Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No.

2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing Natal

Evaluation of Soil Chemistry Characteristic on Coffee Land in Mandailing Natal Regency

Wilson , Supriadi*, Hardy Guchi


Program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,USU, Medan, 20155
*Corresponding author : Spdfpusu@gmail.com

ABSTRACT

This research purposed to evaluate soil chemistry characteristic on coffee land in Mandailing Natal
Regency and to know the relationship of soil chemistry characteristic to production which held on
coffee land in Mandailing Natal Regency, Research and Technology Laboratory Agriculture Faculty
North Sumatra University and Soil Biology Laboratory Agriculture Faculty North Sumatra University.
Data is obtained by survey system and data sample is gotten expressly (Purposive Random Sampling)
with six parametres i.e. pH, Organic Carbon, Total Nitrogen, Available Phosphate, Cation Exchange
Capacity, and Base Saturation. Data is tested by using assumption classic test i.e. outlier test,
normality, linearity, correlation analyze and quadratic regression. The research result show that soil
chemistry characteristic is not obviously relationship to production.
Keyword : soil chemistry characteristic, coffee production, regression

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat kimia tanah pada lahan kopi di Kabupaten
Mandailing Natal dan untuk mengetahui hubungan sifat kimia tanah terhadap produksi yang
dilaksanakan pada Lahan kopi di Kabupaten Mandailing Natal , Laboratorium Riset dan Teknologi FP
USU, dan Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian USU. Data diperoleh dengan sistem survei
dan sampel data diambil secara sengaja (Purposive Random Sampling) dengan 6 parameter yaitu pH,
karbon organik, nitrogen total, fosfor tersedia, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa. Data diuji
dengan menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji outlier, normalitas, linieritas, analisis korelasi dan
regresi kuadratik. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat kimia tanah berhubungan tidak nyata
dengan produksi.
Kata kunci : sifat kimia tanah, produksi kopi, regresi

PENDAHULUAN menjadi sangat penting untuk diperhatikan


dalam menentukan kemampuan tanah.
Penggunaan lahan menjadi sangat Untuk mengevaluasi sifat dan
penting seiring semakin meningkatnya karakteristik tanah terutama sifat kimia tanah
kebutuhan yang berbanding lurus dengan pada suatu lahan, dibutuhkan kegiatan evaluasi
pertambahan jumlah penduduk serta kemajuan atau survei pada lahan tersebut. Menurut
teknologi. Sementara kemampuan lahan pada Hardjowigeno (1995) menyatakan bahwa
suatu wilayah memiliki sifat dan karakteristik tujuan survei tanah adalah untuk
yang berbeda sehingga kemampuan tanah untuk mengklasifikasikan, menganalisis dan
meningkatkan produktivitas tanaman juga memetakan tanah dengan mengelompokkan
berbeda-beda. Evaluasi kimia pada tanah tanah-tanah yang sama dan hampir sama
642
Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertenu untuk melakukan penelitian ini di Kabupaten
dengan mengamati sifat dan karakteristik tanah. Mandailing Natal.
Sifat kimia tanah merupakan salah satu
indikator untuk menentukan tingkat BAHAN DAN METODE
kemampuan lahan. Sifat kimia tanah
menunjukkan aktivitas ion yang tidak dapat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
dilihat secara langsung namun dapat diuji Kopi Kabupaten Mandailing Natal,
dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Sifat Laboratorium Riset dan Teknologi FP USU dan
kimia tanah juga dapat digunakan sebagai Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian
rekomendasi dalam pemupukan untuk unsur Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei
hara tanaman. sampai dengan Desember 2014. Metode yang
Tanaman kopi merupakan salah satu digunakan dalam penelitian ini adalah metode
komoditi yang diekspor di dunia dan juga survei, pengumpulan sampel tanah dilakukan
menjadi salah satu sumber devisa negara. dengan menggunakan metode
Tanaman kopi juga memiliki prospek pasar Purposive Random Sampling digunakan untuk
dengan nilai jual yang cukup tinggi yang memperoleh data lapangan dan
diiringi dengan kebutuhan sehingga menginterpretasikan hasil survei lapangan
membutuhkan teknologi untuk meningkatkan dalam bentuk tabel analisis. Pengambilan
produksi dan kualitas kopi tersebut. sampel sebanyak 39 di lahan tanaman kopi di
Kabupaten Mandailing Natal Kabupaten Mandailing Natal.
merupakan salah satu daerah dengan areal Contoh tanah biasa diambil pada setiap
pertanian yang luas dan merupakan daerah titik sampel pengamatan yang akan digunakan
penghasil tanaman pertanian dan perkebunan untuk analisis pH (metode elektrometri), C-
yang banyak mengusahakan tanaman musiman organik (metode Walkey&Black), N-total
dan tahunan. Salah satu tanaman perkebunan (Kjeldahl), P-tersedia (metode Bray II),
yang produksinya cukup tinggi yaitu kopi. Kejenuhan Basa (metode ekstraksi 1 N
Menurut BPS (2012) menyatakan bahwa pada NH4OAc pH 7), dan KTK ( metode 1 N
kopi robusta dengan luasan areal produktif NH4OAc pH 7).
sebesar 866,60 ha dapat menghasilkan produksi Data sampel dianalisis statistik dengan
sebesar 654,83 ton sementara pada kopi arabika menggunakan rataan, maksimum, minimum,
dengan luasan areal produktif sebesar 1.177,94 standar deviasi dan koefisien variasi. Kemudian
ha dapat menghasilkan produksi sebesar data sampel dianalisis untuk mengetahui
1.422,27 ton. persentase kriterianya berdasarkan kriteria
Sifat kimia tanah mempengaruhi Balai Penelitian Tanah Bogor (2005). Untuk
produktivitas kopi. Apabila tanaman kopi melihat keragaman sifat kimia tanah dan
mengalami kekurangan salah satu unsur hara produksi kopi dilakukan uji asumsi data yang
yang dibutuhkannya dapat mengakibatkan berupa uji outlier, uji normalitas dan uji
terjadinya defisiensi unsur hara serta linieritas. Apabila uji tersebut telah memenuhi
penghambatan pertumbuhan dan produksi kopi syarat, maka dilakukan analisis lanjutan dengan
sehingga produktivitas tanaman kopi tidak menggunakan analisis korelasi untuk melihat
optimal. hubungan antara sifat kimia tanah dengan
Berdasarkan latar belakang diatas, produksi kopi dan hubungan antara sifat kimia
melihat pentingnya evaluasi sifat kimia pada tanah. Selanjutnya di uji dengan analisis regresi
pertanaman kopi membuat penulis tertarik kuadratik, dengan bentuk persamaan :
Y = b0 + b1X + b2X2
643
Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

Y = variabel terikat (produksi kopi) organik tertinggi yakni 4.34%, terendah 0.96%
b0 = intersep dari garis pada sumbu Y dan koefisien variasi sebesar 34.36%.
b1 = koefisien regresi kuadratik Pada hasil analisis statistik dilihat
b2 = koefisien regresi kuadratik bahwa kandungan N-total di Kabupaten
X = variable bebas (karakteristik sifat Mandailing Natal memiliki rataan yaitu 0.66%
kimia tanah) dengan N-total tertinggi yakni 1.16%
dan terendah 0.20%. Koefisien variasi untuk N-
HASIL DAN PEMBAHASAN total yaitu sebesar 40.61%.
Berdasarkan Tabel 1, rataan P-tersedia
Dari hasil pengamatan di lapangan di Kabupaten Mandailing Natal yaitu 13.37
diperoleh data kondisi umum sampel, sifat ppm dengan P-tersedia tertinggi yakni 52.70
kimia tanah dan produksi pada lahan kopi di ppm, terendah 2.14 ppm dan koefisien variasi
Kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat pada sebesar 81.25%.
Tabel 1 berikut. Dari Tabel 1, Kapasitas Tukar Kation di
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Kabupaten Mandailing Natal memiliki rataan
ketinggian tempat di Kabupaten Mandailing yaitu 29.57 me/100g tanah dengan KTK
Natal memiliki ketinggian maksimal yakni tertinggi yakni 49.75 me/100g tanah, terendah
1353 m dpl dan minimal 861 m dpl. Koefisien 16.13 me/100g tanah dan koefisien variasi
variasi untuk ketinggian tempat sebesar sebesar 25.96%.
14.29%. Pada Tabel 1, nilai rataan Kejenuhan
Suhu tertinggi di Kabupaten Mandailing Basa di Kabupaten Mandailing Natal yaitu
Natal memiliki yaitu 31oC, terendah 18oC. dan 34.14% dengan KB tertinggi yaitu 128.71%,
koefisien variasi sebesar 13.20%. terendah 6.08% dan koefisien variasi sebesar
Dari analisis statistik, pH di Kabupaten 80.06%.
Mandailing Natal memiliki rataan yaitu 4.91 Tabel 1 menunjukkan rataan Produksi di
dengan pH tertinggi yakni 6.15, terendah 4.01 Kabupaten Mandailing Natal sebesar 1753.20
dan koefisien variasi sebesar 11.75%. g/pokok dengan produksi tertinggi yakni
Rataan data C-organik di Kabupaten 6869.64 g/pokok, terendah 184.68 g/pokok dan
Mandailing Natal yaitu 2.29% dengan C- koefisien variasi sebesar 73.84%.

Tabel 1. Data Kondisi Umum, Sifat Kimia Tanah dan Produksi Kopi di Kabupaten Mandailing Natal
Data Ketinggian Ketinggian Standar Koefisien
Parameter Rataan
maksimal minimal Deviasi Variasi
Kondisi Ketinggian
- 1353 861 144.394 14.29
Umum Tempat (m)
Sampel Suhu (oC) - 31 18 3.157 13.20
Sifat pH 4.91 6.15 4.01 0.577 11.75
Kimia C-Organik(%) 2.29 4.34 0.96 0.787 34.36
Tanah N-Total(%) 0.66 1.16 0.20 0.268 40.61
P-Tersedia(ppm) 13.37 52.70 2.14 10.863 81.25
KTK(me/100g) 29.57 49.75 16.13 7.675 25.96
KB (%) 34.14 128.71 6.08 27.333 80.06
Produksi
1753.20 6869.64 184.68 1294.57 73.84
(g/pokok)

644
Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

nomor 24 merupakan data outlier. Setelah


Analisis Hubungan Sifat Kimia Tanah dilakukannya transformasi logaritma pada data
Terhadap Produksi Kopi pada di Kabupaten produksi dilihat data outlier pada nomor 24.
Mandailing Natal Uji Linieritas Data
Uji linearitas pH dengan Produksi Kopi
Uji Asumsi Data Klasik terlihat pengaruh pH terhadap produksi sangat
Berdasarkan hasil penelitian dengan kecil yaitu sebesar 0.057%, pengaruh C-
menggunakan statistika uji asumsi data klasik Organik terhadap produksi hanya sebesar 2.1%,
diperoleh hasil sebagai berikut. pengaruh N-Total terhadap produksi hanya
Uji Normalitas sebesar 0.1%, pengaruh P-tersedia terhadap
Data pH, C-Organik, N-Total dan KTK produksi hanya sebesar 1.5%, pengaruh KTK
dalam uji normalitas dianggap normal. terhadap produksi hanya sebesar 0.2%, dan
Sedangkan data P-Tersedia, KB, dan Produksi pengaruh KB terhadap produksi hanya sebesar
belum dikatakan normal. Untuk itu dilakukan 0.6%.
transformasi logaritma data.
Uji Outlier Analisis Korelasi Sifat Kimia Tanah dan
Uji outlier pada pH, C-Organik, N- Produksi Kopi
Total, P-Tersedia dan KB menunjukkan tidak Pada hasil penelitian diperoleh korelasi
ada data outlier, namun pada KTK terlihat ada sifat kimia tanah hubungannya terhadap
data yang outlier. Setelah dilakukan produksi kopi Beberapa Kecamatan di
transformasi akar pada data tersebut tidak Kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat pada
terlihat mengandung data outlier. Sedangkan uji Tabel 2 berikut.
outlier pada produksi kopi terlihat pada data

Tabel 2. Analisis Korelasi Sifat Kimia Tanah Terhadap Produksi


Korelasi Prd pH CO NT PT KTK KB
te te
Prd -0.024 -0.146 -0.033te 0.121te 0.039te -0.078te
pH -0.021te -0.174te 0.181te -0.024te 0.800**
CO -0.030te 0.354* 0.034te -0.083te
NT 0.458** 0.713** -0.377te
PT 0.402* -0.033te
KTK -0.347*
KB
Keterangan: Prd = Produksi; CO = C-Organik; NT = N-Total; PT = P-Tersedia; KTK = Kapasitas Tukar Kation; KB =
Kejenuhan Basa
te = tidak erat dan * = erat
Pada Tabel 2 diketahui bahwa sifat
kimia tanah tidak berhubungan erat dengan Analisis Regresi Kuadratik Sifat Kimia
produksi kopi tidak berkaitan erat, namun Tanah Terhadap Produksi Kopi
hubungan positif antara sifat kimia dengan Pada hasil penelitian analisis regresi
produksi yaitu P-tersedia dan KTK. kuadratik sifat kimia tanah hubungannya
Berdasarkan pada Tabel 2 diketahui terhadap produksi dapat dilihat pada Tabel 3
bahwa beberapa sifat kimia berhubungan erat berikut.
seperti pH dengan KB, C-organik dengan P- Dari Tabel 3, dapat dilihat bahwa secara
tersedia, N-total dengan P-tersedia dan KTK, P- parsial hubungan sifat kimia tanah terhadap
tersedia dengan KTK, dan KTK dengan KB. produksi tidak nyata. Dilihat pada KTK dengan
645
Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

nilai R square tertinggi yaitu sebesar 0.08, yang Pada Tabel 2, korelasi N-Total berkaitan
berarti bahwa kemampuan variabel bebas untuk erat terhadap P-Tersedia dan KTK tanah. Hal
menjelaskan besarnya variasi dalam variabel ini disebabkan karena semakin tinggi nilai KTK
terikat adalah sebesar 8%. Hal ini terjadi karena maka koloid tanah akan semakin aktif. Koloid
setiap daerah sampel memiliki kemampuan aktif dapat menjerap NH4+, dan dengan
koloid tanah yang berbeda-beda atau kation- semakin banyak NH4+ yang terjerap maka
kation yang dijerap dan dipertukarkan belum akan menghasilkan ammonium yang banyak
tentu dibutuhkan oleh tanaman. sehingga terjadi nitrifikasi dalam tanah. Dengan
Model hubungan secara parsial antara demikian, banyak H+ yang dilepaskan dalam
sifat kimia terhadap produksi kopi tidak ada proses nitrifikasi tersebut yang dapat
yang signifikan. Hal ini disebabkan karena nilai mengakibatkan pH menurun sehingga kelarutan
signifikan lebih besar dari alpa (0.05), Fe, Mn dan Al meningkat dan menyebabkan P
sedangkan pada KTK memiliki tingkat terfiksasi dan tersedia di dalam tanah. Menurut
kesalahan yang paling kecil yaitu sebesar 22%. Damanik et al. (2011) menyatakan bahwa
kepekatan ion H+ menentukan besarnya junlah
Tabel 3. Analisis Regresi Kuadratik Sifat Kimia muatan pertukaran kation yang bergantung
Tanah terhadap Produksi Kopi pada pH, dan juga muatan pertukaran anion,
Data R Square F Sig dan oleh sebab itu akan mempengaruhi kegiatan
pH 0.01 0.19 0.83 semua kation yang dapat dipertukarkan.
C- Kelarutan senyawa Fe, Al, dan Ca-fosfat
0.04 0.83 0.44
Organik bertambah dengan meningkatnya pH, akan
N-Total 0.05 0.09 0.92 tetapi sebaliknya kelarutan Ca-fosfat berkurang.
P- Korelasi C-Organik berkaitan erat
0.05 0.98 0.38
Tersedia terhadap P-tersedia. Hal ini disebabkan karena
KTK 0.08 1.55 0.22 semakin tinggi C-Organik pada bahan organik,
KB 0.01 0.15 0.86 maka akan terjadi dekomposisi yang
Ket : sig < 0.05 = nyata, sig > 0.05 = tidak nyata menghasilkan asam-asam organik yang
menghasilkan anion organik, kemudian akan
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel mengikat ion Al, Fe dan Ca sehingga
2 korelasi pH berikatan sangat erat terhadap membentuk senyawa kompleks yang
KB. Hal ini membuktikan bahwa kejenuhan mengakibatkan P menjadi tersedia di dalam
basa berhubungan linier terhadap pH tanah, larutan tanah. Hal ini didukung oleh literatur
yaitu apabila kejenuhan basa rendah maka Damanik et al. (2011) yang menyatakan bahwa
kation-kation basa akan berkurang dan anion-anion organik dapat mengikat logam-
digantikan oleh ion H+ sehingga dapat logam seperti Al, Fe, dan Ca dari dalam larutan
menyebabkan pH tanah akan menurun. tanah, kemudian membentuk senyawa komplek
Demikian juga sebaliknya. Hal ini didukung yang bersifat sukar larut.
oleh literatur Tan (1991) yang menyatakan Pada Tabel 2, korelasi KTK berkaitan
bahwa nilai KB berhubungan erat dengan pH erat terhadap P-tersedia. Hal ini terjadi karena
dan tingkat kesuburan tanah. Kemasaman akan apabila koloid lebih banyak menjerap ion Ca,
menurun dan kesuburan akan meningkat maka P akan berubah menjadi P sukar larut
dengan meningkatnya KB. Laju pelepasan diakibatkan berikatan dengan Ca. Demikian
kation terjerap bagi tanaman tergantung pada juga apabila koloid lebih aktif menjerap ion-ion
tingkat kejenuhan basa. Fe dan Al akan menyebabkan P sukar larut. Tan
(1998) menyatakan bahwa kation-kation yang
646
Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

berbeda dapat mempunyai kemampuan yang perbedaan umur tanaman yang beragam dan
berbeda untuk menukar kation yang dijerap. kemiringan lereng yang cukup tinggi.
Ion-ion divalent biasanya diikat lebih kuat Faktor-faktor yang dapat terjadi sehingga sifat
daripada ion-ion monovalent. kimia tanah tidak berpengaruh nyata terhadap
Dilihat pada Tabel 3, nilai R Square produksi kopi yaitu terjadinya kesalahan dalam
yang lebih besar terdapat pada nilai KTK pengambilan contoh tanah atau data, keadaan
sebesar 0.13, namun hasil analisis regresi tanah pada lahan sampel masih memiliki sifat
kuadratik pada nilai KTK hubungannya dan karakteristik tanah yang beragam, lahan
terhadap produksi tidak nyata. Dari Tabel 12 yang berlereng, keadaan lahan sampel masih
dapat dilihat bahwa nilai KTK tanah di lahan membutuhkan konservasi yang lebih lanjut dan
sampel dikategorikan sedang sampai dengan kurangnya sampel data yang dibutuhkan untuk
sangat tinggi. Hal ini dikarenakan ion yang analisis hubungan regresi.
terjerap dan dipertukarkan belum tentu adalah
ion yang dibutuhkan oleh tanaman. Dalam SIMPULAN
Mukhlis et al. (2011) menyatakan bahwa nilai
KTK suatu tanah tidak dapat dipakai untuk Sifat kimia tanah berhubungan tidak
mengukur kesuburan tanah. Oleh sebab itu erat dengan produksi kopi. Sedangkan,
digunakan kejenuhan basa sebagai parameter beberapa sifat kimia tanah seperti pH dengan
untuk menentukan tingkat kesuburan tanah. KB, C-Organik dengan P-tersedia, N-total
pH tanah tidak nyata terhadap produksi dengan P-tersedia dan KTK, dan KTK dengan
kopi. Hal ini terjadi karena nilai pH tanah pada KB memiliki hubungan yang erat. Namun, sifat
lahan sampel tidak memenuhi nilai pH optimal kimia tanah tidak menentukan produksi kopi.
untuk pertumbuhan dan produktivitas kopi. pH
yang rendah dapat menjadi faktor pembatas DAFTAR PUSTAKA
pertumbuhan kopi sehingga dapat
mempengaruhi produksi tanaman tersebut. Hal AAK. 1990. Budidaya Tanaman Kopi.
ini didukung oleh literatur AAK (1990) yang Kanisius. Yogyakarta.
menyatakan bahwa Tanaman kopi BPS. 2012. Mandailing Natal
menghendaki reaksi yang agak masam dengan dalam Angka. Diakses pada
pH 5,5-6,5. Tetapi hasil yang baik sering kali http://mandailingnatalkab.go.id pada
diperoleh pada tanah yang lebih masam, dengan tanggal 22 Maret 2014.
catatan keadaan fisiknya baik. Pada umumnya Damanik, M. M .B., B. E . Hasibuan, Fauzi,
tanah yang lebih masam kandungan mineralnya Sarifuddin, dan H. Hanum. 2011.
lebih rendah. Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
Pada Tabel 3 dapat dilihat hubungan C- USU PRESS. Medan.
Organik, N-Total, P-Tersedia, KTK dan Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Penerbit
Kejenuhan Basa tidak berpengaruh nyata Akademika Presindo. Jakarta.
terhadap produksi kopi. namun pada Mukhlis, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011.
kenyataannya unsur hara tanah tersebut Kimia Tanah Teori dan Aplikasi.
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas USU Press. Medan.
kopi. Hal ini disebabkan karena terdapat Tan, K. H. 1991. Dasar - Dasar Kimia
kesalahan dalam pengambilan data jumlah Tanah. UGM Press. Yogyakarta.
produksi atau pada lahan tersebut memiliki Terjemahan: D. H. Goenadi. 259 Hal.
keragaman pada karakteristik kimia tanah yang
cukup tinggi dan faktor-faktor lainnya seperti
647
Jurnal Online Agroekoteaknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.3, No.2 : 642- 648, Maret 2015

Tan, K .H. 1998. Dasar - Dasar Kimia


Tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

648

Anda mungkin juga menyukai