Anda di halaman 1dari 12

BAB III

TEORI PENUNJANG

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR


3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit listrik Tenaga Air adalah suatu pembangkitan energi listrik
dengan cara memanfaatkan energi potensial dari tenaga air yang di konversikan
menjadi energi mekanik menggunakan turbin air dan energi mekanik tersebut
digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Dari berbagai jenis pembangkit di Indonesia, PLTA merupakan
pembangkit listrik yang digunakan untuk memikul beban dasar (base load). Hal
ini lebih dikarenakan PLTA merupakan pembangkit yang ekonomis dan memiliki
Kehandalan yang bagus dibandingkan pembangkit listrik jenis lainnya.
3.2 Prinsip Kerja PLTA
Prinsip kerja dari PLTA, yaitu dengan merubah energy potensi air menjadi
energy listrik secara bertahap. Mula-mula potensi tenaga air tersebut dirubah
menjadi energy listrik dalam turbin air. Kemudian turbin air memutar generator
yang membangkitkan energy listrik.
Prinsip kerja dari PLTA adalah sebagai berikut :
1. Aliran sungai dengan debit air yang sedemikian besar ditampung dalam
waduk (reservoir) atau bendungan (dam) untuk mengumpulkan energi
potensial air.
2. Air tersebut dialiirkan melalui saringan power intake, kemudian masuk
kedalam pipa pesat (penstock) sebagai energy potensial untuk
dikonversikan menjadi energy kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang
katup (Main Inlet Valve) untuk mengalirkan air ke turbin.
3. Air yang mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energy kinetic)
dirubah menjadi energy energy mekanik pada turbin melalui sirip-sirip
pengarah (sudu tetap) dan akan mendorong sudu jalan /runner.
4. Air yang keluar dari pintu turbin akan mengalir kembali ke sungai.
5. Putaran poros turbin menyebabkan rotor generator ikut berputar dan
kemudian akan menghasilkan tenaga listrik arus bolak balik (ac)
6. Agar dapat ditransmisikan untuk jarak yang jauh maka tegangan tersebut
kemudian dinaikkan menjadi tegangan tinggi.
3.3 Jenis- Jenis PLTA
3.3.1 Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA
1. PLTA jenis terusan air ( water way )
adalah pusat listri yang mempuyai tempat ambil air ( intake ) di hulu
sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan
( gradient ) yang agak kecil. Tenaga listri di bangkitkan dengan cara
memanfaatkan tinggi terjun dan kemirigan sungai.
2. PLTA jenis DAM/bendungan
adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang di sungai,
pembuatan bendungan ini di maksudkan untuk menaikan permukaan air di
bagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar
sebagai pembangkit listrik.
3. PLTA jenis terusan DAM (campuran)
adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis
sebelum,nya jadi energi potensial yang di peroleh dari bendungan dan
terusan.
3.3.2 PLTA Berdasarkan aliran Sungai
1. PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)
Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan
listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.
2. PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)
Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan
menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintangi sungai dan
membangkitkan listrik sesuai dengan beban. Disamping itu juga dibangun
kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu beban puncak (peaking
power plant) dengan suatu suatu waduk yang memiliki kapasitas yang
akan mengatur perubahan air pada waktu beban puncak sehingga energi
yang dihasilkan lebih maksimal.
3. pusat listrik jenis waduk ( reservoir )
dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintangi sungai,
sehigga berbentuk seperti danau buatan. Atau dapat dibuat dari danau asli
sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.
4. PLTA jenis pompa (pumped storage)
adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan
ketika musim hujan atau pada pemakaian tenaga listrik berkuran pada saat
tengah malam, pada waktu ini sebagian turbin berfungsi sebagai pompa
untuk memompa air yang di pakai saat bebanpuncak dan di pompa ke atas
lagi saat beban puncak terlewati.
4.4 Bagian-Bagian dari PT. Poso Energy Unit PLTA Poso 2 (3 × 65 MW)
4.4.1. Weir-Intake
Weir adalah bagian awal dari PLTA. Weir memiliki 3 unit pintu yang
berukuran 8×3 meter. Weir berfungsi mengatur suplai air yang masuk ke
intake sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, weir juga berfungsi sebagai
pengendali banjir.
Intake merupakan pintu masuknya air menuju power channel dengan
struktur range force concrete dengan tipe pintu vertikal berukuran 8×2 meter
sebanyak 4 pintu. Setiap pintu intake terdapat sebuah trash screen yang
berfungsi menyaring kotoran sampah seperti potongan kayu dan lainnya.

Gambar 3.1: Weir-Intake


4.4.2. Power Channel
Power channel berfungsi untuk mengalirkan air yang masuk dari
intake menuju headpond. Disini ini aliran air yang mengalir bergerak dengan
kecepatan lambat, sehingga dapat mengendapkan lumpur-lumpur dan kotoran
lainnya yang terbawa oleh aliran air.
Power channel ini berukuran dengan panjang 200 meter, lebar 40
meter, dan kedalaman 6 meter. Level air yang masuk pada power channel
berkisar ±452 meter.

Gambar 3.2: Power Channel


4.4.3. Head Pond
Head pond berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar
sebelum masuk ke penstock serta untuk menciptakan head (tinggi jatuh air)
agar energi yang dihasilkan juga besar. Head pond ini berukuran dengan lebar
44 meter dan kedalaman 18,4 meter.

Gambar 3.3: Head Pond


4.4.4. Penstock Inlet Valve (PIV)
Penstock Inlet Valve (PIV) adalah sebuah katup masukan yang
membatasi antara headpond dan penstock yang dapat menahan air pada saat
terjadi pemeliharaan/perbaikan di Power house.

Gambar 3.4: Penstock Inlet Valve


4.4.5. Penstock
Penstock atau dalam Bahasa Indonesianya disebut pipa pesat adalah
pipa yang mengalirkan air dari headpond masuk ke spiral case (rumah turbin).
Di dalam pipa penstock terjadi perubahan energi pada air, yaitu dari energi
potensial menjadi energi kinetik. Dalam perencanaan pipa penstock banyak
hal yang harus dipertimbangkan, diantaranya tekanan air di dalam penstock,
head losses yang terjadi, serta jenis material pipa. Pada PLTA Poso 2 ini
memiliki 3 buah penstock dengan masing-masing diameter berukuran 3,6
meter dan panjangnya 982 meter.

Gambar 3.5: Penstock


4.4.6. Cooling Water System
Cooling water system ialah sistem yang digunakan untuk
mendinginkan suatu peralatan yang mengalami pemanasan dan apabila
dibiarkan akan mengakibatkan peralatan menjadi rusak. Fungsi utama sistem
air pendinginan adalah untuk mempertahankan temperatur komponen-
komponen unit pembangkit yang mengalami panas akibat gesekan, agar pada
saat operasi temperatur dalam keadaan batas normal.

Gambar 3.6: Cooling Water System


4.4.7. Power House
Power house atau rumah pembangkit merupakan tempat pembangkitan
energi listrik. Di dalamnya terdapat perangkat diantaranya Central Control
Room, Main Inlet Valve, turbin, governor, generator, trafo, dan perlengkapan
lainnya.

Gambar 3.7: Power House


4.4.8. Main Inlet Valve
Main Inlet Valve adalah sebuah katup masukan yang membatasi antara
penstock dan rumah keong (spiral case) yang dapat menahan air pada saat
terjadi perbaikan/kerusakan di spiral case. Pada MIV terdapat counter weight
berwarna merah berguna untuk membantu kinerja butterfly valve. Diatas MIV
ada katup by pass yang berfungsi untuk menyamakan tekanan air antara
penstock (upstream) dan spriral case (downstream) ketika pada saat ingin
dioperasikan.

Gambar 3.8: Main Inlet Valve


4.4.9. Turbin Air
Turbin air merupakan mesin yang mengkonversikan energi air menjadi
energi poros, bentuk energi yang diperlukan untuk memutar generator
pembangkit listrik atau kebutuhan energi poros di industri. Jenis Turbin yang
digunakan pada PLTA Poso 2 adalah Turbin Francis.
Turbin Francis merupakan turbin yang terbanyak dipergunakan pada
pembangkit listrik tenaga air. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang
mampu mengisi sektor tengah kapasitas tenaga air yang ada.
Gambar 3.9: Turbin Air
4.4.10. Generator
Generator adalah sebuah mesin listrik yang merubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Secara garis besar generator terdiri dari beberapa
bagian, diantaranya rotor dan stator. Untuk menghasilkan listrik sebuah
generator harus memenuhi ketiga syarat, yaitu gerakan (putaran), fluks
(magnet), dan belitan.

Gambar 3.10: Generator


4.4.11. Governor
Pada dasarnya governor merupakan suatu sistem kendali otomatis yang
sangat barpengaruh dalam menjaga kecepatan putaran poros suatu pembangkit
listrik tenaga air. Pada PLTA Poso 2, kecepatan putar untuk poros yang dijaga
yakni sebesar 250 rpm pada beban yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan
PLN. Fungsi lain dari governor yakni menghentikan operasi turbin pada saat
terjadi gangguan.
Kecepatan putar yang terjadi pada poros untuk beban yang terjadi
diatur oleh main governor. Pada saat beban tinggi, secara otomatis putaran
akan berkurang. Dalam hal ini, kontrol governor akan menjaga agar
kecepatannya konstan dengan cara membuka katup masuk air (guide vanes)
sebelum masuk ke dalam turbin.

Gambar 3.11: Governor


4.4.12. Transformator Step-up
Transformator adalah sebuah mesin listrik yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik yang merubah besaran arus dan tegangan dari
input, tetapi tidak merubah besaran daya input dan outputnya. Dalam hal ini
transformator step-up menaikkan tegangan 11 kV dari output generator
menjadi 275 kV, kemudian ditransmisikan ke gardu induk Pamona (GI
Pamona) melalui kawat penghantar (kabel). Alat yang terdiri dari beberapa
rangkaian ini. memiliki beberapa item seperti inti besi pada sisi primer dan
sekunder. Termasuk juga didalamnya berisi cairan yang berguna untuk
mendinginkan suhu serta mencegah terjadinya short circuit yang disebabkan
karena penguapan sehingga menciptakan cairan yang menjadi konduktor.
Transformator step up memiliki belitan sekunder lebih banyak dibandingkan
pada sisi primernya.

Gambar 3.12: Transformator Step-up


4.4.13. Jaringan Transmisi
Transmisi merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik
(substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen
pengguna listrik.

Gambar 3.13: Jaringan Transmisi


4.4.14. Gardu Induk (Substation)
Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik
yang merupakan pusat beban yang diambil dari saluran transmisi yang secara
spesifik berfungsi untuk mentransformasi tenaga listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan tinggi lainnya atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah, serta
pengukuran, pengawasan operasi, dan pengaturan dari pengamanan sistem
tenaga listrik.
Tegangan 275 kV yang dikirim dari Power house PLTA Poso 2 ke gardu
induk Pamona (GI Pamona) akan ditransmisikan ke Palopo sebesar 275 kV, ke
Palu sebesar 150kV, dan Poso sekitarnya sebesar 20 kV.

Gambar 3.14: Gardu Induk


4.4.15. Tail Race (saluran Pembuangan)
Tail race merupakan tempat mengalirnya air yang telah digunakan
memutar turbin setelah melewati draft tube. Tail race dapat dimanfaatkan
untuk mengalirkan dan mengurangi tekanan air dari draft tube. Tail race
dilengkapi dengan pintu, dengan tujuan menutup aliran air dari tail race ke
draft tube pada waktu diadakan perbaikan/ pemeriksaan pada turbin.
Gambar 3.15: Tail Race

Anda mungkin juga menyukai