Motor Listrik 1 Fasa PDF
Motor Listrik 1 Fasa PDF
Rotor motor listrik satu fasa berdaya kecil dibedakan atas dua jenis,
yakni rotor sangkar dan rotor lilit.
1. Rotor sangkar
Konstruksi rotor sangkar berbentuk silinder yang sangat sederhana
dibandingkan dengan rotor lilit. Inti rotor dilengkapi dengan beberapa
alur (slot) dan dalam alur tersebut ditempatkan batang tembaga atau
aluminium dengan penampang yang besar dan tidak berisolasi. Ujung
batang tersebut dihubung singkatkan oleh cincin dengan bahan yang
sama sehingga merupakan suatu kurungan. Bentuk susunan batang
penghantar dalam alur rotor tersebut dibedakan atas dua macam, yakni
alur lurus (direct bars) dan alur miring (skewed bars). Namun yang
bnayak digunakan adalah susunan alur miring, karena mempunyai
pengaruh dan kebaikan sebagai berikut.
a. Tidak bising disaat motor beroperasi
b. Dapat memberikan kopel yang merata pada berbagai posisi rotor
c. Dapat memeperbesar perbansingan transformasi efektif antara rotor
dan stator motor
d. Batang lebih panjang, sehingga gaya gerak listrik (ggl) rotor
bertambah besar
e. Impedansi motor besar pada slip tertentu
f. Slip kecil pada kopel tertentu
Gambar 1. konstruksi rotor sangkar
2. Rotor lilit
Konstruksi rotor lilit sama dengan konstruksi lilitan motor dc. Susunan
lilitannya ada yang berbentuk gelung dan gelobang. Contoh yang
menggunakan rotor lilit (wound rotor) adalah motor universal (motor
seri ac) dan motor repulse. Penempatan kumparan rotor pada alur
dibuat berbentuk alur lurus (straight slot) dan alir miring ( skewed
slot).Ujung‐ujung kumparan rotor dihubungkan melalui komutator
dengan bantuan sikat arang. Tegangan dari rotor lilit yang disalurkan
melalui sikat komutator biasanya menimbulkan bunga api pada
komutator. Menghindari terjadinya bunga api ini dilakukan dengan
memperbanyak lamel (segmen) dari komutator, sehingga tegagangan
setiap lamel menurun.
Gambar 2. konstruksi rotor lilit.
MOTOR INDUKSI
Motor induksi satu fasa sering disebut dengan motor asinkron atau
motor tak serempak, karena putaran medan stator tidak sama dengan
putaran medan rotor. Putaran sinkron stator (ns) selalu mendahului atau
lebih cepat dari putaran medan rotor (nr). Putaran medan stator dihasilkan
karena adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan oleh
kumparan stator atau rotor dari motor. Medan putar akan terjadi bila
kumparan stator atau rotor dialiri arus listrik dengan fase banyak,
misalnya dua fasa, tiga fasa dan sebagainya.
Konstruksi Motor Induksi satu phasa
Gambar 3. Konstruksi stator
Gambar 4. Konstruksi rotor
Gambar 5. Bentangan kumparan stator
Bentuk kutub stator motor induksi satu phasa
Gambar 6. Kutub stator menonjol (Salient pole)
Gambar 7. Kutub stator tidak menonjol (non‐salient pole)
Rangkaian listrik mototr induksi satu phasa
Gambar 8. Rangkaian equivalen motor induksi satu phasa
Motor induksi satu phasa mempunyai beda fasa 300 ‐600 sedangkan yang
diinginkan adalah 900. Untuk mengatasi hal tersebut maka ditambahkanlah
sebuah kapasitor untuk mendapatkan beda fasa yang diinginkan.
A. Motor split fasa
Motor ini terdiri dari kumparan utama dan kumparan bantu yang
berbeda sekitar 90 0 listrik dengan tahanan dan reaktansi yang
berlainan sehingga arus yang mengalir tidak sefasa.
Perbedaan arus kumparan utama dan kumparan bantu akan
menyebabkan terjadinya perbedaan fluks medan utama dan fluks
medan bantu pada stator, akibatnya akan menghasilkan medan putar
yang menimbulkan kopel mula pada motor. Dengan adanya kopel mula
ini, maka motor akan berputar. Saklar (S) dilepaskan dengan gaya
sentrifugal pada 75 % putaran normal. Kopel start dari motor split fasa
150% dari kopel beban penuh (Ist = 1,5 If)
Gambar 9. Rangkaian dan diagram vector motor split fasa
Gambar 10. Karakteristik motor split fasa
Ket;
TBP = Torsi beban penuh
Gambar 11. Rangkaian dan diagram vector motor split fasa
Gambar 12. Karakteristik motor split fasa
Penurunan torsi terjadi karena yang bekerja hannya kumparan utama,
akibatnya saklar sentrifugal melepas pada saat kecepatan mencapai
75% sehingga kecepatan mengalami sinkronisasi dimana T = 0, karena
ns = nr, yang seolah olah mesin menjasi mati.
B. Motor kapasitor
Secara garis besar , motor kapasitor dapat dibedakan atas tiga bagian
1. Motor kapasitor start
Pada umumnya, prinsip motor ini sama dengan prinsip kerja motor
split fasa. Kapasitor dipakai untuk membuat beda fasa antara arus
kumparan utama dan kumparan bantu, disamping itu juga berfungsi
untuk memperbaiki kopel dengan mengurangi arus mula (arus
start). Beda fasa kumparan utama dan kumparan bantu sebesar 900
listrik. Kopel mula yang dihasilkan jauh lebih besar, 250% ‐ 450%
dari kopel beban penuh.
Gambar 13. Rangkaian equivalen dan vector diagram
2. Motor kapasitor permanen
Prinsipnya sama dengan motor kapasitor start. Bedanya, motor ini
tidak mempunyai saklar sentrifugal. Kapasitornya terhubung seri
dengan kumparan bantu dan bekerja secara parallel pada kumparan
utama. Kopel mula dari motor kapasitor permanen relative rendah
kira‐kira 50% ‐ 100 % dari kopel beban penuh.
Gambar 14. Rangkaian equivalen dan vector diagram
3. Motor kapasitor ganda
Motor ini disebut juga dengan motor kapasitor start/running. Motor
ini merupakan jenis motor split fasa yang dilengkapi dengan dua
nilai kapasitor, yaitu kapasitor start dan kapasitor running. Kedua
kapasitor berbeda satu sama lain, baik nilai ataupun jenisnya.
Kapasitor start menggunakan type elektrolit sedangkan running
dipakai type oil (minyak).
Motor kapasitor ganda mempunyai factor kerja dan efisiensi motor
yang baik serta memberikan kopel mula berkisar 100% ‐ 125% dari
kopel beban penuh.
Gambar 15. Rangkaian equivalen motor kapasitor ganda
C. Motor shaded pole
Stator motor shaded pole berbentuk sepatu kutub (salient). Kumparan
stator hannya terdiri dari kumparan utama. Untuk membentuk medan
putar dipasang shaded coil yang merupakan suatu rangkaian tertutup
pada sepatu kutub tersebut. Prinsip kerja dari motor ini adalah sebagai
berikut;
a. Saat kumparan ststor mendapat arus sumber maka pada kumparan
dibangkitkan medan elektromagnetik (øs) yang mengalir di dalam
inti.
b. øs juga mengalir pada inti yang memotong cincin tembaga yang
membangkitkan tegangan induksi, arus, dan medan elektromagnetik
cincin (øc)
c. dengan demikian terjadi perpindahan øs ‐‐‐‐> øc, øc‐‐‐‐‐> øs dan
seterusnya. Hal ini identik dengan terbentuknya medan putar.
d. Arah gerakan øs selalu pada posisi shading coil sekaligus juga arah
putaran rotor.
Gambar 16. Konstruksi motor shaded pole
Prinsip
Gambar 17. Prinsip kerja motor shaded pole
Gambar 18. Karakteristik øs dan øc
MOTOR UNIVERSAL
Motor universal adalah motor seri arus bolak balik. Konstruksi maupun
karakteristiknya sama dengan motor seri arus searah (motor seri dc).
Keuntungan motor universal dapat dioperasikan dengan sumber
tegangan bolak‐balik atau dengan tegangan arus searah pada nilai
tegangan yang sama. Statornya dapat berupa sepatu kutub (salient
pole) maupun stator silinder (non salient). Stator sepatu kutub
umumnya untuk daya 250 watt (1/4 Hp) ke bawah, sedangkan stator
non salient dioperasikan untuk daya di atas 250 watt.
Pengaturan kecepatan motor universal dapat dilakukan dengan dua
cara;
1. Tahanan depan
Tahanan depan (rheostat resistance) dihubungkan seri dengan
motor. Tahanan depan yang diatur bervariasi akan memberikan
tegangan masuk bervariasi pada motor.
2. Kumparan medan
Kumparan medan dibuat dalam beberapa tingkat (step) untuk
memberikan variasi impedansi lilitan medan, sehingga fluks medan
terhadap kecepatan sesuai dengan rumus dasar motor listrik.
Dengan pegaturan tap‐tap lilitan medan (impedansi medan) maka
kecepatan motor dapat diatur.
Gambar 19. Konstruksi motor universal