Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

REMOTE LABORATORIUM

Nama : Jessica Zivani Wahono

NPM : 1506673252

Fakultas : Teknik

Program Studi : Teknik Kimia

Nomor dan Nama Percobaan : KR02-Calori Work

Grup : 05A

Tanggal Percobaan : 21 April 2016

Minggu ke :5

Laboratorium Fisika Dasar


UPP IPD
Universitas Indonesia
Depok, 2016
Calori Work

I. Tujuan

Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

II. Alat dan Bahan

1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan

2. Kawat konduktor (memiliki massa 2gr)

3. Termometer

4. Voltmeter dan Amperemeter

5. Adjustable power supply

6. Camcorder

7. Laptop dengan koneksi internet (untuk melaksanakan praktikum R-Lab)

III. Teori Dasar

Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau


diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali
ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik
dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan
dengan persamaan :

W = V . I . Δt

Dengan:
W = energi listrik (Joule )
V = Tegangan listrik (Volt )
I = Arus listrik (Ampere )
Δt = lama aliran listrik (sekon )

Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan
temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan
persamaan :

Q = m c (Tf – To)
Dengan:
Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori )
m = massa zat ( gram )
c = kalor jenis zat ( kal/gr 0C)
Tf = suhu akhir zat (K)
To = suhu mula-mula (K)

Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus
listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati
oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat
dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang
diberikan.

IV. Teori Tambahan

Dalam fisika, kalor didefinisikan sebagai energi yang mengalir dari benda yang lebih
panas ke benda yang lebih dingin ketika kedua benda bersentuhan satusama lain sampai suhu
keduanya sama dan keseimbangan termal tercapai. Kalor juga didefinisikan sebagai energi
panas yang dimiliki oleh suatu zat. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda
sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda
(zat) bergantung pada 3 faktor : massa zat, jenis zat (kalorjenis), perubahan suhu. Sehingga
secara matematis dapat dirumuskan

Q= m.c. (T2-T1)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. kalor jenis ialah banyaknya kalor yang
diserap atau diperlukan oleh 1 gram zat untuk menaikkan suhu sebesar 1⁰C. Kalor jenis juga
diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk melepas atau menerima kalor. Masing-masing
benda mempunyai kalor jenis yang berbeda-beda. Satuan kalor jenis J/Kg⁰C.

Untuk menentukan kalor jenis suatu zat digunakan persamaan :

C = Q / m.ΔT
Dimana :
C = kalor jenis zat (J/Kg⁰C)
Q = banyaknya kalor yang dilepas atau diterima oleh suatu benda (Joule)
m = massa benda yang menerima atau melepas kalor (kg)
ΔT = perubahan suhu (⁰C)

Untuk menentukan kapasitas kalor suatu zat digunakan persamaan :

C = Q / ΔT
Dimana :
C = kapasitas kalor (J/K)
Q = banyaknya kalor (J)
ΔT = perubahan suhu (K)

Kapasitas kalor juga dapat ditentukan dengan persamaan lain, yaitu :

C = m. c
V. Langkah Kerja

Langkah yang dilakukan pada saat praktikum adalah sebagai berikut:

1. Mengaktifkan Webcam (mengklik icon video pada halaman web rLab).


2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan Power Supply dengan meng-klik radio button di sebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor
setiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik icon “ukur”.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat, menunggu hingga mendekati temperatur
awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3.

VI. Tugas dan Evaluasi

1. Berdasarkan data yang didapat, membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara
temperatur dan waktu untuk setiap tegangan yang diberikan ke kawat konduktor.
2. Untuk tegangan V1, V2 dan V3, menghitung nilai kapasitas panas (c) dari kawat konduktor
yang digunakan.
3. Menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan berdasarkan nilai kapasitas kalor yang
diperoleh.
4. Memberikan analisis dari hasil praktikum ini.
VII. Data Pengamatan

Dari praktikum yang dilakukan pada hari Jumat, 21 April 2016 menghasilkan data-data
sebagai berikut:

Tabel 1: Data pada saat V0 (V= 0V)

Waktu I V Temp
3 23.84 0.00 20.1
6 23.84 0.00 20.2
9 23.84 0.00 20.2
12 23.84 0.00 20.2
15 23.84 0.00 20.2
18 23.84 0.00 20.2
21 23.84 0.00 20.2
24 23.84 0.00 20.2
27 23.84 0.00 20.2
30 23.84 0.00 20.2

Tabel 2: Data pada V1 (V= 0.65 V)

Waktu I V Temp
3 35.13 0.65 20.3
6 35.13 0.65 20.3
9 35.13 0.65 20.5
12 35.13 0.65 20.6
15 35.13 0.65 20.8
18 35.13 0.65 20.9
21 35.13 0.65 21.1
24 35.13 0.65 21.3
27 35.13 0.65 21.4
30 35.13 0.65 21.5

Tabel 3: Data pada V2 (V= 1.55 V)

Waktu I V Temp
3 50.76 1.57 21.2
6 50.76 1.57 21.5
9 50.76 1.57 22.4
12 50.88 1.57 23.3
15 50.88 1.57 24.3
18 50.88 1.57 25.1
21 50.88 1.57 25.9
24 50.88 1.57 26.6
27 50.88 1.57 27.1
30 50.88 1.57 27.7
Tabel 4: Data pada V3 (V= 1.05 V)

Waktu I V Temp
3 41.86 1.06 23.4
6 41.86 1.06 23.4
9 41.86 1.06 23.7
12 41.98 1.06 24.0
15 41.98 1.06 24.3
18 41.98 1.06 24.6
21 41.98 1.06 24.8
24 41.98 1.06 24.9
27 41.75 1.05 25.1
30 41.75 1.05 25.3

VIII. Pengolahan Data

1) Grafik Hubungan antara Temperatur dan Waktu untuk Setiap Tegangan

Untuk dapat membuat grafik dengan menggunakan data-data yang ada pada
keterangan sebelumnya, maka terlebih dahulu harus dibuat persamaan garis untuk
semua pengoperasian variabel-variabel yang ada untuk kemudian digunakan dalam
membuat grafik.

Y = bX ± a
W=Q
v.i.t = m.c.Δ𝑡

Dengan H adalah kapasitas kalor, H = m.c; c = kalor jenis (J/g°C). Maka didapat,

Δ𝑇= 𝑣.𝑖 t; T = Suhu (°C)


𝑚.𝑐

Y = b X ±a

Pada persamaan diatas t mewakili x, 𝑣.𝑖 mewakili b, dan Δ𝑇 mewakili y.


𝑚.𝑐
Berikut adalah grafik hubungan antara temperature [T (°C)] terhadap waktu [t(s)] pada setiap
tegangan:

(a) V0
Grafik Hubungan Temperatur
Waktu Temperatur terhadap Waktu
3 20.1 20.22
6 20.2 20.2
9 20.2 20.18
12 20.2 20.16

15 20.2 20.14
20.12
18 20.2
20.1
21 20.2
20.08
24 20.2 20.06
27 20.2 20.04
30 20.2 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Waktu (s)

(b) V1
Waktu Temperatur
3 20.3 Grafik Hubungan Temperatur
6 20.3 terhadap Waktu
9 20.5 21.6
21.4
12 20.6
21.2
15 20.8
21
18 20.9 20.8
21 21.1 20.6

24 21.3 20.4
20.2
27 21.4
20
30 21.5 19.8
19.6
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Waktu (s)
(c) V2

Waktu Temperatur
Grafik Hubungan Temperatur
3 21.2
terhadap Waktu
6 21.5
30
9 22.4
25
12 23.3
15 24.3 20

18 25.1 15

21 25.9 10
24 26.6
5
27 27.1
0
30 27.7 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Waktu (s)

(d) V3

Waktu Temperatur
3 23.4 Grafik Hubungan Temperatur
6 23.4
terhadap Waktu
25.5
9 23.7
25
12 24.0
24.5
15 24.3
24
18 24.6
23.5
21 24.8
23
24 24.9
22.5
27 25.1
22
30 25.3 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

Waktu (s)
2) Menghitung Nilai Kapasitas Kalor dari Kawat yang digunakan
Untuk mencari nilai c pada tegangan V0, V1, V2, dan V3, kita dapat menggabungkan
persamaan antara W dan Q sehingga kita dapat memperoleh persamaan berikut:

Dari persamaan diatas, kita dapat menggunakan metode perhitungan least square,
dengan T sebagai y; t sebagai x; dan (V x I)/ (m x c) sebagai b.

A) Percobaan V0
Untuk praktikum V0, dapat dibuat tabel sebagai berikut untuk mempermudah
perhitungan:

Tabel 5: Tabel praktikum V0 berikut perhitunganya.

Persamaan least square yang didapatkan adalah y= -(-0.00182)x + 20.3


Tanda (–) hanya menunjukkan nilai garis tren.

Nilai c pada V0 adalah sebagai berikut.


0 (0.02384)
0,001818 =
0,002𝑐1
C1 = 0 J/kg0C

B) Percobaan V1

Berikut adalah penghitungan nilai c untuk tegangan V1:

Persamaan least square yang didapatkan adalah y= 0.0487x + 20.1

Nilai c pada V1 adalah sebagai berikut.

0.65 (0.03513)
0.0487 =
0,002𝑐1

C = 234.44 J/kg0C
C) Percobaan V2

Berikut adalah penghitungan nilai c untuk tegangan V2:

Persamaan least square yang didapatkan adalah y= 0.257x + 20.3

Nilai c pada V2 adalah sebagai berikut.

1.57 (0.05076)
0.25717 =
0,002𝑐1

C = 154.94 J/kg0C
D) Percobaan V3

Berikut adalah penghitungan nilai c untuk tegangan V3:

Persamaan least square yang didapatkan adalah y= 0.0762x + 23.1

Nilai c pada V2 adalah sebagai berikut.

1.06 (0.04186)
0.07616 =
0,002𝑐1
C = 291 J/kg0C

Setelah seluruh nilai c didapatkan, kita dapat menghitung nilai c rata-rata. Nilai c rata-rata
adalah sebagai berikut:
234.44 + 154.94 + 291
C =
3

C = 226.79 J/kg0C

Dalam praktikum ini, praktikkan tidak diberi tahu mengenai jenis kawat yang
digunakan dalam percobaan. Namun, ketika praktikan mencari data mengenai kalor jenis
logam, praktikan menemukan bahwa kawat perak memiliki nilai c yang mendekati hasil
perhitungan. Kalor jenis kawat perak adalah sebesar 230 J/kg0C. Sehingga praktikan
mengasumsikan bahwa kawat yang digunakan adalah kawat perak.

Nilai kesalahan literature pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

|226.79−230|
Kesalahan literatur = 𝑥 100% = 1.40 %
230

IX. Analisis
A. Analisis Percobaan

Dalam percobaan Calori Work, praktikan mencoba menghitung nilai kapasitas kalor suatu
kawat konduktor dengan menggunakan prinsip Hukum kekekalan energi. Pada awal percobaan
r-Lab ini, hal pertama yang dilakukan oleh praktikan adalah mengaktifkan webcam agar
dapat melihat tegangan yang diberikan dan temperatur awalnya pada saat itu. Percobaan
r-lab mengenai calori work dilakukan dengan memberikan tegangan yang berbeda pada
alat percobaan calori work pada laboratorium dengan mengklik tombol power supply
sehingga tegangan langsung diberikan secara otomatis kepada alat tersebut. Selanjutnya,
praktikan mengklik tombol ukur untuk mendapatkan data, berupa arus, tegangan, dan
suhu yang bervariasi setiap 3 detik (hingga 10 data). Percobaan dilakukan hingga 4 kali
percobaan, masing-masing untuk tegangan yang berbeda, yaitu V0 ( Tegangan= 0 V), V1 (
Tegangan = 0,65 V), V2 (Tegangan = 1.57 V), dan V3 (Tegangan = 1.06V). Hal ini dilakukan
agar diperoleh data yang bervariasi sehingga hasil perhitungan menjadi lebih akurat.
Tegangan yang divariasikan ini juga bertujuan agar prktikan dapat mengetahui besarnya pengaruh
tegangan tersebut terhadap kenaikan suhu di setiap waktunya.

B. Analisis Hasil Percobaan


Pada praktikum ini percobaan dilakukan sebanyak 4 kali dengan variasi besar tegangan
yang berbeda-beda. Dari setiap percobaan akan didapat 10 data. Kemudian akan didapat
persamaan energi kalor dan energi listrik dihubungkan menjadi persamaan garis lurus,seperti
yang sudah tertera pada grafik persamaan garis suhu terhadap waktu.
Pada percobaan pertama dilakukan dengan menggunakan tegangan sebesar 0 volt (V0)
dan didapat bahwa pada saat tegangan yang diberikan adalah 0 volt maka suhu hanya akan
mengalami perubahan yang sangat kecil, bahkan dapat dianggap tidak ada. Hal ini disebabkan
pada saat tidak ada tegangan yang diberikan maka tidak ada energi yang membuat elektron-
elektron pada logam atau kawat konduktor tidak mengalami pergerakan yang akan diubah
menjadi energi panas.
Pada percobaan kedua yang dilakukan dengan menggunakan tegangan sebesar 0.65 volt
(V1), didapat bahwa pada saat tegangan diberikan pada rangkaian listrik, terjadi perubahan
suhu yang cukup signifikan. Suhu awal yang tercatat adalah sebesar 20.3 0C dan suhu akhir
pada detik ke-30 yaitu sebesar 21.5 0C. Dari perhitungan yang dilakukan, maka diketahui
bahwa besar kalor jenisnya adalah 234.44 J/kg0C.
Pada percobaan ketiga yang dilakukan dengan menggunakan tegangan sebesar 1.57
volt (V2). Diketahui suhu awal yang tercatat adalah sebesar 21.2 0C dan suhu akhir yang
tercatat pada detik ke-30 adalah sebesar 27.7 0C, dan besar kalor jenisnya adalah 154.94 J/kg0C.
Sedangkan pada percobaan terakhir yang dilakukan dengan menggunakan tegangan
sebesar 1.06 volt (V3 suhu awal yang tercatat adalah sebesar 23.4 0C dan suhu akhir yang
tercatat padadetik ke-30 adalah sebesar 25.3 0C. Dari perhitungan yang dilakukan, diketahui
bahwa besari kalor jenisnya adalah 291 J/kg0C. Sehingga didapatkan kalo jenis rata-ratanya
adalah 226.79 J/kg0C.
Menurut teori semakin meningkat tegangan, maka akan semakin meningkat
temperaturnya. Hal tersebut terbukti benar, meskipun ada beberapa fluktuasi pada masing-
masing tegangan. Begitu pula untuk nilai kuat arus yang juga mengalami beberapa fluktuasi.

C. Analisis Grafik

Terdapat empat grafik yang diperoleh pada percobaan ini. Masing-masing grafik
merepresntasikan hubungan antara temperatur dengan waktu pada masing-masing tegangan.
Pada saat percobaan pertama tegangan yang terbaca pada voltmeter adalah 0 v. Grafik yang
didapatkan mendatar dan suhunya tetap sama terhadap perubahan waktu. Pada percobaan
kedua didapatkan suhu yang semakin bertambah terhadap waktu. Grafik yang didapat
menunjukkan bahwa suhu berbanding lurus dengan waktu. Hasil grafik kedua sama dengan
grafik pertama dimana ketika tegangan bertambah maka suhu juga cenderung bertambah
sebagai akibat dari energi kalor yang diberikan pada kawat. Pada percobaan ketiga dan
keempat juga didapatkan suhu bertambah terhadap waktu. Namun, pada percobaan ketiga
ini pertambahan lebih besar sekitar 0.90C. dengan membandingkan grafik percobaan kedua
dan keempat dimana gradient pada percobaan ketiga lebih besar. Dapat disimpulkan bahawa
percobaan ketiga yang menggunakan tegangan yang lebih besar maka perubahan suhu juga
semakin besar. Perubahan suhu tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas kalor
dari kawat yang digunakan. Hasil perhitungan dari percobaan sebanyak empat kali didapatkan
besar kapasitas kalor dari kawat tersebut yaitu 226.79 J/kg0C. Berdasarkan literature, kapasitas
kalor yang mendekati nilai tersebut adalah kapasitas kalor dari perak.
Dari grafik ini dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat t maka temperatur (T) akan turut
meningkat.

D. Analisis Kesalahan
Hasil yang diperoleh dari percobaan tidak sama dengan besar kalor jenis logam perak, tetapi
mendekati sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat kesalahan literatur atau penyimpangan
yang terjadi sebesar 1.40%. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor kesalahan, yaitu:

Kesalahan praktikan
1. Tidak mengecek jumlah lilitan pada webcam.
2. Tidak memastikan bahwa tegangan kembali menjadi nol.
3. Saat perhitungan praktikan melakukan pembulatan berulang kali.

Kesalahan peralatan
1. Perangkat memberikan data yang tidak signifikan karena adanya masalah sinyal.
2. Tidak menyalakan webcam karena saat dinyalakan webcam tidak berfungsi.
3. Alat praktikum yang digunakan memiliki kesensitifan yang tinggi sehingga
penurunan dan kenaikan temperatur saat pengamatan juga sangat cepat.

Tapi meskipun terjadi kesalahan, tapi data yang diperikan masih representative untuk
digunakan dan karena percobaan dilakukan secara online, tidak ada kesalahan dalam
perhitungan arus maupun tegangan.
.

X. Kesimpulan

 Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan, namun dapat diubah menjadi bentuk
lain. Teori ini disebut Hukum Kekekalan Energi.
 Besar massa kawat dan perubahan suhu berbanding lurus dengan tegangan, arus listrik,
dan waktu.
 Semakin besar tegangan yang diberikan, maka perubahan suhu yang terjadi akan
semakin besar.
 Logam yang mungkin digunakan pada praktikum ini adalah aluminium.

XI. Referensi

Giancoli, D.C. Physics for Scientist & Engineers, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000
Halliday, Resnick, Walker: Fundamental of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ: 2005.
Sitrampil.ui.ac.id
www.sitrampil.ui.ac.id/elaboratory

Anda mungkin juga menyukai