1 Makalah Belerang Dan Asam Sulfat
1 Makalah Belerang Dan Asam Sulfat
PENDAHULUAN
Asam sulfat adalah suatu bahan penting untuk berbagai proses produksi,
antara lain industri pupuk, bahan kimia maupun untuk analisa labotarorium.
Asam sulfat merupakan asam anorganik yang bisa diproduksi secara massal
dan dalam kapasitas besar. Pada umumnya setiap pabrik memiliki unit
pabrik pengolahan asam sulfat agar mengurangi biaya pembelian bahan
baku. Oleh karena itu, agar kita lebih memahami mengenai industri belerang
dan asam sulfat, maka makalah ini akan membahas mengenai industri
belerang dan asam sulfat.
1
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah perkembangan industri belerang dan asam sulfat?
2. Apa karakteristik bahan baku yang digunakan dalam industri belerang
dan asam sulfat?
3. Bagaimana proses industri belerang dan asam sulfat?
4. Bagaimanakah karakteristik produk dari industri belerang dan asam
sulfat?
5. Berapa kapasitas produk yang dihasilkan pada industri belerang dan
asam sulfat di Indonesia?
6. Apa manfaat dan bahaya produk yang dihasilkan industri belerang dan
asam sulfat?
2
II. PEMBAHASAN
3
Amerika Serikat adalah negara-negara penghasil belerang pulihan yang
terbesar. Pada tahun 1980, produksi belerang dunia, dalam segala
bentuknya, berjumlah 54,6 x 106 t di antaranya 26,1% diproduksi
dengan cara frasch, 32,2% merupakan hasil pulihan, 5,5% belerang-unsur
lainnya, dan 36,2% didapatkan dari sumber-sumber bukan unsur seperti
pirit dan gas pabrik logam.
2. Asam Sulfat
Asam sulfat pertama kali ditemukan di Iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.
Pembuatannya melalui pembakaran belerang dengan saltpeter, pertama
kali dijelaskan oleh Valentinus pada abad kelima belas. Pada tahun 1746,
Roebuck dari Birmingham (Inggris) memperkenalkan proses kamar
timbal. Proses yang menarik, namun sekarang sudah kuno.
Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Phillips,
seorang Inggris, yang patennya mencakup aspek – aspek penting dari
proses kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur
dioksida dan udara melalui katalis, kemudian diikuti oleh absorpsi sulfur
trioksida di dalam asam sulfat 98,5 % sampai 99 %.
4
Salah satu kelemahan proses kamar yang menyebabkan orang tidak
memakainya lagi adalah karena proses ini hanya mampu menghasilkan
asam sulfat dengan konsentrasi sampai 78% saja. Pemekatannya
merupakan suatu operasi yang mahal, sehingga pada tahun 1980, hanya
tinggal satu pabrik saja yang menggunakan proses kamar yang masih
beroperasi di Amerika Serikat.
5
3. Jawa timur : Gunung Arjuno, Gunung Welirang, kawah Ijen.
4. Sumatera utara : Gunung Namora
5. Sulawesi utara : Gunung Mahawu, Soputan
6. Maluku : Pulau Damar
Dari total jumlah sulfur yang diproduksi tersebut, sekitar 70-85% digunakan
untuk pembuatan asam sulfat. Sedangkan asam sulfat banyak digunakan
untuk industri pupuk (37%), industri bahan kimia (18%), industri bahan
warna (8%), pulp dan kertas (7%), besi baja, serat sintetis, minyak bumi dan
lain-lain.
pupuk
Refining minyak bumi
Proses kontak Asam fosfat
Sulfur alam pyrite SO2 H2SO4 Alumunium sulfat
Proses bilik Rayon dan serat
timbal Pulp
Bahan warna dan lain-lain
a. Mineral Sulfida
1. Bijih Pyrit (FeS2)
Sistem kristal: isometrik seperti dadu atau kubus (striated)
Kekerasan : 6 – 6,5 mohs
Berat jenis : 4,95 – 5,10
Warna : emas pucat
6
2. Sfalerit (ZnS)
Sistem kristal : isomeristik
Kekerasan : 3,5 – 4 mohs
Berat Jenis : 4,0
Sifat : submetalik
Keberadaan : Joplin, Missouri, Rosiclare, Illinois, Elmwood,
Tennessee, Amerika Serikat, Broken Hill,
Australia, Italia, Spanyol, Burma, Peru, Maroko,
Jerman, dan Inggris.
3. Kalkoprit (CuFeS2)
Sifat : logam
4. Galena (PbS)
Sistem Kristal : isometrik heksoktahedral
7
Kekerasan : 2,5 – 2,75 mohs
Berat jenis : 7,58
Warna : abu – abu timah
Sifat : semikonduktor
Keberadaan : Perancis,
Romania, Austria, Belgium, Italia,
Spanyol, Scotland, Inggris, Australia,
Mexico, Gunung Hermon (Israel sebelah
utara), Amerika Serikat (lembah
Mississippi, di bagian tenggara Missouri dan
di Illinois, Iowa dan Wisconsin).
8
(brittle)
6. Pecahan : berbentuk konkoidal dan tidak rata
7. Kilap : damar
8. Gores : berwarna putih
9. Nyala lampu : biru dan jika dibakar menghasilkan
gas SO2 yang berbau busuk
10. Warna : kuning gelap atau kehitaman
11. Daya hantar : penghantar panas dan listrik yang buruk
12. Kelarutan : tidak larut dalam air (larut dalam
CS2, CCl4, minyak bumi, minyak tanah, dan anilin).
9
terdiri dari tiga pipa dengan diameter berkisar antara 3 cm sampai 20
cm dilewatkan melelui strata yang mengandung belerang dan berhenti
di bagian atas anhidrat yang tidak mengandungnya, seperti pada
gambar.
Sedangkan air ditarik keluar dari formasi itu dengan laju aliran kira-
kira sama dengan laju injeksinya, agar tidak terjadi peningkatan
tekanan yang dapat menyebabkan pemasukannya terhenti. Setelah
sampai dipermukaan, belerang cair itu dialirkan melalui pipa-pipa
yang dipanaskan dengan uap ke dalam pemisah (separator), dimana
10
udara dikeluarkan. Belerang itu kemudian dibiarkan memadat di
dalam tong-tong penimbunan atau tetap dalam keadan cair di dalm
tangki penimbunan yang dipanaskan dengan uap.
11
pasir halus dan air yang disebut tailing. Sedangkan dalam
benefication proses, sulfur setelah ditambahkan air dan reagen-
reagen dipanaskan dalam autoklaf selama ½ - ¾ jam pada tekanan 3
atm, sehingga setiap partikel kecil sulfur terkumpul, kemudian
dilakukan pencucian dengan air untuk menghilangkan tanah, lalu
dipanaskan kembali dalam autoklaf sehingga sulfur terpisah sebagai
lapisan sulfur dengan kadar 80 – 90%.
Pada thermal step, sebagian gas H2S akan teroksidasi dengan udara,
ini dilakukan dalam tungku reaksi pada suhu tinggi (1000 – 1400oC ).
Sehingga sulfur akan terbentuk dan akan dihasilakan pula gas SO2,
12
namun beberapa gas H2S tetap tidak bereaksi. Dengan reaksi sebagai
berikut:
H2S + 3O2 2SO2 + 2H2O - 24,89 kcal
Kemudian pada catalityc step, gas H2S yang belum teroksidasi pada
thermal step direaksikan dengan SO2 pada suhu yang lebih rendah
(sekitar 200 – 350oC) selama katalis untuk memperoleh belerang.
Dengan reaksi sebagai berikut:
13
Gambar 5. Proses Clause dalam industri pada pabrik okotoks
2. Asam Sulfat
a. Proses kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri
dengan produk yang cukup besar adalah dengan proses kontak.
Prinsip proses kontak adalah reaksi oksidasi gas SO2 dengan oksigen
dari udara dengan memakai katalis padat dilanjutkan dengan
absorpsi gas SO3 yang dihasilkan untuk membentuk asam sulfat.
Reaksi Utama :
14
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) -23,0 kcal
15
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan
asam sulfat yang sangat korosif. Untuk mengatasi hal ini, gas
SO3 dialirkan melalui menara yang di dalamnya terdapat
aliran H2SO4 pekat, sehingga terbentuk asam pirosulfat
(H2S2O7) atau disebut “oleum”. Asam pirosulfat direaksikan
dengan air sehingga menghasilkan asam sulfat dengan kadar
98%.
16
Dalam konfigurasi aliran ini, gas yang keluar dari menara
absorpsi pertama dipanaskan lagi melalui pertukaran kalor
dengan gas konverter bawah dan masuk kembali dalam tahap
akhir konverter itu. Oleh karena itu, kadar sulfur trioksidanya
rendah, reaksinya:
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g)
Reaksi dapat berlangsung lebih jauh pada arah yang dihendaki
dan pemulihan dapat lebih tinggi dan mencapai 99,7%.
Berikut ini adalah diagram alir pabrik asam sulfat kontak yang
menggunakan pembakaran belerang dan absorpsi tunggal.
17
dengan botol kaca besar yang disusun berseri, untuk mempercepat
proses.
Joseph Gay Lussac mengambil langkah maju yang nyata pada tahun
1835 ketika ia membangun menara untuk mengambil kembali NO
yang sebelumnya telah dihembuskan keluar dan dan
mengkonversinya kembali menjadi NO2 melalui reaksi dengan
oksigen. Tepatnya, dalam menara Gay Lussac, NO dikonversikan
menjadi asam Nitrit (HNO2) yang dilarutkan dalam asam sulfat
berair;
18
Reaksi keseluruhan langkah-langkah ini ternyata :
SO2(g) + ½ O2(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
19
itu di dalam kompartemen pada drum pemekat dan air keluar
bersama gelembung-gelembung gas dari asam. Gas keluar paada
suhu 230oC sampai 250oC dari kompartemen pertama drum itu,
masuk ke dalam kompartemen kedua, bersama dengan sebagaian gas
panas dari tanur pembakaran. Kemudian gas yang dihasilkan ini
akan keluar pada suhu 170oC sampai 180oC, dan masuk ke dalam
drum pendingin gas, dimana gas tersebut didinginkan lagi menjadi
100oC sampai 125oC sambil menaikkans uhu asam encer ke titik
didihnya. Oleh karena sebagian asam sulfat itu terbawa ikut sebagai
kabut, gas panas dilewatkan melalui pembasuh venture dan separator
siklon, kemudian dicuci dengan asam umpan dan air untuk
menyingkirkan kabut asam, sebelum dibuang ke udara. Cara ini
dapat menurunkan kabut asam sampai sekitar 35 mg/m3 dengan
biaya investor yang lebih rendah dari pada bila menggunakan
prisipitator-kabut elektrostatik. Prosedur ini akan menghasilkan asam
dengan konsentrasi akhir 93%.
20
2.4 Produk dalam Industri Asam Sulfat
Produk asam sulfat yang dihasilkan oleh PT. Dunia Kimia Utama
memiliki konsentrasi 98,5%. Sifat fisik asam sulfat yang
dihasilkan yaitu:
1. Bentuk Cairan
2. Warna Jernih
3. Bau Menyengat
4. Titik Didih 340oC
5. Titik Leleh 10,49oC
21
1 Tekanan 1 atm -
2.5 Kapasitas Produk yang dihasilkan pada Industri Belerang dan Asam
Sulfat
22
2. Sumber : Monsanto
Kapasitas Enviro-Chem
Produksi Asam Sulfat di Indonesia
Sekarang ini ada 7 pabrik asam sulfat, diantaranya ada yang
merupakan unit terpadu dengan pabrik-pabrik pupuk yang sudah ada,
rayon, dan detergen. Dengan adanya pabrik-pabrik baru, maka
kapasitas sebesar 253.000 ton/tahun pada tahun1983 akan meningkat
menjadi 841.000 ton/tahun pada tahun 1988. Jumlah kebutuhan pada
tahun 1983/1984 238.000 ton dan pada tahun 1988 diperlukan 800.000
ton. Pemakai dan penghasil terbesar adalah PT. Petrokimia Gresik
yaitu 170.000 ton/tahun untuk unit pupuk ZA((NH4)2SO4)) dan akan
dipoles menjadi 698.000 ton/tahun dengan mulai beroperasinya unit
asam phosport.
2.6 Manfaat Dan Bahaya Produk yang dihasilkan dalam Industri Belerang
dan Asam Sulfat
Selain berkhasiat bagi tubuh manusia, lebih dari 90% belerang yang
digunakan dikonversi menjadi asam sulfat, tetapi penggunaan di
industri pun banyak. Di antaranya adalah pembuatan pulp kertas,
karbon disulfida, insektisida, fungisida, bahan pemutih, karet
vulkanisasi, detergen, produk farmasi dan zat warna.
2. Asam Sulfat
Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada
serat pulp kertas untuk menghasilkan aluminium karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas yang
23
keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium
hidroksida.
Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia.
Sebagai contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya
digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam,
yang digunakan untuk membuat nilon. Ia juga digunakan untuk
membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak
H2SO4 digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai
katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan
isooktana.
2. Asam Sulfat
Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya.
Resiko utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang
menyebabkan luka bakar dan penghirupan aerosol asap. Paparan
dengan aerosol asam pada konsentrasi tinggi akan menyebabkan
iritasi mata, saluran pernafasan, dan membran mukosa yang parah.
Iritasi akan mereda dengan cepat setelah paparan, walaupun terdapat
risiko edema paru apabila kerusakan jaringan lebih parah. Pada
konsentrasi rendah, simtom-simtom akibat paparan kronis aerosol
asam sulfat yang paling umumnya dilaporkan adalah pengikisan gigi.
24
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh mengenai Industri Belerang dan asam
sulfat antara lain sebagai berikut.
1. Belerang merupakan salah satu bahan dasar yang paling penting dalam
industri pengolahan kimia.
2. Bahan baku yang digunakan dalam industri asam sulfat adalah belerang.
3. Proses industri asam sulfat terdiri dari proses kontak (absorpsi tunggal
dan ganda) dan proses bilik timbal.
25
4. PT. Dunia Kimia Utama yang terletak di Palembang menggunakan
proses kontak.
5. Proses kontak dan bilik timbal memakai bahan dasar SO2 dari
pembakaran belerang.
6. Asam sulfat dianggap tidak beracun selain bahaya korosifnya. Resiko
utama asam sulfat adalah kontak dengan kulit yang menyebabkan luka
bakar dan penghirupan aerosol asap.
7. Kegunaan asam sulfat adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Diawati, Chansyanah. 2010. Diktat Kimia Industri. Bandar Lampung : Universitas
Lampung.
Oxtoby, David W. 2003. Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
26