Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN STANDAR OPERASIONAL


DESAIN PEMBANGUNAN DAERAH
PEKERJAAN PENYUSUNAN PANDUAN DESAIN PEMBANGUNAN

BAGIAN PROGRAM, DESAIN DAN KUALITAS PEMBANGUNAN


SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG
TAHUN 2018
KEGIATAN STANDAR OPERASIONAL DESAIN PEMBANGUNAN DAERAH
PEKERJAAN PENYUSUNAN PANDUAN DESAIN PEMBANGUNAN

1. Latar Belakang
Bagian Program, Desain, dan Kualitas Pembangunan (Prodekbang), sebagai unit kerja
baru yang dibentuk berdasarkan peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1376 Tahun
2016, harus berperan untuk mencapai kondisi ideal kota melalui fungsi pembinaan,
pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup program dan desain
pembangunan, pengendalian kualitas pembangunan, serta monitoring, evaluasi dan
pelaporan. Fungsi lainnya yang menjadi tugas Prodekbang adalah melakukan
penyusunan bahan pengkoordinasian kebijakan pemerintah daerah lingkup program
dan desain pembangunan, pengendalian kualitas pembangunan, monitoring, evaluasi
dan pelaporan pembangunan.

1.1. Misi Kota Bandung


Dalam dokumen RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota
Bandung tahun 2013-2018, tertuang misi 1 Kota Bandung yaitu mewujudkan
Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta
pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan.
Dalam dokumen tersebut terangkum pula janji-janji wali kota dan wakil wali kota
untuk mewujudkan Bandung nyaman. Kondisi nyaman juga ditargetkan dengan
teratasinya beberapa persoalan utama di Kota Bandung seperti banjir, sampah,
kemacetan dan infrastruktur. Indikator lainnya dari ketercapaian Bandung nyaman
yang dapat langsung dirasakan adalah sarana olahraga/taman bermain di setiap RW,
penyediaan sarana air bersih, perbaikan rumah tidak layak huni, dan bantuan dana
untuk RW/kelurahan.

Kota Bandung sudah mempunyai kebijakan-kebijakan untuk perencanaan


pembangunan perkotaan yang kemudian diturunkan lebih lanjut dalam dokumen-
dokumen perencanaan, antara lain RTRW Kota Bandung, RDTRK dan RTBL dan
perencanaan teknis seperti master plan dan gambar DED (Detail Engineering
Drawing). Semua dokumen perencanaan tersebut merupakan upaya untuk
mengendalikan kualitas pembangunan untuk mewujudkan kota yang nyaman dan
terencana. Dalam penataan bangunan Kota Bandung juga mempunyai serangkaian
peraturan. Demikian juga halnya dalam penyediaan sarana dan prasarana perkotaan
yang diatur melalui peraturan daerah.
2
1.2. Peraturan Wali Kota tentang Pengesahan Desain
Salah satu tugas PRODEKBANG dalam menjalankan fungsi tersebut di atas adalah
menyelenggarakan pengesahan desain dan pengendalian kualitas pembangunan
Daerah. Untuk menjalankan fungsi dan tugas tersebut sudah diterbitkan Peraturan
Wali Kota Bandung Nomor 550 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengesahan Desain
dan Pengendalian Kualitas Pembangunan, yang mana setiap pembangunan sarana
dan prasarana yang bersumber dari APBD wajib melakukan pengesahan desain.
Sarana dan prasarana (infrastruktur) yang dimaksud mencakup bangunan, taman,
ruang milik jalan dan ruang milik sungai. Dengan adanya peraturan wali kota ini
setiap perencanaan pembangunan harus mempunyai kualitas yang baik yang
mengacu kepada standar desain yang baik.

1.3. Kebutuhan terhadap Panduan Desain


Pemerintah Kota Bandung sedang giat melakukan pembangunan infrastruktur. Pada
tahun 2016, berdasarkan data kegiatan yang berlaku di Pemerintahan Kota
Bandung, pembangunan infrastruktur didominasi oleh pekerjaan yang terkait dengan
jalan dan sungai/drainase. Disusul dengan pembangunan gedung sekolah, ruang
terbuka hijau dan puskesmas. Sehingga bila dibandingkan dengan 3 objek lainnya
(sungai, ruang terbuka dan bangunan gedung), pembangunan infrastruktur di Kota
Bandung tahun 2016 masih condong kepada 1 objek yaitu jalan dan
sungai/drainase. Untuk tahun 2017, pekerjaan yang mendominasi adalah pekerjaan
pembangunan trotoar, sekolah dan dan taman. Berikutnya didominasi oleh pekerjaan
pembangunan kantor kelurahan/kecamatan dan penataan sungai. Sementara di
tahun 2018 terdapat perubahan yang cukup besar pada proporsi kegiatan
pemerintah Kota Bandung. Pada tahun 2018, Sebagian besar konsentrasi kegiatan
pembangunan dialokasikan kepada pembangunan gedung. Beberapa isu dalam
desain pembangunan adalah pengendalian kualitas desain infrastruktur dalam
kegiatan pembangunan dan perlunya standar dalam desain pembangunan
infrastruktur.

Kebutuhan lebih lanjut dalam mengendalikan kualitas pembangunan khususnya dari


segi perencanaan teknis atau desain adalah adanya panduan, sebagai sebuah
pedoman atau petunjuk untuk merancang infrastruktur perkotaan. Perangkat daerah
diharapkan mempunyai sebuah panduan dalam perencanaan teknis atau desain.

3
Panduan desain pembangunan, merupakan instrumen yang melengkapi prosedur
pengendalian kualitas pembangunan untuk mencapai standar-standar liveable city
khususnya untuk aspek fisik seperti fasilitas dan prasarana perkotaan. Standar
desain berkaitan dengan aturan-aturan dan persyaratan untuk menghasilkan suatu
desain yang diyakini keberfungsiannya secara universal. Kriteria desain adalah suatu
persyaratan yang dikembangkan dari standar-standar yang ada untuk menjadi
pedoman dalam merancang atau desain. Setidaknya ada 5 hal yang diharapkan dari
setiap produk desain yaitu: mudah digunakan, nyaman, terjangkau secara ekonomi,
tidak memboroskan energy dan mudah dipahami penggunaanya.

Pada tahun 2017, Prodekbang sudah menyusun standard dan kriteria untuk menilai
kesesuaian sebuah pekerjaan perencanaan yang masuk dalam ruang lingkup
pengesahan desain. Kriteria dasar dalam pengesahan desain adalah sebagai berikut:

Kriteria Dasar dalam Pengesahan Desain

FUNGSI RUANG KONTEKS EKOLOGIS


● Keandalan ● Kesesuaian tampilan ● Desain harus dapat
● Harus menyediakan kawasan mendukung aspek
fasilitas sesuai dengan ● Kesesuaian kegiatan ekologis dalam cakupan
standar minimal (dari (zonasi dan skala ruang) yang multiskala
perda/undang-undang) ● Kesesuaian ekologis (kawasan kecil,
● Mempertimbangkan ● Kesesuaian sosial dan menengah, dan luas)
kesesuaian dengan budaya masyarakat ● Mempertimbangkan
fungsi ruang untuk sekitar konservasi udara, air
standar desain dan tanah
● Mempertimbangkan
unsur tropis seperti
curah hujan,
temperatur, angin dan
kelembaban

Kriteria-kriteria ini telah dijabarkan untuk masing-masing lingkup objek


pembangunan yang termasuk dalam pengesahan desain, yaitu Bangunan Gedung,
Ruang Milik Jalan, Ruang Terbuka dan Ruang Milik Sungai. Berdasarkan hasil
kajian Penyusunan Standar dan Desain Pembangunan yang dilakukan pada tahun
2017, diperlukan adanya kebutuhan lebih lanjut untuk membuat panduan desain
pembangunan untuk setiap objek pembangunan. Mengacu kepada Perda Kota
Bandung No 7 Tahun 2013 tentang Penyediaan, Penyerahan dan Pengelolaan
Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum, pemetaan kebutuhan panduan berdasarkan
objek pembangunan adalah sebagai berikut:

4
Objek Pemetaan Panduan

PRASARANA SARANA UTILITAS

1. jaringan jalan; 1. sarana 1. Jaringan air bersih;


perniagaan/perbelanjaa
2. jaringan saluran 2. Jaringan listrik;
n;
pembuangan air
3. Jaringan
limbah; 2. sarana pelayanan
telepon/informasi dan
umum dan
3. jaringan saluran telekomunikasi;
pemerintahan;
pembuangan air hujan
4. Sarana penerangan jalan
(drainase); 3. sarana pendidikan;
umum;
4. jaringan brandgang; 4. sarana kesehatan;
5. Jaringan transportasi;
dan
5. sarana peribadatan; dan
5. tempat penampungan
6. sarana rekreasi dan 6. Sarana pemadam
sampah sementara
olahraga; kebakaran dan
penanggulangan
7. sarana pemakaman;
bencana
8. sarana pertamanan dan
ruang terbuka hijau;
dan
9. sarana parkir

Berdasarkan dominasi kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Kota Bandung


pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, maka usulan prioritas dari objek
pembangunan adalah sebagai berikut:

PRASARANA SARANA UTILITAS

1. Jaringan jalan 1. Sarana perdagangan/perbelanjaan: 1. Jaringan listrik


2. Jaringan saluran Pasar dan Pusat kaki lima 2. Sarana
pembuangan air 2. Sarana pelayanan umum dan penerangan
hujan (drainase) pemerintahan (kantor Kelurahan dan jalan umum
3. Tempat kantor Kecamatan) 3. Jaringan
penampungan 3. Sarana pendidikan (bangunan SD, transportasi
sampah sementara SMP, SMA, taman bacaan) (halte)
4. Sarana kesehatan (Puskesmas);
5. Sarana pertamanan dan ruang terbuka
hijau

Karena pentingnya menyusun panduan desain pembangunan untuk menciptakan


pembangunan yang berkualitas, Prodekbang melaksanakan pekerjaan Penyusunan
Panduan Desain Pembangunan yang dianggarkan melalui APBD Kota Bandung
Tahun 2018.

5
2. Maksud dan Tujuan
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan Penyusunan Panduan Desain Pembangunan ini adalah
tersedianya panduan bagi Perangkat Daerah Kota Bandung sebagai pedoman atau
petunjuk dalam membuat desain pembangunan yang sesuai dengan standar dan
kriteria yang ditetapkan.

2.2. Tujuan

1. Mengidentifikasi dan menganalisis aturan-aturan yang ada untuk dijadikan


bahan dalam panduan umum desain pembangunan
2. Merumuskan aspek-aspek dan variabel yang akan diatur dalam panduan desain
pembangunan.
3. Menyusun panduan umum desain pembangunan untuk lingkup objek
pembangunan yang diprioritaskan.

2.3. Sasaran
a) Terumuskannya panduan umum untuk desain pembangunan untuk lingkup
objek pembangunan yang diprioritaskan .
b) Teridentifikanysa aturan-aturan yang ada untuk dijadikan bahan dalam panduan
umum desain pembangunan
c) Terumuskannya aspek-aspek dan variabel yang akan diatur dalam standard dan
kriteria desain pembangunan.

3. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan berada di wilayah Kota Bandung.

4. Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dengan sumber pendanaan APBD Kota Bandung TA 2018
dalam DPA Kegiatan Standar Operasional Desain Pembangunan Daerah, dengan
jumlah pagu anggaran Rp. 172.766.733

5. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen

Nama Kegiatan : Standar Operasional Desain Pembangunan


Daerah
Paket Pekerjaan : Penyusunan Standar dan Kriteria Desain

6
Pembangunan
Satuan Kerja : Bagian Program, Desain dan Kualitas
Pembangunan
SKPD : Sekretariat Daerah Kota Bandung
Nama PPK : H. Iwan Kasmara Suharna, ST
NIP : NIP. 19790724 200604 1 010

6. Referensi Hukum
1. Undang-Undang No.27 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang;
2. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
3. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Gedung Negara;
10. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya;
11. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 tahun 2010 tentang Bangunan
Gedung;
12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota
Bandung Tahun 2007 Nomor 08);
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2013 tentang Penyediaan,
Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan
Permukiman.
14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015 – 2035;
7
15. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung
16. Peraturan Walikota Bandung Nomor 1376 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kota Bandung
17. Peraturan Walikota Bandung Nomor 550 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Pengesahan Desain & Pengendalian Kualitas.

7. Lingkup Kegiatan

Berdasarkan objek pemetaan prioritas untuk penyusunan panduan dan berdasarkan


lingkup objek pengesahan desain pembangunan, maka lingkup penyusunan panduan
adalah untuk objek sebagai berikut:

1. Bangunan Gedung Negara, mencakup:


a. Pelayanan umum dan pemerintahan;
b. Sarana kesehatan (puskesmas);
c. Sarana pendidikan (sekolah)

2. Ruang Terbuka

● Sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau

3. Ruang Milik Jalan

● Jalur pedestrian dan pelengkapnya

4. Ruang Milik Sungai (yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Bandung)

Ruang lingkup kegiatan ini, meliputi :

1. Mengidentifikasi permasalahan dan potensi dari hasil pembangunan terhadap


objek-objek yang menjadi lingkup kajian, sebagai evaluasi terhadap kondisi
eksisting, kebutuhan dan evaluasi terhadap intervensi desain yang pernah
dilakukan;
2. Mengidentifikasi dan menganalisis standar dan kriteria yang sudah dirumuskan
oleh Bagian Program, Desain dan Kualitas Pembangunan untuk dirumuskan
dalam panduan desain;
3. Mengidentifikasi dan menganalisis peraturan-peraturan, standar SNI yang ada,
dan sumber literatur akademik yang menjadi persyaratan untuk dituangkan ke
dalam panduan;

8
4. Merumuskan aspek dan variabel yang akan disusun dalam panduan desain
pembangunan;
5. Merumuskan pedoman untuk implementasi desain sesuai lingkup objek yang
diatur;
6. Membuat ilustrasi sebagai visualisasi dari panduan yang telah disusun

8. Keluaran

1. Teridentifikasinya permasalahan dan potensi dari hasil pembangunan terhadap


objek-objek yang menjadi lingkup kajian, sebagai evaluasi terhadap kondisi
eksisting, pemetaan kebutuhan dan evaluasi terhadap praktek desain;
2. Teridentifikasinya standar, kriteria dan aturan-aturan yang menjadi dasar
penyusunan panduan;
3. Adanya hasil analisis terhadap pemetaan kebutuhan panduan berdasarkan hasil
identifikasi permasalahan, standar, kriteria dan peraturan;
4. Terumuskannya aspek dan variabel yang akan disusun dalam panduan desain
pembangunan;
5. Terumuskannya pedoman untuk implementasi desain sesuai linkup objek yang
diatur;
6. Tersedianya ilustrasi sebagai visualisasi dari panduan yang telah disusun

9. Metodologi

9.1. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan studi kualitatif, yang menekankan
kepada deskriptif dan analisis.

9.2. Metoda pengumpulan data


Metodologi yang digunakan untuk pengumpulan data primer adalah melalui survey
langsung ke lokasi studi. Sedangkan pengumpulan data sekunder yaitu
pengumpulan data yang didapat dari berbagai sumber, berupa kebijakan, aturan
ataupun pedoman lainnya dan dokumen literatur akademik.

9.3. Metoda Analisis


Salah satu metoda analisis yang dilakukan adalah Gap Analisis atau metode lainnya
yang dapat menganalisis antara kondisi ideal dan kondisi eksisting, sehingga
diperoleh rumusan permasalahan dan solusi yang akan dilakukan.
9
10. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

1. Persiapan dan konsolidasi Tim


Pada tahap ini dilakukan koordinasi tim untuk penyepakatan jadwal, keluaran
untuk setiap tahapan dan kebutuhan data.
2. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data primer dan sekunder dilakukan dengan penggalian
informasi langsung, mengidentifikasi data dari peraturan yang ada
3. Identifikasi dan Analisis
Melakukan identifikasi permasalahan dalam desain pembangunan yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk lingkup objek yang akan diatur
4. Perumusan aspek dan variabel-variabel sebagai panduan umum standar dan
kriteria desain pembangunan.
5. Menyusun pedoman untuk implementasi desain sesuai lingkup objek yang diatur
6. Membuat ilustrasi sebagai visualisasi dari panduan yang telah disusun

11. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 4 (empat) bulan /120 (seratus dua
puluh) hari kalender.

12. Kebutuhan Tenaga Ahli

12.1. Tenaga Ahli Ketua Tim/ Team Leader


Team Leader adalah konsultan profesional yang mempunyai latar belakang
pendidikan S-2 dengan intensitas penugasan selama 4 (Empat) bulan, diprioritaskan
yang memiliki penguasaan terhadap rancang kota dengan latar belakang S1
Arsitektur, dan S2 yang berkaitan dengan rancang kota (urban design). Team Leader
dipersyaratkan mempunyai pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun, dan
mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Arsitek (Kode : 101) kualifikasi Arsitek Madya.
Team Leader harus mampu memimpin kelompok profesional dengan baik. Memahami
mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dari segi kebijakan dan
teknis.
Team Leader bertanggung jawab:
1) Mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh tugas dan tanggungjawab konsultan
2) Menjamin pelaksanaan program sesuai dengan prosedur dan tatalaksana
keproyekan;

10
3) Menjamin tugas-tugas dan tanggung jawab konsultan dapat dilaksanakan
dengan baik;
4) Mengkoordinasikan penyusunan laporan rencana kegiatan, pelaporan sesuai
dengan format-format yang telah ditetapkan, serta menyusun laporan lainnya
yang tertuang dalam kontrak;
5) Melakukan pengendalian terhadap seluruh personil konsultan;
6) Memberikan masukan dan rekomendasi pengembangan program ke depan.

Dalam melaksanakan tugasnya Team Leader dibantu oleh:


a. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Sipil. Berlatar belakang pendidikan S2 Teknik Sipil
dengan pengalaman kerja di bidang infrastruktur perkotaan minimal 2 (dua)
tahun, dan mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Teknik Jalan (Kode :
202). Waktu penugasan adalah 2 (Dua) Bulan.
b. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Planologi yang mempunyai pemahaman tentang
aturan-aturan dan standar-standar perencanaan pembangunan infrastruktur.
Berlatar belakang pendidikan S1 Planologi dan mempunyai Sertifikat Keahlian
(SKA) Ahli Perencana Wilayah dan Kota (Kode : 502), kualifikasi Ahli Muda
Perencana Wilayah dan Kota, dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal
4 (empat) tahun. Waktu penugasan adalah 2 bulan
c. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Arsitektur. Berlatar belakang pendidikan S1
Arsitektur dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 2 (dua) tahun.
Mampu membantu membuat perencanaan yang lebih rinci dan membuat
visualisasi panduan desain yang sudah dirumuskan. Waktu penugasan adalah
4 bulan.

Selain itu juga dibantu oleh tenaga pendukung yaitu 1 (satu) orang Operator
Komputer yang bertugas selama 2,5 bulan.

13. Pelaporan

Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:


1) Laporan Pendahuluan
Sedikitnya memuat :
a. Pemahaman konsultan terhadap substansi pekerjaan;
b. Metodologi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan;
c. Daftar kebutuhan data dan informasi;

11
d. Referensi-referensi dan kaji banding yang dapat menjadi acuan dalam
penyusunan panduan;
e. Rencana kerja rinci dan rencana mobilisasi tenaga ahli yang dilengkapi
dengan rincian tugas dan keluaran yang dihasilkan oleh masing-masing
tenaga ahli.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK


diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan dalam bentuk soft file.

2) Laporan Antara
Laporan ini memuat progres pekerjaan sampai terumuskannya aspek dan variabel
yang akan disusun dalan panduan desain pembangunan. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 2,5 (dua setengah) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 3 (tiga) buku laporan dalam bentuk soft file.
3) Laporan Akhir
Laporan ini memuat seluruh tahapan rangkaian pekerjaan. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 3 (tiga) buku laporan dalam bentuk soft file
4) Executive Summary
Executive Summary memuat ringkasan kegiatan secara keseluruhan. Laporan ini
harus diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 3 (tiga) buku laporan dalam bentuk soft file.

14. PENUTUP

Produk akhir Pekerjaan Standar Operasional Desain Pembangunan Daerah


dinyatakan sebagai hak milik dan hak cipta Pemerintah Kota Bandung.

Bandung, Juni 2018


Kuasa Pengguna Anggaran

RIZKI KUSRULYADI, ST., MM


Pembina Tk. I
Nip. 19720229 199901 1 001

12

Anda mungkin juga menyukai