‬


‫ﺕ ﺍﻟ ﱠ‬
ِ َ‫ﺿﻳ‬ ِ ُ‫ﻓَﺈِ َﺫﺍ ﻗ‬
‫ﺽ َﻭﺍ ْﺑﺗَﻐُﻭﺍ ِﻣ ْﻥ‬ ِ ‫ﻓِﻲ ْﺍﻷ َ ْﺭ‬
ً ِ‫ﺿ ِﻝ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ َﻭﺍ ْﺫ ُﻛ ُﺭﻭﺍ ﺍﻟﻠﱠﻪَ َﻛﺛ‬
‫ﻳﺭﺍ‬ ْ َ‫ﻓ‬
“Apabila telah ditunaikan shalat,
maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan berdzikirlah pada
Allah sebanyak-banyaknya.”
(QS. Al Jumu’ah : 10).

Lalu, kapankah
waktu berdo’a
yang benar?
Waktu yang mustajab untuk
memanjatkan do’a adalah di
dalam shalatnya, yaitu ketika
sujud dan setelah tahyat akhir.

Adapun riwayat yang


menyebukan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a setelah
shalat wajib dan bukan shalat
sunnah, namun setahu kami ini
cuma dilakukan sekali saja. Ini
dilakukan karena ada sebab
(yaitu untuk menakut-nakuti
orang kafir Quraisy), lihat:
Liqo’at Al Bab Al Maftuh, kaset
no. 32.

Tetapi berdo’a setelah shalat


hanya dibolehkan jika seseorang
shalat sunnah istikharah. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda;

”Jika kalian bertekad melakukan


suatu perkara, maka
kerjakanlah shalat dua raka’at
lalu berdo’alah…” (HR. Bukhari
no. 7390)

Maka dalam shalat istikharah,


do’anya terletak sesudah
mengerjakan shalat dua raka’at.

Adapun shalat selain shalat


istikharah, maka tidak termasuk
petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam untuk berdo’a setelah
shalat, baik dengan mengangkat
tangan ataupun tidak, baik
shalat fardhu maupun shalat
sunnah. Karena Allah Ta’ala
memerintahkan kita untuk
berdzikir (bukan berdo’a, pen)
setelah selesai menunaikan
shalat. Hal ini sebagaimana
firman Allah Ta’ala yang telah
disebutkan di atas.

Bacaan dzikir
setelah shalat
fardhu sesuai
sunnah

Sahabat muslim, dalam


beribadah sebaiknya kita selalu
berusaha semampunya beramal
sebagaimana yang Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam
praktekkan kepada para
shahabatnya. Sebab dalam
beramal tidaklah cukup dengan
modal niat semata, tetapi harus
dibarengi dengan hati yang
ikhlas dan ittiba’ dalam
pelaksanaannya. Ittiba adalaha
mencontoh Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam.
Inilah syarat supaya amal kita di
terima oleh Allah subhanallahu
wa ta’ala.

Berikut ini saya tuliskan bacaan


dzikir setelah shalat fardhu
sesuai sunnah Nabi
shallallahu’alaihi wa sallam yang
bersumber dari berbagai
literatur yang Insya Allah shahih
sebagaimana perawinya
tercantum pada masing-masing
dzikir.

Dzikir ke-1

,َ‫ ﺃَ ْﺳﺗ َ ْﻐ ِﻔ ُﺭ ﺍﻟﻠﻪ‬,َ‫ﺃَ ْﺳﺗ َ ْﻐ ِﻔ ُﺭ ﺍﻟﻠﻪ‬


َ‫ﺃَ ْﺳﺗ َ ْﻐ ِﻔ ُﺭ ﺍﻟﻠﻪ‬
‫ َﻭ ِﻣ ْﻧ َﻙ‬،‫ﺳﻼَ ُﻡ‬ ‫ﺕ ﺍﻟ ﱠ‬ َ ‫ﺍَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻡ ﺃَ ْﻧ‬
‫ﺕ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ْﺍﻟ َﺟﻼَ ِﻝ‬ َ ‫ﺎﺭ ْﻛ‬َ ‫ ﺗ َ َﺑ‬،‫ﺳﻼَ ُﻡ‬ ‫ﺍﻟ ﱠ‬
‫َﻭﺍْ ِﻹ ْﻛ َﺭ ِﺍﻡ‬
“Aku minta ampun kepada
Allah,” (3x). Lantas membaca:
“Ya Allah, Engkau pemberi
keselamatan, dan dariMu
keselamatan, Maha Suci
Engkau, wahai Tuhan Yang
Pemilik Keagungan dan
Kemuliaan.” [HR. Muslim no.591
]

Dzikir ke-2
َ‫ﻻَ ِﺇﻟَـﻪَ ِﺇﻻﱠ ﺍﻟﻠﻪُ َﻭ ْﺣ َﺩﻩُ ﻻ‬
ُ‫ ﻟَﻪُ ْﺍﻟ ُﻣ ْﻠ ُﻙ َﻭﻟَﻪ‬،ُ‫ﺷ َِﺭﻳ َْﻙ ﻟَﻪ‬
‫ْﺍﻟ َﺣ ْﻣ ُﺩ َﻭ ُﻫ َﻭ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻝ َﺷ ْﻲ ٍء‬
‫ ﺍَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻡ ﻻَ َﻣﺎﻧِ َﻊ ِﻟ َﻣﺎ‬،‫ﻗَ ِﺩﻳ ُْﺭ‬
‫ﻲ ِﻟ َﻣﺎ‬ َ ‫ َﻭﻻَ ُﻣ ْﻌ ِﻁ‬،‫ْﺕ‬ َ ‫ﺃ َ ْﻋ‬
َ ‫ﻁﻳ‬
‫ َﻭﻻَ ﻳَ ْﻧﻔَ ُﻊ َﺫﺍ ْﺍﻟ َﺟ ِ ّﺩ ِﻣ ْﻧ َﻙ‬،‫ﺕ‬ َ ‫َﻣﻧَ ْﻌ‬
‫ْﺍﻟ َﺟ ﱡﺩ‬
“Tiada Rabb yang berhak
disembah selain Allah Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu
bagiNya. BagiNya puji dan
bagi-Nya kerajaan. Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah, tidak ada yang mencegah
apa yang Engkau berikan dan
tidak ada yang memberi apa
yang Engkau cegah. Tidak
berguna kekayaan dan
kemuliaan itu bagi pemiliknya
(selain iman dan amal shalihnya
yang menyelamatkan dari
siksaan). Hanya dari-Mu
kekayaan dan kemuliaan.” [HR.
Bukhari no. 844 dan Muslim no.
593]

Dzikir ke-3

َ‫ﻻَ ِﺇﻟَـﻪَ ِﺇﻻﱠ ﺍﻟﻠﻪُ َﻭ ْﺣ َﺩﻩُ ﻻ‬


ُ‫ ﻟَﻪُ ْﺍﻟ ُﻣ ْﻠ ُﻙ َﻭﻟَﻪ‬،ُ‫ﺷ َِﺭﻳ َْﻙ ﻟَﻪ‬
ٍ‫ْﺍﻟ َﺣ ْﻣ ُﺩ َﻭ ُﻫ َﻭ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻝ َﺷ ْﻲء‬
‫ ﻻَ َﺣ ْﻭ َﻝ َﻭﻻَ ﻗُ ﱠﻭﺓ َ ِﺇﻻﱠ‬.‫ﻗَ ِﺩﻳ ُْﺭ‬
َ‫ َﻭﻻ‬،ُ‫ ﻻَ ِﺇﻟَـﻪَ ِﺇﻻﱠ ﺍﻟﻠﻪ‬،‫ِﺑﺎﻟﻠ ِﻪ‬
ُ‫ ﻟَﻪُ ﺍﻟﻧِّ ْﻌ َﻣﺔُ َﻭﻟَﻪ‬،ُ‫ﻧَ ْﻌﺑُ ُﺩ ِﺇﻻﱠ ِﺇﻳﱠﺎﻩ‬
َ‫ ﻻ‬،‫ﺳ ُﻥ‬ َ ‫ﺿ ُﻝ َﻭﻟَﻪُ ﺍﻟﺛﱠﻧَﺎ ُء ْﺍﻟ َﺣ‬ ْ َ‫ْﺍﻟﻔ‬
ُ‫ﺻﻳ َْﻥ ﻟَﻪ‬ ِ ‫ِﺇﻟَـﻪَ ِﺇﻻﱠ ﺍﻟﻠﻪُ ُﻣ ْﺧ ِﻠ‬
‫ﺍﻟ ِ ّﺩﻳ َْﻥ َﻭﻟَ ْﻭ َﻛ ِﺭﻩَ ْﺍﻟ َﻛﺎﻓِ ُﺭ ْﻭ َﻥ‬
“Tiada Rabb (yang berhak
disembah) kecuali Allah, Yang
Maha Esa, tidak ada sekutu
bagiNya. BagiNya kerajaan dan
pujaan. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu. Tidak ada daya
dan kekuatan kecuali (dengan
pertolongan) Allah. Tiada Rabb
(yang hak disembah) kecuali
Allah. Kami tidak menyembah
kecuali kepadaNya. Bagi-Nya
nikmat, anugerah dan pujaan
yang baik. Tiada Rabb (yang
hak disembah) kecuali Allah,
dengan memurnikan ibadah
kepadaNya, sekalipun
orang-orang kafir sama benci.”
[HR. Muslim no.594]

Dzikir ke-4

Dibaca 10 x setiap sesudah


shalat Maghrib dan Subuh

َ‫ﻻَ ِﺇ َﻟـﻪَ ِﺇﻻﱠ ﺍﻟﻠﻪُ َﻭ ْﺣ َﺩﻩُ ﻻ‬


ُ‫ ﻟَﻪُ ْﺍﻟ ُﻣ ْﻠ ُﻙ َﻭﻟَﻪ‬،ُ‫ﺷ َِﺭﻳ َْﻙ ﻟَﻪ‬
‫ْﺕ َﻭﻫُ َﻭ‬ ُ ‫ْﺍﻟ َﺣ ْﻣ ُﺩ ﻳُ ْﺣﻳِ ْﻲ َﻭﻳُ ِﻣﻳ‬
‫َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻝ َﺷ ْﻲ ٍء ﻗَ ِﺩﻳ ُْﺭ‬
“Tiada Rabb yang berhak
disembah kecuali Allah Yang
Maha Esa, tiada sekutu bagiNya,
bagiNya kerajaan, bagi-Nya
segala puja. Dia-lah yang
menghidupkan (orang yang
sudah mati atau memberi roh
janin yang akan dilahirkan) dan
yang mematikan. Dia-lah Yang
Mahakuasa atas segala
sesuatu.” [HR. Muslim no. 597].

Dzikir ke-5

‫ﺍﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻡ ﺃ َ ِﻋ ِﻧّ ْﻲ َﻋﻠَﻰ ِﺫ ْﻛ ِﺭ َﻙ‬


‫ﺷ ْﻛ ِﺭ َﻙ َﻭ ُﺣ ْﺳ ِﻥ ِﻋﺑَﺎ َﺩﺗِ َﻙ‬ ُ ‫َﻭ‬
“Ya Allah, tolonglah aku untuk
berdzikir kepada Mu, bersyukur
kepada Mu, serta beribadah
dengan baik kepada Mu” [HR.
Abu Dawud no.1522]

Dzikir ke-6

‫ﺎﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ‬


َ ‫ﺳ ْﺑ َﺣ‬
ُ
(33 ×)

‫ﺍ َ ْﻟ َﺣ ْﻣ ُﺩ ِﻟﻠﱠﻪ‬
(33 ×)

‫ﺍَﻟﻠﻪُ ﺃ َ ْﻛ َﺑ ُﺭ‬
(33 ×)

َ‫ﻻَ ِﺇﻟَـﻪَ ِﺇﻻﱠ ﺍﻟﻠﻪُ َﻭ ْﺣ َﺩﻩُ ﻻ‬


ُ‫ ﻟَﻪُ ْﺍﻟ ُﻣ ْﻠ ُﻙ َﻭﻟَﻪ‬،ُ‫ﺷ َِﺭﻳ َْﻙ ﻟَﻪ‬
ٍ‫ْﺍﻟ َﺣ ْﻣ ُﺩ َﻭ ُﻫ َﻭ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻝ َﺷ ْﻲء‬
‫ﻗَ ِﺩﻳ ُْﺭ‬
“Maha Suci Allah, segala puji
bagi Allah, dan Allah Maha Besar
(33 x). Tidak ada Rabb (yang
berhak disembah) kecuali Allah
Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagiNya. BagiNya
kerajaan. BagiNya pujaan.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas
segala sesuatu.” [HR. Muslim
no.597, Ahmad II/371,483,
Ibnu Khuzaimah no.750 dan
al-Baihaqi II/187)]

Dzikir ke-7

Membaca ayat Kursi setiap


selesai shalat (fardhu) [ HR.
An-Nasai dalam Al Kubro 9: 44.
Hadits ini dinyatakan shahih
oleh Ibnu Hibban, sebagaimana
disebut oleh Ibnu Hajar dalam
Bulughul Maram].

Dzikir ke-8
Membaca surat Al-Ikhlas,
Al-Falaq dan An-Naas setiap
selesai shalat (fardhu) [HR. Abu
Daud no. 1523 dan An-Nasai no.
1337. Al Hafizh Abu Thohir
mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan].

Dzikir ke-9

Dibaca khusus setelah shalat


shubuh

،‫ﺍَﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻡ ِﺇ ِﻧّ ْﻲ ﺃ َ ْﺳﺄَﻟُ َﻙ ِﻋ ْﻠ ًﻣﺎ ﻧَﺎ ِﻓ ًﻌﺎ‬


ً‫ﻋ َﻣﻼً ُﻣﺗَﻘَﺑﱠﻼ‬ َ ‫ َﻭ‬،‫ﻁ ِﻳّﺑًﺎ‬َ ‫َﻭ ِﺭ ْﺯﻗًﺎ‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku
mohon kepadaMu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang halal
dan amal yang diterima.” [HR.
Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad
6: 305, 322. Al Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa
hadits ini shahih]
Demikianlah dzikir setelah
shalat fardhu yang dicontohkan
Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam.

Meskipun anda belajar dari


internet namun bersumber dari
hadits shahih dan dalam
penulisannya dengan menjaga
amanat ilmiah (disertakan
rujukannya) Insya Allah anda
mendapat berkah dan tidak
akan tersesat. Sebab anda juga
bisa melakukan pengecekan
langsung melalui rujukan dan
nomor hadits yang disebutkan
untuk pembuktiannya.

Semoga dzikir yang sederhana


ini dapat rutin kita amalkan
setelah shalat. Sehingga Allah
berkahi aktivitas harian kita.

Anda mungkin juga menyukai