KELAS : 4 – A
3.BATAS WILAYAH
Manuk Dadali
chorus
Manuk Dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia Jaya
Manuk Dadali pangkakon carana
Resep ngahiji rukun sakabehna
Tari Jaipong adalah tari tradisional dari Jawa Barat yang dasarnya adalah tari Ketuk Tilu.
Tari Jaipong merupakan buah kreativitas seniman Jawa Barat Gugum Gumbira. Pada
awal perkembangannya tari jaipong juga disebut ketuk tilu. Karya Jaipongan pertama
yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan
"Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan
(putra dan putri).
Saat ini tari jaipong sudah menjadi ikon tarian di Jawa Barat. Tarian ini banyak
ditampilkan baik pada acara perhelatan yang dilakukan masyarakat maupun
pemerintah Jawa Barat.
KAREDOK
Karedok adalah makanan khas daerah Jawa, tepatnya Jawa Barat. Masakan ini sangat
unik karena semua sayuran dalam keadaan segar, tanpa melalui proses pemasakan
sehingga kandungan gizi dan seratnya sangat padat.
bajigur adalah minuman hangat khas dari masyarakat Sunda dari daerah Jawa Barat,
Indonesia.Minuman yang satu ini terdiri dari gula aren, dan santan sebagai bahan
utamanya.Namun dalam penyajiannya agar lebih nikmat rasanya bisa dicampurkan
dengan sedikit jahe, garam dan bubuk vanili.
Bajigur paling cocok diminum pada saat cuaca dingin dan basah sehabis hujan.
Makanan yang sering dihidangkan bersama bajigur adalah pisang rebus, ubi rebus, atau
kacang rebus.
1 bungkus vanili.
150 gram buah atep (kolang-kaling), dicuci bersih dan diiris tipis memanjang,
direbus hingga matang.
Campur kopi, garam, gula jawa dan santan, lalu aduk rata. Kemudian masak campuran
ini sambil diaduk-aduk sampai mendidih dengan api sedang. Tambahkan vanili.
Masukkan irisan buah atep yang sudah lunak dan matang. Aduk rata. Angkat dan
hidangkan panas-panas dalam cangkir/gelas dengan pisang rebus atau kacang rebus.
Gambar Rumah Adat Jawa Barat dan Penjelasannya
Secara tradisional rumah adat jawa barat atau Sunda memiliki bentuk rumah panggung
dengan ketinggian sekitar 0,5 m sampai 1 meter di atas permukaan tanah. Namun
untuk rumah-rumah adat jawa barat yang sudah tua, tinggi kolongnya dapat mencapai
1,8 meter. Biasanya kolong tersebut digunakan untuk menyimpan alat-alat pertanian
seperti bajak, garu, cangkul, dan sebagainya atau tempat mengikat binatang ternak
seperti sapi, kuda dan kambing. Tangga yang digunakan untuk naik ke dalam rumah
disebut Golodog yang dibuat dari bahan kayu atau bambu, biasanya terdiri dari tiga
anak tangga. Golodog ini juga berfungsi untuk membersihkan kaki yang kotor sebelum
naik atau masuk ke dalam rumah.
Jolopong memiliki 2 bidang atap yang terpisahkan oleh di tengah bangunan rumah
yang disebut jalur suhunan. Panjang batang suhunan sejajar dengan kedua sisi bawah
bidang atap rumah yang sebelah menyebelah, sedangkan batang lainnya lebih pendek
daripada suhunan dan posisinya memotong tegak lurus dikedua ujung suhunan.
Interior yang sangat efisien dan ruang Jolopong terdiri sebagai berikut :
4. Pawon sebutan untuk ruang belakang atau dapur untuk memasak dan
padaringan atau tempat menyimpan beras.
Ruangan depan yang tadi disebut diatas emper, berfungsi sebagai ruang tamu. Pada
jaman dulunya, ruangan depan ini dibiarkan kosong melompong tanpa ada perkakas
atau perabot seperti kursi dan meja. Jika ada tamu yang datang, barulah pemilik rumah
menyiapkan tikar sebagai tempat duduk tamu. Seiring perkembangan jaman, kini
rumah adat tersebut sudah terdapat meja dan kursi di ruangan depan bahkan ada juga
peralatan lainnya. Ruang balandongan digunakan untuk memberi kesejukan penghuni
rumah. Kamar tidur rumah adat ini disebut pangkeng, ada ruangan sejenis pangkeng
yang bernama jobong atau gudang sebagai tempat penyimpanan alat-alat rumah
tangga. Ruangan tengah atau tengah imah digunakan sebagai ruang keluarga dan
biasanya ruangan ini sering digunakan untuk pelaksanaan upacara ataupun selamatan.
Ruang belakang (dapur) digunakan layaknya seperti dapur pada umumnya untuk
memasak.
Rumah adat Jawa Barat ini memiliki pemahaman mendalam yang sangat
mengagumkan. Nama suhunan rumah adat suku Sunda ditujukan untuk menghormati
alam dan sekelilingnya. Jika diperhatikan, hampir di setiap rumah adat Sunda jarang
kita temui paku besi ataupun alat bangunan modern lainnya. Sebagai pengganti paku
untuk penguat antar tiang, mereka menggunakan paseuk (dari bambu) atau bisa juga
tali dari ijuk ataupun sabut kelapa. Sedangkan atap rumah menggunakan ijuk, daun
rumia, atau daun kelapa, karena memang rumah adat suku Sunda sangat jarang sekali
menggunakan genting seperti pada umumnya rumah-rumah modern. Hal menarik
lainnya yaitu mengenai material atau bahan bangunan yang digunakan oleh rumah adat
itu sendiri yang sangat sederhana, karena rumah adat jawa barat bukan untuk
perlindungan komunitas dalam peperangan, melainkan hanya untuk tempat tinggal
yang nyaman.
SENJATA TRADISIONAL JAWA BARAT (KUJANG)
Senjata khas dan unik dari provinsi Jawa Barat adalah kujang. Kujang mulai dibuat
sekitar abad ke-8 atau ke-9. Kujang biasanya terbuat dari besi atau baja. Panjang kujang
sekitar 20 cm hingga 25 cm, dan berat kujang bisa mencapai 300 gram.
Selain sebagai senjata, masyarakat Jawa Barat menggunakan kujang juga sebagaialat
pertanian, hiasan, maupun cenderamata. Kujang merupakan alat yang melambangkan
kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Pada zaman dahulu,
kujang digunakan oleh orang-orang tertentu saja, misalnya, raja, prabu anom, golongan
pangiwa, penengen, agamawan, serta para putri raja.
Menurut beberapa penelita, kujang berasal dari kata kudihyang, atau Kudi dan Hyang.
Kudi, dalam Bahasa Sunda Kuno berarti senjata yang memiliki kekuatan sakti.
Sedangkan Hyang berarti Dewa. Jadi, secara umum kujang dapat berarti senjata yang
memiliki kekuatan sakti dari para dewa.
Bagian dari senjata kujang adalah papatuk/congo, yaitu ujung kujang yang menyerupai
panah. Ada pula eluk/silih, yaitu lekukan pada bagian punggung. Ada pula tadah, yaitu
lengkungan menonjol pada bagian perut, dan mata, yaitu lubang kecil yang ditutupi
logam emas dan perak.
Berdasarkan fungsinya, kujang terbagi empat, antara lain: Kujang Pusaka (lambang
keagungan dan pelindungan keselamatan), Kujang Pakarang (untuk berperang), Kujang
Pangarak (sebagai alat upacara) dan Kujang Pamangkas (sebagai alat berladang).
Berdasarkan bentuk bilah, kujang terbagi menjadi Kujang Jago (menyerupai bentuk
ayam jantan), Kujang Ciung (menyerupai burung ciung), Kujang Kuntul (menyerupai
burung kuntul/bango), Kujang Badak (menyerupai badak), Kujang Naga (menyerupai
naga) dan Kujang Bangkong (menyerupai katak). Di samping itu terdapat pula bilah
kujang berbentuk wayang kulit dengan tokoh wanita sebagai simbol kesuburan.
Daftar kabupaten dan kota di Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat terdiri atas 18 kabupaten dan 9 kota. Ibu kotanya adalah Bandung.
Pada tanggal 17 Oktober 2000, sebagian wilayah Jawa Barat dibentuk sebuah provinsi
tersendiri, yaitu Provinsi Banten. Berikut adalah daftar kabupaten dan kota di Jawa
Barat, beserta ibu kota kabupaten.
Log
Pusat Keca
N Kabupat Keluraha Bupati/Wali o Loka
pemeri mata
o. en/Kota n/desa Kota si
ntahan n
Daft
Dadang
Kabupaten ar
1 Soreang 31 10/270 M.
Bandung bup
Nasser
ati
Daft
Kabupaten
Ngampra ar Abu
2 Bandung 16 -/165
h bup Bakar
Barat
ati
Daft
Neneng
Kabupaten ar
3 Cikarang 23 7/180 Hassan
Bekasi bup
ah Yasin
ati
Log
Pusat Keca
N Kabupat Keluraha Bupati/Wali o Loka
pemeri mata
o. en/Kota n/desa Kota si
ntahan n
Daft
Kabupaten ar Nurhay
4 Cibinong 40 17/417
Bogor bup anti
ati
Daft
Iing
Kabupaten ar
5 Ciamis 26 7/258 Syam
Ciamis bup
Arifin
ati
Daft Irvan
Kabupaten ar Rivano
6 Cianjur 32 6/354
Cianjur bup Muchta
ati r
Dsft
Sunjaya
Kabupaten sr
7 Sumber 40 12/412 Purwadi
Cirebon bup
Sastra
ati
Daft
Rudi
Kabupaten Tarogong ar
8 42 21/421 Gunawa
Garut Kidul bup
n
ati
Daft
Anna
Kabupaten Indramay ar
9 31 8/309 Sophan
Indramayu u bup
a
ati
Daft
Cellica
Kabupaten ar
10 Karawang 30 12/297 Nurrach
Karawang bup
adiana
ati
Daft
Acep
Kabupaten ar
11 Kuningan 32 15/361 Purnam
Kuningan bup
a
ati
Daft
Kabupaten Majaleng ar
12 26 13/330 Sutrisno
Majalengka ka bup
ati
Log
Pusat Keca
N Kabupat Keluraha Bupati/Wali o Loka
pemeri mata
o. en/Kota n/desa Kota si
ntahan n
Daft
Kabupaten Jeje
ar
13 Pangandar Parigi 10 -/93 Wiradin
bup
an ata
ati
Daft
Kabupaten Purwakart ar Dedi
14 17 9/183
Purwakarta a bup Mulyadi
ati
Daft
Imas
Kabupaten ar
15 Subang 30 8/245 Aryumn
Subang bup
ingsih
ati
Daft Marwa
Kabupaten Palabuha ar n
16 47 5/381
Sukabumi nratu bup Hamam
ati i
Daft
Eka
Kabupaten Sumedan ar
17 26 7/276 Setiawa
Sumedang g bup
n
ati
Daft
Kabupaten Uu
Singaparn ar
18 Tasikmalay 39 -/351 Ruzhan
a bup
a ul Ulum
ati
Daft
Kota ar Ridwan
19 - 30 151/-
Bandung wali Kamil
kota
Daft
Ade Uu
ar
20 Kota Banjar - 4 9/16 Sukaesi
wali
h
kota
Daft
ar Rahmat
21 Kota Bekasi - 12 56/-
wali Effendi
kota
Log
Pusat Keca
N Kabupat Keluraha Bupati/Wali o Loka
pemeri mata
o. en/Kota n/desa Kota si
ntahan n
Daft
ar Bima
22 Kota Bogor - 6 68/-
Wali Arya
kota
Daft
Kota ar Sudiart
23 - 3 15/-
Cimahi wali o (Plt.)
kota
Daft
Kota ar Nasrudi
24 - 5 22/-
Cirebon wali n Azis
kota
Daft
Idris
ar
25 Kota Depok - 11 63/- Abdul
wali
Shomad
kota
Daft
Moham
Kota ar
26 - 7 33/- ad
Sukabumi wali
Muraz
kota
Daft
Kota Budi
ar
27 Tasikmalay - 10 69/- Budima
wali
a n
kota
Di masa pendudukan Jepang, Provinsi Jawa Barat sempat dihilangkan pada tanggal 8
Agustus 1942. Saat itu, Jepang menerapkan Syu (karesidenan) sebagai pemerintah
daerah tertinggi di Jawa. Di era Jepang ini, wilayah Jawa Barat terbagi atas lima syu,
yaitu Banten Syu, Jakarta Syu, Bogor Syu, Priangan Syu, dan Cirebon Syu.
Setelah Indonesia merdeka, Jawa Barat kembali menjadi provinsi dalam rapat Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) tanggal 19 Agustus 1945.