Homomorfisma 130115212818 Phpapp02 PDF
Homomorfisma 130115212818 Phpapp02 PDF
A. PENDAHULUAN
Pada pertemuan sebelumnya telah diberikan pengertian grup, sub grup dan sifat-
sifatnya. Pada pertemuan kali ini, akan dibahas mengenai pengertian pemetaan atau
fungsi di antara dua grup, yang dinamakan dengan homomorfisma grup. Makalah ini
membahas uraian tentang pemetaan dari suatu struktur grup ke struktur grup yang lain.
Untuk mengikuti uraian materi dalam makalah ini, harus sudah dikuasai konsep
pemetaan, pemetaan injektif,surjektif dan bijektif. Selainitu juga harus dikuasai konsep
grup, grup simetri, grup siklik, sub grup, sub grup normal dan grup faktor.
Pembahasan dalam makalah ini dimulai dari pemetaan / fungsi. Kemudian
dilanjutkan dengan membahas homomorfisma yang meliputi definisi, teorema –
teorema dan sifat–sifat homomorfisma. Setelah mempelajari makalah ini, mahasiswa
diharapkan mampu :
1. Memahami konsep homomorfisma dan menggunakannya dalam struktur yang ada :
a. Mengidentifikasi apakah suatu pemetaan (fungsi) merupakan homomorfisma
atau bukan.
b. Membuktikan suatu fungsi merupakan homomorfisma atau tidak.
2. Memahami sifat-sifat sederhana dari homomorfisma :
a. Menjelaskan sifat-sifat dari homomorfisma.
b. Membuktikan sifat-sifat dalam homomorfisma.
c. Menentukan kernel suatu homomorfisma.
d. Menunjukkan kernel homomorfisma adalah sub group normal.
e. Membuktikan bahwa bayangan dari homomorfima adalah subgroup.
B. PEMBAHASAN
1. PEMETAAN / FUNGSI
Deskripsi Singkat :
Pembahasan yang pertama yakni mengenai definisi dan sifat – sifat fungsi serta
contoh soal.
b. Surjektif (Onto)
Misalkan f yaitu suatu fungsi yang memetakan A ke B, maka daerah hasil
f(A) dari fungsi f yaitu himpunan bagian dari B atau f(A) ⊂ B. apabila f(A) = B,
sehingga setiap elemen di B pasti merupakan peta dari sekurang – kurangnya
satu elemen di A maka dapat disimpulkan bahwa f yaitu suatu fungsi surjektif
atau “ f memetakan A onto B “ .
1
2
1 3
2 4
3 5
4 6
7
8
9
A B
f
Gambar 1.1
Ditanya :Termasuk fungsi apakah gambar 1.1 di atas dan jika f(x) = x2 maka
termasuk fung siapakah ? Jelaskan !
Jawab
Adapun fungsi pada A = {bilangan asli} yang didefinisikan dengan 𝑓 𝑥 = 2𝑥
adalah fungsi satu-satu, sebab kelipatan dua dari setiap dua bilangan yang
berlainan adalah berlainan pula.
Fungsi 𝑓 pada 𝑅 yang didefinisikan dengan 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 bukan suatu fungsi satu-
satu sebab 𝑓 −2 = 𝑓 2 .
a x
b y
c z
d
A B
Gambar 1.2
Ditanya :Termasuk fungsi apakah gambar 1.2 di atas dan jika𝑓 𝑥 = 𝑥 2 maka
termasuk fungsi apakah ? Jelaskan !
Jawab
Misal 𝐴 = 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 dan 𝐵 = {𝑥, 𝑦, 𝑧} dan fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 yang didefinisikan
dengan diagram panah adalah suatu fungsi yang surjektif karena daerah hasil 𝑓
adalah sama dengan kodomain dari 𝑓 (himpunan B).
Fungsi 𝑓: 𝑅 → 𝑅 yang didefinisikan dengan rumus 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 bukan fungsi
yang onto karena himpunan bilangan negatif tidak dimuat oleh hasil fungsi
tersebut.
a p
b q
c r
Gambar 1.3
Ditanya :Termasuk fungsi apakah gambar 1.3 di atas dan jika𝑓 𝑥 = 𝑥 2 maka
termasuk fungsi apakah ? Jelaskan !
Jawab
Relasi dari himpunan 𝐴 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} ke himpunan 𝐵 = {𝑝, 𝑞, 𝑟} yang didefinisikan
sebagai diagram diatas adalah fungsi bijektif.
Fungsi 𝑓 yang memasangkan setiap negara di dunia dengan ibu kota negara-
negara didunia adalah fungsi korespondensi satu-satu (fungsi bijektif), karena
tidak ada satu kotapun yang menjadi ibu kota dua negara yang berlainan.
2. HOMOMORFISMA GRUP
Deskripsi Singkat :
Pembahasan yang kedua pada makalah ini yaitu mengenai definisi, teorema –
teorema dan sifat – sifat homomorfisma.
Homomorfisma grup merupakan suatu pemetaan pada grup yang memenuhi sifat-
sifat tertentu.
Contoh 2.2.1:
Diketahui (Z, +) dan (R+, . ) keduanya merupakan grup. Didefinisikan ϕ : Z R+
dengan ϕ n = 2n untuk setiap n ∈ Ζ. Jelas ϕ merupakan fungsi dan ϕ (m + n) = 2m+n
= 2m .2n = ϕ m ϕ n . Jadi, ϕ merupakan homomorfisma grup yang dinamakan
monomorfisma.
Contoh 2.2.2:
Misalkan G = R – {0} adalah grup dari bilangan-bilangan real tak nol terhadap
perkalian, 𝐺 = {1, -1} juga grup terhadap perkalian. Telah ditunjukkan suatu
homomorfisma f dari G ke 𝐺 yang didefinisikan, ∀x ∈ G = R – {0} berlaku :
misalkan x,y ∈ G, x ≠ 0 dan y ≠ 0, karena R – {0} bilangan real tanpa nol, maka
1. x > 0, y > 0 3. x < 0, y > 0
f(x) = 1, f(y) = 1 f(x) = -1, f(y) = 1
f(xy) = f(x). F(y) f(xy) = f(x). F(y)
= (1). (1) = (-1). (1)
=1 = -1
Selanjutnya, karena bayangan f atau f(G) = {1, -1} = 𝐺 maka f suatu fungsi surjektif
(pada/onto) maka homomorfisma f adalah epimorfisma.
Contoh 2.2.3:
Homomorfisma h dari Z ke 2Z didefinisikan : h(a) = 2a untuk ∀a ∈ Ζ . Maka h
merupakan isomorfisma, sebab :
i. h injektif : ∀a,b ∈ Ζ, jika h(a) = h(b) maka 2a = 2b atau a = b
ii. h surjektif : ∀x ∈ 2Ζ, maka x = 2n = h(n), untuk suatu n ∈ Ζ
Contoh 2.2.4:
Ambil grup aditif bilangan bulat (Z,+). Buat pemetaan ϕ : Z Z sebagai berikut:
ϕ (x) = 2x. Maka ϕ (x+y) = 2(x+y) = 2x + 2y = ϕ(x) + ϕ(y), untuk setiap x,y Z.
Bentuk ϕ merupakan suatu endomorfisma.
Contoh 2.2.5:
Apakah pemetaan (G, . ), T : x – x adalah automorfisma dari Grup yang diberikan
Jawab:
Pengawetan:
𝑇 𝑥𝑦 = − 𝑥𝑦
= −(𝑥. − −𝑦 )
= −𝑥. −𝑦
= 𝑇(𝑥). 𝑇(𝑦)
Bukti :
1. Ambil sembarang a ∈ G.
Diperoleh 𝜙(a) = 𝜙(ae)
↔ 𝜙(a) = 𝜙(a) 𝜙(e)
↔ 𝜙(a)-1 𝜙(a) = (𝜙(a)-1 𝜙(a)) 𝜙(e)
↔ 𝜙(a-1a) = (𝜙(a-1a)) 𝜙(e)
↔ 𝜙(e) = 𝜙(e) 𝜙(e)
↔ 𝑒 = 𝑒 𝜙(e)
↔ 𝑒 = 𝜙(e)
Jadi, 𝑒 identitas di 𝐺
−1
2. Akan dibuktikan 𝜙 𝑔−1 = 𝜙 𝑔
Bukti :
𝑔𝜖𝐺, 𝑔𝑔−1 = 𝑒
Sehingga
𝜙 𝑔𝑔−1 = 𝜙 𝑒 = 𝑒
𝜙 𝑔). 𝜙(𝑔−1 = 𝑒
𝑏. 𝑎 =𝑒
𝑏 −1 . 𝑏. 𝑎 = 𝑏 −1 . 𝑒
𝑒. 𝑎 = 𝑏 −1 . 𝑒
𝑎 = 𝑏 −1
𝜙 𝑔−1 = (𝜙 𝑔 )−1
Dengan menginduksi, berlaku untuk semua bilangan asli, maka didapat :
𝜙 𝑔−𝑛 = (𝜙 𝑔 )−𝑛
3. Untuk membuktikan sifat ketiga. Digunakan sifat 1 dan sifat 2 diatas dengan gn = e
(|g| = n) menunjukkan bahwa e = ϕ (e) = ϕ (gn) = (ϕ (g))n. Sehingga berdasarkan
teorema 4.1 pada buku Galian deketahui bahwa ak = e menunjukkan bahwa |a|
membagi k. Karenanya didapatkan | ϕ (g)| membagi |g| atau | ϕ (g)| membagi n
Teorema 4 : setiap subgrup normal dari grup G adalah Kernel dari homomorfisma G.
Khususnya, subgrup normal N adalah kernel pemetaan g gN dari G ke G/N
Bukti :
Definisi 𝜙 : G G/N dengan 𝜙(g) = gN. (Pemetaan ini disebut homomorfisma natural
dari G ke G/N). Maka 𝜙(xy) = (xy)N = xNyN = 𝜙(x) 𝜙(y). Selain itu g ∈ Ker(𝜙) jika
dan hanya jika gN = 𝜙(g) = N. Benar jika dan hanya jika g ∈ N (lihat sifat 2 pada
lemma di bab 7 buku Galian)
Contoh Soal :
1. Misalkan (G, *) adalah grup, maka fungsi f : G G sehingga f(x) = x untuk setiap
x ∈ G adalah homomorfisma. Faktanya :
f(x*y) = x*y = f(x)*f(y)
2. Diberikan grup (M2 (R), + ) dan (R, +). Diberikan fungsi g: M2 (R) R dengan
a b a b
definisi g = a + b − c − d, untuk ∈ M2 (R). Buktikan bahwa g
c d c d
merupakan homomorfisma grup.
Jawab :
a b e f
Diambil sembarang A, B ∈ M2 (R), misalkan A = dan B = , maka
c d g h
diperoleh bahwa
a b e f
g A+B = g +
c d g h
a+e b+f
=g
c+g d+h
= a+e+b+f− c+g − d+h
=a+e+b+f−c−g−d−h
= a + b − c − d + (e + f − g − h)
a b e f
=g +g
c d g h
=g A +g B
Terbukti bahwa g merupakan homomorfisma grup
Kasus 3: satu ganjil, satu genap. Maka α. β adalah ganjil. Misalkan α adalah ganjil
dan β adalah genap.
sgn(α. β) = −1
= (−1)(+1)
= sgn(α)sgn(β)
ker(sgn) = {x ∈ G|sgn(x) = 1}
= {x ∈ G|x is an even permutation}.
Jawab :
Misalkan α, β ∈ G. Keduanya rotasi, keduanya refleksi, atau satu refleksi dan yang
lainnya rotasi
Kasus 1: keduanya rotasi. Maka α. β adalah rotasi.
𝜙 (α. β) = +1
= (+1)(+1)
= 𝜙 (α) 𝜙 (β)
Kasus 3: satu refleksi dan yang lainnya rotasi. Maka, α. β refleksi. Misalkan α
adalah refleksi dan β adalah rotasi.
𝜙 (α. β) = −1
= (−1)(+1)
= 𝜙 (α) 𝜙 (β)
ker(𝜙) = {x ∈ G| 𝜙 (x) = 1}
= {x ∈ G|x is an even permutation}.
5. Suppose that 𝜙 is a homomorphism from Z30 to Z30 and that Ker(𝜙) = {0; 10; 20}.
If 𝜙 (23) = 9, determine all elements that map to 9.
Jawab :
Kita butuh menemukan 𝜙-1(9).
Dari teorema 1 poin 5. Jika 𝜙 (g) = 𝑔, maka 𝜙-1 (𝑔) = 𝑥 ∈ 𝐺 | 𝜙 𝑥 = 𝑔 = 𝑔
Ker 𝜙.
Di Z30 adalah operasi penjumlahan mod 30. Maka teorema 1 poin 5 menjadi :
Jika 𝜙 (g) = 𝑔, maka 𝜙-1 (𝑔) = 𝑔 + Ker 𝜙, mod 30
Dari soal, kita ketahui bahwa 𝜙(23) = 9, maka :
𝜙-1 (9) = 23 + Ker 𝜙 = 23 + {0, 10, 20} mod 30 = {23, 3, 13}
Jadi, elemen pemetaan ke 9 adalah 3, 13, dan 23
GLOSARIUM