Anda di halaman 1dari 225

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
CILANDAK, JAKARTA SELATAN
PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.


1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI
CILANDAK, JAKARTA SELATAN
PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Apoteker

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.


1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ii

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini diajukan oleh:


Nama/ NPM : Maya Widiyantiana, S.Farm./ 1206329801
Program Studi : Profesi Apoteker
Judul Laporan : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit
Umum Pusat Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan,
Periode 2 September – 25 Oktober 2013

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Apoteker - Fakultas Farmasi, Universitas
Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt. ( )

Pembimbing II: Dr. Retnosari Andrajati, M.S., Ph.D., Apt. ( )

iii

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.

Nama : Maya Widiyantiana, S.Farm


NPM : 1206329801
Tanda Tangan :

Tanggal : 11 Januari 2014

iv

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan Kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Profesi
Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jalan Fatmawati, Cilandak,
Jakarta Selatan Periode 2 September – 25 Oktober 2013.
Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu sarana
untuk mengembangkan wawasan kefarmasian mengenai pelayanan farmasi di
rumah sakit sebelum melakukan pengabdian sebagai Apoteker dan merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Profesi
Apoteker di Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok.
Pada penyelesain penyusunan laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini,
penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis hendak
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mengarahkan, yaitu kepada:
1. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia atas izin dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis
untuk melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker.
2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS., Apt sebagai Pejabat Sementara Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia sampai dengan 20 Desember 2013.
3. Dr. Harmita, Apt., sebagai Ketua Program Profesi Apoteker dan dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan bantuan
selama penulis menempuh pendidikan Apoteker di Fakultas Farmasi
Universitas Indonesia serta kesempatan untuk melakukan Praktek Kerja
Profesi Apoteker.
4. Dr. Retnosari Andrajati, M.S, Ph.D., Apt selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis
dalam penyusunan laporan ini.
5. Dra. Alfina Rianti, M.Pharm., Apt selaku Pembimbing I atas waktu, bantuan,
bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan kepada penulis.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


6. Seluruh karyawan Rumah Sakit Umum Fatmawati yang telah memberikan
bantuan dan kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan Praktek Kerja
Profesi Apoteker (PKPA)
7. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Program Profesi Apoteker Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia atas bantuan yang telah diberikan kepada
penulis.
8. Keluarga penulis atas dukungan doa, semangat dan materi yang tak pernah
putus.
9. Teman-teman apoteker UI 77, khususnya kelompok PKPA Fatmawati yang
telah menjadi tim yang kompak dalam menjalani hari-hari PKPA. Serta
teman-teman peserta PKPA dari Universitas Pancasila, ISTN, UNTAG dan
UBAYA.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker ini menjadi amal ibadah
yang dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan seluruh pihak yang
membacanya. Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita
bimbingan dan balasan kebaikan atas amal ibadah kita. Amin.

Penulis

2014

vi

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di


bawah ini:
Nama : Maya Widiyantiana, S.Farm

NPM : 1206329801

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis karya : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP


FATMAWATI CILANDAK, JAKARTA SELATAN PERIODE 02
SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

beserta perangkat yang ada (bila diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk basis data, merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada Tanggal : 11Januari 2014
Yang menyatakan

(Maya Widiyantiana, S.Farm.)

vii
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
ABSTRAK

Nama : Maya Widiyantiana, S.Farm


NPM : 1206329801
Program Studi : Profesi Apoteker
Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUP
Fatmawati Cilandak Jakarta Selatan Periode 2 September –
25 Oktober 2013

Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di RSUP Fatmawati Cilandak


Jakarta Selatan. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa profesi apoteker
dapat melihat langsung aktivitas yang berlangsung dalam suatu rumah sakit,
memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek yang terkait di
rumah sakit terutama dalam hal pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan
farmasi klinik di RSUP Fatmawati dan dapat memiliki pemahaman yang
mendalam mengenai peran dan tugas apoteker di rumah sakit. Tugas khusus yang
diberikan berjudul Daftar Label Sediaan Oral di RSUP Fatmawati. Tugas khusus
ini bertujuan untuk memperoleh data jumlah jenis sediaan oral yang terdapat di
RSUP Fatmawati berdasarkan Formularium RSUP Fatmawati Edisi VI tahun
2012.

Kata kunci : RSUP Fatmawati, label sediaan oral


Tugas umum : xii + 99 halaman; 16 lampiran
Tugas khusus : iii + 108 halaman; 2 tabel
Daftar Acuan Tugas Umum : 12 (2003 - 2013)
Daftar Acuan Tugas Khusus : 4 (1979 - 2013)

viii

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


ABSTRACT

Name : Maya Widiyantiana, S.Farm


NPM : 1206329801
Program Study : Apothecary profession
Title : Pharmacist Internship Program at Fatmawati Hospital
Cilandak South Jakarta Period September 2 - October 25
2013

Pharmacists Professional Practice implemented in Fatmawati Hospital Cilandak


South Jakarta. PKPA activity is intended that students can see the direct
profession pharmacists activity that takes place in a hospital, gain knowledge and
insight into everything related aspects in the hospital, especially in the case of
pharmaceutical management and clinical pharmacy services in Fatmawati and can
have a profound understanding on the role and duties of pharmacists in hospitals.
A special task that given called the list of labels in the oral dosage in Fatmawati
Hospital. This particular task aimed to obtain data on number of types of oral
dosage contained in Fatmawati Hospital based formulary Fatmawati Edition VI in
2012.

Keywords : Fatmawati Hospital, labels in the oral dosage


General Assignment : xii + 99 pages; 16 appendices
Specific Assignment : iii + 108 pages, 2 tables
Bibliography of General Assignment: 12 (2003 - 2013)
Bibliography of Specific Assignment: 4 (1979 - 2013)

ix

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................ iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR................................................................................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 3

BAB 2. TINJAUAN UMUM ............................................................................ 4


2.1 Definisi Rumah Sakit..................................................................... 4
2.2 Tugas Dan Fungsi Rumah Sakit ................................................... 4
2.3 Klasifikasi Rumah Sakit................................................................ 4
2.3.1 Berdasarkan Jenis Pelayanan ............................................ 4
2.3.2 Berdasarkan Pengelolaan .................................................. 6
2.4 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati............................ 6
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Fatmawati ................................. 8
2.5.1 Tugas Pokok RSUP Fatmawati ......................................... 8
2.5.2 Fungsi RSUP Fatmawati ................................................... 8
2.6 Visi dan Misi .................................................................................. 8
2.6.1 Motto dan Falsafah ............................................................. 9
2.6.2 Nilai .................................................................................... 9
2.6.3 Tujuan................................................................................... 10

BAB 3. TINJAUAN KHUSUS........................................................... .............. 11


3.1 Instalasi Farmasi ............................................................................. 11
3.1.1 Bagan Organisasi .................................................................. 11
3.1.2 Peran Lintas Terkait dalam Pelayanan FRS ......................... 11
3.1.3 Analisa Kebutuhan Tenaga ................................................... 12
3.1.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi ........................................... 13
3.1.5 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alkes 15
3.2 Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati................................................ 16
3.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi ........................... 17
3.2.2 Visi Instalasi Farmasi ............................................................. 18
3.2.3 Misi Instalasi Farmasi ............................................................. 18
3.2.4 Tujuan Instalasi Farmasi ......................................................... 18
3.2.5 Nilai – nilai Instalasi Farmasi .................................................. 19

x
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
3.2.6 Kegiatan Farmasi Klinik ........................................................... 19
3.2.7 Ruang Lingkup Kegiatan Farmasi ........................................... 30
3.3 Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati................................... 55

BAB 4. PEMBAHASAN .................................................................................. 57

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 80


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 80
5.2 Saran ............................................................................................... 80

DAFTAR ACUAN............................................................................................. 82
LAMPIRAN....................................................................................................... 84

xi
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi RSUP Fatmawati....................................... 84


Lampiran 2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati........ 85
Lampiran 3 Alur Pengkajian Resep................................................................. 86
Lampiran 4 Alur Pemantauan Efek Samping Obat......................................... 87
Lampiran 5 Alur Kegiatan Pemantauan Interaksi Obat................................. 88
Lampiran 6 Alur Penyimpanan Resep dan Arsip ........................................ 89
Lampiran 7 Alur Pemusnahan Resep dan Arsip ........................................... 90
Lampiran 8 Alur Pengadaan Perbekalan Farmasi......................................... 91
Lampiran 9 Alur Penerimaan Perbekalan Farmasi oleh Tim Penerima ..... 92
Lampiran 10 Alur Masuk ke Ruang Produksi Aseptik .................................. 93
Lampiran 11 Alur Pelayanan Obat Sitostatika Rawat Jalan dan Rawat Inap 94
Lampiran 12 Prosedur Penyiapan Obat Rawat Jalan Secara Individual
Prescription.................................................................................. 95
Lampiran 13 Alur Pelayanan Resep di Depo Askes ...................................... 96
Lampiran 14 Alur Distribusi Obat secara Dosis Unit di Instalasi Farmasi
RSUP Fatmawati ......................................................................... 97
Lampiran 15 Alur Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan di Depo
Instalasi Bedah Sentral........................................................... 98
Lampiran 16 Alur Program Pelayanan Informasi Obat................................... 99

xii
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang harus
diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Ditegaskan dalam UU No. 36 Tahun 2009, kesehatan
merupakan hak asasi setiap manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Upaya kesehatan
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau
masyarakat. Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan promotif, kuratif
dan rehabilitatif diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan. Rumah Sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik
tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap
mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam UU. No 44 tahun 2009 tertulis, Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat.
Dalam keberlangsungannya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, suatu
rumah sakit membutuhkan sediaan farmasi serta alat kesehatan yang bermutu,

1 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


2

bermanfaat, aman dan terjangkau. Adanya bagian kefarmasian merupakan salah


satu syarat yang harus dipenuhi oleh rumah sakit. Yang dimaksud dengan
"instalasi farmasi" dalam penjelasan UU. No. 44 Tahun 2009 adalah bagian dari
Rumah Sakit yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur
dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan
pembinaan teknis kefarmasian di Rumah Sakit.
Dalam PP 51 tahun 2009 disebutkan bahwa untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi atau penyaluran dan pelayanan
sediaan farmasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan yaitu tenaga kefarmasian yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga
Teknis Kefarmasian.
Apoteker di rumah sakit merupakan salah satu sumber daya manusia yang
mendukung serta terlibat dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, maka
setiap calon Apoteker harus meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan,
dan keahlian di bidang kefarmasian sehingga calon apoteker setidaknya
mempunyai bekal untuk memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang
profesional.
Sesuai dengan Pasal 5 butir c dan d, fungsi rumah sakit adalah
melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan dan
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Oleh karena itu pelaksanaan Praktek
Kerja Profesi Apoteker dilakukan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati Jakarta
karena RSUP Fatmawati merupakan rumah sakit pemerintah yang dapat
memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan
penelitian diseluruh disiplin ilmu.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


3

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini adalah
sebagai berikut :
a. Calon Apoteker memahami peran dan tanggung jawab apoteker pada tiap
bagian yang melibatkan Apoteker di RSUP Fatmawati diantaranya di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit (IFRS), dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT).
b. Memberi gambaran pada calon Apoteker tentang hal-hal terkait Farmasi
Rumah Sakit sehingga calon Apoteker mempunyai bekal untuk bertindak
sesuai dengan kode etik dan ketentuan yang berlaku di dalam sistem
pelayanan rumah sakit.
c. Mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah dipelajari secara teoritis
berkenaan dengan praktek di rumah sakit oleh calon Apoteker.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 2
TINJAUAN UMUM

2.1 Definisi Rumah Sakit


Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit (UU RI No. 44/2009)


Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna. Untuk menjalankan tugas tersebut, rumah sakit
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.3 Klasifikasi Rumah Sakit


Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009, rumah sakit dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.
2.3.1 Berdasarkan jenis pelayanan
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan
dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.

4 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


5

2.3.1.1 Rumah Sakit Umum


Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Klasifikasi Rumah Sakit Umum
terdiri dari:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain, dan
13 (tiga belas) subspesialis.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2
(dua) subspesialis dasar.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) spesialis
dasar.
2.3.1.2 Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. Klasifikasi
Rumah Sakit Khusus terdiri atas :
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A
Rumah Sakit Khusus Kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan
pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang lengkap.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


6

b. Rumah Sakit Khusus Kelas B


Rumah Sakit Khusus Kelas B adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik
spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas.
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C
Rumah Sakit Khusus Kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan
pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal.

2.3.2 Berdasarkan pengelolaan


Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi Rumah
Sakit Publik dan Rumah Sakit Privat.
2.3.2.1 Rumah Sakit Publik
Rumah Sakit Publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik
yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan
pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik yang
dikelola Pemerintah dan Pemerintah Daerah tidak dapat dialihkan menjadi Rumah
Sakit Privat.
2.3.2.2 Rumah sakit privat
Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum
dengan tujuan profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.4 Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati


Pendirian Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati bermula dari
gagasan Ibu Fatmawati Soekarno untuk mendirikan rumah sakit tuberkulose anak
yang dikhususkan untuk penderita TBC anak dan rehabilitasinya. Dengan dana
yang dihimpun oleh Yayasan Ibu Soekarno dan bantuan dari Yayasan Dana
Bantuan Kementerian Sosial RI dilaksanakan pembangunan Gedung Rumah Sakit
Ibu Soekarno.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


7

Pada tanggal 15 April 1961, status dan fungsi rumah sakit tersebut berubah
menjadi rumah sakit umum dan penyelenggaraan serta pembiayaannya diserahkan
kepada Departemen Kesehatan RI sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai
hari jadi Rumah Sakit Ibu Soekarno. Pada tanggal 20 Mei 1967, nama RSU Ibu
Soekarno diganti menjadi RSU Fatmawati. Selanjutnya pada tahun 1984 RSU
Fatmawati ditetapkan sebagai pusat rujukan wilayah Jakarta Selatan dan tahun
1994 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas B Pendidikan. Dalam
perkembangan Rumah Sakit Fatmawati ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit
Swadana Bersyarat pada tahun 1992 dan dua tahun berikutnya yakni tahun
1994 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Tanpa Syarat. Pada tahun
1997 sesuai dengan diberlakukannya UU No.27 Tahun 1997, rumah sakit
mengalami perubahan kebijakan dari swadana menjadi PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak), selanjutnya pada tahun 2000 Rumah Sakit Fatmawati
ditetapkan sebagai RS Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.117 tahun
2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta. Pada
tanggal 11 Agustus 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
No.1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).
Dalam penilaian Tim Akreditasi Rumah Sakit, tahun 1997 RS Fatmawati
memperoleh Status Akreditasi Penuh untuk 5 pelayanan. Pada tahun 2002, RSUP
Fatmawati memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut untuk 12
pelayanan. Kemudian pada tahun 2004 RSUP Fatmawati terakreditasi 16
Pelayanan dan pada tahun 2007 memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat
Lengkap 16 Pelayanan. RSUP Fatmawati pada tanggal 2 Mei 2008 ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan RI sebagai Rumah Sakit Umum dengan pelayanan
Unggulan Orthopaedi dan Rehabilitasi Medik sesuai dengan SK Menteri
Kesehatan No.424/MENKES/SK/V/2008. Pada tahun 2011, RSUP Fatmawati
telah menyandang sertifikat Terakreditasi ISO 9001 : 2008 dan OHSAS 18001 :
2007 dan saat ini (Mei 2013) sedang menuju untuk mendapatkan sertifikat JCI
(Joint Commission International).

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


8

2.5 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Fatmawati


2.5.1 Tugas Pokok RSUP Fatmawati
RSUP Fatmawati Jakarta mempunyai tugas pokok menyelenggarakan upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan dan menyelenggarakan
pendidikan, pelatihan, dan penelitian.

2.5.2 Fungsi RSUP Fatmawati


Fungsi RSUP Fatmawati adalah menyelenggarakan:
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan penunjang medis dan non medis
c. Pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit
e. Pelayanan rujukan
f. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan
g. Penelitian dan pengembangan
h. Administrasi umum dan keuangan

2.6 Visi dan Misi


Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati memiliki visi terdepan,
paripurna dan terpercaya di Indonesia. Menurut Keputusan Direktur Utama RSUP
Fatmawati Nomor: HK.03.05/II.1/2468/2012 tentang organisasi dan tata kerja
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, yang dimaksud dengan terdepan,
paripurna, dan terpercaya di Indonesia ialah rumah sakit pelopor yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian dengan:
a. Terdepan karena ketersediaan sumber daya yang lengkap;
b. Paripurna karena memberikan pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan pelayanan berkesinambungan (continuum of care)
serta tuntas;
c. Terpercaya karena senantiasa mengikuti kaidah - kaidah IPTEK terkini;
d. Menjangkau seluruh lapisan masyarakat; dan
e. Berorientasi kepada para pelanggan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


9

Misi dari RSUP Fatmawati adalah:


a. Memfasilitasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pendidikan dan
penelitian di seluruh disiplin ilmu, dengan unggulan bidang orthopaedi dan
rehabilitasi medik, yang memenuhi kaidah manajemen resiko klinis.
b. Mengupayakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
c. Mengelola keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel serta
berdaya saing tinggi.
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan IPTEK terkini.
e. Meningkatkan kompetensi, pemberdayaan dan kesejahteraan sumber daya
manusia.

2.6.1 Motto dan Falsafah


Motto RSUP Fatmawati adalah “Percayakan Pada Kami” sedangkan
falsafah yang dianut sebagai pegangan dalam menjalankan organisasi adalah:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Menjunjung tinggi kehidupan dan nilai - nilai luhur kemanusiaan
c. Menghargai pentingnya persatuan dan kerjasama
d. Menjunjung keseimbangan dan kelestarian lingkungan
e. Kebersamaan dalam kemajuan dan kesejahteraan

2.6.2 Nilai
Nilai yang diterapkan di RSUP Fatmawati adalah jujur, profesional,
komunikatif, dan ikhlas, serta peduli dalam melaksanakan tugas.
2.6.2.1 Jujur
Menerapkan transparansi dalam melaksanakan tugas.
2.6.2.2 Profesional
Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi (pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan peka budaya).
2.6.2.3 Komunikatif
Mampu melaksanakan hubungan interpersonal yang asertif dan responsif.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


10

2.6.2.4 Ikhlas
Selalu memegang teguh ketulusan dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan.
2.6.2.5 Peduli
Selalu tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.

2.6.3 Tujuan
Tujuan RSUP Fatmawati adalah:
a. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi
kaidah keselamatan pasien (patient safety)
b. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif yang
terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Mewujudkan pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi
pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian.
d. Terwujudnya SDM yang profesional dan berorientasi kepada pelayanan
pelanggan.
e. Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber daya
manusia rumah sakit.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 3
TINJAUAN KHUSUS

3.1 Instalasi Farmasi


Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit
atau bagian di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan
dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat atau
fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta
pelayanan kefarmasian, yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri
(Siregar, 2003).

3.1.1 Bagan organisasi


Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas,
koordinasi, kewenangan, dan fungsi. Kerangka organisasi minimal
mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan perbekalan, pelayanan farmasi
klinik dan manajemen mutu, dan selalu harus dinamis sesuai perubahan yang
dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan. Struktur
organisasi RSUP Fatmawati dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.1.2 Peran Lintas Terkait dalam Pelayanan Farmasi Rumah Sakit


3.1.2.1 Panitia Farmasi dan Terapi
Panitia Farmasi dan Terapi merupakan badan yang membantu pimpinan
rumah sakit dalam menetapkan kebijakan tentang obat dan penggunaan obat di
rumah sakit. Panitia Farmasi dan Terapi adalah organisasi yang mewakili
hubungan komunikasi antara para staf medik dengan staf farmasi, sehingga
anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialisasi - spesialisasi yang ada di
rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah Sakit, serta tenaga kesehatan
lainnya. Panitia Farmasi dan Terapi sekurang - kurangnya terdiri dari 3 (tiga)
orang yaitu dokter, apoteker dan perawat. Untuk Rumah Sakit yang besar tenaga
dokter bisa lebih dari tiga orang yang mewakili semua staf medik fungsional

11 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


12

yang ada. Peran apoteker dalam panitia ini sangat strategis dan penting karena
semua kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat di
seluruh unit di rumah sakit ditentukan dalam panitia ini.
Salah satu fungsi Panitia Farmasi dan Terapi adalah mengembangkan
formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Formularium adalah himpunan
obat yang diterima/ disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi untuk digunakan di
rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditentukan.
3.1.2.2 Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit
Panitia Pengendalian Infeksi Rumah Sakit adalah organisasi yang terdiri
dari staf medik, apoteker yang mewakili farmasi rumah sakit dan tenaga kesehatan
lainnya.
3.1.2.3 Panitia lain yang terkait dengan tugas farmasi rumah sakit
Apoteker juga berperan dalam tim/ panitia yang menyangkut dengan
pengobatan antara lain:
a. Panitia mutu pelayanan kesehatan rumah sakit
b. Tim perawatan paliatif dan bebas nyeri
c. Tim penanggulangan AIDS
d. Tim transplantasi
e. Tim PKMRS, dan lain - lain.

3.1.3 Analisa kebutuhan tenaga


3.1.3.1 Jenis ketenagaan
a. Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga apoteker, sarjana farmasi,
dan asisten apoteker (AMF, SMF)
b. Untuk pekerjaan administrasi dibutuhkan tenaga operator komputer atau
teknisi yang memahami kefarmasian dan tenaga administrasi
c. Pembantu pelaksana
3.1.3.2 Beban kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor - faktor yang
berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a. Kapasitas tempat tidur dan BOR
b. Jumlah resep atau formulir per hari
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


13

c. Volume perbekalan farmasi


d. Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian rawat
inap)
3.1.3.3 Jenis pelayanan
a. Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)
b. Pelayanan rawat inap intensif
c. Pelayanan rawat inap
d. Pelayanan rawat jalan
e. Penyimpanan dan pendistribusian
f. Produksi obat

3.1.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pengelolaan perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan
dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta
evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
3.1.4.1 Pemilihan
Pemilihan merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah
kesehatan yang terjadi di rumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan
dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial,
standardisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat. Penentuan
seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dalam Panitia Farmasi dan Terapi
untuk menetapkan kualitas dan efektifitas serta jaminan pada transaksi
pembelian.
3.1.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah,
dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran untuk
menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dasar - dasar perencanaan yang telah ditentukan
antara lain metode konsumsi, metode morbiditas atau epidemiologi, dan metode

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


14

kombinasi konsumsi dan morbiditas. Metode konsumsi dan epidemiologi


disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
3.1.4.3 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui, melalui pembelian, produksi atau pembuatan
sediaan farmasi, maupun sumbangan atau droping atau hibah.
3.1.4.4 Produksi
Produksi merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk, dan
mengemas kembali sediaan farmasi steril atau non steril untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3.1.4.5 Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi
yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian
langsung, tender, konsinyasi (penitipan barang dari pemilik kepada suatu pihak
untuk dijualkan) atau sumbangan.
3.1.4.6 Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang ditetapkan dan disertai dengan sistem informasi
yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
3.1.4.7 Pendistribusian
Pendistribusian merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan
farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi
pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medik.
a. Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap
Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat inap merupakan
kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien rawat inap di rumah sakit yang diselenggarakan secara sentralisasi dan
atau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem
resep perorangan, sistem unit dosis, dan sistem kombinasi oleh Satelit Farmasi.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


15

b. Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan.


Pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan merupakan
kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien rawat jalan di rumah sakit yang diselenggarakan secara sentralisasi
dan atau desentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh apotek rumah
sakit.
c. Pendistribusian perbekalan farmasi di luar jam kerja
Pendistibusian perbekalan farmasi di luar jam kerja merupakan kegiatan
pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar
jam kerja yang diselenggarakan oleh:
1) Apotek rumah sakit/ satelit farmasi yang dibuka 24 jam
2) Ruang rawat yang menyediakan perbekalan farmasi emergensi

3.1.5 Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan


Merupakan pendekatan profesional yang bertanggung jawab dalam
menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai indikasi, efektif, aman
dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan perilaku apoteker serta bekerja sama dengan pasien dan
profesi kesehatan lainnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
3.1.5.1 Pengkajian resep
Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari
seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik
untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
3.1.5.2 Dispensing
Dispensing merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
validasi, interpretasi, menyiapkan/ meracik obat, memberikan label/ etiket,
penyerahan obat dengan pemberian informasi obat yang memadai disertai sistem
dokumentasi.
3.1.5.3 Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
Pemantauan dan pelaporan efek samping obat merupakan kegiatan
pemantauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


16

yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi.
3.1.5.4 Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat merupakan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
3.1.5.5 Konseling
Konseling merupakan suatu proses yang sistematik untuk
mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan
pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
3.1.5.6 Pemantauan kadar obat dalam darah
Pemantauan kadar obat dalam darah dilakukan dengan cara melakukan
pemeriksaan kadar beberapa obat tertentu atas permintaan dari dokter yang
merawat karena indeks terapi yang sempit.
3.1.5.7 Ronde atau visite
Ronde atau visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat
inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
3.1.5.8 Pengkajian penggunaan obat
Pengkajian pengguanaan obat merupakan program evaluasi penggunaan
obat yang terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat - obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien.

3.2 Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati


Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati merupakan satuan kerja (satker) satu-
satunya di Rumah Sakit yang menjalankan fungsi pengelolaan perbekalan
farmasi dengan sistem satu pintu. Instalasi Farmasi berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Medik dan
Keperawatan RSUP Fatmawati. Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang
kepala dengan sebutan Kepala Instalasi Farmasi dan satu orang Wakil Kepala
Instalasi yang membawahi 15 (lima belas) orang Penyelia, yaitu:
a. Penyelia Depo IRJ (Lantai 1, 2, dan 3)
b. Penyelia Depo Askes
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


17

c. Penyelia Depo IGD dan IRI


d. Penyelia Depo IBS
e. Penyelia Depo Teratai - IRNA A
f. Penyelia Depo Teratai - IRNA B
g. Penyelia Depo Griya Husada
h. Penyelia Depo Gedung Prof. Soelarto
i. Penyelia Gudang Farmasi
j. Penyelia Produksi Farmasi
k. Penyelia Sistem Informasi
l. Penyelia Distribusi dan Penerimaan
m. Penyelia Perencanaan Perbekalan Farmasi
n. Penyelia Pencatatan dan Pelaporan
o. Penyelia Tata Usaha dan SDM Farmasi
Instalasi Farmasi mempunyai struktur organisasi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 2.

3.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi


Tugas Pokok Instalasi Farmasi adalah:
a. Menjalankan pelayanan kefarmasian di RSUP Fatmawati.
b. Menjalankan pengelolaan perbekalan farmasi dengan kegiatan perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian perbekalan
farmasi di RSUP Fatmawati.
c. Menjalankan integrasi dan sinkronisasi terkait dengan pelaksanaan tugas
pelayanan dan pengelolaan perbekalan farmasi di RSUP Fatmawati.
d. Turut serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan
kefarmasian di RSUP Fatmawati.
e. Melaksanakan kegiatan penelitian dan ikut serta dalam uji klinik obat.
f. Turut serta menyelenggarakan pembinaan etika dan pengembangan profesi
kefarmasian.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


18

Fungsi instalasi farmasi adalah:


a. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tugas
pelayanan kefarmasian dan pengelolaan perbekalan farmasi di RSUP
Fatmawati dengan pihak - pihak terkait.
b. Melaksanakan pengawasan mutu pelayanan kefarmasian di RSUP
Fatmawati.
c. Turut serta dalam pengembangan pelayanan kefarmasian di RSUP Fatmawati
berdasarkan perkembangan kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
d. Menetapkan indikator pencapaian kinerja dan pelaksanaan evaluasi serta
tindak lanjut terkait dengan pelayanan dan pengelolaan perbekalan farmasi di
RSUP Fatmawati.

3.2.2 Visi Instalasi Farmasi


Visi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah “Terdepan, Paripurna,
Terpercaya dalam Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian di Indonesia.”

3.2.3 Misi Instalasi Farmasi


Misi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah:
a. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada pasien.
b. Mengupayakan pencapaian rasionalisasi penggunaan obat di RSUP
Fatmawati.
c. Menjalankan pengelolaan perbekalan farmasi rumah sakit secara efektif dan
efisien.
d. Meningkatkan dan mengembangkan pelayanan farmasi terutama bidang
orthopedi dan rehabilitasi medik.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


19

3.2.4 Tujuan Instalasi Farmasi


Tujuan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah:
a. Menjamin pelayanan farmasi rumah sakit yang profesional dan
bertanggung jawab atas semua penggunaan perbekalan farmasi di rumah
sakit.
b. Mewujudkan kerasionalan pengobatan yang berorientasi kepada pasien.
c. Mewujudkan farmasi rumah sakit sebagai pusat informasi obat bagi
seluruh masyarakat rumah sakit.
d. Meningkatkan peran instalasi farmasi sebagai bagian integral dari tim
pelayanan kesehatan untuk mewujudkan manfaat yang maksimal dari
pelayanan farmasi.
e. Ikut menjamin keamanan dan keselamatan kerja seluruh staf rumah sakit,
masyarakat, serta lingkungan.
f. Meningkatkan kemampuan tenaga kefarmasian melalui pendidikan dan
pelatihan.
g. Menjamin pelayanan bermutu melalui pemantauan, analisa dan evaluasi
pelayanan.
h. Mengadakan penelitian dan peningkatan metode di bidang farmasi.

3.2.5 Nilai - nilai Instalasi Farmasi


Nilai - nilai Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati adalah:
a. Profesional
b. Benar dan aman (safety)
c. Penuh tanggung jawab
d. Jujur
e. Ramah dan peduli (care)

3.2.6 Kegiatan Farmasi Klinik


3.2.6.1 Pengkajian Resep
Pengkajian resep adalah tata cara dan urutan proses kegiatan analisa dan
skrining resep untuk mengetahui kesesuaian resep dengan persyaratan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


20

administratif, farmasetis dan klinis. Pengkajian peresepan obat dilakukan terhadap


resep pasien dengan menggunakan prosedur pengkajian resep. Untuk resep yang
telah memenuhi persyaratan, akan diberikan “penanda” berupa stempel
keterangan “Resep atau Obat telah di review Farmasi” pada resep pasien. Untuk
resep yang belum dinyatakan memenuhi syarat, dilakukan komunikasi dengan
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) untuk menemukan solusi permasalahan
yang ditemukan terkait dengan pengobatan pasien. Prosedur:
a. Penerimaan resep oleh petugas depo farmasi dengan ketentuan:
1) Depo Farmasi Rawat Inap hanya melayani resep pasien rawat inap internal
dari RSUP Fatmawati
2) Depo Farmasi IGD dan Rawat Jalan melayani dari poli rawat jalan RSUP
Fatmawati
b. Pelaksanaan skrining resep oleh Apoteker atau Penyelia Instalasi Farmasi
untuk menilai kelengkapan:
1) Persyaratan administrasi resep dengan menilai ada atau tidak:
a) Nama dokter
b) Tanggal penulisan resep
c) Tanda tangan / paraf dokter penulis resep
d) Nomor rekam medik pasien
e) Nama pasien
f) Umur pasien
g) Jenis kelamin pasien
h) Berat badan pasien
i) Nama obat
j) Jumlah yang diminta dalam resep obat
k) Aturan pemakaian obat
2) Persyaratan Farmasetis dengan menilai:
a) Bentuk sediaan
b) Kekuatan sediaan
c) Kompatibilitas / ketercampuran farmasetis
d) Stabilitas sediaan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


21

e) Cara penyimpanan obat


3) Persyaratan Klinis dengan menilai:
a) Indikasi obat
b) Riwayat alergi obat
c) Duplikasi pengobatan
d) Interaksi obat dengan obat
e) Interaksi obat dengan makanan
f) Kontra indikasi obat
g) Biaya obat
c. Pelaksanaan kegiatan komunikasi oleh Apoteker atau Penyelia Instalasi
Farmasi dengan dokter penulis resep
1) Untuk konfirmasi bila ditemukan
a) Ketidaklengkapan pada aspek administratif resep
b) Ketidaklengkapan pada aspek farmasetis resep
c) Ketidaklengkapan pada aspek klinis resep
d) Resep tidak terbaca
e) Obat tidak tersedia
f) Temuan masalah resep lainnya
2) Klarifikasi dan problem solving
a) Klarifikasi dan komunikasi verbal langsung ke dokter penulis resep
b) Apabila terjadi hambatan jarak untuk komunikasi langsung, dilakukan
dengan komunikasi melalui telepon
d. Pelaksanaan pencatatan hasil komunikasi dengan dokter oleh Apoteker atau
Penyelia Instalasi Farmasi untuk penyempurnaan dan pembenaran resep.
e. Pelaksanaan penandaan resep yang telah di skrining oleh Apoteker atau
Penyelia Instalasi Farmasi dengan melakukan:
1) Untuk resep yang telah memenuhi persyaratan, akan diberikan “penanda”
berupa stempel keterangan “Resep telah di review Farmasi” pada resep
pasien.
2) Penandaan cap stempel HETIP yaitu:
a) Harga (billing)

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


22

b) Etiket
c) Timbang
d) Isi
e) Penyerahan dan pemeriksaan
3) Untuk resep yang tidak dapat dipenuhi dan tidak dapat diklarifikasi
kebenarannya atau resep tidak setuju dibeli, resep dikembalikan kepada user
(pemilik resep)

3.2.6.2 Pengkajian penggunaan obat


Menurut Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, pengkajian
penggunaan obat merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur
dan berkesinambungan untuk menjamin obat - obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien. Tujuan pengkajian penggunaan
obat adalah:
a. Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat pada
pelayanan kesehatan/ dokter tertentu.
b. Membandingkan pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/ dokter satu
dengan yang lain.
c. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik.
d. Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.
Faktor - faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian
penggunaan obat antara lain:
a. Indikator peresepan
b. Indikator pelayanan
c. Indikator fasilitas
Berdasarkan Standar Prosedur Operasional RSUP Fatmawati, pengkajian
penggunaan obat secara prospektif merupakan kegiatan penilaian (assessment)
terhadap pengobatan pasien selama pasien menjalani pengobatan. Kegiatan
pengkajian penggunaan obat secara retrospektif dilakukan dengan mengumpulkan
data dari catatan rekam medik pasien pada periode tertentu. Kegiatan pengkajian
penggunaan obat dilakukan dengan menggunakan Standar Prosedur Operasional

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


23

(SPO) pengkajian penggunaan obat. Kegiatan dilakukan oleh apoteker dengan


menilai adanya potensial drug related problem (DRP), yaitu:
a. Kesesuaian indikasi obat dengan diagnosa
b. Ketepatan pemilihan obat
c. Dosis terlalu tinggi
d. Dosis terlalu rendah
e. Efek samping obat
f. Interaksi obat dengan obat, obat dengan makanan, obat dengan uji
laboratorium.
g. Ketidakpatuhan pasien, misalnya karena obat tidak tersedia, pasien tidak
mampu mendapatkan obat yang diinginkan, pasien tidak bisa menelan obat,
pasien tidak mengerti instruksi pemberian obat, pasien lebih suka tidak
mendapatkan pengobatan atau pasien lupa dalam pengobatan.
h. Pasien menerima terapi obat yang tidak diperlukan
Apoteker yang dapat melakukan kegiatan review pengobatan adalah
apoteker yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Terdaftar sebagai tenaga apoteker di RSUP Fatmawati
b. Mempunyai Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
c. Telah selesai mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam orientasi internal
Pada pasien rawat inap, pengkajian resep dan penggunaan obat ditujukan
untuk evaluasi terhadap resep dan pengobatan pasien. Untuk pengobatan yang
telah memenuhi persyaratan, akan diberikan “penanda” berupa stempel
keterangan “Resep atau Obat telah di review Farmasi” pada Rekam Medik (RM)
pasien. Untuk obat yang belum dinyatakan memenuhi syarat, dilakukan
komunikasi dengan DPJP untuk menemukan solusi permasalahan yang ditemukan
terkait dengan pengobatan pasien. Alur pengkajian resep pada Lampiran 3.

3.2.6.3 Visite
Pelayanan kefarmasian saat ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan
obat, namun telah berkembang orientasinya pada pelayanan kepada pasien
(pharmaceutical care). Hal ini juga berlaku bagi apoteker yang berada dalam

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


24

lingkup rumah sakit. Apoteker rumah sakit diharapkan mampu memberikan


pelayanan kefarmasian kepada setiap individu pasien untuk memastikan bahwa
pengobatan yang diberikan kepada setiap pasien adalah pengobatan yang rasional.
Salah satu contoh kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi kepada
pasien adalah praktek apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite
sebagai salah satu aktivitasnya.
Visite pasien oleh apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan
apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi yang
lebih baik. Aktivitas ini dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara
aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan
keputusan terkait terapi obat pasien. Praktek visite yang dilakukan oleh apoteker
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pemahaman mengenai riwayat pengobatan pasien,
perkembangan kondisi klinik, dan rencana terapi secara komprehensif
b. Memberikan informasi mengenai farmakologi farmakokinetika, bentuk sediaan
obat, rejimen dosis, dan aspek lain terkait terapi obat pasien
c. Memberikan rekomendasi sebelum keputusan klinik ditetapkan dalam
pemilihan terapi, implementasi dan monitoring terapi
d. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait penggunaan obat
akibat keputusan klinik yang sudah ditetapkan sebelumnya
Sebelum memulai praktek visite di ruang rawat, seorang apoteker perlu
membekali diri dengan berbagai pengetahuan minimal: patofisiologi, terminologi
medik, farmakokinetika, farmakologi, farmakoterapi, farmakoekonomi,
farmakoepidemiologi, interpretasi data laboratorium, dan data penunjang
diagnostik lainnya. Di dalam melakukan pelayanan visite maka hal lain
yang harus dipertimbangkan adalah jumlah sumber daya manusia
(apoteker). Terkait keterbatasan jumlah apoteker, maka dilakukan pembatasan
pasien yang menerima pelayanan visite oleh apoteker. Beberapa kriteria pasien
yang dapat menerima pelayanan visite oleh apoteker adalah sebagai berikut:
a. Pasien baru (dalam 24 jam pertama);
b. Pasien dalam perawatan intensif;

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


25

c. Pasien yang menerima ≥ 5 macam obat;


d. Pasien yang mengalami penurunan fungsi organ terutama organ hati dan ginjal;
e. Pasien yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya mencapai nilai kritis (critical
value), misalnya: ketidakseimbangan elektrolit, penurunan kadar albumin;
f. Pasien yang mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit akan berpotensi
menimbulkan reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD) yang fatal.
Setelah melakukan seleksi terhadap pasien yang akan mendapatkan
pelayanan visite maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengumpulkan
informasi penggunaan obat. Informasi tersebut dapat diperoleh dari rekam medik,
wawancara dengan pasien atau keluarga. Setelah informasi didapatkan maka
selanjutnya dilakukan pengkajian masalah terkait obat. Pengkajian yang dilakukan
yaitu pengkajian bagi pasien dengan terapi obat yang memiliki risiko mengalami
masalah terkait penggunaan obat baik yang aktual (nyata terjadi) maupun yang
potensial (mungkin terjadi).
Kegiatan visite dapat dilakukan oleh apoteker secara mandiri atau bersama
dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan situasi dan kondisi. Kegiatan visite
mandiri dimulai dengan melakukan perkenalan diri kepada pasien, mendengarkan
respon yang disampaikan oleh pasein setelah itu apoteker mengidentifikasi
masalah lalu memberikan rekomendasi berbasis bukti berkaitan dengan masalah
terkait penggunaan obat. Untuk kegiatan visite tim dimulai dengan
memperkenalkan diri kepada pasien dan atau tim, mengikuti dengan seksama
presentasi kasus yang disampaikan, memberikan rekomendasi berbasis bukti
berkaitan dengan masalah terkait penggunaan obat, melakukan pemantauan
pelaksanaan rekomendasi dan melakukan pemantauan efektivitas serta keamanan
penggunaan obat.
Setelah melakukan praktek visite, maka tahapan yang harus dilakukan
adalah melakukan dokumentasi yang bertujuan untuk menjamin akuntabilitas dan
kredibilitas, sebagai dasar untuk evaluasi dan perbaikan mutu kegiatan serta
sebagai materi pendidikan dan penelitian kegiatan.
a. Monitoring efek samping obat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


26

Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping.


Pengertian efek samping menurut WHO adalah tiap respon terhadap obat, pada
dosis lazim untuk manusia, yang merugikan atau tidak diharapkan untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi. Efek samping dapat dicegah dengan
menghindari faktor-faktor resiko. Adanya efek samping obat dapat
meningkatkan morbiditas sehingga meningkatkan penderitaan, lama perawatan
serta kematian. Alur pemantauan efek samping obat dapat dilihat pada
Lampiran 4. MESO berguna bagi badan pengawas obat, perusahaan obat dan
juga akademisi. Tujuan diadakannya MESO diantaranya adalah :
1) Menemukan efek samping obat sedini mungkin, terutama yang berat, tidak
dikenal dan frekuensinya jarang
2) Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang baik yang
sudah dikenal dan yang baru saja ditemukan.
3) Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan atau
mempengaruhi timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi angka
kejadian dan hebatnya efek samping obat
4) Memberi umpan balik adanya interaksi pada petugas kesehatan
5) Membuat peraturan yang sesuai
6) Memberi peringatan pada masyarakat umum bila dibutuhkan
7) Membuat data esensial yang tersedia sesuai sistem yang dipakai WHO
MESO dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
1) Laporan insidentil
Jenis laporan ini biasanya dikemukakan pada pertemuan di rumah sakit atau
laporan kasus di majalah.
2) Laporan sukarela
Biasa disebut dengan laporan spontan dan dikoordinir oleh pusat
3) Laporan intensif di RS
Data yang diperoleh untuk laporan ini berasal dari data yang
terkumpul kelompok tim di rumah sakit (dokter, perawat, ahli farmasi, dan
lain - lain). Data yang terkumpul selanjutnya dianalisa oleh tim.
4) Laporan wajib

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


27

Adalah peraturan yang mewajibkan setiap petugas kesehatan melaporkan


efek samping obat di tempat tugas atau praktek sehari-hari.
5) Laporan lewat catatan medik
Data yang dikumpul melalui riwayat penyakit serta pengobatan yang
diterima.
b. Pelayanan informasi obat
Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
kegiatan pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak
bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
dan pasien. Kegiatan pelayanan informasi obat bertujuan untuk menyediakan
informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan
rumah sakit serta untuk membuat kebijakan – kebijakan yang berhubungan
dengan obat (terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi) untuk menunjang
terapi obat yang rasional. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan
informasi obat adalah:
1) Rumah sakit dengan kapasitas 200 tempat tidur : 20 m2
2) Rumah sakit dengan kapasitas 400 – 600 tempat tidur : 40 m2
3) Rumah sakit dengan kapasitas 1300 tempat tidur : 70 m2
Peralatan yang terdapat di ruang informasi obat meliputi kepustakaan atau
sumber referensi yang memadai, meja, kursi, rak buku, komputer, telepon,
lemari arsip dan kartu arsip. Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan
informasi obat adalah :
1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif
dan pasif.
2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka.
3) Membuat buletin, leaflet serta label obat.
4) Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan Formularium Rumah Sakit.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


28

5) Bersama dengan PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien


rawat jalan dan rawat inap.
6) Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga
kesehatan lainnya.
7) Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian.
c. Monitoring interaksi obat
Program pemantauan interaksi obat di RSUP Fatmawati meliputi tata cara
melakukan pemantauan serta pencegahan terhadap interaksi antara obat dengan
obat maupun antara obat dengan makanan yang digunakan oleh pasien di rawat
inap RSUP Fatmawati. Kegiatan pemantauan interaksi obat dilakukan dengan
tahapan dari proses penilaian interaksi obat hingga pemberian rekomendasi
penanggulangan interaksi obat kepada dokter penanggung jawab pasien. Pada
saat mengevaluasi interaksi obat, hal yang perlu dipertimbangkan adalah level
signifikan dari interaksi yang sedang atau akan terjadi. Beberapa alternatif
pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah :
1) Penggantian dengan obat yang lebih aman.
2) Pengaturan jadwal penggunaan.
3) Penurunan dosis obat.
4) Pemberian antidot/ pramedikasi sebelum penggunaan obat.
Alur kegiatan pemantauan interaksi obat menurut SPO yang ada dapat
dilihat pada Lampiran 5.

3.6.2.4 Konseling obat


Konseling obat adalah suatu proses yang sistematis untuk menjelaskan
dan memberikan pemahaman bagi pasien tentang pengobatan yang mereka
gunakan serta untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan pasien
berkaitan dengan penggunaan obat. Sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
pasien dalam penggunaan obat. Prosedur konsultasi obat adalah tata cara dalam
pemberian pemahaman kepada pasien tentang cara penggunaan obat yang benar
dan aman. Seluruh penyerahan obat kepada pasien, baik rawat inap maupun rawat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


29

jalan harus dilengkapi dengan informasi yang memadai dan dapat menjelaskan
kepada pasien atau keluarga pasien tentang obat yang digunakan sehingga dapat
menghindari kesalahan dalam penggunaan obat. Pelaksanaan kegiatan tersebut
dilakukan dengan menggunakan prosedur konsultasi obat atau pelayanan
informasi obat (PIO). Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat inap
dilakukan oleh apoteker pada pasien dengan kriteria:
a. Pasien dengan rujukan dokter untuk konsultasi obat dengan apoteker.
b. Pasien dengan keinginan sendiri untuk konsultasi obat dengan apoteker.
c. Pasien yang akan pulang. Apoteker mendapatkan informasi pasien yang akan
pulang dari perawat ruangan atau petugas depo farmasi rawat inap.
Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat inap dilakukan oleh apoteker di
ruang perawatan pasien. Pelaksanaan konsultasi obat pada pasien rawat jalan
dilakukan oleh apoteker berdasarkan kriteria pasien tertentu diantaranya:
a. Pasien dengan rujukan dokter untuk berkonsultasi dengan apoteker.
b. Pasien dengan keinginan sendiri untuk konsultasi dengan apoteker.
c. Pasien dengan penggunaan obat khusus seperti:
1) Pasien dengan pengobatan lebih dari 4 macam obat (poli farmasi).
2) Pasien dengan pengobatan kronis.
3) Pasien dengan riwayat alergi.
4) Pasien dengan penggunaan antibiotik tunggal maupun kombinasi.
5) Pasien dengan pengobatan khusus seperti pengobatan Kemoterapi,
pengobatan HIV/ AIDS, pengobatan Tuberkulosis.
Pengisian data pasien dan data informasi obat dalam formulir konsultasi
dilakukan oleh apoteker secara lengkap dan benar. Pelaksanaan konsultasi obat
oleh apoteker dengan tahapan berikut:
a. Perkenalan.
b. Penilaian pemahaman pasien terhadap obatnya.
c. Pemberian penjelasan dan konsultasi obat secara lengkap. Penjelasan obat
meliputi indikasi obat, cara kerja obat, dosis penggunaan obat, cara pemakaian
obat yang benar, waktu pemakaian obat, efek samping obat yang mungkin

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


30

terjadi, cara pemakaian obat yang benar, interaksi antara obat dan makanan
baik yang potensial maupun aktual, dan informasi lain yang mendukung.
d. Pengujian pemahaman pasien atas informasi yang telah diberikan.
e. Penutup.

3.6.2.5 Edukasi farmasi


Program edukasi farmasi adalah rangkaian proses pendidikan dan
penyampaian informasi tentang obat kepada pasien, keluarga pasien dan
masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman yang benar
mengenai obat, terwujudnya kepatuhan terkait dengan penggunaan obat secara
benar. Prosedur program edukasi farmasi dilakukan dengan pembuatan jadwal
apoteker untuk kegiatan edukasi berdasarkan topik bahasan tentang obat pada tiap
bulan oleh penyelia administrasi dan SDM Instalasi Farmasi. Pelaksanaan
sosialisasi kepada petugas yang telah ditentukan namanya dalam jadwal oleh
penyelia administrasi dan SDM Instalasi Farmasi tentang waktu pelaksanaan dan
tema edukasi yang telah dibuat melalui telepon atau copy lembar jadwal.
Pelaksanaan pengumpulan materi edukasi oleh penyelia administrasi dan SDM
Instalasi Farmasi dalam bentuk power point atau makalah atau lainnya dalam
softcopy atau hardcopy dari apoteker pembicara minimal dua hari sebelum
pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan edukasi oleh apoteker ditentukan
dengan metode:
1. Penyampaian materi presentasi terbuka dan diskusi (tanya jawab) antara
pembicara dan peserta selama waktu yang telah disepakati (minimal selama 60
menit).
2. Seluruh peserta yang hadir mengisi daftar hadir yang akan digunakan sebagai
materi evaluasi pelaksanaan kegiatan.

3.2.7 Ruang Lingkup Kegiatan Farmasi


3.2.7.1 Tata Usaha Farmasi
Kegiatan yang dilakukan di Tata Usaha Farmasi adalah seluruh kegiatan
administrasi dan pelaporan Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati. Terdapat 2

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


31

penyelia Tata Usaha Farmasi, yaitu Penyelia Pencatatan dan Pelaporan serta
Penyelia Tata Usaha (TU) dan SDM Farmasi. Penyelia Pencatatan dan Pelaporan
bertanggung jawab dalam pencatatan seluruh surat masuk dan surat keluar,
pembuatan laporan dan penyimpanan arsip. Penyelia Tata Usaha dan SDM
Farmasi bertanggung jawab dalam administrasi seluruh pegawai Instalasi Farmasi
RSUP Fatmawati, dari absensi atau kehadiran sampai cuti dan lembur pegawai.
Penyelia Tata Usaha dan SDM juga bertanggung jawab dalam pengurusan klaim
untuk seluruh pasien dengan jaminan sosial.
Pengiriman surat keluar Instalasi Farmasi dalam lingkup rumah sakit
ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi, sedangkan pengiriman surat
keluar untuk lingkungan eksternal rumah sakit melalui Sub Bagian Tata Usaha
Rumah Sakit. Pembuatan laporan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati yang
dilakukan oleh Penyelia Pencatatan dan Pelaporan adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan dan perekapan data untuk penyusunan laporan
1) Pengambilan data dari gudang farmasi berupa catatan permintaan
barang floor stock atau pemakaian perbekalan farmasi dari semua satuan
kerja berdasarkan formulir permintaan barang setiap akhir bulan untuk
pembuatan laporan keuangan dan catatan permintaan obat atau alkes depo
farmasi ke gudang farmasi untuk pembuatan laporan pengeluaran
perbekalan farmasi per depo farmasi.
2) Pengambilan data jumlah pemasukan dan pengeluaran obat - obat
narkotika dan psikotropika di gudang farmasi dan seluruh depo farmasi
oleh Kepala Perbekalan Instalasi Farmasi setiap akhir bulan untuk
narkotika dan setiap akhir tahun untuk psikotropika untuk pembuatan
laporan masing-masing penggunaannya.
3) Pengambilan data jumlah penulisan resep obat dengan nama generik
dan non generik dari catatan pemantauan penulisan resep obat generik di
depo - depo farmasi setiap akhir bulan untuk pembuatan laporan
pemantauan penulisan resep obat generik.
4) Pengambilan data catatan tagihan obat pasien per depo farmasi untuk
pembuatan laporan tagihan obat pasien per depo farmasi.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


32

5) Pengambilan data dari catatan lembar resep dan jumlah resep depo farmasi
dari pasien rawat jalan (poliklinik) dan pasien rawat inap (ruangan) di
depo - depo farmasi untuk pembuatan laporan kegiatan instalasi farmasi.
6) Pengambilan data kwitansi dan faktur pembelian perbekalan farmasi
dari catatan pemakaian kas kecil instalasi farmasi untuk pembuatan
laporan pemakaian kas kecil instalasi farmasi.
b. Penyusunan laporan bulanan di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati oleh
Penyelia Pencatatan dan Pelaporan.
1) Penyusunan laporan keuangan, laporan pengeluaran perbekalan farmasi
tiap depo farmasi, laporan pemantauan penulisan obat generik dan non
generik, laporan tagihan obat pasien tiap depo farmasi, laporan
kegiatan instalasi farmasi, dan laporan pemakaian kas kecil instalasi
farmasi setiap bulan.
2) Pembuatan laporan pemakaian obat narkotika setiap bulan dan laporan
pemakaian obat psikotropika setiap akhir tahun oleh Kepala Instalasi
Farmasi.
Pengiriman laporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika
dilakukan ke Bagian Umum RSUP Fatmawati untuk dibuatkan surat
pengantar yang ditandatangani oleh Direktur Medik dan Keperawatan, lalu
dikirim ke Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Pengiriman laporan
keuangan, laporan pengeluaran perbekalan farmasi per depo farmasi,
laporan pemantauan penulisan obat generik dan non generik, laporan
tagihan obat pasien per depo farmasi, dan laporan kegiatan instalasi
farmasi ditujukan kepada Direktur Medik dan Keperawatan dan Kepala
Instalasi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan. Pemisahan arsip yang
akan disimpan oleh Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati didasarkan atas:
a) Arsip surat masuk, surat keluar, SK Direktur RSUP Fatmawati dan SK
Kemenkes. Alur ini dapat dilihat pada lampiran 6 yaitu alur
penyimpanan arsip.
b) Arsip Kepegawaian yang terdiri dari map masing-masing pegawai
Instalasi Farmasi

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


33

c) Arsip laporan – laporan


d) Arsip resep rawat jalan dan rawat inap. Alur penyimpanan resep dapat
dilihat pada lampiran 6.
e) Arsip catatan kehadiran pegawai Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati.
f) Arsip catatan lembur pegawai Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati.
g) Arsip catatan rekapitulasi rencana pengadaan bulanan.
h) Arsip rekapitulasi rencana pengadaan bulanan.
Untuk pemusnahan arsip di Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati dilakukan
pada awal tahun untuk arsip laporan dan resep yang berumur lebih dari 3 tahun
serta arsip surat masuk dan keluar yang berumur lebih dari 5 tahun. Alur
pemusnahan resep dan arsip dapat dilihat pada lampiran 7.

3.2.7.2 Gudang
Kegiatan yang dilakukan di Gudang Farmasi merupakan proses kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi. Dalam menjalankan kegiatannya, terdapat empat
penyelia di gudang farmasi yaitu: penyelia gudang farmasi, penyelia perencanaan
perbekalan farmasi, penyelia distribusi dan penerimaan dan penyelia sistem
informasi farmasi. Kegiatan yang dilakukan di gudang farmasi RSUP Fatmawati
antara lain:
a. Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan
dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuan dari
perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah
perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit (Dirjen Binfar Alkes, 2008).
Perencanaan dilakukan setiap bulan yaitu pada tanggal 10-20 tiap bulan untuk
memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi bulan berikutnya. Perencanaan
dilakukan dengan menggunakan kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi
dan usulan masing-masing depo farmasi. Dalam metode konsumsi, data yang
digunakan adalah analisa penjualan masing-masing depo dan penggunaan obat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


34

dan alkes floor stock masing-masing ruangan selama 3 bulan terakhir; terutama 1
bulan sebelumnya, melihat data stok obat yang ada dan anggaran yang tersedia.
Perencanaan yang dibuat oleh penyelia gudang farmasi diantaranya adalah
perencanaan obat, alkes habis pakai, gas medik, reagen, bahan baku, dan
kebutuhan untuk instalasi radiologi seperti film rontgen. Dasar perencanaan
merujuk pada daftar obat dalam formularium, DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) ,
DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional), obat bebas dan generik. Perencanaan
yang telah dibuat akan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi
b. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. Tujuan pengadaan adalah mendapatkan perbekalan
farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang
terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga dan
waktu berlebihan (Dirjen Binfar Alkes, 2008).
Perencanaan yang telah ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi
kemudian dikirimkan ke Direksi RSUP Fatmawati untuk mendapatkan
persetujuan pengadaan. Pertama, perencanaan dikirimkan ke Direktur Medik
dan Keperawatan yang selanjutnya dikirimkan ke Direktur Keuangan. Direktur
Keuangan mengirimkan ke Bagian Anggaran dan dikirim kembali ke Direktur
Keuangan. Direktur Keuangan selanjutnya mengirimkan ke Direktur Utama
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Setelah mendapat persetujuan pengadaan,
data perencanaan disampaikan ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). PPK
akan mengirimkan ke Sekretariat PPK untuk dibuatkan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS). HPS dikirimkan kembali ke PPK dan dikirim ke Direktur Keuangan,
yang selanjutnya dikirim ke Bagian Anggaran untuk disetujui dan dikirim
kembali ke Direktur Keuangan. Oleh Direktur Keuangan, HPS akan dikirimkan
ke PPK. Bila perencanaan di bawah 200 juta, maka diberikan kepada Pejabat
Pengadaan Medik untuk dilakukan pemilihan harga. Bila perencanaan di atas
200 juta, maka harus ke ULP untuk dilakukan lelang secara LPSE (Layanan
Pengadaan Secara Elektronik). Sekretariat PPK akan membuatkan Surat Pesanan
(SP) untuk perencanaan di bawah 50 juta, atau membuatkan Surat Perintah

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


35

Kerja (SPK) untuk perencanaan antara 50 juta sampai 200 juta, dan
mengirimkan ke distributor terkait. Alur pengadaan perbekalan farmasi dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Obat-obat cito dapat diadakan dengan cara pembelian langsung, syarat
pembelian langsung obat-obat cito adalah kurang dari 20 juta. Pengadaannya
dilakukan dengan membuat disposisi untuk meminta persetujuan Direktur Medik
dan Keperawatan untuk menggunakan kas kecil Pejabat Pengadaan Medik,
sedangkan bila di luar jam kerja menggunakan kas kecil Duty Manager.
Pengadaan obat juga dilakukan untuk obat gratis atau hibah dari pemerintah,
yaitu obat HIV, obat TBC dan Metadon. Pengadaan obat-obat ini dilakukan oleh
masing-masing penanggung jawab obat pemerintah, berdasarkan laporan
pemakaian obat yang disusun setiap bulannya.
c. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai aturan kefarmasian. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah
maupun waktu kedatangan (Dirjen Binfar Alkes, 2008).
Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Tim Penerima Barang
berdasarkan Surat Pesanan (SP) yang dibuat oleh ULP (Unit Layanan Penyedia),
tender, konsinyasi atau sumbangan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada pada
lampiran 9 yaitu alur penerimaan perbekalan farmasi oleh tim penerima. Prosedur
penerimaan perbekalan farmasi ialah sebagai berikut:
1) Perbekalan farmasi yang berasal dari distributor atau rekanan atau rumah sakit
atau apotik atau donatur diterima oleh Tim Penerima Barang Medik,
selanjutnya diserahkan ke gudang farmasi untuk disimpan. Penerimaan
perbekalan farmasi di luar jam kerja dilakukan oleh Tim Penerima Barang
Medik untuk obat atau alkes yang termasuk dalam pengadaan rutin. Untuk
obat-obat cito yang datang di luar jam kerja, maka diserahkan ke Depo IGD
untuk selanjutnya diserahterimakan ke Tim Penerima Barang Medik.
2) Serah terima perbekalan farmasi yang diterima dari Tim Penerima Barang
Medik dengan Petugas Gudang Farmasi disesuaikan dengan:

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


36

a) Faktur perbekalan farmasi;


b) Kesesuaian nama perbekalan farmasi dengan Surat Pesanan atau SPK;
c) Kondisi perbekalan farmasi;
d) Jumlah perbekalan farmasi;
e) Tanggal kadaluwarsa minimal 2 tahun, kecuali untuk perbekalan farmasi
tertentu (vaksin atau reagensia) dapat kurang dari 2 tahun dengan
persetujuan user;
f) Certificate of analysis untuk bahan baku obat; Certificate of origin untuk
alat kesehatan sedangkan Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan
berbahaya.
3) Pelaksanaan verifikasi administrasi penerimaan barang oleh Penyelia Gudang
Farmasi berdasarkan Bukti Penyerahan Barang dari Tim Penerima Barang
Medik yang disesuaikan dengan faktur barang datang.
4) Pembuatan Bukti Penerimaan Barang oleh Penyelia Gudang Farmasi yang
akan diserahkan ke Bagian Akuntansi.
5) Pembuatan Berita Acara Penerimaan Barang oleh Tim Penerima Barang
Medik, Penyelia Gudang Farmasi, dan Kepala Instalasi Farmasi.
6) Penyimpanan perbekalan farmasi di Gudang Farmasi.
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat (Dirjen Binfar
Alkes, 2008). Prosedur penyimpanan perbekalan farmasi yang dilakukan di RSUP
Fatmawati adalah:
1) Pelaksanaan penyimpanan perbekalan farmasi oleh petugas farmasi dengan
memperhatikan faktor - faktor sebagai berikut:
a) Jenis perbekalan farmasi harus disimpan pada tempat yang terpisah
sesuai dengan pengelompokannya, yaitu dikelompokan berdasarkan
bentuk sediaan serta jenisnya dan disusun secara alfabetis.
P enyimpanan perbekalan farmasi di Gudang Farmasi RSUP Fatmawati
dibedakan menjadi empat ruang besar yakni :

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


37

i. Ruang penyimpanan alat kesehatan. Alat kesehatan disusun berdasarkan


kegunaan (fungsi) dan ukurannya.
ii. Ruang penyimpanan cairan atau elektrolit (infus). Cairan disimpan di
ruang yang terpisah dengan sediaan injeksi dan alat kesehatan.
Disusun di dalam dus dan diletakkan di atas pallet.
iii. Ruang penyimpanan sediaan tablet, obat injeksi dan semisolid sediaan
tablet, obat injeksi dan semisolid disusun berdasarkan suhu kestabilan,
bentuk sediaan dan alfabetis.
iv. Ruang penyimpanan gas medik. Gas medik disimpan di gedung
terpisah, terletak di belakang gedung teratai. Penyimpanannya
disusun berdasarkan jenis gas medik dan ukurannya.
b) Penyusunan perbekalan farmasi
i. Penyusunan perbekalan farmasi dengan metode FIFO (First In First
Out) berdasarkan waktu kedatangan perbekalan farmasi atau FEFO
(First Expired First Out) berdasarkan waktu kadaluwarsa. Metode
FIFO dan FEFO akan meletakkan perbekalan farmasi di muka atau
di depan perbekalan farmasi yang datang kemudian atau kadaluwarsa
lebih lama.
ii. Perbekalan farmasi yang mencantumkan tanggal kadaluwarsa, maka
penyimpanan memperhatikan sistem FEFO. Perbekalan farmasi yang
tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa, maka penyimpanan
memperhatikan sistem FIFO.
iii. Penyimpanan obat memperhatikan LASA (Look Alike Sound Alike)
untuk patient safety. Perbekalan farmasi yang bentuknya mirip dan
nama atau pengucapannya mirip tidak boleh diletakkan berdekatan
walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama, harus diselingi
dengan minimal 2 obat non kategori LASA di antaranya dan pada
rak atau tempat obat diberikan stiker LASA.
iv. Penempatan perbekalan farmasi yang mudah pecah di rak yang
kondisinya masih layak pakai, disusun dengan rapi sehingga tidak

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


38

ada kemungkinan jatuh karena tersenggol dan diberikan tanda


peringatan “Awas Hati - Hati Perbekalan Farmasi Mudah Pecah”
v. Penempatan perbekalan farmasi mudah pecah atau perbekalan farmasi
masih dalam kemasan besar tidak boleh pada posisi rak yang tinggi
untuk mencegah resiko jatuh dan menimpa petugas.
vi. Penempatan perbekalan farmasi dalam kemasan besar yang berat
diletakkan di lantai menggunakan alas pallet plastik atau kayu untuk
menghindari kelembaban.
c) Suhu selama penyimpanan

i. Penyimpanan pada suhu kamar (25oC) untuk obat - obat, cairan infus,
alat kesehatan, pembalut, dan gas medik.
ii. Penyimpanan suhu dingin (dalam lemari pendingin) pada suhu 2- 8
oC untuk obat – obat tertentu, produk biologis, dan reagensia yang

membutuhkan suhu dingin untuk mempertahankan stabilitasnya sesuai


dengan persyaratan penyimpanan pada etiket. Setiap hari ada petugas
yang mencatat suhu lemari pendingin pada “kartu monitor suhu”.
iii. Sediaan vaksin membutuhkan “pharmaceutical refrigerator” khusus
dan harus dilindungi dari kemungkinan matinya aliran listrik
menggunakan alarm yang akan berbunyi jika aliran listrik mati.
d) Kelembaban
Kelembaban dipantau menggunakan alat termohigrometer atau pemantau
kelembaban udara di ruang penyimpanan perbekalan farmasi antara 65 % -
98 %.
e) Cahaya matahari
Penyimpanan obat tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
f) Sirkulasi udara
Tempat penyimpanan perbekalan farmasi harus mempunyai ventilasi yang
cukup untuk pertukaran udara di ruangan penyimpanan.
g) Resiko kebakaran

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


39

Bahan berbahaya mudah terbakar atau mudah meledak harus disimpan


pada Gudang Tahan Api yang dilengkapi dengan APAR (Alat Pemadam
Api Ringan).
h) Kebersihan tempat dan sarana penyimpanan dari debu atau kotoran lainnya.
i) Pengaturan tata ruang gudang farmasi dengan memperhatikan kemudahan
bergerak dan mobilisasi perbekalan farmasi.
j) Pengawasan dan monitoring tempat dan fasilitas penyimpanan untuk
menjamin mutu perbekalan farmasi yang ada.
k) Obat narkotika dan psikotropika yang sudah diterima dari Tim Penerima
Barang Medik RSUP Fatmawati, dicatat pada kartu stok sesuai jenis,
jumlah, expire date, dan nama distributor khusus obat narkotika, yaitu
PT. Kimia Farma. Prosedur Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika:
i. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika yang sudah dicatat/
dokumentasi dengan ketentuan:
i). Menggunakan lemari sesuai ketentuan, yaitu lemari double lock
(kunci ganda) pada dua pintu dengan susunan berlapis.
ii). Kondisi kunci kedua pintu dapat berfungsi dengan baik dan dalam
kondisi terkunci guna pembatasan akses pengambilan obat.
iii). Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding sehingga tidak
dapat dipindahkan kecuali dengan membongkarnya.
iv). Dilengkapi dengan kartu stok.
ii. Pengaturan penyimpanan obat narkotika dan psikotropika berpedoman
kepada beberapa ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:
i). Menurut bentuk sediaan dan jenisnya.
ii). Menurut suhu dan kestabilan sediaan:
Obat disimpan dalam lemari dingin, yaitu suhu 2 - 8oC
Obat disimpan dalam suhu kamar, yaitu 15 - 25oC
iii). Menurut sifatnya mudah terbakar
iv). Menurut ketahanan terhadap cahaya
iii. Penyusunan penyimpanan berdasarkan sistem FIFO (First In First
Out) atau berdasarkan sistem FEFO (First Expired First Out).

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


40

iv. Penyusunan urutan pada lemari penyimpanan dilakukan secara


alfabetis, yaitu berdasarkan urutan abjad, dimulai dari huruf “A” dan
seterusnya.
v. Pencatatan obat narkotika dan psikotropika, yaitu jumlah keluar, jumlah
stok awal, jumlah stok akhir, dan petugas yang mengambil.
vi. Monitoring selama proses penyimpanan dengan melakukan pengecekan
fasilitas penyimpanan dan pengecekan kondisi fisik sediaan dan jumlah
stok narkotika dan psikotropika setiap hari.
l) Prosedur Identifikasi, Penandaan, dan Penyimpanan Obat High Alert:
i. Penerimaan obat high alert oleh Gudang Farmasi dari distributor
melalui Tim Penerima Barang Medik RSUP Fatmawati.
ii. Pemeriksaan kebenaran obat high alert yang diterima dengan memeriksa
nama, jumlah, tanggal kadaluwarsa, dan kondisi fisik obat high alert,
serta kondisi penyimpanan khusus obat high alert bila dipersyaratkan.
iii. Pemberian penanda khusus (sticker) obat high alert golongan
elektrolit konsentrasi tinggi yang diterima oleh Gudang Farmasi
dilakukan pada kardus terluar obat high alert.
iv. Pencatatan stok obat high alert yang diterima oleh Gudang Farmasi
dilakukan dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan kartu stok
gudang farmasi sebagai penambahan jumlah.
v. Penempatan obat high alert pada lemari penyimpanan obat yang
bertanda khusus (stiker high alert) dan tidak tercampur dengan obat
lainnya.
vi. Penempatan obat high alert pada lemari penyimpanan dengan metode
FIFO dan FEFO berdasarkan urutan alfabetis dengan cara:
i). Untuk obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu
dingin, yaitu antara 2 – 8OC, maka disimpan pada lemari
pharmaceutical refrigerator dengan suhu terkendali.
ii). Untuk obat high alert yang dipersyaratkan disimpan pada suhu
ruangan, yaitu 25OC, maka disimpan dalam lemari yang telah
diberikan penanda khusus.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


41

iii). Untuk obat high alert yang memenuhi kriteria LASA (Look Alike
Sound Alike), maka obat tersebut diletakkan secara terpisah dengan
memberikan selingan minimal 2 obat non kategori LASA di
antaranya.
e. Pendistribusian
Proses pendistribusian yang terdapat pada gudang farmasi adalah distribusi
perbekalan dari gudang ke depo farmasi dan ke ruang- ruang rawat (floor stock).
Distribusi perbekalan farmasi ke depo-depo secara sistem komputerisasi yang
dilakukan setiap hari. Pada pagi hari staf gudang farmasi akan mengecek
permintaan dari masing-masing depo, kemudian akan dinilai secara keseluruhan
pembagian stok ke depo – depo farmasi agar manajemen persediaan di gudang
farmasi tetap baik. Setelah perbekalan farmasi disiapkan oleh petugas gudang
farmasi, maka akan dilakukan serah terima dengan petugas depo. Saat serah
terima dilakukan pengecekan volume dan tanggal kadaluwarsa perbekalan
farmasi. Petugas menandatangani bila telah dilakukan pengecekan dan telah
sesuai, kemudian dilakukan proses pemasukkan data (input) ke sistem kemudian
dicetak untuk mendapatkan print out. Setelah itu, petugas gudang farmasi
mengecek pengeluaran sesuai atau tidak. Stok gudang farmasi akan berpindah ke
depo farmasi bila telah diverifikasi.
Proses distribusi obat dan alkes floor stock dilakukan setiap bulan sesuai
jadwal pengambilan barang masing-masing ruang satuan medik. Permintaan
perbekalan farmasi dilakukan secara manual atau dengan mengisi formulir
permintaan dan penerimaan barang, untuk kemudian diambil oleh petugas
ruangan.

f. Pelaporan
Pelaporan perbekalan farmasi di gudang farmasi, antara lain:
1) Rekapitulasi penerimaan barang
2) Rekapitulasi pengeluaran barang
3) Rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran gas medis
4) Laporan stok opname

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


42

5) Laporan persediaan floor stock


6) Laporan narkotik (setiap bulan) dan psikotropik (setiap tahun)
7) Laporan barang sumbangan

3.2.7.3 Produksi
a. Produksi Non Steril
Kegiatan yang dilakukan di produksi non steril adalah pembuatan sediaan
farmasi, pengenceran sediaan, dan pengemasan kembali. Bentuk sediaan yang
diproduksi mencakup bentuk sediaan padat, sediaan cair, dan sediaan semipadat.
Semua bentuk sediaan dibuat berdasarkan master formula RSUP Fatmawati. Di
ruang produksi RSUP Fatmawati saat ini terdapat 43 master formula sebagai
panduan pelaksanaan produksi farmasi. Tujuan dilakukannya produksi di RSUP
Fatmawati antara lain adalah untuk penghematan anggaran, terdapat sediaan
dengan formula khusus dan sediaan obat dibutuhkan segar seperti rekonstitusi
obat suntik dan obat kanker.
Bahan baku yang digunakan di produksi non steril diperoleh dari gudang
farmasi. Perencanaan dilakukan setiap bulan berdasarkan laporan bulanan
sebelumnya kemudian perencanaan ini dikirimkan ke gudang farmasi untuk
dilanjutkan dengan proses pengadaan. Produksi non steril mendistribusikan
produknya ke gudang farmasi. Penyimpanan di produksi non steril terbagi
menjadi 2, yaitu penyimpanan bahan baku (disusun berdasarkan kegunaannya)
dan penyimpanan produk (berdasarkan alfabetis). Pelaporan yang dilakukan oleh
produksi non steril adalah laporan jumlah perbekalan farmasi, laporan produk
yang rusak, dan laporan produk yang kadaluwarsa.

b. Produksi steril
Produksi steril merupakan bagian dari Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati,
kegiatan yang melakukan rekonstitusi obat kemoterapi. Untuk sediaan steril,
preparasi dilakukan di ruang produksi steril dengan menggunakan SPO (Standar
Prosedur Operasional) Aseptic dispensing preparation. Salah satu kebijakan yang
berkaitan dengan produksi steril yaitu seluruh pencampuran atau rekonstitusi obat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


43

kemoterapi dilakukan dengan menggunakan SPO handling cytotoxic. Kegiatan


pencampuran obat kemoterapi ini hanya dilakukan di Instalasi Farmasi RSUP
Fatmawati di ruang steril/semi steril dengan menggunakan BSC. BSC atau
Biological Safety Cabinet merupakan sebuah alat kerja untuk pencampuran obat
kemoterapi yang mempunyai sistem sirkulasi udara melalui HEPA filter
sedemikian rupa sehingga dapat melindungi petugas, lingkungan serta menjaga
terhindarnya produk steril dari paparan kontaminan. Kegiatan ini dilakukan oleh
tenaga kefarmasian yang telah melakukan pelatihan internal. APD (Alat
Pelindung Diri) wajib digunakan dengan tujuan tercapainya perlindungan petugas
dari paparan obat dan bahan berbahaya saat kegiatan pelarutan obat dilakukan,
terjaganya mutu dan sterilitas produksi injeksi.
Untuk menjaga mutu sterilitas alat BSC dan LAF (Laminar Air Flow) maka
perlu dilakukan desinfeksi BSC dan LAF agar menghilangkan kontaminan
infeksius organik. Prosedur ini rutin dilakukan baik sebelum dan sesudah BSC
dan LAF digunakan. Desinfeksi ini menggunakan alkohol 95%. Sedangkan
dekontaminasi BSC dan LAF dilakukan rutin setiap 2 minggu sekali. Tujuan
dekontaminasi ini adalah untuk membersihkan BSC atau LAF tempat
dilakukannya pelarutan atau peracikan obat injeksi guna menghilangkan segala
bentuk kontaminasi pada BSC atau LAF baik organik (mikroba) maupun organik
(partikel sisa obat) pada BSC atau LAF.
Petugas produksi steril diharuskan memeriksakan kondisi fisiologisnya secara
klinik di Instalasi Patologi klinik dan Poli pegawai untuk menilai tingkat
kesehatan fisik dan mental petugas secara keseluruhan. Ini dilakukan agar kondisi
kesehatan operator terkontrol dan terjamin dalam keadaan normal tanpa adanya
kelainan akibat paparan obat kanker maupun pengaruh stress lainnya. Serta agar
tercapainya peningkatan motivasi operator/ petugas rekonstitusi bekerja secara
hati - hati dan disiplin.
Untuk alur masuk ke ruang produksi aseptic dispensing dan pelayanan obat
sitostatika dapat dilihat pada Lampiran 10 dan lampiran 11. Pembuangan limbah
kemoterapi merupakan kegiatan membuang limbah atau sisa barang tidak terpakai
seperti vial, ampul, syringe setelah dilakukan proses pelarutan atau pencampuran

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


44

obat kemoterapi. Pengelolaan limbah ini meliputi persiapan kontainer sampah


hingga sampah kemoterapi di kirim ke Bagian Instalasi Sanitas dan Pertamanan
(ISP) untuk dimusnahkan dengan incenerator.

3.2.7.4 Depo Rawat Jalan


Gedung Instalasi Rawat Jalan terdiri dari 3 lantai. Lantai 1 terdapat
poliklinik bedah, poliklinik OK minor, poliklinik gigi dan mulut, poliklinik
ortopedi, poliklinik pegawai, poliklinik medik umum dan poliklinik jantung.
Lantai 2 terdapat poliklinik penyakit dalam, poliklinik bedah saraf, poliklinik
kebidanan dan kandungan, poliklinik edukasi, poliklinik diabetes melitus,
poliklinik gizi dan poliklinik rehabilitasi medik. Lantai 3 terdapat poliklinik
paru, poliklinik Pusat Pelayanan Kanker Terpadu (PPKT), poliklinik anestesi
anak, poliklinik akupuntur, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik mata dan
poliklinik THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Prosedur penyiapan obat rawat
jalan secara individual dapat dilihat dalam lampiran 12. Depo farmasi terdapat di
setiap lantai gedung Instalasi Rawat Jalan. SDM di Depo Instalasi Rawat Jalan
lantai 1 berjumlah 5 orang yang terdiri dari 1 Apoteker, 2 Tenaga Teknis
Kefarmasian, dan 1 Juru Racik. SDM di Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 2
terdiri atas 1 Apoteker, 3 Tenaga Teknis Kefarmasian, 1 Juru Racik dan 1 bagian
Administrasi. Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 3 hanya terdiri dari 1 Apoteker
dan 2 Tenaga Teknis Kefarmasian.
Setiap pagi masing - masing lantai depo farmasi melakukan permintaan
ke gudang farmasi. Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 1 melayani pasien
tunai, jaminan kantor, dan pasien HIV. Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 2
melayani pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS). Depo Instalasi Rawat Jalan lantai 3
melayani pasien Jamkesmas, Jamkesda Depok, Jamkesda Tangerang, dan pasien
TBC.
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Jamkesmas,
Jamkesda Depok, dan Jamkesda Tangerang Selatan serta pasien KJS yaitu: resep
asli, SJP asli yaitu kertas warna merah muda dari loket 9 IRJ lantai 1, fotocopy

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


45

bukti pendaftaran, dan surat rujukan asli puskesmas yang ditujukan untuk RSUP
Fatmawati.
Depo Instalasi Rawat Jalan menerapkan sistem distribusi obat rawat jalan
secara individual prescription. Prosedur penyiapan obat rawat jalan secara
individual prescription merupakan tata cara dan urutan proses kegiatan
menyiapkan obat pasien rawat jalan berdasarkan resep pasien. Jumlah obat
diberikan seluruhnya sesuai yang tertera dalam resep yang telah melalui kajian
peresepan oleh Apoteker. Tujuan prosedur penyiapan obat rawat jalan secara
individual prescription adalah agar:
a. Tercapainya jaminan kebenaran dan keamanan dalam proses dispensing obat
pada pasien rawat jalan.
b. Tercapainya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keamanan dalam
penggunaan obat.
Prosedur penyiapan obat rawat jalan secara individual prescription Lampiran
12 :
a. Penerimaan resep dari dokter / perawat ruangan oleh petugas farmasi.
b. Pelaksanaan skrining resep untuk menilai kesesuaian penulisan resep.
c. Pelaksanaan pelayanan obat pasien yang telah memenuhi persyaratan pada
skrining resep.
d. Pemeriksaan berkas kelengkapan resep untuk pasien jaminan / asuransi: pasien
Jamkesmas, pasien Jamkesda, atau pasien KJS.
e. Pembuatan billing transaksi untuk resep yang telah memenuhi persyaratan dari
skrining dan kajian peresepan obat.
f. Pembayaran resep berdasarkan billing resep untuk pasien tunai. Pembayaran
dilakukan di kasir RSUP Fatmawati.
g. Pelaksanaan permohonan izin prinsip:
1) Resep pasien Jamkesmas dengan verifikasi oleh penjamin Jamkesmas, atau
2) Resep pasien KJS dengan verifikasi oleh penjamin KJS, atau
3) Verifikasi izin prinsip Direktur RSUP Fatmawati untuk perbekalan
farmasi yang tidak terjamin dalam paket pembiayaan atau menjadi beban
RSUP Fatmawati.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


46

h. Pembuatan etiket obat dengan pemilihan etiket:


1) Etiket warna putih untuk penggunaan melalui enteral (oral / sublingual /
dan lain - lain).
2) Etiket warna biru untuk penggunaan melalui parenteral dan topikal.
Pembuatan etiket obat dengan mencantumkan nomor rekam medik, nama
pasien, nama obat, dosis obat, waktu dan frekuensi pemberian, rute
pemberian, dan tanggal kadaluwarsa.
i. Pelaksanaan pembuatan copy resep untuk obat yang tidak jadi dibeli pasien
atau obat yang tidak terlayani oleh depo farmasi.
j. Pengecekan obat tentang kebenaran obat yang sudah disiapkan dengan
klarifikasi 7 benar, yaitu benar obat, benar dosis, benar waktu dan frekuensi
pemberian, benar rute pemberian, benar pasien, benar informasi, dan benar
dokumentasi.
k. Pelaksanaan penyerahan obat yang sudah disiapkan kepada pasien.
Pemanggilan nama pasien rawat jalan melalui pengeras suara untuk menuju
loket pengambilan obat. Pelaksanaan penyerahan obat kepada pasien rawat
jalan dilakukan oleh Tenaga Kefarmasian dengan kriteria:
1) Apoteker yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
2) Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) yang telah mendapatkan Surat
Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK)
3) Terdaftar sebagai tenaga kefarmasian di RSUP Fatmawati
4) Selesai mengikuti masa orientasi
l. Pelaksanaan konseling obat apabila pasien membutuhkan penjelasan lebih
lanjut.
m. Pendokumentasian resep dan bukti print out dalam file sesuai dengan status
pembiayaan pasien.

3.2.7.5 Depo Askes


Depo Askes adalah depo farmasi yang khusus melayani semua pasien
rawat jalan peserta Askes. Sumber daya manusia yang terdapat di depo Askes
terdiri dari 1 orang apoteker sebagai penyelia, 6 orang asisten apoteker, 2 orang

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


47

juru resep, dan 3 orang petugas administrasi. Pengadaan obat dilakukan setiap hari
langsung dari Gudang Farmasi dengan menggunakan formulir permintaan barang
melalui komputer secara online (RSUP Fatmawati, 2012a). Penyimpanan barang
disusun berdasarkan obat DPHO Askes dan non DPHO Askes, bentuk sediaan,
dan disusun secara alfabetis. Obat narkotika dan psikotropika disimpan dalam
lemari tersendiri dan terkunci (double lock) (RSUP Fatmawati, 2012b). Obat -
obat fast moving diletakkan terpisah di meja. Penyimpanan barang menggunakan
sistem FIFO dan FEFO.
Persyaratan - persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan pengobatan pasien Askes di Depo Farmasi Askes adalah
(PT. Askes, 2004) :
a. Resep Asli
b. Surat rujukan asli dari Puskesmas dengan 2 lembar fotokopi surat rujukan
c. Fotokopi kartu Askes
d. Surat Jaminan Pasien (SJP) yang didapat dari gedung Askes
Dalam melayani pasien, Depo Askes mengacu pada pedoman – pedoman
yang disesuaikan dengan status pasien. Pedoman yang digunakan di depo askes
adalah Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) Askes merupakan acuan obat bagi
pasien peserta Askes. Dalam DPHO terdapat dua daftar obat yang dapat diberikan
kepada pasien Askes yaitu, obat peresepan umum dan obat khusus untuk penyakit
kanker. Dalam DPHO juga terdapat daftar obat dengan batasan jumlah peresepan
maksimal yang dapat diberikan (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, 2009).
Alur pelayanan pasien di depo Askes dimulai dari masuknya resep ke
bagian penerimaan resep (bagian sortir). Pada bagian ini petugas depo Askes akan
memeriksa kelengkapan berkas yang menjadi persyaratan yang harus dibawa oleh
pasien. Apabila persyaratan yang diperlukan sudah lengkap, selanjutnya dilakukan
skrining resep. Setelah itu, pasien akan mendapatkan nomor pengambilan obat
yang sama dengan nomor yang ada pada resep. Kemudian resep distempel dan
datanya dimasukkan ke komputer. Setelah data dimasukkan ke komputer,
selanjutnya resep diberikan kepada petugas untuk dibuatkan etiketnya. Setelah itu

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


48

resep diberikan kepada petugas penyiapan obat, baik obat jadi maupun obat
racikan. Obat yang telah siap dikemas dan diserahkan ke pasien disertai
pemberian informasi singkat mengenai penggunaan obat. Alur pelayanan resep
depo Askes dapat dilihat pada lampiran 13.
Laporan - laporan yang dibuat oleh depo Askes, yaitu (RSUP Fatmawati,
2012c):
a. Laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika.
b. Laporan penulisan obat generik dan non generik.
c. Laporan penulisan obat yang masuk DPHO Askes dan non DPHO Askes.
d. Laporan analisa penjualan.
e. Laporan barang rusak dan kadaluwarsa yang dibuat setiap 3 bulan.
f. Laporan jumlah lembar resep dan jumlah resep.
Depo Askes memiliki pasien terbanyak dengan jumlah 200 – 300 resep per
hari. Obat yang paling sering diresepkan adalah obat untuk penyakit jantung dan
penyakit dalam. Pembayaran pasien Askes dapat diklaim ke PT Askes
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia, 2009)

3.2.7.6 Depo Rawat Inap (Teratai A dan B)


Depo farmasi rawat inap (Depo Teratai) berada tepat di tengah lantai
pertama gedung teratai. Gedung ini terdiri dari enam lantai dan memiliki kapasitas
516 tempat tidur. Dengan rincian tiap lantai sebagai berikut :
a. Lantai pertama yaitu ruangan kebidanan (emergency kebidanan, contohnya
pada kondisi pre eklampsia berat), high care unit di selatan Teratai, ruang
Thalasemia dan ruang kemoterapi.
b. Lantai kedua yaitu ruangan perawatan khusus kebidanan dan high care unit di
selatan Teratai.
c. Lantai ketiga yaitu ruangan khusus pasien anak – anak (< 18 tahun) dan yang
belum menikah, ruang isolasi serta high care unit di selatan Teratai.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


49

d. Lantai keempat yaitu ruangan pasien pasca bedah dan high care unit di utara
Teratai.
e. Lantai kelima yaitu ruangan pasien penyakit dalam (internis) dan high care
unit di selatan Teratai.
f. Lantai keenam yaitu ruangan untuk pasien penyakit saraf dan high care unit
di selatan Teratai.
Penanggung jawab depo farmasi rawat inap terdiri dari dua penyelia.
Penyelia pertama bertanggung jawab terhadap IRNA A yang terdiri dari lantai 1,
2 dan 3, sedangkan penyelia kedua bertanggung jawab pada IRNA B yang
terdiri dari lantai 4, 5 dan 6. Jumlah SDM di depo teratai adalah sebanyak 29
orang, dengan perincian apoteker sebanyak 3 orang, petugas perincian (billing)
sebanyak 6 orang, juru resep sebanyak 3 orang dan 17 orang merupakan
tenaga teknis kefarmasian.
Sistem pengadaan obat dilakukan berdasarkan sistem satu pintu dari
Instalasi Farmasi. Setiap harinya depo rawat inap akan membuat perincian
kebutuhan yang diinput ke komputer yang online dengan sistem di gudang
farmasi. Perbekalan farmasi di depo rawat inap, disimpan terpisah berdasarkan
bentuk sediaan, obat generik, dan non generik yang disusun berdasarkan alfabetis
dan sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out). Obat
LASA (Look Alike Sound Alike) penyusunannya diberi jarak 2 box antar obat
LASA dan diberikan stiker LASA. Terdapat pharmaceutical refrigerator untuk
penyimpanan obat - obat yang membutuhkan suhu dingin untuk kestabilannya.
Obat – obat narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari dengan
double lock dan setiap obat - obat tersebut diambil maka dilakukan
pencatatan di buku penggunaan.
Sistem distribusi yang diterapkan di depo farmasi rawat inap beragam,
diantaranya adalah sistem distribusi dosis unit atau dikenal dengan UDD (unit
dose dispensing). Dalam sistem UDD petugas menyiapkan sejumlah obat
dengan dosis sekali pakai dan disiapkan untuk keperluan pasien selama 24
jam per hari selama pasien menjalani rawat inap. Alur sistem distribusi dosis
unit tertera Lampiran 14.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


50

Sistem selanjutnya yaitu sistem floor stock dan sistem resep individual
berupa resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita. Sistem resep individual
ini diterapkan di lantai dua dan lantai tiga untuk pasien anak - anak yang masih
mendapatkan puyer. Depo Rawat Inap terdapat beberapa paket untuk
penanganan pasien. Pelaporan yang dikerjakan di depo farmasi rawat inap sama
halnya dengan depo - depo farmasi lain, di antaranya adalah:
a. Laporan daftar pelunasan yang dibuat harian.
b. Laporan pemakaian narkotika dan psikotropika yang dibuat setiap bulan.
c. Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap
bulan.
d. Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.
e. Laporan barang rusak dan kadaluwarsa yang dibuat setiap 3 bulan.

3.2.7.7 Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Intensif (IRI)
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu pelayanan dari Rumah Sakit
Umum Pusat Fatmawati melayani kegawatdaruratan medik selama 24 jam.
Didukung oleh tenaga profesional dan tenaga ahli yang berpengalaman lebih dari
40 orang yang bertugas secara shift dan akan memberikan pelayanan secara
maksimal mengatasi kegawatdaruratan medik. IGD memiliki pelayanan
pendukung seperti laboratorium Instalasi Gawat Darurat 24 jam, radiologi (USG,
CT Scanning), kamar operasi, bank darah, apotik, dan ambulance 24 jam (RSUP
Fatmawati, 2009). IGD terdiri dari beberapa ruangan:
a. Ruang resusitasi (ruang merah)
Di ruang ini terdapat delapan tempat tidur, lemari emergency, dan paket
resusitasi. Lemari emergency sangat penting keberadaannya dalam ruang ini
dikarenakan pasien - pasien yang masuk ruang ini merupakan pasien dengan
kondisi yang cukup parah, sehingga jika pasien mengalami kegawatdaruratan dan
butuh penanganan segera, perawat tidak perlu berlari ke depo farmasi di IGD
untuk mengambil obat maupun alat kesehatan sehingga dapat menghemat waktu
dalam menolong pasien. Lemari emergency di cek setiap hari pada pagi hari dan

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


51

dilengkapi jumlahnya sesuai dengan daftar yang ditetapkan oleh RSUP


Fatmawati.
b. Ruang P2 (Ruang kuning)
Ruang ini dibagi menjadi ruang bedah dan ruang non bedah dimana di ruang
ini terdapat paket, namun tidak disediakan lemari emergency.
c. Ruang Triase
Pasien yang masuk ruangan ini dalam kondisi yang tidak terlalu parah sehingga
tidak mendapat tindakan dan tidak ada paket di ruang ini.
d. Ruang Intermediate Ward
Ruang ini digunakan pada pasien yang menunggu untuk dipindahkan ke ruang
rawat inap atau ruang lainnya.
Depo IGD dan IRI memiliki 1 orang apoteker penyelia, 1 orang
administrasi, dan 14 orang asisten apoteker. Depo IGD dan IRI buka 24 jam
dengan 3 shift dan melayani pasien rawat inap serta pasien rawat jalan. Pasien
rawat inap terdiri dari pasien yang masuk ruang Intensive Care Unit (ICU),
Neonatus Intensive Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU),
Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Sedangkan pasien rawat jalan merupakan
pasien yang masuk ruang IGD seperti ruang resusitasi, ruang P2, ruang triase,
maupun poli IGD.
Paket-paket yang ada di depo IGD antara lain :
a. Paket Alat Kesehatan (Alkes) ICU
b. Paket Alat Kesehatan (Alkes) NICU / PICU
c. Paket Infus Dewasa
d. Paket Resusitasi Anak
e. Paket Resusitasi Dewasa
Depo farmasi IGD dan IRI melakukan permintaan obat dan alat kesehatan
ke gudang farmasi setiap hari secara online (RSUP Fatmawati, 2012a). Obat -
obatan disusun berdasarkan abjad dan dipisahkan menurut jenis sediaan. Untuk
obat - obat yang tidak stabil pada suhu ruang maka penyimpanannya di lemari
pendingin. Obat - obat jenis narkotika dan psikotropika ditempatkan di lemari
khusus tersendiri dengan double lock pada dua pintu dengan susunan berlapis.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


52

Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding sehingga tidak dapat


dipindahkan kecuali dengan membongkarnya (RSUP Fatmawati, 2012b). Alat
kesehatan ditempatkan di rak tersendiri dan diberi nama pada tempat atau box alat
kesehatan tersebut. Jenis sediaan obat yang sering digunakan di Depo IGD dan
IRI adalah sediaan injeksi. Laporan - laporan yang disiapkan oleh Depo Farmasi
IGD adalah (RSUP Fatmawati, 2012c):
a. Laporan daftar pelunasan yang dibuat harian.
b. Laporan pemakaian obat – obat narkotika yang dibuat setiap bulan.
c. Laporan pemakaian obat – obat psikotropika yang dibuat setiap bulan.
d. Laporan penulisan resep obat generik dan non generik yang dibuat setiap
bulan.
e. Laporan analisa penjualan yang dibuat setiap bulan.
f. Laporan barang rusak dan kadalwuarsa yang dibuat setiap 3 bulan.
g. Laporan jumlah resep dan lembar resep setiap bulan.

3.2.7.8 Depo Instalasi Bedah Sentral


Lantai 1 Instalasi Bedah Sentral terdapat OK Cito sebanyak 2 kamar.
Pasien yang masuk ke OK Cito merupakan pasien yang tidak direncanakan jadwal
operasinya atau yang sifatnya cito. Pada OK Cito terdapat Paket obat dan alkes
OK Cito dan lemari emergensi. Lemari emergensi terdiri dari lemari emergensi
bedah dan lemari emergensi anestesi. Lemari emergensi bedah berisi antibiotik,
sedangkan lemari emergensi anestesi berisi obat anestesi dan alat kesehatan. Saat
pasien masuk ke OK Cito, maka penata anestesi mengambil Paket obat dan alkes
OK Cito yang telah disiapkan oleh petugas depo farmasi. Bila obat dan alat
kesehatan dalam paket kurang, maka penata anestesi dapat mengambilnya di
lemari emergensi dan mencatatnya di Lembar Pemakaian. Setelah selesai operasi,
Lembar Pemakaian dimasukkan ke dalam Paket obat dan alkes OK Cito yang
telah terpakai oleh pasien. Lemari emergensi akan dicek jumlah pemakaian dan
pemakai, serta diisi kembali oleh petugas depo farmasi.
Lantai 2 Instalasi Bedah Sentral terdapat OK Elektif sebanyak 8 kamar
dan 1 Depo Farmasi Instalasi Bedah Sentral. Pasien yang masuk ke OK Elektif

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


53

telah memiliki jadwal operasi. Sehari sebelum operasi, depo farmasi menerima
jadwal operasi pasien dan permintaan anestesi umum atau spinal. Depo farmasi
kemudian menyiapkan paket anestesi dan memberi label nama pasien pada paket
tersebut, sehingga pada hari operasi penata anestesi cukup meminta paket
berdasarkan nama pasien. Penata bedah akan mencatat permintaan di buku pada
hari operasi, kemudian paket bedah akan disiapkan oleh petugas depo farmasi.
Bila terdapat kekurangan obat dan alat kesehatan saat operasi sedang
berlangsung, maka penata bedah atau penata anestesi dapat meminta secara
langsung ke depo farmasi dengan menyebutkan nama pasien dan kamar operasi.
Petugas depo farmasi akan mencatat permintaan obat dan alat kesehatan. Bila
pasien telah selesai dioperasi, maka paket akan dikembalikan ke depo farmasi dan
petugas depo farmasi akan merekapitulasi semua penggunaan obat dan alat
kesehatan ke administrasi perincian. Perincian selanjutnya akan dikirimkan ke
depo farmasi tempat pasien dirawat. Depo Instalasi Bedah Sentral juga
menyiapkan Paket Bedah Prima yang merupakan sistem paket untuk pasien tunai.
Sebelum operasi, pasien tunai harus melunasi pembayaran terlebih dahulu. Pasien
tunai dengan Paket Bedah Prima dapat menjalankan operasi di OK Elektif atau
OK Cito. Alur pelayanan obat dan alat kesehatan di depo instalasi bedah sentral
dapat dilihat Lampiran 15.
Obat - obatan disusun berdasarkan abjad dan dipisahkan menurut jenis
sediaan. Untuk obat - obat yang tidak stabil pada suhu ruang maka
penyimpanannya di lemari pendingin. Obat - obat jenis narkotika dan psikotropika
ditempatkan di lemari khusus tersendiri dengan double lock pada dua pintu
dengan susunan berlapis. Lemari tersebut terpasang menempel pada dinding
sehingga tidak dapat dipindahkan kecuali dengan membongkarnya (RSUP
Fatmawati, 2012b). Alat kesehatan ditempatkan di rak tersendiri dan diberi nama
pada tempat atau box alat kesehatan tersebut.
SDM yang ada di Depo Instalasi Bedah Sentral berjumlah 1 Penyelia dan
2 Asisten Apoteker. Paket anestesi spinal terdiri dari Spinocan (spinal and
diagnostic puncture) 27G x 3”, bupivacain HCl 5 mg / ml, ondansetron 4 mg / 2
ml, klonidin HCl 150 μg / ml, dan ketolorac 3%. Paket anestesi umum terdiri dari

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


54

propofol 10 mg / ml, atracurium besilat, fentanyl, ondansetron 4 mg / 2ml, dan


ketolorac 3%.

3.2.7.9 Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,
kegiatan pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias
dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan
pasien. Kegiatan pelayanan informasi obat bertujuan untuk menyediakan
informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan di lingkungan
rumah sakit serta untuk membuat kebijakan - kebijakan yang berhubungan
dengan obat (terutama bagi Tim Farmasi dan Terapi) untuk menunjang terapi
obat yang rasional. Luas ruangan yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi
obat adalah:
a. 200 tempat tidur : 20 m2
b. 400 - 600 tempat tidur : 40 m2
c. 1300 tempat tidur : 70 m2
Peralatan yang terdapat di ruang informasi obat meliputi kepustakaan yang
memadai, meja, kursi, rak buku, komputer, telepon, lemari arsip, kartu arsip.
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan informasi obat adalah:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara aktif dan
pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon,
surat atau tatap muka.
c. Membuat buletin, leaflet, label obat.
d. Menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan Formularium Rumah Sakit.
e. Bersama dengan PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat
jalan dan rawat inap.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


55

f. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga farmasi dan tenaga


kesehatan lainnya.
g. Mengkoordinasi penelitian tentang obat dan kegiatan pelayanan kefarmasian.
b. Alur program pelayanan informasi obat dapat dilihat pada Lampiran 16.

3.3 Tim Farmasi dan Terapi RSUP Fatmawati


Tim Farmasi dan Terapi (TFT) adalah suatu unit kerja yang dibentuk
untuk membantu Direktur Rumah Sakit dalam hal membuat kebijakan tentang
penggunaan obat dan pengelolaan obat di Rumah Sakit. Tujuan dibentuknya
TFT adalah :
a. Menjamin tersedianya obat dan alat kesehatan (alkes) habis pakai yang
bermutu untuk kebutuhan pasien di RSUP Fatmawati.
b. Tersusunnya standar obat yang berlaku di RSUP Fatmawati.
c. Terwujudnya pelaksanaan kebijakan penggunaan obat dan pengelolaan yang
baik bagi pengguna maupun penyedia obat di RSUP Fatmawati.
d. Terselenggaranya penggunaan obat yang rasional dan aman di RSUP
Fatmawati.
e. Terlaksananya pengawasan, pengendalian, dan evaluasi penggunaan dan
pengelolaan obat dan alkes di RSUP Fatmawati.
Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di bawah koordinasi dan bertanggung
jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati. Struktur
organisasi TFT terdiri dari:
a. Ketua : Dokter
b. Sekretaris : Apoteker
c. Anggota : Dokter, Apoteker, dan Perawat
Tugas pokok dari TFT adalah:
a. Melaksanakan uji coba dan memberikan rekomendasi dalam pemilihan
penggunaan obat dan alkes habis pakai.
b. Menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat dan alkes
habis pakai di Rumah Sakit dan apabila perlu dapat diadakan perubahan secara
berkala.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


56

c. Menyusun Antibiotic Guideline bersama-sama dengan Komite Pengendalian


Penyakit Infeksi.
d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan
penggunaan obat generik serta alkes habis pakai bersama-sama Instalasi
Farmasi.
e. Melaksanakan edukasi pada staf farmasi, profesi lainnya tentang obat dan
perbekalan kesehatan lainnya .
Formularium Obat RSUP Fatmawati adalah daftar dari seluruh item obat
yang ada di RSUP Fatmawati dalam periode waktu tertentu, yaitu maksimal 3
tahun. Daftar obat di Formularium Obat disusun berdasarkan kelas terapi dan
berisi nama generik produk (1 item), nama merek original dari pabrik tertentu (1
item), nama merek dagang dari pabrik tertentu (2 item), serta keterangan
mengenai bentuk sediaan, kekuatan produk dalam kemasan, dan nama pabrik
pembuat. Formularium Obat RSUP Fatmawati dibuat pertama kali pada tahun
1990, kemudian dilakukan revisi dan pembaruan terus menerus yang terjadi pada
tahun 1995, 2003, 2007, 2010, dan terakhir pada tahun 2012. Pembuatan revisi
formularium RSUP Fatmawati tidak dilakukan setiap tahun, dikarenakan kendala
biaya untuk mencetak formularium baru dan kesulitan untuk mengumpulkan
anggota TFT.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 4
PEMBAHASAN

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang, salah satunya RSUP Fatmawati. Dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan, RS tidak dapat dipisahkan dari pelayanan
kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Untuk menunjang hal tersebut
maka dibentuk suatu badan organisasi yaitu IFRS (Instalasi Farmasi Rumah
Sakit). IFRS dipimpin oleh seorang Kepala IFRS yaitu Apoteker dan
bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan – peraturan
farmasi baik terhadap pengawasan distribusi maupun administrasi barang farmasi.
Salah satu tugas Tim Farmasi dan Terapi (TFT) RSUP Fatmawati adalah
menyusun Formularium yang menjadi dasar dalam penggunaan obat dan alkes
habis pakai di Rumah Sakit. Salah satu cara untuk mengetahui berjalan atau
tidaknya TFT rumah sakit adalah dengan melihat formularium yang disusunnya.
Pada tiap 6 bulan atau maksimal 1 tahun dilakukan evaluasi atau review untuk
penyempurnaan Formularium. Di RSUP Fatmawati, formularium obat tidak
dapat direvisi tiap setahun sekali karena masalah biaya untuk mencetak
Formularium terbaru dan kesulitan untuk mengumpulkan anggota TFT. Revisi
formularium obat yang dilakukan oleh TFT RSUP Fatmawati adalah setiap 3
tahun sekali. Formularium obat RSUP Fatmawati dibuat pertama kali pada tahun
1990, kemudian dilakukan revisi dan pembaruan terus menerus yang terjadi pada
tahun 1995, 2003, 2007, 2010, dan terakhir pada tahun 2012. Dengan adanya
kesinambungan proses revisi, dapat dikatakan bahwa TFT RSUP Fatmawati
sudah berjalan dengan baik.
Salah satu tugas pokok farmasi klinik RSUP Fatmawati ialah
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi dengan melaksanakan farmasi
klinik. Berikut ini merupakan pembahasan dari pelaksanaan kegiatan farmasi
klinik.

57 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


58

a. Pengkajian Resep
Pengkajian resep merupakan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat pasien. Selain itu, pengkajian resep
juga dilakukan agar tercapainya rasionalisasi penggunaan obat. Kegiatan dalam
pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan
farmasetis, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Di RSUP Fatmawati, pengkajian resep tidak sepenuhnya dilakukan. Hal ini
terlihat dari masih adanya resep yang tidak lengkap. Misalnya pada resep untuk
pasien bayi atau anak, berat badan dan umur pasien sering kali tidak tertera pada
lembar resep, padahal hal tersebut diperlukan terutama untuk menghitung dosis
maksimal pada pasien bayi atau anak. Sering kali hanya nama pasien yang tertera
pada lembar resep. Pada lembar instruksi pemberian obat pada pasien rawat inap,
terkadang tidak semua lembar ada penanda berupa stempel keterangan “Resep
telah di review Farmasi”.
Pengkajian resep yang tidak sepenuhnya dilakukan disebabkan oleh
banyaknya resep atau pasien yang harus dilayani oleh petugas farmasi di RSUP
Fatmawati. Selain itu, untuk melakukan pengkajian resep secara keseluruhan
cukup membutuhkan waktu sementara pelayanan obat pasien harus dilakukan
secara cepat karena banyaknya pasien yang harus dilayani terutama untuk pasien
rawat jalan.
b. Pengkajian Penggunaan Obat
Pengkajian penggunaan obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengetahui gambaran pengobatan yang diberikan kepada pasien. Pengkajian
penggunaan obat juga dilakukan untuk menilai ada tidaknya drug related problem
selama pasien menjalani pengobatan. Di RSUP Fatmawati, pengkajian
penggunaan obat dilakukan terhadap pasien rawat jalan dengan melihat instruksi
pemberian obat yang terdapat pada rekam medik pasien. Data yang diperoleh dari
rekam medik pasien dipindahkan ke dalam lembar Formulir Terapi Pasien untuk
selanjutnya dinilai ada tidaknya masalah - masalah yang terkait dengan
pengobatan pasien.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


59

c. Visite
Visite pasien oleh apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker
kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi yang lebih baik.
Apoteker melakukan praktik di ruang rawat sesuai dengan kompetensi dan
kemampuan farmasi klinik yang dikuasai. Visite pasien yang dilakukan di RSUP
Fatmawati diaplikasikan kepada pasien yang berada dalam perawatan intensif dan
memiliki resiko mengalami terjadinya kesalahan obat (medication errors).
Beberapa tempat dilakukannya praktik apoteker ruang rawat di RSUP Fatmawati
contohnya pada ruang perawatan pasien Intensive Care Unit (ICU), Neonatal
Intensive Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Intensive
Cardiac Care Unit (ICCU), High Care Unit (HCU), dan ruang perawatan pasien
pra operasi dan post operasi.
Kegiatan visite yang dilakukan apoteker di RSUP Fatmawati dilakukan secara
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Tipe visite ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat
memperoleh informasi terkini dan komprehensif, dapat dijadikan sebagai fasilitas
pembelajaran, serta dapat langsung dikomunikasikan masalah terkait penggunaan
obat dan mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Namun, kegiatan visite
ini juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah jadwal visite harus
disesuaikan dengan jadwal tim dan waktu pelaksanaan terbatas sehingga diskusi
dan penyampaian informasinya kurang lengkap.
Visite yang dilakukan di RSUP Fatmawati sebagian besar terjadwalkan dan
umumnya dilakukan setiap seminggu sekali contohnya pada ruang perawatan
Rehabilitasi Medik dan High Care lantai 6 Selatan Teratai. Sedangkan untuk
pasien Intensive Care Unit (ICU) umumnya dilakukan 3-4 kali dalam seminggu,
hal ini disebabkan kondisi pasien pada ruang perawatan tersebut merupakan
pasien yang menderita penyakit komplikasi sehingga memungkinkan pasien
menerima bermacam - macam jenis obat. Hal ini memungkinkan terjadinya
masalah terkait obat yang dapat mempengaruhi outcome pasien sehingga
diperlukan visite yang lebih sering untuk memastikan terapi obat yang diterima
oleh pasien.
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


60

Dalam kegiatan visite, sebelum apoteker memberikan rekomendasi maka


apoteker berdiskusi dengan anggota tim secara aktif untuk saling mengklarifikasi,
mengkonfirmasi, dan melengkapi informasi penggunaan obat. Pada saat visite
secara tim rekomendasi lebih ditujukan kepada dokter yang merawat pasien.
Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa pertanyaan atau rekomendasi yang
diminta oleh tim visite kepada apoteker diantaranya adalah pemilihan terapi obat,
misalnya dalam pemilihan jenis dan regimen, obat pengganti yang dapat diberikan
kepada pasien, efek samping obat, interaksi obat, segi cost effectiveness, dan lain -
lain.
Setelah rekomendasi yang diberikan oleh apoteker disetujui, selanjutnya
apoteker melakukan pemantauan pelaksanaan rekomendasi dari sisi efektifitas dan
keamanan. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa rekomendasi yang
diterima aman bagi pasien. Tahap akhir dari visite adalah melakukan dokumentasi
praktik visite yang dikelola dengan baik dan terjaga kerahasiaannya. Dengan
adanya pendokumentasian yang baik dapat dijadikan sebagai jaminan
terlaksananya kegiatan visite, serta sebagai bahan evaluasi untuk peningkatan
mutu pelayanan.
d. Monitoring Efek Samping Obat
Prosedur program monitoring efek samping obat (MESO) adalah tata cara
menganalisa kejadian efek samping obat yang terjadi pada pasien. Proses ini
merupakan kegiatan kolaboratif yang melibatkan semua tenaga kesehatan baik
dokter, perawat, apoteker dan semua tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit
termasuk pasien dan keluarga pasien. Di RSUP Fatmawati kegiatan monitoring
penggunaan obat dilakukan untuk mengetahui efek terapi dari proses pengobatan
serta kemungkinan terjadinya efek terapi dari proses pengobatan serta
kemungkinan terjadinya efek samping obat. Setiap temuan efek samping obat
dilakukan pengkajian oleh tenaga kesehatan. Seluruh kronologis kejadian efek
samping obat dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya harus
terdokumentasi dalam catatan rekam medik pasien dan dibuatkan laporan untuk
disampaikan pada Komite Mutu dan Manajemen Risiko (KMMR) dalam waktu
maksimal 48 jam.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


61

Prosedur pemantauan efek samping obat meliputi :


1) Pelaksanaan kegiatan pemantauan oleh tenaga kesehatan terhadap timbulnya
efek samping obat.
2) Pelaksanaan penerimaan laporan kejadian efek samping obat tenaga
kesehatan, keluarga pasien atau petugas lainnya.
3) Pelaksanaan kegiatan penyusunan laporan temuan kejadian efek samping obat
dalam formulir pelaporan.
4) Pelaksanaan kegiatan komunikasi atau interview oleh tim kerja (tim
monitoring efek samping obat) yang terdiri dari DPJP, perawat ruangan,
apoteker ruangan.
5) Pelaksanaan kegiatan analisa oleh tim monitoring efek samping obat terhadap
hasil interview maupun laporan efek samping obat dari semua sumber.
6) Pelaksanaan kegiatan diskusi setara komprehensif sebagai media problem
solving oleh tim monitoring efek samping obat atas hasil analisa yang telah
dilakukan.
7) Pencatatan di rekam medik pasien oleh DPJP atau tim monitoring efek
samping obat tentang kejadian efek samping obat pasien. Pencatatan terkait
bentuk kejadian efek samping obat, tindakan pengatasan efek samping obat
yang terjadi dan tindakan pencegahan efek samping obat yang akan datang.
8) Pembuatan formulasi rekomendasi oleh tim monitoring efek samping obat.
Pilihan rekomendasi antara lain menghentikan pengobatan, mengganti obat
dengan yang lebih aman, mengatur jadwal penggunaan, menurunkan dosis
obat, memberikan antidot atau premedikasi sebelum penggunaan obat, dan
membuat laporan kejadian insiden dengan mengisi formulir laporan insiden
(internal).
9) Pelaksanaan implementasi rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
efek samping obat.
10) Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi tingkat keberhasilan
intervensi yang dilakukan.
11) Pelaksanaan diskusi lanjutan oleh tim monitoring efek samping obat jika
diperlukan guna mencapai hasil intervensi yang telah diberikan.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


62

12) Pendokumentasian rekomendasi penanganan efek samping obat pada formulir


laporan MESO Nasional.
Penyampaian laporan efek samping obat yang terjadi segera
ditindaklanjuti oleh tim monitoring efek samping obat menjadi laporan ke Tim
Farmasi dan Terapi (TFT) dan Komite Mutu dan Manajemen Resiko (KMMR)
dalam waktu 48 jam; bila kejadian efek samping obat masuk dalam kategori
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan Sentinel.
e. Pelayanan Informasi Obat
RSUP Fatmawati telah melakukan pelayanan informasi obat yang dilakukan
oleh apoteker selama 24 jam atau on call. Berbagai bentuk kegiatan pelayanan
informasi obat seperti yang ada pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi
telah dilakukan di RSUP Fatmawati. Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan
meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi, stabilitas, harga, efek
samping, dosis, interaksi, kompatibilitas, ketersediaan, kontraindikasi,
farmakokinetik, farmakodinamik, toksisitas, cara pemakaian, cara penyimpanan,
indikasi, dan keracunan dari suatu obat, serta pertanyaan lain-lain. Untuk dapat
menjawab setiap pertanyaan dengan tepat, maka dilakukan usaha penggalian
informasi penanya mengenai identitas pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat
pengobatan pasien, dan riwayat alergi atau efek samping obat yang pernah dialami
pasien. Literatur yang digunakan di pelayanan informasi obat RSUP Fatmawati
adalah literatur tersier.
Pada kegiatan pelayanan informasi obat di RSUP Fatmawati juga dilakukan
dokumentasi yang bertujuan untuk:
1) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan dengan lengkap.
2) Sebagai sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.
3) Sebagai catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
4) Sebagai media pelatihan tenaga farmasi.
5) Sebagai basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan pelayanan.
6) Sebagai bahan audit dalam melaksanakan quality assurance dari pelayanan
informasi obat.
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


63

Evaluasi yang dilakukan terkait dengan pelayanan informasi obat mencakup


penilaian atau pengukuran keberhasilan pelayanan informasi obat dengan cara
membandingkan tingkat keberhasilan sebelum dan sesudah dilaksanakan
pelayanan informasi obat serta pemberian masukan kepada pimpinan dalam
membuat kebijakan di waktu mendatang. Selama tahun 2012, sempat terjadi
penurunan tajam pada jumlah pertanyaan di pelayanan informasi obat. Sekalipun
demikian, setiap pertanyaan tersebut berhasil dijawab oleh apoteker. Kecepatan
menjawab pertanyaan juga telah diusahakan untuk segera dijawab (< 1 jam).
Masalah yang masih dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi
obat adalah keterbatasan jumlah literatur, literatur yang tidak terkini (tidak up to
date), apoteker yang tidak selalu di ruang pelayanan informasi obat, dan jumlah
pertanyaan yang masih sedikit.
f. Monitoring Interaksi Obat
Kegiatan pemantauan interaksi obat di RSUP Fatmawati telah dilakukan
seiring dengan dilakukannya pemantauan terapi obat untuk menemukan masalah
yang berkaitan dengan penggunaan obat. Menurut Standar Prosedur Operasional
(SPO) yang ada, kegiatan pemantauan interaksi obat dilakukan dengan
menggunakan software interaksi obat, namun pada pelaksanaannya kegiatan
analisis masih menggunakan literatur pustaka sehingga membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam menemukan interaksi obat yang berpotensi terjadi. Kegiatan
pemantauan interaksi obat juga tidak dilakukan rutin karena kesibukan apoteker di
pelayanan kefarmasian lainnya sehingga seringkali kegiatan pemantauan interaksi
obat yang dilakukan tidak sampai pada pemberian rekomendasi penanggulangan.
g. Konsultasi Obat
Konsultasi obat diawali dengan memperkenalkan diri kepada pasien.
Kemudian, apoteker mulai menanyakan masalah yang dihadapi pasien terkait
penggunaan obatnya. Apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang diterima pasien
dengan memberitahukan nama obat dan indikasi obat. Dalam menjelaskan atau
memecahkan masalah pasien, apoteker menggunakan alat tulis untuk
memudahkan pasien dalam memahami penjelasan dari apoteker, misalnya
masalah waktu dan frekuensi penggunaan obat pada pasien yang mendapat
polifarmasi. Pasien yang mendapat polifarmasi sering mengalami kesulitan dalam
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


64

hal waktu penggunaan obat. Pasien sering menanyakan apakah semua obat yang
diberikan harus diminum bersamaan atau harus diberi jarak waktu. Pasien juga
menanyakan obat mana yang harus diminum sebelum dan sesudah makan. Setelah
pasien mendapat penjelasan tentang obatnya, apoteker akan meminta pasien untuk
mengulangi penjelasan yang dipaparkan tadi untuk menguji pemahaman pasien.
Jika pasien masih kurang jelas dengan penjelasan yang diberikan, apoteker akan
mengulangi penjelasan tersebut dan meminta pasien untuk mengulangi penjelasan
dari apoteker tersebut. Setelah pasien memahami yang dijelaskan apoteker,
apoteker akan menanyakan masalah lainnya yang dialami pasien yang dapat
dibantu penanganannya oleh apoteker.
Dalam melakukan konsultasi obat, apoteker kurang menggali informasi
dari pasien seperti obat, vitamin, atau jamu apa saja yang pernah atau sedang
dikonsumsi pasien. Apoteker juga tidak menanyakan apakah pasien memiliki
riwayat alergi. Apoteker hanya memberikan informasi tentang obat yang
ditanyakan oleh pasien, informasi lain seperti aturan pakai obat, efek samping
yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya, interaksi yang mungkin terjadi
antara obat dengan obat lain termasuk vitamin dan jamu atau interaksi antara obat
dengan makanan.
h. Edukasi Farmasi
Program edukasi farmasi dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah orang
dalam ruangan tertentu guna mendengarkan penjelasan dari apoteker mengenai
tema tertentu misalnya tema tentang penggunaan dan penyimpanan obat yang
benar. Kegiatan tersebut dilaksanakan kurang lebih satu jam, dimulai dengan
presentasi dari apoteker kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta
diperkenankan bertanya mengenai obat berupa cara pakai, penyimpanan obat, dan
masalah-masalah terkait obat lainnya. Untuk melakukan kegiatan program
edukasi farmasi di rumah sakit diperlukan fasilitas penunjang seperti infocus,
layar, laptop, microphone, dan lain-lain. Pada saat kegiatan, dilakukan pembagian
questioner mengenai tanggapan peserta terhadap kegiatan tersebut. Hasil
questioner tersebut berguna untuk perbaikan dan koreksi terhadap kegiatan
edukasi selanjutnya. Peserta program edukasi banyak yang tidak mengisi
questioner dikarenakan tidak membawa alat tulis. Saat dilaksanakan program
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


65

edukasi di Depo Askes, perhatian peserta edukasi terbagi antara mendengarkan


pemaparan presenter dengan mendengarkan panggilan petugas depo farmasi yang
akan memberikan obat.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati
dibagi menjadi beberapa sub bagian, antara lain:
1) TU Farmasi dan SDM Farmasi serta Pencatatan dan Pelaporan
Seluruh kegiatan administrasi dan pelaporan Instalasi Farmasi RSUP
Fatmawati dilakukan di Tata Usaha Farmasi. Tujuan kegiatan administrasi dan
pelaporan dalam pelayanan kefarmasian adalah:
a) Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi
b) Tersedianya informasi yang akurat
c) Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
d) Tersedianya data yang lengkap untuk perencanaan.
Selain itu, kegiatan administrasi dan pelaporan merupakan dasar dari
akreditasi yang dilakukan di rumah sakit. RSUP Fatmawati sebagai RS
pemerintah wajib melaporkan seluruh kegiatan yang dilakukan, pengawasan dari
pemerintah dilakukan dengan melakukan audit-audit baik secara internal maupun
eksternal. Jika proses administrasi dan pelaporan yang dilakukan baik, akan
mempermudah audit.
Salah satu laporan yang dilakukan adalah laporan penggunaan obat narkotika
dan psikotropika. Laporan penggunaan obat narkotika dilakukan setiap bulan dan
laporan penggunaan obat psikotropika dilakukan setiap tahun, namun tetap
dilakukan perekapan penggunaan obat psikotropika setiap bulannya.
2) Gudang Farmasi
Gudang Farmasi melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan kesehatan di
RSUP Fatmawati dari perencanaan sampai pembuatan laporan. Perencanaan
dibuat berdasarkan analisa penjualan masing-masing depo dan pemakaian obat
serta alkes floor stock tiap ruang, selain itu perencanaan juga dibuat berdasarkan
data epidemiologi di RSUP Fatmawati. Data epidemiologi bisa didapat dari
laporan 10 besar penyakit di RSUP Fatmawati yang selalu diberikan IRMIK ke
TU Farmasi setiap bulan. Dalam perencanaan pengadaan perbekalan farmasi,
usulan-usulan dari depo-depo farmasi juga bisa menjadi rujukan perencanaan,
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


66

untuk mengetahui obat apa saja yang belum terlayani atau untuk mengetahui obat
yang banyak diresepkan oleh dokter. Pemilihan perbekalan farmasinya
berdasarkan DOEN, DPHO Askes, dan Formularium RSUP Fatmawati. Tahap
perencanaan merupakan tahap yang krusial, perencanaan harus dibuat sebaik
mungkin untuk menjamin ketersediaan perbekalan farmasi di RSUP Fatmawati.
Pengadaan yang dilakukan oleh RSUP Fatmawati dengan cara pembelian
telah sesuai dengan ketentuan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah karena sebagai rumah sakit pemerintah aset
yang ada di RSUP Fatmawati merupakan aset pemerintah. Kegiatan produksi di
RSUP Fatmawati juga merupakan salah satu kegiatan pengadaan. Selain dengan
pembelian dan produksi, pengadaan juga dilakukan untuk obat-obat program
pemerintah yang gratis. Syarat pengadaan obat-obat ini adalah pengajuan
permohonan kepada Dinas Kesehatan dan pembuatan laporan penggunaan obat
program tersebut secara periodik. Obat program ini juga hanya dapat
dipergunakan bagi pasien tertentu yang sesuai dengan kriteria.
Setelah barang datang, dilakukan proses penerimaan barang oleh tim
penerima. Ruang tim penerima sudah strategis karena terletak di bagian depan
gudang farmasi sehingga pengecekan barang bisa langsung dilakukan. Jika semua
syarat yang harus dicek sudah lengkap dan sesuai dengan faktur, tim penerima
menyerahkan barang ke gudang farmasi untuk disimpan. Penyerahan barang
dilakukan dengan membuat Berita Acara Penerimaan barang sebagai bukti bahwa
barang yang diterima terjamin kesesuaiannya. Penyimpanan seluruh perbekalan
farmasi dilakukan di gudang famasi secara terpisah sesuai dengan
pengelompokannya. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun masih ada atau
sebagian ditempatkan bersama dengan ruang penyimpanan obat. Seluruh label
untuk obat karsinogen, bahan berbahaya dan beracun telah ditempelkan sesuai
dengan tempatnya. Begitu pula dengan lembar MSDS untuk bahan B3, tidak
seluruhnya ditempel di dinding, tetapi ada juga berupa buku yang diletakkan di
dekat bahan B3 tersebut. Penyimpanan gas medis dilakukan di tempat yang
terpisah dari gudang induk, gas medis yang terdapat di RSUP Fatmawati antara
lain O2 kecil (1 m3) dan O2 besar (6 m3), N2O 25 kg dan CO2 25 kg disimpan
berdasarkan ukuran dan pada tabung terdapat tanda B3 mudah meledak. Tempat
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


67

dan sarana penyimpanan perbekalan farmasi secara keseluruhan terlihat bersih.


Petugas melaksanakan pencatatan pemasukan, pengeluaran, dan stok perbekalan
farmasi ke dalam kartu persediaan dan dalam Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit (SIRS).
3) Produksi Farmasi
Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati memiliki ruang produksi farmasi untuk
sediaan farmasi non steril dan steril. Produksi sediaan farmasi yang dilakukan
merupakan produksi untuk keperluan rumah sakit itu sendiri, sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
Kegiatan produksi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengadaan obat tertentu (mendapatkan obat dengan harga yang lebih murah
sehingga pasien tidak membayar terlalu mahal untuk suatu obat dan lebih
menjamin kualitas obat yang dihasilkan). Selain itu, produksi juga memudahkan
penerimaan obat oleh pasien atau tenaga kesehatan lainnya karena sudah dikemas
kembali menjadi sediaan yang telah sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan
produk yang tidak dijual di pasaran seperti pembuatan kapsul NaCl dan kapsul
Natrium Bikarbonat.
Pada mulanya terdapat 73 formula standar yang terdapat di ruang produksi
RSUP Fatmawati, namun hanya 43 item yang masih diproduksi sampai saat ini.
Artinya, hanya 58,9 % item obat yang masih diproduksi. Setiap kali petugas akan
melakukan produksi, petugas harus mengisi formulir master formula baik untuk
pembuatan atau pengenceran atau pengemasan kembali pada setiap tahapan
kegiatan produksi. Formulir master formula berfungsi sebagai dokumentasi dari
kegiatan produksi yang dilakukan dan juga merupakan bukti bahwa produksi yang
dilaksanakan sesuai dengan CPOB.
Setelah produk dihasilkan, produk dikemas dan diberi etiket serta tanggal
kadaluwarsa. Penyimpanan produk jadi masih dilakukan di ruang produksi sendiri
karena keterbatasan sumber daya, sementara obat-obat hasil produksi merupakan
persediaan gudang. Petugas depo farmasi yang membutuhkan produk dari
produksi non steril datang ke gudang farmasi untuk mendapatkan formulir bon
obat lalu datang ke produksi farmasi non steril untuk mendapatkan produknya
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


68

kemudian melaporkannya ke gudang farmasi dengan membawa formulir bon


obat. Pendistribusian obat seperti ini memiliki kekurangan karena dapat
menyebabkan timbulnya kesalahan pencatatan stok produk.
Peran apoteker sangat penting dalam mempersiapkan rekonstitusi obat kanker,
diantaranya memastikan dosis yang sesuai dengan luas permukaan tubuh pasien.
Walaupun dalam prakteknya rekonstitusi dilakukan oleh tenaga teknis
kefarmasian, akan tetapi di RSUP Fatmawati diberlakukan kebijakan agar semua
tenaga teknis kefarmasian bisa melakukan rekonstitusi termasuk apoteker. Ini
dilakukan karena paparan obat kanker secara terus menerus akan membahayakan
petugas, serta perlu tenaga kesehatan yang paham akan ketelitian dosis,
melakukan teknis aseptis dan melakukan semua prosedur secara hati-hati. Sebagai
apoteker yang bertugas di produksi steril ini, harus mampu menghitung dosis yang
tepat dari suatu zat anti kanker, serta dikaji apakah obat tersebut sesuai dengan
diagnosis pasien. apoteker juga harus dapat menentukan macam pelarut serta
mengetahui dari literatur tentang kestabilan zat aktif obat kanker.
Bagi pasien kanker, pelaksanaan kegiatan penitipan obat sitostatika
dilakukan minimal 3 hari sebelum obat digunakan untuk perawatan. Pada saat
obat diperlukan untuk perawatan, maka dilakukan permintaan pencampuran obat
sitostatika dari ruang kemoterapi pasien ke produksi farmasi steril. Obat
sitostatika harus disiapkan selalu baru karena pada umumnya, obat sitostatika
memiliki waktu kadaluwarsa selama 24 jam sehingga obat yang telah disiapkan
harus segera digunakan. Setelah obat selesai disiapkan, petugas produksi farmasi
akan membawa obat tersebut ke ruang kemoterapi pasien.
Beberapa waktu terakhir ini, pasien dengan diagnosa kanker payudara dan
serviks merupakan pasien yang paling banyak ditemui. Petugas biasanya
merekonstitusi 12 hingga 15 resep. Beberapa temuan yang diperoleh dari
kegiatan orientasi produksi steril adalah tidak dilakukan pemantauan atau
monitoring lingkungan seperti jumlah mikroba dan pemantauan jumlah partikel
di BSC misalnya dengan metode settle plate (cawan papar) atau menggunakan
alat particle counter dikarenakan keterbatasan waktu serta SDM untuk
melakukannya.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


69

4) Depo Instalasi Rawat Jalan


Depo Instalasi Rawat Jalan telah melakukan prosedur penyiapan obat rawat
jalan secara individual prescription dengan baik. Depo Instalasi Rawat Jalan
lantai 1 khusus melayani pasien tunai, jaminan kantor, dan pasien HIV. Depo
Instalasi Rawat Jalan lantai 2 khusus melayani pasien Kartu Jakarta Sehat
(KJS). Sedangkan depo Instalasi Rawat Jalan lantai 3 khusus melayani pasien
Jamkesmas, Jamkesda Depok dan Tangerang Selatan, serta pasien TBC. Obat-
obatan HIV dan TBC merupakan obat-obatan program pemerintah yang
pengeluarannya dipantau oleh tim HIV dan tim TBC untuk kemudian dilaporkan
setiap bulannya ke Departemen Kesehatan RI.
Berdasarkan pengamatan penyimpanan obat-obat LASA di Depo Instalasi
Rawat Jalan lantai 1, 2 dan 3 masih ada beberapa obat yang belum ditempel label
LASA serta pada penyusunannya tidak diselingi dengan minimal 2 obat non
kategori LASA di antaranya, hal ini disebabkan karena keterbatasan luas
ruangan dan kendala kesulitan untuk mencari obat karena penyusunan obat
secara alfabetis akan terganggu oleh banyaknya obat-obatan yang termasuk
LASA. Pada depo farmasi IRJ lantai 1, 2 dan 3 juga ditemukan beberapa obat
keras yang terpajang di etalase depan umumnya berupa sediaan sirup dan topikal,
seharusnya obat keras ini disimpan di dalam depo. Selain itu, pada depo farmasi
IRJ lantai 1, 2, dan 3 persyaratan lemari narkotika telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku yaitu terdiri dari dua pintu dengan kunci terpisah, namun dalam hal
ini penyimpanan narkotika dan psikotropika berada di dalam satu lemari
narkotika, hal ini dikarenakan jumlah sediaan narkotika yang sedikit sehingga
pada pelaksanaannya di dalam salah satu lemari terdapat pintu lagi di dalamnya
dengan kunci terpisah dari dua kunci pintu yang ada di depan.
Pembayaran di IRJ lantai 1 berdasarkan harga obat dengan persyaratan hanya
berupa resep asli, sedangkan pembayaran pada IRJ lantai 2 dan 3 berdasarkan
jaminan INA-CBGs (Indonesia Case Based Groups). Besarnya jaminan INA-
CBGs per hari yaitu sebesar Rp 350.000 – Rp 400.000,- untuk keseluruhan
pelayanan kesehatan dengan pembatasan farmasi sebesar Rp 150.000,-. Jika
jumlah obat yang harus diberikan kepada pasien lebih dari Rp 150.000,- maka
pasien akan diberi copy resep yang dapat dilayani dikemudian hari beserta
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


70

persyaratan SJP asli yaitu kertas warna merah muda dari loket 9 yang terdapat
pada IRJ lantai 1, fotokopi pendaftaran dan rujukan asli dari puskesmas yang
ditujukan untuk RSUP Fatmawati.
5) Depo Askes
Pasien Askes merupakan pasien yang paling banyak di RSUP Fatmawati.
Mulai tanggal 1 April 2013, pasien Askes yang semula dilayani di lantai 2 dan 3
gedung Instalasi Rawat Jalan, sekarang dilayani di Depo Askes. Depo farmasi
instalasi rawat jalan lantai 2 melayani pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS),
sedangkan depo farmasi instalasi rawat jalan lantai 3 melayani pasien Jamkesmas
dan Jamkesda (seperti Jamkesda Tangerang, Jamkesda Bogor, Jamkesda Depok,
dan lain-lain). Acuan yang dapat digunakan dalam melayani pasien Askes adalah
DPHO Askes. Acuan tersebut digunakan untuk mengetahui obat-obat apa saja
yang dapat diberikan kepada pasien Askes beserta batasan jumlah maksimal yang
dapat diberikan.
Alur pelayanan resep dimulai dari pasien membawa resep beserta berkas-
berkas yang diperlukan sebagai persyaratan dan diberikan kepada petugas.
Petugas akan melakukan pengecekan kelengkapan berkas dan pengecekan obat-
obat dalam resep (apakah obat-obat tersebut sesuai dengan pedoman dan dapat
diserahkan kepada pasien). Kemudian, resep diinput untuk pemotongan stok obat,
lalu dilakukan pembuatan etiket, penyiapan obat, dan penyerahan. Masing-masing
tahap dikerjakan oleh orang yang berbeda. Pada masing-masing tahap akan
dilakukan pemberian stempel HETIP (Harga Etiket Timbang Isi Penyerahan).
Pemberian stempel tersebut dimaksudkan agar dapat dilakukan pengecekan
kembali apabila terjadi kesalahan.
Sebelum pembuatan etiket, petugas terlebih dahulu memeriksa kartu rujukan
dan menuliskan keterangan tanggal dan obat-obat yang diberikan pada kartu
rujukan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat dilakukan pengecekan apabila
pasien sebelumnya telah mendapatkan obat yang sama atau pasien sebelumnya
telah menebus obat tersebut dengan jumlah maksimal. Pada bagian ini, petugas
akan membuatkan salinan resep untuk obat-obat yang tidak terdapat di Depo
Askes sehingga pasien dapat menebusnya di apotek lain.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


71

Setelah etiket dibuat, selanjutnya petugas akan melakukan penyiapan obat,


baik obat jadi maupun obat racikan. Penyiapan obat jadi dilakukan dengan
memasukkan obat ke dalam etiket sesuai dengan jumlah yang tertera di etiket.
Untuk mempermudah penyiapan, obat-obat fast moving diletakkan di meja
tersendiri sehingga petugas akan lebih cepat dalam mengambil obat yang
dibutuhkan. Untuk obat yang tidak dikemas dalam kemasan blister, obat
dimasukkan ke dalam etiket dengan menggunakan peralatan seadanya karena
tidak tersedia alat hitung tablet. Hal ini dapat mengakibatkan kontaminasi obat
apalagi jika obat dimasukkan ke dalam etiket menggunakan tangan.
Setelah obat disiapkan, obat dibawa oleh petugas ke bagian penyerahan. Alur
penyerahan obat meliputi verifikasi nomor pasien, verifikasi identitas pasien,
pemberian informasi singkat mengenai penggunaan obat, kemudian petugas
meminta nomor telepon pasien yang dapat dihubungi, dan meminta tanda tangan
pasien. Pemberian informasi obat dilakukan secara singkat. Informasi yang
diberikan kepada pasien hanyalah informasi mengenai indikasi dan aturan pakai
obat. Hal tersebut dikarenakan banyaknya jumlah pasien yang dilayani sehingga
waktu pemberian informasi obat menjadi sangat singkat. Jumlah resep yang
dilayani Depo Askes lebih kurang 200-300 resep per hari.
Dengan jumlah tersebut, terkadang tidak semua pasien dapat terlayani.
Terkadang masih terdapat pasien yang belum dilayani, meskipun jam pelayanan
telah selesai. Hal ini dikarenakan kurangnya SDM yang terdapat di Depo Askes.
Selain itu, seringkali pekerjaan yang berbeda dilakukan oleh orang yang sama,
misalnya selain melakukan penyerahan obat, petugas tersebut juga melakukan
penyiapan obat.
Obat yang sering diresepkan di Depo Askes adalah obat - obat jantung. Selain
itu, terdapat obat spesifik yang dilayani di Depo Askes yaitu obat-obat
kemoterapi. Namun, untuk obat-obat kemoterapi, yang dilayani di Depo Askes
hanya berkas-berkasnya saja, sedangkan obatnya dititipkan di ruang produksi
steril di Instalasi Farmasi. Hal ini dikarenakan hanya gudang farmasi dan produksi
farmasi steril yang boleh menyimpan obat - obat kemoterapi. Obat akan diberikan
kepada pasien setelah direkonstitusi dan diantarkan ke ruang kemoterapi pada saat
kemoterapi akan dilakukan. Selain melayani obat DPHO Askes, Depo Askes juga
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


72

melayani obat non DPHO Askes, tetapi untuk obat-obat tersebut pasien dikenakan
biaya. Untuk obat non DPHO Askes, pembayaran dilakukan setelah penyerahan
obat. Sedangkan untuk pasien peserta Askes yang mendapatkan obat-obat DPHO
Askes, pembayaran dilakukan dengan cara melakukan klaim ke PT. ASKES.
Setelah selesai pelayanan, dilakukan input data kembali menggunakan
program yang terhubung dengan PT. ASKES. Klaim Askes dilakukan oleh
Instalasi Penagihan Pasien (IPP). Oleh karena itu, di Depo Askes disediakan
komputer yang digunakan untuk klaim Askes. Pembayaran untuk pasien peserta
Jamkesda menggunakan sistem INA CBG’s yaitu pembayaran berdasarkan paket-
paket yang telah ditentukan. Apabila tagihan pasien melebihi biaya paket yang
diberikan, selebihnya akan menjadi beban rumah sakit. Sedangkan bila tagihan
pasien kurang dari paketnya, kelebihan tersebut akan menjadi keuntungan rumah
sakit yang dapat digunakan untuk menutupi tagihan pasien yang menjadi beban
rumah sakit. Dengan demikian, terjadi subsidi silang antara pasien yang
tagihannya melebihi paket dengan pasien yang tagihannya kurang dari paket.
Penyimpanan barang di Depo Askes dilakukan berdasarkan jenis sediaannya, suhu
penyimpanan, dan disusun secara alfabetis. Obat narkotika dan psikotropika
disimpan di lemari khusus (double lock). Pelaporan yang dibuat oleh Depo Askes
antara lain laporan analisa penjualan antara lain obat generik dan non generik,
narkotika dan psikotropika, jumlah resep dan jumlah R/. Penghitungan jumlah
resep dan jumlah R/ dilakukan untuk mengetahui jumlah pasien yang dilayani dan
mengetahui beban kerja pegawai di Depo Askes.
6) Depo Teratai A dan B
Depo farmasi rawat inap merupakan depo yang menyediakan perbekalan
farmasi (obat dan alkes) bagi pasien rawat inap gedung teratai. Depo ini memiliki
SDM sebanyak 29 orang, dengan perincian apoteker sebanyak 3 orang,
petugas perincian (billing) sebanyak 6 orang, juru resep sebanyak 3 orang dan
17 orang merupakan tenaga teknis kefarmasian. Kegiatan - kegiatan yang
dilakukan di depo farmasi rawat inap diantaranya pengadaan obat, penyiapan
obat, distribusi hingga dokumentasi.
Sistem pengadaan obat dilakukan berdasarkan sistem satu pintu dari
Instalasi Farmasi. IFRS bertanggung jawab terhadap obat yang beredar dan
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


73

penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit secara keseluruhan.
Tanggung jawab ini termasuk pengadaan, penyimpanan, penyiapan obat untuk
konsumsi dan distribusi obat ke unit perawatan penderita. Oleh karena itu,
sistem pendistribusian obat dari IFRS ke daerah perawatan pasien harus sesuai
untuk efisiensi penggunaan sarana, personel, waktu dan juga mencegah
kesalahan atau kekeliruan agar dapat terpenuhi persyaratan penyampaian obat
yang baik yaitu benar obat, benar waktu dan frekuensi, benar dosis, benar rute
pemberian, benar pasien, benar informasi dan benar dokumentasi.
Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap yang diterapkan setiap
rumah sakit bervariasi, hal ini tergantung pada kebijakan rumah sakit, kondisi
dan keberadaan fasilitas fisik, personel dan tata ruang rumah sakit. Di antara
sistem distribusi yang digunakan di depo farmasi rawat inap,
sistem dosis unit merupakan sistem distribusi yang paling menguntungkan
diantara sistem distribusi lainnya. Sistem ini memiliki beberapa keuntungan
diantaranya adalah pasien menerima pelayanan 24 jam sehari dan pasien hanya
membayar obat yang dikonsumsinya saja, semua dosis yang diperlukan pada
ruang perawat telah disiapkan oleh petugas depo farmasi. Hal ini membuat
perawat mempunyai waktu lebih banyak untuk perawatan langsung pasien,
sistem ini juga menghemat ruangan perawat dengan meniadakan persediaan
obat- obatan dan kemasan dosis unit dapat mengurangi kesempatan terjadinya
kesalahan obat, juga membantu penelusuran kembali kemasan apabila terjadi
penarikan obat. Namun, sistem ini juga memiliki beberapa keterbatasan
diantaranya adalah sistem ini mengharuskan obat harus sudah siap
dikonsumsi sebelum jam makan pasien sehingga perlu teknik kerja yang cepat
dan tepat, serta kebutuhan tenaga farmasi lebih banyak. Namun pada
kenyataannya, peran apoteker belum optimal, karena proses mulai dari
penerimaan resep hingga penyerahan obat ke ruang pasien lebih banyak dilakukan
oleh asisten apoteker sehingga evaluasi kerasionalan penggunaan obat pasien
masih belum dapat dilakukan secara maksimal.
Tiap pasien memiliki map yang berisi formulir instruksi obat, kardeks, lembar
resep dan formulir pemberian obat insidentil. Formulir pemberian obat insidentil
adalah formulir untuk mencatat obat atau alat kesehatan yang diambil dari lemari
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


74

emergency yang digunakan oleh pasien. Dalam formulir ini tercantum nama,
alamat, umur pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis, diagnosa, nama dan
jumlah obat yang digunakan per hari dan tanda tangan petugas administrasi
farmasi.
Pengadaan barang di depo rawat inap berasal dari gudang farmasi,
permintaan barang dilakukan setiap hari dengan menggunakan formulir
permintaan barang. Setiap harinya depo rawat inap akan membuat
perincian kebutuhan yang diinput ke komputer secara online dengan sistem
di gudang farmasi dan selanjutnya permintaan perbekalan farmasi akan
disiapkan oleh petugas gudang farmasi. Setelah perbekalan farmasi yang diminta
disiapkan, petugas gudang farmasi akan mengkonfirmasi petugas depo farmasi
melalui telepon untuk pengambilan barang dan selanjutnya dilakukan serah
terima barang antara petugas gudang farmasi dan petugas depo farmasi. Pada
saat penerimaan barang, petugas depo farmasi harus mengecek barang yang
diminta untuk memastikan kesesuaian jenis atau bentuk sediaan, jumlah, tanggal
expired date, kondisi fisik barang dan kekuatan sediaan. Setelah dilakukan
verifikasi, secara otomatis maka stok barang yang diminta oleh depo farmasi
rawat inap telah menjadi stok di depo rawat inap di dalam sistem. Dengan adanya
sistem ini, maka memungkinkan stok obat di depo farmasi dan di sistem sama
besarnya (real stock). Namun, hal ini terkadang masih belum berjalan dengan
baik, stok di depo farmasi terkadang berbeda dengan stok yang ada di sistem.
Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah kurangnya SDM untuk
memantau stok yang ada. Terkadang obat-obat yang sudah digunakan lupa
untuk diinput ke sistem.
Penyimpanan perbekalan farmasi yang tersedia di depo farmasi ini cukup
lengkap dan disusun dengan teratur. Obat dipisahkan antara generik dan non
generik, bentuk sediaan dan disusun berdasarkan alfabetis agar memudahkan
pengambilan sehingga mempercepat pelayanan. Obat-obat yang memerlukan
penyimpanan suhu dingin ditempatkan pada pharmaceutical refrigerator. Obat-
obat mahal dan mudah pecah disimpan di dalam lemari kaca dan terkunci. Hal
ini bertujuan agar mencegah hilang atau pecahnya obat. Sediaan nutrisi juga

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


75

disimpan rapi dan terlindung dari cahaya dengan tujuan untuk menjaga kestabilan
sediaan tersebut.
Depo Farmasi Teratai memiliki beberapa unit lemari emergency
yang berisi obat dan alat kesehatan life saving. Lemari-lemari ini disediakan di
ruang HCU (High Care Unit) lantai 4 Utara, 5 Selatan dan 6 Selatan. Obat dan
alkes yang terdapat dalam lemari emergency dapat langsung digunakan tanpa
harus menunggu penyediaan dari depo farmasi. Setiap petugas mengambil obat
dan alkes dari lemari emergency harus mencatat di lembar insidentil per pasien
guna dimasukkan ke dalam tagihan pasien. Isi dari lemari emergency memiliki
standar baku. Jumlah obat yang disediakan cukup untuk memenuhi kebutuhan
dalam satu malam. Setiap harinya petugas depo farmasi memiliki tugas
untuk mengecek persediaan obat dan alkes dalam lemari emergency, mencatat
pasien yang menggunakan dan mengisi kembali jika terdapat kekurangan sesuai
dengan standar baku.
Selain lemari emergency, depo farmasi juga menyiapkan kit emergency yang
disimpan di ruang perawat, yang bertanggung jawab terhadap kit emergency
tersebut adalah kepala ruangan (perawat) pada masing-masing ruangan. Kit
emergency dilengkapi gembok sekali pakai dengan nomor seri yang ditulis oleh
petugas depo farmasi.
Depo farmasi rawat inap juga menyediakan paket-paket kebidanan yang
digunakan di lantai satu gedung teratai (emergency kebidanan). Paket-paket ini
disediakan agar mempercepat pelayanan obat dan alkes sampai kepada pasien
tanpa harus menunggu penyediaan dari depo farmasi. Paket-paket ini berisi obat
dan alkes yang dibutuhkan untuk pasien yang membutuhkan tindakan
penanganan yang cepat karena berhubungan dengan nyawa. Terdapat delapan
jenis paket yang tersedia antara lain Paket Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET), Paket Ketuban Pecah Dini (KPD), Paket Hamil Kontraksi, Paket
Partus Sectio, Paket Abortus Curetage, Paket Haemorogic Post Partum
(HPP), Paket PreEklampsia Berat (PEB) dan Paket Partus Normal.
Sistem distribusi yang digunakan cukup beragam diantaranya resep
individual, floor stock dan dosis unit. Sistem distribusi resep individual adalah
sistem order atau resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien melalui perawat ke
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


76

ruang pasien tersebut. Dalam sistem ini, resep orisinil oleh perawat dikirim ke
depo farmasi, kemudian resep diproses sesuai kaidah dispensing yang baik dan
obat disiapkan untuk didistribusikan kepada pasien. Sistem ini diterapkan di lantai
tiga untuk pasien anak-anak yang masih mendapatkan puyer dan lantai 2
kebidanan. Selanjutnya, sistem distribusi floor stock merupakan suatu sistem
dengan cara kelompok obat tertentu disimpan di ruang perawatan untuk
digunakan oleh seluruh pasien, biaya penggunaan obat-obat ini dihitung sebagai
biaya perawatan. Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah obat
penggunaan umum yang terdiri atas obat yang tertera dalam daftar yang telah
ditetapkan oleh TFT dan IFRS yang tersedia di ruang perawat, seperti
kapas, alkohol, masker. Apoteker bertanggung jawab dan bekerja sama
dengan bidang keperawatan untuk menyediakan obat dan meningkatkan
pelayanan. Sistem distribusi terakhir adalah sistem distribusi dosis unit, yaitu
sistem distribusi obat yang diresepkan oleh dokter untuk penderita selama 24
jam atau beberapa jenis obat yang masing-masing dalam kemasan dosis unit
tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu tertentu.
Untuk penyediaan dosis unit, satu petugas depo farmasi bertanggung jawab
terhadap sejumlah pasien yang dirawat pada bagian utara dan selatan Teratai
di tiap lantai yang menerapkan sistem ini. Proses penyiapan dosis unit oleh
petugas dimulai dari pagi hari, dimulai dari pemilahan obat, penyiapan obat ke
dalam kemasan dosis unit, pengecekan kembali hingga peletakkan di dalam
trolley dosis unit sesuai dengan nama pasien. Selanjutnya, sore hari pukul 15.00
petugas depo farmasi yang bertanggung jawab mengantarkan obat dengan
menggunakan trolley dosis unit ke ruangan perawat untuk selanjutnya
dilakukan serah terima dan dilakukan pengecekan kembali. Hal ini sangat efektif
untuk memastikan bahwa obat yang diterima oleh pasien adalah obat yang
sesuai dengan yang diresepkan dan tidak ada duplikasi obat.
Pelaporan yang dikerjakan di depo farmasi rawat inap sama halnya dengan
depo-depo farmasi lainnya, diantaranya adalah laporan analisa penjualan dan
laporan tagihan pasien, laporan pemakaian obat-obat narkotika dan psikotropika,
laporan penulisan resep obat generik dan non generik, laporan medication
error dan stok opname setiap 3 bulan.
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


77

7) Depo Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan Instalasi Rawat Intensif (IRI)
Pasien-pasien yang masuk Instalasi Gawat Darurat dipilih atau dipisahkan
sesuai kondisi dan tingkat keparahan pasien. Pasien yang butuh penanganan
segera atau dalam kondisi parah akan masuk ruangan resusitasi untuk
mendapatkan tindakan medis sesuai yang dibutuhkan pasien. Pasien yang
membutuhkan tindakan bedah akan di bawa ke ruang P2 atau ruang kuning.
Pasien yang masuk ruang triase tidak mendapat tindakan apapun dan hanya
diperiksa tanda-tanda vital dari pasien tersebut. Pasien yang masuk ruang
Intermediate Ward (IW) merupakan pasien rawat inap yang mengantri kamar di
gedung rawat inap. Pendistribusian obat untuk pasien-pasien rawat inap dilakukan
dengan sistem unit dose, sedangkan pasien rawat jalan pendistribusiannya
dilakukan dengan sistem individual prescription. Di instalasi gawat darurat
terdapat lemari emergency yang selalu diperiksa setiap pergantian shift sebanyak
tiga kali sehari, sedangkan di ruang rawat inap seperti ruang ICU, NICU, PICU
lemari emergency hanya diperiksa satu kali sehari. Lemari emergency diperiksa
jumlahnya dan siapa yang menggunakan obat tersebut pada lembar insidentil. Jika
terjadi ketidaksesuaian antara jumlah obat yang tersisa di lemari emergency
dengan yang terdapat pada lembar insidentil maka petugas depo farmasi akan
mencatatnya dan mengkonfirmasikan hal tersebut kepada perawat.
Alur permintaan obat dan alat kesehatan di depo IGD dimulai dengan pasien
masuk IGD, kemudian pasien ditempatkan di ruang sesuai kondisi pasien. Pasien
yang masuk ruang P2 akan mendapat paket yang berisi obat maupun alat
kesehatan ke depo farmasi IGD. Pasien yang masuk ruang resusitasi akan
mendapatkan paket yang telah ada di ruang resusitasi tersebut melalui perawat.
Perawat akan mencatat nama pasien yang menggunakan paket tersebut. Barang
dalam paket yang tidak digunakan oleh pasien akan dikembalikan ke depo farmasi
IGD dan dibuat rincian penagihan untuk obat dan alat yang telah dipakai oleh
pasien.
8) Depo Instalasi Bedah Sentral
Lemari emergensi hanya terdapat di OK Cito karena operasi bersifat segera
dan depo farmasi berada di lantai 2. Permintaan obat dan alat kesehatan antara
penata anestesi dan penata bedah dibedakan untuk mempermudah pendistribusian
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


78

keperluan setiap penata. Pada saat perincian biaya, permintaan obat dan alat
kesehatan penata anestesi dan bedah akan digabungkan. Obat di Depo Instalasi
Bedah Sentral disimpan pada lemari yang terpisah dari alat kesehatan, namun obat
tidak disusun sesuai abjad. Menurut ketentuan yang berlaku, obat seharusnya
disusun sesuai abjad untuk mempermudah pengambilan saat diperlukan. Obat
tidak disusun sesuai abjad karena fasilitas lemari penyimpanan yang sempit. Obat
yang memerlukan suhu dingin disimpan di pharmaceutical refrigerator yang
dilengkapi dengan monitor suhu.
9) PIO
RSUP Fatmawati telah melakukan pelayanan informasi obat yang
dilakukan oleh apoteker selama 24 jam atau on call dengan nomor 1382.
Berbagai bentuk kegiatan pelayanan informasi obat seperti yang ada pada
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi telah dilakukan
di RSUP Fatmawati. Pertanyaan - pertanyaan yang diajukan meliputi
pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi, stabilitas, harga, efek samping,
dosis, interaksi, kompatibilitas, ketersediaan, kontraindikasi, farmakokinetik,
farmakodinamik, toksisitas, cara pemakaian, cara penyimpanan, indikasi, dan
keracunan dari suatu obat, serta pertanyaan lain-lain. Pertanyaan terbanyak
adalah mengenai dosis obat. Untuk dapat menjawab setiap pertanyaan dengan
tepat, maka dilakukan usaha penggalian informasi penanya mengenai identitas
pasien, riwayat penyakit pasien, riwayat pengobatan pasien, dan riwayat alergi
atau efek samping obat yang pernah dialami pasien. Literatur yang digunakan di
pelayanan informasi obat RSUP Fatmawati adalah literatur tersier, paling banyak
menggunakan DIH (Drug Information Handbook).
Pada kegiatan pelayanan informasi obat di RSUP Fatmawati juga
dilakukan dokumentasi yang bertujuan untuk:
a) Mengingatkan apoteker tentang informasi pendukung yang diperlukan dalam
menjawab pertanyaan dengan lengkap.
b) Sebagai sumber informasi apabila ada pertanyaan serupa.
c) Sebagai catatan yang mungkin akan diperlukan kembali oleh penanya.
d) Sebagai media pelatihan tenaga farmasi.
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


79

e) Sebagai basis data penelitian, analisis, evaluasi, dan perencanaan pelayanan.


f) Sebagai bahan audit dalam melaksanakan quality assurance dari pelayanan
informasi obat.
Evaluasi yang dilakukan terkait dengan pelayanan informasi obat
mencakup penilaian atau pengukuran keberhasilan pelayanan informasi obat
dengan cara membandingkan tingkat keberhasilan sebelum dan sesudah
dilaksanakan pelayanan informasi obat serta pemberian masukan kepada
pimpinan dalam membuat kebijakan di waktu mendatang. Selama tahun 2012
sempat terjadi penurunan tajam pada jumlah pertanyaan di pelayanan informasi
obat. Sekalipun demikian, setiap pertanyaan tersebut berhasil dijawab oleh
apoteker. Kecepatan menjawab pertanyaan juga telah diusahakan untuk segera
dijawab (< 1 jam). Berdasarkan hasil perhitungan pada bulan September
2013, sebanyak 69,23 % pertanyaan dapat dijawab dalam waktu < 1 jam.
Masalah yang masih dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan informasi
obat adalah keterbatasan jumlah literatur, literatur yang tidak terkini (tidak up
to date), tidak ada jaringan internet untuk mengupdate informasi maupun
literatur, apoteker yang tidak selalu di ruang pelayanan informasi obat, dan
jumlah pertanyaan yang masih sedikit.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktek kerja profesi
Apoteker di RSUP Fatmawati adalah:
a. Peran dan tanggung jawab apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
(IFRS) Fatmawati adalah melakukan kegiatan pengelolaan perbekalan
farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan perbekalan farmasi
m erupakan su at u si kl us, dimulai dari proses perencanaan, pengadaan,
penyimpanan hingga pendistribusian dengan menggunakan sistem satu pintu.
b. Peran dan fungsi Apoteker dalam kegiatan farmasi klinik di RSUP Fatmawati
yang bersifat profesional antara lain melakukan visite pasien, monitoring
atau review penggunaan obat, monitoring efek samping obat, pemberian dan
edukasi bagi staf farmasi.
c. Kegiatan PKPA di RSUP Fatmawati memberikan wadah bagi calon apoteker
untuk dapat mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang telah diperoleh
sebelumnya.

5.2 Saran
Kegiatan kefarmasian yang dilakukan di RSUP Fatmawati sudah berjalan
baik, namun untuk mempertahankan kinerja serta meningkatkan mutu pelayanan
kefarmasian maka penulis menyarankan beberapa upaya berikut :
a. Untuk meringankan dan memperjelas pembagian kegiatan di Instalasi
Farmasi RSUP Fatmawati, sebaiknya Wakil Kepala Instalasi dibagi menjadi
3 bagian, yaitu: Waka IFRS Pelayanan, Waka IFRS Perbekalan dan Waka
IFRS Farmasi Klinik.
b. Untuk mempermudah proses pelaporan pemakaian Narkotik dan Psikotropik,
maka IFRS dapat melakukan secara online sebagaimana yang telah diterapkan
pada fasilitas pelayanan lain.

80 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


81

c. Pelaporan psikotropik hendaknya dilakukan setiap satu bulan sekali


bersamaan dengan pelaporan narkotik, hal ini dilakukan untuk menjamin data
yang dilaporkan tersebut.
d. Sebaiknya penyimpanan produk hasil produksi disimpan di gudang Farmasi,
untuk mempermudah akses distribusi dan memaksimalkan ruang produksi
hanya untuk kegiatan produksi saja.
e. Untuk rekonstisusi obat yang memerlukan kondisi steril, setelah pengamatan
kami menyarankan agar perlu dilakukan monitoring lingkungan pada saat
dilakukan rekonstitusi.
f. Untuk menunjang kegiatan farmasi klinik, maka perlu diaktifkan kembali
kegiatan konseling (tanpa harus diminta oleh pasien, apoteker harus berperan
aktif dalam menentukan pasien yang membutuhkan konseling).
g. Untuk depo rawat jalan, beri Label LASA pada obat-obat LASA yang belum
dilengkapi penanda untuk meminimalisir kesalahan dalam pengambilan obat,
simpan obat keras di depo bagian dalam atau bagian yang tidak terjangkau
dengan konsumen, dan sediakan lemari psikotropik terpisah.
h. Untuk depo IBS, sebaiknya ditempatkan seorang apoteker sebagai penyelia
depo IBS.
i. Hasil dari tugas yang diberikan kepada para peserta PKPA di RSUP
Fatmawati sangat baik dijadikan acuan atau evaluasi dari kegiatan pelayanan
kefarmasian

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


DAFTAR ACUAN

Daris, Azwar. (2012). Pengantar Hukum dan Etika Farmasi. Tangerang : Duwo
Okta.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kesehatan RI. (2004).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kesehatan RI. (2006)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Direktorat Jenderal Bina Farmasi dan Alat Kesehatan (2008). Pedoman


Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri


Republik Indonesia. (2009). Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi
Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota Keluarganya di Puskesmas,
Balai Kesehatan Masyarakat, dan Rumah Sakit Daerah. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Dalam
Negeri Republik Indonesia.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Jakarta : Sekretariat
Negara RI.

PT. (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia. (2004). Pedoman Bagi Peserta


Askes Sosial. Jakarta : PT. (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia.

RSUP Fatmawati. (2012a). Keputusan Direktur Utama No. HK.


03.05/II.1/1686/2012 (025/FAR) tentang Standar Prosedur Operasional
Hak Akses Sistem Informasi Farmasi. Jakarta : RSUP Fatmawati.

RSUP Fatmawati. (2012b). Keputusan Direktur Utama No. HK.


03.05/II.1/779/2012 tentang Penyimpanan Narkotika Dan Psikotropika.
Jakarta: RSUP Fatmawati.

RSUP Fatmawati. (2012c). Keputusan Direktur Utama No. HK.


03.05/II.1/1612/2012 (025/FAR) tentang Standar Prosedur Operasional
Tata Cara Persuratan, Pelaporan, Pengarsipan di Instalasi Farmasi.
Jakarta : RSUP Fatmawati.

82 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


83

RSUP Fatmawati. (2013) Diunduh dari


http://www.fatmawatihospital.com/konten/details/profil#sejarahsingkat.
Pada : 28 Oktober 2013 Pukul 22.00 WIB.

Siregar, Charles J.P. (2003). Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Terapan. Jakarta :
EGC

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


LAMPIRAN

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


Lampiran 1. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Universitas Indonesia

84
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
85

Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Fatmawati

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


86

Lampiran 3. Alur Pengkajian Resep

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


87

Lampiran 4. Alur Pemantauan Efek Samping Obat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


88

Lampiran 5. Alur Kegiatan Pemantauan Interaksi Obat

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


89

Lampiran 6. Alur Penyimpanan Resep dan Arsip (surat masuk, surat keluar, SK,
Laporan-laporan dan arsip Kepegawaian)

Resep

Arsip

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


90

Lampiran 7. Alur Pemusnahan Resep dan Arsip

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


Lampiran 8. Alur Pengadaan Perbekalan Farmasi
Universitas Indonesia

91
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
92
8

Lampiran 9. Alur Penerimaan Perbekalan Farmasi oleh Tim Penerima

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


93

Lampiran 10. Alur Masuk ke Ruang Produksi Aseptik

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


94

Lampiran 11. Alur Pelayanan Obat Sitostatika Rawat Jalan dan Rawat Inap

Rawat Jalan

Rawat Inap

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


Lampiran 12. Prosedur Penyiapan Obat Rawat Jalan Secara Individual Prescription
Universitas Indonesia

95
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
96

Lampiran 13. Alur Pelayanan Resep di Depo Askes

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


97

Lampiran 14. Alur Distribusi Obat Secara Dosis Unit di Instalasi Farmasi RSUP
Fatmawati

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


98

Lampiran 15. Alur Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan di Depo Instalasi Bedah
Sentral
OK Cito

OK Elektif

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


99

Lampiran 16. Alur Program Pelayanan Informasi Obat

User (pasien/lainnya)
Menyampaikan pertanyaan secara lisan/tertulis

Apoteker
1. Menerima pertanyaan
2. Penilaian penanya dan pertanyaan sesungguhnya

Tidak Ya

Apoteker
1. Pencatatan pertanyaan pada formulir pelayanan informasi obat.
2. Penelusuran jawaban atas pertanyaan dalam literatur.
3. Penyusunan jawaban dalam formulir pelayanan informasi obat.
4. Penyampaian jawaban kepada user.

User
1. Menerima jawaban pertanyaan
2. Memberi respon atas informasi yang telah diberikan

Tidak
Ya

Selesai

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DI RSUP FATMAWATI CILANDAK JAKARTA SELATAN
PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

DAFTAR LABEL SEDIAAN ORAL DI RSUP FATMAWATI

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.


1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR LABEL SEDIAAN ORAL DI RSUP FATMAWATI

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DI RSUP FATMAWATI CILANDAK JAKARTA SELATAN
PERIODE 2 SEPTEMBER – 25 OKTOBER 2013

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Apoteker

MAYA WIDIYANTIANA, S.Farm.


1206329801

ANGKATAN LXXVII

FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3


2.1 Bentuk Sediaan Oral ...................................................................... 3
2.1.1 Tablet................................................................................... . 3
2.1.2 Kapsul dan Kaplet................................................................ 4
2.1.3 Sirup dan Suspensi............................................................... 4
2.1.4 Petunjuk Pemakaian Obat Oral............................................ 4
2.2 Informasi Dalam Penyerahan Obat ............................................... 6
2.3 Peran Apoteker Dalam Penyerahan Obat....................................... 9

BAB 3 METODE PENGKAJIAN.................................................................. 11


3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan....................................................... 11
3.2 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 11

BAB 4 HASIL ................................................................................................... 12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 107


5.1 Kesimpulan...................................................................................... 107
5.2 Saran ............................................................................................... 107

DAFTAR ACUAN............................................................................................. 108

ii Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Minum obat dengan segelas air.................................................. 4


Gambar 2.2 Minum obat saat makan............................................................. 5
Gambar 2.3 Minum obat sebelum makan...................................................... 5
Gambar 2.4 Minum obat setelah makan.................... .................................... 5
Gambar 2.5 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya.
Tidak boleh dipecah atau dikunyah........................................... 5
Gambar 2.6 Minum obat sampai habis....................... ................................... 6

iii Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi obat dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari proses terapi rasional. Pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan pasien
yang menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis,
cara pemberian dan durasi yang tepat sehingga meningkatkan kepatuhan pasien
terhadap proses pengobatan (BPOM RI, 2008).
Proses penyerahan obat seringkali diabaikan dan dianggap kurang penting.
Hal ini sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan
tidak terkontrol dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian
pelayanan kesehatan. Semua proses yang telah dilakukan hingga penentuan obat
untuk pasien akan menjadi tidak berguna bila proses penyerahan obat tidak dapat
menjamin ketepatan pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar dalam
dosis dan jumlah yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat
dalam kemasan yang menjamin kestabilan obat (BPOM RI, 2008).
Pemakaian obat oral adalah cara yang paling lazim karena praktis, mudah
dan aman. Minum obat yang terbaik adalah minum dengan segelas air. Cara
pemakaian obat yang tepat yaitu obat digunakan sesuai dengan petunjuk
penggunaan obat, pada saat yang tepat, dan dalam jangka waktu terapi sesuai
anjuran (Depkes RI, 2006).
Proses penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi tambahan
mengenai peringatan atau hal-hal yang sebaiknya diperhatikan saat menggunakan
obat misalnya melalui pelabelan tertentu yang memberikan informasi obat.
Informasi tambahan pada label yang diberikan bertujuan untuk melengkapi
instruksi yang diberikan oleh dokter, misalnya “Kocok dahulu”, “Obat ini
dikunyah dahulu sebelum ditelan”, “Obat ini harus diminum sampai habis” dan
lain-lain (BPOM RI, 2008).
Peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam upaya
meningkatkan penggunaan obat yang rasional, salah satunya dengan memberikan
informasi tambahan pada label dengan tepat dan jelas guna meningkatkan
pemahaman dan kepatuhan pasien dalam proses terapi. Hal ini dapat dilakukan

1 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


2

dengan membuat daftar label obat sebagai panduan memberi label pada
kemasan obat di lingkungan RSUP Fatmawati.

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan tugas khusus ini adalah untuk:


1.2.1 Memperoleh data jumlah jenis sediaan oral yang terdapat di RSUP
Fatmawati berdasarkan Formularium RSUP Fatmawati Edisi VI tahun
2012.

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bentuk Sediaan Oral


2.1.1 Tablet
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi (FI IV, 1995).
Jenis-jenis tablet, antara lain (Ansel, 2005):
a. Tablet kompresi
Tablet kompresi yaitu tablet yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi
berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya diberi
tambahan sejumlah bahan pembantu antara lain pengisi, pengikat, penghancur,
pelincir dan bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat pemberi rasa.
b. Tablet salut gula
Tablet salut gula yaitu tablet kompresi yang diberi lapisan gula baik berwarna
maupun tidak, lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan.
c. Tablet salut selaput
Tablet salut selaput yaitu tablet disalut dengan selaput tipis dari polimer yang
larut atau tidak larut dalam air maupun membentuk lapisan yang meliputi
tablet.
d. Tablet salut enterik
Tablet salut enterik yaitu tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut
atau hancur di lambung tapi di usus.
e. Tablet sublingual atau bukal
Tablet sublingual yaitu tablet yang disisipkan di pipi atau di bawah lidah
biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung
pipi atau di bawah lidah untuk diabsorpsi melalui mukosa oral.
f. Tablet kunyah
Tablet kunyah yaitu tablet yang segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan
melarut dalam mulut.
g. Tablet effervescent

3 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


4

Tablet effervescent yaitu tablet kompresi yang mengandung bahan yang


mampu melepaskan gas dan berbuih ketika bercampur dengan air. Tablet ini
harus dilarutkan dalam air baru diminum.

2.1.2 Kapsul dan Kaplet


Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga
terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Depkes RI, 1995). Kaplet (kapsul tablet)
adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan biasanya diberi zat
warna yang menarik.

2.1.3 Sirup dan Suspensi


Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa (C12H22O11), tidak kurang dari 64,0% dan
tidak lebih dari 66,0% (FI III, 1979).
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus
yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus
dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan harus
segera terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk
menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan
disebut sebagai emulgator (Joenoes, 1990).

2.1.4 Petunjuk Pemakaian Obat Oral


Pemakaian obat oral adalah cara yang paling lazim, karena sangat praktis,
mudah dan aman. Minum obat yang terbaik adalah minum obat dengan segelas air
(Departemen Kesehatan RI, 2006).

Gambar 2.1 Minum obat dengan segelas air (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


5

Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong)

Gambar 2.2 Minum obat saat makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Gambar 2.3 Minum obat sebelum makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Gambar 2.4 Minum obat setelah makan (Departemen Kesehatan RI, 2006)

Gambar 2.5 Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya.
Tidak boleh dipecah atau dikunyah (Departemen Kesehatan RI,
2006)

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


6

Gambar 2.6 Minum obat sampai habis (Departemen Kesehatan RI, 2006)

a. Sediaan obat bentuk cair, gunakan sendok obat atau alat lain sesuai ukuran
ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.
b. Penderita yang sulit menelan sediaan obat, anjurkan kepada dokter untuk
meminta pilihan bentuk sediaan lain.

Petunjuk pemakaian obat oral untuk bayi/ anak balita :


a. Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok
takar dalam kemasan obatnya.
b. Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang
terasa tidak enak/ pahit.

2.2 Informasi Dalam Penyerahan Obat


Proses penyerahan obat kepada pasien, ada 8 langkah penting yang
sebaiknya dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar
kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggung
jawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan. Hal ini diasumsikan
bahwa pemberi resep telah melakukan diagnosis yang benar serta memilih obat
yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien mempunyai akses terhadap
apotek (BPOM RI, 2008).
Langkah tersebut adalah sebagai berikut (BPOM RI, 2008) :
1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau
pemberi resep (secara tertulis atau lisan ) dan melakukan pengkajian resep
terhadap antara lain :
a) Originalitas (keaslian) resep

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


7

b) Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep


yang meragukan dan tidak jelas
2. Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa
ketepatan instruksi yang tertulis pada resep, terhadap :
a) Nama obat
b) Dosis, cara dan lama pemberian
c) Ketersediaan obat
Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanan.
3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa
atau rusak). Petugas penyerah obat sebaiknya :
a) Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar
b) Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First
In first Out )
c) Melakukan proses periksa dan pemeriksaan ulang (jika
memungkinkan) terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk
sediaan obat yang diberikan
4. Petugas penyerah obat sebaiknya memiliki pengetahuan obat dan cara
penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :
a) Penyiapan obat dengan tepat
b) Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis
5. Petugas penyerah obat sebaiknya mengkomunikasikan kepada pasien cara
yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :
a) Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien,
nama obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat,
identitas pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat
b) Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf
c) Pemberi label/etiket informasi tambahan untuk obat
6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas
penyerah obat sebaiknya :
a) Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika
memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang
dimengerti oleh pasien
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


8

b) Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan


c) Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan
d) Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan
obat
e) Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti
wanita hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan
pendengaran, buta huruf, anak dan pasien lanjut usia dan pasien
yang mendapatkan lebih dari satu jenis obat.
7. Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi. Untuk
meningkatkan kepatuhan, pemberian obat sebaiknya disertai dengan
pemberian informasi yang memadai. Komunikasikan dengan pasien atau
keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien gagal untuk
mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan
penyebab yang telah teridentifikasi :
a. Ada kesengajaan antar pemberi dan menerima informasi, baik dalam
penggunaan bahasa, cara penuturan, ataupun cara pendekatan
b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas
c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan
pasien/ keluarganya
d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak
dimengerti
e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami
f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati
g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan
h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap
i. Hal-hal yang sebaiknya dikerjakan terlupa
j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi
k. Pasien/ keluarga merasa sudah mengetahui
l. Keyakinan pasien/ keluarganya sulit diubah
Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung
jawab apoteker atau petugas penyerah obat lainnya, walaupun
hambatannya mungkin ada di pihak penerima.
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


9

8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah


yang dilakukan, yaitu :
a) Memasukkan detail informasi pada profil pengobatan pasien
b) Memasukkan data resep
c) Melengkapi data inventori

2.3 Peran Apoteker Dalam Penyerahan Obat


Apoteker mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pelayanan
kesehatan, baik dalam hal pengadaan, distribusi, peresepan, maupun monitoring
penggunaan obat (BPOM RI, 2008).
Peran lain dari apoteker adalah melakukan (BPOM RI, 2008):
a. Komunikasi dengan dokter : dalam melakukan konfirmasi resep atau
menjawab pertanyaan
b. Mematuhi standar terapi, terutama yang berlaku secara lokal : apoteker di
rumah sakit dapat diberi tanggung jawab untuk memastikan kepatuhan resep
terhadap standar terapi. Terutama untuk regimen yang sifatnya kompleks
seperti terapi kanker.
c. Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat : Apoteker memiliki
posisi yang strategis dalam melakukan monitor dan evaluasi terhadap
peresepan dan penggunaan obat terutama di rumah sakit lokasi dia bekerja.
d. Edukasi pasien : apoteker, pada umumnya, dipercaya oleh pasien dan dapat
memberikan saran yang dihargai oleh pasien secara individual atau edukasi
kepada kelompok pasien dengan penyakit tertentu.
Informasi mengenai petunjuk penggunaan berbagai bentuk sediaan perlu
diketahui oleh semua tenaga kesehatan (petugas penyerah obat, perawat, dokter,
apoteker) agar dapat menjelaskan dengan tepat kepada pasien mengenai cara
penggunaan setiap bentuk sediaan obat (BPOM RI, 2008).
Proses penyerahan obat kepada pasien, selalu disertai dengan informasi
tambahan mengenai peringatan atau hal-hal yang sebaiknya diperhatikan saat
menggunakan obat. Apoteker sebaiknya bisa memastikan bahwa pasien
memahami cara meminum atau menggunakan obat serta efek samping yang
mungkin ditimbulkan seperti kemampuan memusatkan perhatian atau konsentrasi
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


10

saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang dihindari, dan
juga perlu dijelaskan apa saja yang sebaiknya dilakukan jika terdapat dosis
terlupa. Beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling,
seperti waktu minum obat atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi
yang dapat terjadi dengan makanan atau obat lain (BPOM RI, 2008).
Informasi tambahan label yang diberikan oleh apoteker bertujuan untuk
melengkapi instruksi yang diberikan oleh dokter, seperti “Kocok dahulu”, “Obat
Luar”, “Simpan di tempat kering dan terlindung dari cahaya”. Selain itu, ada pula
informasi tambahan seperti “Buang sisa obat.... hari setelah pembukaan” dan
“Jangan gunakan setelah ....” untuk antibiotik yang telah mengalami
pencampuran, pengenceran dan sediaan topikal, dan untuk tetes mata (BPOM RI,
2008).

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 3
METODE PENGKAJIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penelusuran literatur tersier mengenai label sediaan oral di RSUP
Fatmawati dilakukan pada tanggal 22 September – 25 Oktober 2013 bertempat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUP Fatmawati.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam penulisan laporan label sediaan oral di
RSUP Fatmawati adalah dengan penelusuran atau studi literatur berupa
Formularium RSUP Fatmawati edisi VI tahun 2012, Drug Information Handbook
(DIH), Informasi Obat Nasional Indonesia (IONI), Medication Teaching Manual
(MTM) dan USP DI.

11 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 4
HASIL
Hasil berupa tabel label sediaan oral berdasarkan formularium RSUP Fatmawati edisi VI tahun 2012.
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
1 Abbotic XL Tab Klaritomisin 500 mg Klaritomisin tidak boleh
salut selaput digunakan bersama
3, 4,
3 3, 4, 27 3, 12 astemizole, cisapride,
15, 27
pimozide atau terfenadin
(USP DI)
2 Abilify Tab Aripiprazol 10 mg, 15 Diberikan dengan atau
mg tanpa makanan dan
- - - - beberapa produk yang
mengandung fenilalanin
(DIH)
3 Abixa Tab Memantine 10 mg Diberikan tanpa makanan
- - - -
(DIH)
4 Acpulsif Tab Cisaprid 5 mg Diminum 15 menit
sebelum makan dan
sebelum tidur. Buah
- - 5,12 5, 17
anggur dapat
meningkatkan efek obat
ini (USP DI)
Universitas Indonesia

5 ACT : Artesunat + ACT : Artesunat 250 mg


- - - -
amodiakuin + amodiakuin 200 mg
6 Actonel Tab Risedronate Na 35 mg Jangan minum obat ini
dengan air mineral, kopi,
13, 15, 13, 20, 12, 13, jus jeruk (MTM). Jangan
13,15
27 27 15, 27 berbaring dalam 30 menit

12
setelah minum obat ini
(USP DI). Anak : tidak

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
direkomendasikan. Berdiri
atau duduk tegak selama
paling sedikit 30 menit dan
jangan berbaring sampai
setelah makan pagi.
Jangan menelan tablet
pada waktu akan tidur atau
sebelum bangun dari
posisi berbaring (IONI).
Pasien harus tetap dalam
posisi berdiri setelah 30
menit pemberian
(mengurangi iritasi
esofageal). Pastikan
asupan vitamin D dan
kalsium cukup, hindari
pemberian suplemen oral
kalsium, antasida,
suplemen
magnesium/laksatif dan
preparat besi setelah 30
Universitas Indonesia

menit pemberian
risedronate (DIH)
7 Actos, Pionic Tab Pioglitazon 15 mg, 30 Dapat diberikan tanpa
mg makanan (DIH). Dapat
- - 12, 17 17
diberikan dengan atau
tanpa makanan (USP DI)
8 Adalat oros Tab Nifedipin GITS 20 mg, 2/11, Hindari minum jus jeruk

13
27 3, 27 -
30 mg 12, 17, atau makan buah anggur

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
sebelum 1 sampai 2 jam
setelah minum obat ini
(MTM). Hindari jus buah
27
anggur. Dapat diberikan
dengan atau tanpa
makanan (DIH)
9 Adona Tab Carbazochrome Na
- - - -
sulfonate 10 mg
10 Aerius Tab Desloratadin 5 mg - - - -
11 Agulan Tab Tiklopidin HCl 250 mg Penggunaan obat bersama
makanan atau sesaat
setelah makan untuk
mencegah nyeri lambung.
3 - - 3 Jangan menggunakan
antasid selama 2 jam
penggunaan trikopidin,
hindari aspirin bersama
triklopidin (MTM)
12 Alanox Kaps Alfa-lifoic acid 600 mg - - - -
13 Albendazol Susp Albendazol 400 mg/10 Harus diberikan dengan
ml 3, 15 4 - 3 makanan tinggi lemak
Universitas Indonesia

(DIH)
14 Albendazol Tab Albendazol 200 mg, 400 Harus diberikan dengan
mg 3, 15 4 - 3, 27 makanan tinggi lemak
(DIH)
15 Alco Drop 10 ml Pseudoefedrin HCl 7,5 Kafein yang terkandung
dan 15 ml mg Per 0,8 ml 15 ml pada kopi, teh, dan
27 5, 17 5, 17 -
minuman soda

14
meningkatkan kegelisahan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
dan menyebabkan
insomnia. Jika
menggunakan amfetamin
atau obat asma atau
tekanan darah tinggi,
jangan menggunakan
pseudoefedrin tanpa
petunjuk dokter.
Jangandigunakan jika
menggunakan MAO
inhibitor (MTM). Dapat
diberikan dengan atau
tanpa makanan (DIH).
Jangan gunakan >7 hari
(USP DI)
16 Alco Plus DMP Pseudoefedrin HCl 30 Kafein yang terkandung
Sirup mg, Bromfeniramin pada kopi, teh, dan
maleat 2 mg, minuman soda
Dekstrometorfan HBr 10 meningkatkan kegelisahan
mg Per 5 ml dan menyebabkan
insomnia. Jika
Universitas Indonesia

menggunakan amfetamin
- 5, 17 5, 17 -
atau obat asma atau
tekanan darah tinggi,
jangan menggunakan
pseudoefedrin tanpa
petunjuk dokter. Jangan
digunakan jika

15
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
menggunakan MAO
inhibitor (MTM)
17 Alinamin F Tab Fursutiam HCl 25
mg/ml, Glukose 2000 - - - -
mg/ml
18 Alkeran Tab Melfalan 2 mg 2/11 - 22 15
19 Allopurinol,Isoric Allopurinol 100 mg, 300 Jangan terlalu banyak
Tab mg 3, 12, 3, 5, 3, 5, 15, minum jus buah atau
3, 15
15 15, 17 17 suplemen vitamin C
(MTM)
20 Alprazolam ER Tab Alprazolam 0,5 mg, 1 Merokok dapat
(Xanax) mg 5, 12, menurunkan efektifitas
12, 27 5, 17 5, 12, 17
17 obat ini (MTM).
Diberikan pagi hari (DIH)
21 Alprazolam, Alprazolam 0,25 mg, 0,5 Merokok dapat
Feprax, Frixitas, mg, 1 mg 5, 12, 5, 12, 17, menurunkan efektifitas
12, 27 5, 17
Zypraz Tab, Xanax 17 27 obat ini (MTM). Diberikan
ER Tab pagi hari (DIH)
22 Ambroxol, Ambroxol HCl 15 mg/5
Bronchopront, ml
Mucopect Sirup 100 - - - -
Universitas Indonesia

ml dan Mucopect
Drop 20 ml
23 Ambroxol, Ambroxol HCl 30 mg
- - - -
Mucopect Tab
24 Amdixal Tab Amlodipin maleat 5 mg, Dapat diberikan tanpa
- - 5, 12 12
10 mg makanan (DIH)
25 Amilorida Tab Amilorida 2,5 mg, 5 mg Batasi konsumsi makanan

16
- - 12 3

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
kaya potasium (seperti
pisang, jus jeruk, kismis
dan susu skim). Alkohol
meningkatkan efek obat
ini (MTM)
26 Aminefron kaplet α-Ketoisoleucine 67 mg,
salut film α-ketoleucine 101 mg, α-
Ketophenylalanine 68
mg, α-
Hydroxymethionine 59
mg, α-ketovaline 86 mg,
- - - -
L-Tryptophan 23 mg, L-
Threonine 53 mg, L-
Histidine 38 mg, L-
Tyrosine 30 mg, L-
Lysine acetate 105 mg,
Ca 50 mg
27 Aminofilin Tab Aminofilin 200 mg Diminum dengan 1 gelas
air. Obat demam, alergi
atau asma meningkatkan
2/11, 2/11, 15,
- 27 efek samping aminofilin.
12, 27 27
Universitas Indonesia

Kopi, teh dan rokok dapat


mempengaruhi efek
aminofilin (MTM)
28 Amitriptilin HCl Amitriptilin HCl 25 mg 3, 5, 12, Amitriptilin tidak
5, 17, 5, 12,
Tab salut film - 15, 17, diberikan untuk anak < 12
27 17
21 tahun (DIH)
29 Alerten Q 25 Coenzyme Q10 25 mg

17
- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Kapsul lunak
30 Amlodipin, Amlodipin besilat Tab 5 Dapat diberikan tanpa
Amlogrix, Divask, mg dan 10 mg makanan (DIH)
Norvask, Tensivask, - - 5, 12 12
Theravask tab 5 mg
dan 10 mg
31 Amoksisillin, Amoksisillin trihidrat Gunakan obat ini bersama
Lapimox amoxan, 500 mg 2/11, 4, makanan. Diminum
3 4 4, 15
kalmoxilin Tablet 15 dengan 1 gelas air
dan Kaplet 500 mg
32 Amoksisillin Amoksisillin trihidrat Gunakan pipet (IONI)
2/11, 4,
trihidrat paed drop 250 mg/5 ml 15 ml 3 4 1,4, 15
15, 16
(Amoxan)
33 Amoksisillin Amoksisillin trihidrat
2/11, 4,
trihidrat Sir forte 250 mg/5 ml 60 ml 3 4 1,4, 15
15, 16
(Amoxan)
34 Amoksisillin, Amoksisillin trihidrat
Amoxan, 125 mg/5 ml 2/11, 4,
3 4 1,4, 15
Kalmoxilin Sir 15, 16
kering 60 ml
35 Ampicillin Tab Ampicillin 500 mg 2/11, 4,
2/11 4, 2 2/11
Universitas Indonesia

15
36 Anafranil Tab Klomipramin HCl 25 mg 3, 5, 12,
3, 5,
- 5, 17 15, 17,
12, 17
21
37 Analsik Kaps salut Metampiron 500 mg, 5, 12, 17,
- 5, 17 5, 17
enterik diazepam 2 mg 27
38 Andriol kaps lunak Testosteron undekanoat

18
3, 27 3, 27 - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
40 mg
39 Angeliq Tab Estradiol 1 mg, Pastikan asupan vitamin D
Drospirenone 2 mg - - - - cukup untuk mencegah
osteoporosis (DIH)
40 Angioten Tab Losartan K 50 mg Dapat diberikan tanpa
- - - 5, 17
makanan (DIH)
41 Antasida DOEN II Antasida DOEN II Diminum di antara makan
Susp kombinasi : alumunium dan sebelum tidur (DIH).
hidroksida 200 mg/5 ml, Diminum 1 jam dan 3 jam
magnesium hidroksida - - 1 2/11, 15 setelah makan. Jangan
200 mg/5 ml gunakan antasida > 1-2
minggu tanpa petunjuk
dokter.
42 Antasida DOEN I Antasida DOEN I Diminum di antara makan
Tab kunyah kombinasi : aluminium dan sebelum tidur
hidroksida 200 mg, (maksimum 16
magnesium hidroksida 2/11, 14, tab/hari)(DIH). Diminum
- 14 14
200 mg 15 dengan 1 gelas air. Jangan
menggunakan obat lain
secara bersamaan dengan
antasida (MTM)
Universitas Indonesia

43 Antimalaria DOEN Antimalaria DOEN :


(Pirimetamin+Sulfa Pirimetamin 25 mg, - - - -
doksin) Sulfadoksin 500 mg
44 Apialys Drop Vit.A 2000 IU, Vit.B1 1
mg, Vit.B2 1,2 mg,
Vit.B6 1 mg, Vit.B12 2 - - - -
mcg, Vit.C 30 mg, Vit.D

19
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
400 iu, Nicotinamide 10
mg, Lysine HCl 25 mg,
d-Pantotenol 5 mg Per
0,6 ml
45 Apialys Sirup Vit.A 5000 iu, Vit.B1 3
mg, Vit.B2 2 mg, Vit.B6
6 mg, Vit.B12 5 mcg,
Vit.C 50 mg, Vit.D 400
iu, Nicotinamide 20 mg, - - - -
Lysine HCl 250 mg, d-
Pantotenol 5 mg, I-
Glutamic acid 25 mg Per
5 ml
46 Apresoline Tab Hidralazin HCl 3 - 3, 12 -
47 Arcalion 200 Tab Sulbutiamine 200 mg
- - - -
salut gula
48 Arcoxia Tab Etoricaxib 60 mg,90
- - - -
mg,120 mg
49 Ardium Tab 500 mg Micronized purified
flavonoidic fraction (500
- - - -
mg flavonoids expressed
Universitas Indonesia

as hesperidin, diosmin )
50 Artesdiaquine artesunat 50 mg,
(Artesunat, amodiakuin 200 mg - - - -
amodiakuin 200)
51 Asetosal, Aspilet Asam asetil salisilat Dewasa : jangan
Tab (Asetosal) 80 mg 3, 15, 3, 12, 15, menggunakan obat ini
3, 15 18, 27
17, 27 22 lebih dari 10 hari (5 hari

20
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
untuk anak) tanpa resep
dokter dan jangan berikan
obat ini lebih dari 5 dosis
selama 24 jam (MTM).
Jangan berbaring dalam
15-30 menit setelah
meminum obat ini (USP
DI). Dikontraindikasikan
untuk anak < 12 tahun
(kecuali untuk juvenil
arthritis) (IONI)
52 Asetosal, Aptor, Asam asetil salisila 100 Diminum dengan 1 gelas
Ascardia, Thrombo mg, 80 mg air atau susu. Dewasa :
aspilet Tab salut jangan menggunakan obat
enterik ini lebih dari 10 hari (5
hari untuk anak) tanpa
resep dokter dan jangan
berikan obat ini lebih dari
5 dosis selama 24
3, 15, 3, 15, 3, 12, 15,
18, 27 jam(MTM).
27 17, 27 22
Jangan berbaring dalam
Universitas Indonesia

15-30 menit setelah


meminum obat ini (USP
DI). Dikontraindikasikan
untuk anak < 12 tahun
(kecuali untuk juvenil
arthritis) (IONI)

21
53 Asam askorbat Asam askorbat 50 mg - - 15 - Jangan digunakan dalam

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(Vitamin C) Tab jangka panjang dan jangan
melebihi dosis yang
dianjurkan tanpa
konsultasi dokter (MTM)
54 Asam askorbat Tab Asam askorbat 50 mg Penggunaannya dihisap
- 15 -
hisap (Vitacimin) (IONI)
55 Asam folat, Asam folat 1 mg, 400
Anemolat, Folavit, mcg, 5 mg - - 12 -
Folic acid Tab
56 Asam Asam mafenamat 250
mafenamat,mefinal, mg dan 500 mg
- 3 3, 5, 17 -
Lapistan Tab 250
mg dan 500 mg
57 Asam traneksamat, Asam traneksamat 250
Kalnex Tab dan mg dan 500 mg - - - -
Kaps
58 Asam traneksamat, Asam traneksamat 500
Plsaminex Tab salut mg - - - -
film
59 Asetazolamid, Asetazolamid 250 mg Obat ini menurunkan
Diamox, Glaucon kewaspadaan dan
Universitas Indonesia

Tab keseimbangan, jangan


mengendarai mobil atau
menjalankan mesin
- 5 3 3, 5
(MTM). Kapsul lepas
lambat tidak
direkomendasikan untuk
pengobatan epilepsi

22
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(IONI)
60 Asiklovir, Zovirax Asiklovir 200 mg, 400 Dapat diberikan dengan
Tab mg atau tanpa makanan
- 4 3, 12 15 (IONI). Dapat diberikan
dengan makanan atau saat
perut kosong (USP DI)
61 Aspar Tab K L-Aspartate 100 mg,
Mg L-Aspartate 100 mg,
- - - -
Bisbentamine 10 mg,
Vit.B6 5 mg
62 Aspar K Tab K L-Aspartate 300 mg - - - -
63 Asthin Force Kaps Natural astaxanthin 4 mg - - - -
64 Atenolol, Betablok Atenolol 50 mg, 100 mg Dapat diberikan tanpa
- 12 5, 12 5, 12, 27
Tab makanan (DIH)
65 Ativan, Merlopam Lorazepam 0,5 mg, 1 mg Merokok dapat
5, 12,
Tab 5 5, 17 5, 12, 27 menurunkan
17
efektivitasnya (DIH)
66 Atorvastatin Ca, Atorvastatin Ca 10 mg, Dapat diberikan dengan
Atofar, Atorsan, 20 mg, 40 mg makanan jika diinginkan.
Lipitor, Stator Tab Konsentrasi atorvastatin
salut film dapat meningkat ketika
Universitas Indonesia

- - - - diberikan bersama jus


anggur, hindari
penggunaan bersamaan
dalam jumlah besar
(DIH& USP DI)
67 Atropin Sulfat Tab Atropin Sulfat 0,5 mg
- - - 5

23
68 Avelox Tab salut Moksifloksasin (HCl) - - 12, 15 15 Dapat diberikan tanpa

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
film 400 mg makanan. Diberikan 4 jam
sebelum atau 8 jam
sesudah vitamin, antasida,
atau produk lain yang
mengandung magnesium,
aluminium, besi atau zink
(DIH). Jangan gunakan
bersamaan dengan
antasida yang mengandung
aluminium atau
magnesium atau sukralfat
(USP DI)
69 Avodart Kapsul Dutasteride 0,5 mg
- - - -
lunak
70 Azatioprin Tab Azatioprin 50 mg 3 - 3 3, 12
71 Azitromycin Sirup Azitromycin 200 mg Antasida diminum 2 jam
1, 2/11,
(Aztrin) 2/11 4, 18 2/11, 4 setelah meminum
4
Azitromycin (MTM)
72 Azitromycin, Azitromycin 250 mg, Antasida diminum 2 jam
Aztrin, Binozyt, 500 mg setelah meminum
Zithromax Tab 2/11, 4, Azitromycin (MTM).
2/11 2, 4, 18 12
Universitas Indonesia

15 Dapat diberikan dengan


atau tanpa makanan (USP
DI)
73 Bactesyn Ampicillin 1 g +
(Ampicillin + sulbactam 0,5 g 2/11 2, 4 - -
sulbactam) Kaplet
74 BD-Gard Kaps Lactoferin 100 mg,

24
- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Colostrum bovine 100
mg, Echinacea
angustifolia 50 mg, Vit
C 50 mg, Zn picolinate
10 mg
75 Becom-C Kap salut Vit.B1 50 mg, Vit.B2 25
film mg, Vit.B6 10 mg,
Vit.B12 5 mcg, Vit.C
- - - -
500 mg, Nicotinamide
100 mg, Ca pantothenate
20 mg
76 Benozym Tab Pankreatin 150 mg,
Bromelain 50 mg, Ox- - 3 - -
bile 30 mg
77 Bestalin Sirup Hidroksizin HCl 10 Jangan berikan untuk anak
1, 5,
mg/5 ml - 5, 17 5, 15, 17 < 12 tahun (MTM)
15, 17
100 ml
78 Bestalin Tab Hidroksizin HCl 25 mg 5, 15, Jangan berikan untuk anak
- 5, 17 5, 15, 17
17 < 12 tahun (MTM)
79 Betahistin mesilat, Betahistin mesilat 6 mg,
Merislon, Mertigo, 8 mg dan 24 mg
- 3 - -
Universitas Indonesia

Versilon 6, Betaserc
Tab
80 Bioneuron Vit.B1 disulfit 100 mg,
Vit.B6 200 mg, Vit.B12 - - - -
200 mcg
81 Biosanbe, Fe gluconat 250 mg, Mn
Sangobion Kaps sulfat 200 mcg, Copper - - - -

25
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
sulfat 200 mcg, Vit.C 50
mg, asam folat 1mg,
Vit.B12 dengan
Instrinsic Factor 7,5
mcg, sorbitol 25 mg
82 Bisakodil , Bisakodil 5 mg Jangan menggunakan obat
Dulcolax Tab salut ini 1 jam setelah minum
enterik susu atau antasida. Jangan
memberikan bisakodil
15, 26,
- 18, 27 15 pada anak < 10 tahun
27
tanpa petunjuk dokter.
Jangan melanjutkan obat
ini jika terjadi konstipasi
(MTM)
83 Bisoprolol, Concor, Bisoprolol fumarat 2,5 Dapat diberikan tanpa
5, 12,
maintate 2,5 Tab mg dan 5 mg - 12 5, 12, 27 makanan (DIH)
17, 27
salut film
84 Bisoprolol Bisoprolol hemifumarat Dapat diberikan tanpa
5, 12,
hemifumarat Tab 5 mg - 12 5, 12, 27 makanan (DIH)
17, 27
(maintate 5)
85 Bisolvon Sirup Bromheksin HCl 2
- - - -
Universitas Indonesia

mg/ml 50 ml
86 Bisolvon Tab Bromheksin HCl 8 mg - - - -
87 Bisolvon Extra Bromheksin HCl 4 mg,
Sirup100 mg Guaifenesin 100 mg Per - - - -
5 ml
88 Bio-ATP Tab salut ATP 20 mg, Vit.B1 100
film mg, Vit.B6 200 mg, - - - -

26
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Vit.B12 200 mcg, Vit.E
30 mg
89 BioCurvitKaplet Colostrum bovine 250
mg, Fructoligosaccharide
1,5 g, Zn 3 mg Curcuma
longa rhizoma extr
(curcuminoid complex
95% / Bio-curcumin /
BCM-95) 150 mg, - - - -
Silymarin phytosome 35
mg, Schizandrae fructus
extr 135 mg, Liquiritiae
radix 135 mg, Choline
bitatrate 150 mg, Vit.B6
2 mg
90 Bioprexum Tab Perindopril arginin 5
- 2/13 - 2, 5, 17
salut film mg, 10 mg
91 Biostrum Sirup Colostrum bovine 300
mg, DHA 200 mg, Cod
liver oil 10 mg, Lysine
HCl 200 mg, Vit.A
Universitas Indonesia

2.000 Iu, Vit.D 200 IU,


Vit.B1 0,6 mg, Vit.B2
- - - -
0,15 mg, Vit.B6 0,6 mg,
Vit.B12 1,5 mcg,
Nicotinamide 5 mg,
Dexpanthenol 2,5 mg,
Zn picolinate 5 mg

27
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
92 Blopress tab Kandesartan sileksetil 8 Dapat diberikan tanpa
- - 12 -
mg makanan (DIH)
93 Bon-one Tab Alfacalcidol 0,25 mcg,
- - - -
0,5 mcg
94 Bonviva Tab Ibandronic acid sodium Wanita dan pria > 50
tahun harus
mengkonsumsi 1200-1500
mg/hari kalsium dan 800-
1000 unit/ hari vit.D. Air
mineral tinggi kalsium
harus dihindari. Pasien
Harus menghindari baring
2, 15,
- - - selama 60 menit untuk
27
meminimalisir
kemungkinan efek
samping terhadap
gastrointestinal. Jangan
makan atau minum lainnya
(kecuali air) selama 60
menit pemberian
ibandronate (DIH)
Universitas Indonesia

95 Bronsolvan Tab Teofilin 150 mg Kopi, teh, minuman soda


dan merokok dapat
mempengaruhi efek
2/11,
2/11, teofilin. Jangan
12, 15, 2/11, 14
15, 27 menggunakan obat
27
demam, alergi atau asma
tanpa petunjuk dokter,

28
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
meningkatkan efek
samping teofilin (MTM)
96 Bricasma Tab Terbutalin sulfat 2,5 mg - 27 - -
97 Buscopan plus Tab Hiosiana butilbromida
10 mg, parasetamol 500 - 5 - -
mg
98 Calnic Sirup Kalsium preparat - - - -
99 Calsium sandoz Tab Kalsium laktat Diberikan 1-1 ½ jam
setelah makan . Jangan
menggunakan suplemen
- - - 15, 17 kalsium selama 1-2 jam
mengkonsumsi makanan
berserat tinggi (seperti roti,
sereal) (USP DI)
100 CAL-95 Kaplet Coral Ca 500 mg,
salut film Natural soy isoflavone
20 mg, Vit.D3 200 IU,
- - - -
Vit.K1 25 mcg, Mg 100
mg, Zn 5 mg, Boron 1
mg
101 Captopril Tab Kaptopril 12,5 mg, 25 Jangan digunakan pada
2/11, 2/11, 12,
Universitas Indonesia

mg, 50 mg 2/11 - wanita hamil/menyusui


12 17
(MTM)
102 Carbloxal Tab Carvedilol 6,25 mg Harus diberikan bersama
makanan untuk
3, 27 - 12 3, 5, 12
meminimalisir resiko
hipotensi ortostatik (DIH)
103 Cardiomin Tab Vit.B6 25 mg, Vit.B12

29
- - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
25 mcg, Folic acid 500
mcg, Natural Vit.E 400
IU
104 Cardura Tab Doxasozin Mesylate 1 Diminum saat makan pagi
27 27 5, 17 5, 17
mg, 2 mg (DIH)
105 Cataflam Tab Kalium diklofenak 25 Jangan berbaring 15-30
3, 5,
mg, 50 mg 3, 15, 3, 5, 15, menit setelah
- 17, 22,
27 17, 21 menggunakan obat (USP
27
DI)
106 Cavit D3 Tab Ca Hydrogen Phosphate
500 mg, Cholecalciferol - - - -
133 iu
107 Cefadroksil, Lapicef Sefadroksil monohidrat 1, 3, 4,
Sirup 60 ml 125 mg/5 ml dan 250 - 4 12, 15, 3, 4,16
mg/5 ml 16
108 Cefadroksil, Sefadroksil monohidrat 3, 4,
Lapicef, Qidrox 250 - 4 12, 15, 3, 4
Kaps 27
109 Cefadroksil Sefadroksil monohidrat 3, 4,
monohidrat Kaplet 500 mg - 4 12, 15, 3, 4
salut film 27
Universitas Indonesia

110 Cefergot, Ericaf Ergotamin tartrat 1 mg, Minum 1 atau 2 tablet


Tab kafein 100 mg setiap 30 menit sampai
sakit kepala hilang.
- 26 26 17
Berbaring dan istirahat
setelah menggunakan obat
ini(MTM)
111 Cefixime Sir kering Sefiksim trihidrat 100 Dapat diberikan saat perut

30
1, 3 4 1, 3, 5 17

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(Cefila, Cefixime, mg/5 ml kosong. Jika mengganggu
Cefspan) 30 ml GI, dapat diberikan
bersama makanan (USP
DI)
112 Cefixime, Cefila, Sefiksim trihidrat 100
Cefspan, Sporetik mg dan 200 mg
3 4 3, 5 17
Kap dan Tab salut
film
113 Cellcept Tab Mikopenolat mofetil 250
3 - - -
mg, 500 mg
114 Ceradolan Tab Sefotiam 200 mg - - - -
115 Cerazette Tab Desogestrel 75 mcg - - -
116 Cetirizin, Ozen, Setirizin 10 mg/ml Penggunaan pada anak < 2
Tiriz Drop 12 ml tahun tidak dianjurkan
dan 20 ml kecuali atas petunjuk
dokter dan tidak boleh
5 5, 17 5, 17 3, 5, 17
digunakan pada neonatus
(IONI). Dapat diberikan
dengan atau tanpa
makanan (DIH& MTM))
117 Cetirizin, Ozen, Setirizin 5 mg/5 ml Penggunaan pada anak < 2
Universitas Indonesia

Ryvel Sirup 60 ml tahun tidak dianjurkan


kecuali atas petunjuk
dokter dan tidak boleh
5 5, 17 5, 17 3, 5, 17 digunakan pada neonatus
(IONI). Dapat diberikan
dengan atau tanpa
makanan (DIH)

31
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
118 Cetirizine, Ozen Setirizin 10 mg Penggunaan pada anak < 2
Tab tahun tidak dianjurkan
kecuali atas petunjuk
dokter dan tidak boleh
5 5, 17 5, 17 3, 5, 17
digunakan pada neonatus
(IONI). Dapat diberikan
dengan atau tanpa
makanan (DIH)
119 Cholespar Tab Pravastatin Na 10 mg Diberikan sebelum tidur
(MTM&USP DI).
- - 12, 17 12
Dapatdiberikan tanpa
makanan (DIH)
120 Ciflon Kaplet salut Citrus bioflavonoids 500
film mg, Diosmin 450 mg, - - - -
Hesperidin 50 mg
121 Cipralex Tab salut Esitalopram oksalat 10 Esitalopram tidak
film mg dianjurkan untuk anak <
12 tahun. Diberikan satu
- - - -
kali sehari (pagi atau
malam) dengan atau tanpa
makanan (DIH)
Universitas Indonesia

122 Ciprofloksasin, Siprofloksasin HCl 500 Dapat diberikan dengan


Baquinor, Interflox mg atau tanpa makanan.
Kaplet forte salut Jangan menggunakan
4, 5,
film 15, 20, 5, 12, antasida yang mengandung
17, 20, 4, 5, 15
27 15 aluminium atau
27
magnesium atau sukralfat
bersama dengan obat ini

32
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(USP DI). Hindari
konsumsi berlebihan kopi,
teh atau minuman
mengandung kafein
lainnya. Jangan gunakan
antasida 4 jam setelah
menggunakan obat ini
(MTM). Tablet ER
diberikan 2 jam sebelum
atau 6 jam setelah
penggunaan antasida atau
produk yang mengandung
kalsium, besi atau zink
(termasuk susu) (DIH)
123 Ciprofloxacin Tab Siprofloksasin HCl 500 Dapat diberikan dengan
mg atau tanpa makanan.
Hindari konsumsi
4, 5, berlebihan kopi, teh atau
3, 15, 5, 12,
17, 20, 4, 5, 15 minuman mengandung
20, 27 15
27 kafein lainnya. Jangan
gunakan antasida 4 jam
Universitas Indonesia

setelah menggunakan obat


ini (MTM)
124 Citaz, Pletaal, Silostazol 50 mg, 100 Merokokdapat
Stazol Tab mg menurunkanefek obat ini.
Jangan gunakan silostazol
11/13 - - 12
dengan jus anggur (USP
DI)

33
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
125 Citicolin (RG- Sitikolin 1 g Digunakan bersama
- - 5, 27 -
Cholin) Kap makanan atau susu (MTM)
126 Citicolin, Brainact, Sitikolin 500 mg Digunakan bersama
Neulin PS, Neurolin - - 5, 27 - makanan atau susu (MTM)
Tablet dan Sachet
127 Claneksi, Amoksisillin + asam Tidak boleh lebih dari 14
Augmentin Sirup klavulanat 125 mg/5 ml hari (IONI). Dapat
kering 60 ml dan 250 mg/5 ml diberikan saat perut
1, 3, 4, 2/11, 4,
1, 3 - kosong. Pemberian dengan
16 16
makanan dapat
mengurangi diare, mual
dan muntah (USP DI)
128 Climen 28 Tab 16 tab putih : Estradiol Pastikan asupan kalsium
valerat 2 mg 12 tab pink dan vitamin D cukup
: Estradiol valerat 2 mg, - - - - ketika digunakan untuk
Siproteron asetat 1 mg mencegah osteoporosis
(DIH)
129 Clindamisin, Klindamisin 150 mg, Bila terjadi diare, maka
Clinmas, Dalacin C, 300 mg 3, 15 4, 15 15 3, 4, 15 pengobatan harus segera
Prolic, Daclin 300 dihentikan (IONI)
130 Clobazam, Frisium Clobazam 10 mg Dapat diberikan dengan
5, 12 4, 5, 17 - 5, 12, 17
Universitas Indonesia

Tab atau tanpa makanan (DIH)


131 Clonidin HCl Tab Klonidin HCl 0,15 mg Obat harus diminum
sebelum tidur dengan jarak
waktu minum obat yang
5, 12, 5, 12, 15,
5, 12 5, 12 sama pada pemberian obat
17 17
yang kedua (MTM). Dapat
diberikan dengan atau

34
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
tanpa makanan (DIH)
132 Clopidogrel, Clotix, Klopidogrel 75 mg Dapat diberikan tanpa
CPG, Plavix, makanan (IONI)
- - 12 -
Clopisan Tab salut
film
133 Clozaril Tab Klozapin 25 mg 5, 12, Dapat diberikan tanpa
- 5, 17 -
17 makanan (IONI)
134 Coamoxiclav, Amoksisillin + asam Tidak boleh melebihi dari
Claneksi, klavulanat 14 hari (IONI). Dapat
Clavamox, diberikan saat perut
Augmentin Tab 250 3 1, 2/11 3, 4 2/11, 4 kosong. Pemberian dengan
mg dan Kaplet 500 makanan dapat
mg mengurangi diare, mual
dan muntah (USP DI)
135 Cobazim 1000 Kaps Co-enzyme B12 1 mg - - - -
136 Comtan Tab salut Entakapon 200 mg Dapat diberikan tanpa
film makanan. Dapat
12 19, 23 - 5, 12, 23 dikombinasikan dengan
formulasi SR
levodopa/karbidopa (DIH)
137 Comtusi Kaps Oksomemazin 1,65 mg,
Universitas Indonesia

Gliseril guaiakolat 33,3 - - - -


mg
138 Comtusi Sirup Oksomemazin 1,65 mg,
Gliseril guaiakolat 33,3 - - - -
mg Tiap 5 ml 60 ml
139 Codein Tab Kodein 10 mg Sebaiknya dihindari pada
3, 27 - 5, 17 5, 12, 17 anak < 1 tahun (IONI)

35
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
140 Coditam Tab Kodein 30 mg, Jangan gunakan dalam
5, 17, 5, 12, 15,
parasetamol 500 mg 3, 27 5, 17 jangka waktu panjang
25, 30 17
(MTM)
141 Codipront Sirup Kodein anhidrat 11,11
mg, Feniltoloksamin - - 5, 17 5, 17
3,67 mg 60 ml
142 Codipront Cum Kodein anhidrat 11,11 Penggunaan antitusif yang
Expectorant Sirup mg, Feniltoloksamin mengandung kodein atau
3,67 mg, Guaifenesin opioid analgesik sejenis
55,55 mg, Ekstrak tidak direkomendasikan
- - 5, 17 5, 17
Thyme 55,55 mg Per 5 pada anak-anak dan
ml 60 ml sebaiknya dihindari
seluruhnya pada anak < 1
tahun (IONI)
143 Codipront Tab Kodein anhidrat 30 mg,
- - 5, 17 5, 17
Feniltoloksamin 10 mg
144 Codipront Cum Kodein anhidrat 30 mg, Penggunaan antitusif yang
Expectorant Kaps Feniltoloksamin 10 mg, mengandung kodein atau
Guaifenesin 100 mg opioid analgesik sejenis
tidak direkomendasikan
- - 5, 17 5, 17
pada anak-anak dan
Universitas Indonesia

sebaiknya dihindari
seluruhnya pada anak < 1
tahun (IONI)
145 Coenzyme Q10 Coenzyme Q10 30 mg
kapsul lunak 30 mg - - - -
(Ubi-Q)
146 Cotrimoksazol sulfametoksazol 400 mg Dapat diberikan tanpa

36
15 4 3, 15, 4, 5, 15,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
DOEN I (dewasa) trimetoprim 80 mg makanan (DIH). Tidak
Tab 480 mg 21 21 boleh diberikan untuk bayi
(Sanprima) < 2 bulan (USP DI)
147 Cotrimoksazol sulfametoksazol 100 mg Dapat diberikan tanpa
DOEN II (pediatrik) trimetoprim 20 mg 3, 15, 4, 5, 15, makanan (DIH). Tidak
15 4
Tab 120 mg 21 21 boleh diberikan untuk bayi
< 2 bulan (USP DI)
148 Cotrimoksazol ( Sulfametoksazol 200 Dapat diberikan tanpa
sulfametoksazol + mg, Trimetoprim 40 mg 1, 3, 4, 5, 15, makanan (DIH). Tidak
15 4
trimetoprim) Sirup 15, 21 21 boleh diberikan untuk bayi
< 2 bulan (USP DI)
149 Curcuma Tab Serbuk akar curcuma - - - -
150 Curvit CL Emulsion Vit.A 850 IU, Vit.B1 3
mg,Vit.B2 2 mg, Vit.B6
5 mg, Vit.B12 5 mcg,
Dexpanthenol 3 mg,
Vit.D 100 IU, Ca
diphosphate 500 mg, - - - -
Arachodonic acid (AA)
15 mg, DHA 10 mg,
Fructo-ologosaccharide
Universitas Indonesia

(FOS) 500 mg, Cod liver


7,5 mg Per 15 ml
151 Cyclophosphamide Siklofosfamid 50 mg Minum obat bersama
Tab salut gula makanan atau susu
(MTM). Jangan berikan
3, 27 15 15, 17 3, 12, 15
sebelum tidur untuk
meminimalisir resiko

37
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
iritasi kandung kemih
(DIH)
152 Cyclo-progynova Estradiol valerat 2 mg,
- - - -
Tab Norgestrol 0,5 mg
153 Cygest Tab Progesteron 400 mg - - - -
154 Cymbalta Kap salut Duloksetin HCl 60 mg Dapat diberikan tanpa
27 5, 17 - -
enterik makanan (DIH)
155 Cytotec, Gastrul, Misoprostol 200 mcg Jangan gunakan
Invitec Tab 200 misoprostol bersama
mcg antasida yang mengandung
3 - 3, 12 3
Mg (MTM). Hindari
antasida yang mengandung
magnesuim (DIH)
156 Dapson Tab Dapson 100 mg Jangan berikan bersama
3 12 - 4
antasida, alkalin (DIH)
157 Deferasirox, Deferasirox 250 mg, 500 Hindari penggunaan
Exjade, mg bersama vitamin C pada
- - - -
Deferasirox Tab pasien gagal jantung
(DIH)
158 Deflamat-75 CR Natrium diklofenak 25 Jangan berbaring 15-30
Kap salut enterik mg dan 50 mg 3, 15, 3, 5, 3, 5, 15, menit setelah
-
Universitas Indonesia

27 17, 27 17, 21 menggunakan obat (USP


DI)
159 Deflamat-100 CR Natrium diklofenak 25 Jangan berbaring 15-30
Kap salut enterik mg dan 75 mg 3, 15, 3, 5, 3, 5, 15, menit setelah
-
27 17, 27 17, 21 menggunakan obat (USP
DI)
160 Dekstrometorfan Dekstrometorfan HBr 10 3, 5,

38
- - -
Sirup 60 ml mg/5 ml 60 ml 15, 17

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
161 Dekstrometorfan Dekstrometorfan 15 mg 3, 5,
- - -
Tab 15, 17
162 Depakene Sirup Valproat acid 250 mg/5 Jangan diminum bersama
ml 120 ml 3, 27 27 5, 12 5, 12, 17 minuman berkarbonat
(MTM)
163 Depakote ER Tab Valproat acid 250 mg, Anak-anak < 2 tahun tidak
3, 5,
500 mg 3, 27 27 5, 12, 17 boleh menggunakan obat
12, 17,
ini (MTM)
164 Depakote ER Tab Valproat acid 250 mg 3, 5, Anak-anak < 2 tahun tidak
5, 12, 17,
salut enterik 3, 27 27 12, 17, boleh menggunakan obat
27
27 ini (MTM)
165 Deperifron, Deperifron
- - - -
Feriprox Tab
166 Detrusitol Tab salut Tolterodin L-tartrat 2 mg
27 27 - 5, 15, 27
film
167 Dexanta Tab Aluminium hidroksida
2/11, 11, 14,
kunyah 200 mg + magnesium - 14
14, 15 15
hidroksida 150 mg
168 Dexametason, Deksametason 0,5 mg Gunakan obat ini bersama
Kalmethason Tab makanan atau susu
(MTM). Jika perlu dapat
Universitas Indonesia

3 3 3, 12 3, 12, 17 diberi tambahan vitamin


C, vitamin D, folat,
kalsium, piridoksin, fosfor
(DIH)
169 Dextamine Sirup Deksametason 500 mcg, Gunakan obat ini bersama
deksklorfeniramin 3, 5, 12, makanan atau susu (MTM)
3 3 3, 12
maleat 2 mg 17

39
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
170 Dextamine Tab Deksametason 500
3, 5, 12,
mcg,deksklorfeniramin 3 3 3, 12
17
maleat 2 mg tab
171 Diabetasol Serbuk Per 100 g : Protein 15 g,
fat 11,5 g, total
carbohydrate 64,5 g, - - - -
lactose 4 g, dietary fiber
3,33 g, vit, mineral
172 Diane 35 Tab Siproteron asetat 2 mg Merokok dapat
(Kombinasi:Siproter etinil estradiol 35 mcg menurunkan efektifitas
- 3 - -
on asetat,etinil obat ini (MTM)
estradiol)
173 Diazepam, Valium, Diazepam 2 mg, 5 mg Jangan gunakan diazepam
Valdimex, sebagai ansietas lebih dari
Valisanbe Tab 5, 12, 4 bulan tanpa petunjuk
- 5, 17 5, 12, 17
17, 27 dokter. Merokok dapat
menurunkan efektifitas
obat ini (MTM)
174 Dietilkarbamazin Dietilkarbamazin sitrat
- - - -
Tab 50 mg, 100 mg
175 Digoksin Tab Digoksin 0,25 mg Jika menggunakan
Universitas Indonesia

cholestryramin atau
colestipol, gunakan 2 jam
setelah digoksin untuk
5, 12,
- 12 mencegah interfensi
17
(MTM). Pemberian
digoksin harus berjarak
paling sedikit 2 jam

40
sebelum atau sesudah

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
pemberian kolestriramin,
kolestipol, kaolin/pektin
atau karbo adsorben
(IONI). Atur makanan
mengandung kalium untuk
menurunkan resiko
hipokalemia (hipokalemia
dapat meningkatkan
toksisitas digoksin (DIH)
176 Dihydergot Tab Dihidroergotamin
- - - 17
mesilat 2,5 mg
177 Dikloksasilin Tab Dikloksasilin 250 mg 2/11, 2/11, 4, Bayi baru lahir tidak
- -
15 15 direkomendasikan (DIH)
178 Diloksanid furoat Diloksanid furoat 500
- - - -
mg
179 Diltiazem, Diltiazem HCl 30 mg, Diberikan sebelum makan
Farmabes, 100 mg, 200 mg dan sebelum tidur (DIH)
15, 27 27 12, 27 12, 27
Herbesser CD Tab
dan Kaps
180 Dimenhidrinat Tab Dimenhidrinat 50 mg - - - 3, 5, 17
181 Diphten, Profertil Klomifen sitrat 50 mg Diberikan satu kali sehari
Universitas Indonesia

Tab - - - 5 untuk memaksimalkan


efektifitas (DIH)
182 Disopiramid Kaps Disopiramid fosfat 100 5, 12, 5, 12, 15,
- 27
mg 15, 17 27
183 Dogmatil Kaps Sulpride 50 mg - - - -
184 Doksisiklin Sirup Doksisiklin 62,5 mg/5 1, 2/11, Doksisiklin tidak boleh
4, 15,
ml 3, 21 4, 15, 4, 15 diberikan untuk anak < 8

41
19, 21
21 tahun, ibu hamil atau

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
menyusui. Doksisiklin
digunakan 2 jam sebelum
atau 3 jam setelah preparat
besi, dan diberikan 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah
antasida, suplemen
kalsium dan laksatif
(MTM)
185 Doksisiklin, Doksisiklin 100 mg, 500 Doksisiklin tidak boleh
Interdoksin Tab mg diberikan untuk anak < 8
tahun, ibu hamil atau
menyusui. Doksisiklin
digunakan 2 jam sebelum
3, 15, 4, 15, 2/11, 4,
4, 15 atau 3 jam setelah preparat
21 19, 21 15, 21
besi, dan diberikan 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah
antasida, suplemen
kalsium dan laksatif
(MTM)
186 Dolo-neurobion Tab Parasetamol 500 mg,
salut film Vit.B6 100 mg, Vit.B1 - 25 - 5, 17
Universitas Indonesia

50 mg, Vit B12 100 mvg


187 Domperidon Drop Domperidon 5 mg/ml 10
- - - -
(Vometa) ml
188 Domperidon Flash Domperidon 10 mg
- - - -
Tab (Vometa FT)
189 Domperidon Sirup Domperidon 1 mg/ml 60
- - - -
(Vometa) ml

42
190 Domperidon Tab Domperidon 10 mg - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
191 Domperidon Tab Domperidon 10 mg
salut film - - - -
(Vomerin)
192 D-α-Tokoferol, D-α-Tokoferol 100 IU,
Dalfarol, Santa-E, 200 IU dan 400 IU - - - -
Enico Kaps lunak
193 Dopamet Tab salut Metildopa 250 mg
- - 5, 12 5, 15
film
194 Dulcolactol Sirup Laktulosa 10 g/15 ml 60 Dikontraindikasikan untuk
ml pasien yang membatasi
galaktosa, dapat dicampur
- - - 15
dengan jus buah, susu, air
atau minuman berkarbonat
aroma jeruk (DIH)
195 Duphaston Tab Didrogesteron 10 mg - - - -
196 Duvadilan Tab Isoksupirin 20 mg - - - -
197 Duviral ( Zidovudin Zidovudin 300 mg + Karena obat ini merupakan
+ Lamivudin) Lamivudin 150 mg produk kombinasi dosis
campuran, hindari
penggunaan pada pasien
yang memerlukan
Universitas Indonesia

pengurangan dosis seperti


- - 12, 15 4
anak < 30 kg, pasien
dengan gangguan fungsi
ginjal, gangguan hati
(DIH). Dapat diberikan
bersama makanan atau saat
perut kosong (USP DI)

43
198 Efavirenz Tab Efavirenz 200 mg - 2 - 4, 5, 12, Dapat diberikan dengan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
atau tanpa makanan (USP
17
DI)
199 Efavirenz Tab salut Efavirenz 600 mg 4, 5, 12,
- 2 -
film ( Efavirenz) 17
200 Efedrin Tab Efedrin 25 mg - - - -
201 Eflagen,Nacoflar Kalium diklofenak 25 3, 15, 3, 5, 15,
- 3, 17
Tab salut enterik mg, 50 mg 27 17, 21
202 Ekstrak beladona Ekstrak beladona 10 mg
- - - -
Tab
203 Eperison, Epsonal, Eperison HCl 50 mg
- - - -
Myonep Tab
204 Eperison, Forres Eperison HCl 50 mg
- - - -
Tab salut film
205 Erdostein, Mucotein Erdostein 300 mg
Edotin, Recustein,
- - - -
Vectrine Kaps dan
Tab
206 Elkana Tab salut Kalsium
- - - -
film
207 Endometril Tab Linestrenol 5 mg - - -
208 Enercore Sachet D-Ribose 5000 mg, L-
Universitas Indonesia

Carnitine fumarat 500


- - - -
mg, Coenzyme Q 10 50
mg, Mg 200 mg
209 Enervon-C Tab Vit.B1 50 mg, Vit.B2 25
mg, Vit.B6 10 mg,
Vit.B12 5 mcg,Vit.C 500 - - - -
mg, Niacinamide 50 mg,

44
Ca Pantothenate 20 mg

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
210 Entrasol Serbuk Per 100 g : Protein 12 g,
fat 10,3 g, KH 72,2 g, - - - -
vit, mineral serbuk
211 Enzyplex Tab Amilase 10.000 IU,
Protease 9.000 IU,
Lipase 240 IU,
Deoxycholic acid 30 mg,
Dimethyl polysiloxane
- - - -
25 mg, Vi.B1 10 mg,
Vit.B2 5 mg, Vit.B6 5
mg, Vit.B12 5 mcg,
Niacinamide 10 mg, Ca
pantotenat 5 mg
212 Ergotamin tartrat Ergotamin tartrat 1 mg Anak tidak dianjurkan
- 26 15 5, 17
Tab (IONI)
213 Eritromisin, Eritromisin stearat 250 Jangan digunakan bersama
Kalthrocin Kaps mg jus buah atau minuman
berkarbonat (MTM).
Jangan diberikan dengan
4, 18, 2/11, 4, 2/11, 4,
3, 27 susu atau minuman
27 15, 27 15
bersifat asam (DIH). Jika
Universitas Indonesia

terjadi gangguan GI dapat


diberikan bersama
makanan (USP DI)
214 Eritromisin, Eritromisin stearat 500 Jangan digunakan bersama
Erysanbe, mg jus buah atau minuman
4, 18, 2/11, 4, 2/11, 4,
Kalthrocin Tab 3, 27 berkarbonat (MTM).
27 15, 27 15
Jangan diberikan dengan

45
susu atau minuman

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
bersifat asam (DIH)
215 Eritromisin Sirup Eritromisin stearat 200 Jangan digunakan bersama
60 ml mg/5 ml 60 ml jus buah atau minuman
4, 18, 1, 2/11, 2/11, 4, berkarbonat (MTM).
3
27 4, 16 15, 16 Jangan diberikan dengan
susu atau minuman
bersifat asam (DIH)
216 Eritromisin Eritromisin stearat 200 Jangan digunakan bersama
(Erysanbe) Tab mg jus buah atau minuman
4, 18, 2/11, 4, 2/11, 4, berkarbonat (MTM).
3, 27
27 15, 27 15 Jangan diberikan dengan
susu atau minuman
bersifat asam (DIH)
217 Esilgan Tab Estazolam 1 mg Biasa diberikan 15-30
menit sebelum tidur.
Gunakan obat ini bersama
5, 12,
- - 5, 12, 17 makanan, susu atau antasid
17
jika terjadi nyeri lambung
(MTM). Digunakan
sebelum tidur(DIH)
218 Esthero Tab Estrogen 0,625 mg - - - -
Universitas Indonesia

219 Etambutol, Tibitol, Etambutol 250 mg, 500 Biasa diberikan pagi hari.
Santibi Tab mg Jangan menggunakan
antasida yang mengandung
3 12 12 3, 4, 5
aluminium pada 2 jam
pemberian etambutol
(MTM)
220 Euthyrox, Thyrax Levotiroksin 0,1 mg 13, 15, Jika menggunakan

46
- 12 12
Tab 27 cholestryramin, gunakan 1

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
jam setelah atau 4 jam
sebelum menggunakan
levotiroksin (MTM)
221 Exelon Kaps Rivastigmin hidrogen Diberikan pagi dan malam
3, 27 3, 27 - 3, 5, 12
tartrat 3 mg hari (USP DI)
222 Exluton Tab Linestrenol 0,5 mg - - - -
223 Eyevit Tab Bilberry dry extract 80
mg, Retinol 1600 IU, B-
Carotene 5 mg, Vit.E 40
mg, Lutein 250 mcg, - - - -
Zeaxanthin 60 mcg,
Selenium 15 mcg, Zn 5
mg
224 Famotidin Tab Famotidin 20 mg, 40 mg Merokok menghambat
penyembuhan ulkus
(MTM& USP DI). Dapat
- - 3, 12 3, 4, 17
diberikan tanpa makanan,
dapat diberikan bersama
antasida (DIH)
225 Feldene Flash Tab Piroxicam 20 mg Jangan menggunakan
aspirin selama penggunaan
Universitas Indonesia

piroksikam tanpa petunjuk


3, 5, 15,
langsung dari dokter
- 3 5, 17 17, 21,
(MTM). Jangan berbaring
22
sekitar 15-30 menit setelah
menggunakan obat ini
(USP DI)
226 Femara Tab film Letrozol 2,5 mg Dapat diberikan dengan

47
5 - - -
selaput atau tanpa makanan.

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Suplemen kalsium dan
vitamin D
direkomendasikan (DIH)
227 Femoston Tab 14 tab putih : Estradiol 2
mg. 14 tab abu-abu :
- - - -
Estradiol 2 mg,
Didogesteron 10 mg
228 Fenitoin, Dilantin, Fenitoin Na 100 mg Berhenti secara tiba-tiba
Ikaphen Tab dapat mengakibatkan
3, 5, terjadinya kejang. Biasa
3, 5, 12,
- 12, 15 12,15, digunakan sebelum tidur
17, 27
17, 27 (MTM). Dapat diberi
tambahan suplemen
vitamin D (DIH)
229 Fenobarbital Fenobarbital Na 30 mg, 5, 12, 5, 12, Tingkatkan asupan vitamin
- 5, 12, 27
(Luminal) Tab 50 mg, 100 mg 17 17 D (DIH)
230 Fenoksimetil Fenoksimetil penisilin
penisilin, Ospen 250 mg/5 ml 60 ml - 2, 4 - -
Sirup kering
231 Fenoksimetil Fenoksimetil penisilin
penisilin, Ospen 250 mg, 500 mg, 625 mg - 2, 4 - -
Universitas Indonesia

Tab
232 Fexofed Kaps ER Pseudoefedrin HCl, Jangan berikan tablet SR
Fexofenadine HCl atau kapsul untuk anak <
12 tahun (MTM). Dapat
5, 17,
27 5, 17 2/11, 27 diberikan dengan atau
27
tanpa makanan, diberikan
dengan air tidak dengan

48
jus buah (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
233 FeritrinTab Ferrihidroksi polimaltosa
konplek, FA, beta
karoten, Vit.B1, Vit.B2,
Vit.B6, Vit.B12, Vit.C, - - - -
Vit.D, Ca laktat, Ca
panthotenat, Coper sufat,
Nikotinamid, KI
234 Ferriz Drop Fe elemental 15 mg/15
- - - -
ml
235 Ferriz Sirup Fe elemental 15 mg/5 ml
- - - -
100 ml
236 Ferrous sulphate Besi (II) sulfat 7H2O Diberikan di antara makan.
Drop Jangan menggunakan
antasida bersamaan
dengan besi sulfat.
Diberikan langsung ke
dalam mulut atau
2/11,
- 15 2/11, 15 dicampur dengan air atau
15
jus buah (bukan
susu)(MTM). Jangan
gunakan suplemen besi
Universitas Indonesia

dan antasida atau kalsium


dalam waktu bersamaan,
beri jeda 1-2 jam (USP DI)
237 Ferrous sulphate Besi (II) sulfat 7H2O Diberikan di antara makan.
Sirup 150 mg/5 ml Jangan menggunakan
2/11,
- 15 2/11, 15 antasida bersamaan
15
dengan besi sulfat

49
(MTM). Jangan gunakan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
suplemen besi dan
antasida atau kalsium
dalam waktu bersamaan,
beri jeda 1-2 jam (USP DI)
238 Ferrous sulphate Besi (II) sulfat 7H2O Diberikan di antara makan.
Tab salut film 300 mg Jangan menggunakan
antasida bersamaan
dengan besi sulfat
2/11,
- 15 2/11, 15 (MTM). Jangan gunakan
15, 27
suplemen besi dan
antasida atau kalsium
dalam waktu bersamaan,
beri jeda 1-2 jam (USP DI)
239 FG Troches Tab Fradiomycin sulfate 2,5
hisap mg, Gramicidin-S HCl 1 - - - -
mg
240 Fitomenadion/Vit.K Fitomenadion 10 mg Dihisap atau dikunyah
- - -
Tab (IONI)
241 Fleet Phosphosoda Monobasic Na Phosphat
45 ml 2,4 g, dibasic Na - - - -
Phosphat 0,9 g 45 ml
Universitas Indonesia

242 Fleet enema, Fosen Monobasic Na Phosphat


133 ml 19 g, dibasic Na - - - -
Phosphat 7 g
243 Flexor Kaplet Gliclazide 80 mg - 27 - 17, 21
244 Fludexin Tab Parasetamol 500 mg,
klorfeniramin maleat 2
- 25 3, 5, 17 5, 17
mg, fenilefrin HCl 7,5

50
mg, dekstrometorfan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
HBr 15 mg
245 Fludexin Sirup Parasetamol 120 mg,
klorfeniramin maleat 0,5
mg, fenilefrin HCl 1,75 - 25 3, 5, 17 5, 17
mg, dekstrometorfan
HBr 3,5 mg
246 Fluimicil Kaps N-Asetilsistein 200 mg - - - -
247 Fluimucil Sirup N-Asetilsistein 150
- - - -
kering mg/50 ml 75 ml
248 Flukonazol, Flukonazol 50 mg, 150 Obat ini mempengaruhi
Diflucan, Flucoral mg kontrasepsi oral (MTM).
5 4 3, 12 3, 4, 17
Tab Dapat diberikan tanpa
makanan (DIH)
249 Flunarizin, Flunarizin 5 mg, 10 mg
- - - 5, 12
Sibelium, Frego tab
250 Fluoksetin HCl Fluoksetin HCl 10 mg, Biasa diberikan pagi hari
Kaps (Kalxetin, 20 mg atau pagi dan malam jika
Atiprestin, Prozac) digunakan 2 kali sehari
5, 12,
- 12 3, 5, 17 (MTM). Anak tidak
15, 17
dianjurkan (IONI). Dapat
diberikan tanpa makanan
Universitas Indonesia

(DIH)
251 Fluor Tab Fluor 0,5 mg - - - -
252 Forneuro Kaps Vit.B1 100 mg, Vit.B6
lunak 50 mg, Vit.B12 100
- - - -
mcg, Natural Vit.E 200
Iu, Folic acid 400 mcg
253 Fosamax plus Alendronat Na 70 mg, Sekurang-kurangnya

51
13, 15 13 12 13, 15
cholecalciferol 70 mcg setengah jam setelah

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(2800 IU) minum alendronat
sebelum minum suplemen
kasium, antasida (IONI).
Pasien harus menerima
suplemen vitamin D dan
kalsium. Diberikan pagi
hari. Pasien diminta untuk
tetap tegak (jangan
berbaring) selama 30
menit setelah pemberian
untuk mengurangi iritasi
esofagus (DIH& USP DI)
254 Fresubin Larutan Fat, protein,
500 ml carbohydrate cairan - - - -
(coklat/vanila) 500 ml
255 Frimania Tab Litium karbonat 200 mg Lakukan pengurangan
3, 5, dosis atau hentikan bila
3, 15, 3, 5, 15,
5, 12 12, 15, perlu jika terjadi diare,
27 27
17 muntah. Anak tidak
dianjurkan (IONI)
256 Furosemid, Lasix Furosemid 40 mg Gunakan pagi hari
Universitas Indonesia

Tab (MTM& USP DI).


Diberikan saat perut
kosong. Dapat pula
3, 5, 17,
- - 12, 21 diberikan bersama
21
makanan atau susu jika
terjadi gangguan GI,
meskipun dapat

52
menurunkan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
efektifitasnya. Karena
menyebabkan banyak
kehilangan kalium maka
dapat diberi suplemen atau
makanan mengandung
kalium (DIH)
257 Gabapentin, Gabapentin 300 mg Diberikan dengan atau
Gabexal, Nepatic, tanpa makanan (USP DI).
Neurontin Tab Antasida mempengaruhi
5, 12, 5, 12, absorpsi gabapentin,
5, 12 5, 12, 17
18 17 gunakan 2 jam setelah
antasida (MTM). Dapat
diberikan tanpa makanan
(DIH)
258 Galvus Tab Vildagliptin 50 mg - - - -
259 Gemfibrozil, Gemfibrozil 300 mg Hindari merokok (MTM).
Hypofil Kaps 12, 13, Diberikan 30 menit
13 2/13 12
17 sebelum sarapan dan
makan malam (USP DI)
260 Geriavita Kaplet β-Carotene 6 mg, Vit.E
salut film 30 mg, Vit.C 500 mg,
Universitas Indonesia

Folic acid 0,4 mg,


Vit.B1 15 mg, Vit.B2 15
mg, Nicotinamide 100
- - - -
mg, Vit.B6 20 mg,
Vit.B12 10 mcg, Biotin
45 mcg, Ca 20 mg, Fe 20
mg, Selenium 25 mcg,

53
Zn 20 mg

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
261 Glibenklamida Tab Glibenklamida 2,5 mg, 5
- - - 17, 21
mg
262 Gliquidone, Glikuidon 30 mg
- - - -
Glurenorm Tab
263 Glimepirid, Amaryl, Glimepirid 1 mg, 2 mg, Diberikan saat sarapan
- - 12 17, 21
Gluvas Tab 3 mg, 4 mg (DIH)
264 Glipizid Tab Glipizid 5 mg 13, 12,
13 - 17, 21
17, 21
265 Gliserin Gliserin 100 ml - - - -
266 Gliseril guaiakolat Gliseril guaiakolat 25
- - - -
Sirup 60 ml mg/5 ml 60 ml
267 Gliseril guaiakolat Gliseril guaiakolat 100
- - - -
Tab mg
268 Glucerna SR Serbuk Per 52 g : Protein 11 g,
carbohydrate 29 g, fiber - - - -
2,8 g, fat 8 g 400 g
269 Glucobay Tab Acarbose 50 mg, 100 mg Tidak dianjurkan untuk
anak dan remaja < 18
tahun. Tablet dikunyah
bersama satu suapan
3 27 - 3, 17
pertama makanan atau
Universitas Indonesia

ditelan utuh dengan sedikit


air segera sebelum makan
(IONI)
270 Glucodex Tab Gliclazide 80 mg - 27 - 17, 21
271 Glukosamine, Glukosamin HCl 500
mangan Kaps mg, Manganese 1 mg - - - -
(Fitbon)

54
272 Glukosamin Kaps Glukosamin 250 mg, 500 - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
mg
273 Griseofulvin, Griseofulvin 250 mg, Diberikan setelah makan
micronized Tab 500 mg (MTM). Baik digunakan
3, 4, 5, 3, 4, 5, dengan makanan berlemak
- 17, 21
17 17, 21 karena dapat
meningkatkan absorpsi
obat (DIH)
274 Haloperidol, Haloperidol 0,5 mg, 1 3, 4, 5,
5, 12,
Serenace, Haldol, mg, 1,5 mg, 2 mg, 5 mg - 5, 17 12, 15,
17, 21
Lodomer Tab 17, 21
275 Harnal D Tamsulosin HCl 0,2 mg Diberikan 30 menit setelah
13, 27 5, 17 5
Dispersible Tab makan (USP DI & MTM)
276 Harnal OCAS Tab Tamsulosin HCl 0,4 mg 13, 27 27 5, 17 5, 27
277 Hemobion Kaps Fe fumarat 360 mg,
Folic acid 1,5 mg,
Vit.B12 15 mvg, Vit.C
- - - -
75 mg, Ca Carbonate
200 mg, Cholecalciferol
400 iu
278 Hepa-Merz Garnul L-ornitin L-Aspartat -
- - - -
(LOLA) 3 g
Universitas Indonesia

279 Hidroklortiazid Tab Hidroklortiazid 25 mg Diminum pagi hari. Jika


menggunakan
cholestyramin, gunakan 1
3, 5, jam setelah menggunakan
3 - 21
12, 17 hidroklortiazid (MTM).
Pemberian dosis ganda
tidak boleh lebih dari jam

55
6 sore (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
280 Hidrokortison Tab Hidrokortison 10 mg 3 - 3,12,17 3
281 Hiviral Tab Lamivudin (3CT) 150 Dapat diberikan tanpa
mg makanan. Penyesuaian
- - - 4
dosis pada pasien gagal
ginjal (DIH)
282 Homoklorsiklizin Homoklorsiklizin HCl
- - - -
HCl (Homoclomin) 10 mg
283 Hyperchol Kaps Fenofibrat 300 mg Dapat diberikan dengan
- 3 12 3
atau tanpa makanan (DIH)
284 Hytrin, Hytroz Tab Terazosin HCl 1 mg, 2 Diberikan sebelum tidur.
1 mg, 2 mg mg Diberikan bersama
makanan (MTM). Jika
terazosin dihentikan
- 5 5, 12 5, 17 selama beberapa hari,
pengobatan diulangi
dengan regimen dosis awal
(IONI). Dapat diberikan
tanpa makanan (DIH)
285 Ibuprofen Kaplet Ibuprofen 200 mg, 400 Ibuprofen mempengaruhi
200,400 mg mg kewaspadaan dan
koordinasi, jangan
Universitas Indonesia

mengemudi atau
menjalankan mesin.
3, 15, 3, 5, 3, 5, 15,
3 Jangan berikan ibuprofen
27 17, 22 17, 21
untuk anak di bawah 12
tahun tanpa resep dokter
(MTM). Jangan digunakan
lebih dari 10 hari untuk

56
pengobatan demam tanpa

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
rekomendasi dokter (DIH).
286 Ibuprofen Sirup Ibuprofen 100mg/5ml 60 Ibuprofen mempengaruhi
(Proris) ml kewaspadaan dan
koordinasi, jangan
mengemudi atau
menjalankan mesin.
1, 3, 5, 3, 5, 15, Jangan berikan ibuprofen
3 3
17, 22 17, 21 untuk anak di bawah 12
tahun tanpa resep dokter
(MTM). Jangan digunakan
lebih dari 10 hari untuk
pengobatan demam tanpa
rekomendasi dokter (DIH).
287 Ibuprofen Sirup Ibuprofen 200 mg/5 ml Ibuprofen mempengaruhi
forte(Proris) kewaspadaan dan
koordinasi, jangan
mengemudi atau
menjalankan mesin.
1, 3, 5, 3, 5, 15, Jangan berikan ibuprofen
3 3
17, 22 17, 21 untuk anak di bawah 12
tahun tanpa resep dokter
Universitas Indonesia

(MTM). Jangan digunakan


lebih dari 10 hari untuk
pengobatan demam tanpa
rekomendasi dokter (DIH).
288 I-Flex Kapsul 0,75 Rose hip powd
- - - -
g
289 Imunos Kaplet Echinaceae (EFLA 894)

57
- - - -
500 mg, Zn pikolinat 10

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
mg,Selenium 15 mcg,
Asam askorbat 50 mg
290 Imboost Tab salut Echinacea purpurea 250
film mg, Black elderberry
- - - -
extr 400 mg, Zn
pikolinat 10 mg
291 Imboost force Echinacea purpurea 250
Kaplet mg, Black elderberry
- - - -
extr 400 mg, Zn
pikolinat 10 mg
292 Imboost Sirup Echinacea 250 mg, Zn
- - - -
pikolinat 5 mg Per 5 ml
293 Imboost force Sirup Echinacea 250 mg,
Blackelderberry extr 400 - - - -
mg, Zn pikolinat 5 mg
294 Imidapril, Imidapril HCl 5 mg, 10
- - - -
Tanapress Tab mg
295 Imipramin Tab Imipramin HCl 25 mg Berikan sebelum tidur jika
salut gula 5, 12, 3, 5, 12, menyebabkan ngantuk,
- 5, 17 15, 17, 15, 17, berikan pagi hari jika
21 21 menyebabkan insomnia
Universitas Indonesia

(MTM)
296 Imunos Sirup Echinacea (EFLA 894)
500 mg, Zn pikolinat 15
- - - -
mg, Selenium 15 mcg
Per 5 ml
297 Inpepsa Cairan 100 Sukralfat 500 mg/ml Jika menggunakan
2/11,
ml, Neciblok 100 - 18 2, 4 antasida, ciprofloksasin,

58
15
ml, Ulsafat 200 ml fenitoin, atau tetrasiklin,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Suspensi 100 ml jangan berikan dalam 30
menit pemberian sukralfat
(MTM)
298 Interhistin Tab Mebhidrolin Napadisilat
- - - -
50 mg
299 Iodium Kaps lunak Iodium 200 mg - - - -
300 Irbesartan, Aprovel, Irbesartan 150 mg, 300 Dapat diberikan dengan
- - 12 -
Irvebal Tab mg atau tanpa makanan (DIH)
301 Isoprinosine Sirup Methisoprinol 250
- - - -
60 ml mg/15 ml
302 Isoprinosine Tab Methisoprinol 500 mg - - - -
303 Isoniazid (INH) Tab Isoniazid 100 mg, 300 Tingkatkan asupan asam
mg folat, niasin, magnesium.
Hindari makanan yang
mengandung histamin
(DIH). Jika mengganggu
GI,dapat di berikan
bersama makanan. Jika
2/13, 2/11,
2/11 3, 4, 17 menggunakan antasida,
12 12
berikan setelah 1 jam
pemberian isoniazid
Universitas Indonesia

(MTM). Sangat penting


untuk memberikan
piridoksin setiap hari
selama menggunakan obat
ini (USP DI)
304 INH CIBA Tab Isoniazid 300 mg, Vit.B6 2/13, 2/11,
2/11 3, 4, 17
10 mg 12 12

59
305 Isosorbid 5- Isosorbid 5-mononitrat 15, 27 27 2/11, 5, 2/11, 12, Jangan berikan dalam

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
mononitrat, 20 mg, 60 mg waktu berdekatan.
Cardismo, Imdur Diberikan satu kali sehari
Tab 12, 17 15, 17 pada pagi hari (DIH).
Jangan berikan sildenafil
bersama obat ini (USP DI)
306 Isosorbid dinitrat, Isosorbid dinitrat 5 mg, Jangan berikan dalam
Farsorbid Tab 10 mg waktu berdekatan. Obat
5, 9, 2/11, 12,
sublingual - - jangan dikunyah (DIH).
12, 17 15, 17
Jangan berikan sildenafil
bersama obat ini (USP DI)
307 Itrakonazol, Itrakonazol 100 mg Hindari pemakaian pada
Sporanox, Spyrocon riwayat gangguan fungsi
3, 4,
Kaps 3 3 3, 4, 17 hati (IONI). Jangan
18, 27
diberikan bersama antasida
(DIH)
308 Ixor Tab Roxithromycin 150 mg - - - -
309 Januvia Tab Sitagliptin 100 mg Dapat diberikan dengan
27 - - -
atau tanpa makanan (DIH)
310 Justin Tab Lovastatin 20 mg Diberikan saat makan
malam (MTM, USP DI&
DIH). Hindari
Universitas Indonesia

27 - 12 3, 12 mengkonsumsi jus anggur


dalam jumlah besar,
meningkatkan toksisitas
(DIH)
311 Kaflam Tab salut Kalium diklofenak 25 3, 15, 5, 17, 3, 5, 15,
-
gula mg, 50 mg 27 22, 27 17, 21
312 Kalium klorida Tab Kalium klorida 300 mg

60
3, 15 - - 3, 15, 27
siap larut

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
313 Kalium klorida Tab Kalium klorida 600 mg
3, 15,
sustained-release - - 3, 15, 27
27
(KSR)
314 Kalitake Sachet Calcium polysterene
- - - -
sulfonate 5 g
315 Kalsium laktat Tab Kalsium laktat 500 mg Diberikan 1-1 ½ jam
- - - 15, 17
setelah makan
316 Kaolin 550 mg + Kaolin 550 mg + pektin
pektin 20 mg 20 mg
(Kombinasi : - - - -
Kaolin 550 mg +
pektin 20 mg
317 Karbamazepin, Karbamazepin 100 mg/5 Direkomendasikan untuk
Tegretol Sirup ml 120 ml tidak menggunakan cairan
obat lainnya. Ketika
suspensi dikombinasikan
1, 3, 5,
3, 5, 12, dengan larutan
3, 15 5, 12 12, 17,
21 klorpromazin atau
21
tioridazin, terbentuk
endapan yang akan
menurunkan efeknya
Universitas Indonesia

(DIH)
318 Karbamazepin Tab Karbamazepin 200 mg 3, 5,
3, 15, 5, 12, 3, 5, 12,
12, 17,
27 27 21
21
319 Karbamazepin Karbamazepin 100 mg, 3, 5,
3, 5, 3, 5, 12,
(Tegretol) Tab 200 mg 3, 15 12, 17,
12, 14 21
kunyah 21

61
320 Karbon aktif Karbon aktif - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(Bekarbon)
321 Ketesse Tab Deksketoprofen
- 2/13 - -
trometamol 25 mg
322 Ketokonazol Tab Ketokonazol 200 mg Penggunaan antasida
diberi selang waktu 2 jam
(DIH). Gunakan
3, 12, ketokonazol 2 jam setelah
3 3, 4, 18 3, 4, 17
17 menggunakan antasida,
beladon, simetidin,
glikopyrolet, isopropamid,
propantelin, atau ranitidin
323 Ketoprofen, Ketoprofen 50 mg, 200 Jangan berbaring 15-30
kaltrofen Tab mg 3, 5, 3, 5, 15, menit setelah
3 3
17, 22 17, 22 menggunakan obat ini
(USP DI)
324 Ketoprofen, Ketoprofen 50 mg dan
Kaltrofen, 100 mg
3, 5, 3, 5, 15,
Pronalges, Profenid 3, 27 3, 27
17, 22 17, 22
Tab salut enterik 50
mg dan 100 mg
325 Ketricin Tab Triamsinolon 4 mg 3, 12, Diminum pagi hari
- 3 -
Universitas Indonesia

17 (MTM)
326 Kiddi Pharmaton L-lysine HCl 20 mg, Ca
Sirup 8,67 mg, Phosphorus
13,33 mg, Vit.B1 0,2
mg, Vit.B2 0,24 mg, - - - -
Vit.B6 0,4 mg, Vit.D3 1
mcg, Vit.E 1 mg,

62
Nicotinamide 1,33 mg,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
d-Phantotenol 0,67 mg
Per ml
327 Klorambusil Tab Klorambusil 2 mg Diberikan saat perut
- - 22 12
kosong (DIH)
328 Kloramfenikol Tab Kloramfenikol 250 mg Perlu peningkatan asupan
2/11, 4,
- - - riboflavin, piridoksin dan
15
vitamin B12 (DIH)
329 Kloramfenikol Kloramfenikol 125 mg/5 Perlu peningkatan asupan
2/11, 4,
Sirup 60 ml ml - - - riboflavin, piridoksin dan
15
vitamin B12 (DIH)
330 Klorfeniramin Klorfeniramin maleat 4 Jangan gunakan obat ini
maleat (CTM) Tab mg jika menggunakan MAO
inhibitor (isokarboxazid,
phenelzine,
3, 5,
tranylcypromine). Jangan
- - 15, 17, 5
berikan kapsul atau tablet
27
SR untuk anak < 12 tahun
dan tablet kunyah atau
sirup untuk anak < 6 tahun
(MTM)
331 Klorokuin Tab Klorokuin fosfat 150 mg, Hindari penggunaan
Universitas Indonesia

250 mg bersamaan dengan obat


yang bersifat hepatotoksik
(IONI). Dapat dicampur
3 18 - 3, 4, 5
dengan sirup coklat atau
dimasukkan de dalam
kapsul gelatin untuk
menutupi rasa pahit (DIH)

63
332 Klorokuin fosfat Klorokuin fosfat 50 3 18 - 3, 4, 5

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Sirup ( Klorokuin) mg/5 ml
333 Klorpromazin, Klorpromazin 25 mg, Untuk larutan oral/ injeksi
Cepezet, Largactil 100 mg 5, 12, 3, 5, 12, hindari kontak langsung
5, 17,
Tablet dan Tablet - 15, 17, 15, 17, dengan kulit karena dapat
21
salut film 21, 27 27 menimbulkan terjadinya
dermatitis (DIH).
334 Kolkatriol Kaps Kalsitriol 0,25 mcg
3 - - -
lunak
335 Kolkisin, Recolfar Kolkisin 0,5 mg Dapat diberikan tanpa
Tab makanan. Diperlukan
15 - - 12, 17
vitamin B12, hindari jus
anggur (DIH)
336 Kuinin bisulfat Kuinin bisulfat 200 mg Hindari penggunaan
(Kina) Tab antasida yang mengandung
3, 27 - 3, 27 3, 4, 5 aluminium atau
magnesium karena
masalah absorpsi obat
337 Lactulac Sirup Laktulosa 3,335 g/5 ml Dikontraindikasikan untuk
60 ml pasien yang membatasi
galaktosa, dapat dicampur
- - 15
dengan jus buah, susu, air
Universitas Indonesia

atau minuman berkarbonat


aroma jeruk (DIH)
338 Laktafit Tab Plasenta ext, Vit.B12, Ca
- - - -
fofat ibasic
339 Lamictal Tab Lamotrigine 100 mg Lamotrigin dapat
3, 5,
menimbulkan ruam kulit
27 12 12, 15, 5, 12, 17
yang berat, terutama pada

64
21
anak-anak, dosis yang

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
direkomendasikan
sebaiknya dipatuhi (IONI).
Dapat diberikan tanpa
makanan (DIH). Dapat
diberikan dengan atau
tanpa makanan (USP DI)
340 Lansoprazol, Lansoprazol 30 mg Harus diberikan sebelum
Lancid, Lapraz, 2/11, 4, makan, paling baik
- 18, 27 12, 27
Lasgan, Prazotec 27 sebelum sarapan (DIH)
Kaps
341 Lapifed Drop Pseudoefedrin, Jangan diminum melebihi
triprolidin dosis yang tertera pada
label dalam 24 jam.
Jangan berikan obat ini
5, 15, 3, 5, 3, 5, 15,
- untuk anak < 12 tahun
17 15, 17 17
tanpa petunjuk
dokter(MTM). Dapat
diberikan dengan atau
tanpa makanan (DIH)
342 Lapifed Sirup Pseudoefedrin, Jangan diminum melebihi
triprolidin dosis yang tertera pada
Universitas Indonesia

label dalam 24 jam.


Jangan berikan obat ini
5, 15, 3, 5,
- 5, 17 untuk anak < 12 tahun
17 15, 17
tanpa petunjuk dokter
(MTM). ). Dapat diberikan
dengan atau tanpa
makanan (DIH)

65
343 Laxadine Emulsi Fenolftalein 55 mg, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
parafin cair 1200 mg,
gliserin 378 mg, jeli 9,4
mg Per 5 mg emulsi
344 L-Bio Sachet Lactobacillus,
- - - -
Bifidobacterium
345 Lentrin Tab, Reotal Pentoksifillin 400 mg 3, 5,
3, 27 3, 27 -
SR 400 Kaps SR 12, 27
346 Lessichol-300 Kaps Lechitin Murni (PPC 95
lunak %) 300 mg, Vit.B1 6 mg,
Vit.B2 6 mg, Vit.B12 6 - - - -
mcg, Vit.E 10 mg,
Nicotinamide 30 mg
347 Levazide, Madopar Antiparkinson DOEN Jangan menggunakan obat
HBS Kaps kombinasi : Benzerazid yang mengandung vit.B6
HCl 25 mg Levodopa atau makanan yang
12, 23, 3, 5, 12,
100 mg - 3 mengandung vit.B6 (ikan,
27 27
hati) karena vit.B6
menghilangkan efek
levodopa (MTM)
348 Levofloxacin Levofloksasin 500 mg Dapat diberikan tanpa
Cravit, Cravox, makanan. Diberikan 2 jam
Universitas Indonesia

Levocin Tab salut sebelum atau 2 jam


film sesudah pemberian
4, 5, 5, 12, multivitamin, antasida atau
15, 21 4, 5, 15
19, 27 15, 21 produk yang mengandung
magnesium, aluminium,
besi, atau zink (DIH).
Dapat diberikan dengan

66
makanan atau saat perut

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
kosong (USP DI)
349 Lincomisin, Linkomisin HCl 250 mg,
Lincocin, 500 mg
- - - -
Lincimisin,
Lincophar Kaps
350 Lincomisin Linkomisin HCl 250
- - - -
(Biolincom) Sirup mg/5 ml
351 Loratadin, Claritin Loratadine 10 mg 2/11, 5, Dapat diberikan tanpa
Tab - 5 15, 17, 5, 17 makanan (DIH)
21
352 Lioresal Tab Baklofen 10 mg 5, 12, 5, 12,
12 5, 12, 17
17 17
353 Lipanthyl Supra 160 Fenofibrat 160 mg
3, 27 3 3, 12 3
Tab salut film
354 Livial Tab Tibolon 2,5 mg - - - -
355 Lizor Kaps Sefprozil 500 mg Diberikan saat perut
kosong. Jika mengganggu
3, 4, 5,
3 - 4 GI, dapat diberikan
15
bersama makanan (USP
DI)
356 Lodopin Tab salut Zotepin 25 mg dan 50
- 5, 17 - -
Universitas Indonesia

gula mg
357 Lopinavir + Lopinavir 200 mg + Dapat diberikan dengan
Ritonavir Ritonavir 50 mg atau tanpa makanan.
(kombinasi) Tab 27 3 - 3, 12 Tablet tidak
direkomendasikan untuk
pasien < 15 kg(DIH)
358 Lopresor Tab salut Metoprolol tartrat 100 3, 5, 5, 12, 17, Dapat diberikan tanpa

67
12, 27 12, 27
film mg 12, 27 27 makanan (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
359 Lorazepam Tab Lorazepam 0,5 mg Jangan digunakan > 4
salut film 5, 12, bulan. Merokok dapat
- 5, 17 5, 12, 17
(Merlopam) 17 menurunkan efektifitas
obat ini(MTM)
360 Ludiomil Tab salut Maprotilin HCl 10 mg, 5, 12,
5, 12, 15,
film 25 mg, 50 mg - - 15, 17,
17
21
361 Lutenyl Kaplet Nomegestrol asetat 5 mg - - - -
362 Lynoral Tab Etinil estradiol 50 mcg - - - -
363 Magalat Suspensi Magaldrat 540 mg, Di antara makan dan
100 ml simetikon 20 mg Per 5 sebelum tidur (DIH).
ml - - 1, 3 4 Berikan 1 jam dan 3 jam
setelah makan dan
sebelum tidur (USP DI)
364 Magnesium sulfat Magnesium sulfat serbuk Biji-bijian, kacang polong,
,Garam inggris 30 g dan sayuran berdaun hijau
- 2, 10 - 10, 15
Serbuk adalah sumber magnesium
(DIH)
365 Maltofer Fe III Hydroksid
- - - -
polymaltose 5 mg
366 Matovit Sirup Bilberry dry extr 40 mg,
Universitas Indonesia

Retinol 800 IU. B-


- - - -
Carotene 2,5 mg, Vit.E
20 mg
367 Matovit Tab Β-Carotene 5 mg,
Bilberry dry extr 80 mg,
Retinol 1600 IU, Vit.E - - - -
40 mg

68
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
368 Matovit AX Kaplet Natural astaxanthin 2
mg, Bilberry dry extr 80
mg, Lutein 3 mg,
- - - -
Zeaxanthin 0,25 mg, Zn
2,5 mg, Selenium 10
mcg
369 Matoflam Kaplet Natural astaxanthin 2
mg, Lutein 3 mg,
Zeaxanthin 0,25 mg, Zn - - - -
2,5 mg, Selenium 10
mcg
370 Max C Multivitamin - - 3, 15 -
371 Mebendazol Sirup Mebendazol 100 mg/5
- - 3 -
30 ml ml
372 Mebendazol Tab Mebendazol 100 mg,
- - 3 -
500 mg
373 Mecobalamin, Mekobalamin 250 mcg,
Kalmeco, Lapibal, 500 mcg
- - - -
Methycobal Kaps
250 dan 500
374 Mecola Kaplet salut α-Lipoic acid 300 mg,
Universitas Indonesia

film Cyanocobalamin 100 - - - -


mcg
375 Medroksi Medroksi progesteron Hindari asap rokok karena
progesteron asetat asetat 5 mg, 10 mg dapat meningkatkan resiko
Tab stroke, tekanan darah
- - - 5
tinggi, serangan jantung
(MTM)

69
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
376 Meiact Tab Sefditoren pivoxil 200 Diberikan saat perut
mg kosong. Jika mengganggu
3 - - 4, 17 GI, dapat diberikan
bersama makanan (USP
DI)
377 Meloxicam, Meloksikam 7,5 mg dan Dapat diberikan dengan
Mexpharm, Movi- 15 mg 3 3 - 17, 22 atau tanpa makanan
Cox, Movix Tab (MTM)
378 Memoran Kaps Fosfatidilserin 100 mg - - - -
379 Meptin Sirup Prokaterol HCl 5 mcg/ml - - - -
380 Meptin Tab Prokaterol HCl 25 mcg,
- - - -
50 mcg
381 Merkaptopurin Tab Merkaptopurin 50 mg 15, 17,
2/11 - 15, 17
(6MP) 22
382 Merron 25 Tab salut Sinarizine 25 mg
film, Stugeron Tab - 5, 17 - -
25 mg
383 Mestinon Tab salut Piridostigmin Br 60 mg
- - - -
gula
384 Metampiron Tab Metampiron 500 mg - - - -
385 Metenamin Metenamin mandelat Jangan menggunakan
Universitas Indonesia

mandelat Tab salut 500 mg antasida selama


enterik (Hexamin) menggunakan obat ini
3, 15,
- 4 3, 4, 27 (MTM). Hindari terlalu
27
banyak buah (khususnya
buah dan jus jeruk), susu
(USP DI)
386 Metformin HCl Metformin HC 500 mg 3, 12,

70
3 3 17
Kaps (Glunor) 17

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
387 Metformin HCl Metformin HC 500 mg Diberikan satu kali sehari
3, 15, 3, 12,
slow-release Kaplet 3, 27 17 bersamaan makan malam
27 17, 27
(Glumin XR) (DIH)
388 Metformin, Metformin HCl 500 mg,
3, 12,
Gludepatic, Glumin, 850 mg 3 3 17
17
Glunor XR Tab
389 Metilprednisolon, Metilprednisolon 16 mg, Diminum pagi hari
Hexilon Tab 16 mg, 4 mg (MTM). Penambahan
Medixon, Medrol, 3, 12, makanan kaya vitamin B6,
3 3 3, 12, 17
Somerol 17 vitamin C, vitamin D,
folat, kalsium, fosfor, dan
protein (DIH)
390 Methergin Tab salut Metil ergometrin
gula hidrogen maleat 0,125 - - - -
mg
391 Metoklopramid HCl Metoklopramid 10 mg 5, 13, Terapi > 12 minggu harus
13 - 5, 13, 17
Tab 17 dihindari (DIH)
392 Metoklopramid Metoklopramid 5 mg/5 5, 13, Terapi > 12 minggu harus
13 - 5, 13, 17
Sirup ml 50 ml 17 dihindari (DIH)
393 Metoklopramid Metoklopramid 0,1 Hitung dosis secara akurat,
Tetes 10 ml mg/tts lebih baik menggunakan
5, 13,
Universitas Indonesia

13 - 5, 13, 17 pipet (IONI). Terapi > 12


17
minggu harus dihindari
(DIH)
394 Metotrexate Tab Metotrexate 2,5 mg Jangan menggunakan
(garam Na) vaksin (seperti campak,
15, 17, 12, 17,
- flu) tanpa konsultasi
21, 22 21, 22
dengan dokter (MTM)

71
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
395 Metronidazol Susp Metronidazol 125 mg/5 Diberikan saat perut
3, 4, 3, 15,
(Flagyl) 60 ml ml 3, 4, 5, kosong. Jika terjadi
- 15, 17, 17, 21,
15, 17 gangguan GI, berikan
27 23
bersama makanan (DIH)
396 Metronidazol Metronidazol 250 mg 3, 4, 3, 15,
3, 4, 5,
(Flagyl) Tab dan dan 500 mg 2/11 15, 17, 17, 21,
15, 17
Tab forte 27 23
397 Micardis Tab Telmisartan 40 mg, 80 Dapat diberikan tanpa
- - - -
mg makanan (DIH)
398 Microgynon Levonorgestrel 150 mcg
(Kombinasi : etinil estradiol 30 mcg +
- - - -
Levonorgestrel,etini 7 tab plasebo
l estradiol)
399 Microlax Enema Na lauril sulfoasetat 45
mg, Na sitrat 450 mg,
asam sorbat 5 mg, PEG - - - -
400 625 mg, sorbitol
4465 mg 5 ml
400 Microlax Tab Na lauril sulfoasetat 45
mg, Na sitrat 450 mg,
asam sorbat 5 mg, PEG - - - -
Universitas Indonesia

400 625 mg, sorbitol


4465 mg
401 Microlut Tab Levonorgestrel 30 mcg - - - -
402 Morfin, MST Morfin sulfat 10 mg, 15 Jangan gunakan analgesik,
Continu Tab mg transquilizer, antidepresan,
5, 17, 5, 17, 5, 12, 15,
27 sedatif selama
27 27 17
menggunakan morfin

72
tanpa petunjuk dokter

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(MTM)
403 MST Continus Tab Morfin sulfat 10 mg, 15 Jangan gunakan analgesik,
mg, 30 mg transquilizer, antidepresan,
5, 17, 5, 17, 5, 12, 15, sedatif selama
27
27 27 17 menggunakan morfin
tanpa petunjuk dokter
(MTM)
404 Mucosta Tab Rebamipide 100 mg - - - -
405 Mucotein, Vectrine Erdostein 175 mg/5 ml
- - - -
Sirup kering 60 ml
406 Myleran Tab Busulfan 2 mg Kulit menjadi lebih gelap
- - 22 12, 15
(MTM)
407 Nalgestan Tab Fenilpropanolamin HCl Jangan berikan tablet SR
15 mg, Klorfeniramin 3, 5, atau kapsul untuk anak <
maleat 2 mg - - 15, 17, - 12 tahun dan sirup atau
25, 27 tablet kunyah untuk anak <
6 tahun (MTM)
408 Natrium bikarbonat Natrium bikarbonat 500 Harus diberikan 1-3 jam
- - - -
Kaps mg setelah makan (DIH)
409 Natrium diklofenak Natrium diklofenak 25
Tab , Voltaren 25 mg, 50 mg 3, 15, 5, 17, 3, 5, 15,
-
Universitas Indonesia

dan 50 Tab salut 27 22, 27 17, 21


enterik
410 Natrium iopodat Natrium iopodat 500 mg
- - - -
Kaps
411 Nephrisol Serbuk - - - -
412 Neomisin Kaps Neomisin 500 mg - - - 4
413 Neo-Mune Serbuk Protein (casein 8.76 g,

73
- - - -
Arginine 2.5 g,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Glutamine 1.25 g) 12.5
g, Carbohydrate (dextrin
22.51 g, Fructose 2.5 g)
25.01 g, Polydextrose
1.92 g, Fat (corn oil 1.67
g, MCT 3.01 g, Fish oil
1.11 g) 5.79 g, Vit A
660.48 iu, β-Carotene
580.32 iu, Vit D 60 iu,
Vit E 12 iu, Vit B1 0.6
mg, Vit B2 0.4 mg, Vit
B6 0.6 mg, Vit B12 1.6
mcg, Vit C 66.72 mg,
Pantothenic acid 1.2 mg,
Niacin 4 mg, Folic acid
80.16 mcg, Biotin 60
mcg, Choline 60 mcg,
Vit K 12 mcg, Taurine
20.02 mg, L-Carnitine
20.02 mg, Ca 120 mg,
Phosphorus 120 mg,
Universitas Indonesia

Iodine 20.02 mcg, Fe 2.4


mg, Mg 54.72 mg,
Copper 0.3 mg, Zn 3 mg,
Manganese 0.4 mg, Cl
177.6 mg, K 211.2 mg,
Na 160.8 mg. per 48 g
414 Neuralgin Tab Parasetamol 350 mg, 3, 25, 3, 5, Dewasa : jangan

74
- 17
ibuprofen 200 mg, 30 17, 22 menggunakan obat ini

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
caffein 50 mg lebih dari 10 hari (5 hari
untuk anak) tanpa resep
dokter dan jangan berikan
obat ini untuk anak lebih
dari 5 dosis selama 24 jam
(MTM).
415 Neurosanbe 5000 Vit.B1 100 mg, Vit.B6
Tab 100 mg, Vit.B12 5000 - - - -
mcg
416 Neurodex Tab Vit.B1 100 mg, Vit.B6
200 mg, Vit.B12 250 - - - -
mcg
417 Neurosanbe Tab Vit.B1 100 mg, Vit.B6
film coated 200 mg, Vit.B12 250 - - - -
mcg
418 Neviral Tab Nevirapin 200 mg Pasien disarankan untuk
menghentikan pengobatan
dan meminta pengobatan
medis dengan segera bila
gejala hepatitis, reaksi
kulit yang parah, atau
- - - 4, 12
Universitas Indonesia

reaksi hipersensitifitas
memburuk (IONI). Dapat
diberikan dengan atau
tanpa makanan,dapat
diberikan bersama antasida
(USP DI &DIH)
419 New Diatab Tab Activated attapulgite 600

75
- - - -
mg

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
420 Nexium Tab salut Esomeperazol 20 mg Paling baik diberikan
2 - 2 2, 4, 27
film sebelum sarapan (DIH)
421 Nicergolin Tab Nicergolin 10 mg
- - - -
(Serolin)
422 Nifedipin Farmalat Nifedipin 10 mg Hindari jus anggur
2/11,
Tab (MTM). Secara umum
- 3, 27 12, 17, 12, 27
dapat diberikan dengan
27
atau tanpa makanan (DIH)
423 Nikotinamid Tab Nikotinamid 100 mg - - 3, 27 -
424 Nimotop Tab salut Nimodipin 30 mg
- - - 12
film
425 Nistatin Tab salut Nistatin 500.000 UI 4 27 4
426 Nistatin, Nistatin 100.000 IU/ml
Mycostatin,
1 4 1 4
Candistatin Drop 12
ml
427 Nitrofurantoin Kaps Nitrofurantoin 50 mg 3, 15, 3, 4, 23,
3 4, 23
23, 27 27
428 Nitrokaf retard, Nitrogliserin 2,5 mg, 5 Jangan gunakan sildenafil
2/11, 5,
Nitrokaf retard forte mg 5, 12, bersama obat ini (USP DI)
15, 27 - 12, 15,
Kaps susteined 17, 27
17, 27
Universitas Indonesia

release
429 Nipe Sirup Isotipendil 2 mg,
289Asetaminofen 120
- - - -
mg, Fenilefrin HCl 5 mg
Per 5 ml
430 Nipe Paed drop Isotipendil HCl 1 mg,
Asetaminofen 120 mg, - - - -

76
Fenilefrin HCl 5 mg Per

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
ml
431 Nonflamin Kaps Tinoridin HCl 50 mg - - - -
432 Noperten, Tensiphar Lisinopril dihidrat 5 mg, Perhatikan efek hipotensi
Tab 10 mg setelah 1-3 jam pemberian
- - 3, 5, 12 2, 5, 17
dosis pertama atau dosis
ditingkatkan (DIH)
433 Normafit Tab Bilberry 80 mg, Lutein
55,5 mg, Zeaxanthin
- - - -
4,51 mg, Astaxantin
65,15 mg
434 Noza Kaplet Tripolidin HCl 2,5 mg, 3, 5, Jangan berikan untuk anak
5, 17, 3, 5, 15,
Pseudoefedrin HCl 30 25 15, 17, < 12 tahun (MTM).
25, 30 17
mg, Parasetamol 500 mg 25, 27
435 Nutriflam Tab Serratiopeptidase 5 mg,
pancreatin 25 mg, - - - -
Lecithin 100 mg
436 Obat batuk Hitam
- - - -
Cairan (OBH)
437 Obat batuk Hitam
Cairan konsentrat - - - -
(OBH)
Universitas Indonesia

438 Ofloxacin Tab Ofloksasin 200 mg, 400 Jangan gunakan antasida,
mg suplemen mineral atau
vitamin dengan zink atau
2/11, 5,
4, 5, besi 2 jam setelah
- 12, 15, 4, 5, 15
19, 21 menggunakan obat ini
21
(MTM & DIH). Dapat
diberikan dengan makanan

77
atau saat perut kosong

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(USP DI)
439 Olandoz, Zyprexa Olanzapin 10 mg Dapat diberikan tanpa
Tab makanan (DIH). Dapat
5, 12,
- 5, 17 5, 17 diberikan dengan atau
17
tanpa makanan,atau saat
perut kosong (USP DI)
440 Omeprazole, OMZ, Omeprazol 20 mg Diminum sebelum makan.
Pumpitor, Stomacer Jangan merokok selama
Kaps 20 mg menggunakan obat ini
karena merokok
menurunkan efektifitasnya
(MTM). Saran : telan
seluruh kapsul, larutkan
27 27 27 4, 27
tablet dalam air atau
campur isi kapsul dengan
sari buah atau yoghurt
(IONI). Harus diberikan
saat perut kosong, paling
baik sebelum sarapan
(DIH)
441 Ondansentron Ondansentron 4 mg dan Diberikan tanpa makanan
Universitas Indonesia

Kaplet 4 mg dan 8 8 mg (MTM &DIH)


mg , Ceteron
- - - -
Kaplet salut film 4
mg, Cedantron 8 mg
, Vometron Tab
442 Optimax Kaplet Lutein 3 mg, Lycopene 2
mg, Vit.E 25 mg, Vit.C - - - -

78
100 mg, Zn 10 mg, B-

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Carotene 6000 IU,
Bilberry extr 80 mg
443 Optimax Plus Sirup Lutein 1 mg, Lycopene
0,5 mg, Zeaxanthin 350
mcg, Vit.E 12,5 mg,
Vit.C 50 mg, Zn 2,5 mg, - - - -
B-Carotene 10% 2,5 mg,
Bilberry dry extr 40 mg
Per 5 ml
444 Oralit, Pharolite Natrium klorida 0,52 g +
Serbuk kalium klorida 0,30 g +
glukosa anhidrat 2,70 g - - - -
+ trinatrium sitrat
dihidrat 0,58 g
445 Orezync serbuk Zink sulfat 10 mg Jika mengganggu GI dapat
diberikan bersama
makanan. Jangan berikan
- - - 2/11 suplemen zink dan
suplemen tembaga, besi
atau fosfat dalam waktu
bersamaan (USP DI)
Universitas Indonesia

446 Oscal, Rocaltrol Kalsitriol 0,25 mcg, 0,5 Dapat diberikan tanpa
Kaps mcg makanan, pemberian
bersama makanan untuk
mengurangi masalah GI.
- - - -
Berikan asupan kalsium
yang cukup selama terapi
(DIH). Jangan gunakan

79
antasida yang mengandung

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
magnesium selama
menggunakan obat ini
(USP DI)
447 Osteocal Tab Kalsium karbonat 1250 Jangan gunakan kalsium
kunyah mg karbonat sebagai antasida
> dari 2 minggu tanpa
pengawasan dokter. Jika
digunakan sebagai
- - 14, 15 14, 15
suplemen makanan,
diminum bersama
makanan (MTM).
Diberikan 1-1 ½ jam
sesudah makan (USP DI)
448 Ossoral Tab Oseinhidroksiapatite
- - - -
comp 200 mg
449 Oste forte Kaplet Glukosamin HCl 500
mg, kondroitin sulfat 400
mg, Mn 0,5 mg, Mg 10 - - - -
mg, Zn 5 mg, Vit.C 50
mg
450 Osteocare Tab Ca 300 mg, Mg 150 mg,
- - - -
Universitas Indonesia

Zn 5 mg, Vit D3 2,5 mcg


451 Osteo-C Kaps Glukosamin, Condroitin,
capsium, camphor, metil - - - -
salisilat
452 Osteokom Kaplet Glukosamin HCl 500
salut film mg, kondroitin sulfat 400
- - - -
mg, metilsulfonil metan

80
200 mg, Vit.C 50 mg,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Selenium 15 mcg, Zn 5
mg, Mn 50 mcg, Mg
gliserofosfat 10 mg
453 Ovestin Tab Estriol 1 mg - 27 - -
454 Oxyvit Kaplet β-Carotene 10.000 IU,
Vit.C 500 mg, Vit.E 100 - - - -
IU
455 Pantoprazol Tab Pantoprazol 40 mg Dapat diberikan dengan
atau tanpa makanan,
27 27 12, 27 4, 27
paling baik sebelum
sarapan (DIH& USP DI)
456 Papaverine Tab 40 Papaverine 40 mg
- - 5 -
mg
457 Parasetamol, Parasetamol 100 mg/ml Dewasa : jangan
Sanmol,Tempra mg, Zn 5 mg, Vit.C 50 menggunakan obat ini
1 25, 30 1, 17 17
Drop 15 ml mg lebih dari 10 hari (5 hari
untuk anak) tanpa resep
458 Parasetamol, Parasetamol 120 mg/5ml Dewasa : jangan
Dumin, Sanmol menggunakan obat ini
Sirup 60 ml lebih dari 10 hari (5 hari
untuk anak) tanpa resep
1 25, 30 1, 17 17
Universitas Indonesia

dokter dan jangan berikan


obat ini untuk anak lebih
dari 5 dosis selama 24 jam
(MTM).
459 Parasetamol Sirup Parasetamol 250 mg/5 Dewasa : jangan
forte(Tempra) ml menggunakan obat ini
1 25, 30 1, 17 17
lebih dari 10 hari (5 hari

81
untuk anak) tanpa resep

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
dokter dan jangan berikan
obat ini untuk anak lebih
dari 5 dosis selama 24 jam
(MTM).
460 Parasetamol, Parasetamol 500 mg dan Dewasa : jangan
Dumin, Sanmol, 600 mg menggunakan obat ini
Sumagesic Tab lebih dari 10 hari (5 hari
untuk anak) tanpa resep
- 25, 30 17 17
dokter dan untuk anak
jangan berikan obat ini
lebih dari 5 dosis selama
24 jam (MTM).
461 Parlodel Tab Bromokriptin mesilat 2,5 3, 5, 3, 5, 15,
- 3
mg 12, 17 17
462 Pedialyt Lar steril Per L : Na 22,5 meq, K
10 meq, Cl 17,5 meq,
- - - -
Citrat 15 meq, Dextrose
25 g 500 ml
463 Persantin Tab Dipiridamol 25 mg Jika mengiritasi saluran
2, 15, 2/11, 15, cerna dapat diberikan
2, 15 2/13
27 22 bersama makanan (USP
Universitas Indonesia

DI)
464 Piptal Pediatric Pipenzolat Br 4 mg,
5, 12,
Drop Fenobarbital Na 6 mg, - - -
17
etanol 0,2 ml
465 Piracetam , Piracetam 800 mg, 1200
Fepiram, Neurotam mg - 5 - -
Tab dan Kaps

82
466 Piracetam Sirup Piracetam 10 % 100 ml - 5 - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(Latropil,
Nootropil)
467 Pirantel Susp Pirantel 125 mg/5 ml 30
- - - -
ml
468 Pirantel Tab Pirantel 125 mg, 250 mg - - - -
469 Piridoksin HCl Piridoksin HCl 10 mg,
- - 27 -
(Vitamin B6) Tab 25 mg
470 Piroxicam Tab Piroxicam tab 10 mg dan Jangan berbaring dalam 15
3,5, 15,
20 mg - 3 5, 17 sampai 30 menit setelah
17, 22
minum obat ini (USP DI)
471 Pradaxa Kaps Dabigastran etexillate 75 Dapat diberikan tanpa
15, 27 - - -
mg, 110 mg makanan (DIH)
472 Prazikuantel Tab Prazikuantel 300 mg, Pemberian tablet selama
27 - - -
600 mg makan bersama air (DIH)
473 Prednisolon Tab Prednisolon 5 mg Tingkatkan asupan
piridoksin, vitamin C,
3, 27 3 - 3, 12
vitamin D, folat kalsium,
dan fosfor (DIH)
474 Prednison Tab Prednison 5 mg Tingkatkan asupan
piridoksin, vitamin C,
3, 12,
3 - 3, 12 vitamin D, folat kalsium,
17
Universitas Indonesia

dan fosfor. Kurangi asupan


natrium (DIH)
475 Primakuin fosfat Primakuin fosfat 15 mg
3 - - 3, 4
(Primaquin)
476 Primolut N Tab Noretisteron 5 mg - - - -
477 Probenesid Tab Probenesid 500 mg 3, 5,
3, 15, 3, 15, 17,
3, 15 12, 15,

83
22 22
17, 22

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
478 Progynova Tab Estradiol valerat 1 mg, 2
- - - -
mg
479 Prohifer 10 Tab Metil fenidat HCl 10 mg 5, 12, Diberikan sebelum sarapan
- 27 3, 5, 12
17, 27 dan makan siang
480 Prolacta with DHA Natural fish oil proving
for Baby Kaps DHA 75 mg, EPA 7 mg, - - - -
lunak Arachidonic acid 100 mg
481 Prokarbazin HCl Prokarbazin HCl 50 mg Hindari
Kaps makanan/minuman yang
15, 17,
17 17 5, 12, 17 mengandung tiramin,
22
seperti saus kedelai, keju,
ikan (DIH)& USP DI
482 Promavit Kaps Tuna oil 358 mg,
lunak Omega-3 fatty acids 129
mg, DHA 97 mg, EPA
25 mg, Vit.A 690 IU,
Vit.D3 69 Iu, Vit.B12 1 - - - -
mcg, Folic acid 150 mcg,
Vit.B6 300 mcg, Ca 200
mg, Mg 75 mg, Fe 15
mg
Universitas Indonesia

483 Propanolol, Propanolol HCl 10 mg, Diberikan sebelum makan


Farmadral Tab 40 mg 5, 12, dan sebelum tidur (
12 12 5, 12, 17
15, 17 MTM). Harus diberikan
saat perut kosong (DIH)
484 Propitiourasil Tab Propitiourasil 100 mg Berikan pada waktu yang
sama setiap hari, selalu
- - 12 12
dengan makanan atau

84
antara makan (DIH)

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
485 Prostide Tab Finasterid 5 mg Dapat diberikan tanpa
makanan (DIH). Tablet
- - - - dapat dikunyah untuk
memudahkan menelan
(USP DI)
486 Provera Tab 100 Medroksiprogesteron Jangan merokok karena
mg, Veraplex Tab asetat 100 mg, 500 mg asap rokok meningkatkan
500 mg - - - 5 resiko stroke, tekanan
darah tinggi, serangan
jantung (MTM)
487 Provital Tab Ginseng ext 50 mg,
Vit.A 3250 IU, Vit.B1
10,7 mg, Vit.B2 5,5 mg,
- - - -
nicotinamide 27,5 mg,
Vit B6 5,67 mg, Vit.B12
15 mcg dll
488 Pyravit Sirup Isoniazid 100 mg, Vit. Hindari makanan yang
2/13, 2/11,
B6 10 mg 110 ml, 225 2/11 3, 4, 17 mengandung tiramin dan
12 27
ml Tiap 5 ml histamin (DIH)
489 Pyrazinamide, Pirazinamid 500 mg
- 12 - 4
Sanazet Tab
Universitas Indonesia

490 Ramixal, Cardace, Ramipril 1,25 mg, 2,5 2/11, 5,


27 - 5, 17
Hyperil, Triatec Tab mg, 5 mg, 10 mg 12, 17
491 Ranicare Sirup Ranitidin 2/13, Dapat diberikan dengan
- - 3, 4, 17
15 atau tanpa makanan (DIH)
492 Ranitidin, Rantin Ranitidin 150 mg, 300 Dapat diberikan dengan
2/13,
Tab 150 mg dan mg 27 - 3, 4, 17 atau tanpa makanan (DIH)
15
300 mg

85
493 Reminyl prolonged- Galantamin HBr 16 mg - - - - Diberikan saat sarapan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
release Kaps pagi (DIH)
494 Reminyl Tab Galantamin HBr 8 mg Diberikan saat sarapan dan
- - - -
makan malam (DIH)
495 Renalyt Lar 200 ml Na 15 meq, K 4 meq,
glucose 4 g, Cl 13 meq, - - - -
citrate 2 meq 200 ml
496 Rescuvolin Leukovorin Ca - - - 12
497 Retaphyl SR Kaplet Teofilin 300 mg Minuman dan makanan
2/11,
2/11, 2/11, 15, yang mengandung kafein
3 12, 15,
15, 27 27 dapat mempengaruhi efek
27
Teofilin (MTM).
498 Retaphyl SR Serbuk Teofilin 1000 mg Minuman dan makanan
2/11,
yang mengandung kafein
2/11 3 12, 15, 2/11, 15
dapat mempengaruhi efek
27
Teofilin (MTM).
499 Retaphyl Tab Teofilin 100 mg Minuman dan makanan
2/11,
2/11, 1, yang mengandung kafein
2/11 3 12, 15,
27 dapat mempengaruhi efek
27
Teofilin (MTM).
500 Retinol (Vitamin A) Vitamin A 200.000 IU
- - - -
Kaps lunak
Universitas Indonesia

501 Retinol (Vitamin A) Vitamin A 6000 IU


- - - -
Tab
502 Retinol (Vitamin A) Vitamin A 50.000 IU
- - - -
Tab salut gula
503 Retivit Tab salut β-Carotene 0,6 mg, Vit.C
film 200 mg, Vit.E 60 mg, Zn
- - - -
10 mg, Copper 1,5 mg,

86
Selenium 55 mcg, Lutein

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
2 mg
504 Reviral Sirup Zidovudin 50 mg/5 ml Dapat diberikan tanpa
- - 12, 15 4
10 ml makanan (DIH)
505 Reviral Tab Zidovudin 100 mg, 250 Dapat diberikan tanpa
- - 12, 15 4
mg makanan (DIH)
506 Rhinathiol Sirup Karbosistein - - - -
507 Rhinofed Sirup 60 Pseudoefedrin 15 mg, Dapat diberikan dengan
ml terfenadin 20 mg Per 5 - 5, 17 17, 25 3, 5, 17 atau tanpa makanan (DIH)
ml
508 Rhinofed Tab Pseudoefedrin 30 mg, Jangan berikan tablet SR
terfenadin 40 mg atau kapsul untuk anak <
17, 25,
27 5, 17 3, 5, 17 12 tahun (MTM). Dapat
27
diberikan dengan atau
tanpa makanan (DIH)
509 Rhinos Neo Drop pseudoefedrin HCl 7,5 Dapat diberikan dengan
- 5, 17 17, 25 -
10 ml mg/0,8 ml atau tanpa makanan (DIH)
510 Rhinos SR Kaps Loratadin 5 mg, Jangan berikan tablet SR
SR, Clarinase Tab pseudoefedrin sulfat 120 - 5, 17 17, 25 3, 5, 17 atau kapsul untuk anak <
mg 12 tahun (MTM)
511 Rhodium Tab salut Diosmin 450 mg,
- - - -
film Hesperidin 50 mg
Universitas Indonesia

512 Rifampisin Kaps Rifampisin 300 mg Kontrasepsi oral yang


2/11, 4, mengandung estrogen
2/13, 2/11, 5,
2/11 15, 17, tidak bekerja dengan baik
12, 23 12, 17
23 jika diberikan bersama
rifampisin (USP DI)
513 Rifampisin + Komb : rifampisin 150 Sangat penting
2/13, 2/11, 5, 3, 4, 17,
isoniazid + mg, isoniazid 150 mg, 2/11 memberikan piridoksin

87
12, 23 12, 17 23
etambutol Kaps etambutol 400 mg selama terapi. Kontrasepsi

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
oral yang mengandung
estrogen tidak bekerja
dengan baik jika diberikan
dengan kombinasi
rifampisin dan isoniazid
(USP DI)
514 Rifampisin + Komb : rifampisin 75 Jangan gunakan antasida
isoniazid + mg, isoniazid 50 mg, selama 1 jam pemberian
pirazinamid Tab pirazinamid 150 mg) kombinasi rifampisin,
kunyah isoniazid dan pirazinamid.
2/13, 2/11, 5, Kontrasepsi oral yang
2/11 3, 17, 23
12, 23 12, 17 mengandung estrogen
tidak bekerja dengan baik
jika diberikan dengan
kombinasi rifampisin dan
isoniazid (USP DI)
515 Rifampisin + Kombinasi : Rifampisin Sangat penting
isoniazid Tab 75 mg, isoniazid 50 mg memberikan piridoksin
kunyah selama terapi. Kontrasepsi
oral yang mengandung
2/13, 2/11, 5, 3, 4, 17,
2/11 estrogen tidak bekerja
12, 23 12, 17 23
Universitas Indonesia

dengan baik jika diberikan


dengan kombinasi
rifampisin dan isoniazid
(USP DI)
516 Rifampisin + Kombinasi : rifampisin, Jangan gunakan antasida
isoniazid+ isoniazid, pirazinamid, 2/13, 2/11, 5, 3, 4, 17, selama 1 jam pemberian
2/11
pirazinamid + etambutol 12, 23 12, 17 23 kombinasi rifampisin,

88
etambutol Tab 150 isoniazid, pirazinamid dan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
mg, 275 mg, 250 etambutol. Sangat
mg, 450 mg, 500 penting memberikan
mg piridoksin selama terapi.
Kontrasepsi oral yang
mengandung estrogen
tidak bekerja dengan baik
jika diberikan dengan
kombinasi rifampisin dan
isoniazid (USP DI)
517 Rifampisin Rifampisin 300 mg, 450 Kontrasepsi oral yang
(Rifampicin, mg, 600 mg 2/11, 4, mengandung estrogen
2/13, 2/11, 5,
Rifamtibi) kaplet 2/11 15, 17, tidak bekerja dengan baik
12, 23 12, 17
salut film, Kaps 300 23 jika diberikan bersama
mg, Tab 450 mg rifampisin (USP DI)
518 Riklona 2 Tab salut Klonazepam 2 mg Jangan merokok selama
selaput menggunakan
5, 12, 5, 12,
- 5, 12, 17 klonazepam, merokok
17 17
dapat menurunkan
efektifitasnya (MTM)
519 Risperidone, Risperidon 1 mg dan 2 Dapat diberikan dengan
Neriphros, mg atau tanpa makanan
Universitas Indonesia

Risperdal Tab 1 mg 5, 12, 5, 12, 17, (MTM). Dapat diberikan


- 5, 17
dan 2 mg, Persidal, 17, 21 21 tanpa makanan (DIH)
Zofredal Tab salut
film
520 Salakinase Kaps Bacillus subtilis natto
lunak extr 20 mg, Prunus - - - -
mume extr 10 mg

89
521 Salbutamol Lasal Salbutamol sulfat 2 mg/5 - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
sirup ml
522 Salbutamol, Lasal Salbutamol sulfat 2 mg,
- 27 - -
Tab 4 mg
523 Salofalk Tab Mesalazine 250 mg Dapat diberikan dengan
atau tanpa makanan (DIH).
27 - - 4, 15, 27
Dapat diberikan sebelum
makan dan tidur (USP DI)
524 San-B-Plex Baby Vit.A 5000 IU, Vit.D
Drop 400 iu, Vit.B1 1 mg,
Vit.B2 1,2 mg, Vit.B6 1
- - - -
mg, Nicotinamide 10
mg, Pantotenic acid 5
mg, Vit.C 50 mg
525 Sandimmun Kaps Siklosporin 100 mg Hindari jus anggur (DIH&
- - 12 12
lunak USP DI)
526 Santibi plus Tab Etambutol HCl 250 mg, Jangan gunakan antasida
vit.B6 6 mg, INH 100 selama 1 jam pemberian
mg kombinasi rifampisin,
2/13, 2/11, 5, 3, 4, 5, isoniazid, pirazinamid dan
-
12 12,17 17 etambutol. Sangat
penting memberikan
Universitas Indonesia

piridoksin selama terapi


(USP DI)
527 Sefaleksin Sefaleksin 250 mg, 500 Dapat diberikan saat perut
(Cephalexin) Kaps mg kosong. Jika mengiritasi
2/11,
- 4 4 saluran cerna, dapat
15
diberikan dengan makanan
(USP DI)

90
528 Sefuroksim Sefuroksim 500 mg 3 3, 4, 27 3, 4, 4 Dapat diberikan saat perut

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(Anbacim, Sharox) kosong. Jika mengiritasi
Tab salut selaput saluran cerna, dapat
15, 27
diberikan dengan makanan
(USP DI)
529 Seloxy AA Kaps α-Lipoic acid 100 mg,
Vit.C 500 mg, Zn
picolinate 50 mg, Se 50 - - - -
mcg, β-Carotene 5.000
IU
530 Seloxy Kaps salut β-Carotene 10.000 IU,
film Vit.C 250 mg, Vit.E 200
- - - -
IU, Zn-sulfat 20 mg, Se
30 mcg
531 Serlof Kaplet , Sertralin HCl 50 mg Diberikan pagi atau malam
Zoloft Tab salut hari dengan atau tanpa
film makanan (MTM). Anak-
anak dan remaja < 18
tahun tidak
5, 12, direkomendasikan (IONI).
- 12 5, 12, 17
17 Jangan berikan sertralin
dengan atau selama 14 hari
Universitas Indonesia

penggunaan MAO
inhibitor (furazolidone,
prokarbazin, phenelzine)
(USP DI)
532 Sertralin HCl Tab Sertralin HCl 50 mg Diberikan pagi atau malam
salut film (Zoloft) 5, 12, hari dengan atau tanpa
- 12 5, 12, 17
17 makanan (MTM). Anak-

91
anak dan remaja < 18

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
tahun tidak
direkomendasikan (IONI).
Jangan berikan sertralin
dengan atau selama 14 hari
penggunaan MAO
inhibitor (furazolidone,
prokarbazin, phenelzine)
(USP DI)
533 Seroquel Tab Quetiapin 100 mg, 200 Dapat diberikan dengan
mg, 300 mg - - - 5, 17 atau tanpa makanan
(DIH& USP DI)
534 Seroquel XR ER Quetiapin fumarat 300 Dapat diberikan dengan
Tab mg, 400 mg 27 - - 5, 17 atau tanpa makanan
(DIH& USP DI)
535 Sianokobalamin Vitamin B.12 10 mcg, 50
(Vit.B12) Tab mcg dan 100 mcg - - - -
(Vitamin B.12)
536 Sifrol Tab Pramipeksol diHCl Dapat diberikan dengan
0,125 mg; 0,25 mg; atau tanpa makanan.
0,375 mg; 0,750 mg Dapatdiberikan dengan
- - - 5, 12
makanan untuk
Universitas Indonesia

mengurangi gangguan GI
(DIH)
537 Simarc-2 Tab Warfarin Na 2 mg Jangan mengganti produk
warfarin dengan nama
dagang yang berbeda
- - 12, 17 12, 17
karena memiliki efek yang
berbeda (MTM). Dapat

92
diberikan dengan atau

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
tanpa makanan. Makanan
tinggi vitamin K (seperti
daging sapi, teh hijau,
sayuran berdaun hijau)
menghambat efek
antikoagulan (DIH)
538 Simvastatin Kaplet Simvastatin 10 mg Diberikan sebelum tidur.
salut film Hindari makanan tinggi
lemak seperti daging, telur
cake, coklat, kelapa, keju
dan makanan
berminyak(MTM).
Diberikan malam hari.
Bila terjadi gangguan otot
12, 17,
- - 12 yang parah, maka statin
21
harus dihentikan (IONI).
Dapat diberikan tanpa
makanan. Pemberian
malam hari untuk
memaksimalkan efek obat
(DIH). Jangan minum
Universitas Indonesia

obat ini bersama dengan


jus anggur (USP DI)
539 Sinupret Drop Gentiane radix 7,69 %,
Primulaekum kalikibus
flores 23,08 %, Rumicis - - - -
herba 23,08 %, Verbenae
herba 23,08 %

93
540 Sinupret Tab Gentiane radix 7,69 %, - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Primulaekum kalikibus
flores 23,08 %, Rumicis
herba 23,08 %, Verbenae
herba 23,08 %
541 Sistenol Kaplet Parasetamol 500 mg, N- Dewasa : jangan
asetilsistein 200 mg menggunakan obat ini
lebih dari 10 hari (5 hari
untuk anak) tanpa resep
- 25, 30 17 17
dokter dan untuk anak
jangan berikan obat ini
lebih dari 5 dosis selama
24 jam (MTM).
542 Sohobion Tab Vitamin B1 100 mg, B6
- - - -
100 mg, B12 5000 mcg
543 Somadril Paracetamol, 5, 12, Dapat diberikan dengan
Coumpound Tab Carisopodrol, caffein - 17, 25, 17 17 atau tanpa makanan (DIH)
30
544 Spiramycin Tab Spiramycin 500 mg - - - -
545 Spironolakton, Spironolakton 25 mg, Aspirin menurunkan efek
Aldactone, Letonal, 100 mg spironolakton (MTM).
Spironolacton Tab Asupan kalium (seperti
3, 5,
Universitas Indonesia

3 3 3 pisang, kacang) yang


12, 17
berlebihan harus dihindari
(DIH). Diberikan pagi hari
(USP DI)
546 Stalevo (Levodopa, Levodopa 100 mg,
karbidopa, karbidopa 25 mg, 3, 5, 3, 5, 12,
- 23, 27
entakopa) Tab salut entakopa 200 mg 17, 27 23, 27

94
film

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
547 Stavudin, Staviral Stavudin 30 mg, 40 mg Dapat diberikan tanpa
- - - 4, 12
Tab makanan (DIH)
548 Stimuno Kaps Phylalanthi herba extr 50
- - - -
mg
549 Stimuno Extr Sirup Phylalanthi herba extr 25
- - - -
mg/5 ml 1 L
550 Stugeron Tab Sinarizine 25 mg - 5, 17 - -
551 Subutex Buprenorfin HCl 5, 12, 15,
9 5, 9, 17 -
17
552 Sulcolon Kaplet Sulfasalazin 500 mg 3, 15, 3, 4, 5, Dikontraindikasikan anak
15, 18,
salut enterik 3, 27 21, 23, 15, 21, < 2 tahun (IONI& USP
23
27 27 DI)
553 Sulfitis Kaplet salut Sulfasalazin 500 mg 3, 15, 3, 4, 5,
enterik 3, 27 18, 23 21, 23, 15, 21,
27 27
554 Sulfasalazin Tab Sulfasalazin 500 mg 3, 15, 3, 4, 5,
3, 27 23 21, 23, 15, 21,
27 27
555 Sulfadiazin Tab Sulfadiazin 500 mg Tidak boleh diberikan
4, 5, 15,
15 4, 15 - untuk anak < dari 2 tahun
21
(USP DI)
Universitas Indonesia

556 Sulfasalazin Tab Sulfasalazin 500 mg 3, 15, 3, 4, 5,


3, 27 23 21, 23, 15, 21,
27 27
557 Tamoksifen sitrat Tamoksifen sitrat 20 mg Dapat diberikan dengan
(tamoxifen) Tab atau tanpa makanan.
- - 22 12
salut selaput Hindari buah anggur dan
jus anggur (DIH)

95
558 Tebokan, Tebokan Ginko biloba extr (EGB - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
SP Tab 761) 40 mg, standadized
at 9,6 mg ginko flavone
glycosides
559 Telfast plus Tab Feksofenadin HCl, Tidak untuk anak < 6
- 5, 17 25, 27 5, 15, 17
salut lepas pseudoefedrin HCl tahun (IONI).
560 Tetrasiklin HCl Tetrasiklin HCl 250 mg, Tetrasilkin tidak boleh
(Tetracyclin) Kaps 500 mg diberikan untuk anak <8
tahun (USP DI), ibu hamil
dan menyusui.
Tertrasilkin diberikan 2
jam sebelum atau 3 jam
2/11, 4, 2/11, 4,
setelah pemberian preparat
2/11 2, 4, 20 15, 20, 15, 20,
besi, dan diberikan 1 jam
21 21
sebelum atau 2 jam setelah
antasida, laksatif dan
suplemen kalsium (MTM).
Diberikan 1-2 jam atau 4
jam setelah pemberian
antasida (DIH)
561 TGF Tab Lutein 3 mg, Zeaxanthin
0,25 mg, Astaxantin 3 - - - -
Universitas Indonesia

mg
562 Thyrozol Tab Thiamazol 5 mg - - - 12
563 Tiamfenikol Tiamfenikol 250 mg,
- - - -
500 mg
564 Tiamfenikol, Tiamfenikol 125 mg/5
Thiamycin Sirup 60 ml
- - - -
ml

96
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
565 Tiamfenikol, Tiamfenikol 250 mg/5
Thiamycin Sirup ml - - - -
forte 60 ml
566 Tiamin HCl Vitamin B1 50 mg, 100
- - 3, 12 -
(Vitamin B1) Tab mg
567 Tiaryt Tab Amiodaron HCl 200 mg Berikan secara konsisten,
bersama atau tanpa
makanan. Berikan bersama
3, 12,
- 21 21 makanan jika digunakan
17, 21
dosis tinggi atau untuk
mengurangi rasa tidak
nyaman pada GI (DIH)
568 Topamax Tab Topiramat 25 mg, 50 mg Dapat diberikan tanpa
makanan (DIH).
Kontrasepsi oral yang
5, 12, 5, 12,
27 5, 15, 27 mengandung estrogen
15 17, 27
tidak bekerja dengan baik
/jika digunakan bersama
topiramat (USP DI)
569 Torasic Tab salut Ketorolak trometamin 10 Diberikan tidak > 5 hari
selaput mg (MTM). Jangan berbaring
Universitas Indonesia

3, 5, 15-30 menit setelah


3 3, 25 3, 15
17, 22 menggunakan obat ini.
Jangan gunakan > dari 5
hari (USP DI)
570 Tramadol, Tradosik, Tramadol HCl 50 mg Pemberian tanpa makanan
- 5, 17 5, 17 5, 12, 17
Tramal Kaps (DIH)
571 Transpulmin Sirup Pipazetat 10 mg,

97
- - - -
Isotipendil HCl 2 mg,

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
Liquorice extr 50 mg,
Gliseril guaiakolat 25
mg Per 5 ml
572 Triaminic Pilek Pseudoefedrin 15 mg, Kombinasi yang
Sirup Terfenadin 20 mg Per 5 mengandung terfenadin
ml tidak boleh diberikan
17, 25, 3, 5, 15,
- 5, 17 dengan klaritomisin,
27 17
eritromisin, itrakonazol,
ketokonazol atau
mibefradil (USP DI)
573 Tribestan Tab Tribulus terrestris L 250
- - - -
mg
574 Trifluoperazin HCl, Trifluoperazin HCl 5 mg 5, 12, 3, 5, 12,
- 5, 17
Stelazine Tab 17, 21 15, 17
575 Triheksifenidil HCl, Triheksifenidil HCl 2 mg Jika menggunakan
Artane, Hexymer antasida, gunakan 1 jam
3, 5,
Tab 3, 5, 12, setelah menggunakan
- 12 15, 17,
17 triheksifenidil (MTM).
27
Paling baik diberikan
bersama makanan (DIH)
576 Trilac Tab Triamsinolon asetonid 4 Diberikan pagi hari setelah
Universitas Indonesia

mg sarapan. Jika menderita


3, 12,
- 3 3, 12 diabetes, triamsinolon
17
meningkatkan kadar gula
darah (MTM)
577 Trileptal Kaps Oksarbazepin 300 mg Dapat diberikan tanpa
- 3, 12 - 5, 12, 17
makanan (DIH)
578 Trimetoprim Tab Trimetoprim 200 mg 2/11, Jangan berikan untuk anak

98
3 - 21
15 < 12 tahun. Dapat

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
diberikan saat perut
kosong, jika mengiritasi
saluran cerna dapat
diberikan dengan makanan
(USP DI)
579 Tripanzym Kaplet Pancreatin 170 mg,
salut gula enterik Activated dimethyl - - - -
polysiloxane 80 mg
580 Tizacom, Sirdalud Tizanidin HCl 2 mg
3 5, 17 5, 17 5, 12
Tab
581 Trizedon MR Tab Trimetazidin diHCl 35
- - - -
salut film mg
582 Ultracet Tab Tramadol 37,5,
27 - 5, 17 5, 12, 17
parasetamol 325 mg
583 Urdafalk Kaps Ursodeoxycholic acid
- 3 - -
250 mg
584 Urecholin Tab Betanekol klorida 2/11 - 2/11 2/11
585 Urinter, Urotractin Asam pipemidat 400 mg
- - - -
Kaps
586 Urixin Tab salut Asam pipemidat 400 mg
- - - -
film
Universitas Indonesia

587 Urogetix Kaplet Fenazopiridin HCl 100


- - - 3, 23
mg
588 Valsartan, Valsartan Valsartan 160 mg dan Dapat diberikan dengan
- - 12 3, 5
NI Tab 80 mg atau tanpa makanan (DIH)
589 Valvir Tab salut Valasiklovir HCl 500 mg Dapat diberikan dengan
film atau tanpa makanan. Jika
- 4 12 4
terjadi gangguan GI,

99
berikan bersama makanan

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
(DIH)
590 Verapamil Tab salut Verapamil HCl 40 mg 3, 12,
3, 27 27 12
film 27
591 Vesicare Tab salut Solifenasin suksinat 5 Dapat diberikan tanpa
27 5 - -
film mg makanan (DIH)
592 Vialyn Sirup Vit.A 4.000 IU, Vit.B1
HCl 2,5 mg, Vit.B2
phosphate 2,5 mg, D-
Panthenol 5 mg,
Nicotinamide 15 mg,
Vit.B6 HCl 0,75 mg, - - - -
Vit.C 60 mg, Vit.D 200
IU, Vit.B12 5 mcg, Ca
gluconate 300 mg, Zn
sulfate 3 mg, Lysine HCl
200 mg Per 5 ml
593 Viostin Com DS Glukosamin HCl 500
Kaplet mg, kondroitin sulfat 400 - - - -
mg, MN 0,5 mg
594 Vistrum Sirup Colostrum bovine 250
mg, Fructoligosaccharide
Universitas Indonesia

1,5 g, Zn 3 mg Curcuma
longa rhizoma extr
(curcuminoid complex
- - - -
95% / Bio-curcumin /
BCM-95) 150 mg,
Silymarin phytosome 35

100
mg, Schizandrae fructus
extr 135 mg, Liquiritiae

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
radix 135 mg, Choline
bitatrate 150 mg, Vit.B6
2 mg
595 Vitacur Sirup Curcuminoid, β-Caroten,
Vit.B1, Vit.B2, Vit.B6,
Vit.B12, Vit.D,
- - - -
Dexpanthenol, Ca
Pidolate, fructo
oligosakarida
596 Vitamin B Vit.B1 2 mg, Vit.B2 2
kompleks Tab mg, Vit.B6 2 mg,
- - - -
Calcium pantotenat 10
mg, Nicotinamid 20 mg
597 Vitanorm Tab Vaccunium myrtillus
fructus axtract 80 mg,
Calendula officinalis flos
- - - -
extract 36 10 mg,
Helenium autumnale flos
extract 12,09 mg
598 Vostem Kaps Glukosamin HCl,
kondroitin sulfat, Vit.C, - - 15, 27 -
Universitas Indonesia

mineral
599 Xarelto Tab Rivaroxaban 10 mg - - -
600 Xeloda Tab salut Kapesitabin 500 mg Diberikan dengan air 30
film - 3 - 12 menit setelah makan
(DIH& USP DI)
601 Xenocy Tab Atomoxetine 10 mg Dapat diberikan dengan
- - - -

101
atau tanpa makanan (DIH)
602 Yasmin Tab Drospirenon 3 mg, etinil - - - -

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


No Label
Nama Obat Komposisi Obat Keterangan
DIH IONI MTM USP DI
estradiol 0,03 mg
603 Yaz Tab Drospirenon 3 mg, etinil
- - - -
estradiol 0,02 mg
604 Zegavit Tab Vit.E 30 IU, Vit.C 750
mg, Vit.B1 15 mg,
Vit.B2 15 mg,
Niacinamide 100 mg,
Vit.B6 25 mg, Vit.B12 - - - -
12 mcg, Folic acid 0,4
mg, Ca 20 mg,
Pantothenic acid 20 mg,
Zn 20 mg
605 Zinkid Sirup Zink sulfat 10 mg/5 ml Jika mengganggu GI dapat
diberikan bersama
makanan. Jangan berikan
- - - 2/11 suplemen zink dan
suplemen tembaga, besi,
atau fosfor dalam waktu
bersamaan (USP DI)
606 Zinkid, Diazink Zink sulfat 20 mg Jika mengganggu GI dapat
Tab diberikan bersama
Universitas Indonesia

makanan. Jangan berikan


- - - 2/11 suplemen zink dan
suplemen tembaga, besi,
atau fosfor dalam waktu
bersamaan (USP DI)

102
Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014
Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


Keterangan Nomor Label Sediaan Berdasarkan Label RSUP Fatmawati dan IONI

No LABEL PERINGATAN

1
KOCOK DAHULU KOCOK DAHULU
1

2
OBAT INI DIMINUM
SATU JAM SEBELUM MAKAN OBAT INI DIMINUM SATU JAM
2
SEBELUM MAKAN

3
OBAT INI DIMINUM SEGERA
SESUDAH MAKAN OBAT INI DIMINUM SEGERA
3
SESUDAH MAKAN

4
OBAT INI HARUS DIMINUM SAMPAI HABIS OBAT INI HARUS DIMINUM
SESUAI DENGAN PETUNJUK SAMPAI HABIS SESUAI
4
DENGAN PETUNJUK
5 OBAT INI MENYEBABKAN
OBAT INI MENYEBABKAN MENGANTUK,
MENGANTUK, JANGAN
JANGAN MENGENDARAI MOBIL ATAU
MENGENDARAI MOBIL ATAU
MENJALANKAN MESIN 5
MENJALANKAN MESIN

6
HANYA DIPERGUNAKAN MELALUI ANUS
ATAU DUBUR HANYA DIPERGUNAKAN
6 MELALUI ANUS ATAU DUBUR
6
7
HANYA DIPERGUNAKAN MELALUI VAGINA
HANYA DIPERGUNAKAN
7
MELALUI VAGINA
6
8
OBAT LUAR JANGAN DIMINUM
OBAT LUAR JANGAN DIMINUM
8
6
9 OBAT INI DIPERGUNAKAN
OBAT INI DIPERGUNAKAN (DILETAKKAN) DI (DILETAKKAN) DI BAWAH
BAWAH LIDAH & DIHISAP SAMPAI HABIS LIDAH & DIHISAP SAMPAI
9 HABIS
9
6

103 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


104

NO LABEL PERINGATAN

10
OBAT INI HARUS DILARUTKAN DAHULU OBAT INI HARUS DILARUTKAN
DALAM SEGELAS AIR PUTIH DAN DIMINUM DAHULU DALAM SEGELAS AIR
10
SEGELAS AIR PUTIH PUTIH DAN DIMINUM
11
OBAT INI DIMINUM 2 JAM OBAT INI DIMINUM 2 JAM
SESUDAH MAKAN 11 SESUDAH MAKAN

12
JANGAN BERHENTI MINUM OBAT INI SECARA JANGAN BERHENTI MINUM
TIBA-TIBA, KECUALI ATAS PETUNJUK DOKTER OBAT INI SECARA TIBA-TIBA,
12 KECUALI ATAS PETUNJUK
DOKTER
13
OBAT INI DIMINUM SETENGAH JAM OBAT INI DIMINUM SETENGAH
SEBELUM MAKAN 13 JAM SEBELUM MAKAN

14
OBAT INI DIKUNYAH DAHULU
OBAT INI DIKUNYAH DAHULU
SEBELUM DITELAN 14
SEBELUM DITELAN

15
HARUS BANYAK MINUM AIR PUTIH
HARUS BANYAK MINUM AIR
15
PUTIH

16
SIMPAN DALAM LEMARI ES
SIMPAN DALAM LEMARI ES
16

17
HINDARI MINUMAN BERALKOHOL
HINDARI MINUMAN
17
BERALKOHOL

18
JANGAN DIGUNAKAN BERSAMAAN
DENGAN OBAT BERLABEL 27 JANGAN DIGUNAKAN
18 BERSAMAAN DENGAN OBAT
BERLABEL 27

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


105

NO LABEL PERINGATAN

19
JANGAN MINUM OBAT YANG MENGANDUNG JANGAN MINUM OBAT YANG
BESI ATAU ZINK BERSAMAAN DENGAN OBAT
MENGANDUNG BESI ATAU
INI 19 ZINK BERSAMAAN DENGAN
OBAT INI OBAT INI
20
JANGAN MINUM SUSU, OBAT YANG TIDAK JANGAN MINUM SUSU, OBAT
DAPAT DICERNA ATAU OBAT YANG YANG TIDAK DAPAT DICERNA
MENGANDUNG BESI ATAU ZINK BERSAMAAN ATAU OBAT YANG
DENGAN OBAT INI 20 MENGANDUNG BESI ATAU
ZINK BERSAMAAN DENGAN
OBAT INI
21 HINDARI KULIT DARI
HINDARI KULIT DARI PAPARAN CAHAYA PAPARAN CAHAYA MATAHARI
MATAHARI ATAU CAHAYA LAMPU SECARA ATAU CAHAYA LAMPU
LANGSUNG 21 SECARA LANGSUNG
22 JANGAN MENGGUNAKAN
JANGAN MENGGUNAKAN OBAT YANG OBAT YANG MENGANDUNG
MENGANDUNG ASETOSAL BERSAMAAN ASETOSAL BERSAMAAN
DENGAN PENGGUNAAN OBAT INI 22
DENGAN PENGGUNAAN OBAT
INI

23
OBAT INI DAPAT MENYEBABKAN URIN OBAT INI DAPAT
BERWARNA MENYEBABKAN URIN
23
BERWARNA
24
BAHAN MUDAH TERBAKAR : JAUHKAN
DARI API BAHAN MUDAH TERBAKAR :
24
JAUHKAN DARI API

25
JANGAN DIGUNAKAN LEBIH DARI…..
DALAM 24 JAM JANGAN DIGUNAKAN LEBIH
25 DARI….. DALAM 24 JAM
24 JAM
26
JANGAN DIGUNAKAN LEBIH DARI….. JANGAN DIGUNAKAN LEBIH
DALAM 24 JAM ATAU ….. DALAM SATU DARI….. DALAM 24 JAM ATAU
MINGGU
26 ….. DALAM SATU MINGGU

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


106

NO LABEL PERINGATAN

27
OBAT SELURUHNYA DITELAN, TIDAK
DIKUNYAH OBAT SELURUHNYA DITELAN,
27 TIDAK DIKUNYAH

28
DISEBARKAN / DIOLESKAN TIPIS-TIPIS
DISEBARKAN / DIOLESKAN
28 TIPIS-TIPIS

29
JANGAN MENGGUNAKAN LEBIH DARI 2 DOSIS JANGAN MENGGUNAKAN
SETIAP KALI PENGGUNAAN. JANGAN LEBIH DARI 2 DOSIS SETIAP
MENGGUNAKAN LEBIH DARI 8 DOSIS DALAM KALI PENGGUNAAN. JANGAN
WAKTU 24 JAM 29 MENGGUNAKAN LEBIH DARI 8
DOSIS DALAM WAKTU 24 JAM
30
JANGAN DIGUNAKAN BERSAMAAN JANGAN DIGUNAKAN
DENGAN SEDIAAN YANG MENGANDUNG BERSAMAAN DENGAN
PARASETAMOL 30 SEDIAAN YANG
MENGANDUNG PARASETAMOL
31
MENGANDUNG OBAT YANG MIRIP MENGANDUNG OBAT YANG
ASETOSAL MIRIP ASETOSAL
31

Sumber : Label 1-16 (Label RSUP Fatmawati) dan Label 17-31 (BPOM RI, 2008)

Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Jumlah total sediaan oral yang diberi label adalah 606 jenis obat yaitu
sebanyak 10 jenis bentuk serbuk, 98 jenis bentuk sirup atau larutan dan
498 jenis bentuk tablet atau kaplet.

5.2 Saran
5.2.1 Daftar label sediaan oral dipublikasikan kepada seluruh tenaga kesehatan
agar dapat diaplikasikan dalam pelayanan kesehatan kepada pasien guna
tercapainya pengobatan yang rasional.
5.2.2 Untuk meningkatkan hasil terapi sebaiknya dilakukan konseling oleh
apoteker kepada pasien mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan saat
menggunakan obat.

107 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014


DAFTAR ACUAN

American Pharmacists Association (AphA). (2013-2014). Drug Information


Handbook. A Comprehensive Resource for all Clinicians and Healthcare
Profesionals, 22th Edition. North America : Lexicomp.

American Society of Hospital Pharmacist (ASHP). (1994). Medication Teaching


Manual : The Guide To Patient Drug Information, 6th Edition. United
States; American Society of Hospital Pharmacist.

American Society of Hospital Pharmacist (ASHP). (2004). Medication Teaching


Manual : The Guide To Patient Drug Information, 8th Edition. United
States; American Society of Hospital Pharmacist.

Ansel, Howard C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV. Jakarta :
UI Press.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2008). Informasi Obat
Nasional Indonesia (IONI). Jakarta : Sagung Seto.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik RSUP


Fatmawati. (2012). Formularium Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati,
Edisi VI. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat


Kesehatan. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas. Jakarta : Bakti Husada.

Departemen Kesehatan RI. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :


Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :


Depkes RI.

Joenoes, N., Z. (1990). Ars Prescribendi Resep Yang Rasional. Surabaya :


Airlangga University.

United States Pharmacopeia (USP). (2003). Advice For The Patient Drug
Information In Lay Language Volume II, 23rd ed. United Sates : Thomson
Micromedex.

108 Universitas Indonesia

Laporan praktek…., Maya Widiyantiana, FFar UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai