Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI MODERN
“Venomous Cabbage”
(Kol Beracun)

Kelompok VI
Nurwahyuni / 141444
Nur Amaliyah Utami / 1414440009

JURUSAN BIOLOGI
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirhhim Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Bioteknologi Modern” yang bertema Venomous Cabbage. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu dan seluruh teman-teman yang sudah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah bioteknologi dasar.
Penulis menyadari penyusunan makalah belum sempuna. Oleh sebab itu, penulis memohon
kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca pada
umumnya dan penulis sendiri secara khusus.
Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga isi dari makalah kami ini dapat
bermanfaat bagi seluruh orang yang membacanya. Apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf. Saran dan kritik dari dosen pengampuh
maupun dari teman-teman sekalian akan membantu kami untuk memperbaiki makalah kami
ini.

Makassar, 18 Mei 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat. Dibuktikan dengan
penemuan-penemuan baru yang telah ditemukan oleh beberapa ilmuan di berbagai
bidang yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah manusia dalam segala aspek
kehidupan. Salah satunya adalah dalam bidang pangan. Berbeda dengan zaman dahulu,
beraneka makanan kini dapat kita temukan dan dapatkan dimuka bumi ini dengan
mudah. Dengan bantuan teknologi, para petani berhasil menemukan beragam produk
tanaman yang kualitasnya lebih unggul. Hal seperti ini sering disebut dengan tanaman
transgenic. Tanaman ini adalah hasil dari penggabungan gen unggul yang untuk
menghasikan bibit yang memiliki sifat kedua gen tersbut. Banyak tanaman yang berhasil
dalam rekayasa genetika tersebut, salah satunya adalah kol beracun.
Kol beracun adalah usaha para ilmuan untuk memasukan racun kalajengking
kedalam kol, sehingga kol tersebut tahan dari serangan hama dan penyakit lainnya.
Namun demikian, kandungan racun kalajengking telah dimodifikasi agar tidak berbahaya
bagi manusia. Hasil dari penemuan ini, kol yang dihasilkan pun memiliki karakteristik
yang hijau dan segar serta berlimpah. Keberadaan kol beracun membantu pemerintah
dalam menyediakan sumber pangan bagi warga yang pertumbuhannya yakin kian hari
meningkat. Kol tersebut juga dapat membunuh ulat yang hendak mengganggu
pertumbuhan kol tersebut, tetapi tidak akan membahayakan bagi manusia yang
mengkonsumsinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Gen yang disisipkan kedalam Kol Beracun (Venomous Cabbage)
2. Bagaimana proses rekayasa genetika Kol Beracun (Venomous Cabbage)
3. Kelebihan dan kekurangan Kol Beracun (Venomous Cabbage
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Gen yang disisipkan kedalam Kol Beracun (Venomous Cabbage)
2. Untuk mengetahui Bagaimana proses rekayasa genetika Kol Beracun (Venomous
Cabbage)
3. Untuk mengetahui Kelebihan dan kekurangan Kol Beracun (Venomous Cabbage)
BAB II
PEMBAHASAN

1. Gen kalajengking yang disisipkan


Racun kalajengking adalah salah satu alat yang penting untuk kalajengking.
Komponen efektif dari racun kajalengking adalah kelompok protein yang terdiri dari
30-80 asam amino yang memiliki neurotoxicity. rantai panjang Racun kalajengking
bisa dibagi lagi menjadi dua kelompok: racun depresan dan racun rangsang.
Kalajengking yang menginduksi serangga akan menyebabkan kelumpuhan progresif
dari serangga, dengan cara memblokir potensi aksi dan diwakili oleh BmK IT4, Aa
IT5, Ba IT2, Bot IT4, dan Bot IT5, Bj IT2, Lqh IT2, dan Lqq IT2. Akhirnya akan
menyebabkan kelumpuhan spastik langsung dari serangga oleh menginduksi
tembakan berulang pada saraf motorik , dan diwakili oleh AaIT, Bj IT1, Bjxtr IT,
Lqq IT1, Amm IT, Lqh IT1.
Toksin serangga AaIT (Androctonus australis Hector Insect Toxin) diproduksi
oleh scorpion Androctonus australis Hector yang sangat beracun dan merupakan
salah satunya racun pertama dimurnikan dari racun kalajengking. AaIT adalah racun
rantai panjang rangsang khusus untuk serangga dan terdiri dari 70 asam amino dengan
empat disulfida jembatan. Spesifisitas AaIT pada serangga terungkap baik pada
tingkat organisme dan tingkat jaringan. Di sini dilakukan sel in vitro uji toksisitas
untuk mengeksplorasi selektivitas AaIT untuk sel serangga berbudaya. Uji toksisitas
sel in vitro adalah biasa digunakan dalam penilaian toksisitas karena tidak hanya
sederhana, sensitif, ekonomis dan homogen, tetapi juga memiliki keuntungan etis
karena sifatnya adalah animalfree.
Dalam pekerjaan saat ini, kami mengevaluasi toksisitasnya dari bakteri yang
diekspresikan AaIT ke diamondback larva ngengat serta jalur sel cultur. Kami
memverifikasi bahwa toksin yang dinyatakan prokariot sudah jelas toksisitas spesifik
hanya pada sel serangga, tetapi tidak pada sel manusia.

2. Bagaimana proses rekayasa genetika Kol Beracun (Venomous Cabbage)


 Sintesis dari sekuens AaIT coding, pembangunan vektor kloning dan ekspresi
prokariotik vektor.
 Ekspresi skala besar dan pemurnian rekombinan rekombinan Protein AaIT
 Sekuensing peptida n-terminal dari rekombinan toksin AaIT
 Bioassays toksin AaIT yang diekspresikan prokariot:
- Toksin rekombinan AaIT dilarutkan dalam air suling dan kemudian
diencerkan secara berurutan untuk menghasilkan 0,02, 0,2, 2, 20, dan 40
solusi racun mM. Bioassay serangga dilakukan menggunakan lebih awal
ketiga larva intarella diamondback ngengat.
- Daun kubis segar pertama diobati dengan kapas penyerap untuk
menghilangkan lilin yang ada permukaan sebelum dipotong menjadi disk daun
(F 1,5cm) dan direndamn ke dalam larutan racun selama 10 detik. Disk daun
itu kemudian dikeringkan dan diumpankan ke larva ulat bunglon dalam
hidangan cultur (5 disk daun per 10 larva).
- Uji pada setiap titik konsentrasi diulang sebanyak 4 kali. Piring ditempatkan di
inkubator cahaya (25 1oC, 16L: 8D) selama 24 jam. Larva mati dihitung di
akhir periode percobaan 24 jam. Hubungi uji efek insektisida. Larva itu
direndam berbagai larutan racun selama 5 detik dan kemudian ditempatkan
kertas saring untuk menyerap kelembaban ekstra. Larva yang dirawat adalah
ditempatkan di piring cultur dan diberi makan daun kubis segar. Itu Uji pada
setiap titik konsentrasi dilakukan dengan 10 larva dan diulang sebanyak 3 kali.
Larva mati dihitung di bagian akhir periode percobaan 24 jam.
 Konstruksi kurva standar untuk nomor sel
 Uji sitotoksisitas toksin rekombinan AaIT hingga Sf9 sel serangga dan sel MCF-7
manusia.
3. Kelebihan dan kekurangan Kol Beracun (Venomous Cabbage)
Berdasarkan studi literatur, maka kelebihan Kol Beracun (Venomous Cabbage) yaitu
sebagai berikut:
1. Mengurangi penggunaan pestisida untuk membasmi hama khususnya serangga
yang menggangu tanaman kol
2. kol yang dihasilkan pun memiliki karakteristik yang hijau dan segar serta
berlimpah.
3. Keberadaan kol beracun membantu pemerintah dalam menyediakan sumber
pangan bagi warga yang pertumbuhannya yakin kian hari meningkat.
4. Kol tersebut juga dapat membunuh ulat yang hendak mengganggu pertumbuhan
kol tersebut, tetapi tidak akan membahayakan bagi manusia yang
mengkonsumsinya
Berikut Kekurangan Kol Beracun (Venomous Cabbage) yaitu sebagai berikut:
1. Pertama, keberadaan kol beracun dikhawatirkan menimbulkan alergi atau
penyakit baru bagi manusia.
2. Kedua, kol beracun mengganggu keseimbangan ekosistem. Saat kol beracun telah
dibubuhi racun kalejengking, setia pula ttaupunhma yang lainnya akan mati. Jika
hal ini berkelanjut anakan dalam skala besar akan adanya masalah dalam suatu
rangkai makanan. Parahnya, apabila hama tersebut berhasil dari racun kol
tersebut, tandanya hama tersebut mempunyai kekebalan yang terus meningkat.
3. Ketiga, kol beracun akan menghambat perekonomian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah maka dapat disimpulkan bahwa gen yang
disisipkan kedalam Kol Beracun (Venomous Cabbage) yaitu Toksin serangga AaIT
(Androctonus australis Hector Insect Toxin) diproduksi oleh scorpion Androctonus
australis Hector yang sangat beracun dan merupakan salah satunya racun pertama
dimurnikan dari racun kalajengking. AaIT adalah racun rantai panjang rangsang
khusus untuk serangga dan terdiri dari 70 asam amino dengan empat disulfida
jembatan.
Proses rekayasa genetika melalui beberapa tahapan yaitu sintesis dari sekuens
AaIT coding, pembangunan vektor kloning dan ekspresi prokariotik vektor, ekspresi
skala besar dan pemurnian rekombinan rekombinan Protein AaIT, sekuensing peptida
n-terminal dari rekombinan toksin AaIT, bioassays toksin AaIT yang diekspresikan
prokariot, konstruksi kurva standar untuk nomor sel dan uji sitotoksisitas toksin
rekombinan AaIT hingga Sf9 sel serangga dan sel MCF-7 manusia.
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada tanaman kol beracun ini
yaitu dari segi pangan sangat menguntungkan untuk membasmi hama serangga pada
kol akan tetapi juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ekosistem apabila
digunakan terus menerus.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA

Jian, Sheng Ji, Feng Liu, Er Qiu Li, Yu Xian Zhu. 2002. Recombinant scorpion
insectotoxin AaIT kills specifically insect cells but not human cells. Cell
Research; 12(2):143-150.

Anda mungkin juga menyukai