Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PELATIHAN, KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA

KARYAWAN DAN KINERJA KARYAWAN

Mamik Eko Supatmi 1),Umar Nimran 2),Hamidah Nayati Utami 3)


1,2,3)
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
E-mail: 1)mamik_wa@yahoo.co.id

Abstract
Training is an activity series designed to enhance skill, knowledge, experience, or an individual
attitude changes. Compensation research is one of the essential factors to job satisfaction and
employee performance. Compensation is divided into financial compensation which consists of
salary, performance payment, incentive payment, outside working hours payment, social
protection and non-financial compensation with consists of work. Both of these elements will have
an effect to increase employee satisfaction and performance. The important conclusions of this
research are compensation to the employee is very important to improve customer satisfaction and
employee performance environment working.
Keywords: Training, Compensation, Employee Job Satisfaction and Performance environment
working.

Abstrak
Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,
pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. Dalam penelitian
kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi pada kepuasan kerja dan kinerja
karyawan. Kompensasi terbagi menjadi kompensasi finansial terdiri dari gaji, bayaran prestasi,
bayaran insentif, bayaran diluar jam kerja, program perlindungan dan kompensasi non finansial
terdiri dari pekerjaan. Kedua unsur ini akan berpengaruh pada meningkatnya kepuasan dan kinerja
karyawan. Data penelitian ini mendapatkan beberapa kesimpulan penting bahwa kompensasi
sangat penting bagi karyawan dalam upaya meningkatkan kepuasan dan kinerja karyawan di
lingkungan kerja.
Kata Kunci: Pelatihan, Kompensasi,Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan.

- 25 -
26 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1

PENDAHULUAN Herzberg (1959) dalam As’ad (2004:108)


Dalam lingkungan bisnis yang semakin dari hasil penelitiannya membagi situasi yang
kompetitif, baik lokal dan global banyak mempengaruhi sikap seseorang terhadap
perusahaan saat ini mencoba untuk pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu:
mengidentifikasi inovatif kompensasi strategi kelompok satisfiers atau motivator dan kelompok
yang secara langsung terkait untuk dissatisfiers atau hygiene factors. Satisfiers
meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini (motivator) ialah faktor-faktor atau situasi yang
mendorong terjadinya perubahan paradigma dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja
organisasi tradisional menjadi modern. Kondisi terdiri dari: Achievement, recognation, work it
ini harus benar-benar disadari dan dipersiapkan self, responsibility and advancement. Sedangkan
secara proposional. Persiapan ini terutama pada Dissatifiers (hygiene factors) ialah faktor-faktor
faktor sumberdaya manusia yang bermutu dengan yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan ,
kualifikasi yang sesuai. Sumber daya manusia terdiri dari: company policy and administration,
merupakan salah satu sumber daya yang ada supervision technical, salary, interpersonal
dalam suatu perusahaan disamping sumber daya relations, working condition, job security dan
yang lain seperti modal, material dan mesin. status.
Menurut Simamora (2006:4) manajemen Kinerja pada dasarnya adalah apa yang
sumber daya manusia adalah pendayagunaan, dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa
dan pengelolaan individu anggota organisasi atau banyak mereka memberi kontribusi kepada
kelompok pekerja. Sedangkan menurut Dessler organisasi yang antara lain termasuk kuantitas
(2010:5) manajemen sumber daya manusia output, kualitas output, jangka waktu output,
didefinisikan sebagai kebijakan dan praktik kehadiran di tempat kerja, sikap kooperatif
menentukan aspek “manusia” atau sumber daya (Mathis, 2000). Sering terjadi kinerja karyawan
manusia dalam posisi manajemen, termasuk menurun dikarenakan kemungkinan adanya
aspek “orang” atau sumber daya manusia dari ketidaknyamanan dalam bekerja, gaji atau upah
posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, minim, motivasi dan juga ketidakpuasan dalam
penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan bekerja.
penilaian. Mondy (2008:4) manajemen sumber Salah satu lembaga keuangan yang
daya manusia adalah pemanfaatan para individu menyalurkan kredit adalah Bank Perkreditan
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Rakyat yang didefinisikan oleh Undang-Undang
Selain program pelatihan pihak manajemen No.10 Tahun 1998 sebagai bank yang
perlu memperhatikan pemberian kompensasi melaksanakan kegiatan usaha secara
kepada karyawan. Kompensasi merupakan salah konvensional dan/atau berdasarkan prinsip
satu fungsi manajemen sumber daya manusia, syariah yang dalam kegiatannya tidak
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. .
suatu organisasi/perusahaan. BPR Nusamba Wlingi memberikan jenis-
Pemberian kompensasi finansial dan jenis layanan dengan cara menghimpun dana
kompensasi nonfinansial kepada karyawan masyarakat dalam bentuk deposito berjangka,
dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan tabungan dan atau bentuk lain yang
kualitas kehidupan para karyawan. Kompensasi dipersamakan dengan itu dan memberikan kredit
merupakan hal yang penting bagi karyawan bgi pengusaha kecil atau masyarakat pedesaan
sebagai individu, karena pemberian kompensasi dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit
merupakan pencerminan atau ukuran nilai Investasi, maupun Kredit Konsumsi, serta
pekerjaan itu sendiri. menjalankan usaha-usaha lain dalam lapangan
pada umumnya sejauh apa yang diperkenankan
Simamora (2006:), kepuasan merupakan oleh pemerintah kepada Bank Perkreditan
istilah evaluative yang menggambarkan suatu Rakyat. Dalam menjalankan usahanya, Bank
sikap suka atau tidak suka. “Kepuasan Kerja” Perkreditan Rakyat Nusamba Wlingi berperan
(job satisfaction) dimaksudkan “keadaan serta meningkatkan perekonomian bangsa
emosional karyawan di mana terjadi ataupun Indonesia, khususnya meningkatkan taraf hidup
tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa yang masyarakat yang membutuhkan kredit di daerah
memang diinginkan oleh karyawan yang sekitar wilayah kerja Bank Perkreditan Nusamba
bersangkutan” Wlingi.
Mamik Eko, dkk. - Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan | 27

Berdasarkan deskripsi latar belakang yang kemampuan dalam pengambilan keputusan, dan
telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik memperluas human relations.
untuk mengadakan penelitian dengan beberapa Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
tujuan antara lain. bahwa pelatihan adalah: usaha untuk
a. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
pelatihan terhadap kepuasan kerja karyawan. seseorang dalam melakukan pekerjaan saat ini,
b. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh dengan materi yang telah ditentukan dan
pelatihan terhadap kinerja karyawan. dilakukan dalam waktu yang relative pendek.
c. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh
kompensasi terhadap kinerja karyawan Kompensasi
d. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh Menurut Rivai (2009:741) Kompensasi
kompensasi terhadap kinerja karyawan. merupakan sesuatu yang diterima karyawan
e. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada
kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan
karyawan. salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang
berhubungan dengan semua jenis pemberian
penghargaan individual sebagai pertukaran dalam
KERANGKA TEORITIS melakukan tugas keorganisasian.
Pelatihan Mathis dan Jackson (2009:419)
mendifinisikan “Kompensasi adalah faktor
Pelatihan sebagai bagian pendidikan yang
penting yang mempengaruhi bagaimana dan
menyangkut proses belajar untuk memperoleh
mengapa orang-orang bekerja pada suatu
dan meningkatkan keterampilan di luar sistem.
organisasi dan bukan organisasi lainnya”. Jadi
Pelatihan (training) merupakan proses
kompensasi yang diberikan kepada karyawan
pembelajaran yang melibatkan perolehan
sebagai imbalan atas pekerjaan dan tanggung
keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk
jawab yang diberikannya kepada perusahaan.
meningkatkan kinerja karyawan. Pelatihan terdiri
Simamora (2006:442) menjelaskan
atas serangkaian aktifitas yang dirancang untuk
komponen-komponen dan keseluruhan program
meningkatkan keahlian, pengetahuan,
kompensasi dapat dibagi dalam bentuk-bentuk :
pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang.
Kompensasi finansial yaitu kompensasi langsung
Pelatihan bagi karyawan merupakan (direct compensation) dan kompensasi tidak
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan langsung (indirect financial compensation).
keahlian tertentu serta sikap agar karyawan Kompensasi langsung terdiri dari bayaran (pay)
semakin terampildan mampu melaksanakan yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji,
tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai upah, bonus, dan komisi. Kompensasi finansial
dengan standar. tidak langsung yang disebut juga dengan
Berdasarkan pendapat Andrew E. Sikula tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang
dalam Mangkunegara (2009:44) dikemukakan tidak tercakup dalam kompensasi langsung.
bahwa pelatihan (training) adalah “suatu proses
pendidikan jangka pendek yang mempergunakan
posedur sistematis dan terorganisasi, pegawai Kepuasan Kerja
non manajerial mempelajari pengetahuan dan Sesuai dengan kodratnya, kebutuhan
keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas”. manusia sangat beraneka ragam, baik jenis
maupun tingkatnya, manusia memiliki kebutuhan
Michael R. Carrel et al (1995) dalam
yang cenderung tidak terbatas. Artinya,
Mangkuprawira (2004:135), ada tujuh maksud
kebutuhan selalu bertambah dari waktu ke waktu
utama program pelatihan dan pengembangan,
dan manusia selalu berusaha dengan segala
yaitu memperbaiki kinerja, meningkatkan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
keterampilan karyawan, menghindari keuasangan
tersebut (Rivai, 2009:856).
manajerial, memecahkan permasalahan, orientasi
karyawan baru, persiapan promosi dan Selanjutnya Rivai mengemukakan
keberhasilan manajerial, dan memberikan kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu
kepuasan untuk kebutuhan pengembangan yang bersifat individual. Setiap indvidu memiliki
personal. meningkatkan kemampuan konseptual, tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
28 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1

dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
dirasakan sesuai dengan keinginan individu, Mangkunegara (2009:67). Menurut Mathis dan
maka makin tinggi kepuasannya terhadap Jackson (2009:378) kinerja (performance)
kegiatan tersebut. Dengan demikian, kepuasan adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
merupakan evaluasi yang menggambarkan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum
seseorang atas perasaan sikapnya senang atau untuk pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut:
tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja. (a) kuantitas dari hasil, (b) kualitas dari hasil, (c)
Mathis dan Jackson (2009:243), ketepatan waktu dari hasil, (d) kehadiran dan (e)
memberikan definisi komprehensif dari kepuasan kemampuan bekerja sama. Tiga faktor utama
kerja yang meliputi reaksi atau sikap kognitif, yang mempengaruhi kinerja adalah: (1)
afektif dan evaluatif dan menyatakan bahwa kemampuan individual untuk melakukan
kepuasan kerja adalah ”keadaan emosi yang pekerjaan, (2) tingkat usaha yang dicurahkan, dan
senang atau emosi positif yang berasal dari (3) dukungan organisasi. Hubungan ketiga faktor
penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja ini diakui secara luas dalam literature manajemen
seseorang”. Kepuasan kerja adalah hasil dari sebagai:
persepsi karyawan mengenai seberapa baik
pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai Kinerja (performance - P) = Kemampuan
penting. (Ability - A) x Usaha (effort – E) x
Sedangkan Luthans (2002) menyatakan Dukungan (support – S)
bahwa kepuasan kerja menyangkut beberapa hal
pokok antara lain: Berdasarkan pendapat di atas dapat
1. Kepuasan kerja tidak dapat dilihat, tetapi disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan
hanya dapat diduga keberadaan-nya karena prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik
kepuasan kerja menyangkut persoalan emosi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
atau respon pekerja dari situasi kerja yang kerja yang telah ditentukan yang dicapai
dihadapi. karyawan per satuan periode waktu tertentu
2. Kepuasan kerja menyangkut kesesuaian dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai
hasil kerja yang diperoleh dengan harapan dengan tanggung jawab yang diberikan
para pekerja. kepadanya.
3. Kepuasan kerja sangat terkait dengan
persoalan: pekerjaan itu sendiri, kesempatan
promosi, gaji, supervisi maupun rekan kerja. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Dari beberapa devinisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah Kerangka Konseptual
merupakan rasa menyenangkan atau tidak Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
menyenangkan yang dirasakan oleh karyawan, pengaruh pelatihan, kompensasi terhadap
secara langsung berpengaruh pada emosional dan kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawan.
tingkah laku dalam bekerja berup akinerja Dengan studi pada Bank Perkreditan Rakyat
karyawan. Nusamba Wlingi, faktor-faktor yang turut
berpengaruh kepada kinerja karyawan antara lain
Kinerja Karyawan program pelatihan, pemberian kompensasi dan
Secara konseptual kinerja adalah hasil kepuasan kerja.
kerja yang dicapai oleh seseorang dalam kurun Kemampuan untuk meningkatkan
waktu tertentu berdasarkan standar kerja yang pengetahuan ternyata mampu untuk mencapai
telah ditetapkan, variabel operasional dari keinginan tergantung dari besarnya keinginan
kinerja karyawan, yaitu suatu hasil kerja yang tersebut yang dapat dilakukan melalui pelatihan
dicapai oleh seorang karyawan dalam kurun dan pendidikan. Seperti hasil penelitian Alipour
waktu tertentu berdasarkan standar kerja yang (2009) pelatihan sangat diperlukan baik untuk
telah ditetapkan. kesejahteraan ekonomi ditingkat industri
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah maupun nasional.. Dengan pemberian pelatihan
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang produktivitas perusahaan untuk individu dapat di
dicapai oleh seseorang karyawan dalam tingkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
Mamik Eko, dkk. - Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan | 29

perilaku orang, sebagai akibat akan faktor yang dikemukan oleh Hezberg yakni teori
meningkatkan posisi mereka di tempat kerja, juga kepuasan dan ketidakpuasan.
memperbaiki kinerja di lingkungan kerja Selain kepuasan kerja, implementasi
(Goldstein dan Ford 2002; Gupta dan Bostrom kinerja karyawan secara konseptual kinerja
2006). karyawan didefinisikan sebagai hasil kerja secara
Hasil penelitian ini mempunyai kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu yang
pengaruh positif bahwa dengan memberikan dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan
pelatihan kerja organisasi akan mendapatkan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan
keuntungan yang memuaskan atas investasi kepadanya. Atas dasar pemikiran di atas dapat
sumber daya manusia yang merupakan bagian digambarkan kerangka konseptual dalam
penting dari strategi organisasi untuk masa penelitian sebagaimana dapat dilihat pada
depan. Penelitian ini merujuk pada Rivai Gambar 1 sebagai berikut:
(2009:225) bahwa faktor-faktor pelatihan terdiri
dari instruktur, peserta,materi (bahan), metode,
tujuan pelatihan dan lingkungan yang
menunjang. Selanjutnya , Choo dan Bowley
(2007) menyimpulkan bahwa program pelatihan
dan pembelajaran mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan meliputi 3 (tiga) faktor penting yaitu:
kualitas pelatih, metode pelatihan dan
pengalaman pembelajaran. Aksu dan Aktas
(2005), mengemukakan faktor yang berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan, diantaranya:
Gambar 1. Model Konsep
gaji, jenis pekerjaan, kondisi fisik, hubungan
dengan mitra kerja, keamanan, kesempatan
promosi, tunjangan, penghargaan, pelatihan dan Berdasarkan model hipotesa penelitian
pengambilan keputusan, komunikasi, aktivitas yang telah dibuat, maka hipotesis yang diajukan
sosial, kebijakan dan manajemen organisasi. dalam penelitian ini adalah:
Dalam penelitian kompensasi juga Hipotesis 1 Pelatihan berpengaruh terhadap
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh kepuasan kerja karyawan
pada kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Aksu Hipotesis 2 Pelatihan berpengaruh terhadap
dan Aktas, (2005) dalam penelitiannya kinerja karyawan.
menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang Hipotesis 3 Kompensasi berpengaruh
turut berpengaruh terhadap kepuasan kerja terhadap kepuasan kerja
karyawan adalah pemberian gaji dan upah. karyawan.
Simamora (2006) membagi kompensasi menjadi Hipotesis 4 Kompensasi berpengaruh
kompensasi finansial terdiri dari gaji, bayaran terhadap kinerja karyawan.
prestasi, bayaran insentif, bayaran diluar jam Hipotesis 5 Kepuasan kerja karyawan
kerja, program perlindungan dan kompensasi non berpengaruh terhadap kinerja
finansial terdiri dari pekerjaan dan lingkungan karyawan.
kerja.
Sedangkan untuk variabel kepuasan kerja,
penelitian ini mengacu pendapat pada penelitian METODE PENELITIAN
Pushpakumari (2008) antara lain pekerjaan itu
sendiri, hubungan interpersonal, pertumbuhan, Lokasi Penelitian
bantuan lain, rekan kerja, umpan balik. Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah BPR
Danish (2010) variabel kepuasan kerja adalah Nusamba Wlingi yang beralamat di Jalan Raya
peluang promosi, pekerjaan itu sendiri, prosedur Tangkil Wlingi. Alasan dipilihnya lokasi
operasional, pengakuan, hubungan dengan Co- penelitian ini dengan pertimbangan sebagai
pekerja, kepuasan dengan kompensasi, berikut: 1. Dapat memberikan data yang
keamanan, pengawasan, pertumbuhan, prestasi. diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada.
Sedangkan grand teori yang dijadikan sebagai 2. Keberhasilan dan kemampuan perusahaan
rujukan dalam penelitian ini adalah teori 2 (dua) dalam mendapatkan nasabah. 3. BPR Nusamba
Wlingi adalah Bank Perkreditan Rakyat yang
30 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1

memiliki karakteristik pekerjaan yang cukup Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
menantang serta mampu memberikan kontribusi kinerja karyawan (Y).
bagi kelancaran perekonomian masyarakat
sekitar. 4. Kinerja Karyawan (Y).
Populasi dan Sampel Kinerja karyawan adalah pencapaian hasil
kerja yang dicapai karyawansecara kualitas dan
Populasi penelitian ini adalah seluruh staf
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
dan karyawan berjumlah 87 orang.
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Definisi Operasional Variabel tanggungjawab yang diberikan kepadanya
1. Pelatihan(X1) (Mangkunegara, 2009:). Menurut Mathis dan
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan Jackson (2002) variabel kinerja karyawan
jangka pendek yang mempergunakan prosedur selanjutnya disebut kinerja karyawan terdiri dari:
sistematis dan teroganisasi, pegawai non o Kuantitas hasil kerja
manajerial mempelajari pengetahuan dan o Kualitas hasil kerja
keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas o Ketepatan waktu kerja
(Mangkunegara, 2009:44). Konsep pelatihan o Tingkat kehadiran
dalam penelitian ini diukur atau diwakili oleh o Team work (kerjasama)
variabel-variabel sebagai berikut:
a. Materi
Analisis Data
b. Pelatih
c. Metode pelatihan Metode analisis yang digunakan untuk
d. Peserta menguji hipotesis dalam penelitian ini
2. Kompensasi (X2) menggunakan teknik analisis jalur (path analysis)
yang terstandarisasi dan dihitung melalui
Kompensasi merupakan semua bentuk
program SPSS . Jadi Model path analysis
pemberian atau bonus (berbentuk uang, barang
digunakan untuk menganalisis pola hubungan
langsung atau tidak langsung maupun bentuk
antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui
lainnya) kepada karyawan sebagai balas jasa
pengaruh langsung maupun tidak langsung
akibat dari jasa atau tenaga yang telah
seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap
diberikannya pada perusahaan (Simamora,
variabel terikat (endogen).
2006:44). Indikator variabel kompensasi adalah
sebagai berikut: Menurut Riduwan (2008:2) manfaat lain
model path analysis untuk: (1) Penjelasan
a. Kompensasi finansial (Gaji, bayaran
(explanation) terhadap fenomena yang dipelajari
prestasi, bonus, bayaran diluar jam kerja,
atau permasalahan yang diteliti; (2) Prediksi nilai
bayaran masa kerja, program perlindungan,
variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel
insentif))
bebas (X), dan prediksi dengan path analysis ini
b. Kompensasi nonfinansial (lingkungan kerja
bersifat kualitatif; (3) Faktor determinan yaitu
yang nyaman, tanggung jawab, promosi).
penentuan variabel bebas (X) mana yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat
3. Kepuasan Kerja (Z)
(Y), juga dapat digunakan untuk menelusuri
Kepuasan kerja karyawan merupakan (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X) terhadap
perasaan emosional yang dialami oleh seorang variabel terikat (Y); (4) Pengujian model,
karyawan karena dapat memenuhi keinginan dan menggunakna theory triming, baik untuk uji
kebutuhannya melalui bekerja. Untuk realibilitas (uji keajekan) konsep yang sudah ada
menunjukkan variabel kepuasan kerja karyawan ataupun uji pengembangan konsep baru.
dapat dioperasikan melalui 3 indikator sejalan
dengan Robbins (2008) dan Luthan (2006) yaitu: Selanjutnya Riduwan (2008:2)
menjelaskan asumsi yang mendasari analisis
a. Pekerjaan itu sendiri jalur yaitu: (1) Pada model path analysis,
b. Supervisi, hubungan antar variabel adalah bersifat linier
c. Rekan kerja. adaptif dan bersifat normal; (2) Hanya sistem
Sedangkan variabel terikat (dependent) aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah
adalah variabel akibat yang juga sering disebut kausalitas yang terbalik; (3) Variabel terikat
variabel akibat atau tergantung (Arikunto,2006). (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan
Mamik Eko, dkk. - Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan | 31

ratio; (4) Menggunakan sampel probability Operasional kerja di lingkungan perbankan


sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk mencakup kegiatan perumusan program, target
memberikan peluang yang sama pada setiap kerja serta evaluasi kerja, sehingga pada konteks
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota ini dibutuhkan kemampuan karyawan untk bisa
sampel; (5) Observed variables diukur tanpa bekerja secara individu maupun team. Data
kesalahan (instrumen pengukuran valid dan karakteristik responden berbasis usia paling
reliable) artinya variabel yang diteliti dapat banyak pada kisaran 31-35 tahun dengan jumlah
diobservasi secara langsung; (6) Model yang sebanyak 33 orang (37,9%). Karakteristik lama
dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan bekerja karyawan lebih banyak berkisar 1-5
benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep tahun dengan jumlah 43 responden (49,4%) dan
yang relevan artinya model teori yang dikaji atau paling sedikit sudah bekerja selama 11-15 tahun
diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis dengan jumlah 15 responden (17,2%). BPR ini
tertentu yang mampu menjelaskan hubungan memiliki ijin operasi pada tahun 2000 di wilayah
kausalitas antar variabel yang diteliti. Wlingi, sehingga karyawan-karyawan senior
Struktur persamaan dalam analisis jalur yang telah bekerja terlebih dahulu bisa memiliki
yang sesuai dengan hipotesis penelitian pada masa kerja hingga 12 tahun. Sejalan dengan
adalah : perkembangan yang dialami oleh BPR Nusamba
Wlingi, maka kebutuhan tenaga kerja juga
menjadi bertambah untuk dapat mengoperasional
Z = PZX1.X1 + PZX2.X2 + ε2 1 kantor cabang dan 9 kantor kas.
Y = PYX1.X1 + PYX2.X2 + PYZ.Z + ε3
Hasil Analisis Jalur
Keterangan:
Pendugaan terhadap seluruh koefisien
X1 = Pelatihan
jalur yang dimodelkan pada penelitian ini dapat
X1 = Kompensasi karyawan
diringkas pada Tabel 1.
Z = Kepuasan Kerja
Tabel 1. Hasil Uji Koefisien Jalur
Y = Kinerja Karyawan
P = Koefisien Jalur
ε = Error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden
Jumlah responden yang terlibat pada
penelitian ini berjumlah 87 responden karyawan
yang tersebar pada kantor pusat, kantor cabang
dan 9 kantor kas. Karakteristik responden pada Tabel 1 di atas menjelaskan bahwa dari
penelitian ini terdiri atas usia, jenis kelamin, lama kelima jalur pada model hipotesis seluruh jalur
bekerja dan pendidikan terakhir. Gambaran adalah signifikan. Peran dominan terhadap
karakteristik responden berikut ini merupakan kepuasan kerja bersumber dari kompensasi,
sebuah representasi dari populasi yang ada. sedangkan terhadap kinerja karyawan pengaruh
Sedangkan keragaman karakteristik responden dominan juga bersumber dari kompensasi. Secara
bisa berperan menjadi sumber pembeda penilaian khusus kedua jalur dominan ini menjadi menarik
terhadap keempat variabel yang diteliti. karena menjadi penentu tingginya kinerja
Karakteristik responden sebagian besar karyawan. Untuk lebih jelasnya hasil analisis
responden adalah laki-laki dengan jumlah 56 jalur secara keseluruhan dapat disajikan pada
responden (64,4%), sedangkan untuk perempuan Gambar 2.
berjumlah 31 responden (35,6%).
Tingkat pendidikan karyawan didominasi
oleh pendidikan sarjana S-1 dengan jumlah
sebanyak 65 responden (74,7%).
32 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1

Hasil ini juga mendukung Ridolof


W.Batilmurik (2010) dengan penelitiannya yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan
antara pelatihan dengan kepuasan kerja
karyawan, juga mendukung penelitian Stephen
Choo dan Christine Bowley (2007) yang
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pelatihan terhadap kepuasan
kerja karyawan. Setiap karyawan dalam
Gambar 2. Hasil Analisis Jalur menjalankan pekerjaannya seharusnya dapat
menumbuhkan rasa puas dengan aktifitas yang
Keterangan :
dilakukan. Pelatihan bagi karyawan merupakan
* = Signifikan pada α = 0,05
sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan
ns = Tidak signifikan pada α = 0,05
keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu melaksanakan
tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai
Ketepatan Model
dengan standar. Pelatihan yang diikuti karyawan
Ketepatan model hipotesis dari data selama ini masih mendapatkan kendala dari sisi
penelitian diukur dari hubungan dua koefisien manfaat teknis yang berhubungan dengan
determinasi (R2) di kedua persamaan. Pada aktifitas perbankan yang dilakukan karyawan.
persamaan pertama diperoleh nilai R21 sebesar
0,628 dan R22 sebesar 0,628 pada persamaan Secara khusus pengetahuan atau
kedua. kecerdasan karyawan tidak dirasakan mengalami
peningkatan yang besar pasca mengikuti
Hasil ketepatan model adalah : pelatihan. Pelatihan-pelatihan yang diikuti
R2model = 1 - (1 - R21) (1 - R22) karyawan lebih banyak berdampak pada aspek
= 1 – (1 – 0,628)(1 – 0,628) materi pelatihan dan kualitas pelatih. Kedua
= 1 – 0,138 aspek ini diduga secara tidak langsung
= 0,862 atau 86,2% mempengaruhi perubahan kepuasan kerja.
Hasil perhitungan ketepatan model sebesar Dampak pelatihan terhadap kepuasan kerja
86,2% menerangkan bahwa kontribusi model karyawan akan semakin meningkat apabila
untuk menjelaskan hubungan struktural dari materi-materi pelatihan yang disampaikan
keempat variabel yang diteliti adalah sebesar didahului dengan evaluasi awal terhadap hal-hal
86,2% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain apa saja yang secara teknis masih menjadi
yang tidak terlibat dalam model. kendala besar di kalangan karyawan.
Beberapa perubahan pada karyawan yang
Pembahasan Hasil Penelitian
mencerminkan adanya manfaat dari pelatihan
1. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kepuasan antara lain : karyawan secara individu dapat
Kerja Karyawan mengambil keputusan yang lebih baik dan
Hipotesis yang menyatakan bahwa pemecahan maalah yang efektif, merasakan
pelatihan berpengaruh secara langsung terhadap perubahan untuk bersedia membantu dalam
kepuasan kerja karyawan teruji. Hal ini mendorong dan mencapai pengembangan dan
dibuktikan oleh hasil uji regresi dimana kepercayaan diri, selalu bersemangat untuk
probabilitas (p) lebih kecil dari 0,05 yang berarti mengembangkan jiwa untuk terus mau belajar
signifikan. Artinya pelatihan mempunyai dan mengurangi rasa takut / khawatir dalam
pengaruh yang bermakna terhadap kepuasan mencoba melakukan tugas baru.
kerja karyawan. Besarnya koefisien path (beta)
sebesar 0,170 mengindikasikan pengaruh
2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
pelatihan bagi karyawan BPR Nusamba Wlingi
Karyawan
terhadap kepuasan kerja karyawan adalah positif.
Artinya upaya-upaya pelatihan terhadap Hipotesis yang menyatakan bahwa
karyawan yang mendapat penilaian positif akan pelatihan berpengaruh langsung terhadap kinerja
menjadi faktor pendorong akan semakin karyawan terbukti. Hal ini dibuktikan oleh hasil
tingginya kepuasan kerja karyawannya. uji regresi dimana probabilitas (p) lebih kecil dari
0,05 yang berarti signifikan. Artinya pelatihan
Mamik Eko, dkk. - Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan | 33

mempunyai pengaruh langsung yang bermakna signifikan. Artinya kompensasi mempunyai


terhadap kinerja karyawan. pengaruh yang bermakna terhadap kinerja
Besarnya koefisien path (beta) sebesar karyawan. Besarnya koefisien path (beta) sebesar
0,234 dan signifikan mengindikasikan bahwa 0,681 mengindikasikan pengaruh kompensasi
kinerja karyawan bisa dijelaskan secara langsung terhadap kepuasan kerja karyawan adalah positif.
oleh pelatihan. Kinerja karyawan yang tinggi Artinya semakin tinggi kompensasi yang
timbul sebagai dampak dari pelatihan yang diterima karyawan akan semakin tinggi pula
diikuti. Hasil analisis jalur menerangkan bahwa kepuasan kerja karyawan.
kinerja karyawan sangat tergantung pada kualitas Hasil ini juga mendukung Ridolof
pelatihan yang diikuti tersebut. W.Batilmurik (2010), Suryati (2011) dan Rizwan
Hasil ini mendukung teori Michael R. Qaiser Danish (2010) dengan penelitiannya yang
Carrel et al (1995) dengan penelitiannya yang menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan
menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara kompensasi dengan kepuasan kerja.
antara pelatihan terhadap kinerja karyawan. Fakta-fakta empiris yang diperoleh dari
Program pelatihan yang diikuti karyawan data penelitian terungkap bahwa pada aspek
dinilai berhasil apabila peserta pelatihan mampu kompensasi finansial masih dipandang kurang
mengikuti pelatihan dengan baik dan dapat pada besaran uang lembur dan insentif. Sehingga
menerapkan keahlian barunya dalam tugas- pada kinerja karyawan yang menyangkut
tugasnya sehingga terjadi peningkatan kinerja, kesediaan karyawan untuk melakukan kerja
baik kinerja individu maupun kinerja organisasi. lembur menjadi enggan. Sedangkan pada besaran
Pelatihan harus dievaluasi dengan secara gaji serta program perlindungan berbentuk
sistematis mendokumentasikan hasil pelatihan asuransi telah direspon baik oleh sebagian besar
dari segi bagaimana sesungguhnya trainees karyawan. Berdasarkan hasil analisis jalur,
berperilaku kembali di pekerjaan mereka dan kontribusi kompesasi dalam menjelaskan
relevansi perilaku trainees dengan tujuan kepuasan kerja adalah sangat besar bila
perusahaan. Dari lima indikator kinerja dibandingkan dengan pelatihan. Sehingga bagi
karyawan, penilaian rendah tampak pada perusahaan sebaiknya besarnya kompensasi bisa
indikator kuantitas. Selain terkendala dengan dievaluasi agar sesuai dengan beberapa faktor
tingginya tingkat beban kerja dan batas waktu berikut:
penyelesaian pekerjaan, karyawan juga - Tingkat biaya hidup
merasakan perlunya penambahan sarana dan - Tingkat kompensasi yang berlaku di
prasarana yang dapat mendukung pekerjaan agar perusahaan lain yang sejenis
dapat selesai sesuai dengan kebutuhan. - Tingkat kemampuan perusahaan
Manfaat lain dari pelatihan yang dapat - Jenis pekerjaan dan besar kecilnya tanggung
berhubungan dengan kinerja karyawan antara lain jawab
: melalui pelatihan dan pengembangan akan - Peraturan perundangan yang berlaku
menimbulkan perubahan motivasi dan - Peranan serikat buruh
pengakuan, prestasi, pertumbuhan,
tanggungjawab, dan kemajuan dinternaliasikan 4. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja
dan dilaksanakan. Apabila peserta pelatihan Karyawan
berasal dari unsur pimpinan dimungkinan untuk Hipotesis yang menyatakan bahwa
mengalami perubahan dalam hal menyediakan kompensasi berpengaruh secara langsung
informasi untuk memperbaiki pengetahuan terhadap kinerja karyawan teruji. Hal ini
kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi, dan dibuktikan oleh hasil uji regresi dimana
sikap. probabilitas (p) lebih kecil dari 0,05 yang berarti
signifikan. Artinya kompensasi mempunyai
3. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan pengaruh yang bermakna terhadap kinerja
Kerja Karyawan karyawan. Besarnya koefisien path (beta) sebesar
0,389 mengindikasikan pengaruh kompensasi
Hipotesis yang menyatakan bahwa terhadap kinerja karyawan adalah positif. Artinya
kompensasi berpengaruh secara langsung semakin tinggi kompensasi yang diterima
terhadap kepuasan kerja karyawan teruji. Hal ini karyawan akan semakin tinggi pula kinerja
dibuktikan oleh hasil uji regresi dimana karyawannya.
probabilitas (p) lebih kecil dari 0,05 yang berarti
34 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1

Hasil ini juga mendukung Albinus O Kase signifikan terhadap kinerja karyawan teruji. Hal
(2004), Udiati (2005) dan Appelbaum, Steven H. ini dibuktikan oleh hasil uji regresi dimana
and Mackenzie, Loring (1996) dengan probabilitas (p) lebih kecil dari 0,05 yang berarti
penelitiannya bahwa ada hubungan signifikan signifikan. Artinya kepuasan kerja karyawan
antara kompensasi terhadap kinerja karyawan mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian kinerja karyawan. Besarnya koefisien path (beta)
Fitria Setya ningrum (2008) yang menyimpulkan sebesar 0,274 mengindikasikan pengaruh
bahwa kompensasi berpengaruh signifikan kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja
terhadap kinerja. Hasil penelitian ini juga karyawan adalah positif. Artinya semakin tinggi
mendukung hasil penelitian Herpen et al (2005) kepuasan kerja karyawan akan semakin tinggi
dimana disimpulkan bahwa kompensasi pula kinerja karyawannya.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Hasil ini juga mendukung penelitian
karyawan. Pushpakumari (2008) dan Giarti Slamet (2011)
Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
PT BPR Nusamba Wlingi antara lain, karyawan signifikan antara kepuasan kerja karyawan
akan perhiasan cincin dan uang apabila masa terhadap kinerja karyawan, juga mendukung
kerja karyawan yang telah mencapai tahun penelitian Sevi (2010) bahwa ada hubungan
tertentu : 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun. signifikan antara kepuasan kerja karyawan
Tunjangan – tunjangan yang diberlakukan dalam dengan kinerja.
organisasi antara lain : Dalam beberapa kajian teori faktor gaji
Tunjangan jabatan ; Kesehatan ( pegawai menjadi komponen penting untuk mengukur
opname, istri lahirkan);Asuransi ( Kartu kepuasan karyawan (Gler (1966) dalam Sutrisno
Asuransi, Jamsostek ;Jaminan hari (2009), Keith Davis (1985), P.C. Smith,
Tua;Tunjangan Cuti;Tunjangan L.M.Kendall, and Charles L.Hulin (1969), dalam
Kacamata;Tunjangan Checkup;Tunjangan Luthans (2006), Noe, et al. (2000)).
kesehatan;Tunjangan rawat inap;Tunjangan Pada bagian lain diperoleh hasil analisis
makan;Tunjangan pulsa;Tunjangan koefisien path pengaruh pelatihan terhadap
bensin;Tunjangan kendaraan bermotor roda 2 kinerja karyawan melalui kepuasan kerja
dan roda 4 karyawan yang diperoleh dari hasil kali antara
Bonus atas prestasi karyawan diberikan koefisien path pengaruh langsung antara variabel
secara tahunan, dan bagi karyawan teladan pelatihan terhadap kepuasan kerja karyawan
:diberikan 1 kali gaji. Bonus khusus akan dengan koefisien path sebesar 0,170 (signifikan)
diberikan bagi karyawan yang bisa mencapai dengan koefisien path pengaruh langsung antara
target dalam hal pemasukan simpanan deposito, variabel kepuasan kerja karyawan terhadap
tabungan,dan pinjaman. Persyaratan promosi kinerja karyawan dengan koefisien path sebesar
jenjang karir sangat berhubungan dengan 0,274 (signifikan), sehingga diperoleh pengaruh
perolehan nasabah, bimbingan ke nasabah; tidak langsung sebesar 0,047. Karena kedua
mendapatkan deposito, tabungan, pinjaman pengaruh langsung adalah signifikan, maka path
sesuai target dan pengembangan struktur pengaruh tidak langsung juga signifikan. Maka
organisaijuga penambahan kantor kas. Jaminan- terdapat cukup bukti empiris untuk menerima
jaminan sosial yang dibuat perusahaan bagi hipotesis bahwa pelatihan berpengaruh secara
karyawan antara lain : tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui
• Asuransi Kecelakaan pada Jamsostek kepuasan kerja karyawan.
• Asuransi Kecelakaan pada pihak asuransi Mediasi kepuasan kerja terhadap kinerja
group (MHIB) karyawan yang bersumber dari kompensasi
• Asuransi Kematian manarik. Hasil analisis koefisien path pengaruh
• Asuransi Dana Pensiun pada Jamsostek & kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui
DPLK Manulife kepuasan kerja karyawan diperoleh dari hasil kali
antara koefisien path pengaruh langsung antara
5. Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan variabel kompensasi terhadap kepuasan kerja
Terhadap Kinerja Karyawan karyawan dengan koefisien path sebesar 0,681
Hipotesis yang menyatakan bahwa (signifikan) dengan koefisien path pengaruh
kepuasan kerja karyawan berpengaruh secara langsung antara variabel kepuasan kerja
Mamik Eko, dkk. - Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan | 35

karyawan terhadap kinerja karyawan dengan dengan kepuasan kerja karyawan dan
koefisien path sebesar 0,274 (signifikan), kinerja karyawan yang perlu
sehingga diperoleh pengaruh tidak langsung dipertimbangkan untuk kajian lebih
sebesar 0,187. Karena kedua pengaruh langsung lanjut, akan tetapi dalam penelitian ini,
adalah signifikan, maka path pengaruh tidak peneliti hanya membatasi pada kinerja
langsung juga signifikan. Maka terdapat cukup karyawan menurut karyawan sendiri.
bukti empiris untuk menerima hipotesis bahwa 3. Penelitian ini hanya dilakukan di BPR
kompensasi berpengaruh secara tidak langsung Nusamba Wlingi yang mungkin tidak
terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan dapat mewakili BPR lain secara
kerja karyawan. keseluruhan. Hal ini dikarenakan
Keterikatan kompensasi dengan kepuasan keterbatasan waktu dan dana oleh
kerja dan kinerja karyawan menjadi terbaca jelas peneliti.
dari hasil analisis jalur. Kontribusi kompensasi
untuk menjelaskan kepuasan kerja dan kinerja
KESIMPULAN DAN SARAN
adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan
peran pelatihan. Noe et al. (2000) juga
Kesimpulan
menyatakan bahwa salah satu faktor besar
penyebab ketidakpuasan adalah gaji dan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh
keuntungan. Bagi banyak karyawan, pekerjaan pelatihan dan kompensasi terhadap kepuasan
adalah sumber utama dari pendapatan dan kerja dan kinerja karyawan di BPR Nusamba
keamanan finansial. Gaji juga dilihat sebagai Wlingi disimpulkan sebagai berikut:
indikator dari status dalam organisasi 1. Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
sebagaimana dalam masyarakat. Robbins (2008) kepuasan kerja. Pengaruh pelatihan
juga menyatakan bahwa ganjaran yang setimpal bermakna terhadap kepuasan kerja dan
akan mendorong kepuasan kerja. berhubungan positif dimana semakin tinggi
persepsi positif karyawan terhadap pelatihan
Karyawan selalu menginginkan sistem yang diikuti maka akan semakin tinggi pula
pembayaran dan kebijakan promosi yang adil, kepuasan kerja karyawan tersebut.
tidak bermakna ganda dan sesuai dengan harapan 2. Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
mereka. Ketika pembayaran dipandang adil kinerja karyawan. Artinya kinerja karyawan
berdasarkan tuntutan pekerjan, level ketrampilan dapat dijelaskan secara langsung oleh
individu dan standart upah yang berlaku maka persepsi karyawan terhadap pelatihan yang
kepuasan berpotensi muncul. Karyawan akan diikuti karyawan.
mencari kebijakan dan praktik promosi yang adil. 3. Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap
Promosi memberikan peluang untuk kepuasan kerja karyawan. Artinya
pertumbuhan pribadi, peningkatan tanggung kompensasi berpengaruh secara bermakna
jawab, dan kenaikan status sosial. Jika seluruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
karyawan menganggap keputusan promosi Hubungan dua variabel ini juga positif
jabatan dalam perusahaan dibuat secara terbuka dimana semakin tinggi kompensasi yang
dan adil, maka akan berpeluang untuk meraih diterima karyawan maka akan semakin tinggi
kepuasan dalam pekerjaan mereka. pula kepuasan kerja yang dirasakan
karyawan .
6. Keterbatasan Penelitian 4. Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap
Ada beberapa keterbatasan dalam kinerja karyawan. Artinya kompensasi
penelitian ini, meliputi: berpengaruh secara bermakna terhadap
kinerja karyawan. Kompensasi dan kinerja
1. Tidak semua responden memperoleh karyawan berhubungan positif yang artinya
penjelasan secara mendetail dari semakin tinggi kompensasi yang dirasakan
peneliti, sehingga jawaban yang karyawan maka semakin tinggi pula kinerja
dipersepsikan oleh responden atas karyawan.
kuisioner yang diberikan dimungkinkan 5. Kepuasan kerja berpengaruh signifikan
dapat menimbulkan bias tertentu dalam terhadap kinerja karyawan. Artinya kepuasan
penelitian. kerja berpengaruh secara bermakna terhadap
2. Masih terdapat konstruk atau variabel kinerja karyawan. Kepuasan kerja dan kinerja
lain yang berpengaruh berkaitan dengan karyawan berhubungan positif yang artinya
36 | J u r n a l P r o f i t V o l u m e 7 N o . 1

semakin tinggi kepuasan kerja karyawan The Antalya Region Of Turkey, Managerial
maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Auditing Journal, Vol.20, No.5 pp. 479 – 488.
Emerald Group Publishing Limited.
Saran Alipour,Mehrdad, 2009. A study of on job training
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa effectiveness: Empirical Evidence of Iran.
saran yang dapat dikemukakan pada tesis ini International Journal of Business and
Management, Vol.4 No.11 November 2009.
adalah:
Armstrong, Michael, 2010. Manajemen Imbalan :
1. Dalam upaya peningkatan kinerja pada Strategi dan Praktik Remunerasi. Edisi Empat.
karyawan di BPR Nusamba Wlingi, Jakarta
kompensasi perlu lebih ditingkat lagi karena
dengan kompensasi yang telah dirasakan Choo, Stephen dan Christian Bowley, 2007. Using
Training and Development To Affect Job
tinggi akan lebih meningkatkan kinerja
Satisfaction Within Franchishing, Journal of
karyawan. Evaluasi kompensasi terutama Small Business and Enterprise Development,
pada disisi diluar gaji seperti bonus dan Vol. 11, No. 4 pp. 495-503, Emerald Group
insentif atau beberapa bentuk kompensasi Publishing Limited.
non finansial. Penerapan sistem kompensasi
Danish, Rizwan Qaiser (2010), Impact of Reward and
agar lebih ditingkatkan baik kompensasi Recognition on Job Satisfaction and Motivation:
langsung maupun tidak langsung, serta Ampirical Study from Pakistan. International
menggunakan azas keadilan dan kelayakan. Journal of Business and Management, Vol.5,
2. Kepuasan karyawan perlu dipertahankan No.2 February, 2010.
bahkan perlu ditingkatkan karena kepuasan Dion Yanuarmawan, 2011. Pengaruh Promosi
karyawan terbukti akan meningkatkan kinerja Jabatan Terhadap Motivasi Kerja Dan
karyawan. Pimpinan bisa mengadakan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan. Tesis
pembinaan lebih baik lagi sehingga kepuasan Universitas Brawijaya.
karyawan yang dimiliki karyawan akan dapat
Evi Hayati, 2011. Pengaruh Motivasi Kerja Dan
meningkatkan kinerja karyawan dan berujung Komitmen Organiasional Terhadap
pada tercapainya tujuan organisasi. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Dan
3. Perusahaan diharapkan lebih meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi pada Hotel Pelangi di
kualitas dari pelatihan yang telah ada Kota Malang). Tesis Universitas Brawijaya
sebelumnya baik dari penilaian kebutuhan, Malang.
tujuan dan pengembangan, materi program, Gary Dessler, 2010. Manajemen Sumber Daya
prinsip pembelajaran maupun evaluasi dan Manusia. Indeks,Jakarta
umpan balik dari pelaksanaan pelatihan yang
Gomes Cardoso Faustino, 2003, “ Manajemen Sumber
relevan dengan kebutuhan perusahaan. Daya Manusia” Penerbit ANDI Yogyakarta.
4. Hendaknya perusahaan mengelola disiplin
kerja dan penerapannya dengan Gomez-Mejia,2001, “Managing Human Resources”
menggunakan pendekatan standar, sanksi Penerbit Prentice Hall International, New Jersey.
serta meningkatkan pemahaman dan Handako, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan
kesadaran terhadap penerapan disiplin kerja Sumberdaya Manusia, BPFE, Universitas Gajah
yang berlaku dalam perusahaan untuk Mada, Yogyakarta.
meningkatkan prestasi kerja karyawan. Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber
5. Bagi peneliti berikutnya disarankan agar Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara,
mengembangkan penelitian ini dengan Jakarta.
melibatkan variabel dan indikator yang Ivancevich, John M, Konopaske R, and Matteson,
belum tercakup dalam penelitian ini seperti Michael T, 2007. Organizational Behaviour and
gaya kepemimpinan, kompetensi karyawan, Management, Seventh Edition, Jilid 1, Alih
kemampuan kerja, komitmen organisasi, Bahasa, Gina Gania, Erlangga, Jakarta.
budaya kerja, motivasi kerja dan lingkungan Mangkunegara, Anwar Prabu,2005. Perilaku dan
kerja. Budaya Organisasi.Refika Aditama.Bandung
Mathis, Robert L. dan Jackson John H. 2000. Human
Resource Management. Thomson Learning:
DAFTAR PUSTAKA South-Western College Publishing.
Aksu, A.Akin dan Ayllin Aktas, 2005. Job Mondy, R. Wayne, 2008, “ Manajemen Sumber Daya
Satisfaction Of Managers In Tourism Case In Manusia “ Penerbit Erlangga, Jakarta.
Mamik Eko, dkk. - Pengaruh Pelatihan, Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan dan Kinerja Karyawan | 37

Noe, R.A., Hollenbeck, J. R., Gerhart, B., Wright, P. Robert L Mathis, 2002 “ Manajemen Sumber Daya
2000. Human Resource Management: Gaining A Manusia” Salemba Empat Jakarta
Competitive Advantage. Mc GrawHill. USA.
Simamora Henry, 2006, “ Manajemen Sumber Daya
Noviantoro, Djatmiko.2009, “ Analisis Pengaruh Manusia” STIE, YKKPN Yogyakarta.
Pelatihan Dan Pengembangan, Serta
Singarimbun,M dan Sofian Effendy.1995. Metode
Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Penelitian Survey. PT Pustaka LP3ES.Jakarta.
PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra
Indonesia. Tesis Universitas Sumatra Utara Sondang P. Siagian,2010, “Manajemen Sumber Daya
Medan. Manusia” Bumi Aksara Jakarta.
Parwoto Widodo, 2010. Pengaruh Lingkungan Kerja Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi.
Pada Hubungan Antara Kompensasi Dn Edisi ke-13. Alfabeta.Bandung.
Kepempinan Terhadap Kepuasan Kerja Studi Teman Koesmono, H. 2010. Pengaruh Budaya
Pada Kantor Pelayanan Pajak Salatiga, Jurnal Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan
DAYA SAING, 5 (2) 2010 : 44-52. Kerja Serta Kinerja Karyawan Pada Sub Sektor
Pushpakumari,M.D. “ The Impact of Job Satisfaction Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di
on Job Performance:An Emppirical Analysis. Jawa Timur. Jurnal Manajemen &
Meijo, 2008. Kewirausahaan, Vol.7, No.2, 171 – 188.
Ridolof W. Batilmurik, 2010. Pengaruh Pelatihan dan Udiyati, 2005. Pengaruh Kompensasi Dan Gaya
Kompensasi Terhadap Kepuaan Kerja Karyawan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
(Studi Pada Hotel Bintang IIIDi Kota Kupang), Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas
Tesis, Program StudiMM, Universitas Brawijaya, Brawijaya, Malang.
Malang. Wibowo, 2009, “Manajemen Kinerja” : Edisi Kedua,
Robbins, Stephen P. dan Judge,Timothy A. Perilaku Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Organisasi, Organizational Behaviour. Salemba
Edisi 12. Salemba Empat, JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai