Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan HidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Etika Profesi yang
dimaksudkan agar para pembaca dan kami sendiri menjadi lebih mengenal dan
memahami tentang materi yang disusun dalam makalah ini.
Sebelumnya, kami mohon maaf apabila pada makalah ini terdapat tulisan yang
tidak berkenan dan terdapat kekurangan lainnya karena kami sadar manusia tidak luput
dari kesalahan. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
dengan senang hati akan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 3 September 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……........................................................................................................1


Daftar Isi ……...................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................3
C. Tujuan penulisan ...................................................................................................3

BAB II Pembahasan.........................................................................................................5
BAB III Penutup………...……………………………………………………………..31
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

2
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam sebuah organisasi
berfungsi untuk menggambarkan mekanisme kerja suatu organisasi. Anggaran Dasar
berfungsi juga sebagai DASAR pengambilan sumber peraturan / hukum dalam konteks
tertentu dalam organisasi.
Anggaran Rumah Tangga berfungsi menerangkan hal-hal yang belum spesifik
pada Anggaran Dasar atau yang tidak diterangkan dalam Anggaran Dasar, Karena
Anggaran Dasar hanya mengemukakan pokok-pokok mekanisme organisasi saja.
Anggaran Rumah Tangga adalah perincian pelaksanaan AD
Ketentuan pada Anggaran Rumah Tangga relatif lebih mudah dirubah daripada
ketentuan pada Anggaran Dasar. Hal-hal yang tercantum dalam setiap Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga suatu organisasi tergantung dari perhatian organisasi
tersebut kepada suatu hal. Ada suatu hal yang dalam suatu organisasi dimasukkan dalam
nggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga karena dianggap penting, tetapi
diorganisasi lain bisa jadi hal tersebut tidak dimasukkan dalam Anggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga organisasi tersebut karena dianggap tidak penting.

2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Anggaran Dasar ?
b. Apa itu Anggaran Rumah Tangga ?
c. Jelaskan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga AsDI !
d. Jelaskan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PERSAGI !

3. Tujuan
a. Mahasiswa dapat memahami pengertian Anggaran Dasar
b. Mahasiswa dapat memahami pengertian Anggaran Rumah Tangga
c. Mahasiswa dapat memahami pengertian anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga AsDI
d. Mahasiswa dapat memahami pengertian anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga PERSAGI !

3
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

4
Anggaran adalah perkiraan, perhitungan, aturan, taksiran mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas yang diharapkan untuk periode yg akan datang atau rencana
penjatahan sumber daya yg dinyatakan dng angka, biasanya dl satuan uang. Anggaran
dasar adalah peraturan penting yang menjadi dasar peraturan yang lain-lain (bagi
perusahaan , perkumpulan, dsb). Sedangkan anggaran rumah tangga adalah peraturan
pelaksanaan anggaran dasar (bagi perusahaan, perkumpulan, dsb).
Anggaran Dasar yaitu serangkaian aturan yang mengatur operasional koperasi
dengan hubungan antara para nggotanya secara langsung guna menciptakan ketertiban.
Anggaran ini diasumsikan juga sebagai peraturan koperasi yang bersifat internal jadi
harus dipatuhi oleh seluruh lapisan organisasi didalamnya tanpa terkecuali. Fungsi
Anggaran Dasar juga antara lain menggambarkan proses mekanisme suatu organisasi.
Anggaran Rumah Tangga yaitu berbagai aturan yang berisi tentang bagaimana
kegiatan koperasi belangsung lebih tepatnya anggaran ini mengatur tentang tata cara dan
tata pelaksanaan kegiatan. Fungsi Anggaran Rumah Tangga antara lain juga sebagai
dasar atau pondasi pengambilan hokum dalam konteks tertentu dalam organisasi.

Adapun format untuk membuat Anggaran Dasar yaitu : misalnya, Koperasi


1. Nama Koperasi
2. Visi dan Misi Koperasi
3. Kegiatan Usaha
4. Persyaratan Keanggotan
5. Hak dan Tanggung Jawab Anggota
6. Pengawas dan Pengurus Koperasi
7. Rapat dan Keputusan Anggota
8. Pembagian SHU

b. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga


Asosiasi Dietisien Indonesia (ASDI)

ASOSIASI DIETISIEN INDONESIA


Mukadimah

5
Untuk meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan bangsa dalam mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia, disadari usaha perbaikan gizi dan dietetik khususnya mempunyai
peranan yang menentukan dalam nasional.
Kami, Dietisien sebagai warga negara yang setia kepada Negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan:
a. Kesadaran dan rasa tanggungjawab penuh akan kewajiban kami terhadap negara
dan bangsa Indonesia.
b. Keyakinan kami bahwa perbaikan gizi dan dietetik khususnya merupakan salah
satu unsur penting dalam mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia.
c. Tekad kami yang bulat untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran demi
tercapainya bangsa yang sehat, kuat serta masyarakat adil dan makmur.

Atas dasar ini kami menyatakan diri dalam suatu organisasi profesi Asosiasi Dietisien
Indonesia dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut:

ANGGARAN DASAR
ASOSIASI DIETISIEN INDONESIA

BAB I
NAMA DAN LAMBANG ORGANISASI
Pasal 1
Nama
(1) Organisasi ini bernama Asosiasi Dietisien Indonesia disingkat AsDI.
(2) Dalam hubungan internasional dipakai terjemahan : The Indonesian Dietetic
Association, disingkat IDA.

Pasal 2
Lambang Organisasi
(1) Lambang organisasi dan artinya terdapat dalam penjelasan AD/ART.

6
(2) Tulisan dalam Lambang AsDI adalah Asosiasi Dietisien Indonesia yang berarti
wujud dari persatuan dan kesatuan Dietisien seluruh Indonesia.
(3) Tata cara penggunaan Lambang dan Pataka AsDI diatur oleh Keputusan DPP AsDI.

BAB II
WAKTU PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 3
Waktu Pendirian
(1) Didirikan pada tanggal 25 Januari 1996, dengan nama semula Forum Komunikasi
Dietetik Indonesia (FKDI).
(2) FKDI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disempurnakan menjadi AsDI pada
tanggal 25 Januari 1998 di Jakarta, untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 4
Kedudukan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) AsDI berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) berkedudukan di ibukota Provinsi
dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota.

BAB III
SIFAT DAN AZAS
Pasal 5
Sifat
(1) AsDI adalah suatu organisasi profesi yang menyatukan tenaga profesional di bidang
dietetik.
(2) AsDI merupakan suatu badan hukum yang bersifat otonom dan bernaung di bawah
Organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).

Pasal 6
Azas

7
AsDI berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 7
Tujuan
AsDI bertujuan untuk:
a. Mengembangkan kemandirian Dietisien dalam menjalankan profesinya;
b. Menghimpun dan mempererat hubungan antar Dietisien di seluruh Indonesia;
c. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan Dietisien dalam bidang dietetik, asuhan
gizi dan pelayanan makanan; dan
d. Mengadakan dan membina hubungan dengan persatuan profesi terkait lainnya di
dalam dan luar negeri.
Pasal 8
Usaha
Untuk mencapai tujuan maka usaha yang dijalankan adalah:
a. Melaksanakan akreditasi pendidikan Dietisien dan registrasi Dietisien (Registered
Dietitian) bersama PERSAGI;
b. Melaksanakan sertifikasi Registered Dietitian;
c. Menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Dietetik di tingkat Nasional (PIN) dan
Regional secara berkala;
d. Menggiatkan keterlibatan Dietisien dalam penelitian ilmiah dan terapan dalam
bidang dietetik, asuhan gizi dan pelayanan makanan;
e. Mengupayakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan di bidang dietetik,
asuhan gizi dan pelayanan makanan;
f. Menerbitkan buletin/majalah ilmiah; dan
g. Membantu usaha Pemerintah dalam mewujudkan paradigma sehat serta program-
program yang berkaitan dengan dietetik, asuhan gizi dan pelayanan makanan.

BAB V
STATUS DAN PERAN
8
Pasal 9
Status
AsDI merupakan organisasi profesi Dietisien di Indonesia.

Pasal 10
Peran
AsDI berperan dalam :
a. Pengembangan anggotanya; dan
b. Peningkatan keadaan gizi perorangan dan masyarakat, terutama di Rumah Sakit-
Rumah Sakit seluruh Indonesia.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 11
(1) Anggota AsDI terdiri dari :
a. Anggota Biasa;
b. Anggota Luar Biasa; dan
c. Anggota Kehormatan.
(2) Semua anggota AsDI merupakan anggota PERSAGI

BAB VII
KEPENGURUSAN DAN KEKUASAAN ORGANISASI
Pasal 12
Kepengurusan
(1) Kepengurusan di tingkat pusat disebut Dewan Pimpinan Pusat (DPP) AsDI.
(2) Kepengurusan di tingkat daerah Provinsi disebut Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
AsDI.
(3) Kepengurusan di tingkat daerah Kabupaten/Kota disebut Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) AsDI.
(4) Masa bakti kepengurusan adalah 5 (lima) tahun.
Pasal 13
9
Kekuasaan Organisasi
(1) Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Kongres Nasional AsDI (Konas AsDI)
dan/atau Sidang Paripurna Anggota (SPA).
(2) DPP AsDI melaksanakan kebijaksanaan dalam bentuk program kerja sesuai dengan
keputusan Konas AsDI dan/atau SPA.
(3) DPD AsDI melaksanakan program kerja sesuai dengan ketentuan DPP AsDI.
(4) Dalam setiap sidang/rapat, keputusan diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat
kecuali apabila dengan jelas dinyatakan cara lain.

BAB VIII
KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 14
Harta Benda ASDI diperoleh dari :
a. Uang pangkal;
b. Iuran Anggota; dan
c. Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah dan halal serta
tidak bertentangan dengan kode etik Dietisien.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 15
Perubahan Anggaran Dasar
Anggaran Dasar hanya dapat diubah dan disahkan oleh Kongres Nasional AsDI dan/atau
SPA.
Pasal 16
Pembubaran Organisasi
Organisasi hanya dapat dibubarkan bila ada keputusan/mufakat dari Konas AsDI
dan/atau SPA yang diadakan khusus untuk maksud tersebut atas usul dari sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah DPD AsDI.
BAB X
KETENTUAN TAMBAHAN
10
Pasal 17
(1) Segala sesuatu yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar (AD) diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga (ART) AsDI.
(2) Segala sesuatu yang dalam Anggaran Dasar menimbulkan tafsiran berbeda akan
diputuskan oleh DPP AsDI dan kemudian dipertanggungjawabkan kepada anggota
melalui Konas AsDI dan/atau SPA.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


ASOSIASI DIETISIEN INDONESIA (AsDI)
Pasal 1
Keanggotaan
Anggota AsDI adalah sebagai berikut:
a. Anggota Biasa yaitu RD dan TRD;
b. Anggota Luar Biasa yaitu Tenaga Gizi dengan dasar pendidikan D III Gizi
yang berminat terhadap dietetik; dan
c. Anggota Kehormatan yaitu Sarjana disiplin ilmu lain yang terkait gizi dan
berminat menjadi anggota.
Pasal 2
Tata Cara Penerimaan Anggota
(1) Permintaan menjadi Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa AsDI diajukan secara
tertulis kepada DPD AsDI.
(2) Anggota Kehormatan ditetapkan oleh Konas AsDI dan/atau SPA atas usul DPP
AsDI atau DPD AsDI.
(3) Penerimaan menjadi Anggota AsDI ditentukan oleh DPP AsDI atau DPD AsDI.
(4) Sahnya menjadi Anggota AsDI dinyatakan dengan kartu anggota.
(5) DPD Wajib melaporkan data keanggotaan kepada DPP.

Pasal 3
Kewajiban Anggota

11
(1) Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa berkewajiban menjunjung tinggi dan
mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik Profesi serta
semua peraturan dan keputusan AsDI.
(2) Anggota Kehormatan berkewajiban menjaga nama baik dan memajukan AsDI.

Pasal 4
Hak-hak Anggota
(1) Anggota Biasa AsDI mempunyai hak:
a. Memiliki kartu anggota;
b. Memilih dan dipilih sebagai anggota Dewan Pimpinan;
c. Mengikuti segala kegiatan AsDI;
d. Mengemukakan pendapat;
e. Bertanya dan mengajukan usul; dan
f. Membela diri dan mendapat bantuan perlindungan serta bantuan pembelaan
hukum dari AsDI dalam melaksanakan profesinya sebagai Dietisien.

(2) Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan AsDI mempunyai hak:
a. Memiliki kartu anggota;
b. Mengikuti segala kegiatan AsDI;
c. Mengemukakan pendapat; dan
d. Bertanya serta mengajukan usul.

Pasal 5
Tindakan Disiplin
(1) Tindakan disiplin dilakukan secara tertulis oleh DPP AsDI dan/atau DPD AsDI
terhadap Anggota AsDI karena merugikan organisasi dan nama baik organisasi.
(2) Menurut beratnya pelanggaran, tindakan disiplin dapat berupa:
a. Teguran;
b. Peringatan; dan
c. Pemecatan.

12
(3) Pemecatan seorang anggota sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c hanya dapat
dilakukan oleh DPP AsDI.
Pasal 6
Berhenti Menjadi Anggota
Anggota AsDI kehilangan keanggotaannya karena:
a. Pengunduran diri atas permintaan sendiri yang dilakukan secara tertulis kepada DPP
AsDI melalui DPD AsDI;
b. Pemecatan yang dikeluarkan oleh DPP AsDI dilakukan melalui surat pemecatan;
dan
c. Meninggal dunia.
Pasal 7
Dewan Pimpinan Pusat
(1) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) terdiri dari:
a. Dewan Penasehat
b. Dewan Pengurus
(2) Dewan Penasehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dipilih dari anggota
AsDI Senior yang berjasa kepada AsDI.
(3) Dewan Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari: a. Ketua
Umum;
b. Ketua I;
c. Ketua II;
d. Sekretaris;
e. Ketua Bidang;
f. Bendahara; dan
g. Wakil Bendahara.
(4) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipillih
untuk jabatan yang sama maksimum sebanyak dua kali masa bakti.
(5) Serah terima jabatan dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang baru dilakukan
selambat lambatnya satu bulan sesudah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) baru
terbentuk.

13
(6) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) melakukan hubungan keluar organisasi, baik pada
tingkat Nasional dan Internasional.

Pasal 8
Dewan Pimpinan Daerah
(1) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dibentuk di daerah Provinsi yang minimal
mempunyai lima orang Dietisien.
(2) Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Bendahara;
(3) Sesuai dengan jumlah anggota yang ada, kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah
(DPD) sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dirangkap.

Pasal 9
Bidang dan Seksi
(1) DPP dan DPD berhak membentuk bidang dan seksi yang dianggap perlu dan
bermanfaat untuk organisasi.
(2) Ketua Bidang DPP dapat diberi kekuasaan mewakili DPP guna kepentingan
organisasi dan bertanggungjawab kepada DPP atas pekerjaan bidangnya.
(3) Ketua seksi DPD dapat diberi kekuasaan mewakili DPD guna kepentingan
organisasi dan bertanggungjawab kepada DPD atas pekerjaan seksinya.

Pasal 10
Pedoman Organisasi dan Tata Laksana
Pedoman organisasi dan tata laksana AsDI disusun oleh DPP selambat-lambatnya 3
bulan setelah dilantik.
Pasal 11
Kekayaan
(1) Uang pangkal dan iuran bulanan Anggota AsDI ditetapkan oleh Konas Dietetik
dan/atau SPA.
14
(2) DPD menyerahkan 10% dari uang pangkal dan iuran kepada DPP, yang dilakukan
setiap tiga bulan sekali.
(3) Usaha-usaha AsDI yaitu:
a. Usaha-usaha yang dilakukan secara terencana dan usaha lain yang dibenarkan
oleh AsDI; dan
b. Sumbangan-sumbangan yang dapat diperoleh dari sponsor dietetik atau pihak
lain yang bersifat sah dan tidak mengikat.
Pasal 12
Kemitraan
(1) AsDI boleh menjalankan kemitraan dengan pihak lain diatur dengan nota
kesepahaman sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik Profesi.
(2) Pada tingkat nasional atau lebih dari satu provinsi nota kesepahaman ditandatangani
oleh Ketua Umum DPP AsDI.
(3) Di tingkat daerah nota kesepahaman ditandatangani oleh Ketua DPD dan wajib
melaporkan kepada DPP AsDI.
Pasal 13
Kongres Nasional (Konas) AsDI dan Sidang Paripurna Anggota (SPA)
(1) Konas AsDI dan SPA dilakukan di Pusat dan Daerah.
(2) Konas AsDI dan SPA adalah sidang dalam bentuk kongres yang dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 50% wakil DPD dengan ketentuan :
a. Jumlah wakil yang dapat dikirim oleh suatu daerah ditentukan oleh jumlah
anggotanya, yaitu satu wakil untuk tiap sepuluh anggota suatu daerah; dan
b. Konas AsDI dan SPA diadakan sekurang-kurangnya nya tiga tahun sekali.
(3) Sidang Paripurna Anggota Daerah (SPAD) yaitu :
a. Sidang di Daerah yang dihadiri oleh sekurangnya 50% dari anggota AsDI
daerah; dan
b. SPAD diadakan sekurang-kurangnya dua tahun sekali.
(4) Keputusan dalam semua sidang harus diambil atas dasar musyawarah untuk
mufakat kecuali apabila dengan jelas dinyatakandengan cara lain.

Pasal 14
15
Rapat Pengurus
(1) Rapat berkala pengurus DPP dan DPD dilakukan sekurang kurangnnya empat bulan
sekali.
(2) Rapat evaluasi pelaksanaan program kerja DPP dilakukan setahun sekali oleh tim
khusus yang dibentuk DPP.
(3) Rapat evaluasi pelaksanaan program kerja DPD dilakukan setahun sekali oleh tim
khusus yang dibentuk DPD.
(4) Rapat luar biasa dilakukan oleh DPP dan DPD pada waktu yang dianggap perlu
oleh DPP dan DPD.
(5) Keputusan dalam semua rapat harus diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat
kecuali apabila dengan jelas dinyatakan dengan cara lain.
Pasal 15
Pembubaran Organisasi
(1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dengan alasan-alasan yang kuat yang
diputuskan melaluui Konas Dietetik/SPA yang khusus diadakan untuk maksud
tersebut dan dihadiri paling kurang oleh 2/3 anggota.
(2) Usulan pembubaran organisasi diajukan sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum
Konas AsDI dan/atau SPA.
(3) Jika organisasi dibubarkan, urusan harta benda yang dimiliki diatur oleh Konas
Dietetik dan/atau SPA.

Pasal 16
Perubahan Anggaran Rumah Tangga
Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah dan disahkan oleh konas AsDI dan/atau
SPA.
Pasal 17
Penutup
Hal-hal yang belum termaktub dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur kemudian
oleh DPP AsDI.

16
Disahkan dengan Musyawarah
Dalam Kongres Nasional III AsDI
Surabaya, 11 Oktober 2012

c. Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga


Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA


Mukadimah
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para Ahli Gizi menyadari akan rasa
tanggung jawab penuh dan kewajiban kami terhadap bangsa Indonesia dalam
melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan Indonesia, demi tercapainya kehidupan
rakyat yang sehat, adil dan makmur.
Bahwa untuk mencapai kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan pengamalan Profesi Ahli
Gizi kepada masyarakat dengan berpegang teguh kepada Kode Etik Ahli Gizi Indonesia.
Atas dasar ini kami menyatukan diri dalam satu organisasi Persatuan Ahli Gizi Indonesia
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut :

BAB I
NAMA DAN LAMBANG ORGANISASI
Pasal 1 Nama
Organisasi ini bernama Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Indonesian Nutrition Association)
disingkat PERSAGI.
Pasal 2 Lambang Organisasi
1. Lambang organisasi dan artinya terdapat dalam penjelasan AD/ART.
2. Tulisan dalam Lambang PERSAGI adalah Svastha Harena yang berarti Kesehatan
Melalui Gizi.
3. Pataka Svastha Harena adalah lambang kehormatan PERSAGI.

17
4. Tata cara penggunaan Lambang dan Pataka Svastha Harena PERSAGI diatur oleh
Keputusan DPP.
BAB II
WAKTU PENDIRIAN DAN KEDUDUKAN
Pasal 3 Waktu Pendirian
PERSAGI didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Januari 1957, untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan.
Pasal 4 Kedudukan
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAGI berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) berkedudukan di ibukota Provinsi
dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota.
BAB III AZAS
Pasal 5
PERSAGI berazaskan Pancasila.

BAB IV
TUJUAN, UPAYA, DAN SIFAT
PERSAGI bertujuan untuk:
Pasal 6 Tujuan
1. Membina dan mengembangkan kemampuan professional anggota.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang gizi pangan serta
bidang lainnya yang terkait.
3. Meningkatkan status gizi individu dan kelompok melalui gizi klinik, gizi institusi dan
gizi masyarakat
4. Meningkatkan kesejahteraan anggota.
Pasal 7 Upaya
Ruang lingkup upaya PERSAGI meliputi :
1. Memfasilitasi pengembangan kemampuan profesional bagi para anggota.
2. Memelihara dan membina penerapan kode etik ahli gizi dan standar profesi ahli gizi
3. Meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, pelayanan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni di bidang gizi pangan serta ilmu-ilmu terkait.
18
4. Memperjuangkan dan memelihara kepentingan serta kedudukan ahli gizi sesuai
dengan harkat dan martabat profesi ahli gizi.
5. Melakukan kemitraan dengan pihak-pihak terkait yang tidak bertentangan dengan
kode etik ahli gizi.
6. Membantu perorangan dan masyarakat dalam mewujudkan gizi yang baik sesuai daur
kehidupan.
7. Memberi rekomendasi kepada pemerintah untuk meningkatkan status gizi masyarakat.
Pasal 8 Sifat
PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi yang menghimpun para ahli gizi Indonesia,
bersifat independen, nirlaba, serta dijiwai oleh kode etik ahli gizi dan standar profesi ahli
gizi.
BAB V STATUS DAN PERAN
Pasal 9 Status
PERSAGI merupakan organisasi profesi ahli gizi di Indonesia.
Pasal 10 Peran
PERSAGI berperan dalam :
1. Pengembangan anggotanya.
2. Peningkatan keadaan mutu gizi perorangan dan masyarakat berdasarkan pedoman gizi
seimbang.
BAB VI KEANGGOTAAN
Pasal 11
Anggota PERSAGI terdiri dari :
a. Anggota biasa;
b. Anggota luar biasa.
BAB VII STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 12 Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi organisasi berada pada Kongres.
Pasal 13 Struktur Kepemimpinan
Struktur kepemimpinan organisasi adalah Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan
Pimpinan Daerah (DPD), dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

19
Pasal 14 Badan Khusus
1. DPP membentuk badan di Pusat yang terdiri dari :
a. Kolegium Ilmu Gizi Indonesia selanjutnya disingkat KIGI;
b. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi.
2. DPD dapat membentuk badan khusus dengan persetujuan DPP.

BAB VIII PERBENDAHARAAN


Pasal 15
Harta Benda PERSAGI diperoleh dari :
a. Iuran Anggota;
b. Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah serta tidak
bertentangan dengan kode etik ahli gizi.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 16
Perubahan Anggaran Dasar
Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilakukan oleh Kongres.
Pasal 17
Pembubaran Organisasi
Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui Kongres yang diadakan khusus
untuk maksud tersebut atas usul dari sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari
jumlah DPD.
BAB X
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN
Pasal 18 Hal-hal Lain
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar (AD) ini dimuat dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART) atau Keputusan DPP.

Pasal 19 Pengesahan Anggaran Dasar


Pengesahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Kongres.
20
ANGGARAN RUMAH TANGGA
(ART)
PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Pasal 1 Keanggotaan
Anggota PERSAGI adalah sebagai berikut :
1. Anggota PERSAGI terdiri dari anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa.
2. Anggota Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Ahli Gizi yang terdiri:
Nutrisionis dan Dietisien.
3. Anggota Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah profesi disiplin ilmu
lain yang terkait gizi dan berminat menjadi anggota.
4. Tenaga Profesi Gizi Asing yang bekerja di Indonesia setelah memenuhi persyaratan
yang berlaku di bidang tenaga kerja asing dapat mengajukan sebagai anggota luar biasa.

Pasal 2 Tata Cara Penerimaan Anggota


1. Anggota Biasa dan Anggota Luar Biasa menyatakan permohonan tertulis kepada
Dewan Pimpinan Cabang.
2. Apabila DPC belum terbentuk, permohonan tertulis diajukan kepada DPD.
3. Anggota diberikan kartu anggota oleh DPD atas usulan DPC.
4. DPD Wajib melaporkan data keanggotaan kepada DPP.

Pasal 3 Kewajiban Anggota


Anggota PERSAGI mempunyai kewajiban :
1. Mematuhi AD/ART, dan kode etik Ahli Gizi serta keputusan- keputusan yang
dikeluarkan oleh PERSAGI.
2. Membayar uang iuran bulanan yang besar dan proporsinya ditetapkan oleh DPP.

Pasal 4 Hak-hak Anggota

21
1. Anggota Biasa PERSAGI mempunyai hak-hak :
a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau tertulis;
c. Membela diri;
d. Memilih dan dipilih dalam pemilihan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang;
e. Memiliki kartu anggota dengan format standar yang dikeluarkan oleh DPP;
f. Mendapat perlindungan hukum dalam menjalankan tugas- tugas keprofesian;
g. Mengikuti semua kegiatan organisasi.
2. Anggota Luar Biasa mempunyai hak-hak :
a. Mengemukakan pendapat;
b. Bertanya dan mengusulkan sesuatu dengan lisan atau tertulis;
c. Membela diri;
d. Memiliki kartu anggota dengan format standar yang dikeluarkan oleh DPP;
e. Mengikuti semua kegiatan organisasi.

Pasal 5 Pemberhentian Anggota


Tata cara pemberhentian anggota :
1) Pemberhentian anggota atas permintaan sendiri hanya dapat dilakukan dengan
pemberitahuan secara tertulis kepada Dewan Pimpinan Cabang.
2) Seseorang anggota dapat dikenakan pemberhentian sementara oleh Dewan
Pimpinan Cabang apabila melanggar ketentuan organisasi.
3) Paling lama 6 bulan sesudah pemberhentian sementara Dewan Pimpinan Cabang
dapat merehabilitasi atau mengusulkan pemberhentian kepada Dewan Pimpinan
Pusat untuk dikukuhkan melalui DPD.
4) Dalam hal-hal luar biasa, Dewan Pimpinan Pusat dapat melakukan pemberhentian
langsung, dan memberitahukannya kepada Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 6 Dewan Pimpinan Pusat


1. Status :
a. Dewan Pimpinan Pusat adalah Badan tertinggi PERSAGI.

22
b. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari: Dewan Pembina, Ketua Umum, Sekretaris
Jenderal, Bendahara, beberapa Wakil Ketua Bidang dan Sekretaris Bidang.
c. Masa jabatan Dewan Pimpinan Pusat adalah 5 (lima) tahun.
d. Ketua Umum DPP dapat dipilih kembali pada periode berikutnya paling lama 2
(dua) periode berturut-turut.
e. Ketua umum dipilih dan dilantik dalam kongres.
f. Apabila Ketua Umum DPP berhalangan tetap maka jabatan Ketua Umum terpilih
dilanjutkan oleh Sekretaris Jenderal sampai masa jabatannya berakhir.

2. Wewenang :
a. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta semua
keputusan yang telah ditetapkan dalam Kongres.
b. Mengumumkan kepada seluruh DPD yang menyangkut pengambilan keputusan
organisasi ataupun perubahan keputusan Kongres dalam situasi mendesak,
kemudian mempertanggung jawabkan kepada Kongres berikutnya.
c. Melakukan dan membina hubungan yang baik dengan Pemerintah, organisasi
profesi lain, swasta di dalam maupun luar negeri.
d. Menyelenggarakan Kongres.
e. Memberikan penghargaan PERSAGI kepada tokoh-tokoh yang berjasa dalam
bidang gizi yang ketentuannya diatur lebih lanjut.

3. Tata Cara Pengelolaan :


a. Ketua Umum dikukuhkan oleh Kongres.
b. Dewan Pimpinan Pusat yang baru menjalankan tugasnya segera setelah dilakukan
serah terima dengan Dewan Pimpinan Pusat yang lama.
c. Serah terima kepengurusan dilakukan paling lambat dalam kurun waktu 30 hari
setelah Kongres.
d. DPP menjabarkan program kerja yang diamanatkan oleh kongres selama 5 (lima)
tahun kepengurusannya dan disampaikan kepada DPD.
e. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Dewan Pimpinan Pusat harus mengadakan
rapat-rapat berupa Rapat Pleno, Rapat Pleno diperluas, Rapat Pleno Terbatas serta
Rapat Pengurus Harian Tetap.
f. Rapat Pleno dihadiri oleh segenap anggota Dewan Pimpinan Pusat dan diadakan
sekali dalam enam bulan.

23
g. Rapat Pleno Diperluas dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Daerah dan Dewan Pembina, dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu periode kepengurusan.
h. Rapat Pleno Terbatas dihadiri oleh anggota Dewan Pimpinan Pusat, dan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan.
i. Rapat Pengurus harian dihadiri sekurang-kurangnya oleh Ketua, Sekretaris
Jenderal, dan Bendahara dan diadakan setiap kali diperlukan.
j. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri oleh DPP sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara
pengelolaan ini.

Pasal 7 Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI)


1. KIGI dibentuk melalui rapat pleno DPP PERSAGI dan ditetapkan oleh Ketua
Umum DPP PERSAGI.
2. KIGI dalam menjalankan tugas bertanggungjawab kepada Ketua Umum DPP
PERSAGI.
3. Tugas Pokok KIGI adalah mengembangkan keilmuan bidang pendidikan,
penelitian, pengembangan dan pengabdian di bidang gizi.
4. Keanggotaan KIGI terdiri dari komponen Institusi Pendidikan Ilmu Gizi (D3,
D4, S1 dan Pasca Sarjana), Pengguna, dan Pakar Gizi yang jumlah dan susunan
dan tatalaksananya ditentukan oleh Ketua Umum DPP, atas usulan peer group.
5. Masa jabatan KIGI sesuai dengan masa jabatan DPP.
6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan KIGI difasilitasi DPP
PERSAGI.

Pasal 8 Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi


1. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dibentuk melalui rapat pleno DPP PERSAGI
dan ditetapkan oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
2. Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi dalam menjalankan tugas bertanggungjawab
kepada Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Tugas pokok Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi adalah: melakukan pengawasan
pelaksanaan kode etik ahli gizi, mewakili DPP pada pembelaan kepada anggota
dalam masalah hukum yang berkaitan dengan pelaksanaan kode etik, memberikan
pertimbangan kepada ketua umum DPP terhadap pelanggaran kode etik ahli gizi.

24
4. Susunan dan tata laksana Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi ditentukan oleh
DPP PERSAGI.
5. Masa jabatan Majelis Kehormatan Etik Ahli Gizi sesuai dengan masa jabatan
DPP PERSAGI.
6. Administrasi dan pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan Majelis Kehormatan
Etik Ahli Gizi difasilitasi DPP PERSAGI.

Pasal 9 Dewan Pimpinan Daerah


1. Status :
a. Di tingkat Provinsi yang mempunyai lebih dari 1 (satu) cabang dapat dibentuk
Dewan Pimpinan Daerah atas usul cabang-cabang yang bersangkutan serta
disetujui Dewan Pimpinan Pusat.
b. Masa jabatan Dewan Pimpinan Daerah sama dengan Dewan Pimpinan Pusat.
c. Ketua DPD dapat dipilih kembali pada periode berikutnya paling banyak dua
periode berturut-turut.
d. Dewan Pimpinan Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara.
e. Dewan Pimpinan Daerah adalah koordinator dari Dewan Pimpinan Cabang-
cabang.

2. Wewenang :
a. Mewakili Dewan Pimpinan Pusat pada tingkat Provinsi.
b. Mengkoordinasikan Dewan Pimpinan Cabang.
c. Membina hubungan dengan Instansi terkait dan pemangku kepentingan (stake
holder) pada tingkat Propinsi.
3. Tata Cara Pengelolaan :
a. Dewan Pimpinan Daerah dipilih oleh Dewan Pimpinan Cabang melalui
musyawarah daerah dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
b. Ketentuan tentang rapat pembentukan Dewan Pimpinan Daerah diatur dalam
peraturan sendiri.
c. Dewan Pimpinan Daerah berkedudukan di Ibukota Propinsi.
d. Untuk menyelenggarakan kegiatan, Dewan Pimpinan Daerah harus
melaksanakan rapat koordinasi dengan Dewan Pimpinan Cabang dan diadakan
sekurang- kurangnya sekali dalam 6 bulan.
e. Pengurus Dewan Pimpinan Daerah adalah anggota biasa PERSAGI.

25
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan tata cara pengelolaan
ini oleh DPD PERSAGI.

Pasal 10 Dewan Pimpinan Cabang


1. Status :
a. Dewan Pimpinan Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk di
kabupaten/kota.
b. Ahli Gizi yang bertempat tinggal di daerah yang belum mempunyai Dewan
Pimpinan Cabang dapat menjadi anggota dari Dewan Pimpinan Cabang yang
terdekat.
c. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang sekurang-kurangnya terdiri
Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
d. Masa jabatan Dewan Pimpinan Cabang berlangsung 5 (lima) tahun.
e. Ketua DPC dapat dipilih kembali pada periode berikutnya paling banyak 2 (dua)
periode berturut-turut.

2. Wewenang :
a. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres dan Rapat Anggota.
b. Memberi laporan kepada Dewan Pimpinan Daerah tentang hasil kerja yang
dilakukan minimal satu kali enam bulan.
c. Membina hubungan dengan Instansi terkait (stake holder) pada tingkat
kabupaten/kota.
d. Bertanggung jawab kepada rapat anggota.

3. Tata Cara Pengelolaan :


a. Ketua Dewan Pimpinan Cabang terpilih harus dapat menyusun kepengurusan dan
program kerja paling lambat 30 (tiga puluh) hari selesainya rapat anggota.
b. Susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang berasal dari anggota biasa.
c. Serah terima kepengurusan telah dilakukan paling lambat dalam waktu 40 (empat
puluh) hari setelah selesai rapat.
d. Untuk menyelenggarakan kegiatannya Pengurus Dewan Pimpinan Cabang harus
mengadakan rapat-rapat berupa Rapat Pleno Diperluas dan Rapat Pleno Terbatas.

26
e. Rapat pengurus dihadiri oleh segenap pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan
diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan.
f. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata cara pengelolaan ini diatur dalam suatu
peraturan tersendiri oleh Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 11 Bidang
1. Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang
dapat membentuk bidang sesuai kebutuhan organisasi.
2. Ketua Bidang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program kerja sesuai
bidangnya.

Pasal 12 Pedoman Organisasi dan Tata Laksana


Pedoman organisasi dan tata laksana PERSAGI disusun oleh DPP selambat-
lambatnya 3 bulan setelah dilantik.

Pasal 13 Perhimpunan
1. Perhimpunan seperti Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) dibentuk dan dilantik
oleh PERSAGI sesuai dengan tingkat wilayah.
2. Dalam menjalankan tugasnya tunduk pada AD/ART PERSAGI.
Pasal 14 Pembinaan dan Pengembangan Profesi
1. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme ahli gizi maka dilakukan
pembinaan dan pengembangan profesi secara berkala dan berjenjang.
2. Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas diatur oleh keputusan
DPP.

Pasal 15 Kekayaan
1. Iuran bulanan anggota yang besar dan proporsinya ditetapkan oleh Dewan
Pimpinan Pusat.
2. Usaha-usaha yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat/Dewan Pimpinan
Daerah/Dewan Pimpinan Cabang seperti kegiatan seminar dan/atau sejenis harus
membayar untuk memperoleh Satuan Kredit Partisipasi (SKP) kepada PERSAGI,

27
untuk tingkat nasional oleh DPP dan tingkat daerah oleh DPD yang besarnya diatur
dengan ketentuan DPP PERSAGI.
3. Usaha-usaha lain yang sah.

Pasal 16 Kemitraan
1. PERSAGI boleh menjalankan kemitraan dengan pihak lain diatur dengan nota
kesepahaman sepanjang tidak bertentangan dengan Kode Etik Profesi.
2. Pada tingkat nasional atau lebih dari satu provinsi nota kesepahaman
ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PERSAGI.
3. Di tingkat daerah nota kesepahaman ditandatangani oleh Ketua DPD dan wajib
melaporkan kepada DPP PERSAGI.

Pasal 17 Kongres
1. Kongres adalah forum pengambilan keputusan tertinggi PERSAGI yang dihadiri
lebih dari atau sama dengan 2/3 DPD.
2. Sebelum Kongres perlu dilakukan Pra Kongres sesuai kebutuhan.
3. Keterwakilan DPD pada kongres sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan
mempunyai satu suara.
4. Kongres diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 18 Musyawarah Daerah


1. Musyawarah daerah adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat
daerah yang dihadiri lebih dari atau sama dengan 2/3 DPC.
2. Sebelum Musyawarah daerah dapat dilakukan Pra Musda sesuai kebutuhan.
3. Keterwakilan DPC pada Musyawarah daerah sebanyak- banyaknya 3 (tiga) orang
dan mempunyai 1 (satu) suara.
4. Musyawarah daerah diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 19 Rapat Anggota Cabang


1. Rapat anggota cabang adalah forum pengambilan keputusan tertinggi tingkat
kabupaten/kota yang dihadiri lebih dari 2/3 anggota.
2. Rapat anggota cabang diadakan sekali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Pasal 20 Pengambilan Keputusan

28
1. Pengambilan keputusan dalam kongres, musyawarah daerah dan rapat anggota
cabang dilaksanakan secara musyawarah mufakat.
2. Bila musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara
terbanyak.

Pasal 21 Pembubaran Organisasi


1. Alasan-alasan pembubaran organisasi dinyatakan dalam surat undangan Kongres
yang khusus diadakan untuk maksud tersebut, sekurang-kurangnya tiga bulan
sebelumnya.
2. Jika organisasi dibubarkan, harta bendanya diatur oleh suatu panitia yang dibentuk
oleh Kongres.

Pasal 22 Perubahan Anggaran Rumah Tangga


Anggaran Rumah Tangga (ART) hanya dapat diubah oleh Kongres.

Pasal 23 Penutup
Hal-hal yang belum termaktub dalam ART akan diatur kemudian oleh DPP PERSAGI.
Disahkan dengan Musyawarah Dalam Kongres Nasional XIV PERSAGI
Yogyakarta, 25 November 2014
DEWAN PIMPINAN PUSAT
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Ketua Umum,
DR. MINARTO, MPS

29
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Anggaran Dasar yaitu serangkaian aturan yang mengatur operasional koperasi
dengan hubungan antara para nggotanya secara langsung guna menciptakan ketertiban.
Anggaran ini diasumsikan juga sebagai peraturan koperasi yang bersifat internal jadi
harus dipatuhi oleh seluruh lapisan organisasi didalamnya tanpa terkecuali. Fungsi
Anggaran Dasar juga antara lain menggambarkan proses mekanisme suatu organisasi.
Anggaran Rumah Tangga yaitu berbagai aturan yang berisi tentang bagaimana
kegiatan koperasi belangsung lebih tepatnya anggaran ini mengatur tentang tata cara dan
tata pelaksanaan kegiatan. Fungsi Anggaran Rumah Tangga antara lain juga sebagai
dasar atau pondasi pengambilan hokum dalam konteks tertentu dalam organisasi.

b. Saran

30
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa/I dalam keinginan
untuk mengetahui tentang pengertian anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dalam
PERSAGI maupun ASDI dimana untuk pemahaman lebih lanjut , bisa diperoleh dari
referensi buku gizi olahraga yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Online : https://www.scribd.com/doc/237061134/AD-ART-AsDI ( 5 September 2017)


Online : https://www.scribd.com/document/345734705/AD-ART-Persagi-2014-2019-pdf
( 5 September 2017)
Online : http://kamusbahasaindonesia.org/anggaran%20dasar/mirip
KamusBahasaIndonesia.org ( 5 September 2017)
Online : http://wwroten.blogspot.co.id/2012/11/anggaran-dasar-dan-anggaran-dasar-
rumah.html ( 5 September 2017)

31
32

Anda mungkin juga menyukai