Anda di halaman 1dari 18

Ambi Nurahmah Hidayantini

02115024

BAB IV
PERENCANAAN HIDROLIS

Hidrolis bendung adalah komponen – komponen dari tubuh bendung yang


berhubungan langsung dengan sifat – sifat hidrolis atau pengairan air pada tubuh
bendung tersebut.

4.1 Karakteristik Aliran Sungai

Aliran sungai pada saat banjir membawa lumpur / pasir dengan debit
banjir maksimum untuk periode ulang tertentu adalah :
𝑄100 = 17.1712 m³/dt
𝑄1000 = 24.5692 m³/dt

4.2 Tinggi Mercu Bendung

Elevasi mercu bendung direncanakan berdasarkan elevasi sawah tertinggi


yang akan di airi dengan memperhitungkan segala kehilangan energi.
Data yang diperoleh berdasarkan pengukuran :
 Elevasi sawah tertinggi = 786 m
Pada jarak 1335 m dari bendung
 Elevasi dasar sungai = 785 m
Maka berdasarkan kriteria di atas elevasi mercu bendung dapat ditentukan
seperti di bawah ini :
a. Elevasi saluran tertinggi = 785
b. Tinggi genangan di sawah = 0.10
c. Kehilangan tekanan di saluran tersier dan box tersier = 0.10
d. Kehilangan tekanan di bangunan sadap = 0.10
e. Kehilangan tekanan di saluran sekunder = 0.10
f. Kehilangan tekanan di bangunan bagi = 0.15

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.1


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

g. Kehilangan tekanan di saluran primer = 0.53


(1335 x 0,0004)
h. Kehilangan tekanan di saluran bangunan pembawa = 0.30
i. Kehilangan tekanan pada bangunan utama = 0.30
j. Persediaan tekanan untuk exploitasi = 0.10 +
Elevasi Mercu = 786.78
Maka tinggi mercu :
= Elevasi mercu – Elevasi dasar sungai
= 786.78 - 785
= 1.78 m

4.3 Tinggi Banjir di Hilir Bendung

Berdasarkan pengukuran geometri sungai asli diperoleh data – data sebagai


berikut :
 Bentuk penampang sungai trapesium dengan kemiringan 1 : 1.5
 Lebar normal sungai : 29.1 m
 Kemiringan rata – rata sungai : 0.0018 m
Tinggi banjir di hilir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Q=V.A

2 1
1
V = 𝑛 x 𝑅3 x 𝐼2

(𝐵1 +𝐵 )
A= xh
2

𝐵1 = B + 2 ( 1.5 h )

𝐴
R=𝑃

P = B + 2 ඥ(1.5 ℎ)2 + ℎ²
= B + 2 ඥ3.25 + ℎ²
= B + 3.61 h

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.2


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Dimana : Q = Debit banjir rencana (m³/dt)


V = Kecepatan aliran (m³/dt)
A = Luas penampang aliran
B = Lebar dasar penampang dasar sungai
R = Jari – jari hidrolis
P = Keliling basah
h = Tinggi sungai
I = Kemiringan rata – rata dasar sungai
n = Koefisien nilai tanah

1. Luas penampang aliran


Diketahui : B = 29.1 h=1
Ditanyakan : A = ….?
Penyelesaian : 𝐵1= B + 2 ( 1.5 h)
= 29.1 + 2 ( 1.5 x 1) = 32.1
32.1 + 29.1
A= 𝑥1
2

= 30.60 m²

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.3


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

2. Keliling basah
Diketahui : B = 29.1 h=1
Ditanyakan : P = ….?

Penyelesaian : P = B + 2 ඥ(1.5 ℎ)2 + ℎ²

= B + 2 ඥ3.25 + ℎ²
= B + 3.61 x 1
= 29.1 + (3.61 x 1 )
= 32.71 m²

3. Jari – jari hidrolis


Diketahui : A = 30.60 P = 32.71
Ditanyakan : R = ….?
𝐴
Penyelesaian : R = 𝑃
30.60
= 32.71

= 0.935 m

4. Kecepatan aliran
Diketahui : R = 0.935 n = 0.025 I = 0.0018
Ditanyakan : V = ….?
2 1
1
Penyelesaian : V = 𝑛 x 𝑅 3 x 𝐼 2
2 1
1
= 0.025 x 0.9353 x 0.00182

= 1.623 m³/dt

5. Debit banjir rencana


Diketahui : V = 1.623 A = 30.60
Ditanyakan : Q = ….?
Penyelesaian : Q = V . A
= 1.623 x 30.60
= 49.67 m³/dt

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.4


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Perhitungan ditabelkan dan dibuat grafik lengkung debit yang merupakan


hubungan antara Q dan h.
Tabel 4.1 Perhitungan Tinggi Banjir di Hilir Bendung

h (m) A (m²) P (m²) R (m) I (m) V (m³/dt) Q (m³/dt)

0,50 14,93 30,905 0,483 0,0018 1,045 15,591


1,00 30,60 32,710 0,935 0,0018 1,623 49,672
1,50 47,03 34,515 1,362 0,0018 2,086 98,078
2,00 64,20 36,320 1,768 0,0018 2,481 159,279
2,50 82,13 38,125 2,154 0,0018 2,831 232,460
3,00 100,80 39,930 2,524 0,0018 3,146 317,150
3,50 120,23 41,735 2,881 0,0018 3,436 413,067
4,00 140,40 43,540 3,225 0,0018 3,704 520,055

Grafik Lengkung Debit

Gambar 4.1 Grafik Lengkung Debit di Hilir

Dari grafik debit di atas, maka diperoleh tinggi banjir di hilir bendung
dengan debit rencana 𝑄100 adalah ℎ𝑑 = 3,20𝑚 dan untuk kontrol 𝑄1000
adalah sama dengan elevasi dasar sungai = 785 m
Maka, elevasi muka air banjir = 785 + 0,73 = 788,20 m

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.5


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

4.4 Tinggi Banjir di Hulu Bendung


4.4.1 Lebar efektif ( 𝑩𝒆𝒇)

𝐵𝑒𝑓 = 𝐵 − 2 ൫ 𝑛 . 𝐾𝑝 + 𝐾𝑎 ൯ 𝐻1 − ෍ 𝑡1 − 0,2 . ෍ 𝑏

Dimana : 𝐵𝑒𝑓 = Lebar efektif


𝐵 = Lebar total bendung
Lebar bendung ini diambil antara 1 s.d 1.2 kali
lebar normal sungai.
= 1.2 x 29.1
= 34.92 m
𝑛 = Jumlah pilar = 2 buah
𝐾𝑝 = Koefisien kontraksi pilar
= 0.01 (pilar bulat)
𝐾𝑎 = Koefisien kontraksi pangkal bendung = 0.1
𝑡 = Tebal pilar = 0.1 m
𝑏 = Lebar pintu bilas

= 1ൗ10 𝑥 𝐵

= 1ൗ10 𝑥 34.92 m = 3.492

Jumlah pintu bilas 2 buah @ 1.746 m


Maka :

𝐵𝑒𝑓 = 𝐵 − 2 ൫ 𝑛 . 𝐾𝑝 + 𝐾𝑎 ൯ 𝐻1 − σ 𝑡1 − 0.2 . σ 𝑏
𝐵𝑒𝑓 = 34.92 − 2 ( 2 . 0.01 + 0,1 ) 𝐻1 − 2 − 0.2 . 3.492
= 32.221 – 0.24 𝐻1

Dimana : 𝐻1 = Tinggi energy diatas mercu


= 𝐻𝑑 + 𝐻𝑎
𝐻𝑑 = Tinggi muka air
𝐻𝑎 = Tinggi kecepatan

𝑉² 𝑄
= 𝑉=
2𝑔 ൫ 𝑃 + 𝐻𝑑 ൯ 𝐵

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.6


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Pintu bilas direncanakan terbuat dari balok :

2 2
𝑄= . 𝑐𝑑 . ඨ . 𝑔 . 𝐵𝑒𝑓 . 𝐻1
3 3

𝑐𝑑 = Koefisien debit = 𝐶0 , 𝐶1 , 𝐶2
= 1.33
𝐵𝑒𝑓 = 32.221 – 0.24 𝐻1

Sistem penyelesaian dengan coba – coba :


Dicoba : H1 = 0.55 m

𝐵𝑒𝑓 = 32.221 − (0.24 × 0.55)


𝐵𝑒𝑓 = 32.089 𝑚

2
3
𝑄100
𝐻1 =
2 √2
(3 . 𝐶𝑑. 3 . 𝑔. 𝐵𝑒 )
2
3
17.1712
𝐻1 =
2 √2
(3 .1.33. 3 . 9.81. 32.089)

𝐻1 = 0.3818828352 𝑚 ≈ 0.382 𝑚 ← − − − 𝑜𝑘

- Untuk mencari 𝐻𝑎 (tinggi kecepatan) maka, digunakan rumus :

𝐻𝑑 = 𝐻1 − 𝐻𝑎

𝑣² ; 𝑄
𝐻𝑎 = 𝑉=
2𝑔 ൫𝑃 + 𝐻𝑎 ൯ . 𝐵

Dicoba : 𝐻𝑎 = 0.1 m
𝐻𝑑 = 0.382– 0.1
= 0.282
17.1712
𝑉 = (1.78+ 0.282) 32.089 = 0.259
(0.259)²
𝐻𝑎 = = 0.00342 ← − − − 𝑜𝑘
2 𝑥 9.81

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.7


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Dicoba : 𝐻𝑎 = 0.00342m
𝐻𝑑 = 0.382 – 0.00342
= 0.37858
17.1712
𝑉 = (1.78+ 0.37858) 32.089 = 0.248
(0.248)²
𝐻𝑎 = = 0.00313 ← − − − 𝑜𝑘
2 𝑥 9.81

Dari perhitungan di atas di dapat :


𝐻𝑎 = 0.00313 m
𝐻𝑑 = 0.37858 m
𝐻𝑖 = 0.282 m
𝐵𝑒𝑓 = 31.536 m

4.4.2 Bentuk Mercu Bendung

Dalam perencanaan ini digunakan bendung type ogee.


Pembentukan mercunya di dasarkan pada persamaan berikut :

𝑥 𝑛 = 𝐾 . ℎ𝑑 𝑛−1 . 𝑌
Dimana : x dan y = Koordinat permukaan hilir
hd = Tinggi muka air di atas mercu
K dan n = Parameter yang tergantung pada kemiringan
bidang hulu
(dalam perencanan diambil kemiringan bidang hulu 1 : 1 )
Tabel 4.2 Parameter K dan n
Kemiringan Permukaan Hilir K n
Vertikal 2.000 1.850
3:1 1.936 1.836
3:2 1.939 1.810
1:1 1.873 1.776

Jadi : K = 1.873
N = 1.766

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.8


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Sehingga rumus diatas menjadi :

𝑥1.776 = 1.873 . 2.6710.776 . y


atau

𝑦 = 0.249 . 𝑥1.776

Dari rumus di atas diperoleh titik – titik koordinat permukaan hilir


sebagai berikut :
Contoh :
x = 0.5
Maka y :
y = 0.249 . 𝑥1.776
= 0.249 . (0.5)1.776
= 0.072
Maka :
x 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
y 0.072 0.249 0.511 0.852 1.267 1.752 2.303 2.920

𝑥1 = 0.119 . 𝐻𝑑 𝑟 = 0.45 . 𝐻𝑑
= 0.119 . 2.6286 = 0.45 . 2.6286
= 0.3128 m = 1.182

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.9


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

4.4.3 Lengkung debit di hulu

Rumus yang digunakan :

2 2 2
𝑄= . 𝑐𝑑 . ඨ . 𝑔 . 𝐵𝑒𝑓 . 𝐻1 3
3 3

𝐵𝑒𝑓 = 32.221 – 0.24 H1

; 𝑄
𝑉²
𝐻1 = ℎ + 𝑉=
2𝑔 (𝑃 + 𝐻𝑑 )𝐵

Dimana :
Q = Debit, m3/dt (Q100 = 17,17 m3/dt)
Cd = Koefisien debit (Cd = C0.C1.C2), diambil 1,33
g = Percepatan gravitasi, (9,81 m/dt2)
Be = Lebar efektif mercu, m
H1 = Tinggi energy diatas mercu, m
= Hd + Ha
Hd = Tinggi muka air
Ha = Tinggi kecepatan
𝑉2 𝑄
= , 𝑉= (𝑝+𝐻𝑑)𝐵𝑒
2𝑔

V = kecepatan, m/dt2
P = Tinggi mercu, m

Untuk perhitungan dapat dilihat atau ditabelkan dengan H


berubah setiap 0,1 m, hasil perhitungan tersebut kemudian dibuat
grafik lengkung debit di hulu dan di desain tinggi aliran terhadap
𝑄100.

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.10


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Tabel 4.3 Perhitungan Tinggi Banjir di Hulu Bendung


2
Hd H1 P B Be V V /2g Q
(m) (m) (m) (m) (m) (m/dt) (m) (m3/dt)
0,10 0,100000 1,78 34,92 31,5120 - - 2,259567
0,100060 1,78 34,92 31,5120 0,034419 0,000060 2,261613
0,100060 1,78 34,92 31,5120 0,034450 0,000060 2,261616
0,20 0,200000 1,78 34,92 31,4880 - - 6,386153
0,200435 1,78 34,92 31,4879 0,092363 0,000435 6,406969
0,200438 1,78 34,92 31,4879 0,092664 0,000438 6,407105
0,30 0,300000 1,78 34,92 31,4640 - - 11,723170
0,301328 1,78 34,92 31,4637 0,161401 0,001328 11,800964
0,301345 1,78 34,92 31,4637 0,162473 0,001345 11,802001
0,40 0,400000 1,78 34,92 31,4400 - - 18,035234
0,402861 1,78 34,92 31,4393 0,236914 0,002861 18,228661
0,402922 1,78 34,92 31,4393 0,239455 0,002922 18,232840
0,402924 1,78 34,92 31,4393 0,239510 0,002924 18,232931
0,50 0,500000 1,78 34,92 31,4160 - - 25,185765
0,505100 1,78 34,92 31,4148 0,316334 0,005100 25,571113
0,505258 1,78 34,92 31,4147 0,321174 0,005258 25,583025
0,505262 1,78 34,92 31,4147 0,321324 0,005262 25,583396
0,60 0,600000 1,78 34,92 31,3920 - - 33,082256
0,608076 1,78 34,92 31,3901 0,398056 0,008076 33,750334
0,608405 1,78 34,92 31,3900 0,406094 0,008405 33,777682
0,608419 1,78 34,92 31,3900 0,406423 0,008419 33,778814
0,608420 1,78 34,92 31,3900 0,406437 0,008420 33,778861

Perhitungan di atas dihitung dengan cara:

 Ambil 𝐻1= 𝐻𝑑 kemudian dihitung 𝐵𝑒𝑓 dan akan di dapatkan


pula harga 𝑄1.

 Harga 𝑄1 dibagi dengan luas A < ( P + 𝐻𝑑 ) . B ) maka di dapat


2
harga 𝑉1 kemudian 𝑉 2 𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝐻1 .

 Demikian seterusya Q baru = Q awal atau harga Q tetap.

Selanjutnya perhitungan tabel dibuat grafik lengkung debitnya dan


akan diperoleh harga 𝐻𝑑 atau tinggi muka air di atas mercu.

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.11


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Grafik 4.2 Grafik Lengkung Debit di Hulu

Berdasarkan grafik diperoleh harga :


- 𝐻𝑑 untuk 𝑄100 adalah 0,39 m
- 𝐻𝑑 untuk 𝑄1000 adalah 0,52 m

4.4.4 Elevasi tanggul penutup

Elevasi tanggul penutup = elevasi muka air.


𝑄100 = elevasi mercu bendung + tinggi muka air di atas mercu + free
board (diambil 1m).
- Elevasi tanggul penutup : = 786.78 + 0.39 + 1
= 788.17 m
Kontrol :
- Elevasi 𝑀𝑎𝑏 𝑄100 = 786.78 + 0.39
= 787.17 m
Jadi elevasi tanggul penutup > elevasi 𝑀𝑎𝑏 ← − − − 𝑎𝑚𝑎𝑛

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.12


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

4.5 Peredam Energi

4.5.1 Kolam Loncat Air


Untuk bendung sungai yang hanya mengangkut bahan – bahan
sedimen halus dapat di rencanakan dengan kolam loncat air seperti di
bawah ini :
Gambar 4.3 Kolam Loncat Air

Untuk menghitung loncatan air dihitung dengan rumus :

1
𝑉∧ = √2𝑔 . (2 . 𝐻1 + 𝑧)

Dimana :
𝑉∧ = Kecepatan awal loncatan , m/dt
𝐻∧ = Tinggi energy di ambang (mercu) m
z = Tinggi jatuh , m

𝑦𝑍 1 𝑄
= 2 (√1 + 8 𝐹𝑟 2 − 1) ; 𝑦1 =
𝑦𝑛 𝐵𝑡 .𝑉1

𝑉∧
Fr = ( = di bilangan fronde )
ඥ𝑔 .𝑦1

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.13


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

𝑦∧ = Tinggi air di kali ( awal loncatan )


𝑦𝑧 = Tinggi loncatan air
𝑉∧ = Kecepatan pada kaki

Dari rumus di atas maka hasil dari perhitungan dapat disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Loncatan Air
Hd H1 B Q V1 Yu Y2
Fr 1/2 √1+8Fr2-1
(m) (m) (m) (m3/dt) (m/dt) (m) (m)
0,1 0,10006 34,92 2,26162 1,839 3,128 4,424 0,035 0,156
0,2 0,20044 34,92 6,40710 2,090 2,251 3,184 0,088 0,280
0,3 0,30135 34,92 11,80200 2,314 1,934 2,735 0,146 0,399
0,4 0,40292 34,92 18,23293 2,520 1,768 2,500 0,207 0,518
0,5 0,50526 34,92 25,58340 2,712 1,666 2,356 0,270 0,636
0,6 0,60842 34,92 33,77886 2,893 1,597 2,259 0,334 0,755

Dari hasil perhitungan di atas maka dapat dibuat grafik hubungan


antara Q dan H, untuk mengetahui kedalaman kolam olak. Dari grafik
dibawah ini maka didapat harga Y2 untuk Q100 adalah 0.50 m < dari Hd di
hilir (0.55 m). Untuk desain H1 = 0.38 cm, Q100 = 17.17 m3/dt, V1 = 2.493
m/dt, Fr = 1.783, Yu = 0.198, Y2 = 0.50.

Kolam olak tipe tenggelam telah digunakan sejak lama dengan sangat
berhasil pada bendung – bendung rendah dan untuk bilangan – bilngan
Froude rendah. Kriteria yang dipakai untuk perencaan diambil dari bahan –
bahan oleh perteka dan hasil – hasil penyelidikan dengan model. Bentuk
hidrolis kola mini akan dipengaruhi oleh tinggi energy dihulu diatas mercu
dengan perbedaan energy dihulu dengan muka air banjir dihilir.

Parameter – parameter dasar untuk perencanaan tipe bak tenggelam


sebagaimana diberikan oleh USBR (Perteka 197) sulit untuk diterapkan bagi
perencanaan bendung dengan tinggi energy rendah. Oleh sebab itu,
parameter – parameter dasar ini sebagai jari – jari bak, tinggi energy dan

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.14


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

kedalaman air telah dirombak kembali menjadi parameter – parameter tanpa


dimensi dengan cara membaginya dengan kedalaman kritis.

1
𝑞2 3
𝐻𝑐 = ( )
𝑔

Dimana :
Hc = Kedalaman air kritis, m
q = Debit per lebar satuan, m3/dt.m
g = Percepatan gravitasi, m/dt2

Gambar 4.4 Kolam olak menurut Vlughter

Dari gambar diatas maka perhitungan hidrolisnya adalah :

𝐷=𝐿=𝑅

𝑧
𝑗𝑖𝑘𝑎, 0.5 < ≤ 2.0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ;
ℎ𝑐

𝑡 = 2. ℎ𝑐 + 0.4𝑧

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.15


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

𝑧
𝑗𝑖𝑘𝑎, 2.0 < ≤ 15.0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ;
ℎ𝑐

𝑡 = 3.0ℎ𝑐 + 0.1𝑧

ℎ𝑐
𝑎 = 0.28ℎ𝑐 ඨ
𝑧

Dimana :
Hc = Kedalaman air kritis, m
D = Kedalaman kolam, m
L = Panjang kolam, m
a = End sill

Dari persamaan diatas maka dapat dihitung dimensi peredam energy


dan kolam olak tipe Vlughter sebagai berikut :

𝑧 = 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖 ℎ𝑢𝑙𝑢 − 𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑢𝑘𝑎 𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖 ℎ𝑖𝑙𝑖𝑟

𝑧 = 786.78 − 785 = 1.78 𝑚

𝑄100 17.17
𝑞= = = 0.49 𝑚3 /𝑑𝑡. 𝑚
𝐵 34.92
1
0.49² 3
𝐻𝑐 = ( ) = 0.290 𝑚
9.81
𝑧 1.78
= = 6.13
𝐻𝑐 0.290

𝑗𝑖𝑘𝑎, 2.0 < 6.13 ≤ 15.0, 𝑚𝑎𝑘𝑎 ;


𝑡 = (3.0 × 0.49) + (0.1 × 1.78)
𝑡 = 1.648 𝑚

ℎ𝑐
𝑎 = 0.28ℎ𝑐 ඨ
𝑧

0.49
𝑎 = 0.28 × 0.49 × √1.78 = 0.07 𝑚

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.16


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

4.5.2 Kedalaman Gerusan di Hilir


1
𝑄
R = 0.47 . ( 𝑏 )3

Dimana :
R = Kedalaman gerusan
Q = Debit m³/det
B = Faktor Locly
= 1.76 𝐷𝑚0.5
Dm = Diameter rata – rata tanah pada tempat yang di tinjau
diambil Dm = 0,005 m
Jadi :

1
17.17 3
𝑅 = 0.47 ( )
1.76 × 0.005

𝑅 = 5.87𝑚

Gambar 4.5 Kedalaman Ggerusan di Hilir

Dari hasil perhitungan peredam energy, kolam olak dan


kedalaman gerusan dihilir, maka didapatkan lah bentuk dari tubuh
bendung. Adapun hasil dari penggambaran adalah seperti gambar
dibawah ini.

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.17


Ambi Nurahmah Hidayantini
02115024

Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air II 4.18

Anda mungkin juga menyukai