Penentuan Kadar Glukosa
Penentuan Kadar Glukosa
PENDAHULUAN
Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita
makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama
senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid atau lemak. Dari ketiga unsur
tersebut kemungkinan besar segala aktivitas yang kita lakukan ditiap harinya akan
terhambat.
atom karbon. Gula yang mengandung gugus fungsional aldehid disebut aldosa dan
jika mengandung gugus fungsional keto disebut ketosa. Glukosa sendiri masuk
dalam monosakarida dan memiliki gugus aldehid. Karena gugus aldehid inilah
dalam kelompok gula reduksi. Glukosa dapat digunakan untuk mereduksi ion
kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan sebagai dasar di dalam
penentuan glukosa dan dilakukan dengan berbagai metode antara lain: Luff
1. 2. 1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar glukosa dalam
1. 2. 2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar glukosa dalam
1. 3 Prinsip Percobaan
Penentuan kadar glukosa dalam sampel melalui reduksi ion Cu2+ oleh
TINJAUAN PUSTAKA
(rami, rosela), bahan bangunan (kayu, bambu) atau bahan bakar (kayu bakar,
penting dalam teknologi makanan misalnya gum (arabic, karaya, guar) sebagai
bahan pengental atau CMC (Carboxy Metahyl Cellulose) sebagai bahan penstabil
dan banyak lagi sebagai bahan pemanis (sukrosa, glukosa, fruktosa). Karbohidrat
yang tidak dapat dicerna. Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat,
fruktosa. Glukosa atau gula anggur, banyak terdapat dalam buah, jagung,
akar-akar tertentu dan madu. Susunan syaraf pusat hanya dapat menggunakan
Salah satu monosakarida yang amat penting adalah glukosa atau sering
dikenal dengan dekstrosa. Glukosa adalah gula yang mempunyai enam atom
karbon dan dengan demikian disebut heksosa. Karbohidrat lima karbon dikenal
sebagai pentosa dan selanjutnya. Kenyataan bahwa gugus karbonil adalah sebuah
aldehida yang ditunjukkan dengan menggolongkan glukosa sebagai aldoheksosa.
Monosakarida yang amat penting yaitu D-glukosa sering dikenal sebagai dektrosa.
CHO
H OH
HO H
H OH
H OH
CH2OH
D - glukosa
dan gugus karbonil paling dekat dengan puncak (Pine dkk., 1988).
oksidasi dengan ion kupri. Metoda ini didasarkan pada peristiwa terduksinya
digunakan merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat, dan asam sitrat atau
pencegah terjadinya pengendapan kupri oksida yang ada dalam reagen. Pada
ekivalen dengan banyaknya gula reduksi yang ada. Selain dengan cara
dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel
b. Cara Munson Walker, penentuan gula cara ini adalah dengan menentukan
c. Cara Lane-Eynon, penentuan gula cara ini adalah dengan cara menitrasi
resgen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-tartrat) dengan larutan gula yang akan
Soxhlet dapat diketahui banyaknya gula yang ada dengan melihat tabel Lane-
Eynon. Agar diperoleh penentuan yang tepat maka reagen Soxhlet perlu
jantung dan dapat meringankan gangguan penyakit hati (lever). Glukosa dapat
diubah menjadi glikogen yang sangat berguna untuk membantu kerja hati dalam
menyaring racun-racun dari zat yang sering merugikan tubuh. Selain itu, glukosa
merupakan sumber energi untuk seluruh sistem jaringan otot. Sedangkan,
fruktosa disimpan sebagai cadangan dalam hati untuk digunakan bila tubuh
insulin.Di samping itu, kelebihan fruktosa adalah memiliki kemanisan 2,5 kali
dalam bentuk cincin seperti yang dikemukakan oleh Haworth. Bentuk cincin dapat
mengandakan reaksi kondensasi dengan gugus hidroksil dari senyawa kedua yang
mungkin merupakan gula lain atau bukan. Jika bagian karbohidrat adalah glukosa,
maka senyawa yang dihasilkan adalah glukosida (Kaseger dan Syuhanry, 1985).
dominan dan kedua anomer dan telah diisolasi. Berdasarkan defenisi, bentuk
isomer yang mempunyai C1-OH dan C5-C6. Siklisasi akan menghasilkan pusat
asimetri baru. Anomer berbeda dalam sifat-sifat fisika dan rotasi optik. Dalam
larutan kedua bentuk akan mencapai keseimbangan dan reaksi dapat diikuti
(Sastrohamidjojo, 1996).
Berbagai cara analisa dapat dilakukan terhadap karbohidrat untuk
kelekatan, stabilitas larutan, dan tekstur hasil olahannya (Sudarmadji dkk., 1996).
karbohidrat dalam suatu bahan yaitu antara lain dengan cara kimiawi, cara fisik,
Untuk keperluan ini, maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu
Hasil analisisnya adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan
METODE PERCOBAAN
3. 1 Bahan
larutan sampel (M 150), akuades, es batu, sabun, kertas label, dan tissue roll.
3. 2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret 50 mL, pipet
skala 1 mL dan 0,2 mL, gelas kimia 50 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
statif, labu ukur 10 mL, filler, bulb, corong, gelas piala 2 mL, sendok tanduk,
dan gegep.
3. 3 Prosedur Percobaan
gelas piala dan dilarutkan dengan sedikit aquades lalu dimasukkan ke dalam labu
larutan induk. Dalam pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,002; 0,004;
0,006; 0,008; 0,010; dan 0,012 mg/mL. Larutan induk diencerkan dengan akuades
7. Sampel - -
8. Blanko - 5
3. 3. 3 Preparasi Sampel
3. 3. 5 Perlakuan
membingungkan, tiap tabung reaksi diberi label nama. Setelah itu ditambahkan
1 mL larutan Cu-alkalis (larutan Nelson) ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang dihasilkan masih pekat diencerkan lagi hingga 100 mL agar larutan dapat
5. 1 Kesimpulan
kadar glukosa ini, maka dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dari sampel
tidak dapat ditentukan karena sampel tidak dapat terbaca pada spektrofotometer.
5. 2 Saran
Saran yang dapat saya berikan kepada laboratorium yakni peralatan yang
digunakan ada baiknya diperbanyak, misalnya saja filler, karena pada percobaan
kali ini, filler yang dibutuhkan sangat banyak, dan yang disediakan laboratorium
sangat terbatas, jadi waktu yang digunakan pun kurang efisien, karena harus
Pine, S. H., J., B., Hendrickson, D., J., Cram, dan G., S., Hammond, 1988, Kimia
Organik 2 edisi keempat, diterjemahkan oleh: Hamid, A., ITB, Bandung.
Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sudarmadji, S., B., Haryono, dan Suhardi, 1996, Analisa Bahan makanan dan
Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Asisten Praktikan
Glukosa
Hasil
Larutan Induk
Hasil
Larutan Induk
Larutan Induk
Larutan Induk
Larutan Induk
Larutan Induk
Hasil- dihomogenkan
3. Pembuatan Pereaksi
Cu Alkalis
- Dipipet 20 mL larutan Nelson A kedalam gelas kimia.
- Ditambahkan 0,8 mL larutan Nelson B
- dihomogenkan
Hasil
4. Preparasi Sampel
5 mL larutan sampel
5. Pengukuran Absorban
1 mL sampel + 1 mL pereaksi
Dik: M = 1 mg/mL
Volume = 10 mL
Penyelesaian:
Mr Glukosa 𝑥 mg
M = x
Mr Glukosa monohidrat 10 mL
180 𝑥 mg
1 mg/m = 198 x
10 mL
Dik: M1 = 1 mg/mL
M2 :
a. 0,004 mg/mL,
b. 0,006 mg/mL,
c. 0,008 mg/mL,
d. 0,010 mg/mL,
e. 0,012 mg/mL.
V2 = 5 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,02 mL
V akuades = 5 mL – 0,02 mL
= 4,98 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,03 mL
V akuades = 5 mL – 0,03 mL
= 4,97 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,03 mL
V akuades = 5 ml – 0,04 mL
= 4,96 mL
d. Konsentrasi glukosa 0,010 mg/mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,05 mL
V akuades = 5 mL – 0,05 mL
= 4,95 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 = 0,06 mL
V akuades = 5 mL – 0,06 mL
= 4,94 mL
C. Preparasi Sampel
dipipet
100 x
0,01 mL + 0,99 mL H2O 1 mL
FP = 10000 x
25 : 1
20 mL : 0,8 mL