Anda di halaman 1dari 3

 

PERIODONTITIS DAN DIABETES MELITUS

Tantin Ermawati
Bagian Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

Periodontitis is a chronic infection disease caused by periodontopathogen bacteria in the oral cavity.
Severity of periodontitis can be affected by systemic diseases such as diabetes mellitus. Diabetes mellitus is occurred
metabolic disruption that is characterized by hyperglycemia due to insulin deficiency. Increasing blood glucose
levels can lead to manifestations in the oral cavity in the form of inflammation of the gingival tissue, attachment loss
and alveolar bone destruction. Periodontitis is one of the sixth complications of diabetes mellitus. There are inter-
related relationship between periodontitis and diabetes mellitus.

Keywords: Periodontitis, diabetes mellitus, hyperglycemia, risk factor

Korespondensi (Correspondence) : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember, Telp/fax :
(0331) 333536 / (0331) 331991.e-mail: tantin.ermawati@gmail.com

Pandangan yang menyatakan metabolik berupa hiperglikemia akibat


bahwa penyakit periodontal dapat defisiensi dan kegagalan pankreas dalam
mempengaruhi kesehatan secara umum memproduksi insulin didalam tubuh.5
bukan merupakan suatu hal yang baru. Hiperglikemi mengakibatkan terjadinya
Penyakit periodontal atau biasa disebut kerusakan mikrovaskular seperti retinophaty,
periodontitis merupakan kelainan yang sering nephrophaty serta neurophaty jaringan.
dijumpai dan terjadi pada manusia dengan Kecenderungan peningkatan kadar glukosa
faktor resiko yang jelas berperan terhadap darah pada penderita DM juga berpengaruh
gangguan fungsi pengunyahan dan terhadap kaparahan penyakit periodontal.
hilangnya gigi geligi. Berdasarkan data Studi epidemiologi menunjukkan bahwa DM
epidemiologi sekitar 10% orang dewasa di meningkatkan faktor resiko dan keparahan
Negara maju menderita penyakit periodontitis penyakit periodontal.3,6 Berdasarkan
lanjut, sedangkan sekitar 44-57% mengalami penelitian yang dilakukan Bridge dkk
periodontitis ringan. Hal tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa keparahan periodontitis
bahwa angka kesakitan akibat penyakit pada penderita DM lebih besar dibandingkan
periodontal terjadi hampir di seluruh dunia.1 penderita non DM terutama dengan kontrol
Penyakit periodontal secara umum glikemik yang buruk, hal ini tampak pada
disebabkan oleh bakteri plak yang terdapat peningkatan kedalaman probing, indeks plak,
pada permukaan gigi, dimana plak indeks gingiva, kerusakan attachment serta
merupakan deposit lunak berupa lapisan tipis kehilangan gigi.7 Keadaan DM juga
biofilm yang berisi kumpulan mikroorganisme menyebabkan terjadinya penurunan fungsi
patogen seperti Porphyromonas gingivalis, polimorfonuklear (PMNs) yang dapat
Actinobacillus actinomycetemcomitans, meningkatkan derajat keparahan destruksi
Prevotela intermedia,Tannerella forsythia serta jaringan periodontal. Selain itu kondisi DM
Fusobacterium nucleatum. Kemampuan dapat menunjukkan gejala dan manifestasi
bakteri dalam mendegradasi jaringan didalam rongga mulut diantaranya adalah
dengan cara menghasilkan beberapa produk peradangan jaringan periodontal atau
bakteri seperti kolagenase, protease, periodontitis.3,Tujuan kajian ini adalah untuk
hialuronidase, kondroitin sulfatese serta menggambarkan bahwa terdapat hubungan
lipopolisakarida dan asam lipotheikholik. yang saling berkaitan erat antara periodontitis
Produk lain seperti indol, amonia, hydrogen dan DM, dimana salah satu manifetasi klinis di
sulfide juga berperan terhadap kerusakan rongga mulut yang dijumpai pada penderita
jaringan 2,3. DM adalah terjadinya keradangan jaringan
Adapun kondisi yang dapat periodontal.
berperan terhadap prevalensi dan
keparahan periodontitis selain peranan DIABETES MELITUS
bakteri adalah adanya penyakit sistemik DM merupakan penyakit metabolik
seperti diabetes melitus (DM). Beberapa yang mempunyai karakteristik hiperglikemi
peneliti menyatakan bahwa terdapat dan terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja
hubungan yang saling berkaitan antara insulin atau keduanya. Penyakit DM seringkali
penyakit sistemik dan periodontitis walaupun tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau
terkadang tidak dapat dijelaskan secara mulai terjadi 7 tahun sebelum diagnosis
nyata.4 ditegakkan, sehingga morbiditas dan
DM adalah suatu penyakit yang mortalitas terjadi pada kasus yang tidak
ditandai dengan adanya gangguan terdeteksi. Diabetes melitus ditandai adanya

 
Periodontitis dan Diabetes Melitus …. (Tantin E)

hiperglikemi kronik akibat defisiensi insulin baik kuantitas produksi saliva dirongga mulut
relative maupun absolute. 9,10 Gejala umum menurun. Xerostomia yang terjadi pada
yang tampak pada penderita DM adalah penderita DM menyebabkan mikroorganisme
poliuria, polidipsia, polifagia serta penurunan opotunistik seperti Candida albican lebih
berat badan. Berdasarkan klasifikasinya, DM banyak tumbuh yang berakibat terjadinya
dibedakan menjadi 2 kategori yakni insulin- candidiasis. Oleh karena itu penderita
dependent diabetes mellitus (IDDM) atau DM cenderung memiliki oral hygiene yang buruk
tipe 1 dan non-insulin dependent diabetes apabila tidak dilakukan pembersihan gigi
mellitus (NIDDM) atau DM tipe 2.11 secara adekuat.15 Pemeriksaan secara
radiografis juga memperlihatkan adanya
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS TIPE 1 DAN resorpsi tulang alveolar yang cukup besar
TIPE 2 pada penderita DM dibanding pada
Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena penderita non DM. Pada penderita DM terjadi
gangguan produksi insulin akibat kerusakan perubahan vaskularisasi sehingga lebih
sel β pankreas. Patofisiologinya yakni adanya mudah terjadi periodontitis yang selanjutnya
reaksi autoimun akibat peradangan pada sel merupakan faktor etiologi resorpsi tulang
β. Hal ini menyebabkan timbulnya antibodi alveolar secara patologis. Resorpsi tulang
terhadap sel β yang disebut ICA (Islet Cell secara fisiologis dapat terjadi pada individu
Antibody). Reaksi antigen (sel β) dengan sehat, namun resorpsi yang terjadi pada DM
antibodi ICA yang ditimbulkannya disebabkan karena adanya gangguan
menyebabkan hancurnya sel β. Selain karena vaskularisasi jaringan periodontal serta
autoimun, diabetes tipe 1 juga bisa gangguan metabolisme mineral.8
disebabkan virus cocksakie, rubella,
citomegalo virus (CMV), herpes dan lain-lain. PENYAKIT PERIODONTAL SEBAGAI KOMPLIKASI
Pada penderita diabetes tipe 1 umumnya DIABETES MELITUS
terdiagnosa pada usia muda. Diabetes tipe 2 Periodontitis merupakan salah satu
terjadi oleh karena kerusakan molekul insulin dari enam komplikasi DM. Pada sejumlah
atau gangguan reseptor insulin yang penelitian menunjukkan bahwa keparahan
mengakibatkan kegagalan fungsi insulin untuk penyakit periodontal meningkat pada
mengubah glukosa menjadi energi. Pada penderita diabetes dibandingkan pada
dasarnya pada diabetes tipe 2 jumlah insulin individu yang sehat.5 Beberapa peneliti
dalam tubuh adalah normal bahkan menyatakan bahwa keparahan penyakit
jumlahnya bisa meningkat, namun karena periodontal pada penderita DM dipengaruhi
jumlah reseptor insulin pada permukaan sel oleh penurunan respon imun. Kondisi tersebut
berkurang menyebabkan glukosa yang ditandai terjadinya sejumlah perubahan
masuk kedalam sel lebih sedikit. Hal tersebut jaringan yang menyebabkan kerentanan
akan terjadi kekurangan jumlah glukosa dan terhadap penyakit. Perubahan vaskuler yang
kadar glukosa menjadi tinggi didalam terjadi menunjukkan adanya peningkatan
pembuluh darah.12 aktivitas kolagen serta perubahan respon dan
kemotaksis dari PMN terhadap antigen plak,
MANIFESTASI DIABETES MELITUS DI RONGGA sehingga menyebabkan fagositosis
MULUT terhambat.2
Penyakit DM dapat menimbulkan Peningkatan kadar glukosa darah
beberapa manifestasi didalam rongga mulut (hiperglikemia) pada penderita DM
diantaranya adalah terjadinya gingivitis dan menyebabkan komplikasi berupa
periodontitis, kehilangan perlekatan gingiva, mikrovaskuler yang ditandai dengan
peningkatan derajat kegoyangan gigi, peningkatan AGE pada plasma dan jaringan.
xerostomia, burning tongue, sakit saat perkusi, Sekresi dan sintesis sitokin yang diperantarai
resorpsi tulang alveolar dan tanggalnya oleh adanya infeksi periodontal, memperkuat
gigi.8,13 Pada penderita DM tidak terkontrol besarnya respon sitokin yang dimediasi AGEs
kadar glukosa didalam cairan krevikular atau sebaliknya.16 Advanced glycation end-
gingiva (GCF) lebih tinggi dibanding pada product yang terbentuk dapat terjadi pada
DM yang terkontrol. Berdasarkan penelitian protein, lipid dan asam nukleat. Pembentukan
yang dilakukan oleh Aren dkk menunjukkan AGE pada protein, menyebabkan rantai
bahwa selain GCF, kadar glukosa juga lebih silang antara polipeptida kolagen dan
tinggi kandungannya didalam saliva. menangkap plasma non glikosilasi atau
Peningkatan glukosa ini juga berakibat pada protein interstitial. Pengendapan low density
kandungan pada lapisan biofilm dan plak lipoprotein (LDL) terjadi pada pembuluh
pada permukaan gigi yang berfungsi sebagai darah besar dan deposit kolesterol di intima.
tempat perlekatan bakteri. Berbagai macam Advanced glycation end-product
bakteri akan lebih banyak berkembangbiak menyebabkan terbentuknya rantai silang
dengan baik karena asupan makanan yang kolagen tipe IV membran basalis, berakibat
cukup sehingga menyebabkan terjadinya melemahnya interaksi kolagen dan
karies dan perkembangan penyakit komponen matriks lain (laminin, proteoglikan),
periodontal.14 menghasilkan jejas struktur dan fungsi
Diabetes melitus menyebabkan membran basalis.17
suatu kondisi disfungsi sekresi kelenjar saliva Keadaan hiperglikemia akan
yang disebut xerostomia, dimana kualitas dan menimbulkan AGEs, yang kemudian

153
 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 152 - 154

berinteraksi dengan RAGE pada endotel 7. Bridges, B.R., Anderson, J.W., Saxe, S.R.,
sehingga menimbulkan stres oksidatif, sebagai Gregory, K., and Bridges, S.R.,
akibatnya akan terjadi gangguan pembuluh Periodontal Status of Diabetic and Non-
darah pada jaringan periodontal. Gangguan Diabetic Men: Effect of Smoking,
pembuluh darah akan menyebabkan Glycemic Control, and Sosioeconomic
gangguan distribusi nutrisi dan oksigen pada Factors, J. Periodontol, 1996; 67:1185-
jaringan periodontal, sehingga bakteri gram 1192
negatif anaerob yang merupakan bakteri
komensal pada poket periodontal akan 8. Boel, T., Manifestasi Rontgenografi
menjadi lebih patogen. Gangguan pembuluh Diabetes Mellitus di Rongga Mulut, JKGUI
darah juga akan mempengaruhi 10 2003; Edisi Khusus:12-15
pembuangan sisa metabolisme dalam
jaringan periodontal, sehingga akan terjadi 9. Soegondo, S., Diagnosis dan Klasifikasi
toksikasi jaringan periodontal dan gingiva.18 Diabetes Melitus Terkini dalam
Advanced glycation end-product Penatalaksanaan Diabetes Melitus
juga mengadakan ikatan dengan reseptor Terpadu, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,
bermacam sel seperti endotelium, monosit, 2005:17-18
makrofag, limfosit dan mesenkim. Ikatan
menyebabkan aktivitas biologik seperti 10. Asdie, A.H., Patogenesis dan Terapi
emigrasi monosit, pembebasan sitokin dan Diabetes Mellitus Tipe 2, Fakultas
faktor pertumbuhan oleh makrofag, Kedokteran, UGM, 2000: 1-2
peningkatan permeabilitas endotelial,
peningkatan aktivitas prokoagulan sel endotel 11. Mealey B.L and Oates T.W, Diabetes
dan makrofag, peningkatan proliferasi dan Mellitus and Periodontal Disease,
sintesis matriks ekstraseluler oleh fibroblas dan J.Periodontol, 2006; 77 (8).
sel otot halus, efek ini menyebabkan
peningkatan komplikasi DM .17 12. Suyono S, Patofisiologi Diabetes Melitus
Terkini dalam Penatalaksanaan
KESIMPULAN Diabetes Melitus Terpadu, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, 2005: 7-15
Penyakit periodontal dapat
dipengaruhi oleh DM. Periodontitis merupakan 13. Balasundaram A, Ponnaiyan D,
salah satu manifestasi DM di rongga mulut. Parthasarathy H, Diabetes Mellitus-A
Keparahan periodontitis terjadi akibat Periodontal Perspective, Journal of
peningkatan kadar glukosa darah. Dental Sciences, 2010; 1(1): 79-85
DAFTAR PUSTAKA 14. Aren, G., Sepet, E., Ozdemir, D.,
1. Beck, J. D., Offenbacher, S. The Dinccag, N., Guvener, B., Firatli, E.,
Association Between Periodontal Periodontal health, Saliva Status, and
Disease and Cardiovascular Disease: A Metabolic Control in Children with Type
State-Of-Thescience Review. Ann 1 Diabetes mellitus, J. Periodontol, 2003;,
Periodontol , 2001, 6: 9-15 74 (12):1789-1795

2. Manson, J. D., Elley, B. B., Buku Ajar 15. Southerland, J.H., Taylor, G.W., dan
Periodonsia (terj.). Edisi 2. Jakarta: Offenbacher, S., Diabetes and
Hipocrates. 1993: 48-49 Periodontal Infection: Making the
Connection, Clinical Diabetes, 2005;
3. Newman, M. G, Takei, H. H., Carranza, F. 23:171-178
A. Carranza’s Clinical Periodontology. 9th
ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co. 16. Rodrigues, D.C., Taba, M., Novaes, A.B.,
2002: 67-68 Souza, S.L.S., dan Grisi, M.F.M., Effect of
Non-Surgical Periodontal Therapy on
Glycemic Control in Patiens with Type 2
4. Kinane, O. F., dan Marshall, G.J.,
Diabetes Mellitus, J. Periodontol, 2003; 74
Periodontal Manifestation of Systemic
(9):1361-1379
Disease, Australian Dental journal, 2001;
46 (1):2-12
17. Oedijani, Mekanisme Biokimia dan
Biomolekular Komplikasi Diabetes
5. Matthew DC, The Relationship Between
Mellitus dan Periodontitis, JKGUI 2003,,
Diabetes and Periodontal disease, J.
Edisi Khusus:578-585
Can Dent Assoc, 2002; 68 (3) 161-4
18. 18. Rubianto, M., Hernawan, I., Stress
6. Taylor G.W, The Effect of Periodontal
Oksidan Pada Jaringan Periodontal
Treatment on diabetes, JADA, 2003; 134
Penderita Diabetes Melitus dengan
Periodontitis, Majalah Ilmiah, 2001; Dies
Natalis FKG UGM ke-40, 95-98

Anda mungkin juga menyukai