Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN (PART) MESIN YANG DIKLASIFIKASIKAN

TIDAK SEBAGAI BAGIAN MESIN PADA BAB 84 BTKI


Oleh : Adang Karyana S

Abstrak
Nilai impor suku cadang yang diimpor Indonesia didominasi oleh kendaraan
mewah dan kendaraan bertonase besar untuk keperluan industri. Impor suku cadang
kendaraan bermotor patut menjadi fokus perhatian dalam pengklasifikasiannya, karena
terdapat beberapa part yang cara pengklasifikasiannya tidak terdapat tertulis dalam
BTKI, namun hanya tertulis dalam Explanatory Notes.
Dalam Explanatory Notes, versi HS yang ke 6, Volume 4 pada halaman XVI-4
tertulis bahwa ada beberap part atau bagain dari mesin dan kendaraan yang tidak dapat
dianggap sebagai bagian dari mesin atau kendaraan tersebut. Barang tersebut tetap
diklasifikasikan pada posnya masing, walaupun nyata-nyata digunakan pada perakitan
kendaraan bermotor sebagai bagian dari kendaraan bermotor. Kelompok barang
tersebut adalah : 1) pompa dan kompresor, 2) penyaring, 3) mesin pengangkat dan
pemindah, 4) keran, klep dan katup, 5) bantalan peluru atau bantalan guling, 6) poros
penggerak dan engkol, 7) kotak roda gigi dan penukar kecepatan lainnya dan terakhir
jenis 8) paking dan penutup semacamnya.
----------------------------------------------------------------------------------

I. PENDAHULUAN

Meskipun banyak kendaraan yang telah dirakit di Indonesia, namun masih


banyak komponennya harus diimpor dari luar negeri. Tercatat bahwa jenis mobil dan
traktor yang diimpor bulan Januari sampai Oktober tahun 2013 mencapai 278.828 ton
atau dengan nilai US$ 2,7 miliar. Selanjutnya untuk jenis komponen motor tercatat
sebesar 138.522 ton atau senilai US$ 489,1 juta. Di samping hal tersebut terdapat
komponen kendaraan bermotor lainnya senilai US$ 35,7 juta.(http://finance.detik.com)
Nilai impor kendaraan dan suku cadang yang diimpor Indonesia nampaknya
didominasi oleh kendaraan mewah dan kendaraan bertonase besar untuk keperluan
industri. Impor kendaraan dan suku cadang kendaraan bermotor tersebut patut menjadi
fokus perhatian dalam pengklasifikasiannya, khususnya part kendaraan pada Bab 84
Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI), karena berkaitan dengan tataniaga, besaran

1
Bea Masuk dan ketentuan klasifikasinya yang unik pada BTKI. Mengapa disebut unik
dalam pengklasifikasian part mesin atau kendaraan tersebut?.
Ketentuan klasifikasi part atau suku cadang kendaraan yang diimpor tersendiri
tidak disebutkan atau tertulis dalam BTKI, namun hanya tertulis pada Explanatory
Notes (EN) volume 4, sehingga apabila mengklasifikasi barang tersebut tidak disertai
referensi EN dimungkinkan akan terjadi kesalahan dalam pengklasifikasiannya.
Beberapa suku cadang kendaraan tersebut umumnya termasuk yang diklasifikasikan
menyerupai bagian untuk pemakaian umum seperti pada catatan 2 Bagian XV, yaitu
suatu barang yang tidak diakui sebagai bagian dari suatu mesin atau kendaraan apabila
diimpor tersendiri.
Terdapat perbedaan perlakuan dalam pengklasifikasian suku cadang kendaraan,
apabila diimpor oleh produsen kendaraan bermotor dan apabila diimpor oleh perusahaan
non produsen kendaraan bermotor. Apabila diimpor oleh produsen kendaraan bermotor
suku cadang kendaraan tersebut diklasifikasikan pada Bab 98, namun uniknya apabila
diimpor oleh perusahaan atau importir bukan produsen kendaraan bermotor, maka
pengklasifikasiannya kembali kepada ketentuan umum yang terdapat pada bab
sebelumnya sesuai ketentuan yang berlaku pada Harmonized System (HS).

II. KLASIFIKASI BARANG IMPOR DAN TUGAS DJBC

Di Indonesia tugas untuk memungut dan mengamankan penerimaan negara dari


sektor impor atau ekspor menjadi tugas dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Kegiatan lalu lintas barang impor atau ekspor dapat dijadikan alasan bagi suatu negara
untuk dilakukan pengawasan dan pemungutan bea dan pajak untuk kepentingan kas
negara. Untuk memudahkan penetapan tarif atas barang impor tersebut, barang
dikelompokan dalam satu sistem klasfikasi barang. Semua jenis barang yang ada di
dunia dimuat dalam sistem klasifikasi tersebut, yang kemudian disebut sebagai
Harmonized System.

Harmonized System diterapkan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 26 tahun 1988 dan diwujudkan saat ini dalam bentuk Buku Tarif Kepabeanan
Indonesia 2012 yang didasarkan Harmonized System versi 2012 mulai 1 Januari tahun
2012 dengan Peraturan Menteri Keungan Nomor 213/PMK.Oll/2011. Harmonized
System merupakan suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis

2
dengan tujuan untuk mempermudah penarifan dalam perdagangan.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bertugas mengawasi pemasukan dan
pengeluaran barang ke dan dari wilayah negara Republik Indonesia, oleh karena itu
setiap pegawai Bea dan Cukai seyogyanya mengetahui jenis dan jumlah setiap barang
beserta klasifikasinya sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) yang masuk
maupun keluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pintu gerbang untuk
memasuki klasifikasi barang tersebut disebut dengan “Ketentuan Umum
Menginterpretasi Harmonized System” atau umumnya disebut KUM HS. KUM HS
yang terdiri dari 6 buah, mutlak diperlukan sebagai pedoman dasar yang tidak boleh
ditinggalkan dalam melakukan kegiatan klasifikasi barang, sadar atau tidak, salah satu
ketentuan dalam KUM HS harus dipergunakan
Ketentuan nomor satu menyatakan bahwa: uraian pada bab hanya untuk
referensi saja, tidak mempunyai kekuatan hukum, jadi yang mempunyai kekuatan
hukum adalah uraian barang dalam pos (heading) serta berbagai catatan bagian, catatan
bab, dan catatan sub-pos. Karena itu perlu diingat agar selalu mempertimbangkan
semua bab atau pos yang mungkin mencakup suatu barang. dalam hal KUM HS 1 tidak
bisa digunakan barulah digunakan KUM HS 2, 3, 4, dan 5. Contohnya, catatan 2 Bab 31
menjelaskan pos 31.02 hanya untuk produk tertentu. Batasan ini tidak boleh diperluas
dengan menggunakan KUM HS 2 (b).

III. KETENTUAN KLASIFIKASI SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR

Suku cadang kendaraan bermotor yang diimpor oleh produsen kendaraan


bermotor harus diklasifikasikan pada Bab 98 yaitu sebagai Ketentuan Khusus dalam
BTKI. Ketentuan dalam mengklasifikasi barang suku cadang kendaraan bermotor
tertera dalam BTKI pada Bab 98 yang berbunyi sebagai berikut :
1. Terhadap Pos 98.01, Pos 98.02, dan Pos 98.03 tidak berlaku:
a. Ketentuan Umum Untuk Menginterpretasi Harmonized System (KUMHS); dan
b. Catatan yang ditetapkan untuk Pos 01.01 sampai dengan Pos 97.06.
2. Untuk keperluan Pos 98.01, Pos 98.02, dan Pos 98.03 berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. Industri Perakitan dan Industri Komponen adalah perusahaan industri perakitan
kendaraan bermotor dan perusahaan industri komponen kendaraan bermotor

3
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang
perindustrian.
b. Kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor untuk pengangkutan orang dari
Pos 87.02 dan Pos 87.03, kendaraan bermotor untuk pengangkutan barang dari
Pos 87.04, dan kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga dari Pos 87.11.
3. Pos 98.01, Pos 98.02, dan Pos 98.03, hanya meliputi kendaraan bermotor atau
komponen kendaraan bermotor yang diimpor oleh Industri Perakitan dan/atau
Industri Komponen. Kendaraan bermotor atau komponen kendaraan bermotor yang
diimpor oleh selain Industri Perakitan dan/atau Industri Komponen, diklasifikasikan
pada pos tarif masing-masing yang sesuai dalam nomenklatur ini.
4. Terhadap Pos 98.01 berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Kendaraan bermotor dalam keadaan terurai tidak Iengkap (Incompletely
Knomorcked Down/IKD) adalah kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar
menjadi bagian-bagian yang tidak lengkap dan tidak memiliki sifat utama
kendaraan yang bersangkutan.
b. Tingkat keteruraian kendaraan bermotor terurai tidak lengkap (Incompletely
Knomorcked Down/IKD) diatur oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang
perindustrian.

IV. KETENTUAN KLASIFIKASI BAGIAN (PART MESIN DAN KENDARAAN)

Sesuai Explanatory Notes Volume IV Tahun 2012 halaman XVI-3 Sampai


dengan XVI-6 dijelaskan mengenai klasifikasi bagian pada Bab 84. Pada umumnya
bagian yang cocok untuk semata-mata atau terutama digunakan dengan mesin atau
perkakas khusus, atau dengan sekelompok mesin atau perkakas yang termasuk dalam
pos yang sama, diklasifikasikan dalam pos yang sama seperti mesin. Namun demikian,
pos yang terpisah diterapkan pada :
1) Bagian dari mesin pada pos 84.07 atau 84.08 diklasifikasikan pada pos .84.09.
2) Bagian dari mesin pada pos nomor 84.25 hingga 84.30 diklasifikasikan pada pos
84.31.
3) Bagian dari mesin tekstil pada pos 84.44 hingga 84.47 diklasifikasikan pada pos
84.48.
4) Bagian dari mesin perkakas pada pos 84.56 hingga 84.65 diklasifikasikan pada pos
84.66.

4
5) Bagian dari mesin kantor pada pos 84.69 hingga 84.72 diklasifikasikan pada pos
84.73.

Ketentuan beberapa part pada Bab 84


Ketentuan di atas tidak dapat diterapkan terhadap bagian yang di dalanmya
mengandung suatu barang yang tercakup dalam pos pada barang yang tersebut dibawah
ini, yaitu :
1) Pompa dan kompresor diklasifikasikan pada pos 84.l3 dan 84.14
2) Mesin dan aparat penyaring diklasifikasikan pada pos 84.21.
3) Mesin pengangkat dan pemindah diklasifikasikan pada pos 84.25, 84.26 atau
84.28.
4) Keran, klep, katup diklasifikasikan pada pos 84.81.
5) Bantalan peluru atau bantalan guling, dan peluru baja gosok dengan toleransi
tidak melebihi 1 % atau 0,05 mm diklasifikasikan pada pos 84.82.
6) Poros penggerak, engkol, landasan bantalan, poros polos, peluru dan guling
berulir, roda gaya, puli dan perangkat pasangan puli, pelat dan poros kopling
diklasifikasikan pada pos 84.83.
7) Paking dan penutup semacamnya diklasifikasikan pada pos 84.84.

Beberapa contoh barang yang diklasifikasikan sesuai ketentuan diatas apabila


diimpor tersendiri digambarkan seperti dibawah ini :
1) Pompa dan kompresor (pos 84.l3 dan 84.14).
Gambar 1. Kompresor dan pompa

Kompresor Pompa-oli mobil


riwadgalang.blogspot.com lapakjava.blogspot.com

5
2) Mesin dan aparat penyaring (pos 84.21).

Gambar 2. Filter (saringan)

Filter oli Filter


www.kios onderdil.com wordpress.com

3) Mesin pengangkat dan pemindah (pos 84.25, 84.26 atau 84.28)


Gambar 3. Alat pemindah dan pengangkat barang

Forklif Dongkrak
wordpress.com yohan46.blogspot.com

4) Keran, klep dan katup. (pos 84.81).


Gambar 4. Keran dan klep

Kran-air Kran
www.solopos.com http://webtugumas.com

6
5) Bantalan peluru atau bantalan guling, dan peluru baja gosok (pos 84.82).

Gambar 5. Bearing (bantalan peluru)

Bantalan peluru Bantalan peluru (jenis guling)


artikel-kependidikan.blogspot.com artikel-
kependidikan.blogspot.com

6) Poros penggerak dan sejenisnya (pos 84.83)


Gambar 6. Poros penggerak

Poros penggerak mesin (crankshaft) Poros pengerak roda belakang


otomaster.wordpress.com http://www.google.com4

IV. PENUTUP
Pemeriksa pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai perlu mempelajari
pengklasifikasian berbagai suku cadang kendaraan bermotor yang terdapat pada Bab 84
Bagian XVI BTKI. Jenis suku cadang kendaraan ini apabila diimpor tersendiri tidak
diklasifikasikan sebagai bagian dari kendaraan bermotor atau mesin, namun
diklasifikasikan pada posnya masing-masing sesuai yang tertera pada Explanatory
Notes Volume 4 yang dikeluarkan oleh WCO. Karena ketentuan ini tidak tertulis dalam
BTKI, maka diperlukan referensi Explanatory Notes dalam pengklasifikasiannya
==============================================================

7
Daftar Kepustakaan
1. Explanatory Notes, World Customs Organization, 2012
2. Buku tarif Kepabeanan Indonesia. Direktorat Jenderal bea dan Cukai. Kemementrian
Keuangan, Republik Indonesia, Tahun 2012
3. Republik Indonesia, Undang-Undang RI. Nomormor 17 Tahun 2006 Tentang
Perubahan Atas Undang - Undang Nomormor 10 Tahun 1995 Tentang
Kepabeanan. Jakarta. DJBC. 2006

Situs website :
1) artikel-kependidikan.blogspot.com
2) http://www.google.com4
3) Johan46.blogspot.com
4) lapakjava.blogspot.com
5) otomaster.wordpress.com
6) riwadgalang.blogspot.com
7) www.indonetwork.co.id
8) www.kios onderdil.com
9) www.solopos.com

Anda mungkin juga menyukai