EKONOMI KOPERASI
“ ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ADART)
KOPERASI “
DI SUSUN OLEH:
UNIVERSITAS PAPUA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah “Ekonomi Koperasi” tentang ADART ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak trimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca,untuk memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar lebih baik lagi.
Karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Manokwari,Februari 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Masalah.............................................................................................................. 5
BAB II....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1. Pengertian ADART Koperasi ........................................................................................ 6
2.2. Manfaat ADART Koperasi ............................................................................................ 7
2.3. Cara Menyusun ADART Koperasi ................................................................................ 8
2.4. Contoh ADART Dalam Koperasi ................................................................................ 12
Pasal 30 ................................................................................................................................... 22
BAB III ................................................................................................................................... 27
PENUTUP .............................................................................................................................. 27
3.1. kesimpulan ................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28
BAB I
PENDAHULUAN
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang biasa disingkat AD/ART
merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu usaha atau organisasi. Di
dalamnya terdapat visi, misi, tujuan, tugas pokok, sampai bidang usahanya termasuk
kualifikasi apa dan siapa saja yang menanam saham serta berapa nominal saham yang
ditanamkan. AD/ART organisasi berbeda dengan AD/ART perusahaan. AD/ART organisasi
biasanya disyahkan oleh forum yang merupakan anggota organisasi. Sedangkan AD/ART
perusahaan biasanya disepakati oleh masing-masing pemegang saham yang di tandatangani
di atas notaris, artinya badan usaha tersebut sah secara hukum.
AD/ART adalah dasar dan peraturan yang mengikat seseorang atau kelompok dalam
berbagai kegiatan atau program yang mereka lakukan atau yang akan di kerjakan. AD
(Anggaran Dasar) selalu berisikan pasal-pasal umum mengenai yang mengatur roda sebuah
organisasi. Seperti ideologi, tata cara pemilihan, sumber dana dan lain-lain. Intinya mirip
seperti Uundang-undang Dasar
Sedagkan ART (Anggaran Rumah Tangga) itu berfungsi seperti petunjuk teknis atau
penjelasan lebih rinci dari AD (AD biasanya lebih tataran abstrak dan general) dan disajikan
juga dalam bentuk pasal-pasal.
PEMBAHASAN
Anggaran Rumah Tangga yaitu berbagai aturan yang berisi tentang bagaimana
kegiatan koperasi belangsung lebih tepatnya anggaran ini mengatur tentang tata cara
dan tata pelaksanaan kegiatan. Fungsi Anggaran Rumah Tangga antara lain juga
sebagai dasar atau pondasi pengambilan hokum dalam konteks tertentu dalam
organisasi.
Anggaran dasar koperasi adalah merupakan sumber peraturan tata tertib bagi
tertibnya organisasi koperasi dengan segala kegiatan usahanya. Degan kata lain,
anggaran dasar koperasi adalah sebagai dasar formal bagi persetujuan atau
kesepakatan para anggota untuk bekerja sama, yang merupakan fondasi setiap
koperasi.
Jangan sampai ketika ada permasalahan, baru kemudian sibuk mencari dasar
atau alasan yang ternyata di AD/ART tidak diatur. Contoh kasus di suatu
koperasi karyawan A ada karyawan dari perusahaan B yang mendaftar
menjadi anggota koperasi, karena pengelola berpatokan pada anggaran dasar
yang tidak membatasi keanggotaan pada karyawan perusahaan A, maka
karyawan perusahaan B dapat menjadi anggota di koperasi karyawan A. Ini
bermula dari kelalaian pendiri dan pengurus koperasi yang tidak
mencantumkan syarat keanggotaan yang jelas dalam anggaran dasarnya.
Contoh lainnya, ketika rapat anggota tahunan anggota memperdebatkan
masalah proporsi pembagian SHU, karena sebelumnya koperasi tersebut
belum mempunya ART yang mengatur mengenai proporsi pembagian SHU.
Sehingga RAT yang seharusnya menjadi ajang pertanggungjawaban pengurus
jadi hanya meributkan masalah pembagian SHU.
Memang dalam menyusun AD/ART memerlukan waktu dan biaya yang tidak
sedikit. Memerlukan komitmen dan pengorbanan dari para pendiri-pendiri
koperasi. Pendiri-pendiri koperasi harusnya bukan orang yang terima beres.
Para pendiri koperasi adalah orang yang mau mengorbankan pemikiran dan
waktunya untuk menyusun dasar peraturan koperasi yang kuat, yaitu anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga. Penyusunan AD/ART di awal pendirian
tidaklah harus sempurna, karena dikemudian hari AD/ART bisa saja diubah
jika dirasa sudah tidak cocok lagi dengan situasi dan kondisi. Jangankan
AD/ART, undang-undang dasar negara pun bisa mengalami amandemen. Di
awal pendirian, AD/ART tidak harus sempurna, tetapi harus mencerminkan
aspirasi para pendiri koperasi.
Koperasi yang berdiri tanpa memiliki AD/ART maka bisa dipastikan bahwa
pendirinya mendirikan koperasi dengan kurang sungguh-sungguh. Biasanya
segala hal yang menyangkut pendirian koperasi, setelah rapat awal
pembentukan koperasi diserahkan kepada pengurus. Padahal, di fase
pendirian, satu tahun pertama koperasi berdiri. Peran anggota atau pendiri
koperasi sangat vital untuk menentukan arah koperasi tersebut. Tidak bisa
diserahkan begitu saja ke pengurus. Penyusunan AD/ART, jika dilakukan
dengan benar, saya yakin tidak cukup dengan satu kali pertamuan atau rapat
anggota. Perlu ada rapat-rapat pendahuluan, perlu dibuat tim khusus, perlu
dibuat kelompok-kelompok kerja, perlu ada sosialisasi draft AD/ART ke
anggota. Ya seperti para pendiri bangsa dahulu ketika memutuskan untuk
menyusun undang-undang dasar, prosesnya tidak singkat dan karenanya
hasilnya juga tidak sembarangan.
Memang ada template AD/ART koperasi yang bisa dijadikan referensi awal,
yang biasanya sudah disediakan oleh dinas koperasi setempat atau notaris,
atau disalin dari koperasi lain. Namun bukan berarti template tersebut disalin
mentah-mentah dengan revisi seadanya karena tidak mau repot. Template
hanyalah alat bantu agar para pendiri koperasi tidak dari nol merumuskan
kata-kata di AD/ART yang tentunya membutuhkan waktu sangat lama jika
dilakukan seperti itu.
Jika bantuan atau bimbingan dari perwakilan dinas koperasi setempat dirasa
tidak cukup. Dikarenakan keterbatasan waktu dari staf dinas koperasi terkait.
Maka tidak ada salahnya para pendiri mempekerjakan orang yang sudah
berpengalaman di dunia perkoperasian sebagai pembimbing atau konsultan.
Pembimbing atau konsultan tersebut bisa dari koperasi lain yang lebih mapan
atau memang konsultan khusus biasa menangani koperasi. Mengapa perlu
melibatkan pembimbing atau konsultan? Karena pembimbing tahu mengenai
peraturan-peraturan di bidang koperasi, berpengalaman mengenai apa saja
yang harus diatur di AD/ART, bisa memprediksi dinamika yang kemungkinan
timbul di masa depan yang bisa diantisipasi oleh AD/ART yang mapan.
Sehingga diharapkan AD/ART yang tersusun nantinya dapat bertahan lama
tanpa perlu banyak atau sering diubah, karena sebelumnya telah disusun
dengan mengakomodir peraturan yang ada dan memprediksi masa depan.
Jangan sampai AD/ART yang disusun tahun ini, kemudian tahun depan
mengalami perubahan karena lupa mengakmodir peraturan tertentu atau lupa
mencantumkan poin tertentu. AD/ART adalah seperti pondasi bangunan, bisa
saja diubah atau ditambahkan, tapi sebisa mungkin jarang dilakukan.
Seringnya perubahan AD/ART menunjukkan tidak seriusnya perencanaan
pendirian koperasi di awal, atau justru menunjukkan kecerobohan serta
kelalaian para pendirinya dalam merumuskan AD/ART.
Melibatkan pembimbing dan konsultan pastinya perlu biaya, dan biaya
tersebut memang layak untuk dikeluarkan sebagai investasi awal pendirian
koperasi. Sebagaimana biaya notaris dan biaya perizinan. Koperasi adalah
suatu badan usaha, suatu bisnis. Bisnis manapun perlu melakukan investasi di
awal sebelum menjalankan usahanya.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
1. Koperasi bertujuanmewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya berdasar azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
BAB III
BIDANG USAHA
Pasal 3
Koperasi melaksanakan kegiatan usaha, yaitu :
a. Perdagangan & Industri
b. Jasa
c. Agrobisnis
d. Transportasi
e. Pertambangan
f. Asuransi
g. Peternakan
h. Perikanan
i. Kehutanan
j. Perumahan
k. Telekomunikasi
l. Pariwisata
m. Energi
n. Media
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa
2. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan
Pasal 5
Syaratmenjadi anggota Koperasi ini adalah Warga Negara Republik Indonesia yang
memenuhi ketentuansebagai berikut :
1. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak
dalam perwalian, dsb.);
2. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan
simpanan wajib sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 28 ayat (1) dan (2)
anggaran dasar ini;
3. Telah menyetujui isi anggaran dasar dan peraturan-peraturan perkoperasian yang
berlaku
Pasal 6
Setiap anggota mempunyai kewajiban :
1. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan-keputusan
Rapat Anggota;
2. Membayar Simpanan Pokok, Simpanan Wajib dan simpanan lainnya yang
diputuskan oleh Rapat Anggota;
3. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi;
4. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan azas kekeluargaan.
5. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan pasal 32 ayat (1) Anggaran Dasar
ini
Pasal 7
Setiap anggota mempunyai hak :
1. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat Anggota
2. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas
3. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan pasal 14 Anggaran
Dasar ini
4. Mengemukakan pendapat dan saran kepada Pengurus di luar Rapat Anggota baik
diminta maupun tidak diminta
5. Mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama anggota
6. Meminta keterangan mengenai perkembangan koperasi
7. Mendapat bagian SHU sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
terhadap Koperasi
8. Mendapat bagian sisa hasil Penyelesaian
Pasal 8
Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan
dalam daftar anggota
Pasal 9
Seseorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasidiluaranggotapendiri, harus :
1. Mengajukan surat permintaan sebagai anggotakepada Pengurus;
2. Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka yang
berkepentingan dapat minta pertimbangan Rapat Anggota berikutnya;
Pasal 10
Keanggotaan berakhir, bilamana anggota :
1. meninggal dunia;
2. minta berhenti atas permintaan sendiri;
3. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan;
4. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi
Pasal 11
1. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam Buku Daftar Anggota
2. Permintaan berhenti sebagai anggota harus diajukan secara tertulis kepada
Pengurus
3. Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan dalam
Rapat Anggota berikutnya
Pasal 12
1. Selain anggota dimaksud dalam pasal 4, Koperasi dapat menerima Anggota Luar
Biasa dengan persyaratan sebagai berikut:
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 14
1. apat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
2. Rapat Anggota menetapkan :
a. Anggaran dasar;
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi;
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas;
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi;
e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas dalam pelaksanaan
tugasnya, serta pengesahan laporan keuangan;
f. Pembagian sisa hasil usaha;
g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
Pasal 15
Rapat Anggota sah jika dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota Koperasi;
1. Apabila kuorum sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak tercapai, maka Rapat
Anggota ditunda untuk waktu paling lama 7 hari;
2. Apabila pada rapat kedua sebagaimana dimaksud ayat (2) kuorum tetap belum
tercapai, maka rapat dapat dilangsungkan dan keputusannya sah serta mengikat
bagi semua anggota
Pasal16
1. Dalam Rapat Anggota Koperasi tiap anggota mempunyai hak suara yang sama
yaitu satu anggota satu suara.
2. Keputusan dalam Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah
untuk mendapatkan mufakat, dalam hal tidak tercapai kata mufakat maka
keputusan
diambil berdasarkan suara terbanyak dari jumlah anggota yang hadir.
3. Semua keputusan Rapat Anggota Koperasi harus dibuat dalam Berita
Acara Keputusan Rapat Anggota yang ditanda tangani oleh pimpinan rapat dan
disahkan oleh rapat anggota.
Pasal 17
Selain Rapat Anggota Tahunan, Koperasi dapat mengadakan Rapat Anggota yang
diadakan secara khusus untuk membahas rencana kerja, rencana anggaran pendapatan
dan belanja Koperasi yang diselenggarakan paling lambat 15 (lima belas) hari
sebelum tahun buku berikutnya berjalan.
Pasal 18
1. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan apabila keadaan mengharuskan adanya
keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota
2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan atas kehendak :
a. Pengurus;
b. Pengawas;
c. atas permintaan tertulis minimal 1/10 jumlah anggota
Pasal 19
Untuk mengubah Anggaran Dasar harus diadakan Rapat Anggota yang diadakan
khusus untuk mengubah anggaran dasar tersebut, yang harus dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 3/4 dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui oleh
sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggotayang hadir .
Pasal 20
Untuk membubarkan Koperasi harus diadakan Rapat Anggota yang diadakan khusus
untuk pembubaran koperasi tersebut, yang harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya
3/4 dari jumlah anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui oleh sekurang-
kurangnya 3/4 dari jumlah anggota yang hadir
BAB VI
PENGURUS
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
1. Susunan Pengawas Koperasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan
usaha Koperasi.
2. Susunan pengawas Koperasi berjumlah 2 (tiga) orang yang terdiri dari :
a. Ketua
b. Anggota
3. Masa jabatan Pengawas Koperasi selama 3 (tiga) tahun, dan dapat dipilih kembali.
4. Pengawas mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan tugas pengawasannya pada
tiap-tiap periode yang ditetapkan, besarnya berdasarkan Rencana Kerja (RK)
dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya (RAPB) Koperasi.
5. Dalam pelaksanaan tugasnya Pengawas Koperasi menyampaikan laporan
hasil pengawasannya atas kegiatan dan asset/ keuangan Koperasi secara tertulis
setiap triwulan kontinu dan konsisten.
6. Bilamana periode jabatan Pengawas telah habis, maka untuk pemilihan pengawas
periode berikutnya baik sistem pemilihan, kriteria mengacu pada pasal 14.
BAB VIII
PENGELOLA USAHA
Pasal 24
1. Koperasi dapat mengangkat manajer/Pengelola usaha/kepala bagian dan karyawan
sesuai dengan kebutuhan organisasi dan usaha koperasi.
2. Manager/ Pengelola usaha/kepala bagian dan karyawan diangkat melalui
Surat Keputusan Pengurus Koperasi dan dilaporkan pada Rapat Anggota.
3. Dalam pelaksanaannya Manajer/ Pengelola usaha/kepala bagian
dan karyawan secara priodik dan kontinyo baik diminta ataupun tidak
diminta melaporkan tugas dan tanggung jawab penuh kepada pengurus Koperasi.
4. Manajer/ Pengelola usaha/kepala bagian dan karyawan berhak mendapatkan
Gaji, tunjangan atau imbalan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang
berlaku di Koperasi.
5. Untuk jabatan Manajer/ Pengelola usaha/kepala bagian masa kerja, hak
dan kewajibannya dibuatkan kontrak kerjanya dengan mengacu peraturan/
ketentuan yang berlaku serta kebutuhan dan kemampuan Koperasi.
6. Kontrak kerja untuk jabatan Manajer/ Pengelola usaha/kepala bagian dibuat secara
tertulis diatas kertas bermaterai dan ditanda tangani oleh pengurus atas nama
Koperasi, dan pejabat yang bersangkutan.
7. Dalam kontrak kerja diatur hal-hal yang berkenaan dengan antara lain :
a. Gaji, dan atau Imbalan jasa lainnya.
b. Jangka waktu berlakunya kontrak kerja.
c. Hak dan kewajibannya.
d. Konsekwensi pelanggaran isi kontrak.
e. Dalam hal perpanjangan kontrak kerja minimal 3 (tiga) bulan
sebelumberakhirnya masa kontrak telah dibuat kesepakatan baru.
BAB IX
DEWAN PENASEHAT
Pasal 25
1. Apabila diperlukan, Pengurus dapat mengangkat Dewan Penasehat;
2. Anggota Dewan Penasehat adalah tokoh masyarakat yang mempunyai
kewibawaan atau keahlian sesuai kepentingan Koperasi;
3. Dewan Penasehat bertugas memberi saran/anjuran pada Pengurus untuk
kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak diminta;
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 26
1. Tahun buku Koperasi mulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan 31 (tiga
puluh satu) Desember.
2. Untuk pertama kalinya buku Koperasi dimulai pada tanggal ditetapkannya
Anggaran Dasar ini.
3. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai Prinsip Akuntansi
Indonesia dan Standar Khusus Akuntansi.
BAB XI
MODAL KOPERASI
Pasal 27
1. Saat pendiriannya modal Koperasi sebesar berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dan hibah
2. Modal sendiri Koperasi berasal dari :
a. simpanan pokok;
b simpanan wajib;
c dana cadangan;
d hibah;
3. Untuk memperbesar usahanya, Koperasi dapat memperoleh modal pinjaman yang
tidak merugikan Koperasi berupa pinjaman dari :
a anggota;
b koperasi lain dan atau anggotanya;
c bank dan lembaga keuangan lainnya;
d penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e sumber lain yang sah
4. Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal Penyertaan
BAB XII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 28
a. Setiap anggota harus membayar Simpanan Pokok atas namanya kepada Koperasi
sebesar Rp .......yang dibayar sekaligus atau ………kali angsuran
b. Setiap anggota diwajibkan untuk membayar Simpanan Wajib atas namanya
kepada Koperasi yang besarnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah tangga atau
Peraturan Khusus
c. Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama masih
menjadi anggota Koperasi;
d. Pada waktu keanggotaan diakhiri, Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib
merupakan suatu tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika
perlu dikurangi dengan bagian tanggungan kerugian;
e. Setiap anggota digiatkan untuk menyimpan dalam bentuk atau jenis lainnya atas
dasar keputusan Rapat Anggota
BAB XIII
SISA HASIL USAHA
Pasal 29
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya
termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan
2. Sisa Hasil Usaha Koperasi yang diperoleh dibagikan untuk :
a cadangan;
b anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
c pendidikan anggota dan karyawan;
d insentif untuk Pengurus dan Pengawas;
e insentif untuk Manajer dan karyawan;
f sosial dan pembangunan daerah kerja
3. Pembagian dan presentase sebagaimana dimaksud ayat (2) ditentukan dan
diputuskan sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota
Pasal 30
Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau
dimasukkan dalam simpanan anggota yang bersangkutan
Pasal 31
Dana cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup kerugian
Koperasi
BAB XIV
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 32
1. Bilamana Koperasi dibubarkan dan pada penyelesaiannya ternyata bahwa
kekayaan Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan
kewajibannya, maka sekalian anggota diwajibkan menanggung kerugian masing-
masing terbatas pada Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib yang seharusnya telah
dibayar oleh anggota yang bersangkutan pada Koperasi, serta modal penyertaan
yang dimilikinya
2. Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan
dana cadangan
3. Bilamana kerugian tersebut dalam ayat (2) tidak terpenuhi maka Rapat Anggota
dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian yang belum terpenuhi
ditutup atau diperhitungkan dengan SHU tahun-tahun yang akan datang
4.
BAB XV
PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 33
1. Pembubaran Koperasi dapat dilaksanakan berdasarkan :
a. keputusan Rapat Anggota;
b. keputusan Pemerintah
2. Pembubaran Koperasi oleh Rapat Anggota didasarkan pada :
a. atas permintaan anggota secara tertulis sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah
anggota;
b. koperasi tidak lagi mempunyai kegiatan
3. Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah didasarkan pada :
a. adanya bukti-bukti bahwa Koperasi tersebut tidak memenuhi ketentuan undang-
undang perkoperasian;
b. kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan;
c. kelangsungan hidupnya tidak dapat diharapkan lagi
Pasal 34
1. Untuk kepentingan pihak ketiga dan para anggota Koperasi, terhadap pembubaran
Koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut
penyelesaian
2. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut
Penyelesai
3. Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan
Koperasi Dalam Penyelesaian
Pasal 35
1. Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan berdasarkan keputusan Rapat Anggota
maka Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota terdiri dari unsur anggota,
Pengurus, Pengawas, dan pihak lain yang dianggap perlu dan bertanggung jawab
kepada kuasa Rapat Anggota
2. Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan berdasarkan keputusan Pemerintah maka
Penyelesai ditunjuk oleh Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Pemerintah
3. Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban :
a. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi Dalam
Penyelesaian;
b. mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan;
c. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan,
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama;
d. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip
Koperasi; menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran
yang didahulukan dari hutang lainnya;
e. menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan kewajiban
Koperasi;
f. membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota;
g. membuat berita acara penyelesaian dan menyampaikan kepada Rapat
Anggota
4. Pengurus Koperasi menyampaikan keputusan pembubaran Koperasi oleh Anggota
kepada Pemerintah, sesuai ketentuan yang berlaku.
5. mbayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran kewajiban
lainnya
Pasal 36
1. Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran
Koperasi sesuai ketentuan pasal 33 ayat (1) Anggaran Dasar ini—
2. Anggota yang telah keluar sebelum Koperasi dibubarkan wajib menanggung
kerugian, apabila kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan
masih menjadi anggota Koperasi dan keluarnya sebagai anggota belum lewat
jangka waktu 6 (enam) bulan
BAB X VI
KESEJAHTERAAN / SOSIAL
Pasal 37
1. Koperasi mengupayakan bantuan/tunjangan atau imbalan jasa kepada anggota,
Pengurus, Pengawas dan Manager/ karyawan antara lain seperti :
a. Jasa anggota koperasi.
b. Bingkisan/ paket.
c. Bantuanantuan pengobatan kesehatan dan atau santunan kepada anggota
yang
meninggal dunia, dan yang mengalami musibah.
2. Besarnya jasa, bingkisan dan santunan pada tersebut diatas akan ditetapkan
dalam
rapat pengurus dan disampaikan ke dalam Rapat Anggota untuk
mendapatkan
pengesahan.
BAB XVII
SANKSI
Pasal 38
Anggota Koperasi yang melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga maupun peraturan lain yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pasal 39
1. Anggota maupun anggota luar biasa yang mencemarkan nama baik dan
merugikan Koperasi serta tidak mengindahkan kewajibannya sebagai
anggota/melalaikan kewajibannya dalam membayar simpanan dan piutangnya
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, maka kepada anggota yang
bersangkutan diberikan peringatan / teguran.
2. Bilamana pada kurun waktu selanjutnya peringatan/ teguran tersebut
tidakdiindahkan maka yang bersangkutan dapat diberhentikan oleh
pengurus dan selanjutnya keputusan dimaksud akan dilakukan pembahasan
(disetujui atau ditolak) pada forum Rapat Anggota berikutnya.
3. Simpanan pokok dan simpanan wajib dan simpanan lain/jasa lainnya dari
anggota yang diberhentikan dikembalikan setelah anggota tersebut menyelesaikan
kewajiban utang piutangnya.
Pasal 40
Pengurus, pengawas maupun pengelola/karyawan Koperasi yang melakukan
pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang atas tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan untuk selanjutnya dapat dipecat dari jabatannya berdasarkan hasil keputusan Rapat
Anggota.
Pasal 41
1. Pengurus,pengawas maupun pengelola Koperasi yang dengan sengaja dan
atau karena kelalaiannya melakukan perbuatan yang menimbulkan kerugian
Koperasi dikenakan sanksi ganti rugi sebesar kerugian yang disebabkan oleh
masing-masing pengurus, pengawas maupun pengelola yang bersangkutan.
2. Apabila tersebut pada ayat 1 diatas tidak mendapat tanggapan untuk
membayar ganti rugi maka kepada yang bersangkutan berdasarkan hasil
keputusan rapat anggota dapat diajukan kepengadilan baik perkara pidana maupun
perdata.
BAB XVIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 42
Ketentuan yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
dengan peraturan khusus atau peraturan lainnya atas persetujuan Rapat Anggota.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
1. Anggaran Rumah Tangga Koperasi ini disetujui/ disahkan oleh Rapat Anggota/
Rapat
Anggota Tahunan Koperasi.
2. Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal disahkan/ ditetapkan untuk dapat
dijadikan pedoman kerja dalam menjalankan kegiatan Koperasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) adalah keseluruhan
aturan yang mengatur secara langsung kehidupan koperasi dan hubungan antara
koperasi para anggotanya. AD dan ART dibuat oleh para anggota dan untuk
kepentingan anggota berdasarkan kesepakatan yang diputuskan dalam rapat anggota
sebagai perwujudan kekuasaan tertinggi dalam rapat koperasi.
AD dan ART merupakan formal dasar bagi kesepakatan para nggota koperasi
untuk bekerjasama. AD sebagai sumber tata terbib yang mengikat semua anggota,
baik saat sekarang maupun yang akan dating, baik bagi anggota lama maupun
anggota baru. Sedangkan ART adalah sebagai dasar untuk pengelolaan koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://wwroten.blogspot.com/2012/11/anggaran-dasar-dan-anggaran-dasar-
rumah.html
https://dherfina.wordpress.com/tag/adart-koperasi/
https://brainly.co.id/tugas/9067411#readmore
https://www.kaskus.co.id/thread/55d56dea5c7798b4118b456c/tips-menyusun-ad-art-
koperasi-non-technical/
http://rohedi123.blogspot.com/2015/02/contoh-adart-koperasi.html