ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ii
DEWAN PENGUJI
iii
Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
iv
Segala puji dan syukur dipanjatkan Kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jalan Fatmawati, Cilandak,
Jakarta Selatan Periode 2 September – 25 Oktober 2013.
Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu sarana
untuk mengembangkan wawasan kefarmasian mengenai pelayanan farmasi di
rumah sakit sebelum melakukan pengabdian sebagai Apoteker dan merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Profesi
Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok.
Pada penyelesain penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini,
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis hendak
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mengarahkan, yaitu kepada:
1. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia atas izin dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
untuk melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt sebagai Pejabat Sementara Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013.
3. Dr. Harmita, Apt., sebagai Ketua Program Profesi Apoteker dan dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan bantuan
selama penulis menempuh pendidikan Apoteker di Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia serta kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
4. Dr. Retnosari Andrajati, M.S, Ph.D., Apt selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan ini.
5. Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt selaku Pembimbing I atas waktu, bantuan,
bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis
2014
vi
NPM : 1206329801
Fakultas : Farmasi
beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 11Januari 2014
Yang menyatakan
vii
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
ABSTRAK
viii
ix
COVER................................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................ iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR................................................................................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
x
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
3.2.6 Kegiatan Farmasi Klinik ........................................................... 19
3.2.7 Ruang Lingkup Kegiatan Farmasi ........................................... 30
3.3 Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati................................... 55
DAFTAR ACUAN............................................................................................. 82
LAMPIRAN....................................................................................................... 84
xi
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini adalah
sebagai berikut :
a. Calon Apoteker memahami peran dan tanggung jawab apoteker pada tiap
bagian yang melibatkan Apoteker di RSUP Fatmawati diantaranya di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS), dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT).
b. Memberi gambaran pada calon Apoteker tentang hal-hal terkait Farmasi
Rumah Sakit sehingga calon Apoteker mempunyai bekal untuk bertindak
sesuai dengan kode etik dan ketentuan yang berlaku di dalam sistem
pelayanan rumah sakit.
c. Mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah dipelajari secara teoritis
berkenaan dengan praktek di rumah sakit oleh calon Apoteker.
Universitas Indonesia
4 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada tanggal 15 April 1961, status dan fungsi rumah sakit tersebut berubah
menjadi rumah sakit umum dan penyelenggaraan serta pembiayaannya diserahkan
kepada Departemen Kesehatan RI sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai
hari jadi Rumah Sakit Ibu Soekarno. Pada tanggal 20 Mei 1967, nama RSU Ibu
Soekarno diganti menjadi RSU Fatmawati. Selanjutnya pada tahun 1984 RSU
Fatmawati ditetapkan sebagai pusat rujukan wilayah Jakarta Selatan dan tahun
1994 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas B Pendidikan. Dalam
perkembangan Rumah Sakit Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit
Swadana Bersyarat pada tahun 1992 dan dua tahun berikutnya yakni tahun
1994 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Tanpa Syarat. Pada tahun
1997 sesuai dengan diberlakukannya UU No.27 Tahun 1997, rumah sakit
mengalami perubahan kebijakan dari swadana menjadi PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak), selanjutnya pada tahun 2000 Rumah Sakit Fatmawati
ditetapkan sebagai RS Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.117 tahun
2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta. Pada
tanggal 11 Agustus 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).
Dalam penilaian Tim Akreditasi Rumah Sakit, tahun 1997 RS Fatmawati
memperoleh Status Akreditasi Penuh untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, RSUP
Fatmawati memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12
pelayanan. Kemudian pada tahun 2004 RSUP Fatmawati terakreditasi 16
Pelayanan dan pada tahun 2007 memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat
Lengkap 16 Pelayanan. RSUP Fatmawati pada tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah Sakit Umum dengan pelayanan
Unggulan Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik sesuai dengan SK Menteri
Kesehatan No.424/MENKES/SK/V/2008. Pada tahun 2011, RSUP Fatmawati
telah menyandang sertifikat Terakreditasi ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 :
2007 dan saat ini (Mei 2013) sedang menuju untuk mendapatkan sertifikat JCI
(Joint Commission International).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.6.2 Nilai
Nilai yang diterapkan di RSUP Fatmawati adalah jujur, profesional,
komunikatif, dan ikhlas, serta peduli dalam melaksanakan tugas.
2.6.2.1 Jujur
Menerapkan transparansi dalam melaksanakan tugas.
2.6.2.2 Profesional
Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan peka budaya).
2.6.2.3 Komunikatif
Mampu melaksanakan hubungan interpersonal yang asertif dan responsif.
Universitas Indonesia
2.6.2.4 Ikhlas
Selalu memegang teguh ketulusan dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan.
2.6.2.5 Peduli
Selalu tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.
2.6.3 Tujuan
Tujuan RSUP Fatmawati adalah:
a. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi
kaidah keselamatan pasien (patient safety)
b. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi
pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian.
d. Terwujudnya SDM yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan
pelanggan.
e. Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber daya
manusia rumah sakit.
Universitas Indonesia
11 Universitas Indonesia
yang ada. Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena
semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di
seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.
Salah satu fungsi Panitia Farmasi dan Terapi adalah mengembangkan
formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Formularium adalah himpunan
obat yang diterima/ disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di
rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan.
3.1.2.2 Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit adalah organisasi yang terdiri
dari staf medik, apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit dan tenaga kesehatan
lainnya.
3.1.2.3 Panitia lain yang terkait dengan tugas farmasi rumah sakit
Apoteker juga berperan dalam tim/ panitia yang menyangkut dengan
pengobatan antara lain:
a. Panitia mutu pelayanan kesehatan rumah sakit
b. Tim perawatan paliatif dan bebas nyeri
c. Tim penanggulangan AIDS
d. Tim transplantasi
e. Tim PKMRS, dan lain - lain.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi.
3.1.5.4 Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat merupakan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
3.1.5.5 Konseling
Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk
mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan
pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
3.1.5.6 Pemantauan kadar obat dalam darah
Pemantauan kadar obat dalam darah dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter yang
merawat karena indeks terapi yang sempit.
3.1.5.7 Ronde atau visite
Ronde atau visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat
inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
3.1.5.8 Pengkajian penggunaan obat
Pengkajian pengguanaan obat merupakan program evaluasi penggunaan
obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat - obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b) Etiket
c) Timbang
d) Isi
e) Penyerahan dan pemeriksaan
3) Untuk resep yang tidak dapat dipenuhi dan tidak dapat diklarifikasi
kebenarannya atau resep tidak setuju dibeli, resep dikembalikan kepada user
(pemilik resep)
Universitas Indonesia
3.2.6.3 Visite
Pelayanan kefarmasian saat ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan
obat, namun telah berkembang orientasinya pada pelayanan kepada pasien
(pharmaceutical care). Hal ini juga berlaku bagi apoteker yang berada dalam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
jalan harus dilengkapi dengan informasi yang memadai dan dapat menjelaskan
kepada pasien atau keluarga pasien tentang obat yang digunakan sehingga dapat
menghindari kesalahan dalam penggunaan obat. Pelaksanaan kegiatan tersebut
dilakukan dengan menggunakan prosedur konsultasi obat atau pelayanan
informasi obat (PIO). Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat inap
dilakukan oleh apoteker pada pasien dengan kriteria:
a. Pasien dengan rujukan dokter untuk konsultasi obat dengan apoteker.
b. Pasien dengan keinginan sendiri untuk konsultasi obat dengan apoteker.
c. Pasien yang akan pulang. Apoteker mendapatkan informasi pasien yang akan
pulang dari perawat ruangan atau petugas depo farmasi rawat inap.
Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat inap dilakukan oleh apoteker di
ruang perawatan pasien. Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat jalan
dilakukan oleh apoteker berdasarkan kriteria pasien tertentu diantaranya:
a. Pasien dengan rujukan dokter untuk berkonsultasi dengan apoteker.
b. Pasien dengan keinginan sendiri untuk konsultasi dengan apoteker.
c. Pasien dengan penggunaan obat khusus seperti:
1) Pasien dengan pengobatan lebih dari 4 macam obat (poli farmasi).
2) Pasien dengan pengobatan kronis.
3) Pasien dengan riwayat alergi.
4) Pasien dengan penggunaan antibiotik tunggal maupun kombinasi.
5) Pasien dengan pengobatan khusus seperti pengobatan Kemoterapi,
pengobatan HIV/ AIDS, pengobatan Tuberkulosis.
Pengisian data pasien dan data informasi obat dalam formulir konsultasi
dilakukan oleh apoteker secara lengkap dan benar. Pelaksanaan konsultasi obat
oleh apoteker dengan tahapan berikut:
a. Perkenalan.
b. Penilaian pemahaman pasien terhadap obatnya.
c. Pemberian penjelasan dan konsultasi obat secara lengkap. Penjelasan obat
meliputi indikasi obat, cara kerja obat, dosis penggunaan obat, cara pemakaian
obat yang benar, waktu pemakaian obat, efek samping obat yang mungkin
Universitas Indonesia
terjadi, cara pemakaian obat yang benar, interaksi antara obat dan makanan
baik yang potensial maupun aktual, dan informasi lain yang mendukung.
d. Pengujian pemahaman pasien atas informasi yang telah diberikan.
e. Penutup.
Universitas Indonesia
penyelia Tata Usaha Farmasi, yaitu Penyelia Pencatatan dan Pelaporan serta
Penyelia Tata Usaha (TU) dan SDM Farmasi. Penyelia Pencatatan dan Pelaporan
bertanggung jawab dalam pencatatan seluruh surat masuk dan surat keluar,
pembuatan laporan dan penyimpanan arsip. Penyelia Tata Usaha dan SDM
Farmasi bertanggung jawab dalam administrasi seluruh pegawai Instalasi Farmasi
RSUP Fatmawati, dari absensi atau kehadiran sampai cuti dan lembur pegawai.
Penyelia Tata Usaha dan SDM juga bertanggung jawab dalam pengurusan klaim
untuk seluruh pasien dengan jaminan sosial.
Pengiriman surat keluar Instalasi Farmasi dalam lingkup rumah sakit
ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi, sedangkan pengiriman surat
keluar untuk lingkungan eksternal rumah sakit melalui Sub Bagian Tata Usaha
Rumah Sakit. Pembuatan laporan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati yang
dilakukan oleh Penyelia Pencatatan dan Pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan dan perekapan data untuk penyusunan laporan
1) Pengambilan data dari gudang farmasi berupa catatan permintaan
barang floor stock atau pemakaian perbekalan farmasi dari semua satuan
kerja berdasarkan formulir permintaan barang setiap akhir bulan untuk
pembuatan laporan keuangan dan catatan permintaan obat atau alkes depo
farmasi ke gudang farmasi untuk pembuatan laporan pengeluaran
perbekalan farmasi per depo farmasi.
2) Pengambilan data jumlah pemasukan dan pengeluaran obat - obat
narkotika dan psikotropika di gudang farmasi dan seluruh depo farmasi
oleh Kepala Perbekalan Instalasi Farmasi setiap akhir bulan untuk
narkotika dan setiap akhir tahun untuk psikotropika untuk pembuatan
laporan masing-masing penggunaannya.
3) Pengambilan data jumlah penulisan resep obat dengan nama generik
dan non generik dari catatan pemantauan penulisan resep obat generik di
depo - depo farmasi setiap akhir bulan untuk pembuatan laporan
pemantauan penulisan resep obat generik.
4) Pengambilan data catatan tagihan obat pasien per depo farmasi untuk
pembuatan laporan tagihan obat pasien per depo farmasi.
Universitas Indonesia
5) Pengambilan data dari catatan lembar resep dan jumlah resep depo farmasi
dari pasien rawat jalan (poliklinik) dan pasien rawat inap (ruangan) di
depo - depo farmasi untuk pembuatan laporan kegiatan instalasi farmasi.
6) Pengambilan data kwitansi dan faktur pembelian perbekalan farmasi
dari catatan pemakaian kas kecil instalasi farmasi untuk pembuatan
laporan pemakaian kas kecil instalasi farmasi.
b. Penyusunan laporan bulanan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati oleh
Penyelia Pencatatan dan Pelaporan.
1) Penyusunan laporan keuangan, laporan pengeluaran perbekalan farmasi
tiap depo farmasi, laporan pemantauan penulisan obat generik dan non
generik, laporan tagihan obat pasien tiap depo farmasi, laporan
kegiatan instalasi farmasi, dan laporan pemakaian kas kecil instalasi
farmasi setiap bulan.
2) Pembuatan laporan pemakaian obat narkotika setiap bulan dan laporan
pemakaian obat psikotropika setiap akhir tahun oleh Kepala Instalasi
Farmasi.
Pengiriman laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika
dilakukan ke Bagian Umum RSUP Fatmawati untuk dibuatkan surat
pengantar yang ditandatangani oleh Direktur Medik dan Keperawatan, lalu
dikirim ke Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Pengiriman laporan
keuangan, laporan pengeluaran perbekalan farmasi per depo farmasi,
laporan pemantauan penulisan obat generik dan non generik, laporan
tagihan obat pasien per depo farmasi, dan laporan kegiatan instalasi
farmasi ditujukan kepada Direktur Medik dan Keperawatan dan Kepala
Instalasi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan. Pemisahan arsip yang
akan disimpan oleh Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati didasarkan atas:
a) Arsip surat masuk, surat keluar, SK Direktur RSUP Fatmawati dan SK
Kemenkes. Alur ini dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu alur
penyimpanan arsip.
b) Arsip Kepegawaian yang terdiri dari map masing-masing pegawai
Instalasi Farmasi
Universitas Indonesia
3.2.7.2 Gudang
Kegiatan yang dilakukan di Gudang Farmasi merupakan proses kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi. Dalam menjalankan kegiatannya, terdapat empat
penyelia di gudang farmasi yaitu: penyelia gudang farmasi, penyelia perencanaan
perbekalan farmasi, penyelia distribusi dan penerimaan dan penyelia sistem
informasi farmasi. Kegiatan yang dilakukan di gudang farmasi RSUP Fatmawati
antara lain:
a. Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan
dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuan dari
perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah
perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Dirjen Binfar Alkes, 2008).
Perencanaan dilakukan setiap bulan yaitu pada tanggal 10-20 tiap bulan untuk
memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi bulan berikutnya. Perencanaan
dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi
dan usulan masing-masing depo farmasi. Dalam metode konsumsi, data yang
digunakan adalah analisa penjualan masing-masing depo dan penggunaan obat
Universitas Indonesia
dan alkes floor stock masing-masing ruangan selama 3 bulan terakhir; terutama 1
bulan sebelumnya, melihat data stok obat yang ada dan anggaran yang tersedia.
Perencanaan yang dibuat oleh penyelia gudang farmasi diantaranya adalah
perencanaan obat, alkes habis pakai, gas medik, reagen, bahan baku, dan
kebutuhan untuk instalasi radiologi seperti film rontgen. Dasar perencanaan
merujuk pada daftar obat dalam formularium, DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) ,
DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional), obat bebas dan generik. Perencanaan
yang telah dibuat akan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi
b. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. Tujuan pengadaan adalah mendapatkan perbekalan
farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang
terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga dan
waktu berlebihan (Dirjen Binfar Alkes, 2008).
Perencanaan yang telah ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi
kemudian dikirimkan ke Direksi RSUP Fatmawati untuk mendapatkan
persetujuan pengadaan. Pertama, perencanaan dikirimkan ke Direktur Medik
dan Keperawatan yang selanjutnya dikirimkan ke Direktur Keuangan. Direktur
Keuangan mengirimkan ke Bagian Anggaran dan dikirim kembali ke Direktur
Keuangan. Direktur Keuangan selanjutnya mengirimkan ke Direktur Utama
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Setelah mendapat persetujuan pengadaan,
data perencanaan disampaikan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). PPK
akan mengirimkan ke Sekretariat PPK untuk dibuatkan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS). HPS dikirimkan kembali ke PPK dan dikirim ke Direktur Keuangan,
yang selanjutnya dikirim ke Bagian Anggaran untuk disetujui dan dikirim
kembali ke Direktur Keuangan. Oleh Direktur Keuangan, HPS akan dikirimkan
ke PPK. Bila perencanaan di bawah 200 juta, maka diberikan kepada Pejabat
Pengadaan Medik untuk dilakukan pemilihan harga. Bila perencanaan di atas
200 juta, maka harus ke ULP untuk dilakukan lelang secara LPSE (Layanan
Pengadaan Secara Elektronik). Sekretariat PPK akan membuatkan Surat Pesanan
(SP) untuk perencanaan di bawah 50 juta, atau membuatkan Surat Perintah
Universitas Indonesia
Kerja (SPK) untuk perencanaan antara 50 juta sampai 200 juta, dan
mengirimkan ke distributor terkait. Alur pengadaan perbekalan farmasi dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Obat-obat cito dapat diadakan dengan cara pembelian langsung, syarat
pembelian langsung obat-obat cito adalah kurang dari 20 juta. Pengadaannya
dilakukan dengan membuat disposisi untuk meminta persetujuan Direktur Medik
dan Keperawatan untuk menggunakan kas kecil Pejabat Pengadaan Medik,
sedangkan bila di luar jam kerja menggunakan kas kecil Duty Manager.
Pengadaan obat juga dilakukan untuk obat gratis atau hibah dari pemerintah,
yaitu obat HIV, obat TBC dan Metadon. Pengadaan obat-obat ini dilakukan oleh
masing-masing penanggung jawab obat pemerintah, berdasarkan laporan
pemakaian obat yang disusun setiap bulannya.
c. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai aturan kefarmasian. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah
maupun waktu kedatangan (Dirjen Binfar Alkes, 2008).
Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Tim Penerima Barang
berdasarkan Surat Pesanan (SP) yang dibuat oleh ULP (Unit Layanan Penyedia),
tender, konsinyasi atau sumbangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pada
lampiran 9 yaitu alur penerimaan perbekalan farmasi oleh tim penerima. Prosedur
penerimaan perbekalan farmasi ialah sebagai berikut:
1) Perbekalan farmasi yang berasal dari distributor atau rekanan atau rumah sakit
atau apotik atau donatur diterima oleh Tim Penerima Barang Medik,
selanjutnya diserahkan ke gudang farmasi untuk disimpan. Penerimaan
perbekalan farmasi di luar jam kerja dilakukan oleh Tim Penerima Barang
Medik untuk obat atau alkes yang termasuk dalam pengadaan rutin. Untuk
obat-obat cito yang datang di luar jam kerja, maka diserahkan ke Depo IGD
untuk selanjutnya diserahterimakan ke Tim Penerima Barang Medik.
2) Serah terima perbekalan farmasi yang diterima dari Tim Penerima Barang
Medik dengan Petugas Gudang Farmasi disesuaikan dengan:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
i. Penyimpanan pada suhu kamar (25oC) untuk obat - obat, cairan infus,
alat kesehatan, pembalut, dan gas medik.
ii. Penyimpanan suhu dingin (dalam lemari pendingin) pada suhu 2- 8
oC untuk obat – obat tertentu, produk biologis, dan reagensia yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
iii). Untuk obat high alert yang memenuhi kriteria LASA (Look Alike
Sound Alike), maka obat tersebut diletakkan secara terpisah dengan
memberikan selingan minimal 2 obat non kategori LASA di
antaranya.
e. Pendistribusian
Proses pendistribusian yang terdapat pada gudang farmasi adalah distribusi
perbekalan dari gudang ke depo farmasi dan ke ruang- ruang rawat (floor stock).
Distribusi perbekalan farmasi ke depo-depo secara sistem komputerisasi yang
dilakukan setiap hari. Pada pagi hari staf gudang farmasi akan mengecek
permintaan dari masing-masing depo, kemudian akan dinilai secara keseluruhan
pembagian stok ke depo – depo farmasi agar manajemen persediaan di gudang
farmasi tetap baik. Setelah perbekalan farmasi disiapkan oleh petugas gudang
farmasi, maka akan dilakukan serah terima dengan petugas depo. Saat serah
terima dilakukan pengecekan volume dan tanggal kadaluwarsa perbekalan
farmasi. Petugas menandatangani bila telah dilakukan pengecekan dan telah
sesuai, kemudian dilakukan proses pemasukkan data (input) ke sistem kemudian
dicetak untuk mendapatkan print out. Setelah itu, petugas gudang farmasi
mengecek pengeluaran sesuai atau tidak. Stok gudang farmasi akan berpindah ke
depo farmasi bila telah diverifikasi.
Proses distribusi obat dan alkes floor stock dilakukan setiap bulan sesuai
jadwal pengambilan barang masing-masing ruang satuan medik. Permintaan
perbekalan farmasi dilakukan secara manual atau dengan mengisi formulir
permintaan dan penerimaan barang, untuk kemudian diambil oleh petugas
ruangan.
f. Pelaporan
Pelaporan perbekalan farmasi di gudang farmasi, antara lain:
1) Rekapitulasi penerimaan barang
2) Rekapitulasi pengeluaran barang
3) Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran gas medis
4) Laporan stok opname
Universitas Indonesia
3.2.7.3 Produksi
a. Produksi Non Steril
Kegiatan yang dilakukan di produksi non steril adalah pembuatan sediaan
farmasi, pengenceran sediaan, dan pengemasan kembali. Bentuk sediaan yang
diproduksi mencakup bentuk sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semipadat.
Semua bentuk sediaan dibuat berdasarkan master formula RSUP Fatmawati. Di
ruang produksi RSUP Fatmawati saat ini terdapat 43 master formula sebagai
panduan pelaksanaan produksi farmasi. Tujuan dilakukannya produksi di RSUP
Fatmawati antara lain adalah untuk penghematan anggaran, terdapat sediaan
dengan formula khusus dan sediaan obat dibutuhkan segar seperti rekonstitusi
obat suntik dan obat kanker.
Bahan baku yang digunakan di produksi non steril diperoleh dari gudang
farmasi. Perencanaan dilakukan setiap bulan berdasarkan laporan bulanan
sebelumnya kemudian perencanaan ini dikirimkan ke gudang farmasi untuk
dilanjutkan dengan proses pengadaan. Produksi non steril mendistribusikan
produknya ke gudang farmasi. Penyimpanan di produksi non steril terbagi
menjadi 2, yaitu penyimpanan bahan baku (disusun berdasarkan kegunaannya)
dan penyimpanan produk (berdasarkan alfabetis). Pelaporan yang dilakukan oleh
produksi non steril adalah laporan jumlah perbekalan farmasi, laporan produk
yang rusak, dan laporan produk yang kadaluwarsa.
b. Produksi steril
Produksi steril merupakan bagian dari Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati,
kegiatan yang melakukan rekonstitusi obat kemoterapi. Untuk sediaan steril,
preparasi dilakukan di ruang produksi steril dengan menggunakan SPO (Standar
Prosedur Operasional) Aseptic dispensing preparation. Salah satu kebijakan yang
berkaitan dengan produksi steril yaitu seluruh pencampuran atau rekonstitusi obat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
bukti pendaftaran, dan surat rujukan asli puskesmas yang ditujukan untuk RSUP
Fatmawati.
Depo Instalasi Rawat Jalan menerapkan sistem distribusi obat rawat jalan
secara individual prescription. Prosedur penyiapan obat rawat jalan secara
individual prescription merupakan tata cara dan urutan proses kegiatan
menyiapkan obat pasien rawat jalan berdasarkan resep pasien. Jumlah obat
diberikan seluruhnya sesuai yang tertera dalam resep yang telah melalui kajian
peresepan oleh Apoteker. Tujuan prosedur penyiapan obat rawat jalan secara
individual prescription adalah agar:
a. Tercapainya jaminan kebenaran dan keamanan dalam proses dispensing obat
pada pasien rawat jalan.
b. Tercapainya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keamanan dalam
penggunaan obat.
Prosedur penyiapan obat rawat jalan secara individual prescription Lampiran
12 :
a. Penerimaan resep dari dokter / perawat ruangan oleh petugas farmasi.
b. Pelaksanaan skrining resep untuk menilai kesesuaian penulisan resep.
c. Pelaksanaan pelayanan obat pasien yang telah memenuhi persyaratan pada
skrining resep.
d. Pemeriksaan berkas kelengkapan resep untuk pasien jaminan / asuransi: pasien
Jamkesmas, pasien Jamkesda, atau pasien KJS.
e. Pembuatan billing transaksi untuk resep yang telah memenuhi persyaratan dari
skrining dan kajian peresepan obat.
f. Pembayaran resep berdasarkan billing resep untuk pasien tunai. Pembayaran
dilakukan di kasir RSUP Fatmawati.
g. Pelaksanaan permohonan izin prinsip:
1) Resep pasien Jamkesmas dengan verifikasi oleh penjamin Jamkesmas, atau
2) Resep pasien KJS dengan verifikasi oleh penjamin KJS, atau
3) Verifikasi izin prinsip Direktur RSUP Fatmawati untuk perbekalan
farmasi yang tidak terjamin dalam paket pembiayaan atau menjadi beban
RSUP Fatmawati.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
juru resep, dan 3 orang petugas administrasi. Pengadaan obat dilakukan setiap hari
langsung dari Gudang Farmasi dengan menggunakan formulir permintaan barang
melalui komputer secara online (RSUP Fatmawati, 2012a). Penyimpanan barang
disusun berdasarkan obat DPHO Askes dan non DPHO Askes, bentuk sediaan,
dan disusun secara alfabetis. Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam
lemari tersendiri dan terkunci (double lock) (RSUP Fatmawati, 2012b). Obat -
obat fast moving diletakkan terpisah di meja. Penyimpanan barang menggunakan
sistem FIFO dan FEFO.
Persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan pasien Askes di Depo Farmasi Askes adalah
(PT. Askes, 2004) :
a. Resep Asli
b. Surat rujukan asli dari Puskesmas dengan 2 lembar fotokopi surat rujukan
c. Fotokopi kartu Askes
d. Surat Jaminan Pasien (SJP) yang didapat dari gedung Askes
Dalam melayani pasien, Depo Askes mengacu pada pedoman – pedoman
yang disesuaikan dengan status pasien. Pedoman yang digunakan di depo askes
adalah Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) Askes merupakan acuan obat bagi
pasien peserta Askes. Dalam DPHO terdapat dua daftar obat yang dapat diberikan
kepada pasien Askes yaitu, obat peresepan umum dan obat khusus untuk penyakit
kanker. Dalam DPHO juga terdapat daftar obat dengan batasan jumlah peresepan
maksimal yang dapat diberikan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2009).
Alur pelayanan pasien di depo Askes dimulai dari masuknya resep ke
bagian penerimaan resep (bagian sortir). Pada bagian ini petugas depo Askes akan
memeriksa kelengkapan berkas yang menjadi persyaratan yang harus dibawa oleh
pasien. Apabila persyaratan yang diperlukan sudah lengkap, selanjutnya dilakukan
skrining resep. Setelah itu, pasien akan mendapatkan nomor pengambilan obat
yang sama dengan nomor yang ada pada resep. Kemudian resep distempel dan
datanya dimasukkan ke komputer. Setelah data dimasukkan ke komputer,
selanjutnya resep diberikan kepada petugas untuk dibuatkan etiketnya. Setelah itu
Universitas Indonesia
resep diberikan kepada petugas penyiapan obat, baik obat jadi maupun obat
racikan. Obat yang telah siap dikemas dan diserahkan ke pasien disertai
pemberian informasi singkat mengenai penggunaan obat. Alur pelayanan resep
depo Askes dapat dilihat pada lampiran 13.
Laporan - laporan yang dibuat oleh depo Askes, yaitu (RSUP Fatmawati,
2012c):
a. Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.
b. Laporan penulisan obat generik dan non generik.
c. Laporan penulisan obat yang masuk DPHO Askes dan non DPHO Askes.
d. Laporan analisa penjualan.
e. Laporan barang rusak dan kadaluwarsa yang dibuat setiap 3 bulan.
f. Laporan jumlah lembar resep dan jumlah resep.
Depo Askes memiliki pasien terbanyak dengan jumlah 200 – 300 resep per
hari. Obat yang paling sering diresepkan adalah obat untuk penyakit jantung dan
penyakit dalam. Pembayaran pasien Askes dapat diklaim ke PT Askes
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia, 2009)
Universitas Indonesia
d. Lantai keempat yaitu ruangan pasien pasca bedah dan high care unit di utara
Teratai.
e. Lantai kelima yaitu ruangan pasien penyakit dalam (internis) dan high care
unit di selatan Teratai.
f. Lantai keenam yaitu ruangan untuk pasien penyakit saraf dan high care unit
di selatan Teratai.
Penanggung jawab depo farmasi rawat inap terdiri dari dua penyelia.
Penyelia pertama bertanggung jawab terhadap IRNA A yang terdiri dari lantai 1,
2 dan 3, sedangkan penyelia kedua bertanggung jawab pada IRNA B yang
terdiri dari lantai 4, 5 dan 6. Jumlah SDM di depo teratai adalah sebanyak 29
orang, dengan perincian apoteker sebanyak 3 orang, petugas perincian (billing)
sebanyak 6 orang, juru resep sebanyak 3 orang dan 17 orang merupakan
tenaga teknis kefarmasian.
Sistem pengadaan obat dilakukan berdasarkan sistem satu pintu dari
Instalasi Farmasi. Setiap harinya depo rawat inap akan membuat perincian
kebutuhan yang diinput ke komputer yang online dengan sistem di gudang
farmasi. Perbekalan farmasi di depo rawat inap, disimpan terpisah berdasarkan
bentuk sediaan, obat generik, dan non generik yang disusun berdasarkan alfabetis
dan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out). Obat
LASA (Look Alike Sound Alike) penyusunannya diberi jarak 2 box antar obat
LASA dan diberikan stiker LASA. Terdapat pharmaceutical refrigerator untuk
penyimpanan obat - obat yang membutuhkan suhu dingin untuk kestabilannya.
Obat – obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari dengan
double lock dan setiap obat - obat tersebut diambil maka dilakukan
pencatatan di buku penggunaan.
Sistem distribusi yang diterapkan di depo farmasi rawat inap beragam,
diantaranya adalah sistem distribusi dosis unit atau dikenal dengan UDD (unit
dose dispensing). Dalam sistem UDD petugas menyiapkan sejumlah obat
dengan dosis sekali pakai dan disiapkan untuk keperluan pasien selama 24
jam per hari selama pasien menjalani rawat inap. Alur sistem distribusi dosis
unit tertera Lampiran 14.
Universitas Indonesia
Sistem selanjutnya yaitu sistem floor stock dan sistem resep individual
berupa resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita. Sistem resep individual
ini diterapkan di lantai dua dan lantai tiga untuk pasien anak - anak yang masih
mendapatkan puyer. Depo Rawat Inap terdapat beberapa paket untuk
penanganan pasien. Pelaporan yang dikerjakan di depo farmasi rawat inap sama
halnya dengan depo - depo farmasi lain, di antaranya adalah:
a. Laporan daftar pelunasan yang dibuat harian.
b. Laporan pemakaian narkotika dan psikotropika yang dibuat setiap bulan.
c. Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap
bulan.
d. Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.
e. Laporan barang rusak dan kadaluwarsa yang dibuat setiap 3 bulan.
3.2.7.7 Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Intensif (IRI)
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu pelayanan dari Rumah Sakit
Umum Pusat Fatmawati melayani kegawatdaruratan medik selama 24 jam.
Didukung oleh tenaga profesional dan tenaga ahli yang berpengalaman lebih dari
40 orang yang bertugas secara shift dan akan memberikan pelayanan secara
maksimal mengatasi kegawatdaruratan medik. IGD memiliki pelayanan
pendukung seperti laboratorium Instalasi Gawat Darurat 24 jam, radiologi (USG,
CT Scanning), kamar operasi, bank darah, apotik, dan ambulance 24 jam (RSUP
Fatmawati, 2009). IGD terdiri dari beberapa ruangan:
a. Ruang resusitasi (ruang merah)
Di ruang ini terdapat delapan tempat tidur, lemari emergency, dan paket
resusitasi. Lemari emergency sangat penting keberadaannya dalam ruang ini
dikarenakan pasien - pasien yang masuk ruang ini merupakan pasien dengan
kondisi yang cukup parah, sehingga jika pasien mengalami kegawatdaruratan dan
butuh penanganan segera, perawat tidak perlu berlari ke depo farmasi di IGD
untuk mengambil obat maupun alat kesehatan sehingga dapat menghemat waktu
dalam menolong pasien. Lemari emergency di cek setiap hari pada pagi hari dan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
telah memiliki jadwal operasi. Sehari sebelum operasi, depo farmasi menerima
jadwal operasi pasien dan permintaan anestesi umum atau spinal. Depo farmasi
kemudian menyiapkan paket anestesi dan memberi label nama pasien pada paket
tersebut, sehingga pada hari operasi penata anestesi cukup meminta paket
berdasarkan nama pasien. Penata bedah akan mencatat permintaan di buku pada
hari operasi, kemudian paket bedah akan disiapkan oleh petugas depo farmasi.
Bila terdapat kekurangan obat dan alat kesehatan saat operasi sedang
berlangsung, maka penata bedah atau penata anestesi dapat meminta secara
langsung ke depo farmasi dengan menyebutkan nama pasien dan kamar operasi.
Petugas depo farmasi akan mencatat permintaan obat dan alat kesehatan. Bila
pasien telah selesai dioperasi, maka paket akan dikembalikan ke depo farmasi dan
petugas depo farmasi akan merekapitulasi semua penggunaan obat dan alat
kesehatan ke administrasi perincian. Perincian selanjutnya akan dikirimkan ke
depo farmasi tempat pasien dirawat. Depo Instalasi Bedah Sentral juga
menyiapkan Paket Bedah Prima yang merupakan sistem paket untuk pasien tunai.
Sebelum operasi, pasien tunai harus melunasi pembayaran terlebih dahulu. Pasien
tunai dengan Paket Bedah Prima dapat menjalankan operasi di OK Elektif atau
OK Cito. Alur pelayanan obat dan alat kesehatan di depo instalasi bedah sentral
dapat dilihat Lampiran 15.
Obat - obatan disusun berdasarkan abjad dan dipisahkan menurut jenis
sediaan. Untuk obat - obat yang tidak stabil pada suhu ruang maka
penyimpanannya di lemari pendingin. Obat - obat jenis narkotika dan psikotropika
ditempatkan di lemari khusus tersendiri dengan double lock pada dua pintu
dengan susunan berlapis. Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding
sehingga tidak dapat dipindahkan kecuali dengan membongkarnya (RSUP
Fatmawati, 2012b). Alat kesehatan ditempatkan di rak tersendiri dan diberi nama
pada tempat atau box alat kesehatan tersebut.
SDM yang ada di Depo Instalasi Bedah Sentral berjumlah 1 Penyelia dan
2 Asisten Apoteker. Paket anestesi spinal terdiri dari Spinocan (spinal and
diagnostic puncture) 27G x 3”, bupivacain HCl 5 mg / ml, ondansetron 4 mg / 2
ml, klonidin HCl 150 μg / ml, dan ketolorac 3%. Paket anestesi umum terdiri dari
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang, salah satunya RSUP Fatmawati. Dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan, RS tidak dapat dipisahkan dari pelayanan
kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Untuk menunjang hal tersebut
maka dibentuk suatu badan organisasi yaitu IFRS (Instalasi Farmasi Rumah
Sakit). IFRS dipimpin oleh seorang Kepala IFRS yaitu Apoteker dan
bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan – peraturan
farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi.
Salah satu tugas Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSUP Fatmawati adalah
menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat dan alkes
habis pakai di Rumah Sakit. Salah satu cara untuk mengetahui berjalan atau
tidaknya TFT rumah sakit adalah dengan melihat formularium yang disusunnya.
Pada tiap 6 bulan atau maksimal 1 tahun dilakukan evaluasi atau review untuk
penyempurnaan Formularium. Di RSUP Fatmawati, formularium obat tidak
dapat direvisi tiap setahun sekali karena masalah biaya untuk mencetak
Formularium terbaru dan kesulitan untuk mengumpulkan anggota TFT. Revisi
formularium obat yang dilakukan oleh TFT RSUP Fatmawati adalah setiap 3
tahun sekali. Formularium obat RSUP Fatmawati dibuat pertama kali pada tahun
1990, kemudian dilakukan revisi dan pembaruan terus menerus yang terjadi pada
tahun 1995, 2003, 2007, 2010, dan terakhir pada tahun 2012. Dengan adanya
kesinambungan proses revisi, dapat dikatakan bahwa TFT RSUP Fatmawati
sudah berjalan dengan baik.
Salah satu tugas pokok farmasi klinik RSUP Fatmawati ialah
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi dengan melaksanakan farmasi
klinik. Berikut ini merupakan pembahasan dari pelaksanaan kegiatan farmasi
klinik.
57 Universitas Indonesia
a. Pengkajian Resep
Pengkajian resep merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat pasien. Selain itu, pengkajian resep
juga dilakukan agar tercapainya rasionalisasi penggunaan obat. Kegiatan dalam
pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetis, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Di RSUP Fatmawati, pengkajian resep tidak sepenuhnya dilakukan. Hal ini
terlihat dari masih adanya resep yang tidak lengkap. Misalnya pada resep untuk
pasien bayi atau anak, berat badan dan umur pasien sering kali tidak tertera pada
lembar resep, padahal hal tersebut diperlukan terutama untuk menghitung dosis
maksimal pada pasien bayi atau anak. Sering kali hanya nama pasien yang tertera
pada lembar resep. Pada lembar instruksi pemberian obat pada pasien rawat inap,
terkadang tidak semua lembar ada penanda berupa stempel keterangan “Resep
telah di review Farmasi”.
Pengkajian resep yang tidak sepenuhnya dilakukan disebabkan oleh
banyaknya resep atau pasien yang harus dilayani oleh petugas farmasi di RSUP
Fatmawati. Selain itu, untuk melakukan pengkajian resep secara keseluruhan
cukup membutuhkan waktu sementara pelayanan obat pasien harus dilakukan
secara cepat karena banyaknya pasien yang harus dilayani terutama untuk pasien
rawat jalan.
b. Pengkajian Penggunaan Obat
Pengkajian penggunaan obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran pengobatan yang diberikan kepada pasien. Pengkajian
penggunaan obat juga dilakukan untuk menilai ada tidaknya drug related problem
selama pasien menjalani pengobatan. Di RSUP Fatmawati, pengkajian
penggunaan obat dilakukan terhadap pasien rawat jalan dengan melihat instruksi
pemberian obat yang terdapat pada rekam medik pasien. Data yang diperoleh dari
rekam medik pasien dipindahkan ke dalam lembar Formulir Terapi Pasien untuk
selanjutnya dinilai ada tidaknya masalah - masalah yang terkait dengan
pengobatan pasien.
Universitas Indonesia
c. Visite
Visite pasien oleh apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker
kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi yang lebih baik.
Apoteker melakukan praktik di ruang rawat sesuai dengan kompetensi dan
kemampuan farmasi klinik yang dikuasai. Visite pasien yang dilakukan di RSUP
Fatmawati diaplikasikan kepada pasien yang berada dalam perawatan intensif dan
memiliki resiko mengalami terjadinya kesalahan obat (medication errors).
Beberapa tempat dilakukannya praktik apoteker ruang rawat di RSUP Fatmawati
contohnya pada ruang perawatan pasien Intensive Care Unit (ICU), Neonatal
Intensive Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Intensive
Cardiac Care Unit (ICCU), High Care Unit (HCU), dan ruang perawatan pasien
pra operasi dan post operasi.
Kegiatan visite yang dilakukan apoteker di RSUP Fatmawati dilakukan secara
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Tipe visite ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat
memperoleh informasi terkini dan komprehensif, dapat dijadikan sebagai fasilitas
pembelajaran, serta dapat langsung dikomunikasikan masalah terkait penggunaan
obat dan mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Namun, kegiatan visite
ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah jadwal visite harus
disesuaikan dengan jadwal tim dan waktu pelaksanaan terbatas sehingga diskusi
dan penyampaian informasinya kurang lengkap.
Visite yang dilakukan di RSUP Fatmawati sebagian besar terjadwalkan dan
umumnya dilakukan setiap seminggu sekali contohnya pada ruang perawatan
Rehabilitasi Medik dan High Care lantai 6 Selatan Teratai. Sedangkan untuk
pasien Intensive Care Unit (ICU) umumnya dilakukan 3-4 kali dalam seminggu,
hal ini disebabkan kondisi pasien pada ruang perawatan tersebut merupakan
pasien yang menderita penyakit komplikasi sehingga memungkinkan pasien
menerima bermacam - macam jenis obat. Hal ini memungkinkan terjadinya
masalah terkait obat yang dapat mempengaruhi outcome pasien sehingga
diperlukan visite yang lebih sering untuk memastikan terapi obat yang diterima
oleh pasien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
hal waktu penggunaan obat. Pasien sering menanyakan apakah semua obat yang
diberikan harus diminum bersamaan atau harus diberi jarak waktu. Pasien juga
menanyakan obat mana yang harus diminum sebelum dan sesudah makan. Setelah
pasien mendapat penjelasan tentang obatnya, apoteker akan meminta pasien untuk
mengulangi penjelasan yang dipaparkan tadi untuk menguji pemahaman pasien.
Jika pasien masih kurang jelas dengan penjelasan yang diberikan, apoteker akan
mengulangi penjelasan tersebut dan meminta pasien untuk mengulangi penjelasan
dari apoteker tersebut. Setelah pasien memahami yang dijelaskan apoteker,
apoteker akan menanyakan masalah lainnya yang dialami pasien yang dapat
dibantu penanganannya oleh apoteker.
Dalam melakukan konsultasi obat, apoteker kurang menggali informasi
dari pasien seperti obat, vitamin, atau jamu apa saja yang pernah atau sedang
dikonsumsi pasien. Apoteker juga tidak menanyakan apakah pasien memiliki
riwayat alergi. Apoteker hanya memberikan informasi tentang obat yang
ditanyakan oleh pasien, informasi lain seperti aturan pakai obat, efek samping
yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya, interaksi yang mungkin terjadi
antara obat dengan obat lain termasuk vitamin dan jamu atau interaksi antara obat
dengan makanan.
h. Edukasi Farmasi
Program edukasi farmasi dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah orang
dalam ruangan tertentu guna mendengarkan penjelasan dari apoteker mengenai
tema tertentu misalnya tema tentang penggunaan dan penyimpanan obat yang
benar. Kegiatan tersebut dilaksanakan kurang lebih satu jam, dimulai dengan
presentasi dari apoteker kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta
diperkenankan bertanya mengenai obat berupa cara pakai, penyimpanan obat, dan
masalah-masalah terkait obat lainnya. Untuk melakukan kegiatan program
edukasi farmasi di rumah sakit diperlukan fasilitas penunjang seperti infocus,
layar, laptop, microphone, dan lain-lain. Pada saat kegiatan, dilakukan pembagian
questioner mengenai tanggapan peserta terhadap kegiatan tersebut. Hasil
questioner tersebut berguna untuk perbaikan dan koreksi terhadap kegiatan
edukasi selanjutnya. Peserta program edukasi banyak yang tidak mengisi
questioner dikarenakan tidak membawa alat tulis. Saat dilaksanakan program
Universitas Indonesia
untuk mengetahui obat apa saja yang belum terlayani atau untuk mengetahui obat
yang banyak diresepkan oleh dokter. Pemilihan perbekalan farmasinya
berdasarkan DOEN, DPHO Askes, dan Formularium RSUP Fatmawati. Tahap
perencanaan merupakan tahap yang krusial, perencanaan harus dibuat sebaik
mungkin untuk menjamin ketersediaan perbekalan farmasi di RSUP Fatmawati.
Pengadaan yang dilakukan oleh RSUP Fatmawati dengan cara pembelian
telah sesuai dengan ketentuan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah karena sebagai rumah sakit pemerintah aset
yang ada di RSUP Fatmawati merupakan aset pemerintah. Kegiatan produksi di
RSUP Fatmawati juga merupakan salah satu kegiatan pengadaan. Selain dengan
pembelian dan produksi, pengadaan juga dilakukan untuk obat-obat program
pemerintah yang gratis. Syarat pengadaan obat-obat ini adalah pengajuan
permohonan kepada Dinas Kesehatan dan pembuatan laporan penggunaan obat
program tersebut secara periodik. Obat program ini juga hanya dapat
dipergunakan bagi pasien tertentu yang sesuai dengan kriteria.
Setelah barang datang, dilakukan proses penerimaan barang oleh tim
penerima. Ruang tim penerima sudah strategis karena terletak di bagian depan
gudang farmasi sehingga pengecekan barang bisa langsung dilakukan. Jika semua
syarat yang harus dicek sudah lengkap dan sesuai dengan faktur, tim penerima
menyerahkan barang ke gudang farmasi untuk disimpan. Penyerahan barang
dilakukan dengan membuat Berita Acara Penerimaan barang sebagai bukti bahwa
barang yang diterima terjamin kesesuaiannya. Penyimpanan seluruh perbekalan
farmasi dilakukan di gudang famasi secara terpisah sesuai dengan
pengelompokannya. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun masih ada atau
sebagian ditempatkan bersama dengan ruang penyimpanan obat. Seluruh label
untuk obat karsinogen, bahan berbahaya dan beracun telah ditempelkan sesuai
dengan tempatnya. Begitu pula dengan lembar MSDS untuk bahan B3, tidak
seluruhnya ditempel di dinding, tetapi ada juga berupa buku yang diletakkan di
dekat bahan B3 tersebut. Penyimpanan gas medis dilakukan di tempat yang
terpisah dari gudang induk, gas medis yang terdapat di RSUP Fatmawati antara
lain O2 kecil (1 m3) dan O2 besar (6 m3), N2O 25 kg dan CO2 25 kg disimpan
berdasarkan ukuran dan pada tabung terdapat tanda B3 mudah meledak. Tempat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
persyaratan SJP asli yaitu kertas warna merah muda dari loket 9 yang terdapat
pada IRJ lantai 1, fotokopi pendaftaran dan rujukan asli dari puskesmas yang
ditujukan untuk RSUP Fatmawati.
5) Depo Askes
Pasien Askes merupakan pasien yang paling banyak di RSUP Fatmawati.
Mulai tanggal 1 April 2013, pasien Askes yang semula dilayani di lantai 2 dan 3
gedung Instalasi Rawat Jalan, sekarang dilayani di Depo Askes. Depo farmasi
instalasi rawat jalan lantai 2 melayani pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS),
sedangkan depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 3 melayani pasien Jamkesmas
dan Jamkesda (seperti Jamkesda Tangerang, Jamkesda Bogor, Jamkesda Depok,
dan lain-lain). Acuan yang dapat digunakan dalam melayani pasien Askes adalah
DPHO Askes. Acuan tersebut digunakan untuk mengetahui obat-obat apa saja
yang dapat diberikan kepada pasien Askes beserta batasan jumlah maksimal yang
dapat diberikan.
Alur pelayanan resep dimulai dari pasien membawa resep beserta berkas-
berkas yang diperlukan sebagai persyaratan dan diberikan kepada petugas.
Petugas akan melakukan pengecekan kelengkapan berkas dan pengecekan obat-
obat dalam resep (apakah obat-obat tersebut sesuai dengan pedoman dan dapat
diserahkan kepada pasien). Kemudian, resep diinput untuk pemotongan stok obat,
lalu dilakukan pembuatan etiket, penyiapan obat, dan penyerahan. Masing-masing
tahap dikerjakan oleh orang yang berbeda. Pada masing-masing tahap akan
dilakukan pemberian stempel HETIP (Harga Etiket Timbang Isi Penyerahan).
Pemberian stempel tersebut dimaksudkan agar dapat dilakukan pengecekan
kembali apabila terjadi kesalahan.
Sebelum pembuatan etiket, petugas terlebih dahulu memeriksa kartu rujukan
dan menuliskan keterangan tanggal dan obat-obat yang diberikan pada kartu
rujukan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat dilakukan pengecekan apabila
pasien sebelumnya telah mendapatkan obat yang sama atau pasien sebelumnya
telah menebus obat tersebut dengan jumlah maksimal. Pada bagian ini, petugas
akan membuatkan salinan resep untuk obat-obat yang tidak terdapat di Depo
Askes sehingga pasien dapat menebusnya di apotek lain.
Universitas Indonesia
melayani obat non DPHO Askes, tetapi untuk obat-obat tersebut pasien dikenakan
biaya. Untuk obat non DPHO Askes, pembayaran dilakukan setelah penyerahan
obat. Sedangkan untuk pasien peserta Askes yang mendapatkan obat-obat DPHO
Askes, pembayaran dilakukan dengan cara melakukan klaim ke PT. ASKES.
Setelah selesai pelayanan, dilakukan input data kembali menggunakan
program yang terhubung dengan PT. ASKES. Klaim Askes dilakukan oleh
Instalasi Penagihan Pasien (IPP). Oleh karena itu, di Depo Askes disediakan
komputer yang digunakan untuk klaim Askes. Pembayaran untuk pasien peserta
Jamkesda menggunakan sistem INA CBG’s yaitu pembayaran berdasarkan paket-
paket yang telah ditentukan. Apabila tagihan pasien melebihi biaya paket yang
diberikan, selebihnya akan menjadi beban rumah sakit. Sedangkan bila tagihan
pasien kurang dari paketnya, kelebihan tersebut akan menjadi keuntungan rumah
sakit yang dapat digunakan untuk menutupi tagihan pasien yang menjadi beban
rumah sakit. Dengan demikian, terjadi subsidi silang antara pasien yang
tagihannya melebihi paket dengan pasien yang tagihannya kurang dari paket.
Penyimpanan barang di Depo Askes dilakukan berdasarkan jenis sediaannya, suhu
penyimpanan, dan disusun secara alfabetis. Obat narkotika dan psikotropika
disimpan di lemari khusus (double lock). Pelaporan yang dibuat oleh Depo Askes
antara lain laporan analisa penjualan antara lain obat generik dan non generik,
narkotika dan psikotropika, jumlah resep dan jumlah R/. Penghitungan jumlah
resep dan jumlah R/ dilakukan untuk mengetahui jumlah pasien yang dilayani dan
mengetahui beban kerja pegawai di Depo Askes.
6) Depo Teratai A dan B
Depo farmasi rawat inap merupakan depo yang menyediakan perbekalan
farmasi (obat dan alkes) bagi pasien rawat inap gedung teratai. Depo ini memiliki
SDM sebanyak 29 orang, dengan perincian apoteker sebanyak 3 orang,
petugas perincian (billing) sebanyak 6 orang, juru resep sebanyak 3 orang dan
17 orang merupakan tenaga teknis kefarmasian. Kegiatan - kegiatan yang
dilakukan di depo farmasi rawat inap diantaranya pengadaan obat, penyiapan
obat, distribusi hingga dokumentasi.
Sistem pengadaan obat dilakukan berdasarkan sistem satu pintu dari
Instalasi Farmasi. IFRS bertanggung jawab terhadap obat yang beredar dan
Universitas Indonesia
penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit secara keseluruhan.
Tanggung jawab ini termasuk pengadaan, penyimpanan, penyiapan obat untuk
konsumsi dan distribusi obat ke unit perawatan penderita. Oleh karena itu,
sistem pendistribusian obat dari IFRS ke daerah perawatan pasien harus sesuai
untuk efisiensi penggunaan sarana, personel, waktu dan juga mencegah
kesalahan atau kekeliruan agar dapat terpenuhi persyaratan penyampaian obat
yang baik yaitu benar obat, benar waktu dan frekuensi, benar dosis, benar rute
pemberian, benar pasien, benar informasi dan benar dokumentasi.
Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yang diterapkan setiap
rumah sakit bervariasi, hal ini tergantung pada kebijakan rumah sakit, kondisi
dan keberadaan fasilitas fisik, personel dan tata ruang rumah sakit. Di antara
sistem distribusi yang digunakan di depo farmasi rawat inap,
sistem dosis unit merupakan sistem distribusi yang paling menguntungkan
diantara sistem distribusi lainnya. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan
diantaranya adalah pasien menerima pelayanan 24 jam sehari dan pasien hanya
membayar obat yang dikonsumsinya saja, semua dosis yang diperlukan pada
ruang perawat telah disiapkan oleh petugas depo farmasi. Hal ini membuat
perawat mempunyai waktu lebih banyak untuk perawatan langsung pasien,
sistem ini juga menghemat ruangan perawat dengan meniadakan persediaan
obat- obatan dan kemasan dosis unit dapat mengurangi kesempatan terjadinya
kesalahan obat, juga membantu penelusuran kembali kemasan apabila terjadi
penarikan obat. Namun, sistem ini juga memiliki beberapa keterbatasan
diantaranya adalah sistem ini mengharuskan obat harus sudah siap
dikonsumsi sebelum jam makan pasien sehingga perlu teknik kerja yang cepat
dan tepat, serta kebutuhan tenaga farmasi lebih banyak. Namun pada
kenyataannya, peran apoteker belum optimal, karena proses mulai dari
penerimaan resep hingga penyerahan obat ke ruang pasien lebih banyak dilakukan
oleh asisten apoteker sehingga evaluasi kerasionalan penggunaan obat pasien
masih belum dapat dilakukan secara maksimal.
Tiap pasien memiliki map yang berisi formulir instruksi obat, kardeks, lembar
resep dan formulir pemberian obat insidentil. Formulir pemberian obat insidentil
adalah formulir untuk mencatat obat atau alat kesehatan yang diambil dari lemari
Universitas Indonesia
emergency yang digunakan oleh pasien. Dalam formulir ini tercantum nama,
alamat, umur pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, diagnosa, nama dan
jumlah obat yang digunakan per hari dan tanda tangan petugas administrasi
farmasi.
Pengadaan barang di depo rawat inap berasal dari gudang farmasi,
permintaan barang dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir
permintaan barang. Setiap harinya depo rawat inap akan membuat
perincian kebutuhan yang diinput ke komputer secara online dengan sistem
di gudang farmasi dan selanjutnya permintaan perbekalan farmasi akan
disiapkan oleh petugas gudang farmasi. Setelah perbekalan farmasi yang diminta
disiapkan, petugas gudang farmasi akan mengkonfirmasi petugas depo farmasi
melalui telepon untuk pengambilan barang dan selanjutnya dilakukan serah
terima barang antara petugas gudang farmasi dan petugas depo farmasi. Pada
saat penerimaan barang, petugas depo farmasi harus mengecek barang yang
diminta untuk memastikan kesesuaian jenis atau bentuk sediaan, jumlah, tanggal
expired date, kondisi fisik barang dan kekuatan sediaan. Setelah dilakukan
verifikasi, secara otomatis maka stok barang yang diminta oleh depo farmasi
rawat inap telah menjadi stok di depo rawat inap di dalam sistem. Dengan adanya
sistem ini, maka memungkinkan stok obat di depo farmasi dan di sistem sama
besarnya (real stock). Namun, hal ini terkadang masih belum berjalan dengan
baik, stok di depo farmasi terkadang berbeda dengan stok yang ada di sistem.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya SDM untuk
memantau stok yang ada. Terkadang obat-obat yang sudah digunakan lupa
untuk diinput ke sistem.
Penyimpanan perbekalan farmasi yang tersedia di depo farmasi ini cukup
lengkap dan disusun dengan teratur. Obat dipisahkan antara generik dan non
generik, bentuk sediaan dan disusun berdasarkan alfabetis agar memudahkan
pengambilan sehingga mempercepat pelayanan. Obat-obat yang memerlukan
penyimpanan suhu dingin ditempatkan pada pharmaceutical refrigerator. Obat-
obat mahal dan mudah pecah disimpan di dalam lemari kaca dan terkunci. Hal
ini bertujuan agar mencegah hilang atau pecahnya obat. Sediaan nutrisi juga
Universitas Indonesia
disimpan rapi dan terlindung dari cahaya dengan tujuan untuk menjaga kestabilan
sediaan tersebut.
Depo Farmasi Teratai memiliki beberapa unit lemari emergency
yang berisi obat dan alat kesehatan life saving. Lemari-lemari ini disediakan di
ruang HCU (High Care Unit) lantai 4 Utara, 5 Selatan dan 6 Selatan. Obat dan
alkes yang terdapat dalam lemari emergency dapat langsung digunakan tanpa
harus menunggu penyediaan dari depo farmasi. Setiap petugas mengambil obat
dan alkes dari lemari emergency harus mencatat di lembar insidentil per pasien
guna dimasukkan ke dalam tagihan pasien. Isi dari lemari emergency memiliki
standar baku. Jumlah obat yang disediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
dalam satu malam. Setiap harinya petugas depo farmasi memiliki tugas
untuk mengecek persediaan obat dan alkes dalam lemari emergency, mencatat
pasien yang menggunakan dan mengisi kembali jika terdapat kekurangan sesuai
dengan standar baku.
Selain lemari emergency, depo farmasi juga menyiapkan kit emergency yang
disimpan di ruang perawat, yang bertanggung jawab terhadap kit emergency
tersebut adalah kepala ruangan (perawat) pada masing-masing ruangan. Kit
emergency dilengkapi gembok sekali pakai dengan nomor seri yang ditulis oleh
petugas depo farmasi.
Depo farmasi rawat inap juga menyediakan paket-paket kebidanan yang
digunakan di lantai satu gedung teratai (emergency kebidanan). Paket-paket ini
disediakan agar mempercepat pelayanan obat dan alkes sampai kepada pasien
tanpa harus menunggu penyediaan dari depo farmasi. Paket-paket ini berisi obat
dan alkes yang dibutuhkan untuk pasien yang membutuhkan tindakan
penanganan yang cepat karena berhubungan dengan nyawa. Terdapat delapan
jenis paket yang tersedia antara lain Paket Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET), Paket Ketuban Pecah Dini (KPD), Paket Hamil Kontraksi, Paket
Partus Sectio, Paket Abortus Curetage, Paket Haemorogic Post Partum
(HPP), Paket PreEklampsia Berat (PEB) dan Paket Partus Normal.
Sistem distribusi yang digunakan cukup beragam diantaranya resep
individual, floor stock dan dosis unit. Sistem distribusi resep individual adalah
sistem order atau resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien melalui perawat ke
Universitas Indonesia
ruang pasien tersebut. Dalam sistem ini, resep orisinil oleh perawat dikirim ke
depo farmasi, kemudian resep diproses sesuai kaidah dispensing yang baik dan
obat disiapkan untuk didistribusikan kepada pasien. Sistem ini diterapkan di lantai
tiga untuk pasien anak-anak yang masih mendapatkan puyer dan lantai 2
kebidanan. Selanjutnya, sistem distribusi floor stock merupakan suatu sistem
dengan cara kelompok obat tertentu disimpan di ruang perawatan untuk
digunakan oleh seluruh pasien, biaya penggunaan obat-obat ini dihitung sebagai
biaya perawatan. Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah obat
penggunaan umum yang terdiri atas obat yang tertera dalam daftar yang telah
ditetapkan oleh TFT dan IFRS yang tersedia di ruang perawat, seperti
kapas, alkohol, masker. Apoteker bertanggung jawab dan bekerja sama
dengan bidang keperawatan untuk menyediakan obat dan meningkatkan
pelayanan. Sistem distribusi terakhir adalah sistem distribusi dosis unit, yaitu
sistem distribusi obat yang diresepkan oleh dokter untuk penderita selama 24
jam atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit
tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu.
Untuk penyediaan dosis unit, satu petugas depo farmasi bertanggung jawab
terhadap sejumlah pasien yang dirawat pada bagian utara dan selatan Teratai
di tiap lantai yang menerapkan sistem ini. Proses penyiapan dosis unit oleh
petugas dimulai dari pagi hari, dimulai dari pemilahan obat, penyiapan obat ke
dalam kemasan dosis unit, pengecekan kembali hingga peletakkan di dalam
trolley dosis unit sesuai dengan nama pasien. Selanjutnya, sore hari pukul 15.00
petugas depo farmasi yang bertanggung jawab mengantarkan obat dengan
menggunakan trolley dosis unit ke ruangan perawat untuk selanjutnya
dilakukan serah terima dan dilakukan pengecekan kembali. Hal ini sangat efektif
untuk memastikan bahwa obat yang diterima oleh pasien adalah obat yang
sesuai dengan yang diresepkan dan tidak ada duplikasi obat.
Pelaporan yang dikerjakan di depo farmasi rawat inap sama halnya dengan
depo-depo farmasi lainnya, diantaranya adalah laporan analisa penjualan dan
laporan tagihan pasien, laporan pemakaian obat-obat narkotika dan psikotropika,
laporan penulisan resep obat generik dan non generik, laporan medication
error dan stok opname setiap 3 bulan.
Universitas Indonesia
7) Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Intensif (IRI)
Pasien-pasien yang masuk Instalasi Gawat Darurat dipilih atau dipisahkan
sesuai kondisi dan tingkat keparahan pasien. Pasien yang butuh penanganan
segera atau dalam kondisi parah akan masuk ruangan resusitasi untuk
mendapatkan tindakan medis sesuai yang dibutuhkan pasien. Pasien yang
membutuhkan tindakan bedah akan di bawa ke ruang P2 atau ruang kuning.
Pasien yang masuk ruang triase tidak mendapat tindakan apapun dan hanya
diperiksa tanda-tanda vital dari pasien tersebut. Pasien yang masuk ruang
Intermediate Ward (IW) merupakan pasien rawat inap yang mengantri kamar di
gedung rawat inap. Pendistribusian obat untuk pasien-pasien rawat inap dilakukan
dengan sistem unit dose, sedangkan pasien rawat jalan pendistribusiannya
dilakukan dengan sistem individual prescription. Di instalasi gawat darurat
terdapat lemari emergency yang selalu diperiksa setiap pergantian shift sebanyak
tiga kali sehari, sedangkan di ruang rawat inap seperti ruang ICU, NICU, PICU
lemari emergency hanya diperiksa satu kali sehari. Lemari emergency diperiksa
jumlahnya dan siapa yang menggunakan obat tersebut pada lembar insidentil. Jika
terjadi ketidaksesuaian antara jumlah obat yang tersisa di lemari emergency
dengan yang terdapat pada lembar insidentil maka petugas depo farmasi akan
mencatatnya dan mengkonfirmasikan hal tersebut kepada perawat.
Alur permintaan obat dan alat kesehatan di depo IGD dimulai dengan pasien
masuk IGD, kemudian pasien ditempatkan di ruang sesuai kondisi pasien. Pasien
yang masuk ruang P2 akan mendapat paket yang berisi obat maupun alat
kesehatan ke depo farmasi IGD. Pasien yang masuk ruang resusitasi akan
mendapatkan paket yang telah ada di ruang resusitasi tersebut melalui perawat.
Perawat akan mencatat nama pasien yang menggunakan paket tersebut. Barang
dalam paket yang tidak digunakan oleh pasien akan dikembalikan ke depo farmasi
IGD dan dibuat rincian penagihan untuk obat dan alat yang telah dipakai oleh
pasien.
8) Depo Instalasi Bedah Sentral
Lemari emergensi hanya terdapat di OK Cito karena operasi bersifat segera
dan depo farmasi berada di lantai 2. Permintaan obat dan alat kesehatan antara
penata anestesi dan penata bedah dibedakan untuk mempermudah pendistribusian
Universitas Indonesia
keperluan setiap penata. Pada saat perincian biaya, permintaan obat dan alat
kesehatan penata anestesi dan bedah akan digabungkan. Obat di Depo Instalasi
Bedah Sentral disimpan pada lemari yang terpisah dari alat kesehatan, namun obat
tidak disusun sesuai abjad. Menurut ketentuan yang berlaku, obat seharusnya
disusun sesuai abjad untuk mempermudah pengambilan saat diperlukan. Obat
tidak disusun sesuai abjad karena fasilitas lemari penyimpanan yang sempit. Obat
yang memerlukan suhu dingin disimpan di pharmaceutical refrigerator yang
dilengkapi dengan monitor suhu.
9) PIO
RSUP Fatmawati telah melakukan pelayanan informasi obat yang
dilakukan oleh apoteker selama 24 jam atau on call dengan nomor 1382.
Berbagai bentuk kegiatan pelayanan informasi obat seperti yang ada pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi telah dilakukan
di RSUP Fatmawati. Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan meliputi
pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi, stabilitas, harga, efek samping,
dosis, interaksi, kompatibilitas, ketersediaan, kontraindikasi, farmakokinetik,
farmakodinamik, toksisitas, cara pemakaian, cara penyimpanan, indikasi, dan
keracunan dari suatu obat, serta pertanyaan lain-lain. Pertanyaan terbanyak
adalah mengenai dosis obat. Untuk dapat menjawab setiap pertanyaan dengan
tepat, maka dilakukan usaha penggalian informasi penanya mengenai identitas
pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat pengobatan pasien, dan riwayat alergi
atau efek samping obat yang pernah dialami pasien. Literatur yang digunakan di
pelayanan informasi obat RSUP Fatmawati adalah literatur tersier, paling banyak
menggunakan DIH (Drug Information Handbook).
Pada kegiatan pelayanan informasi obat di RSUP Fatmawati juga
dilakukan dokumentasi yang bertujuan untuk:
a) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan dengan lengkap.
b) Sebagai sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.
c) Sebagai catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
d) Sebagai media pelatihan tenaga farmasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktek kerja profesi
Apoteker di RSUP Fatmawati adalah:
a. Peran dan tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS) Fatmawati adalah melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan perbekalan farmasi
m erupakan su at u si kl us, dimulai dari proses perencanaan, pengadaan,
penyimpanan hingga pendistribusian dengan menggunakan sistem satu pintu.
b. Peran dan fungsi Apoteker dalam kegiatan farmasi klinik di RSUP Fatmawati
yang bersifat profesional antara lain melakukan visite pasien, monitoring
atau review penggunaan obat, monitoring efek samping obat, pemberian dan
edukasi bagi staf farmasi.
c. Kegiatan PKPA di RSUP Fatmawati memberikan wadah bagi calon apoteker
untuk dapat mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah diperoleh
sebelumnya.
5.2 Saran
Kegiatan kefarmasian yang dilakukan di RSUP Fatmawati sudah berjalan
baik, namun untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian maka penulis menyarankan beberapa upaya berikut :
a. Untuk meringankan dan memperjelas pembagian kegiatan di Instalasi
Farmasi RSUP Fatmawati, sebaiknya Wakil Kepala Instalasi dibagi menjadi
3 bagian, yaitu: Waka IFRS Pelayanan, Waka IFRS Perbekalan dan Waka
IFRS Farmasi Klinik.
b. Untuk mempermudah proses pelaporan pemakaian Narkotik dan Psikotropik,
maka IFRS dapat melakukan secara online sebagaimana yang telah diterapkan
pada fasilitas pelayanan lain.
80 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Daris, Azwar. (2012). Pengantar Hukum dan Etika Farmasi. Tangerang : Duwo
Okta.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kesehatan RI. (2004).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kesehatan RI. (2006)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
82 Universitas Indonesia
Siregar, Charles J.P. (2003). Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Terapan. Jakarta :
EGC
Universitas Indonesia
84
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
85
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Lampiran 6. Alur Penyimpanan Resep dan Arsip (surat masuk, surat keluar, SK,
Laporan-laporan dan arsip Kepegawaian)
Resep
Arsip
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
91
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
92
8
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Lampiran 11. Alur Pelayanan Obat Sitostatika Rawat Jalan dan Rawat Inap
Rawat Jalan
Rawat Inap
Universitas Indonesia
95
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
96
Universitas Indonesia
Lampiran 14. Alur Distribusi Obat Secara Dosis Unit di Instalasi Farmasi RSUP
Fatmawati
Universitas Indonesia
Lampiran 15. Alur Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan di Depo Instalasi Bedah
Sentral
OK Cito
OK Elektif
Universitas Indonesia
User (pasien/lainnya)
Menyampaikan pertanyaan secara lisan/tertulis
Apoteker
1. Menerima pertanyaan
2. Penilaian penanya dan pertanyaan sesungguhnya
Tidak Ya
Apoteker
1. Pencatatan pertanyaan pada formulir pelayanan informasi obat.
2. Penelusuran jawaban atas pertanyaan dalam literatur.
3. Penyusunan jawaban dalam formulir pelayanan informasi obat.
4. Penyampaian jawaban kepada user.
User
1. Menerima jawaban pertanyaan
2. Memberi respon atas informasi yang telah diberikan
Tidak
Ya
Selesai
Universitas Indonesia
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ii Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
dengan membuat daftar label obat sebagai panduan memberi label pada
kemasan obat di lingkungan RSUP Fatmawati.
1.2 Tujuan
Universitas Indonesia
3 Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Minum obat dengan segelas air (Departemen Kesehatan RI, 2006)
Universitas Indonesia
Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong)
Gambar 2.2 Minum obat saat makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)
Gambar 2.3 Minum obat sebelum makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)
Gambar 2.4 Minum obat setelah makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)
Gambar 2.5 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya.
Tidak boleh dipecah atau dikunyah (Departemen Kesehatan RI,
2006)
Universitas Indonesia
Gambar 2.6 Minum obat sampai habis (Departemen Kesehatan RI, 2006)
a. Sediaan obat bentuk cair, gunakan sendok obat atau alat lain sesuai ukuran
ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
b. Penderita yang sulit menelan sediaan obat, anjurkan kepada dokter untuk
meminta pilihan bentuk sediaan lain.
Universitas Indonesia
saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang dihindari, dan
juga perlu dijelaskan apa saja yang sebaiknya dilakukan jika terdapat dosis
terlupa. Beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling,
seperti waktu minum obat atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi
yang dapat terjadi dengan makanan atau obat lain (BPOM RI, 2008).
Informasi tambahan label yang diberikan oleh apoteker bertujuan untuk
melengkapi instruksi yang diberikan oleh dokter, seperti “Kocok dahulu”, “Obat
Luar”, “Simpan di tempat kering dan terlindung dari cahaya”. Selain itu, ada pula
informasi tambahan seperti “Buang sisa obat.... hari setelah pembukaan” dan
“Jangan gunakan setelah ....” untuk antibiotik yang telah mengalami
pencampuran, pengenceran dan sediaan topikal, dan untuk tetes mata (BPOM RI,
2008).
Universitas Indonesia
11 Universitas Indonesia
12
setelah minum obat ini
(USP DI). Anak : tidak
menit pemberian
risedronate (DIH)
7 Actos, Pionic Tab Pioglitazon 15 mg, 30 Dapat diberikan tanpa
mg makanan (DIH). Dapat
- - 12, 17 17
diberikan dengan atau
tanpa makanan (USP DI)
8 Adalat oros Tab Nifedipin GITS 20 mg, 2/11, Hindari minum jus jeruk
13
27 3, 27 -
30 mg 12, 17, atau makan buah anggur
(DIH)
14 Albendazol Tab Albendazol 200 mg, 400 Harus diberikan dengan
mg 3, 15 4 - 3, 27 makanan tinggi lemak
(DIH)
15 Alco Drop 10 ml Pseudoefedrin HCl 7,5 Kafein yang terkandung
dan 15 ml mg Per 0,8 ml 15 ml pada kopi, teh, dan
27 5, 17 5, 17 -
minuman soda
14
meningkatkan kegelisahan
menggunakan amfetamin
- 5, 17 5, 17 -
atau obat asma atau
tekanan darah tinggi,
jangan menggunakan
pseudoefedrin tanpa
petunjuk dokter. Jangan
digunakan jika
15
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
menggunakan MAO
inhibitor (MTM)
17 Alinamin F Tab Fursutiam HCl 25
mg/ml, Glukose 2000 - - - -
mg/ml
18 Alkeran Tab Melfalan 2 mg 2/11 - 22 15
19 Allopurinol,Isoric Allopurinol 100 mg, 300 Jangan terlalu banyak
Tab mg 3, 12, 3, 5, 3, 5, 15, minum jus buah atau
3, 15
15 15, 17 17 suplemen vitamin C
(MTM)
20 Alprazolam ER Tab Alprazolam 0,5 mg, 1 Merokok dapat
(Xanax) mg 5, 12, menurunkan efektifitas
12, 27 5, 17 5, 12, 17
17 obat ini (MTM).
Diberikan pagi hari (DIH)
21 Alprazolam, Alprazolam 0,25 mg, 0,5 Merokok dapat
Feprax, Frixitas, mg, 1 mg 5, 12, 5, 12, 17, menurunkan efektifitas
12, 27 5, 17
Zypraz Tab, Xanax 17 27 obat ini (MTM). Diberikan
ER Tab pagi hari (DIH)
22 Ambroxol, Ambroxol HCl 15 mg/5
Bronchopront, ml
Mucopect Sirup 100 - - - -
Universitas Indonesia
ml dan Mucopect
Drop 20 ml
23 Ambroxol, Ambroxol HCl 30 mg
- - - -
Mucopect Tab
24 Amdixal Tab Amlodipin maleat 5 mg, Dapat diberikan tanpa
- - 5, 12 12
10 mg makanan (DIH)
25 Amilorida Tab Amilorida 2,5 mg, 5 mg Batasi konsumsi makanan
16
- - 12 3
17
- - - -
15
36 Anafranil Tab Klomipramin HCl 25 mg 3, 5, 12,
3, 5,
- 5, 17 15, 17,
12, 17
21
37 Analsik Kaps salut Metampiron 500 mg, 5, 12, 17,
- 5, 17 5, 17
enterik diazepam 2 mg 27
38 Andriol kaps lunak Testosteron undekanoat
18
3, 27 3, 27 - -
19
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
400 iu, Nicotinamide 10
mg, Lysine HCl 25 mg,
d-Pantotenol 5 mg Per
0,6 ml
45 Apialys Sirup Vit.A 5000 iu, Vit.B1 3
mg, Vit.B2 2 mg, Vit.B6
6 mg, Vit.B12 5 mcg,
Vit.C 50 mg, Vit.D 400
iu, Nicotinamide 20 mg, - - - -
Lysine HCl 250 mg, d-
Pantotenol 5 mg, I-
Glutamic acid 25 mg Per
5 ml
46 Apresoline Tab Hidralazin HCl 3 - 3, 12 -
47 Arcalion 200 Tab Sulbutiamine 200 mg
- - - -
salut gula
48 Arcoxia Tab Etoricaxib 60 mg,90
- - - -
mg,120 mg
49 Ardium Tab 500 mg Micronized purified
flavonoidic fraction (500
- - - -
mg flavonoids expressed
Universitas Indonesia
as hesperidin, diosmin )
50 Artesdiaquine artesunat 50 mg,
(Artesunat, amodiakuin 200 mg - - - -
amodiakuin 200)
51 Asetosal, Aspilet Asam asetil salisilat Dewasa : jangan
Tab (Asetosal) 80 mg 3, 15, 3, 12, 15, menggunakan obat ini
3, 15 18, 27
17, 27 22 lebih dari 10 hari (5 hari
20
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
untuk anak) tanpa resep
dokter dan jangan berikan
obat ini lebih dari 5 dosis
selama 24 jam (MTM).
Jangan berbaring dalam
15-30 menit setelah
meminum obat ini (USP
DI). Dikontraindikasikan
untuk anak < 12 tahun
(kecuali untuk juvenil
arthritis) (IONI)
52 Asetosal, Aptor, Asam asetil salisila 100 Diminum dengan 1 gelas
Ascardia, Thrombo mg, 80 mg air atau susu. Dewasa :
aspilet Tab salut jangan menggunakan obat
enterik ini lebih dari 10 hari (5
hari untuk anak) tanpa
resep dokter dan jangan
berikan obat ini lebih dari
5 dosis selama 24
3, 15, 3, 15, 3, 12, 15,
18, 27 jam(MTM).
27 17, 27 22
Jangan berbaring dalam
Universitas Indonesia
21
53 Asam askorbat Asam askorbat 50 mg - - 15 - Jangan digunakan dalam
22
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(IONI)
60 Asiklovir, Zovirax Asiklovir 200 mg, 400 Dapat diberikan dengan
Tab mg atau tanpa makanan
- 4 3, 12 15 (IONI). Dapat diberikan
dengan makanan atau saat
perut kosong (USP DI)
61 Aspar Tab K L-Aspartate 100 mg,
Mg L-Aspartate 100 mg,
- - - -
Bisbentamine 10 mg,
Vit.B6 5 mg
62 Aspar K Tab K L-Aspartate 300 mg - - - -
63 Asthin Force Kaps Natural astaxanthin 4 mg - - - -
64 Atenolol, Betablok Atenolol 50 mg, 100 mg Dapat diberikan tanpa
- 12 5, 12 5, 12, 27
Tab makanan (DIH)
65 Ativan, Merlopam Lorazepam 0,5 mg, 1 mg Merokok dapat
5, 12,
Tab 5 5, 17 5, 12, 27 menurunkan
17
efektivitasnya (DIH)
66 Atorvastatin Ca, Atorvastatin Ca 10 mg, Dapat diberikan dengan
Atofar, Atorsan, 20 mg, 40 mg makanan jika diinginkan.
Lipitor, Stator Tab Konsentrasi atorvastatin
salut film dapat meningkat ketika
Universitas Indonesia
23
68 Avelox Tab salut Moksifloksasin (HCl) - - 12, 15 15 Dapat diberikan tanpa
24
- - - -
Versilon 6, Betaserc
Tab
80 Bioneuron Vit.B1 disulfit 100 mg,
Vit.B6 200 mg, Vit.B12 - - - -
200 mcg
81 Biosanbe, Fe gluconat 250 mg, Mn
Sangobion Kaps sulfat 200 mcg, Copper - - - -
25
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
sulfat 200 mcg, Vit.C 50
mg, asam folat 1mg,
Vit.B12 dengan
Instrinsic Factor 7,5
mcg, sorbitol 25 mg
82 Bisakodil , Bisakodil 5 mg Jangan menggunakan obat
Dulcolax Tab salut ini 1 jam setelah minum
enterik susu atau antasida. Jangan
memberikan bisakodil
15, 26,
- 18, 27 15 pada anak < 10 tahun
27
tanpa petunjuk dokter.
Jangan melanjutkan obat
ini jika terjadi konstipasi
(MTM)
83 Bisoprolol, Concor, Bisoprolol fumarat 2,5 Dapat diberikan tanpa
5, 12,
maintate 2,5 Tab mg dan 5 mg - 12 5, 12, 27 makanan (DIH)
17, 27
salut film
84 Bisoprolol Bisoprolol hemifumarat Dapat diberikan tanpa
5, 12,
hemifumarat Tab 5 mg - 12 5, 12, 27 makanan (DIH)
17, 27
(maintate 5)
85 Bisolvon Sirup Bromheksin HCl 2
- - - -
Universitas Indonesia
mg/ml 50 ml
86 Bisolvon Tab Bromheksin HCl 8 mg - - - -
87 Bisolvon Extra Bromheksin HCl 4 mg,
Sirup100 mg Guaifenesin 100 mg Per - - - -
5 ml
88 Bio-ATP Tab salut ATP 20 mg, Vit.B1 100
film mg, Vit.B6 200 mg, - - - -
26
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Vit.B12 200 mcg, Vit.E
30 mg
89 BioCurvitKaplet Colostrum bovine 250
mg, Fructoligosaccharide
1,5 g, Zn 3 mg Curcuma
longa rhizoma extr
(curcuminoid complex
95% / Bio-curcumin /
BCM-95) 150 mg, - - - -
Silymarin phytosome 35
mg, Schizandrae fructus
extr 135 mg, Liquiritiae
radix 135 mg, Choline
bitatrate 150 mg, Vit.B6
2 mg
90 Bioprexum Tab Perindopril arginin 5
- 2/13 - 2, 5, 17
salut film mg, 10 mg
91 Biostrum Sirup Colostrum bovine 300
mg, DHA 200 mg, Cod
liver oil 10 mg, Lysine
HCl 200 mg, Vit.A
Universitas Indonesia
27
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
92 Blopress tab Kandesartan sileksetil 8 Dapat diberikan tanpa
- - 12 -
mg makanan (DIH)
93 Bon-one Tab Alfacalcidol 0,25 mcg,
- - - -
0,5 mcg
94 Bonviva Tab Ibandronic acid sodium Wanita dan pria > 50
tahun harus
mengkonsumsi 1200-1500
mg/hari kalsium dan 800-
1000 unit/ hari vit.D. Air
mineral tinggi kalsium
harus dihindari. Pasien
Harus menghindari baring
2, 15,
- - - selama 60 menit untuk
27
meminimalisir
kemungkinan efek
samping terhadap
gastrointestinal. Jangan
makan atau minum lainnya
(kecuali air) selama 60
menit pemberian
ibandronate (DIH)
Universitas Indonesia
28
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
meningkatkan efek
samping teofilin (MTM)
96 Bricasma Tab Terbutalin sulfat 2,5 mg - 27 - -
97 Buscopan plus Tab Hiosiana butilbromida
10 mg, parasetamol 500 - 5 - -
mg
98 Calnic Sirup Kalsium preparat - - - -
99 Calsium sandoz Tab Kalsium laktat Diberikan 1-1 ½ jam
setelah makan . Jangan
menggunakan suplemen
- - - 15, 17 kalsium selama 1-2 jam
mengkonsumsi makanan
berserat tinggi (seperti roti,
sereal) (USP DI)
100 CAL-95 Kaplet Coral Ca 500 mg,
salut film Natural soy isoflavone
20 mg, Vit.D3 200 IU,
- - - -
Vit.K1 25 mcg, Mg 100
mg, Zn 5 mg, Boron 1
mg
101 Captopril Tab Kaptopril 12,5 mg, 25 Jangan digunakan pada
2/11, 2/11, 12,
Universitas Indonesia
29
- - - -
30
1, 3 4 1, 3, 5 17
31
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
118 Cetirizine, Ozen Setirizin 10 mg Penggunaan pada anak < 2
Tab tahun tidak dianjurkan
kecuali atas petunjuk
dokter dan tidak boleh
5 5, 17 5, 17 3, 5, 17
digunakan pada neonatus
(IONI). Dapat diberikan
dengan atau tanpa
makanan (DIH)
119 Cholespar Tab Pravastatin Na 10 mg Diberikan sebelum tidur
(MTM&USP DI).
- - 12, 17 12
Dapatdiberikan tanpa
makanan (DIH)
120 Ciflon Kaplet salut Citrus bioflavonoids 500
film mg, Diosmin 450 mg, - - - -
Hesperidin 50 mg
121 Cipralex Tab salut Esitalopram oksalat 10 Esitalopram tidak
film mg dianjurkan untuk anak <
12 tahun. Diberikan satu
- - - -
kali sehari (pagi atau
malam) dengan atau tanpa
makanan (DIH)
Universitas Indonesia
32
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(USP DI). Hindari
konsumsi berlebihan kopi,
teh atau minuman
mengandung kafein
lainnya. Jangan gunakan
antasida 4 jam setelah
menggunakan obat ini
(MTM). Tablet ER
diberikan 2 jam sebelum
atau 6 jam setelah
penggunaan antasida atau
produk yang mengandung
kalsium, besi atau zink
(termasuk susu) (DIH)
123 Ciprofloxacin Tab Siprofloksasin HCl 500 Dapat diberikan dengan
mg atau tanpa makanan.
Hindari konsumsi
4, 5, berlebihan kopi, teh atau
3, 15, 5, 12,
17, 20, 4, 5, 15 minuman mengandung
20, 27 15
27 kafein lainnya. Jangan
gunakan antasida 4 jam
Universitas Indonesia
33
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
125 Citicolin (RG- Sitikolin 1 g Digunakan bersama
- - 5, 27 -
Cholin) Kap makanan atau susu (MTM)
126 Citicolin, Brainact, Sitikolin 500 mg Digunakan bersama
Neulin PS, Neurolin - - 5, 27 - makanan atau susu (MTM)
Tablet dan Sachet
127 Claneksi, Amoksisillin + asam Tidak boleh lebih dari 14
Augmentin Sirup klavulanat 125 mg/5 ml hari (IONI). Dapat
kering 60 ml dan 250 mg/5 ml diberikan saat perut
1, 3, 4, 2/11, 4,
1, 3 - kosong. Pemberian dengan
16 16
makanan dapat
mengurangi diare, mual
dan muntah (USP DI)
128 Climen 28 Tab 16 tab putih : Estradiol Pastikan asupan kalsium
valerat 2 mg 12 tab pink dan vitamin D cukup
: Estradiol valerat 2 mg, - - - - ketika digunakan untuk
Siproteron asetat 1 mg mencegah osteoporosis
(DIH)
129 Clindamisin, Klindamisin 150 mg, Bila terjadi diare, maka
Clinmas, Dalacin C, 300 mg 3, 15 4, 15 15 3, 4, 15 pengobatan harus segera
Prolic, Daclin 300 dihentikan (IONI)
130 Clobazam, Frisium Clobazam 10 mg Dapat diberikan dengan
5, 12 4, 5, 17 - 5, 12, 17
Universitas Indonesia
34
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
tanpa makanan (DIH)
132 Clopidogrel, Clotix, Klopidogrel 75 mg Dapat diberikan tanpa
CPG, Plavix, makanan (IONI)
- - 12 -
Clopisan Tab salut
film
133 Clozaril Tab Klozapin 25 mg 5, 12, Dapat diberikan tanpa
- 5, 17 -
17 makanan (IONI)
134 Coamoxiclav, Amoksisillin + asam Tidak boleh melebihi dari
Claneksi, klavulanat 14 hari (IONI). Dapat
Clavamox, diberikan saat perut
Augmentin Tab 250 3 1, 2/11 3, 4 2/11, 4 kosong. Pemberian dengan
mg dan Kaplet 500 makanan dapat
mg mengurangi diare, mual
dan muntah (USP DI)
135 Cobazim 1000 Kaps Co-enzyme B12 1 mg - - - -
136 Comtan Tab salut Entakapon 200 mg Dapat diberikan tanpa
film makanan. Dapat
12 19, 23 - 5, 12, 23 dikombinasikan dengan
formulasi SR
levodopa/karbidopa (DIH)
137 Comtusi Kaps Oksomemazin 1,65 mg,
Universitas Indonesia
35
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
140 Coditam Tab Kodein 30 mg, Jangan gunakan dalam
5, 17, 5, 12, 15,
parasetamol 500 mg 3, 27 5, 17 jangka waktu panjang
25, 30 17
(MTM)
141 Codipront Sirup Kodein anhidrat 11,11
mg, Feniltoloksamin - - 5, 17 5, 17
3,67 mg 60 ml
142 Codipront Cum Kodein anhidrat 11,11 Penggunaan antitusif yang
Expectorant Sirup mg, Feniltoloksamin mengandung kodein atau
3,67 mg, Guaifenesin opioid analgesik sejenis
55,55 mg, Ekstrak tidak direkomendasikan
- - 5, 17 5, 17
Thyme 55,55 mg Per 5 pada anak-anak dan
ml 60 ml sebaiknya dihindari
seluruhnya pada anak < 1
tahun (IONI)
143 Codipront Tab Kodein anhidrat 30 mg,
- - 5, 17 5, 17
Feniltoloksamin 10 mg
144 Codipront Cum Kodein anhidrat 30 mg, Penggunaan antitusif yang
Expectorant Kaps Feniltoloksamin 10 mg, mengandung kodein atau
Guaifenesin 100 mg opioid analgesik sejenis
tidak direkomendasikan
- - 5, 17 5, 17
pada anak-anak dan
Universitas Indonesia
sebaiknya dihindari
seluruhnya pada anak < 1
tahun (IONI)
145 Coenzyme Q10 Coenzyme Q10 30 mg
kapsul lunak 30 mg - - - -
(Ubi-Q)
146 Cotrimoksazol sulfametoksazol 400 mg Dapat diberikan tanpa
36
15 4 3, 15, 4, 5, 15,
37
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
iritasi kandung kemih
(DIH)
152 Cyclo-progynova Estradiol valerat 2 mg,
- - - -
Tab Norgestrol 0,5 mg
153 Cygest Tab Progesteron 400 mg - - - -
154 Cymbalta Kap salut Duloksetin HCl 60 mg Dapat diberikan tanpa
27 5, 17 - -
enterik makanan (DIH)
155 Cytotec, Gastrul, Misoprostol 200 mcg Jangan gunakan
Invitec Tab 200 misoprostol bersama
mcg antasida yang mengandung
3 - 3, 12 3
Mg (MTM). Hindari
antasida yang mengandung
magnesuim (DIH)
156 Dapson Tab Dapson 100 mg Jangan berikan bersama
3 12 - 4
antasida, alkalin (DIH)
157 Deferasirox, Deferasirox 250 mg, 500 Hindari penggunaan
Exjade, mg bersama vitamin C pada
- - - -
Deferasirox Tab pasien gagal jantung
(DIH)
158 Deflamat-75 CR Natrium diklofenak 25 Jangan berbaring 15-30
Kap salut enterik mg dan 50 mg 3, 15, 3, 5, 3, 5, 15, menit setelah
-
Universitas Indonesia
38
- - -
Sirup 60 ml mg/5 ml 60 ml 15, 17
39
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
170 Dextamine Tab Deksametason 500
3, 5, 12,
mcg,deksklorfeniramin 3 3 3, 12
17
maleat 2 mg tab
171 Diabetasol Serbuk Per 100 g : Protein 15 g,
fat 11,5 g, total
carbohydrate 64,5 g, - - - -
lactose 4 g, dietary fiber
3,33 g, vit, mineral
172 Diane 35 Tab Siproteron asetat 2 mg Merokok dapat
(Kombinasi:Siproter etinil estradiol 35 mcg menurunkan efektifitas
- 3 - -
on asetat,etinil obat ini (MTM)
estradiol)
173 Diazepam, Valium, Diazepam 2 mg, 5 mg Jangan gunakan diazepam
Valdimex, sebagai ansietas lebih dari
Valisanbe Tab 5, 12, 4 bulan tanpa petunjuk
- 5, 17 5, 12, 17
17, 27 dokter. Merokok dapat
menurunkan efektifitas
obat ini (MTM)
174 Dietilkarbamazin Dietilkarbamazin sitrat
- - - -
Tab 50 mg, 100 mg
175 Digoksin Tab Digoksin 0,25 mg Jika menggunakan
Universitas Indonesia
cholestryramin atau
colestipol, gunakan 2 jam
setelah digoksin untuk
5, 12,
- 12 mencegah interfensi
17
(MTM). Pemberian
digoksin harus berjarak
paling sedikit 2 jam
40
sebelum atau sesudah
41
19, 21
21 tahun, ibu hamil atau
42
190 Domperidon Tab Domperidon 10 mg - - - -
43
198 Efavirenz Tab Efavirenz 200 mg - 2 - 4, 5, 12, Dapat diberikan dengan
44
Ca Pantothenate 20 mg
45
susu atau minuman
219 Etambutol, Tibitol, Etambutol 250 mg, 500 Biasa diberikan pagi hari.
Santibi Tab mg Jangan menggunakan
antasida yang mengandung
3 12 12 3, 4, 5
aluminium pada 2 jam
pemberian etambutol
(MTM)
220 Euthyrox, Thyrax Levotiroksin 0,1 mg 13, 15, Jika menggunakan
46
- 12 12
Tab 27 cholestryramin, gunakan 1
47
5 - - -
selaput atau tanpa makanan.
Tab
232 Fexofed Kaps ER Pseudoefedrin HCl, Jangan berikan tablet SR
Fexofenadine HCl atau kapsul untuk anak <
12 tahun (MTM). Dapat
5, 17,
27 5, 17 2/11, 27 diberikan dengan atau
27
tanpa makanan, diberikan
dengan air tidak dengan
48
jus buah (DIH)
49
(MTM). Jangan gunakan
50
mg, dekstrometorfan
(DIH)
251 Fluor Tab Fluor 0,5 mg - - - -
252 Forneuro Kaps Vit.B1 100 mg, Vit.B6
lunak 50 mg, Vit.B12 100
- - - -
mcg, Natural Vit.E 200
Iu, Folic acid 400 mcg
253 Fosamax plus Alendronat Na 70 mg, Sekurang-kurangnya
51
13, 15 13 12 13, 15
cholecalciferol 70 mcg setengah jam setelah
52
menurunkan
53
Zn 20 mg
54
272 Glukosamin Kaps Glukosamin 250 mg, 500 - - - -
55
6 sore (DIH)
mengemudi atau
menjalankan mesin.
3, 15, 3, 5, 3, 5, 15,
3 Jangan berikan ibuprofen
27 17, 22 17, 21
untuk anak di bawah 12
tahun tanpa resep dokter
(MTM). Jangan digunakan
lebih dari 10 hari untuk
56
pengobatan demam tanpa
57
- - - -
500 mg, Zn pikolinat 10
(MTM)
296 Imunos Sirup Echinacea (EFLA 894)
500 mg, Zn pikolinat 15
- - - -
mg, Selenium 15 mcg
Per 5 ml
297 Inpepsa Cairan 100 Sukralfat 500 mg/ml Jika menggunakan
2/11,
ml, Neciblok 100 - 18 2, 4 antasida, ciprofloksasin,
58
15
ml, Ulsafat 200 ml fenitoin, atau tetrasiklin,
59
305 Isosorbid 5- Isosorbid 5-mononitrat 15, 27 27 2/11, 5, 2/11, 12, Jangan berikan dalam
60
3, 15 - - 3, 15, 27
siap larut
(DIH)
318 Karbamazepin Tab Karbamazepin 200 mg 3, 5,
3, 15, 5, 12, 3, 5, 12,
12, 17,
27 27 21
21
319 Karbamazepin Karbamazepin 100 mg, 3, 5,
3, 5, 3, 5, 12,
(Tegretol) Tab 200 mg 3, 15 12, 17,
12, 14 21
kunyah 21
61
320 Karbon aktif Karbon aktif - - - -
17 (MTM)
326 Kiddi Pharmaton L-lysine HCl 20 mg, Ca
Sirup 8,67 mg, Phosphorus
13,33 mg, Vit.B1 0,2
mg, Vit.B2 0,24 mg, - - - -
Vit.B6 0,4 mg, Vit.D3 1
mcg, Vit.E 1 mg,
62
Nicotinamide 1,33 mg,
63
332 Klorokuin fosfat Klorokuin fosfat 50 3 18 - 3, 4, 5
64
21
anak-anak, dosis yang
65
343 Laxadine Emulsi Fenolftalein 55 mg, - - - -
66
makanan atau saat perut
gula mg
357 Lopinavir + Lopinavir 200 mg + Dapat diberikan dengan
Ritonavir Ritonavir 50 mg atau tanpa makanan.
(kombinasi) Tab 27 3 - 3, 12 Tablet tidak
direkomendasikan untuk
pasien < 15 kg(DIH)
358 Lopresor Tab salut Metoprolol tartrat 100 3, 5, 5, 12, 17, Dapat diberikan tanpa
67
12, 27 12, 27
film mg 12, 27 27 makanan (DIH)
68
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
368 Matovit AX Kaplet Natural astaxanthin 2
mg, Bilberry dry extr 80
mg, Lutein 3 mg,
- - - -
Zeaxanthin 0,25 mg, Zn
2,5 mg, Selenium 10
mcg
369 Matoflam Kaplet Natural astaxanthin 2
mg, Lutein 3 mg,
Zeaxanthin 0,25 mg, Zn - - - -
2,5 mg, Selenium 10
mcg
370 Max C Multivitamin - - 3, 15 -
371 Mebendazol Sirup Mebendazol 100 mg/5
- - 3 -
30 ml ml
372 Mebendazol Tab Mebendazol 100 mg,
- - 3 -
500 mg
373 Mecobalamin, Mekobalamin 250 mcg,
Kalmeco, Lapibal, 500 mcg
- - - -
Methycobal Kaps
250 dan 500
374 Mecola Kaplet salut α-Lipoic acid 300 mg,
Universitas Indonesia
69
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
376 Meiact Tab Sefditoren pivoxil 200 Diberikan saat perut
mg kosong. Jika mengganggu
3 - - 4, 17 GI, dapat diberikan
bersama makanan (USP
DI)
377 Meloxicam, Meloksikam 7,5 mg dan Dapat diberikan dengan
Mexpharm, Movi- 15 mg 3 3 - 17, 22 atau tanpa makanan
Cox, Movix Tab (MTM)
378 Memoran Kaps Fosfatidilserin 100 mg - - - -
379 Meptin Sirup Prokaterol HCl 5 mcg/ml - - - -
380 Meptin Tab Prokaterol HCl 25 mcg,
- - - -
50 mcg
381 Merkaptopurin Tab Merkaptopurin 50 mg 15, 17,
2/11 - 15, 17
(6MP) 22
382 Merron 25 Tab salut Sinarizine 25 mg
film, Stugeron Tab - 5, 17 - -
25 mg
383 Mestinon Tab salut Piridostigmin Br 60 mg
- - - -
gula
384 Metampiron Tab Metampiron 500 mg - - - -
385 Metenamin Metenamin mandelat Jangan menggunakan
Universitas Indonesia
70
3 3 17
Kaps (Glunor) 17
71
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
395 Metronidazol Susp Metronidazol 125 mg/5 Diberikan saat perut
3, 4, 3, 15,
(Flagyl) 60 ml ml 3, 4, 5, kosong. Jika terjadi
- 15, 17, 17, 21,
15, 17 gangguan GI, berikan
27 23
bersama makanan (DIH)
396 Metronidazol Metronidazol 250 mg 3, 4, 3, 15,
3, 4, 5,
(Flagyl) Tab dan dan 500 mg 2/11 15, 17, 17, 21,
15, 17
Tab forte 27 23
397 Micardis Tab Telmisartan 40 mg, 80 Dapat diberikan tanpa
- - - -
mg makanan (DIH)
398 Microgynon Levonorgestrel 150 mcg
(Kombinasi : etinil estradiol 30 mcg +
- - - -
Levonorgestrel,etini 7 tab plasebo
l estradiol)
399 Microlax Enema Na lauril sulfoasetat 45
mg, Na sitrat 450 mg,
asam sorbat 5 mg, PEG - - - -
400 625 mg, sorbitol
4465 mg 5 ml
400 Microlax Tab Na lauril sulfoasetat 45
mg, Na sitrat 450 mg,
asam sorbat 5 mg, PEG - - - -
Universitas Indonesia
72
tanpa petunjuk dokter
73
- - - -
Arginine 2.5 g,
74
- 17
ibuprofen 200 mg, 30 17, 22 menggunakan obat ini
reaksi hipersensitifitas
memburuk (IONI). Dapat
diberikan dengan atau
tanpa makanan,dapat
diberikan bersama antasida
(USP DI &DIH)
419 New Diatab Tab Activated attapulgite 600
75
- - - -
mg
release
429 Nipe Sirup Isotipendil 2 mg,
289Asetaminofen 120
- - - -
mg, Fenilefrin HCl 5 mg
Per 5 ml
430 Nipe Paed drop Isotipendil HCl 1 mg,
Asetaminofen 120 mg, - - - -
76
Fenilefrin HCl 5 mg Per
438 Ofloxacin Tab Ofloksasin 200 mg, 400 Jangan gunakan antasida,
mg suplemen mineral atau
vitamin dengan zink atau
2/11, 5,
4, 5, besi 2 jam setelah
- 12, 15, 4, 5, 15
19, 21 menggunakan obat ini
21
(MTM & DIH). Dapat
diberikan dengan makanan
77
atau saat perut kosong
78
100 mg, Zn 10 mg, B-
446 Oscal, Rocaltrol Kalsitriol 0,25 mcg, 0,5 Dapat diberikan tanpa
Kaps mcg makanan, pemberian
bersama makanan untuk
mengurangi masalah GI.
- - - -
Berikan asupan kalsium
yang cukup selama terapi
(DIH). Jangan gunakan
79
antasida yang mengandung
80
200 mg, Vit.C 50 mg,
81
untuk anak) tanpa resep
DI)
464 Piptal Pediatric Pipenzolat Br 4 mg,
5, 12,
Drop Fenobarbital Na 6 mg, - - -
17
etanol 0,2 ml
465 Piracetam , Piracetam 800 mg, 1200
Fepiram, Neurotam mg - 5 - -
Tab dan Kaps
82
466 Piracetam Sirup Piracetam 10 % 100 ml - 5 - -
83
22 22
17, 22
84
antara makan (DIH)
85
493 Reminyl prolonged- Galantamin HBr 16 mg - - - - Diberikan saat sarapan
86
Selenium 55 mcg, Lutein
87
12, 23 12, 17 23
etambutol Kaps etambutol 400 mg selama terapi. Kontrasepsi
88
etambutol Tab 150 isoniazid, pirazinamid dan
89
521 Salbutamol Lasal Salbutamol sulfat 2 mg/5 - - - -
90
528 Sefuroksim Sefuroksim 500 mg 3 3, 4, 27 3, 4, 4 Dapat diberikan saat perut
penggunaan MAO
inhibitor (furazolidone,
prokarbazin, phenelzine)
(USP DI)
532 Sertralin HCl Tab Sertralin HCl 50 mg Diberikan pagi atau malam
salut film (Zoloft) 5, 12, hari dengan atau tanpa
- 12 5, 12, 17
17 makanan (MTM). Anak-
91
anak dan remaja < 18
mengurangi gangguan GI
(DIH)
537 Simarc-2 Tab Warfarin Na 2 mg Jangan mengganti produk
warfarin dengan nama
dagang yang berbeda
- - 12, 17 12, 17
karena memiliki efek yang
berbeda (MTM). Dapat
92
diberikan dengan atau
93
540 Sinupret Tab Gentiane radix 7,69 %, - - - -
94
film
95
558 Tebokan, Tebokan Ginko biloba extr (EGB - - - -
mg
562 Thyrozol Tab Thiamazol 5 mg - - - 12
563 Tiamfenikol Tiamfenikol 250 mg,
- - - -
500 mg
564 Tiamfenikol, Tiamfenikol 125 mg/5
Thiamycin Sirup 60 ml
- - - -
ml
96
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
565 Tiamfenikol, Tiamfenikol 250 mg/5
Thiamycin Sirup ml - - - -
forte 60 ml
566 Tiamin HCl Vitamin B1 50 mg, 100
- - 3, 12 -
(Vitamin B1) Tab mg
567 Tiaryt Tab Amiodaron HCl 200 mg Berikan secara konsisten,
bersama atau tanpa
makanan. Berikan bersama
3, 12,
- 21 21 makanan jika digunakan
17, 21
dosis tinggi atau untuk
mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI (DIH)
568 Topamax Tab Topiramat 25 mg, 50 mg Dapat diberikan tanpa
makanan (DIH).
Kontrasepsi oral yang
5, 12, 5, 12,
27 5, 15, 27 mengandung estrogen
15 17, 27
tidak bekerja dengan baik
/jika digunakan bersama
topiramat (USP DI)
569 Torasic Tab salut Ketorolak trometamin 10 Diberikan tidak > 5 hari
selaput mg (MTM). Jangan berbaring
Universitas Indonesia
97
- - - -
Isotipendil HCl 2 mg,
98
3 - 21
15 < 12 tahun. Dapat
99
berikan bersama makanan
1,5 g, Zn 3 mg Curcuma
longa rhizoma extr
(curcuminoid complex
- - - -
95% / Bio-curcumin /
BCM-95) 150 mg,
Silymarin phytosome 35
100
mg, Schizandrae fructus
extr 135 mg, Liquiritiae
mineral
599 Xarelto Tab Rivaroxaban 10 mg - - -
600 Xeloda Tab salut Kapesitabin 500 mg Diberikan dengan air 30
film - 3 - 12 menit setelah makan
(DIH& USP DI)
601 Xenocy Tab Atomoxetine 10 mg Dapat diberikan dengan
- - - -
101
atau tanpa makanan (DIH)
602 Yasmin Tab Drospirenon 3 mg, etinil - - - -
102
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia
No LABEL PERINGATAN
1
KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU
1
2
OBAT INI DIMINUM
SATU JAM SEBELUM MAKAN OBAT INI DIMINUM SATU JAM
2
SEBELUM MAKAN
3
OBAT INI DIMINUM SEGERA
SESUDAH MAKAN OBAT INI DIMINUM SEGERA
3
SESUDAH MAKAN
4
OBAT INI HARUS DIMINUM SAMPAI HABIS OBAT INI HARUS DIMINUM
SESUAI DENGAN PETUNJUK SAMPAI HABIS SESUAI
4
DENGAN PETUNJUK
5 OBAT INI MENYEBABKAN
OBAT INI MENYEBABKAN MENGANTUK,
MENGANTUK, JANGAN
JANGAN MENGENDARAI MOBIL ATAU
MENGENDARAI MOBIL ATAU
MENJALANKAN MESIN 5
MENJALANKAN MESIN
6
HANYA DIPERGUNAKAN MELALUI ANUS
ATAU DUBUR HANYA DIPERGUNAKAN
6 MELALUI ANUS ATAU DUBUR
6
7
HANYA DIPERGUNAKAN MELALUI VAGINA
HANYA DIPERGUNAKAN
7
MELALUI VAGINA
6
8
OBAT LUAR JANGAN DIMINUM
OBAT LUAR JANGAN DIMINUM
8
6
9 OBAT INI DIPERGUNAKAN
OBAT INI DIPERGUNAKAN (DILETAKKAN) DI (DILETAKKAN) DI BAWAH
BAWAH LIDAH & DIHISAP SAMPAI HABIS LIDAH & DIHISAP SAMPAI
9 HABIS
9
6
NO LABEL PERINGATAN
10
OBAT INI HARUS DILARUTKAN DAHULU OBAT INI HARUS DILARUTKAN
DALAM SEGELAS AIR PUTIH DAN DIMINUM DAHULU DALAM SEGELAS AIR
10
SEGELAS AIR PUTIH PUTIH DAN DIMINUM
11
OBAT INI DIMINUM 2 JAM OBAT INI DIMINUM 2 JAM
SESUDAH MAKAN 11 SESUDAH MAKAN
12
JANGAN BERHENTI MINUM OBAT INI SECARA JANGAN BERHENTI MINUM
TIBA-TIBA, KECUALI ATAS PETUNJUK DOKTER OBAT INI SECARA TIBA-TIBA,
12 KECUALI ATAS PETUNJUK
DOKTER
13
OBAT INI DIMINUM SETENGAH JAM OBAT INI DIMINUM SETENGAH
SEBELUM MAKAN 13 JAM SEBELUM MAKAN
14
OBAT INI DIKUNYAH DAHULU
OBAT INI DIKUNYAH DAHULU
SEBELUM DITELAN 14
SEBELUM DITELAN
15
HARUS BANYAK MINUM AIR PUTIH
HARUS BANYAK MINUM AIR
15
PUTIH
16
SIMPAN DALAM LEMARI ES
SIMPAN DALAM LEMARI ES
16
17
HINDARI MINUMAN BERALKOHOL
HINDARI MINUMAN
17
BERALKOHOL
18
JANGAN DIGUNAKAN BERSAMAAN
DENGAN OBAT BERLABEL 27 JANGAN DIGUNAKAN
18 BERSAMAAN DENGAN OBAT
BERLABEL 27
Universitas Indonesia
NO LABEL PERINGATAN
19
JANGAN MINUM OBAT YANG MENGANDUNG JANGAN MINUM OBAT YANG
BESI ATAU ZINK BERSAMAAN DENGAN OBAT
MENGANDUNG BESI ATAU
INI 19 ZINK BERSAMAAN DENGAN
OBAT INI OBAT INI
20
JANGAN MINUM SUSU, OBAT YANG TIDAK JANGAN MINUM SUSU, OBAT
DAPAT DICERNA ATAU OBAT YANG YANG TIDAK DAPAT DICERNA
MENGANDUNG BESI ATAU ZINK BERSAMAAN ATAU OBAT YANG
DENGAN OBAT INI 20 MENGANDUNG BESI ATAU
ZINK BERSAMAAN DENGAN
OBAT INI
21 HINDARI KULIT DARI
HINDARI KULIT DARI PAPARAN CAHAYA PAPARAN CAHAYA MATAHARI
MATAHARI ATAU CAHAYA LAMPU SECARA ATAU CAHAYA LAMPU
LANGSUNG 21 SECARA LANGSUNG
22 JANGAN MENGGUNAKAN
JANGAN MENGGUNAKAN OBAT YANG OBAT YANG MENGANDUNG
MENGANDUNG ASETOSAL BERSAMAAN ASETOSAL BERSAMAAN
DENGAN PENGGUNAAN OBAT INI 22
DENGAN PENGGUNAAN OBAT
INI
23
OBAT INI DAPAT MENYEBABKAN URIN OBAT INI DAPAT
BERWARNA MENYEBABKAN URIN
23
BERWARNA
24
BAHAN MUDAH TERBAKAR : JAUHKAN
DARI API BAHAN MUDAH TERBAKAR :
24
JAUHKAN DARI API
25
JANGAN DIGUNAKAN LEBIH DARI…..
DALAM 24 JAM JANGAN DIGUNAKAN LEBIH
25 DARI….. DALAM 24 JAM
24 JAM
26
JANGAN DIGUNAKAN LEBIH DARI….. JANGAN DIGUNAKAN LEBIH
DALAM 24 JAM ATAU ….. DALAM SATU DARI….. DALAM 24 JAM ATAU
MINGGU
26 ….. DALAM SATU MINGGU
Universitas Indonesia
NO LABEL PERINGATAN
27
OBAT SELURUHNYA DITELAN, TIDAK
DIKUNYAH OBAT SELURUHNYA DITELAN,
27 TIDAK DIKUNYAH
28
DISEBARKAN / DIOLESKAN TIPIS-TIPIS
DISEBARKAN / DIOLESKAN
28 TIPIS-TIPIS
29
JANGAN MENGGUNAKAN LEBIH DARI 2 DOSIS JANGAN MENGGUNAKAN
SETIAP KALI PENGGUNAAN. JANGAN LEBIH DARI 2 DOSIS SETIAP
MENGGUNAKAN LEBIH DARI 8 DOSIS DALAM KALI PENGGUNAAN. JANGAN
WAKTU 24 JAM 29 MENGGUNAKAN LEBIH DARI 8
DOSIS DALAM WAKTU 24 JAM
30
JANGAN DIGUNAKAN BERSAMAAN JANGAN DIGUNAKAN
DENGAN SEDIAAN YANG MENGANDUNG BERSAMAAN DENGAN
PARASETAMOL 30 SEDIAAN YANG
MENGANDUNG PARASETAMOL
31
MENGANDUNG OBAT YANG MIRIP MENGANDUNG OBAT YANG
ASETOSAL MIRIP ASETOSAL
31
Sumber : Label 1-16 (Label RSUP Fatmawati) dan Label 17-31 (BPOM RI, 2008)
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Jumlah total sediaan oral yang diberi label adalah 606 jenis obat yaitu
sebanyak 10 jenis bentuk serbuk, 98 jenis bentuk sirup atau larutan dan
498 jenis bentuk tablet atau kaplet.
5.2 Saran
5.2.1 Daftar label sediaan oral dipublikasikan kepada seluruh tenaga kesehatan
agar dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan kepada pasien guna
tercapainya pengobatan yang rasional.
5.2.2 Untuk meningkatkan hasil terapi sebaiknya dilakukan konseling oleh
apoteker kepada pasien mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menggunakan obat.
Ansel, Howard C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV. Jakarta :
UI Press.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Informasi Obat
Nasional Indonesia (IONI). Jakarta : Sagung Seto.
United States Pharmacopeia (USP). (2003). Advice For The Patient Drug
Information In Lay Language Volume II, 23rd ed. United Sates : Thomson
Micromedex.